Anda di halaman 1dari 73

BAB 2

PEMBANGUNAN DAN PERTUMBUHAN EKONOMI

A. PEMBANGUNAN EKONOMI

1. Pengertian pembangunan ekonomi


Pembangunan Ekonomi (Economic Development) adalah pertumbuhan ekonomi yang
diikuti oleh perubahan-perubahan dalam struktur ekonomi dan corak kegiatan ekonomi
atau usaha meningkatkan pendapatan per kapita dengan jalan mengolah kekuatan
ekonomi potensial menjadi ekonomi riil melalui penanaman modal, penggunaan tehnologi,
penambahan pengetahuan, peningkatan keterampilan, penambahan kemampuan
berorganisasi dan manajemen. Terjadinya pembangunan ekonomi, struktur ekonomi akan
mengalami perubahan dari sektor pertanian ke sektor industri atau dari sektor primer ke
sekunder maupun ke tersier. Terjadinya perubahan struktur ekonomi akan berakibat pula
perubahan peranannya terhadap pendapatan nasional maupun kesempatan kerja. Oleh
sebab itu, sumbangan yang diberikan oleh masing-masing sektor akan mengalami
perubahan dengan adanya pembangunan ekonom.

Pembangunan ekonomi yang dilaksanakan selalu membawa dampak, baik positif maupun
negatif. Dampak positif pembangunan ekonomi terutama terbukanya lapangan kerja,
bertambahnya pendapatan, tersedianya fasilitas umum, dan terjadinya perubahan struktur
ekonomi dalam masyarakat yang biasa terpusat pada sektor ekonomi beralih ke industri.
Dan dampak negatifnya adalah meningkatkan urbanisasi, terjadinya pencemaran serta
kerusakan pada lingkungan hidup akibat limbah pembangunan dan pemakaian zat kimia.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi pembangunan ekonomi


Faktor-faktor yang mempengaruhi pembangunan ekonomi antara lain sebagai berikut.
a. Sumber-sumber ekonomi yang produktif artinya kemampuan untuk meningkatkan usaha
dalam memanfaatkan sumber ekonomi yang sudah ada.
b. Pendapatan nasional atau produksi nasional artinya jumlah nilai tambah yang dihasilkan
oleh seluruh unit usaha, yang nantinya dapat memengaruhi pendapatan per kapita.
c. Tingkat konsumsi potensial artinya memprioritaskan kebutuhan yang lebih penting
untuk didahulukan, sehingga dapat mengatur penggunaan dana yang ada.

3. Indikator keberhasilan pembangunan ekonomi


a. Peningkatan pertumbuhan ekonomi negara
b. Peningkatan Gross National Product (GNP) dan pendapatan perkapita
c. Distribusi pendapatan yang relative merata
d. Menurunya angka kemiskinan, angka pengangguran dan tingkat kematian
e. Pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya
f. Meningkatnya industri manufaktur
g. Menstabilkan nilai uang rupiah
h. Pertumbuhan sejumlah industri di dalam negeri sehingga mempengaruhi peningkatan
ekspor
i. Indeks kualitas hidup dan indeks pembangunan manusia meningkat
j. Meningkatnya ketahanan pangan, energi dan air
k. Meningkatnya gizi dan kesehatan masyarakat
l. Peningkatan investasi, baik jumlah PMA (Penanaman Modal Asing) dan PMDN
(Penanaman Modal Dalam Negeri), dan jumlah FDI (Foreign Direct Investment) yaitu
investasi langsung oleh pihak asing.
4. Masalah-masalah pembangunan ekonomi di negara berkembang
Masalah pembangunan ekonomi di negara berkembang adalah:
1. Tingkat pendidikan yang rendah, sehingga pengetahuan yangdiperolehsedikit
2. Pertanian Tradisional
3. Taraf hidup yang rendah
4. Produktivitas yang rendah
5. Kekurangan modal dan tenaga ahli
6. Laju pertambahan penduduk yang tinggi atau perkembangan penduduk pesat
7. Masalah menciptakan kesempatan kerja dan pengangguran
8. Ketergantungan pada sektor pertanian
9. Kemalasandanketidakdisiplinanseseorang.
10. Sikap yang tidak mendorong berproduksi.

5. Kebijakan dan strategi pembangunan


Kebijakan dan strategi pembangunan untuk Mempercepat Pemulihan Ekonomi Nasional,
dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Mempercepat pemulihan ekonomi nasional untuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi
yang berkesinambungan yang diikuti oleh stabilitas harga dan nilai tukar rupiah,
penyelesaian utang negara, penumbuhan kredibilitas dan kepercayaan, penciptaan
lapangan kerja, penanggulangan pengangguran, dan kemiskinan.
2. Memperjelas koordinasi, wewenang, dan tanggung jawab lembaga-lembaga negara
terkait dalam rangka mempercepat pemulihan ekonomi.
3. Menghindari ekonomi biaya tinggi melalui penataan kelembagaan negara, reformasi
birokrasi, pemberantasan segala bentuk pungutan liar dan KKN.
4. Memperbaiki peran negara sebagai regulator dan fasilitator dalam kegiatan ekonomi
kecuali cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai hajat
hidup orang banyak.
5. Memperbaiki struktur perekonomian nasional dengan memperluas partisipasi dan
emansipasi masyarakat termasuk kesetaraan gender dalam rangka mendorong dan
meningkatkan perekonomian rakyat serta menata kembali sistem distribusi kebutuhan
masyarakat sebagai produsen dan konsumen untuk mendorong peningkatan
produktivitas.
6. Pengelolaan ekonomi diprioritaskan kepada pemerataan akses terhadap sumber daya
ekonomi nasional dengan mengutamakan penyediaan infrastruktur ekonomi yang
terintegrasi, penciptaan lapangan kerja untuk mendorong pertumbuhan ekonomi,
perbaikan distribusi pendapatan dalam rangka peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Berdasarkan Nota Keuangan dan RAPBN, dijelaskan bahwa Kebijakan ekonomi makro akan
diselaraskan dengan tema pembangunan nasional yang tercantum dalam Rencana Kerja
Pemerintah (RKP), misal RKP tahun 2014, yaitu “Memantapkan Perekonomian Nasional
Bagi Peningkatan Kesejahteraan Rakyat yang Berkeadilan”. Tema RKP tersebut dijabarkan
dalam 3 (tiga) kebijakan strategis nasional, yakni:
(a) pemantapan perekonomian nasional;
(b) peningkatan kesejahteraan rakyat; dan
(c) pemeliharaan stabilitas sosial dan politik.
Dalam kerangka tersebut, asumsi dasar ekonomi makro yang dijadikan acuan dalam
menyusun postur Rancangan Anggaran Penadapatan dan Belanja Negara (RAPBN)
direncanakan sebagai berikut:
(a) Peningkatan pertumbuhan ekonomi
(b) Kestabilan nilai tukar rupiah
(c) Penurunan inflasi
(d) Kestabilan suku bunga SPN
(e) Kestabilan harga minyak
(f) Peningkatan lifting minyak dan gas bumi.
B. PERTUMBUHAN EKONOMI

1. Pengertian pertumbuhan ekonomi


Pertumbuhan Ekonomi (Economic Growth) adalah perkembangan kegiatan dalam
perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksi dalam masyarakat
bertambah atau meningkat dalam jangka panjang. Atau dengan kata lain pertumbuhan
ekonomi adalah proses kenaikan GNP (PNB) atau GDP (PDB) atau Pendapatan Nasional
atau Produksi nasional atau Output Nasional atau Pendapatan Perkapita dengan tidak
disertai adanya perubahan hal lain. Petumbuhan ekonomi tersebut merupakan salah satu
indikator keberhasilan pembangunan.
Beberapa faktor penting yang menentukan pertumbuhan ekonomi :
1. Tanah dan kekayaan alam
2. Jumlah dan mutu penduduk dan tenaga kerja
3. Barang-barang modal dan tehnologi
4. Manajemen
5. Kewirausahaan (Entrepreneurship)
6. Sistem sosial dan sikap masyarakat
7. Luas pasar sebagai sumber pertumbuhan

2. Perbedaan pembangunan ekonomi dengan pertumbuhan ekonomi


Secara spesifik perbedaan pembangunan ekonomi dan pertumbuhan ekonomi adalah :
PEMBANGUNAN EKONOMI PERTUMBUHAN EKONOMI
1. Kenaikan kualitas hasil produksi 1. Kenaikan jumlah hasil produksi barang
barang dan jasa dan jasa
2. Kenaikan jumlah GNP dari tahun ke 2. Kenaikan jumlah GNP dari tahun ke
tahun lebih besar pada persentase tahun dan tidak memperhatikan
kenaikan jumlah penduduk apakah persentase kenaikannya lebih
besar atau lebih kecil dari pada
persentase kenaikan jumlah penduduk
3. Kenaikan GNP disertai perubahan 3. Kenaikan GNP tidak disertai perubahan
struktur ekonomi dan perkembangan struktur ekonomi dan perkembangan
iptek iptek
4. Kenaikan GNP disertai peningkatan 4. Kenaikan GNP tidak disertai
kesejahteraan masyarakat dan peningkatan kesejahteraan masyarakat
pemerataan distribusi pendapatan dan pemerataan distribusi pendapatan
5. Peningkatan kemakmuran 5. Peningkatan Pendapatan Nasional dan
Pendapatan Perkapita

3. Cara mengukur pertumbuhan ekonomi


Rumus untuk mengukur Pertumbuhan ekonomi
 GNP
x 100%
GNPto
Pertumbuhan ekonomi tahun t =
Keterangan :
∆ GNP : perubahan, yang diperoleh dari (GNP tahun ini – GNP tahun lalu)
GNPto : GNP sebelum berubah (GNP tahun lalu)

Contoh :
GNP tahun 2012 sebesar Rp 800,00 Trilyun dan GNP tahun 2013 sebesar Rp 900,00 trilyun,
maka besarnya pertumbuhan ekonomi tahun 2013 adalah :
900  800
Tingkat Pertumbuhan Ekonomi tahun 2013 = 800 x 100% = 12,5%
Sementara itu, tolok ukur yang paling baik untuk menunjukkan adanya perkembangan
ekonomi suatu negara adalah Pendapatan Nasional Bruto Riil (PNB Riil) yang dapat dihitung
dengan rumus:
Rumus Pendapatan Nasional Bruto Riil (PNB Riil)
IH to IH to = Indeks harga pada tahun sebelumnya
PNB Riil t n = ---------- x PNB tn PNB Riil tn = PNB Riil pada tahun n
IH tn IH tn = Indeks harga pada tahun n
PNB tn = PNB pada tahun n

Contoh :
Pada tahun 2012 PNB suatu Negara Rp 794 trilyun dan pada tahun 2013 PNB menjadi Rp
904 trilyun. Sedangkan Indeks harga tahun 2012 140 dan Indeks harga tahun 2013 175.
Tentukan besarnya PNB Riil tahun 2013.
Jawab :
140
PNB Riil tahun 2013 = 175 x Rp 904 trilyun = Rp 723,2 trilyun

4. Teori pertumbuhan ekonomi


Berikut ini diuraikan teori-teori pertumbuhan ekonomi dari pemikiran ekonomi, yaitu :
1. Teori Pertumbuhan Ekonomi Menurut Aliran Merkantilisme.
Menurut Aliran Merkantilisme pertumbuhan ekonomi atau perkembangan ekonomi
suatu negara ditemtukan oleh peningkatan perdagangan internasional dan penambahan
pemasahan hasil industri serta surplus dalam neraca perdagangan suatu negara.

2. Teori Pertumbuhan Ekonomi Menurut Aliran Klasik


a. Adam Smith
Adam Smith mengemukakan teori pertumbuhan ekonomi dalam sebuah buku yang
berjudul ”An Inquiry Into the Nature and Causes of the Wealth of Nations” atau
dengan ringkas The Wealth of Nations tahun 1776. Menurut Adam Smith, ada
empat factor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi, yaitu : Jumlah
penduduk, Jumlah stok barang-barang modal, Luas tanah dan kekayaan alam, dan
Tingkat tehnologi yang digunakan serta adanya spesialisasi dan pembagian kerja
internasional. Sedangkan sumber kemakmuran menurut aliran kalsik adalah kerja
atau kerja yang produktif.
b. David Recardo
David Recardo mengemukakan teori pertumbuhan ekonomi dalam sebuah buku
yang berjudul ”The Principles of Political Economy and Taxation”. Menurut David
Recardo pertumbuhan ekonomi suatu Negara ditentukan oleh pertumbuhan
penduduk. Dengan bertambahnya penduduk akan menambah tenaga kerja dan
akan membutuhkan tanah atau alam.

3. Teori Pertumbuhan Ekonomi Neo Klasik


a. Joseph Schumpeter
Teori Schumpeter menekankan tentang pentingnya peranan pengusaha dalam
menciptakan pertumbuhan ekonomi dan para pengusaha merupakan golongan yang
akan terus menerus membuat perbaruan atau inovasi dalam ekonomi, sehingga
tingkat pertumbuhan perekonomian suatu negara terjadi jika para pengusaha terus
menerus mengadakan inovasi dan mampu pengadakan kombinasi baru atas
investasinya atau proses produksinya, diantaranya :
a. Penggunaan teknik produksi yang baru
b. Penemuan bahan dasar yang baru
c. Pembukaan daerah pemasaran yang baru
d. Penggunaan manajemen yang baru
e. Penggunaan teknik pemasaran yang baru,
a. Harrod – Domar
Dalam analisis teori pertumbuhan ekonomi Menurut Teori Harrod – Domar,
bertujuan untuk menjelaskan syarat yang harus dipenuhi supaya perekonomian
dapat mencapai Pertumbuhan yang teguh (Steady Growth) dalam jangka panjang.
Asusmsi yang digunakan oleh Harrod-Domar dapat teori pertumbuhan ekonomi
ditentukan oleh beberapa hal, yaitu :
- Tahap awal perekonomian telah mencapai tingkat full
employment
- Perekonomian terdiri dari sektor rumah tangga (konsumen) dan
sektor perusahaan (produsen)
- Fungsi tabungan dimulai dari titik nol, sehingga besarnya
tabungan proporsional dengan pendapatan
- Hasrat menabung batas (Marginal Propencity to save) besarnya
tetap
Sehingga menurut Harrod – Domar pertumbuhan ekonomi yang teguh akan
mencapai kapasitas penuh (full capacity) dalam jangka panjang.
b. Sollow Swan
Menurut teori Sollow–Swan, ada 4 anggapan dasar dalam menjelaskan
pertumbuhan ekonomi, yaitu :
- Tenaga kerja (Penduduk) tumbuh dengan laju tertenti
- Fungsi produksi Q = f (K,L) berlaku bagi setiap periode (K :
Kapital, L : Labour)
- Adanya kecenderungan menabung dari masyarakat
- Semua tabungan masyarakat diinvestasikan
2. Teori Pertumbuhan Ekonomi Menurut Aliran Historis
a. Friederich List (1789 – 18456)
Menurut Friederich List perkembangan ekonomi ditinjau dari tehnik berproduksi
sebagai sumber penghidupan.Tahapan pertumbuhan ekonominya antara lain :Masa
berburu atau mengembara, Masa beternak atau bertani, Masa bertani dan
kerajinan, Masa kerajinan Industri dan Perdagangan. Buku hasil karyanya berjudul
Das Nationale System der Politischen Oekonomie (1840).
b. Bruno Hildebrand (1812 – 1878)
Menurut Bruno Hildebrand, perkembangan ekonomi ditinjau dari cara pertukaran
(tukar-menukar) yang digunakan dalam masyarakat.Tahap pertumbuhan
ekonominya :
a) Masa Pertukaran dengan natura (barter),
b) Masa pertukaran dengan uang,
c) Masa pertukaran dengan kredit/giral.
Pendapatnya ditulis dalam sebuah buku yang berjudul Die National Ekonomie der
gegenwart und Zukunfit (1848).
c. Karl Bucher (1847 – 1930)
Menurut Karl Bucher, perkembangan ekonomi ditinjau dari jarak antara produsen
dengan konsumenTahap pertumbuhan ekonominya antara lain :
a) Rumah tangga tertutup,
b) Rumah tangga kota,
c) Rumah tangga bangsa,
d) Rumah tangga dunia.
d. Werner Sombart (1863 – 1941)
Menurut Werner Sombart, perkembangan ekonomi ditinjau dari susunan organisasi
dan idiologi masyarakat.Tahapan pertumbuhan ekonomi sebagai berikut :
a) Zaman perekonomian tertutup,
b) Zaman perekonomian Kerajian dan pertukangan,
c) Zaman perekonomian Kapitalis (Kapitalis purba, madya, raya dan akhir)
Karyanya ditulis dalam sebuah buku yang berjudul Der Moderne Kapitalismus (1927),
e. W.W. Rostow
W.W. Rostow dalam bukunya yang berjudul The Stage of Economic Growth membagi
pertumbuhan ekonomi menjadi lima tahap atas dasar kemajuan tingkat teknologi.
Kelima tahap itu adalah :
a) Masayarakat tradisional,
b) Prasyarat lepas landas,
c) Lepas landas,
d) Gerakan kearah kedewasaan,
e) Konsumsi tinggi.
SOAL PERTEMUAN I

Jawablah dengan singkat dan jelas menurut pendapat anda!


1. Jelaskan pengertian pembangunan ekonomi !
2. Identifikasikan indikator keberhasilan dan kegagalan
pembanguan ekonomi
3. Identifikasikan permasalahan pembangunan ekonomi
negara berkembang
4. Identifikasikan permasalahan pembangunan ekonomi
negara maju
5. Identifikasikan kebijakan untuk mencapai keberhasilan
pembangunan ekonomi

Score : Setiap soal memiliki score 5


Jumlah Score x 10
Nilai akhir :
2,5

Tugas Mandiri :
Carilah pembahasan melalui internet tentang Permasalahan pembangunan Ekonomi Indonesia
dan Cara mencapai keberahsilan pembangunan ekonomi Indonesia atau Kebijakan
Pembangunan Ekonomi Indonesia
Tugas Kelompok :
Carilah pembahasan melalui internet tentang Permasalahan pembangunan Ekonomi salah satu
Negara Maju dan Cara mencapai keberahsilan pembangunan ekonomi salah satu Negara maju
tersebut atau Kebijakan Pembangunan Ekonomi salah satu Negara maju tersebut

SOAL PERTEMUAN II

Jawablah dengan singkat dan jelas menurut pendapat anda!


1. Jelaskan pengertian pertumbuhan ekonomi !
2. Identifikasikan faktor yang menentukan pertumbuhan ekonomi!
3. Jelaskan perbedaan antara pembangunan ekonomi dan pertumbuhan ekonomi !
4. Perhatikan data berikut dan isilah besarnya pertumbuhan ekonomi dan besarnya
pendapatan perkapita dari tahun 2008 sampai dengan 2013
Pendapatan Pertumbuhan Jumlah
PDB / GNP Tahun .No
Perkapita Ekonomi Penduduk
............... ............... 150 juta jiwa Rp 400 Trilyun 2008 .1
............... ............... 160 juta jiwa Rp 500 Trilyun 2009 .2
............... ............... 170 juta jiwa Rp 600 Trilyun 2010 .3
............... ............... 180 juta jiwa Rp 700 Trilyun 2011 .4
............... ............... 190 juta jiwa Rp 800 Trilyun 2012 .5
............... ............... 200 juta jiwa Rp 1.000 2013 .6
Trilyun

2. Perhatikan data PNB nominal dan Indeks harga berikut ini !


(Dalam trilyun rupiah)
2014 2013 2012 2011 2010 2009 Keterangan
Rp 900 Rp 700 Rp 600 Rp 500 Rp 450 Rp 400 PNB Nominal
300 250 200 150 125 100 Indeks Harga
Hitunglah PNB Riil dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2014
Score : Setiap soal memiliki nilai 5
Jumlah Nilai
Nilai akhir :
2,5

Tugas Mandiri :
Carilah data melalui internet pertumbuhan ekonomi Indonesia 5 tahun terakhir dan bagaimana
cara meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia

SOAL PERTEMUAN III

Jawablah dengan singkat dan jelas menurut pendapat anda!


7. Bagaimana teori partumbuhan ekonomi yang dikemukakan oleh aliran merkatilisme!
8. Bagaimana teori partumbuhan ekonomi yang dikemukakan oleh aliran klasik!
9. Bagaimana teori partumbuhan ekonomi yang dikemukakan oleh aliran neoklasik Harrod-
Domar!
10. Bagaimana teori partumbuhan ekonomi yang dikemukakan oleh Friederich List!
11. Bagaimana teori partumbuhan ekonomi yang dikemukakan oleh WW Rostow!

Score : Setiap soal memiliki nilai 5


Jumlah Nilai
Nilai akhir :
2,5

Tugas Kelompok :
Carilah data melalui internet pertumbuhan ekonomi salah satu Negara maju 5 tahun terakhir
dan bagaimana cara meningkatkan pertumbuhan ekonomi salah satu Negara maju t esrebut.
BAB 2
KETENAGAKERJAAN

1. Pengertian ketenagakerjaan, kesempatan kerja, tenaga kerja dan angkatan kerja


Menurut UU nomor 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, dapat dijelaskan sebagai
berikut :
a. Ketenagakerjaan adalah segala hal yang berhubungan
dengan tenaga kerja pada waktu sebelum, selama dan sesudah masa kerja.
b. Tenaga Kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan
pekerjaan guna menghasilkan barang dan/atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan
sendiri maupun untuk masyarakat.
Sedangkan Angkatan Kerja adalah penduduk usia kerja (15 tahun dan lebih) yang bekerja,
atau mempunyai pekerjaan namun sementara tidak bekerja dan pengangguran. Dan bekerja
adalah suatu kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh atau
membantu memperoleh pendapatan atau keuntungan, dengan lama bekerja paling sedikit 1
jam secara terus-menerus dalam seminggu yang lalu (termasuk pekerja keluarga tanpa upah
yang membantu dalam suatu kegiatan ekonomi)
Kesempatan kerja mempunyai dua pengertian, yaitu:
1) Dalam arti sempit, kesempatan kerja adalah banyak sedikitnya tenaga kerja yang
mempunyai kesempatan untuk bekerja,
2) Dalam arti luas, kesempatan kerja adalah banyak sedikitnya faktor-faktor produksi yang
mungkin dapat ikut dalam proses produksi.
Kesempatan kerja (employment) dibagi lagi menjadi dua kelompok, yaitu:
1) Mereka yang bekerja penuh (full employment), yaitu mereka yang sudah bekerja dan
memenuhi syarat antara lain: bekerja 40 jam kerja perminggu, memiliki upah minimum
regional, dan sesuai dengan latar belakang pendidikan/keahlian)
2) Mereka yang masih setengah menganggur
Faktor yang mempengaruhi kesempatan kerja:
1) Usia tenaga kerja
2) Tingkat pendidikan, pengetahuan, keterampilann dan keahlian
3) Lapangan kerja yang tersedia/permintaan dan kebutuhan tenaga kerja
4) Jumlah angkatan kerja yang tersedia
5) Besarnya permintaan total masyarakat (permintaan efektif)
6) Besarnya investasi yang dilakukan perseorangan dan badan usaha swasta
7) Kemampuan pemerintah dalam melaksanakan pembangunan
8) Ekspor dan impor yang dilakukan
9) Kebijakan pajak yang dijalankan oleh pemerintah
10) Kerjasama dengan negara lain, yang mampu menciptakan kesempatan kerja di luar
negeri
Perbandingan antara jumlah angkatan kerja dengan jumlah penduduk usia kerja dinyatakan
dalam Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK), yang dapat dihitung dengan rumus :
Angkatan Kerja
TPAK = x 100%
Penduduk Berusia 15 – 64 tahun

2. Upaya meningkatkan kualitas tenaga kerja


1) Latihan kerja untuk pengembangan keahlihan dan keterampilan kerja
(profesionalisme) tenaga kerja
2) Pemagangan melalui latihan kerja di tempat kerja
3) Perbaikan gizi dan kesehatan
4) Meningkatkan tingkat pendidikan masyarakat melalui pendidikan formal, kursus-
kursus kejuruan, dan lain-lain

3. Sistem upah
a. Upah Buruh adalah pendapatan yang diterima buruh dalam bentuk uang yang
mencakup bukan hanya komponen upah / gaji, tetapi juga lembur dan tunjangan-
tunjangan yang diterima secara rutin / regular (tunjangan transport, uang makan dan
tunjangan lainnya sejauh diterima dalam bentuk uang), tidak termasuk Tunjangan Hari
Raya (THR), tunjangan bersifat tahunan, kuartalan, tunjangan-tunjangan lain yang
bersifat tidak rutin dan tunjangan dalam bentuk natura.
b. Upah pekerja dan kebutuhan fisik minimum, maksudnya bahwa penetapan tingkat
upah dan gaji bagi pekerja merupakan kebijakan yang sangat penting untuk peningkatan
taraf hidup perkerja dan keluarganya, yang merupakan kebutuhan fisiknya.
c. Produktivitas tenaga kerja adalah nilai output (hasil produksi) yang dikerjakan oleh
sejumlah tenaga kerja
d. Ada dua macam upah, yaitu:
1) Upah/pendapatan nominal, yaitu jumlah upah yang diterima buruh dalam
bentuk uang
2) Upah/pendapatan riil, yaitu jumlah barang/jasa yang dapat dibeli dengan upah
nominal
e. Di Indonesia, sistem upah yang diberlakukan adalah dengan menggunakan dasar
upah minimum regional (UMR) atau upah minimum propinsi (UMP), artinya pengusaha
harus memberi upah tenaga kerja minimal sebesar UMR/UMP tersebut. UMR/UMP
tidak sama besarnya untuk tiap-tiap daerah. Salah satu penyebabnya adalah kemahalan
di setiap daerah tidak sama.
f. Macam-macam cara pemberian upah, antara lain:
1) Upah waktu/jangka, artinya upah dihitung berdasarkan lamanya bekerja
(jam/hari/minggu/bulan)
2) Upah borongan, artinya upah dihitung berdasarkan kesepakatan bersama untuk
menyelesaikan suatu proyek tertentu
3) Upah satuan, artinya upah dihitung berdasarkan banyaknya barang yang
dihasilkan
4) Upah skala berubah, artinya upah buruh tergantung hasil penjualan perusahaan
dengan terlebih dahulu ditentukan upah minimalnya
5) Upah indeks, artinya upah ditentukan oleh indeks hidup buruh dan keluarganya
6) Upah partisipasi, artinya buruh mendapat upah tertentu dan bagian laba
7) Upah co partnership, artinya buruh mendapat upah tertentu dan bagian laba
berupa saham

4. Pengangguran
a. Pengertian dan Jenis pengangguran
Pengangguran adalah penduduk yang tidak bekerja tetapi sedang mencari pekerjaan
atau mempersiapkan suatu usaha baru atau penduduk yang tidak mencari pekerjaan
karena merasa tidak mungkin mendapatkan pekerjaan atau penduduk yang tidak
mencari pekerjaan karena sudah diterima bekerja / mempunyai pekerjaan tetapi belum
mulai bekerja.
Tingkat pengangguran dihitung dengan rumus :
Jumlah Pengangguran
Tingkat Pengangguran = x 100%
Jumlah Angkatan Kerja
Pengangguran yang terjadi pada suatu negara, disebabkan oleh beberapa
jenis,diantaranya :
1. Pengangguran Ketidakcakapan adalah pengangguran yang terjadi karena
seseorang mempunyai cacat fisik atau jasmani, sehingga dalam dunia perusahaan
mereka sulit untuk diterima menjadi pekerja/karyawan.
2. Pengangguran Musiman adalah pengangguran yang biasa terjadi pada sektor
pertanian, misalnya pada musim paceklik. Pada musim ini banyak pekerja atau petani
yang menganggur, karena musimnya yang tidak menguntungkan bagi petani.
3. Pengangguran Friksional (peralihan) adalah pengangguran yang terjadi karena
penawaran tenaga kerja lebih banyak dari pada permintaan tenaga kerja atau tenaga
kerja yang sudah bekerja tetapi menginginkan pindah pekerjaan lain, sehingga belum
mendapatkan tempat pekerjaan yang baru. Kelebihan tersebut menimbulkan adanya
pengangguran.
4. Pengangguran karena upah terlalu tinggi artinya pengangguran yang terjadi
karena para pekerja atau pencari kerja menginginkan adanya upah atau gaji terlalu
tinggi, sehingga para pengusaha tidak mampu untuk memenuhi keinginan tersebut,
sehingga menimbulkan adanya pengangguran.
5. Pengangguran Struktural adalah pengangguran yang terjadi karena terdapat
kelebihan faktor produksi, khususnya faktor produksi tenaga kerja. Bila suatu
perusahaan atau pengusaha terjadi kelebihan semacam ini, maka akan terdapat
pengangguran faktor produksi tersebut, sehingga menimbulkan adanya
pengangguran.
6. Pengangguran Voluntary adalah pengangguran karena seseorang secara sukarela tidak
mau bekerja.
7. Pengangguran Tehnologi

b. Cara-Cara Mengatasi Pengangguran


Adapun cara-cara untuk mengatasi pegangguran antara lain :
a. Memperluas kesempatan kerja, dengan membuka
lapangan kerja baru, baik dibidang pertanian, bidang industri, bidang perdagangan
maupun bidang jasa.
b. Meningkatkan kualitas pendidikan, sehingga para lulusan sudah siap pakai
untuk menjadi tenaga yang trampil.
c. Meningkatkan kualitas tenaga kerja, dengan memberikan pendidikan
ketrampilan melalui pendidikan formal dan non formal.
d. Memberikan kesempatan kerja ke luar negeri, melalui penyaluran Tenaga
Kerja Indonesia (TKI).
e. Mendorong tumbuh berkembangnya usaha-usaha atau industri rumah
tangga.
f. Memberikan peranan KB untuk menekan laju pertumbuhan penduduk.
Berdasarkan sebab-sebab terjadinya pengangguran, maka cara mengatasinya dapat
diuraikan sebagai berikut :
No. Jenis Pengangguran Cara Mengatasi Pengangguran
1. Ketidakcakapan Memberikan ketrampilan yang sesuai dengan konidisi
fisiknya
2. Musiman Pemberian informasi yang jelas tentang adanya
lowongan kerja pada bidang lain dan melatih seseorang
pada masa menunggu musim tertentu
3. Friksional Mengusahakan informasi yang lengkap tentang
permintaan dan penawaran tenaga kerja, sehingga
mempermudah dalam pengambilan keputusan
4. Upah terlalu tinggi Memberikan pemahaman tentang kondisi ekonomi
suatu usaha atau perusahaan, sehingga tidak terlalu
menimbulkan tuntutan
5. Struktural Memindahkan tenaga kerja dari tempat yang tidak
membutuhkan ke tempat yang membutuhkan,
meningkatkan mobilitas tenaga kerja, dan mendirikan
industri padat karya
6. Tehnologi Meningkatkan pendidikan dan pelatihan tenaga kerja
agar memiliki pengetahuan sesuai yang diinginkan,
serta meningkatkan pengetahuan tentang
perkembangan tehnologi
7. Siklis / Konjungtur Peningkatan daya beli masyarakat, mengadakan proyek
umum seperti membangun jalan, jembatan, irigasi dan
kegiatan lainnya
SOAL PERTEMUAN IV

Jawablah dengan singkat dan jelas menurut pendapat anda!


1. Jelaskan pengertian Ketenagakerjaan pengangguran!
2. Jelaskan perbedaan antara kesempatan kerja, bekerja dan angkatan kerja
3. Bagaimana hubungan antara kesempatan kerja, angkatan kerja, bekerja dan pengangguran!
4. Jika diketahui jumlah angkatan kerja 400 juta jiwa, penduduk usia kerja 500 juta jiwa dan jumlah
penduduk suatu negara 750 juta jiwa, hitunglah besarnya tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK)!
5. Identifikasikan upaya-upaya untuk meningkatkan kualitas tenaga kerja !

Score : Setiap soal memiliki nilai 5


Jumlah Nilai
Nilai akhir :
5

TUGAS MANDIRI
Carilah data melalui internet tentang jumlah penduduk Indonesia, jumlag penduduk usia kerja,
jumlah angkatan kerja, jumlah penduduk yang bekerja dan pengangguran pada tahun 2012 dan
2013 dan grafiknya!

SOAL PERTEMUAN V
Jawablah dengan singkat dan jelas menurut pendapat anda!
1. Jika pertumbuhan ekonomi suatu negara meningkat dan pembangunan ekonomi berjalan dengan
lancar, serta terdapat peningkatan pendapatan nasional dan pendapatan perkapita, maka
bagaimana pengaruhnya terhadap kesempatan kerja ? Jelaskan !
2. Jelaskan sistem upah yang digunakan di Indonesia!
3. Identifikasikan macam-macam sistem upah atau cara pemberian upah!
4. Identifikasi jenis pengangguran berdasarkan sebabnya!
5. Bagaimana cara mengatasi pengangguran? Jelaskan!

Score : Setiap soal memiliki nilai 5


Jumlah Nilai
Nilai akhir :
5

Tugas Mandiri :
Carilah data melalui internet tentang banyaknya pengangguran di Indonesia 5 tahun
terakhir dan bagaimana cara mengatasi pengangguran di Indonesia
Tugas Kelompok :
Carilah data melalui internet tentang banyaknya pengangguran salah satu Negara maju
5 tahun terakhir dan bagaimana cara mengatasi pengangguran di salah satu Negara
maju tersebut
BAB 3

PENDAPATAN NASIONAL
1. Pengertian Dan Manfaat Pendapatan NasionaL
Pendapatan Nasional (National Income) adalah keseluruhan barang dan jasa yang
dihasilkan oleh suatu negara dalam waktu satu tahun. Istilah yang sering digunakan dalam
pendapatan nasional adalah Produk Dostik Bruto (PDB) atau Gross Domestic Product (GDP)
dan Produk Nasional Bruto (PNB) atau Gross National Product (GNP). Bila kita lihat kembali
pada materi pokok tentang arus lingkaran kegiatan ekonomi, rumah tangga konsumsi
menyerahkan jasa faktor produksi kepada perusahaan dan mereka akan menerima
pendapatan berupa sewa sebagai balas jasa tanah, upah dan gaji sebagai balas jasa tenaga,
bunga sebagai balas jasa modal, dan laba usaha atau keuntungan sebagai balas jasa
pengusaha. Jadi semua pendapatan sebagai balas jasa atas penyerahan faktor produksi
disebut pendapatan nasional.
Sedangkan manfaat perhitungan pendapatan nasional diantaranya :
1. Untuk mengetahui struktur perekonomian suatu negara, apakah agraris, industri dan
sebagainya.
2. Untuk mengetahui kemajuan ekonomi atau perkembangan perekonomian dari tahun ke
tahun, apakah mengalami kemajuan, kemunduran atau tetap.
3. Untuk mengetahui tingkat kemakmuran masyarakat setelah dibandingkan dengan
jumlah penduduk, yaitu tentang pendapatan perkapitanya.
4. Untuk membandingkan perekonomian antar negara di dunia.
5. Sebagai pedoman bagi pemerintah untuk mengambil kebijaksanaan yang berkaitan
dengan perencanaan pembangunan ekonomi nasional.
6. Untuk mengetahui penggunaan pendapatan masyarakat
7. sebagai pedoman untuk melaksanakan pembangunan

3. Komponen Pendapatan Nasional


Dalam perhitungan pendapatan nasional suatu negara dikenal beberapa komponen
pendapatan nasional, yaitu :
1) GDP (Gross Domestic Product = Produk Domestik Bruto) adalah jumlah seluruh produksi
yang dihasilkan masyarakat, baik masyarakat asing yang berada di dalam negeri,
maupun masyarakat nasional dalam waktu satu tahun.
PDB = Nilai barang/jasa yang dihasilkan DN + Barang/jasa yang dihasilkan warga Asing di
DN atau PDB = PNB – Pendapatan Faktor Produksi Netto dari Luar Negeri
2) NDP (Nett Domestic Product = Produk Domestik Bersih) adalah GDP setelah dikurangi
dengan penyusutan dan perbaikan barang modal
3) GNP (Gross National Product = Produk Nasional Bruto) adalah jumlah seluruh produk
yang dihasilkan oleh masyarakat suatu negara tanpa menghitung produk yang dihasilkan
oleh masyarakat asing di dalam negeri dalam waktu satu tahun.
PNB = Nilai barang dan jasa yang dihasilkan DN + Barang/jasa yang dihasilkan warga DN
di Luar Negeri atau PNB = PDB + Pendapatan Faktor Produksi Netto dari Luar Negeri.
Untuk negara berkembang besarnya PDB > PNB dan untuk negara maju PNB > PDB
4) NNP (Nett National Product = Produk Nasional Bersih) adalah GNP setelah dikurangi
dengan penyusutan dan perbaikan barang modal.
5) NNI (Nett National Income = Pendapatan Nasional Bersih) adalah NNP setelah dikurangi
dengan pajak tidak langsung, yang merupakan pendapatan nasional yang dihitung
berdasarkan balas jasa yang diterima para pemilik faktor produksi.
6) PI (Personal Income = Pendapatan Perseorangan) adalah NNI dikurangi dengan dana
sosial, pajak perusahaan, laba yang ditahan dan ditambah transfer payment pemerintah,
yang merupakan pandapatan yang diterima oleh masyarakat atau rumah tangga.
7) DI (Disposible Income = Pendapatan yang siap dibelanjakan) adalah pendapatan yang
benar-benar diterima oleh masyarakat dan siap untuk dibelanjakan. Besarnya DI yaitu PI
setelah dikurangi dengan pajak langsung/pajak personal/pajak perseorangan. DI
dipergunakan untuk dua sektor, yaitu :Saving (tabungan) Compsumtion (konsumsi)
Untuk memberikan gambaran tentang perhitungan pendapatan nasional, di bawah ini
diberikan contoh cara menghitung pendapatan nasional dalam suatu negara. Angka berikut
hanya merupakan
contoh saja, agar memudahkan cara berpikir.

(Dalam milyar Rupiah)


GDP (Gross Domestic Product) Rp 156.000,00
Produk yang dihasilkan masy. Asing di dalam negeri Rp 26.000,00
-
Rp 130.000,00
Produk yang dihasilkan masy. Nasional di luar negeri Rp 10.000,00
+
GNP (Gross National Product) Rp 140.000,00
Penyusutan dan penggantian barang modal Rp 15.000,00
-
NNP (Nett National Product) Rp 125.000,00
Pajak tidak langsung Rp 22.000,00
-
NNI (Nett National Income) atau NI (National Income) Rp 103.000,00
Dana sosial Rp 3.000,00
Laba yang ditahan Rp 6.000,00
Pajak perusahaan/perseroan Rp 12.000,00
+
Rp 21.000,00 -
Rp 82.000,00
Transfer pemerintah (Pembayaran pindahan pemerintah) Rp 8.000,00
+
PI (Personal Income) Rp 90.000,00
Pajak langsung Rp 4.000,00 -
DI (Disposible Income) Rp 86.000,00
Tabungan (saving) Rp 15.000,00 -
Pengeluaran konsumsi perseorangan Rp 71.000,00

3. Metode Perhitungan Pendapatan Nasional


Terdapat 3 Metode Perhitungan Pendapatan Nasional
a. Metode Produksi atau
Pendekatan Produksi (Produck Approach)
Perhitungan pendapatan nasional dengan metode produksi adalah dengan
menjumlahkan nilai tambah semua barang-barang dan jasa-jasa tersebut
dijumlahkan.
Rumus :
PN = (P 1 Q 1 ) + (P 2 Q 2 ) + ... + (P n Q n)

Jadi komponen pendapatan nasional dari sisi produksi, yaitu : macam produk,
jumlah produk yang terjual dari berbagai macam produk, dan harga jual produk.
Sehingga untuk lebih singkatnya dirumuskan sebagai berikut :
dimana : PN = Pendapatan Nasional
PN  PnQn Pn = Harga jual suatu produk
Qn = Hasil produksi

Metode produksi dapat digunakan untuk menghindari penghitungan ganda (double


counting) di dalam menghitung pendapatan nasional

b. Metode Pengeluaran atau


Pendekatan Pengeluaran (Expenditure Approach)
Dari sisi pengeluaran, pendapatan nasional dihitung dengan menjumlahkan
pengeluaran atau expenditure dari masing-masing sektor dalam perekonomian,
yaitu :
a. Pengeluaran konsumsi (C), meliputi semua pengeluaran rumah tangga
keluarga dan perseorangan serta lembaga swasta bukan perusahaan untuk
membeli barang dan jasa dalam memenuhi kebutuhan.
b. Pengeluaran Investasi (I) meliputi semua pengeluaran domestik (dalam
negeri) yang dilakukan oleh swasta untuk mendirikan bangunan, mesin-mesin,
perlengkapan dan jumlah persediaan perusahaan.
c. Pengeluaran pembelian pemerintah (G), meliputi pembayaran pensiun,
bea siswa, subsidi dalam berbagai bentuk, dan transfer pemerintah.
d. Expor netto (X-M), meliputi keseluruhan jumlah barang dan jasa yang
diekspor dan diimpor. Jika ekspor lebih besar dari impor maka ekspor netto
bertanda positif (+) dan sebaliknya bila ekspor lebih kecil dari impor, maka
ekspor netto bertanda negatif (-).
Bila komponen-komponen tersebut dituliskan dalam bentuk persamaan, maka akan
nampak sebagai berikut :

PN = C + I + G + (X - M)

c. Metode Pendapatan atau


Pendekatan Pendapatan (Income Approach)
Dari sisi pendapatan, pendapatan nasional dihitung dengan menjumlahkan
pendapatan yang diterima oleh faktor produksi, yang terdiri dari sewa, upah dan
gaji, bunga, dan laba.
Jadi komponen pendapatan nasional dari sisi pendapatan adalah :
a) Sewa (Rent income) atau disingkat r
b) Upah dan gaji (Wage and Salary
income) atau disingkat w
c) Bunga (Interest income) atau
disingkat i
d) Laba usaha (Profit income) atau
disingkat p
Sehingga dalam bentuk persamaan dapat dirumuskan :
PN = r + w + i + p

4. Pendapatan Perkapita
Penyajian Produk Domestik Bruto (PDB) dan Produk Nasional Bruto (PNB) dari
berbagai sektor dirinci menurut nilai tambah dari seluruh sector ekonomi, yang mencakup
sektor Pertanian, Pertambangan, Industri, Listrik, gas dan air, Konstruksi, Perdagangan,
Pengangkutan, Lembaga keuangan, Dan jasa-jasa. Sedangkan PDB dan PNB menurut
penggunaan dirinci menurut komponen pengeluaran konsumsi rumah tangga, pengeluaran
konsumsi pemerintah, pembentukan modal tetap bruto, perubahan stok dan ekspor netto.
PDB dan PNB sangat diperlukan untuk menentukan besarnya pendapatan perkapita
(Per Capita Income). Pendapatan Perkapita adalah Pendapatan yang diterima oleh setiap
penduduk dalam suatu Negara selama kurun waktu 1 tahun, atau ditentukan oleh besarnya
pendapatan nasional dan jumlah penduduk.
Pendapatan perkapita dapat dihitung sebagai berikut :
PDB tahun t
PDB per kapita =
Jumlah penduduk tahun t

atau
PNB tahun t
PNB per kapita =
Jumlah penduduk tahun t

Tinggi rendahnya PDB atau PNB dan Pendapatan perkapita suatu Negara oleh Bank Dunia
dikelompokkan ke dalam 4 kelompok, yaitu :
a. Kelompok Negara berpendapatan rendah (low income economies), yaitu Negara-
negara yang memiliki PNB perkapita sekitar $ 675 atau kurang
b. Kelompok Negara berpendapatan menengah bawah (lower middle income
economies), yaitu negara yang mempunyai PNB perkapita sekitar $ 675 sampai dengan $
2.695
c. Kelompok Negara berpendapatan menengah tinggi (upper middle income
economies), yaitu negara yang mempunyai PNB perkapita sekitar $ 2.696 sampai dengan
$ 8.335
d. Kelompok Negara berpendapatan tinggi (hight income economies), yaitu Negara-
negara yang mempunyai PNB perkapita sekitar $ 8.335 atau lebih
Pendapatan per kapita suatu negara dinyatakan dengan nilai tukar uang luar negeri atau
dinyatakan dalam dollar Amerika Serikat, sehingga dapat membandingkan dengan negara
lain, terutama negara-negara sekitar yang dekat, misalnya ASEAN. Perbandingan dengan
negara lain akan memberikan gambaran kedudukan Indonesia. Umumnya negara yang
masih berkembang (misal Indonesia) mempunyai pendapatan per kapita yang rendah.
Rendahnya pendapatan per kapita pada negara yang sedang berkembang dikarenakan :
1) Tingkat pendidikan yang rendah, sehingga pengetahuan yang di peroleh sedikit.
2) Ketrampilan dan kecakapan yang rendah, sehingga kekurangan tenaga ahli.
3) Modal yang dimiliki relatif sedikit.
4) Kekurangan akan sumber alam.
5) Kemalasan dan ketidak disiplinan seseorang.
6) Sikap yang tidak mendorong berproduksi

5. Distribusi Pendapatan
Distribusi pendapatan nasional merupakan unsur penting untuk mengetahui tingi
rendahnya kesejahteraan atau kemakmuran suatu Negara. Distribusi pendapatan yang
merata kepada masyarakat akan mampu menciptakan perubahan dan perbaikan suatu
Negara seperti peningkatan pertumbuhan ekonomi, pengentasan kemiskinan, mengurangi
pengangguran dan sebagainya. Sebaliknya distribusi pendapatan yang tidak merata
perubahan atau perbaikan suatu Negara tidak akan tercapai, hal seperti inilah yang akan
menunjukkan adanya ketimpangan distribusi pendapatan.
Untuk mengetahui tingkat pemerataan distribusi pendapatan suatu Negara dapat
diketahui dari grafik yang dinamakan Kurva Lorenz, artinya kurva yang menggambarkan
hubungan antara distribusi jumlah penduduk dengan distribusi pendapatan. Sedangkan
indicator untuk mengukur tingkat ketimpangan distribusi pendapatan adalah Koefisien Gini
atau Indeks Gini. Semakin tinggi atau besar indeks gini, semakin tinggi tingkat
ketidakmerataannya (distribusi pendapatannya tidak merata) dan semakin kecil indeks gini
semakin rendah tingkat ketidakmerataannya (distribusi pendapatannya semakin merata).
Untuk lebih jelasnya perhatikan kurva Lorenz berikut ini.
E A

Keterangan :
1. Semakin besar indeks gini, semakin timpang (tidak
merata) distribusi pendapatannya
2. Semakin kecil indeks gini, semakin merata
distribusi pendapatannya
% Pendapatan

B
3. Kurva Lorenz ditunjukkan garis lengkung OA
C 4. OA merupakan garis kemerataan sempurna
5. Indeks Gini / Koefisien Gini dirumuskan :
Luas Daerah B
0 D
IG = Luas Segitiga OAD
% Penduduk

Kriteria nilai Indeks Gini atau Koefisien Gini sebagai berikut :


1. Kurang dari 0,4 atau 40%, tingkat ketimpangannya rendah
2. Antara 0,4 (40%) sampai dengan 0,5 (50%), tingkat
ketimpangannya sedang
3. Lebih besar dari 0,5 atau 50%, tingkat ketimpangannya tinggi

SOAL PERTEMUAN VI

Jawablah dengan singkat dan jelas menurut pendapat anda!


1. Jelaskan pengertian pendapatan nasional!
2. Identifikasikan manfaat perhitungan pendapatan nasional!
3. Jelaskan perbedaan GDP, GNP, NNP, NNI, PI dan DI !
4. Jelaskan mengapa umumnya negara berkembang lebih besar GDP dari pada GNP !
5. Diketahui data tentang pendapatan suatu negata tahun 2012 !
GDP (Gross Domestic Product) Rp 800.000,00
Produk yang dihasilkan masy. Asing di dalam negeri Rp 50.000,00
Produk yang dihasilkan masy. Nasional di luar negeri Rp 40.000,00
Penyusutan dan penggantian barang modal Rp 20.000,00
Pajak tidak langsung Rp 40.000,00
Laba yang ditahan Rp 30.000,00
Pajak perusahaan/perseroan Rp 20.000,00
Transfer pemerintah (Pembayaran pindahan pemerintah) Rp 18.000,00
Pajak langsung Rp 6.000,00
Buatlah suatu urutan perhitungan pendapatan nasional sehingga menunjukkan besarnya
Disposible Income negara tersebut !

Score : Setiap soal memiliki nilai 5


Jumlah Nilai
Nilai akhir :
2,5

TUGAS MANDIRI
1. Carilah data melalui internet tentang besarnya GDP dan GNP Negara Indonesai dan salahs
atu Negara maju selama 5 tahun terakhir. Dan identifikasikan unsure-unsur dalam
penentuan GDP atau GNP tersebut!
2. Buatlah laporan analisisnya kemudian kumpulkan kepada guru untuk mendapat nilai!

SOAL PERTEMUAN VII


Jawablah dengan singkat dan jelas menurut pendapat anda!
1. Identifikasikan dan Jelaskan metode perhitungan pendapatan nasional!
2. Jelaskan komponen perhitungan pendapatan nasional dengan metode pengeluaran
3. Suatu Negara memiliki data tentang pendapatan sebagai berikut :
Sewa Rp 800 milyar
Upah Rp 1.000 milyar
Bunga Rp 400 milyar
Laba Rp 400 milyar
Konsumsi RT Rp 1.200 milyar
Investasi Rp 600 milyar
Hitunglah besarnya pendapatan nasional dari sisi pendapatan !

4. Data yang diperlukan dalam perhitungan Pendapatan Nasional (dalam miliar)


(1) Upah tenaga kerja Rp 2.000
(2) Sewa tanah Rp 5.000
(3) Investasi Rp 1.500
(4) Laba usaha Rp 300
(5) Export Rp 1.300
(6) Import Rp 1.250
(7) Bunga modal Rp 1.000
(8) Konsumsi masyarakat Rp 2.600
(9) Belanja pemerintah Rp 1.200
Hitunglah Besarnya pendapatan nasional dengan pendekatan pengeluaran
5. Diketahui harga benang Rp 6.000,00, kain Rp 12.000,00, pakaian jadi Rp 20.000,00, kapas Rp
2.000,00 dan penyusutan aktiva Rp 500,00. Hitunglah besarnya pendapatan nasional dengan
metode produksi
Score : Setiap soal memiliki nilai 5
Jumlah Nilai
Nilai akhir :
2,5
Tugas Kelompok :
1. Carilah data melalui internet tentang Metode atau Cara perhitungan pendapatan nasional di
Indonesia dan salahs atu Negara maju, kemudian didiskusikan kelebihan dan kekurangan
menggunakan metode perhitungan pendapatan nasional tersebut!
2. Buatlah laporan analisisnya kemudian kumpulkan kepada guru untuk mendapat nilai!

SOAL PERTEMUAN VIII


Jawablah dengan singkat dan jelas menurut pendapat anda!
1. Jelaskan pengertian pendapatan perkapita!
2. Identifikasikan penyebab rendahnya pendapatan perkapita di Negara berkembang!
3. Untuk Negara berkembang, lebih besar mana antara PDB dengan PNB? Jelaskan!
4. Diketahui data pendapatan nasional dan jumlah penduduk berikut ini !
Jumlah
PDB / GNP Tahun .No
Penduduk

150 juta jiwa Rp 500 Trilyun 2008 .1

160 juta jiwa Rp 600 Trilyun 2009 .2

170 juta jiwa Rp 700 Trilyun 2010 .3

180 juta jiwa Rp 800 Trilyun 2011 .4

190 juta jiwa Rp 900 Trilyun 2012 .5

200 juta jiwa Rp 1.000 2013 .6


Trilyun

Tentukan besarnya pendapatan perkapita dari tahun 2008 sampai dengan 2013 dan
besarnya kenaikan pendapatan perkapita setiap tahun!
5. Identifikasikan tinggi rendahnya pendapatan perkapita menurut Bank Dunia!

Score : Setiap soal memiliki nilai 5


Jumlah Nilai
Nilai akhir :
2,5

TUGAS KELOMPOK :
1. Carilah data melalui internet tentang pendapatan perkapita Negara Indonesia selama 5
tahun terakhir dan perbandingan pendapatan perkapita beberapa Negara maju. Kemudian
diskusikan dengan kelompokmu tentang cara meningkatkan pendapatan perkapita suatu
Negara, baik Negara maju maupun Negara berkembang!
2. Buatlah laporan analisisnya kemudian kumpulkan kepada guru untuk mendapat nilai!

SOAL PERTEMUAN IX

Jawablah dengan singkat dan jelas menurut pendapat anda!


1. Jelaskan pengertian Distribusi pendapatan nasional!
2. Terangkan tentang Kurva Lorenz dan Indeks Gini!
3. Bagaimana jika Indeks Gini suatu Negara semakin besar? Jelaskan!
4. Perhatikan indeks gini suatu Negara berikut ini !
NEGARA GINI
Indonesia 0,32
Malaysia 0,37
Singapura 0,18
Tahiland 0,31
Philipina 0,26
Berdasarkan table tersebut Negara mana yang ketidakmerataannya paling tinggi dan
ketidakmerataannya paling rendah?

5. Gambarlah kurva Lorenz berdasarkan data di bawah ini !


Data % Pendapatan % Penduduk
1. 10% 25%
2. 20% 45%
3. 40% 65%
4. 50% 80%
5. 60% 82%
6. 80% 85%

Score : Setiap soal memiliki nilai 5


Jumlah Nilai
Nilai akhir :
2,5

TUGAS MANDIRI :
1. Carilah data melalui internet tentang distribusi pendapatan Negara Indonesia dan beberapa
Negara lain, bagaimana tingkat pemerataan distribusi pendapatannya. Dan mengapa
Indonesia distribusi pendapatannya masih timpang?
2. Buatlah laporan analisisnya kemudian kumpulkan kepada guru untuk mendapat nilai!
BAB. IV

APBN DAN APBD

A. Anggaran Pendapatan Dan Belanja Negara


1. Pengertian APBN
Sesuai dengan UUD 1945 pasal 23 ayat (1), (2) dan (3), setiap tahun Presiden mengajukan
RAPBN untuk dibahas bersama DPR. Menurut UU Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan
Negara dijelaskan bahwa Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, selanjutnya disebut APBN,
adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan negara yang disetujui oleh Dewan Perwakilan
Rakyat. APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara) juga dapat diartikan sebagai suatu
daftar yang memuat secara rinci tentang sumber-sumber penerimaan negara dan alokasi
pengeluarannya dalam jangka waktu tertentu, biasanya 1 tahun.
Penyusunan APBN didasarkan asas berimbang dan dinamis, artinya di sektor penerimaan negara selalu
diusahakan peningkatannya dan di sektor pengeluarannya diusahakan penghematan rutin serta lebih
mengarahkan dana pembangunan kepada kegiatan yang menunjang peningkatan produksi nasional,
yang mana besarnya pengeluaran (belanja) seimbang dengan penerimaannya.
Secara rinci penyusunan APBN didasarkan :
a. Asas berimbang dan dinamis penerimaan-pengeluaran
b. Tabungan/Saving selalu meningkat
c. Peningkatan pendapatan pajak, secara : intensif dan ektensif
d. Prioritas pengeluaran rutin yang penting
e. Pemanfaatan Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Manusia secara maksimal.

2. Fungsi dan tujuan APBN


Berdasarkan pasal 3 ayat 4 UU nomor 17 tahun 2003 tentang keuangan negara, dijelaskan
bahwa APBN/APBD mempunyai fungsi otorisasi, perencanaan, pengawasan, alokasi, distribusi,
dan stabilisasi.
a. Fungsi otorisasi mengandung arti bahwa anggaran negara menjadi dasar untuk
melaksanakan pendapatan dan belanja pada tahun yang bersangkutan.
b. Fungsi perencanaan mengandung arti bahwa anggaran negara menjadi pedoman
bagi manajemen dalam merencanakan kegiatan pada tahun yang bersangkutan.
c. Fungsi pengawasan mengandung arti bahwa anggaran negara menjadi pedoman
untuk menilai apakah kegiatan penyelenggaraan pemerintahan negara sesuai dengan
ketentuan yang telah ditetapkan.
d. Fungsi alokasi mengandung arti bahwa anggaran negara harus diarahkan untuk
mengurangi pengangguran dan pemborosan sumber daya, serta meningkatkan efisiensi
dan efektivitas perekonomian. Atau dengan kata lain Fungsi alokasi, yaitu APBN dapat
menunjukkan sasaran dan prioritas pembangunan dan untuk mengalokasikan faltor-faktor
produksi yang tersedia di dalam masyarakat, sehingga kebutuhan masyarakat akan Public
Goods atau Kebutuhan umum akan terpenuhi
e. Fungsi distribusi mengandung arti bahwa kebijakan anggaran negara harus
memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan. Atau dengan kata lain Fungsi distribusi, yaitu
APBN dapat menunjukkan pembagian dana pada berbagai sektor
f. Fungsi stabilisasi mengandung arti bahwa anggaran pemerintah menjadi alat
untuk memelihara dan mengupayakan keseimbangan fundamental perekonomian. Atau
dengan kata lain Fungsi stabilisasi, yaitu APBN diharapkan dapat menjaga kestabilan arus
uang dan arus barang dan untuk terpeliharanya tingkat kesempatan kerja yang tinggi,
tingkat harga yang relatif stabil dan tingkat pertumbuhan ekonomi yang cukup memadai.
Dari sisi tujuan, Keuangan Negara meliputi seluruh kebijakan, kegiatan dan hubungan hukum
yang berkaitan dengan pemilikan dan/atau penguasaan obyek sebagaimana tersebut di atas
dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan negara. Sedangkan tujuan penyusunan APBN
adalah sebagai pedoman penerimaan dan pengeluaran negara dalam melaksanakan kegiatan
kenegaraan untuk meningkatkan produksi dan kesempatan kerja, dalam rangka meningkatkan
pertumbuhan ekonomi dan kemakmuran bagi masyarakat. Dan sekaligus dapat meningkatkan
pertumbuhan ekonomi dan pengendali inflasi.
3. Sumber-sumber Penerimaan Negara dan Jenis-Jenis Pengeluaran Negara
Berdasarkan pasal 11 UU nomor 17 tahun 2003 tentang penyusunan dan penetapan APBN,
dijelaskan sebagai berikut :
a. APBN merupakan wujud pengelolaan keuangan negara yang ditetapkan tiap tahun dengan
undang-undang.
b. APBN terdiri atas anggaran pendapatan, anggaran belanja, dan pembiayaan.
c. Pendapatan negara terdiri atas penerimaan pajak, penerimaan bukan pajak, dan hibah.
d. Belanja negara dipergunakan untuk keperluan penyeleng-garaan tugas pemerintahan pusat
dan pelaksanaan perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan daerah.
e. Belanja negara dirinci menurut organisasi, fungsi, dan jenis belanja.
Sumber-sumber Penerimaan Negara dan Pengeluaran Negara
A. PENDAPATAN NEGARA
I. PENERIMAAN DALAM NEGERI
1. Penerimaan perpajakan
a. Pajak dalam negeri (PPh, PPN, PBB, Cukai dan lainnya )
b. Pajak perdagangan internasional (bea masuk, Pajak impor)
2. Penerimaan Bukan pajak
a. Penerimaan sumber daya alam
b. Bagian laba BUMN
c. Penerimaan Negara bukan pajak lainnya
II. PENERIMAAN HIBAH

B. Belanja Negara
I. Belanja Pemerintah Pusat
1. Belanja Kementrian Negara/Lembaga
2. Belanja Non Kementrian Negara/Lembaga
II. Transfer ke Daerah
1. Dana Perimbangan
a. Dana bagi hasil
b. Dana Alokasi Umum (DAU)
c. Dana Alokasi Khusus (DAK)
2. Dana Otonomi Khusus dan Penyesuaian
C. KESEIMBANGAN PRIMER
D. SURPLUS (DIFISIT) ANGGARAN
% defisit terhadap PDB
E. PEMBIAYAAN
I. Pembiayaan Dalam Negeri
a. Perbankan Dalam Negeri
b. Non Perbankan Dalam Negeri
II. Pembiayaan Luar Negeri (Neto)
a. Penarikan Pinjaman Luar Negeri (bruto)
b. Penerusan Pinjaman (SLA)
c. Pembayaran Cicilan Pokok Utang Luar Negeri
Kelebihan (Kekurangan) Pembiayaan
Sumber : Kementrian Keuangan

Tabungan Pemerintah = Penerimaan Dalam Negeri – Pengeluaran Rutin

Semakin tinggi tabungan pemerintah atau Negara maka akan dapat meningkatkan
investasi atau penanaman modal untuk usaha sehingga pembangunan dapat berjalan
dengan lancar atau dengan kata lain APBN menunjukkan surplus.

4. Mekanisme penyusunan APBN


Berdasarkan pasal 15 UU nomor 17 tahun 2003 tentang penyusunan dan penetapan APBN,
dijelaskan proses penyusunan APBN sebagai berikut :
1) Pemerintah Pusat mengajukan Rancangan Undang-undang tentang APBN, disertai nota
keuangan dan dokumen-dokumen pendukungnya kepada Dewan Perwakilan Rakyat pada
bulan Agustus tahun sebelumnya.
2) Pembahasan Rancangan Undang-undang tentang APBN dilakukan sesuai dengan undang-
undang yang mengatur susunan dan kedudukan Dewan Perwakilan Rakyat.
3) Dewan Perwakilan Rakyat dapat mengajukan usul yang mengakibatkan perubahan jumlah
penerimaan dan pengeluaran dalam Rancangan Undang-undang tentang APBN.
4) Pengambilan keputusan oleh Dewan Perwakilan Rakyat mengenai Rancangan
Undangundang tentang APBN dilakukan selambat-lambatnya 2 (dua) bulan sebelum tahun
anggaran yang bersangkutan dilaksanakan.
5) APBN yang disetujui oleh DPR terinci sampai dengan unit organisasi, fungsi, program,
kegiatan, dan jenis belanja.
6) Apabila Dewan Perwakilan Rakyat tidak menyetujui Rancangan Undang-undang,
Pemerintah Pusat dapat melakukan pengeluaran setinggi-tingginya sebesar angka APBN
tahun anggaran sebelumnya.
Proses penyusunan APBN secara skematis dapat digambarkan sebagai berikut.

5. Pengaruh APBN terhadap perekonomian


1) Dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat, maksudnya dapat
mengetahui besarnya GNP dari tahun ke tahun.
2) Dapat menciptakan kestabilan keuangan atau moneter negara, sebabnya dapat
mengatur jumlah uang yang beredar di masyarakat.
3) Dapat menimbulkan investasi masyarakat, karena dapat mengembangkan industri-
industri dalam negeri.
4) Dapat memperlancar Distribusi pendapatan, maksudnya dapat mengetahui sumber
penerimaan dan penggunaan untuk belanja pegawai dan belanja barang serta yang
lainnya.
5) Dapat memperluas kesempatan kerja, karena terdapat pembangunan proyek-proyek
negara dan investasi negara, sehingga dapat membuka lapangan kerja yang baru dan
dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Dengan APBN, dapat diketahui arah, tujuan, serta prioritas pembangunan yang akan dan
sedang dilaksanakan. Peningkatan pembangunan sarana dan prasarana ekonomi, peningkatan
sumber daya manusia akan meningkatkan produktivitas faktor-faktor produksi. Pada
gilirannya akan terbentuk tabungan masyarakat sehingga meningkatkan investasi yang
menyebabkan semakin banyak barang dan jasa yang tersedia bagi masyarakat. Penyusunan
APBN dapat juga mempengaruhi inflasi/deflasi yang akan terjadi dimasyarakat

6. Kebijakan Anggaran
Kebijakan anggaran adalah kebijakan untuk mengatur APBN agar sesuai dengan
pertumbuhan ekonomi yang diharapkan dan pada gilirannya akan meningkatkan penciptaan
lapangan kerja. Tujuan kebijakan anggaran adalah menentukan arah dan tujuan pembangunan
serta pertumbuhan ekonomi yang diharapkan dari rencana kerja tahunan pemerintah.

7. Macam-macam Kebijakan Anggaran


a. Anggaran Seimbang (balance budget)
Semua pengeluaran didasarkan pada penerimaan. Pada akhirnya, jumlah pengeluaran
sama dengan jumlah penerimaan. Tujuan penyusunan anggaran seimbang adalah
untuk memelihara stabilitas ekonomi dan mencegah terjadinya anggaran defisit
b. Anggaran Dinamis
Dalam anggaran dinamis berarti bahwa jumlah mutlak dari anggaran dari tahun ke
tahun semakin besar.
c. Anggaran Defisit
Penerimaan negara lebih kecil daripada pengeluaran negara. Kebijakan ini dijalankan
karena pemerintah akan memperbaiki keadaan perekonomian negara yang sedang
menurun atau dilanda deflasi. Dalam hal ini pemerintah menutup kekurangan
anggaran dengan pinjaman dalam dan luar negeri
d. Anggaran Surplus
Penerimaan negara lebih besar daripada pengeluaran negara. Kebijakan ini dijalankan
bila keadaan ekonomi sedang dilanda inflasi untuk menyesuaikan anggaran dengan
kenaikan harga barang/jasa. Dalam hal ini pemerintah meningkatkan penerimaan
negara (pajak dan nonpajak) dan penghematan.

B. ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH

1. Pengertian APBD
Menurut UU Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara dijelaskan bahwa Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah, selanjutnya disebut APBD, adalah rencana keuangan tahunan
pemerintahan daerah yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. APBD (Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah) juga dapat diartikan sebagai suatu rencana kerja pemerintah
daerah, yang mencakup seluruh penerimaan dan pengeluaran daerah selama satu tahun yang
dinyatakan dalam satuan uang dan yang disetujui oleh DPRD.
2. Fungsi dan Tujuan APBD
Fungsi dan tujuan APBD sama dengan fungsi dan tujuan APBN, hanya perbedaannya ruang
lingkup APBD terbatas pada wilayah daerah dan pelaksanaannya diserahkan kepada kepala
daerah sesuai dengan semangat otonomi daerah.
Dalam APBD akan tercermin pendapatan asli daerah (PAD) maupun pendapatan yang diperoleh
dari pemerintah pusat yang berupa dana alokasi umum (DAU) dan dana alokasi khusus (DAK).

3. Sumber-sumber penerimaan daerah dan Jenis-jenis pengeluaran daerah


Berdasarkan pasal 16 UU nomor 17 tahun 2003 tentang penyusunan dan penetapan APBD,
dijelaskan sebagai berikut :
1) APBD merupakan wujud pengelolaan keuangan daerah yang ditetapkan setiap tahun
dengan Peraturan Daerah.
2) APBD terdiri atas anggaran pendapatan, anggaran belanja, dan pembiayaan.
3) Pendapatan daerah berasal dari pendapatan asli daerah, dana perimbangan, dan lain-lain
pendapatan yang sah.
4) Belanja daerah dirinci menurut organisasi, fungsi, dan jenis belanja.

Sumber-sumber Penerimaan Daerah dan Pengeluaran Daerah dapat disajikan sebagai


berikut :

Sumber-sumber Penerimaan Daerah.


1. Sisa lebih perhitungan anggaran tahun lalu
2. Pendapatan Asli Daerah (PAD)
a. Pajak daerah
b. Retribusi daerah
c. Bagian laba Badan Usaha Milik Daerah
d. Penerimaan dari Dinas-dinas daerah
e. Penerimaan lain-lain
3. Dana Perimbangan
a. Bagi hasil pajak dan bukan pajak
a. Dana Alokasi Umum (DAU) dari Pemerintah Pusat
b. Dana Alokasi Khusus (DAK)
c. Dana perimbangan
d. Pinjaman pemerintah daerah
e. Pinjaman untuk Badan Usaha Milik Daerah (BUMD)
f. Lain-lain pendapatan yang sah
Jenis Pengeluaran Pemerintah Daerah
1. Anggaran belanja rutin
a. Belanja DPRD
b. Belanja Kepala Daerah
c. Belanja Pegawai
d. Belanja Barang
e. Belanja Pemeliharaan
f. Belanja Perjalanan Dinas
g. Belanja lain-lain
h. Angsuran pinjaman dan bunga
i. Subsidi kepada daerah bawahan
j. Pengeluaran yg tidak termasuk bagian lain
k. Pengeluaran tak terduga
2. Anggaran Belanja Pembangunan
a. Proyek-proyek daerah
b. Biaya operasional dan pemeliharaan sarana dan prasarana daerah
c. Proyek-proyek pembangunan
4. Mekanisme penyusunan APBD
Berdasarkan pasal 20 UU nomor 17 tahun 2003 tentang penyusunan dan penetapan APBD,
dijelaskan sebagai berikut :
(1) Pemerintah Daerah mengajukan Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD, disertai
penjelasan dan dokumen-dokumen pendukungnya kepada DPRD pada minggu pertama
bulan Oktober tahun sebelumnya.
(2) Pembahasan Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD dilakukan sesuai dengan
undangundang yang mengatur susunan dan kedudukan DPRD.
(3) DPRD dapat mengajukan usul yang mengakibatkan perubahan jumlah penerimaan dan
pengeluaran dalam Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD.
(4) Pengambilan keputusan oleh DPRD mengenai Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD
dilakukan selambat-lambatnya satu bulan sebelum tahun anggaran yang bersangkutan
dilaksanakan.
(5) APBD yang disetujui oleh DPRD terinci sampai dengan unit organisasi, fungsi, program,
kegiatan, dan jenis belanja.
(6) Apabila DPRD tidak menyetujui Rancangan Peraturan, untuk membiayai keperluan setiap
bulan Pemerintah Daerah dapat melaksanakan pengeluaran setinggi-tingginya sebesar
angka APBD tahun anggaran sebelumnya.
Proses penyusunan APBD secara skematis dapat digambarkan sebagai berikut.

5. Pengaruh APBD terhadap perekonomian


Pengaruh APBD terhadap perekonomian sama dengan pengaruh APBN terhadap
perekonomian, hanya perbedaannya ruang lingkup APBD terbatas pada wilayah daerah dan
pelaksanaannya diserahkan kepada kepala daerah sesuai dengan semangat otonomi daerah.
BAB 5

PERPAJAKAN

1. Pengertian pajak
Pajak adalah Kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan
yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan
secara langsung dan digunakan untuk keperluan Negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran
rakyat.
Dengan demikian dapat dsimpulkan bahwa pajak :
a. Kontribusi Wajib Pajak kepada Negara
b. Bersifat memaksa
c. Berdasarkan Undang-undang
d. Tidak mendapatkan imbalan secara langsung
e. Untuk penyelenggaraan negara dan kemakmuran rakyat
Dasar pemungutan pajak adalah UUD 1945 pasal 23A: “Pajak dan pengutan lain yang bersifat
memaksa untuk keperluan negara diatur dengan undang-undang.”

2. Fungsi dan manfaat pajak serta hubungannya dengan APBN


a. Fungsi pajak
1) Fungsi budgeter, yaitu Pajak sebagai sumber dana bagi
pemerintah untuk membiayai pengeluaran- pengeluarannya.
2) Fungsi alokasi, yaitu pajak harus digunakan sebagai
sumber dana untuk pembiayaan pembangunan di segala bidang
3) Fungsi distribusi, yaitu pajak dijadikan sebagai alat
pemerataan pendapatan
4) Fungsi regulasi/stabilisasi, yaitu Pajak sebagai alat untuk
mengatur atau melaksanakan kebijaksanaan pemerintah dalam bidang sosial dan
ekonomi.
b. Manfaat pajak
Pajak merupakan sumber penerimaan negara, tanpa pajak sebagian besar kegiatan
negara sulit untuk dapat dilaksanakan. Penggunaan uang pajak mulai dari belanja
pegawai sampai dengan pembiayaan berbagai proyek pembangunan. Pembangunan
sarana umum seperti jalan-jalan, jembatan, sekolah, rumah sakit/puskesmas, kantor
polisi dibiayai dengan menggunakan uang yang berasal dari pajak. Uang pajak juga
digunakan untuk pembiayaan dalam rangka memberikan rasa aman bagi seluruh
lapisan masyarakat, mensubsidi barang-barang yang dibutuhkan masyarakat dan juga
membayar utang negara ke luar negeri., membantu UMKM baik dalam hal pembinaan
dan modal.dengan demikian peranan penerimaan pajak bagi suatu negara menjadi
sangat dominan dalam menunjang jalannya roda pemerintahan dan pembiayaan
pembangunan. Disamping fungsi budgeter (fungsi penerimaan) di atas, pajak juga
melaksanakan fungsi redistribusi pendapatan dari masyarakat yang mempunyai
kemampuan ekonomi yang lebih tinggi kepada masyarakat yang mempunyai
kemampuan ekonomi yang lebih rendah. Oleh karena itu tingkat kepatuhan Wajib
Pajak dalam melaksanakan kewajiban perpajaknnya secara baik dan benar merupakan
syarat mutlak untuk tercapainya fungsi redistribusi pendapatan, sehingga kesenjangan
ekonomi dan sosial dapat dikurangi secara maksimal.
c. Pajak hubungannya dengan APBN
Penerimaan pajak pusat merupakan sumber penerimaan paling utama dalam APBN,
penyelenggaraan negara dan pemerintahan baik dalam pembiayaan pengeluaran rutin
maupun pembiayaan pembengunan sangat tergantung kesadaran masyarakat akan
kewajiban dalam membayar pajak. Selain pajak pusat, juga terdapat Pajak Daerah
antara lain Pajak Kendaraan Bermotor, Pajak Pembangunan I, Pajak Hotel dan
Restoran, Pajak Bumi dan Bangunan, Bea Perolehan Hak atas Tanah dan atau
Bangunan, Pajak Daerah dan Retribusi Daerah merupakan sumber penerimaan APBD.

Hasil Pajak dialokasikan untuk :


1) Pembangunan infrastruktur, meliputi : Perhubungan, Pemukiman, Irigasi, Energi
dan lainnya
2) Meringankan Beban dan Menyejahterakan Rakyat , meliputi : Layanan Pendidikan ,
Penanggulangan Kemiskinan , Layanan kesehatan, Ketahanan pangan dan Subsidi
3) Mewujudkan Suasana Aman Dan Tenteram Dan Kepastian Hukum Bagi Kehidupan
Rakyat Dan Dunia Usaha, meliputi : Ketahanan Negara, Keamanan dan Ketertiban.

3. Perbedaan pajak dengan pungutan resmi lainnya


Selain pajak, penerimaan pemerintah lainnya (bea ekspor dan impor, retribusi, bea meterai,
sumbangan wajib, cukai, dan lain-lain) merupakan sumber pendapatan negara atau daerah.
Perbedaan antara pajak dan pungutan resmi lainnya, sebagai berikut:
Dilihat Dari Pajak Pungutan Resmi Lainnya
Imbalan jasa (kompensasi) Tidak diterima secara langsung Diterima secara langsung
Dasar pemungutan Undang-Undang Peraturan Pemerintah,
Keputusan Menteri, dsb.
Cara perhitungan Sendiri oleh wajib pajak Oleh aparatur negara
Jatuh tempo Sesuai dengan tahun pajak Sesuai dengan pemakaian
Sanksi Sesuai yang tercantum dalam UU Sesuai dengan kebijaksanaan
pemerintah
Surat ketetapan pajak (kohir) Ada Tidak ada
Sifat pungutan Memaksa Sesuai kebijakan pemerintah

4. Asas pemungutan pajak


Menurut Adam Smith dalam bukunya Wealth of Nations dengan ajaran yang terkenal "The
Four Maxims", asas pemungutan pajak adalah sebagai berikut.
a. Asas Equality (asas keseimbangan dengan kemampuan
atau asas keadilan): pemungutan pajak yang dilakukan oleh negara harus sesuai dengan
kemampuan dan penghasilan wajib pajak. Negara tidak boleh bertindak diskriminatif
terhadap wajib pajak.
b. Asas Certainty (asas kepastian hukum): semua pungutan
pajak harus berdasarkan UU, sehingga bagi yang melanggar akan dapat dikenai sanksi
hukum.
c. Asas Convinience of Payment (asas pemungutan pajak yang
tepat waktu atau asas kesenangan): pajak harus dipungut pada saat yang tepat bagi wajib
pajak (saat yang paling baik), misalnya disaat wajib pajak baru menerima penghasilannya
atau disaat wajib pajak menerima hadiah.
d. Asas Effeciency (asas efesien atau asas ekonomis): biaya
pemungutan pajak diusahakan sehemat mungkin, jangan sampai terjadi biaya pemungutan
pajak lebih besar dari hasil pemungutan pajak.

5. Jenis-jenis pajak atau Penggolongan Pajak


a. Menurut Lembaga Pemungutnya atau Cara Pemungutannya
1) Pajak Pusat, yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat dan digunakan
untuk membiayai rumah tangga negara. Contoh: Pajak Penghasilan (PPh), Pajak
Pertambahan Nilai (PPN), dan Pajak Pen-jualan atas Barang Mewah, (PPn.BM)
Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), dan Bea Materai.
2) Pajak Daerah, yaitu pajak yang dipungut oleh Pemerintah Daerah dan digunakan
untuk membiayai rumah tangga daerah.
Pajak Daerah terdiri atas:
1) Pajak Provinsi, contoh : Pajak Kendaraan Bermotor, Bea Balik nama Kendaraan
Bermotor, Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor, Pajak Air Permukaan dan
Pajak Rokok
2) Pajak Kabupaten/Kota, contoh: Pajak Hotel, Pajak Restoran, Pajak Hiburan, Pajak
Reklame, Pajak Penerangan Jalan, Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan, Pajak
Parkir, Pajak Air tanah, Pajak Sarang Burung Walet, PBB Pedesaan dan Perkotaan,
dan Pajak Perolehan Hak atas Tanah dan atau Bangunan (BPHTB).
b. Menurut sifatnya
1) Pajak Subjektif, yaitu pajak yang berpangkal atau berdasarkan pada subjeknya,
dalam arti memperhatikan keadaan diri Wajib Pajak. Contoh: Pajak Penghasilan.
2) Pajak Objektif, yaitu pajak yang berpangkal pada objeknya, tanpa memperhatikan
keadaan diri Wajib Pajak.Contoh: Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan
atas Barang Mewah.
c. Menurut Golongannya atau Siapa yang Memungut Pajak
1)  Pajak langsung, yaitu pajak yang harus dipikul sendiri oleh Wajib Pajak dan tidak
dapat dibebankan atau dilimpahkan kepada orang lain. Contoh : Pajak Penghasilan.
2)  Pajak tidak langsung, yaitu pajak yang pada akhirnya dapat dibeban-kan atau
dilimpahkan kepada orang lain. Contoh: Pajak Pertambahan Nilai.

6. Sistem pemungutan pajak di Indonesia


a. Official Assessment System
Adalah suatu sistem pemungutan yang memberi wewenang kepada pemerintah
(fiskus) untuk menentukan besarnya pajak yang terutang oleh Wajib Pajak.
b. Self Assessment System
Adalah suatu sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada Wajib Pajak
untuk menentukan sendiri besarnya pajak yang terutang.
c. With Holding System
Adalah suatu sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada pihak ketiga
(bukan fiskus dan bukan Wajib Pajak yang ber-sangkutan) untuk menentukan besarnya
pajak yang terutang oleh Wajib Pajak.
Sedangkan tarif pajak terdiri atas :
a. Tarif pajak proporsional (sebanding) yaitu tarif pajak dengan menggunakan persentase
yang tetap untuk setiap dasar pengenaan pajak.
b. Tarif pajak degresif (menurun) yaitu tarif pajak dengan menggunakan presentase yang
menurun untuk setiap dasar pengenaan pajak.
c. Tarif pajak konstan (tetap) yaitu tarif pajak tetap untuk setiap dasar pengenaan pajak.
d. Tarif pajak progesif (menaik) Yaitu tarif pajak dengan persentase yang semakin
menaik/meningkat untuk dasar setiap pengenaan pajak
7. Alur administrasi perpajakan di Indonesia
Pajak merupakan salah satu sumber pembiayaan pembangunan. Perpajakan sangat
berkaitan dengan hak dan kewajiban wajib pajak. Untuk memudahkan dalam memahami
kewajiban maupun hak wajib pajak, maka diperlukan pemahaman ketentuan formal maupun
material perpajakan. Ketentuan normal diatur dalam UU Ketentuan Umum dan Tata Cara
Perpajakan (KUP), sementara ketentuan material diatur dalam UU PPh maupun UU PPN/PPn
BM. Sehingga secara administratif kewajiban mupun hak wajib pajak antara lain :
a. Mendaftarkan diri sebagai wajib
pajak dengan memperoleh Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)
b. Menghitung besarnya pajak terutang
c. Memotong atau memungut pajak
pihak lain
d. Melakukan pembayaran atas pajak
yang terutang atau atas pajak yang telah dipotong/dipungut
e. Melaporkan pajak yang terutang
f. Menyelenggarakan pembukuan
g. Kewajiban sebagai wajib pajak
apabila yang bersangkutang dilakukan pemeriksaan pajak
h. Meminta kembali lebih bayar
pembayaran pajak
i. Pengajuan pembetulan ketetapan
pajak
j. Mengajukan keberatan atau banding
atas ketetapan pajak
k. Mengajukan
pengurangan/penghapusan sanksi administratif
l. Pengajuan pembatalan ketetapan
pajak
m. Mengajukan penghapusan NPWP
Undang-undang KUP antara lain mengatur tata cara pendaftaran, tata cara penghapusan,
tata cara pembayaran , dan tata cara keberatan. UU PPh dan UU PPN/PPn BM antara lain
mengatur penghitungan, pemotongan dan pemungutan pajak dan besarnya taif pajak.

8. Objek dan cara pengenaan pajak


Subjek pajak adalah pihak – pihak (orang maupun badan) yang akan dikenakan pajak dan
yang dimaksud dengan objek pajak yaitu sesuatu yang dikenakan pajak atau dapat diartikan
sebagai sasaran pengenaan pajak.
Sistem perpajakan adalah cara yang digunakan oleh pemerintah untuk memungut atau menarik
pajak dari rakyat dalam rangka membiayai pembangunan dan pengeluaran pemerintah lainnya.
a. Undang-Undang Nomor 28 tahun 2007 Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara
Perpajakan.
Undang-undang ini berisi dua bab, yaitu :
1. Bab I Tentang Pengertian dasar yang berkaitan dengan Pajak dan Perhitungan
pajak.
2. Bab II Tentang Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), Nomor Pengukuhan
Pengusaha Kena Pajak, Surat Pemberitahuan dan Tata Cara Pembayaran Pajak.
b. Undang-Undang Nomor 36 tahun 2008 Tentang Pajak Penghasilan.
1) Pengertian
Pajak Penghasilan (PPh) adalah pajak yang dikenakan terhadap subyek pajak atas
penghasilan yang diterima atau diperolehnya dalam tahun pajak. Sedangkan
penghasilan adalah setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima, baik berasal
dari Indonesia maupun luar Indonesia, yang dapat menambah kekayaan wajib pajak
yang bersangkutan.
Besarnya Pajak Penghasilan dihitung berdasarkan PKP (Penghasilan Kena Pajak) dan
PKP = Penghasilan bersih pertahun – Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP)

Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP)


Berdasarkan Pasal 7 UU Nomor 36 tahun 2008, besarnya Penghasilan Tidak Kena Pajak,
yaitu:
a. Rp24.300.000,00 (dua puluh empat juta tiga ratus ribu rupiah) untuk diri Wajib
Pajak orang pribadi;
b. Rp2.025.000,00 (dua juta dua puluh lima ribu rupiah) tambahan untuk Wajib
Pajak yang kawin;
c. Rp24.300.000,00 (dua puluh empat juta tiga ratus ribu rupiah) tambahan untuk
seorang isteri yang penghasilannya digabung dengan penghasilan suami
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1); dan
d. Rp2.025.000,00 (dua juta dua puluh lima ribu rupiah) tambahan untuk setiap
anggota keluarga sedarah dan keluarga semenda dalam garis keturunan lurus
serta anak angkat, yang menjadi tanggungan sepenuhnya, paling banyak 3 (tiga)
orang untuk setiap keluarga.
Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal 1 Januari 2014

3) Tarif Pajak Penghasilan


Menurut UU Nomor 36 tahun 2008 Pasal 17, Tarif Pajak yang ditetapkan atas
penghasilan sebagai berikut :
a) wajib pajak orang pribadi dalam negeri adalah :
Lapisan Penghasilan Kena Pajak Tarif Pajak
sampai dengan Rp50.000.000,00 5%
di atas Rp50.000.000,00 sampai dengan Rp250.000.000,00 15%
25%
di atas Rp250.000.000,00 sampai denganRp500.000.000,00

di atas Rp500.000.000,00 30%


Contoh 1 :
Penghitungan pajak yang terutang untuk Wajib Pajak orang pribadi, Jumlah
Penghasilan Kena Pajak Rp600.000.000,00. Maka Pajak Penghasilan yang terutang:
5% x Rp 50.000.000,00 = Rp 2.500.000,00
15% x Rp 200.000.000,00 = Rp 30.000.000,00
25% x Rp 250.000.000,00 = Rp 62.500.000,00
30% x Rp 100.000.000,00 = Rp 30.000.000,00 (+)
Rp125.000.000,00
Contoh 2 :
Pak Chandra sebagai karyawan Primagama, penghasilan neto setiap bulannya Rp
10.000.000,00. Pak Chandra sudah beristeri tidak bekerja dan mempunyai 4 anak.
Berapakah pajak terutang setiap bulannya?
Jawab:
Penghasilan neto 12 bulan x Rp 10.000.000,00 = Rp 120.000.000,00
PTKP - wajib pajak Rp 24.300.000,00
- isteri Rp 2.025.000,00
- anak (maks 3) 3 x Rp 2.025.000,00 Rp 6.075.000,00 +
= Rp 32.400.000,00 -
Penghasilan Kena Pajak (PKP) = Rp 87.600.000,00
================
Jadi, PPh terutang
5% x Rp 50.000.000,00 = Rp 2.500.000,00
15% x Rp 37.600.000,00 = Rp 5.640.000,00 +
= Rp 8.140.000,00 per tahun
==========
Pajak penghasilan perbulan = Rp 8.140.000,00 : 12 = Rp 678.333,33
b) Wajib pajak badan dalam negeri dan bentuk usaha tetap adalah : 28% (dua puluh
delapan persen) pada tahun 2009 dan 25% (dua puluh lima persen) yang
mulai berlaku sejak tahun pajak 2010
Contoh penghitungan pajak yang terutang untuk Wajib Pajak badan dalam negeri
dan bentuk usaha tetap:
Jumlah Penghasilan Kena Pajak Rp1.250.000.000,00 pada tahun 2012
Maka PPh yang terutang: 25% x Rp1.250.000.000,00 = Rp312.500.000,00

c. Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2009 Tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang


dan Jasa dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah.

Tarif PPN dan PPn BM


Menurut Pasal 7 UU nomor 42 tahun 2009, tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) adalah :
1) Tarif Pajak Pertambahan Nilai adalah 10% (sepuluh persen).
2) Tarif Pajak Pertambahan Nilai sebesar 0% (nol persen) diterapkan atas:
a. ekspor Barang Kena Pajak Berwujud;
b. ekspor Barang Kena Pajak Tidak Berwujud; dan
c. ekspor Jasa Kena Pajak.
3) Tarif pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat diubah menjadi paling rendah
5% (lima persen) dan paling tinggi 15% (lima belas persen) yang perubahan tarifnya
diatur dengan Peraturan Pemerintah.
Sedangkan Tarif Pajak Penjualan Atas Barang Mewah (PPn BM), menurut Pasal 8,
adalah:
a) Tarif Pajak Penjualan Atas Barang Mewah: serendah-rendahnya 10% dan setinggi-
tingginya 200% .
b) Ekspor barang kena pajak yang tergolong mewah dikenai dengan tarif 0%
c) Ketentuan mengenai kelompok Barang Kena Pajak yang tergolong mewah yang
dikenai Pajak Penjualan atas Barang Mewah dengan tarif sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Pemerintah
d) Ketentuan mengenai jenis barang yang dikenai Pajak Penjualan atas Barang
Mewah sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diatur dengan atau berdasarkan
Peraturan Menteri Keuangan.

d. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1994 Tentang Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)
1) Pengertian
Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) adalah Pajak yang dikenakan atas kepemilikan atau
pemanfaatan tanah dan bangunan. Mulai tanggal 1 Januari 2014 PBB Pedesaan dan
Perkotaan merupakan Pajak Daerah. Untuk PBB Perkebunan, Pertambangan masih
tetap merupakan Pajak Pusat.
Objek pajak PBB adalah bumi dan bangunan menurut nilai jualnya
Objek pajak yang tidak dikenakan PBB adalah:
a) objek pajak yang digunakan semata-mata untuk melayani kepentingan umum
(masjid, gereja, wihara, rumah sakit, pesantren/madrasah, panti asuhan, museum,
candi)
b) objek pajak yang digunakan kuburan, peninggalan purbakala, hutan lindung, hutan
suaka alam, hutan wisata, taman nasional, tanah desa
c) objek pajak untuk perwakilan diplomatik, konsulat
d) objek pajak yang digunakan oleh badan perwakilan organisasi internasional (PBB,
ASEAN, dan lain-lain)
2) Tarif PBB
Tarif PBB yang dikenakan pada obyek pajak adalah 0,5% dari nilai jual obyek kena
pajak. Dan besarnya Nilai Jual Obyek Pajak Tidak Kena Pajak ditetapkan paling rendah
sebesar Rp. 6.000.000,00 dan paling tinggi Rp 12.000.000,00 untuk setiap wajib pajak
atau sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Sedangkan Dasar pengenaan PBB antara lain :
a) Dasarnya adalah nilai jual obyek pajak.
b) Besarnya nilai jual obyek pajak ditetapkan 3 tahun sekali oleh Menteri Keuangan,
kecuali untuk daerah tertentu ditetapkan setiap tahun sesuai dengan
perkembangan daerahnya.
c) Dasar perhitungan pajak adalah Nilai Jual Obyek Pajak Kena Pajak (NJOPKP) yang
ditetapkan serendah-rendahnya 20% dan setinggi-tingginya 100% dari Nilai Jual
Obyek Pajak (NJOP).
d) Besarnya Nilai jual kena pajak ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah dengan
memperhatikan kondisi ekonomi nasional.
e) Objek PBB yang NJOP lebih dari Rp 1 milyar, Dasar perhitungannya 40%

e. Peraturan pemerintah RI Nomor 24 tahun 2000 Tentang Bea Meterai


Bea Meterai adalah pajak yang dikenakan atas pemanfaatan dokumen, seperti surat
perjanjian, akta notaris, serta kuitansi pembayaran, surat berharga dan efek, yang memuat
jumlah uang atau nominal diatas jumlah tertentu sesuai dengan ketentuan. Berdasarkan
peraturan pemerintah tersebut, besarnya bea meterai sebagai berikut:
a. Surat perjanjian, akta notaris, akta PPAT, surat lamaran sebesar Rp 6.000,00
b. Dokumen nominal Rp 250.000,00 – Rp 1.000.000,00 sebesar Rp 3.000,00
Lebih dari Rp 1.000.000,00 sebesar Rp 6.000,00
c. Cek dan bilyet giro sebesar Rp 3.000,00

9. Tantangan pemungutan pajak


Peran vital Direktorat Jenderal Pajak (DJP) sebagai instansi yang diamanahi tugas
penghimpun penerimaan negara harus berhadapan dengan realita masih rendahnya kesadaran
partisipasi masyarakat mengenai perpajakan, artinya belum sebanding antara besarnya jumlah
penduduk dengan Wajib Pajak yang masih rendah. Padahal penerimaan pajak banyak
dialokasikan untuk fasilitas umum yang banyak dinikmati oleh seluruh jumlah penduduk.
Terkadang, masyarakat banyak yang belum memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) bukan
karena mereka enggan berurusan dengan pajak, tapi justru karena mereka belum paham dan
kebingungan ihwal apa yang harus mereka lakukan terkait kewajiban perpajakan. Dan ada
banyak sekali masyarakat yang berpenghasilan diatas Panghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) Rp.
24,3 Juta/ Tahun yang dapat menjadi target sosialisasi. Menilik kepada situasi ini, sosialiasi dari
Direktorat Jenderal Pajak (DJP) harus kian gencar dijalankan hingga ke jajaran yang terdekat
dengan masyarakat serta dengan melibatkan unsur pemerintahan lokal sebagai pendukung.
Sosialisasi secara umum dapat dibedakan menjadi sosialisasi langsung kepada sasaran dan ada
juga dengan cara yang koersif positif. Cara yang kedua ini adalah dengan menjadikan NPWP
sebagai unsur pokok setiap pemenuhan kewajiban administratif publik yang dilakukan
masyarakat. Sehingga masyarakat akan tergerak untuk mendaftarkan diri mendapatkan NPWP.
Khususnya mereka yang berpenghasilan bersih di atas PTKP.

10. Simulasi fungsi dan manfaat pajak


Untuk menjadi bangsa yang mandiri, pajak mengajak peran serta rakyat Indonesia untuk
membiayai negaranya sendiri, untuk itulah pajak memiliki fungsi dan manfaat yang sangat
penting dalam pembangunan negara.
Terdapat aspek-aspek yang terkait dengan Perpajakan :
a. Aspek Ekonomi, artinya penerimaan negara yang digunakan untuk mengarahkan
kehidupan masyarakat menuju kesejahteraan dengan melakukan pembangunan.
b. Aspek Sosial, artinya pemerataan pembangunan dan keadilan dalam membayar
pajak.
c. Aspek Politik, artinya secara politis masyarakat/pembayar pajak mempunyai posisi
yang semakin baik dalam melakukan "tawar menawar" dengan pemerintah.
d. Aspek Hukum, artinya Sebagai negara hukum semua pemungutan pajak yang
dilakukan berdasarkan hukum.
e. Aspek Agama, artinya Tuhan memerintahkan bahwa manusia, selain harus beribadat
yaitu taat menjalankan perintah dan menjauhi larangan Tuhan juga harus dapat
berhubungan baik dengan sesamanya, saling berkomunikasi, bersilaturahmi dan saling
membantu.

Untuk lebih menjelaskan fungsi dan manfaat pajak, berikut disajikan gambar alur
penerimaan dan penggunaan dana APBN/APBD

SOAL PERTEMUAN XIV

Jawablah dengan singkat dan jelas menurut pendapat anda!


1. Ciri-ciri apa saja yang terdapat pengertian Pajak ?
2. Identifikasikan fungsi pajak!
3. Identifikasikan peranan pajak yang dipungut oleh pemerintah !
4. Jelaskan pengertian istilah di bawah ini :
a. Retribusi c. Bea Masuk e. Sumbangan
b. Cukai d. Bea Keluar

5. Jelaskan perbedaan antara pajak dan pungutan resmi lainnya !

Score : Setiap soal memiliki nilai 5


Jumlah Nilai
Nilai akhir :
2,5

TUGAS DISKUSI KELOMPOK


Lakukanlah diskusi tentang permasalaan berikut dengan rekan kelompokmu!
1. Carilah informasi mengenai besarnya Pajak perdagangan selama 5 tahun terakhir dan
penjelasannya, sekaligus cara meningkatkan penerimaan pajaknya!
2. Informasi bisa diperoleh melalui media massa maupun internet.
3. Kumpulkanlah hasil pekerjaan kepada guru untuk memperoleh apresiasi!
SOAL PERTEMUAN XV

Jawablah dengan singkat dan jelas menurut pendapat anda!


4. Jelaskan perbedaan tarip pajak progresif, proporsional, degresif, regresif dan konstan !
5. Identifikasikan Menurut Lembaga Pemungutnya atau Cara Pemungutannya!
6. Berikan contoh pajak langsung dan pajak tidak langsung!
7. Dari tiga macam sistem pemungutan pajak yang ada, Indonesia menggunakan sistem
pemungutan pajak yang mana? Jelaskan!
8. Bagaimana alur administrasi perpajakan di Indonesia?

Score : Setiap soal memiliki nilai 5


Jumlah Nilai
Nilai akhir :
2,5

Tugas Mandiri :
Carilah data melalui internet tentang Pajak apa saja yang tergolong menggunakan system
pemungutan pajak berdasarkan pajak progresif, proporsional, degresif, regresif dan tafir pajak
konstan! Dan Kumpulkanlah hasil pekerjaan kepada guru untuk memperoleh apresiasi!

SOAL PERTEMUAN XVI

Jawablah dengan singkat dan jelas menurut pendapat anda!


1. Hal-hal apa saja yang tercantum dalam ketentuan umum dan tata cara perpajakan seperti
yang terdapat dalam UU nomor 28 tahun 2007?
2. Wajib Pajak A mempunyai istri dan 4 orang anak. Hitunglah besarnya Pendapatan Tidak
Kena Pajak (PTKP) yang diberikan oleh Wajib Pajak A tersebut. Jika istrinya mempunyai
penghasilan yang digabung dengan suaminya, maka hitunglah besarnya PTKP wajib pajak
tersebut !
3. Seorang wajib pajak mempunyai Penghasilan Kena Pajak (PKP) sebesar Rp. 75.000.000,00.
Hitunglah besarnya Pajak Penghasilan !
Dan jika besarnya Penghasilan Kena Pajak sebesar Rp. 45.000.000,00 hitunglah besarnya
pajak terutang !
4. Tuan Darmono mempunyai istri dan 3 orang anak. Penghasilan setiap bulan sebesar Rp.
2.500.000,00. Hitunglah pajak penghasilan yang harus dibayarkan untuk jangka waktu
bulan tersebut !
5. Tuan Frida seorang pegawai perusahaan dengan gaji per bulan Rp. 4.000.000,00 dan
membayar iuran pensiun Rp. 150.000,00 per bulan, membayar iuran jaminan sosial Rp.
200.000,00 per bulan serta membayar iuran THT Rp. 50.000,00 per bulan. Tuan Frida belum
menikah. Hitunglah PPh pasal 21 yang harus dipotongkan setiap bulannya dan buatlah
jurnalnya !

Score : Setiap soal memiliki nilai 5


Jumlah Nilai
Nilai akhir :
2,5
TUGAS KELOMPOK
1. Carilah data melalui internet tentang Besarnya PPh Indonesia selama 5 tahun
terakhir!
2. Carilah pula data melalui internet tentang besarnya PPh salah satu Negara di luar
negeri selama 5 tahun terakhir
3. Diskusikan dengan kelompokmu bagaimana cara meningkatkan PPh tersebut!
4. Buatlah laporan hasil diskusi untuk disampaikan kepada Gurumu!
SOAL PERTEMUAN XVII

Jawablah dengan singkat dan jelas menurut pendapat anda!


1. Jelaskan pengertian Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPN
dan PPnBM)!
2. Bagaimana tarif Pajak Pertambahan Nilai dan bagaimana tarif Pajak Penjualan atas Barang
Mewah?
3. Sumadi mengimpor barang mewah dengan PPn BM 35 %. Jika harga barang senilai Rp.
400.000.000,00 maka jumlah yang dibayar oleh Sumadi sebesar berapa ?
4. Pada tahun 2013 Tuan Bagus memiliki sebidang tanah 1000 m2 dengan NJOP Rp.
300.000,00/m2, dan bangunan seluas 400 m2 dengan NJOP Rp. 350.000,00/m2. Taman
mewa 200 m2 dengan NJOP Rp. 50.000,00/m2 dan pagar mewa 240 m2 dengan NJOP Rp.
175.000,00/m2. Hitunglah besarnya PBB yang terutang tahun 2013 !
5. Tantangan apa saja dalam pemungutan pajak di Indonesia

Score : Setiap soal memiliki nilai 5


Jumlah Nilai
Nilai akhir :
2,5

TUGAS DISKUSI SISWA


1. Carilah data memalui internet tentang PBB yang diperoleh salah satu Kabupaten/Kota di
Indonesia selama 5 tahun terakhir!
2. Berikan penjelasan seperlunya data PBB tersebut!
3. Upaya apa saja yang dilakukan oleh Kabupaten/Kota tersebut dalam meningkatkan
penerimaan PBBnya?
4. Diskusikan dengan kelompokmu
5. Buatlah laporan hasil diskusi untuk disampaikan kepada Gurumu!

BAB 6

INDEKS HARGA DAN INFLASI

A. Pengertian Dan Tujuan Perhitungan Indeks Harga

1. Pengertian Angka Indeks (Indeks Harga)


Angka indeks merupakan suatu ukuran statistik yang menunjukkan perubahan suatu
variabel atau sekumpulan variabel yang berhubungan satu sama lain pada waktu atau tempat
yang sama atau berlainan. Angka indeks adalah angka relatif yang diyatakan dalam persentase.
Biasanya untuk kesederhanaan bentuk persentase bisa dihilangkan.

2. Macam-macam Angka Indeks


a. Angka Indeks Harga (Price Relative)
adalah angka yang menunjukkan perubahan mengenai harga-harga barang, baik harga
untuk satu macam arang maupun berbagai macam barnag, dalam waktu dan tempat
yang sama atau berlainan.
b. Angka Indeks Jumlah (Quantity
Relative)adalah angka yang menunjukkan perubahan mengenai jumlah barang sejenis
atau sekumpulan barang yang dihasilkan, digunakan, diekspor, dijual, dan sebagainya
untuk waktu dan tempat yang sama ataupun berlainan.
c. Angka Indeks Nilai (Value Relative)
adalah angka yang dapat dipergunakan untuk mengetahui nilai mengenai barang yang
sejenis atau sekumpulan barang dalam jangka waktu yang diketahui.
Contoh:
Bila harga barang tahun 2005 Rp, 8000,00 per kilogram, kemudian pad tahun 2006 menjadi
Rp. 10.000,00 per kilogram, maka indeks harga barang tersebut pada tahun 2006 adalah
sebagai berikut.
1.000
x100%  125%
800
Jadi harga barang pada tahun 2006 mengalami kenaikan sebesar 25%.
Ada tiga kemungkinan dalam perhitungan indeks harga, yaitu :
a. Jika Indeks harga > 1, berarti harga mengalami kenaikan
b. Jika Indeks harga < 1, berarti harga mengalami penurunan
c. Jika Indeks harga = 1, berarti harga tetap (tidak naik dan tidak turun)

3. Tujuan Indeks Harga


Penyusunan angka indeks bertujuan untuk mengukur perubahan atau membandingkan
perubahan antara variabelvariabel ekonomi dan sosial. Dalam menyusun angka indeks perlu
dirumuskan tentang apa yang akan diukur, bagaimana cara mengukur, dan untuk apa
pengukuran tersebut dilakukan.
Sedangkan Peranan indeks harga dalam ekonomi antara lain sebagai berikut.
a. Indeks harga merupakan petunjuk atau barometer dari kondisi ekonomi umum. Hal ini
mengandung maksud sebagai berikut.
- Indeks harga grosir dapat menggambarkan secara tepat tentang tren perdagangan.
- Indeks harga diterima petani dapat menggambarkan kemakmuran di bidang agraria.
b. Indeks harga umum merupakan pedoman bagi kebijakan dan administrasi perusahaan.
c. Indeks harga dapat dipergunakan sebagai deflator, maksudnya bahwa pengaruh perubahan
harga dapat dihilangkan dengan cara membagi nilai tertentu dengan indeks harga yang
sesuai. Proses ini dinamakan proses deflasi dan pembaginya disebut deflator.
d. Indeks harga dapat dipakai sebagai pedoman bagi pembelian barang-barang. Maksudnya
ialah harga barang yang dibeli dapat dibandingkan dengan indeks harga eceran atau indeks
harga grosir agar dapat diukur efisiensi pembelian barangbarang yang bersangkutan.
e. Indeks harga barang-barang konsumsi merupakan pedoman untuk mengatur gaji buruh
atau menyesuaikan kenaikan gaji buruh pada masa inflasi.

4. Metode Perhitungan Indeks Harga


a. Indeks Harga tidak Tertimbang dengan Metode Agregatif Sederhana.
Rumus :
Dimana :
Pn
IA  x 100% IA = Indeks harga yang tidak ditimbang
Po Pn = harga yang dihitung angka indeksnya
Po = harga pada tahun dasar
b. Indeks Jumlah tidak Tertimbang dengan Metode Agregatif Sederhana.
Rumus :
Dimana :
IA = Indeks Jumlah yang tidak ditimbang
Qn = Jumlah yang dihitung angka indeksnya
Qo = Jumlah pada tahun dasar

c. Angka Indeks Tertimbang


1) Metode agregatif sederhana
Rumus:
Dimana
IA = Indeks harga yang ditimbang
(Pn . W) Pn = Nilai yang dihitung angka indeksnya
IA  x 100%
(Po . W) Po = Harga pada tahun dasar
W = Faktor penimbang
2) Metode Laspeyres
Angka indeks Laspeyers adalah angka indeks yang ditimbang dengan faktor
penimbangnya kuantitas tahun dasar (Qo)
Rumus: Dimana :
IL = Angka Indeks Laspeyres
Pn = Harga tahun yang dihitung angka indeksnya
(Pn . Qo ) Po = Harga pada tahun dasar
IL  x 100% Qo = Kuantitas pada tahun dasar
(Po . Qo )

3) Metode Paasche
Angka indeks Paasche adalah angka indeks yang tertimbang dengan faktor
penimbang kuantitas tahun n (tahun yang dihitung angka indeksnya) atau Qn
Rumus: Dimana:
IP = Angka Indeks Paasche
(Pn . Qn ) Pn = Harga tahun yang dihitung angka indeksnya
IP  x 100%
(Po . Qn ) Po = Harga pada tahun dasar
Qn = Kuantitas tahun yang dihitung angka indeksnya

4) Metode Drobisch and Bowley


Rumus:
Dimana:
IL  IP ID = Angka indeks Drosbich
ID 
2 IL = Angka indeks Laspeyres
IP = Angka indeks Paasche
5) Metode Irving Fisher
Penghitungan angka indeks dengan Metode Irving Fisher merupakan angka
indeks yang ideal. Irving Fisher menghitung indeks kompromi dengan cara
mencari rata-rata ukur dari indeks Laspeyres dan indeks Paasche.
Rumus:
Dimana:
IF = Angka indeks Irving Fisher
IL = Angka indeks Laspeyres
IP = Angka indeks Paasche

6) Metode Marshal Edgewarth


Menurut metode ini, angka indeks ditimbang dihitung dengan cara
menggabungkan kuantitas tahun dasar dan kuantitas tahun n, kemudian
mengalikannya dengan harga pada tahun dasar atau harga pada tahun n.
Rumus:
Dimana:
IM = Angka indeks Marshal Edgewarth
Qo = Jumlah pada tahun dasar
Qn = Jumlah tahun yang dihitung angka indeksnya
Po = Harga pada tahun dasar
Pn = Harga tahun yang dihitung angka indeksnya

d. Angka indeks rantai


Angka indeks rantai adalah perhitungan angka indeks dengan menggunakan tahun
sebelumnya sebagai tahun dasar. Misalnya menghitung angka indeks tahun 2011 tahun
dasarnya 2010, angka indeks tahun 2012 tahun dasarnya 2011, angka indeks tahun
2013 tahun dasarnya 2012, dan seterusnya.
Contohnya :
Tahun 2009 2010 2011 2012 2013
Harga Rp 500,00 Rp 600,00 Rp 700,00 Rp 800,00 Rp 900,00
Indeks rantai dapat dihitung sebagai berikut :
- Indeks tahun 2009 = 500/500 x 100 = 100,00
- Indeks tahun 2010 = 600/500 x 100 = 120,00
- Indeks tahun 2011 = 700/600 x 100 = 116,67
- Indeks tahun 2012 = 800/700 x 100 = 114,29
- Indeks tahun 2013 = 900/800 x 100 = 112,50
B. INFLASI

1. Pengertian Inflasi
Inflasi adalah suatu keadaan di mana tingkat harga secara umum (price level) cenderung
naik. Dikatakan tingkat harga umum karena barang dan jasa yang ada di pasaran jumlah dan
jenis yang sangat banyak dimana sebagian besar dari harga-harga tersebut adalah meningkat
sehingga terjadi inflasi.

2. Teori Inflasi
Secara garis besar ada 3 kelompok teori mengenai inflasi, masing-masing menyoroti aspek-
aspek tertentu dari proses inflasi dan masing-masing bukan teori inflasi yang lengkap yang
mencakup semua aspek penting dari proses kenaikan harga barang. Ketiga teori ini adalah :
Teori Kuantitas, teori Keynes dan teori Strukturalis
Teori Kuantitas
Teori kuantitas adalah suatu teori yang mengemukakan bahwa terjadinya inflasi itu
sebenarnya hanya disebabkan oleh satu factor, yaitu kenaikan jumlah uang yang beredar
(JUB).
Teori Keynes
Teori Keynes mengenai inflasi didasarkan pada teori makronya. Menurut teori Keynes
inflasi terjadi karena suatu masyarakat ingin hidup di luar batas kemampuan ekonominya.
Selanjutnya Keynes berpendapat bahwa kenaikan harga tidak hanya ditentukan oleh
kenaikan jumlah uang yang beredar saja, tetapi juga ditentukan oleh kenaikan dalam
ongkos produksi.
Teori Strukturalis
Teori strukturalis adalah teori inflasi jangka panjang karena menyoroti sebab-sebab inflasi
yang berasal dari kekakuan (inleksibilitas) struktur ekonomi suatu Negara. Menurut teori ini
ada 2 ketegaran (kekakuan) utama dalam perekonomian Negara sedang berkembang yang
dapat menimbulkan inflasi, yaitu : Ketegaran suplai bahan makanan dan barang-barang
ekspor.
3. Sebab-sebab timbulnya inflasi
a. Kenaikan permintaan melebihi penawaran atau di atas kemampuan berproduksi
(Demand Pull Inflation) dimana inflasi terjadi disebabkan oleh naiknya permintaan total
terhadap barang dan jasa.
b. Kenaikan biaya produksi (Cost Push Inflation) dimana inflasi yang terjadi karena
meningkatnya biaya produksi, sehingga harga barang yang ditawarkan mengalami
kenaikan.
c. Meningkatnya jumlah uang yang berdar dalam masyarakat, artinya terdapat
penambahan jumlah uang yang beredar, sehingga para produsen menaikkan harga
barang.
d. Berkurangnya jumlah barang di pasaran artinya jumlah barang yang ada dipasar atau
jumlah penawaran barang mengalami penurunan, sehingga jumlahnya sedikit sedang
permintaan akan barang tersebut banyak sehingga harga barang naik
e. Inflasi dari luar negeri (imported inflation) artinya inflasi karena mengimpor barang
dari luar negeri, sedangkan di luar negeri terjadi inflasi (kenaikan harga barang di luar
negeriI, sehingga barang-barang impor mengalami kenaikan harga
f. Inflasi dari dalam negeri (domestic inflation), artinya Meningkatnya pengeluaran
pemerintah/terjadi defisit anggaran

4. Jenis Inflasi Dan Menghitung Inflasi


a. Jenis-jenis inflasi
1) Dilihat dari laju kecepatannya, inflasi
dibagi menjadi :
a) inflasi lunak (mild inflation), inflasi yang kecepatannya kurang dari 5%
per tahun
b) inflasi cepat (Galloping inflation), inflasi yang kecepatannya 5% atau
lebih per tahun
c)inflasi meroket (Sky Rocketing Inflation) atau hiperinflasi, yaitu inflasi
yang kecepatannya lebih dari 10% per tahun.
2) Dilihat dari parah tidaknya, inflasi
dibagi menjadi :
a) Inflasi ringan, inflasi di bawah 10% per tahun (belum mengganggu kegiatan
perekonomian suatu Negara dan masih dapat dengan mudah untuk
dikendalikan)
b) Inflasi sedang, inflasi atnara 10% - 30% per tahun (Belum membahayakan,
tetapi sudah menurunkan kesejahteraan masyarakat yang berpenghasilan
tetap)
c) Inflasi berat, inflasi antara 30% - 100% per tahun (Sudah mengacaukan
perekonomian karena orang cenderung enggan menabung dan lebih senang
menyimpan barang)
d) Inflasi sangat berat atau hierpinflasi, inflasi di atas 100% per tahun
(Mengacaukan kegiatan perekonomian suatu Negara dan sulit untuk
dikendalikan / diatasi)
3) Dilihat dari sumbernya, inflasi dibagi
menjadi :
a) Inflasi dari dalam negeri (domestic inflation) artinya inflasi karena penciptaan
uang baru dan adanya kebijakan anggaran deficit
b) Inflasi dari Luar negeri (imported inflation) artinya inflasi terjadi karena suatu
Negara mengimpor barang / jasa dari Negara lain yang sedang terjadi inflasi

5. Menghitung Inflasi atau laju Inflasi


Laju inflasi adalah kenaikan atau penurunan inflasi dari periode ke periode atau dari tahun
ke tahun. Apabila indeks harga diperoleh angka di atas 100%, berarti harga mengalami kenaikan
(terjadi inflasi) dan jika indeks harga diperoleh angka di bawah 100%, berarti harga mengalami
penurunan (terjadi deflasi)
Untuk menentukan laju infasi dapat dirumuskan sebagai berikut :
Indeks harga periode ini - Indeks harga periode lalu
Laju Inflasi =
Indeks harga periode lalu

Contoh :
Indeks harga pada bulan Juli 2012 110% dan inflasi bulan Agustus 2012 112%, maka laju
inflasi dapat dihitung sebagai berikut :

112  110
x100%
Laju Inflasi Agustus tahun 2012: 110 = 1,82%

6. Dampak Inflasi
Secara garis besar dampak inflasi terhadap perekonomian antara lain.
Terhambatnya pertumbuhan ekonomi negara, karena berkurangnya investasi dan berkurangnya
minat menabung. Masyarakat yang berpenghasilan rendah tidak dapat menjangkau harga
barang, karena harga barang mengalami kenaikan. Jika terdapat kebijakan untuk mengurangi
inflasi, maka akan terjadi pengangguran, karena pemerintah berusaha untuk menekan harga.
Masyarakat akan cenderung untuk menyimpan barang daripada menyimpan uang.
Nilai mata uang turun, karena adanya kenaikan harga barang.
Pihak yang diuntungkan dan dirugikan dengan inflasi :
Pihak yang Untung Pihak yang Rugi
1. Eksportir atau Penjual 1. Importir atau pembeli
2. Debitur / pihak yang memiliki utang 2. Kreditur / pihak yang memiliki
piutang
3. Speklulan / berani berspekulasi 3. Berpenghasilan tetap
4. Berpenghasilan tinggi/besar 4. Berpenghasilan rendah / miskin

1. Cara Mengatasi Inflasi.


a. Kebijakan Moneter
1) Politik diskonto atau suku bunga (Discount Policy), menaikkan suku bunga bank
2) Politik pasar terbuka (Open market policy), menjual surat-surat berharga
3) Politik pagu kredit atau pembatasan kredit (Plafon credit policy), membatasi
pemberian pinjaman
4) Politik uang ketat (Tight money policy), mengurangi jumlah uang yang beredar
5) Politik cadangan kas atau giro wajib minimum (Cash ratio poticy), menaikkan
cadangan kas di bank
b. Kebijakan Fiskal
Kebijakan fiscal adalah kebijakan untuk mengatur pendapatan dan pengeluaran
Negara.
Kebijakan fiscal yang ditempuh untuk mengatasi inflasi diantaranya :
1) Mengurangi pengeluaran negara
2) Penghematan pengeluaran pemerintah (disesuaikan dengan rencana)
3) Pengurangan utang luar negeri
4) Menaikkan atau mengefektifkan pajak
c. Kebijakan non moneter dan non fiskal
Kebijakan non moneter dan non fiskal artinya kebiajakan untuk mengatasi inflasi
dengan tidak mempengaruhi jumlah uang yang beredar dan tidak mempengaruhi
pendapatan dan pengeluaran negara.
Kebijakan tersebut diantaranya :
1) Peningkatan produksi dan peningkatan jumlah barang di pasaran
2) Kebijakan upah dengan menaikkan upah riil yang sudah memperhitungkan
inflasi
3) Pengendalian dan pengawasan harga, misalnya pemerintah menetapkan
kebijakan harga maksimum

2. Inflasi dan Pengangguran


Hubungan antara inflasi dan pengangguran dijelaskan dalam kurva Phillips. Kurva Phillips
adalah kurva yang menggambarkan hubungan antara tingkat inflasi dan tingkat
pengangguran
Sifat umum dari kurva Phillips adalah pada mulanya penurunannya adalah sangat curam,
tetapi semakin lama ia semakin bertambah landai :
a. Apabila tingkat pengangguran sangat rendah, tingkat upah semakin cepat
kenaikannya. Atau semakin rendah pengangguran, maka semakin tinggi tingkat inflasi.
b. Apabila tingkat pengangguran relative tinggi, kenaikan upah relative lambat
berlakunya. Atausemakin tinggi pengangguran, maka semakin rendah tingkat inflasi.
C. DEFLASI
Deflasi merupakan suatu keadaan di mana tingkat harga secara umum mengalami
penurunan. Keadaan harga barang dapat mengalami kenaikan dan penurunan, dimana
ternyata dari hasil perhitungan diketahui bahwa sebagian besar barang mengalami
penurunan harga dan sebagian yang lain mengalami kenaikan, maka terjadi deflasi. Deflasi
akan sangat menguntungkan bagi konsumen, maka terjadi deflasi. Deflasi akan sangat
menguntungkan bagi konsumen, karena harga barang yang akan dibelinya menjadi murah,
sehingga dapat terjangkau oleh konsumen yang berpendapatan tetap dan kecil.

F. PERMINTAAN DAN PENAWARAN UANG

1. Permintaan Uang (Demand of Money)


Permintaan uang adalah sejumlah uang tertentu yang dibutuhkan oleh masyarakat untuk
melakukan transaksi dalam perdagangan atau tujuan tertentu.
Permintaan uang dating dari 4 pihak, yaitu :
a. pihak perseorangan / konsumen
b. pihak pengusaha / produsen
c. pihak investor / penanam modal
d. pihak pemerintah (dapat bertindak sebagai produsen, konsumen dan
pengatur)
Dalam analisis JM Keynes, masyarakat memegang uang atau permintaan uang, untuk
memenuhi tiga keinginan, yaitu :
a. Permintaan uang untuk transaksi Dipengaruhi oleh tingkat pendapatan
b. Permintaan uang untuk berjaga-jaga
c. Permintaan uang untuk spekulasi Dipengaruhi oleh tingkat bunga

Grafik Permintaan uang untuk tujuan Transaksi dan Berjaga-jaga


Keterangan :
a. Dari kurva permintaan tersebut tampak bahwa
makin tinggi pendapatan, makin besar
permintaan uang untuk kedua tujuan tersebut.
b. Pada saat pendapatan sebesar Ya, maka jumlah
uang yang diperlukan untuk transaksi dan
berjaga-jaga sebesar Ma.
c. Pada saat pendapatan nasional Yb maka uang
yang diperlukan sebesar Mb.

Grafik Permintaan uang untuk tujuan Spekulasi


Keterangan :
a. Kurva permintaan uang untuk spekulasi
menunjukkan bahwa makin tinggi tingkat
bunga (ia), makin kecil permintaan uang (Mb),
b. Makin rendah tingkat bunga (ib), makin besar
permintaan uang (Mb).
c. LP pada gambar tersebut menunjukkan kurva
preferensi likuiditas.

2. Penawaran Uang (Supply of money)


Penawaran uang adalah sejumlah uang tertentu yang disediakan oleh pemerintah atau
bank untuk dapat dimiliki oleh masyarakat. Penawaran uang dapat mempengaruhi tingkat
harga, tingkat bunga dan tingkat kegiatan ekonomi suatu Negara. Oleh karena itu pertambahan
penawaran uang dalam perekonomian perlu dikendalikan. Tugas tersebut dipegang oleh Bank
Sentral.
Faktor-faktor yang mempengaruhi Permintaan dan Penawaran Uang
Faktor yang mempengaruhi permintaan Faktor yang mempengaruhi penawaran
uang uang (JUB)
1. Alasan transaksi (transaction motive) 1. Tingkat pendapatan
2. Alasan berjaga-jaga (precautionary 2. Tingkat suku bunga
motive)
3. Alasan spekulasi (speculative motive) 3. Selera masyarakat
4. Tingkat harga barang 4. Sistem pembayaran dan kebijakan
moneter
5. Tingkat suku bunga 5. Tingkat harga barang
6. Ekspektasi (perkiraan /ramalan masa 6. Jenis kekayaan yang dimiliki
yang akan datang) masyarakat

SOAL PERTEMUAN XVIII

Jawablah dengan singkat dan jelas menurut pendapat anda!


9. Jelaskan pengertian indeks harga !
10. Identifikasikan macam-macam angka indeks!
11. Jelaskan tujuan penyusunan angka indeks!
12. Perhatikan data harga barang berikut ini !
Tahun 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009
Harga 1.500 2.000 3.000 4.000 6.000 4.500 4.000 7.500
Hitunglah indeks harga setiap tahunnya jika tahun 2002 digunakan sebagai tahun dasar !
13. Tabel pemeblian bahan mentah (dalam ton) suatu pabrik menunjukkan data sebagai berikut :
Bahan mentah
Tahun
A B C
2004 300 400 300
2005 400 400 400
2006 400 550 350
2007 700 1.000 950
2008 650 1.100 1.000
2009 600 1.200 1500
Hitunglah indeks kuantitas setiap tahunnya untuk bahan mentah, A, B dan C jika tahun dasarnya
2004 !

Score : Setiap soal memiliki nilai 5


Jumlah Nilai
Nilai akhir :
2,5

TUGAS MANDIRI :
Carilah data melalui internet tentang peranan indeks harga di Indonesia dan bagaimana
pengaruhnya terhadap kondisi perekonomian Indonesia dengan adanya hasil perhitungan
indeks harga tersebut

SOAL PERTEMUAN XIX

Jawablah dengan singkat dan jelas menurut pendapat anda!

1. Dalam penyusunan angka indeks perlu ditentukan periode dasar atau tahun dasar. Apakah
yang dimaksud dengan periode dasar atau tahun dasar? Sebutkan ketentuan dalam
pemilihan tahun dasar !
2. Berdasarkan metode perhitungan indeks harga, di Indonesia menggunakan metode yang
mana dalam perhitungannya ?

3. Berikut ini data harga dan kuantitas barang tahun 2008 dan 2009 :
No. Nama Barang Harga (2008) Harga (2009) Kuantitas Kuantitas
(2008) (2009)
1. Besi Rp 40.000,00 Rp 45.000,00 500 unit 600 unit
2. Lantai Keramik Rp 50.000,00 Rp 60.000,00 400 box 500 box
3. Semen Rp 35.000,00 Rp 30.000,00 300 sak 400 sak
4. Pasir Rp 400.000,00 Rp 450.000,00 50 rit 60 rit
5. Batu bata Rp 300.000,00 Rp 250.000,00 50 rit 60 rit
Hitunglah besarnya indeks berikut ini :
a. Indeks kuantitas dengan metode sederhana
b. Indeks harga dengan metode sederhana
c. Indeks Laspeyres
d. Indeks Paasche
e. Indeks Drobisch dan Bowley

4. Isilah untuk perhitungan indeks berikut ini !


Macam Harga Kuantitas
No. Po.Qo Pn.Qo Po.Qn Pn.Qn (Qo+Qn)Po (Qo+Qn)Pn
barang 2007 2008 2007 2008
a. Gula 7.000 8.000 10 20
b. Beras 4.000 5.000 20 20
c. Teh 5.000 4.000 20 40
d. Kopi 8.000 9.000 40 50
e. Susu 4.000 5.000 10 20
Jumlah ( ∑ )

Berdasarkan perhitungan tersebut, diminta tentukan besarnya :


a. Indeks harga metode Laspeyres
b. Indeks harga metode Paasche
c. Indeks harga metode Drobisch and Bowley
d. Indeks harga metode Irving Fisher
e. Indeks harga metode Marshal Edgewarth
5. Perhatikan data harga barang yang terjual di kota “X” dari tahun 2000 s.d 2009
Tahun 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009
Harga 200 300 400 500 700 900 1000 800 700 500
Hitunglah indeks kuantitas dengan berantai !

Score : Setiap soal memiliki nilai 5


Jumlah Nilai
Nilai akhir :
4

TUGAS DISKUSI KELOMPOK


1. Carilah data melalui internet tentang besarnya indeks harga konsumen dan indeks harga
perdagangan besar selama 5 tahun terakhir!
2. Diskusikan dengan kelompokmu untuk memberikan analisis besarnya indeks harga
konsumen dan indeks harga perdagangan besar tersebut!
3. Buatlah laporan hasil diskusi dan sampaikan kepada gurumu!
Tugas Mandiri :
Perhatikan data berikut ini :
Harga Kuantitas
No. Nama barang
2008 2009 2008 2009
1. Beras Rp 4.000,00 Rp 4.500,00 800 unit 1.000 unit
2. Gandum Rp 5.000,00 Rp 6.000,00 500 unit 400 unit
3. Kacang Rp 10.000,00 Rp 12.000,00 500 unit 500 unit
4. Kedelai Rp 8.000,00 Rp 7.000,00 200 unit 300 unit
5. Jagung Rp 2.500,00 Rp 2.000,00 600 unit 800 unit
Diminta Hitunglah besarnya angka indeks dan berilah kesimpulannya :
a. Indeks harga dengan metode agregatif sederhana
b. Indeks kuantitas dengan metode agregatif sederhana
c. Indeks harga dengan metode Laspeyres
d. Indeks harga dengan metode Paasche
e. Indeks harga dengan metode Drobisch and Bowley
f. Indeks harga dengan metode Irving Fisher
g. Indeks harga dengan metode Marshal Edgewarth

SOAL PERTEMUAN XX

Jawablah dengan singkat dan jelas menurut pendapat anda!


1. Jelaskan pengertian inflasi!
2. Identifikasikan penyebab terjadinya inflasi!
3. Jika diketahui inflasi yang terjadi pada bulan Agustus 2008 20%, inflasi pada bulan
September 2008 40% dan inflasi pada bulan Oktober 2008 50%, tentukan besarnya laju
inflasi pada bulan September 2008 dan Oktober 2008 !
4. Gambarkan grafik terjadinya inflasi karena naiknya biaya produksi dan berikan penjelasan
seperlunya !
5. Indonesia sering mengalami inflasi (kenaikan harga), kejadian tersebut meresahkan
masyarakat. Menurut anda sering terjadinya inflasi di Indonesia disebabkan oleh faktor apa
saja. Berilah penjelasannya !

Score : Setiap soal memiliki nilai 5


Jumlah Nilai
Nilai akhir :
7.,5

TUGAS MANDIRI
1. Isilah perhitungan laju inflasi berikut ini !
No. Tahun Indeks Harga Besar Inflasi Laju inflasi
a. 2005 120 ………………… …………………
b. 2006 140 ………………… …………………
c. 2007 150 ………………… …………………
d. 2008 180 ………………… …………………
e. 2009 200 ………………… …………………

2. Kebijakan pemerintah Indonesia akhir-akhir ini adalah menaikkan harga BBM yang akan
sangat berpengaruh terhadap kondisi perekonomian secara umum. Coba diskusikan dengan
teman-teman anda, apa akibatnya dengan adanya kebijakan menaikkan harga BBM
terhadap harga yang berlaku di pasar dan harga barang secara umum !

SOAL PERTEMUAN XXI

Jawablah dengan singkat dan jelas menurut pendapat anda!


1. Bagaimana dampak inflasi terhadap kegiatan perekonomian? Jelaskan!
2. Identifikasikan pihak – pihak yang merasakan berat atau menderita dengan adanya inflasi !
3. Identifikasikan pihak – pihak yang diuntungkan dengan adanya inflasi !
4. Identifikasikan cara mengatasi inflasi dengan kebijakan moneter!
5. Identifikasikan cara mengatasi inflasi dengan kebijakan fiskal!

Score : Setiap soal memiliki nilai 5


Jumlah Nilai
Nilai akhir :
7.,5

Tugas Mandiri
Isilah perhitungan jumlah uang yang beredar terait dengan politik cash ratio !
Jumlah uang yang Kredit yang dapat
No. Cadangan kas Alat likuid
beredar diberikan
1. 20% Rp 200.000.000,00 Rp …………………. Rp ………………….
2. 12,5% Rp 400.000.000,00 Rp …………………. Rp ………………….
3. 8% Rp 800.000.000,00 Rp …………………. Rp ………………….
4. 25% Rp 500.000.000,00 Rp …………………. Rp ………………….
5. 15% Rp 600.000.000,00 Rp …………………. Rp ………………….

BAB 7

KEBIJAKAN MONETER DAN FISKAL

A. KEBIJAKAN MONETER

1. Pengertian kebijakan moneter


Kebijakan moneter atau politik moneter adalah kebijakan yang meliputi langkah-langkah
pemerintah yang dilaksanakan oleh Bank Sentral (Bank Indonesia) untuk mempengaruhi
(merubah) penawaran uang dalam perekonomian atau merubah tingkat bunga, dengan maksud
untuk mempengaruhi pengeluaran agregat.
Kebijakan moneter dibedakan menjadi dua macam bentuk yaitu :
a. Kebijakan Moneter Ekspansif (Easy Money Policy / politik uang longgar) adalah
kebijakan untuk meningkatkan permintaan agregat sehingga dapat menaikkan pendapatan
nasional atau produksi nasional dan berakibat terjadi kenaikan harga-harga (inflasi).
Permintaan Agregat (Aggregate Demand : AD) adalah permintaan keseluruhan dalam
perekonomian pada berbagai tingkat harga.
b. Kebijakan Moneter Kontraktif (Tight Money Policy / Politik uang ketat)adalah
kebijakan untuk meningkatkan penawaran agregat sehingga dapat menambah produksi
barang/jasa nasional dan berakibat terjadi penurunan harga-harga (deflasi). Penawaran
Agregat (Aggregate Supply : AS) adalah pendapatan nasional riil (nilai barang dan jasa) yang
akan diproduksikan/diciptakan oleh perusahaan pada berbagai tingkat harga.

2. Tujuan dan peran kebijakan moneter


Tujuan pemerintah melakukan kebijakan moneter antara lain :
a. Menyelenggarakan dan mengatur peredaran uang.
b. Menjaga dan memelihara kestabilan nilai uang rupiah, baik untuk dalam negeri
maupun untuk lalu lintas pembayaran luar negeri
c. Memperluas, memperlancar dan mengatur lalu lintas pembayaran uang giral
d. Mencegah terjadinya inflasi (kenaikan harga barang secara umum)
Peran kebijakan moneter diantaranya
a.    Menjaga Stabilitas Ekonomi       
b.   Menjaga Kestabilan Harga       
c.    Meningkatkan Kesempatan Kerja
d.   Memperbaiki Nereca Perdagangan dan Neraca Pembayaran

3. Instrumen Kebijakan Moneter


Instrumen kebijakan moneter atau jenis kebijakan moneter, diantaranya :
a. Kebijakan Moneter Kuantitatif
Kebijakan moneter dalam rangka untuk mempengaruhi jumlah uang yang beredar yang
bersifat kuantitatif antara lain :
1) Discount Policy (Politik diskonto) artinya kebijakan untuk menaikkan
atau menuruntak suku bunga bank dalam rangka untuk memperlancar likuiditas
sehari-hari.
2) Open Market Policy (Politik pasar terbuka atau operasi pasar terbuka)
artinya Kebijakan untuk memperjualbelikan surat-surat berharga oleh Bank
Indonesia di pasar uang.
3) Cash Receive Ratio (Politik Cadangan Kas atau Giro wajib minimum)
artinya kebijakan untuk menaikan atau menurunkan cadangan kas yang harus ada
di bank-bank umum.
Jumlah uang yang beredar dapat dirumuskan sebagai berikut :
Alat likuid atau uang tunai
Jumlah uang yang beredar =
Cadangan wajib minimum

Contoh : Jika bank Indonesia menetapkan cadangan wajib minimum yang harus
ditaati oleh bank umum sebesar 12,5%, dan bank umum memiliki alat likuid sebesar
Rp 400 milyar, maka Jumlah uang yang beredar adalah :

Rp 400.000.000.000,00
Jumlah uang yang beredar = 12,5% = Rp 3.200.000.000.000,00

b. Kebijakan Moneter Kualitatif


1) Plafon Credit Policy (Politik Pagu kredit) artinya kebijakan untuk
mmperketat atau mempermudah dalam pembelian pinjaman kepada masyarakat.
2) Moral Suation Policy (Politik Pembujukan Moral) artinya Bank Indonesia
menghimbau kepada bank-bank umum untuk mempertimbangkan kondisi
ekonomi secara makro agar arus uang dapat berjalan dengan lancar.

4. Kebijakan Moneter sebagai salah satu Kebijakan Ekonomi Makro


Kebijakan moneter merupakan salah satu bagian integral dari kebijakan makro ekonomi,
sehingga kebijakan moneter tersebut ditujukan untuk mendukung sasaran ekonomi makro. Ban
Indonesia sebagai bank sentral mempunyai otoritas moneter yang mengatur peredaran uang di
masyarakat dan mengatur alokasi uang yang beredar serta mempengaruhi tingkat bunga dalam
rangka untuk mencapai sasaran ekonomi makro seperti yang telah disebutkan di muka, yaitu :
pertumbuhan ekonomi yang tinggi, Pemerataan pembangunan, Perluasan kesempatan kerja,
Pemerataan distribusi pendapatan, Kestabilan harga dan Keseimbangan neraca pembayaran
yang semakin mantap. Sasaran tersebut sedapat mungkin diusahakan untuk tercapai secara
maksimal dan serentak.
Ada beberapa pilihan atau alternatif yang dilakukan oleh Bank Indonesia dalam memantapkan
kebijakan moneter dalam rangka mencapai sasaran tersebut, yaitu :
a. Memilih tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi dengan mengabaikan tingkat inflasi dan
keseimbangan neraca pembayaran
b. Memilih tingkat inflasi yang rendah dan keseimbangan neraca pembayaran dengan
mengabaikan pertumbuhan ekonomi dan kesempatan kerja
c. Menetapkan semua sasaran yang akan dicapai secara serentak, tetapi tidak satupun
sasaran dapat dicapai secara maksimal
Kebijakan moneter pada dasarnya dapat pula dibedakan antara Kebijakan Moneter Longgar
(Easy Monetery Policy) dan Kebijakan Moneter Ketat (Tight Monetery Policy). Kebijakan
Moneter Longgar pada umumnya ditempuh untuk mengatasi kelesuan ekonomi dlam negeri,
dengan penambahan jumlah uang yang beredar, sehingga pertumbuhan ekonomi lebih tinggi,
namun terjadi inflasi dan dapat menekan keseimbangan neraca pembayaran. Kebijakan
Moneter Ketat dilakukan untuk menjaga kestabilan harga dan dapat membantu keseimbangan
neraca pembayaran dengan cara mengurangi jumlah uang yang beredar, akan tetapi dapat
memperkecil pertumbuhan ekonomi suatu negara

5. Pengaruh Kebijakan Moneter dalam Perekonomian


Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa Kebijakan moneter di suatu negara sangat
terbatas operasinya, terlebih di negara-negara yang sedang berkembang. Beberapa alasan
dikemukakan untuk menjelaskan keterbatasan operasi kebijakan moneter, antara lain :
a. Sempitnya ruang lingkup pasar uang
b. Berkembangnya lembaga-lembaga keuangan non bank di negara sedang berkembang
c. Banyaknya bank-bank umum yang mempunyai kelebihan dana
d. Banyaknya bank-bank asing yang mendapatkan kemudahan serta prioritas untuk terhindar
dari kebijakan moneter

B. KEBIJAKAN FISKAL

1. Pengertian kebijakan fiskal


Kebijakan Fiskal atau Kebijakan Anggaran adalah kebijakan pemerintah yang berhubungan
dengan pendapatan dan pengeluaran Negara atau APBN, agar sesuai dengan pertumbuhan
ekonomi yang diharapkan dan pada gilirannya akan meningkatkan penciptaan lapangan kerja.
Kebijakan Fiskal dapat dibedakan menjadi dua macam bentuk, yaitu :
a. Kebijakan Fiskal Ekspansif adalah kebijakan pemerintah untuk menambah pengeluaran
negara sehingga meningkatkan investasi dan menciptakan suatu kegiatan ekonomi dengan
penggunaan tenaga kerja yang tinggi/penuh tanpa inflasi dan selalu mengalami
pertumbuhan yang memuaskan.
b. Kebijakan Fiskal Kontraktif adalah kebijakan pemerintah untuk menambah penerimaan
negara dengan peningkatan pajak / mengefektifkan pajak atau mengurangi pengeluaran
negara sehingga inflasi dapat teratasi.

2. Tujuan dan peran kebijakan fiskal


Kebijakan fiskal adalah kebijakan pemerintah dalam bidang anggaran dan belanja negara
yang bertujuan untuk mempengaruhi jalannya perekonomian. Kebijakan fiskal bukan semata‐
mata kebijakan dibidang perpajakan, akan tetapi menyangkut bagaimana mengelola
pemasukan dan pengeluaran negara untuk mempengaruhi perekonomian.
Sedangkan Tujuan kebijakan Fiskal
a. Mencegah pengangguran atau meningkatkan kesempatan kerja
b. Stabilitas harga atau menanggulangi inflasi
c. Untuk mendorong investasi sosial secara optimal
d. Meningkatkan stabilitas ekonomi ditengah ketidakstabilan internasional
e. Untuk meningkatkan dan meredistribusikan Pendapatan Nasional

3. Instrumen kebijakan fiskal


Jenis Kebijakan fiskal :
a. Kebijakan fiskal deskresioner, menyangkut kebijakan
anggaran belanja –surplus atau defisit
Kebijakan Fiskal Diskresi Adalah tindakan strategis di bidang fiskal yang mandatoris sudah
melekat dan yang bersifat aktif menjadi wewenang serta tanggung jawab dari pejabat
pembuat kebijakan sebagaimana yang sudah diatur oleh undang‐undang. (Karena
melaksanakan undang‐undang, berarti sudah mendapat ijin dari DPR). Ketika tindakan
strategis yang akan diambil belum diatur / tidak menjadi kewenangannya, maka presiden
bisa membuat peraturan pemerintah pengganti undang‐undang untuk itu. Perubahan
kebijakan fiscal yang diajukan oleh presiden (diusulkan oleh ekonom penasehat presiden)
dimana tindakantindakan yang harus diambil misalnya dalam perubahan tingkat pajak, dan
dalam program pemberian subsidi, memerlukan persetujuan dari DPR dan jika akhirnya
DPR bisa menyetuji, maka perubahan ini merupakan diskresi dari pejabat atau institusi
terkait
b. Kebijakan fiskal penstabil Otomatik (built in stability)
berupa pajak, asuransi pengangguran dan kebijakan harga minimum
Penyeimbang otomatis adalah sebuah mekanisme yang dapat menaikkan atau menurunkan
penerimaan pajak (T) maupun belanja pemerintah (G) secara otomatis tanpa secara khusus
menetapkan kebijakan untuk menaikkan atau menurunkan T dan G. Jadi penyeimbang
otomatis adalah mekanisme yang dapat menaikkan deficit anggaran belanja pemerintah
(menurunkan surplus anggaran pemerintah) selama kurun waktu resesi dan menaikkan
surplus anggaran pemerintah (atau menurunkan deficit anggaran pemerintah) selama
periode ekspansi tanpa memerlukan tindakan yang nyata / spesifik dari pembuat kebijakan.
Sedangkan Instrumen Kebijakan fiskal, diantaranya :
a. Pembiayaan Fungsional
b. Pengelolaan anggaran
c. Stabilisasi anggaran otomatis
d. Anggaran belanja seimbang
(kebijakan anggaran belanja defisit untuk mengatasi depresi dan pengangguran. Bila terjadi
inflasi maka kebijakan anggaran surplus dilakukan)
SOAL PERTEMUAN XXII

Jawablah dengan singkat dan jelas menurut pendapat anda!


a. Jelaskan perbedaan antara Kebijakan Moneter!
b. Identifikasikan bentuk kebiajakn moneter!
c. Identifikasikan tujuan kebijakan Moneter!
d. Bagaimana peran kebijakan moneter? Jelaskan!
e. Identifikasikan instrument kebijakan moneter!

Score : Setiap soal memiliki nilai 5


Jumlah Nilai
Nilai akhir :
3,5

TUGAS MANDIRI
Isilah perhitungan jumlah uang yang beredar terait dengan politik cash ratio !
Jumlah uang yang Kredit yang dapat
No. Cadangan kas Alat likuid
beredar diberikan
1. 40% Rp 100.000.000,00 Rp …………………. Rp ………………….
2. 15% Rp 265.000.000,00 Rp …………………. Rp ………………….
3. 10% Rp 800.000.000,00 Rp …………………. Rp ………………….
4. 30% Rp 275.000.000,00 Rp …………………. Rp ………………….
5. 25% Rp 400.000.000,00 Rp …………………. Rp ………………….

SOAL PERTEMUAN XXIII

Jawablah dengan singkat dan jelas menurut pendapat anda!


14. Mengapa kebijakan moneter sebagai salah satu kebijakan ekonomi makro? Jelaskan!
15. Identifikasikan hal-hal yang berkaitan dengan kebijakan ekonomi makro!
16. Apa yang dimaksud politik uang ketat dan politik uang longgar? Jelaskan!
17. Bagaimana pengaruh kebijakan moneter terhadap Kegiatan Perekonomian !
18. Siapa yang mengatur dan melaksanakan kebijakan moneter? Jelaskan!

Score : Setiap soal memiliki nilai 5


Jumlah Nilai
Nilai akhir :
2,5

TUGAS KELOMPOK
1. Carilah informasi melalui internet tentang berbagai kebijakan moneter yang dilakukan oleh
Bank Indonesia!
2. Diskusikan dengan kelompokmu untuk membahas dan menganalisis berbagai kebijakan
moneter yang dilakukan oleh Bank Indonesia!
3. Buatlah laporan hasil diskusi dan sampaikan kepada gurumu!

SOAL PERTEMUAN XXIV

Jawablah dengan singkat dan jelas menurut pendapat anda!


1. Jelaskan pengertian kebijakan fiscal!
2. Jelaskan bentuk-bentuk kebijakan fiscal!
3. Identifikasikan tujuan dan peran kebijakan fiscal!
4. Identifikasikan instrument kebijakan fiscal!
5. Siapa yang berwenang mengambil kebijakan fiscal di Indonesia? Jelaskan!

Score : Setiap soal memiliki nilai 5


Jumlah Nilai
Nilai akhir :
2,5

TUGAS KELOMPOK
1. Carilah informasi melalui internet tentang berbagai kebijakan fiskal yang dilakukan oleh
Pemerintah Indonesia!
2. Diskusikan dengan kelompokmu untuk membahas dan menganalisis berbagai kebijakan
fiskal yang dilakukan oleh Pemerintah Indonesia!
3. Buatlah laporan hasil diskusi dan sampaikan kepada gurumu!

TUGAS MANDIRI
Bagaimana caranya pemerintah untuk dapat mengefektifkan kebijakan fiscal, sehingga dapat
meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan pendapatan masyarakat serta pendapatan nasional?

BAB 8
PELAKU EKONOMI DALAM SISTEM PEREKONOMIAN
INDONESIA

A. PENGERTIAN BUMN, BUMS DAN KOPERASI

1. Pengertian Badan Usaha.


Pengertian badan usaha dengan perusahaan dapat dikemukakan di bawah ini :
a. Badan Usaha adalah suatu kesatuan yuridis ekonomis yang medirikan usaha untuk
mencari keuntungan.
b. Perusahaan adalah suatu kesatuan teknis dan tempat proses untuk memproduksi
barang dan jasa secara efektif dan efisien.

2. Jenis Badan Usaha.


Ditinjau dari lapangan usahanya, badan usaha digolongkan menjadi lima jenis, yaitu :
a. Badan Usaha Ekstraktif adalah badan usaha yang kegiatannya mengambil hasil alam
secara langsung, sehingga menimbulkan manfaat tertentu. Contohnya pertambangan,
perikanan laut, penebangan kayu, pendulangan emas atau intan, dan sebagainya.
b. Badan Usaha Agraris adalah badan usaha yang kegiatannya mengolah alam sehingga
dapat memberikan manfaat yang lebih banyak. Contohnya Pertanian, perikanan darat,
peternakan, perkebunan dan sebagainya.
c. Badan Usaha Industri adalah badan usaha yang kegiataanya mengolah dari bahan
mentah menjadi barang jadi yang siap untuk dikonsumsi. Cantohnya : perusahaan
tekstil, meubelair, industri logam, kerajinan tangan, assembling dan sebagainya.
d. Badan Usaha Perdagangan adalah badan usaha yang kegiatannya menyalurkan barang
dari produsen kepada konsumen, atau kegiatan pertukaran atau jualbeli. Contoh grosir,
pedagang eceran, supermarket, perusahaan ekspor impor dan sebagainya.
e. Badan usaha Jasa adalah badan usaha yang kegiatannya bergerak dalam bidang
pemberian atau pelayanan Jasa tertentu kepada konsumen. Contoh : salon, dokter,
bengkel, notaris, ansuransi, bank, akuntan dan sebagainya.
Ditinjau dari pemilikan modal, dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu :
a. Badan Usaha Milik Negara (BUMN) adalah badan usaha yang modalnya milik negara,
yang berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan. BUMN bergerak disektor-sektor
yang menguasai hajat hidup orang banyak. Contoh : Perjan, Perum dan Persero.
b. Badan Usaha Milik Swasta (BUMS) adalah badan usaha yang seluruh modalnya dimiliki
oleh swasta, dapat berbentuk perseorangan maupun persekutuan. Contoh: Firma,
Persekutuan Komanditer, Perseroan Terbatas, Koperasi dan sebagainya.
c. Badan Usaha Campuran adalah badan usaha yang modalnya sebagian milik pemerintah
dan sebagian milik swasta. Contohnya PERSERO. Modal yang dimiliki oleh badan usaha
ini adalah 51% atau lebih dimiliki pemerintah dan paling banyak 49% dimiliki oleh
swasta atau investor. Contoh : PT Telkom, PT Garuda, PT BNI 1946, PT Jakarta LLoyd
dan sebagainya.

4. Koperasi merupakan badan usaha yang modalnya dimiliki oleh anggota di dalam
menjalankan usaha, yang memenuhi aspirasi dan kebutuhan bersama di bidang ekonomi,
sosial, dan budaya sesuai dengan nilai dan prinsip Koperasi.
Koperasi diatur dalam UU Perkoperasian N0. 25 tahun 1992.
Koperasi adalah..

B. PERAN BUMN, BUMS DAN KOPERASI


1. Peran BUMN
Badan Usaha Milik Negara (BUMN) memiliki peran sebagai berikut :
b. Untuk mengisi kas negara, karena merupakan salah satu
sumber penghasilan negara.
c. Agar pengusaha swasta tidak memonopoli usaha yang
menguasai hajat hidup orang banyak.
d. Melayani kepentingan umum atau pelayanan kepada
masyarakat.
e. Merupakan lembaga ekonomi yang tidak mempunyai
tujuan utama mencari keuntungan, tetapi dibenarkan untuk memupuk keuntungan.
f. Merupakan salah satu stabilisator perekonomian negara.
g. Dapat meningkatkan produktivitas, efektivitas, dan
efisiensi serta terjaminnya prinsip-prinsip ekonomi.

2. Peran BUMS
Badan Usaha Milik Swasta (BUMS) memiliki peran sebagai berikut :
a. Bertujuan untuk memperoleh keuntungan dan membagikan keuntungan tersebut
b. Sebagai lembaga ekonomi yang memberikan pelayanan kepada masyarakat dengan
menciptaken barang dan jasa yang dibu-tuhkan oleh masyarakat
c. Sebagai salah satu dinamisator dalam kehidupan perekonomian masyarakat
d. Sebagai pengelola dan pengolah sumber daya, baik sumber daya alam maupun sumber
daya manusia
e. Sebagai partner kerja pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

3. Peran Koperasi
Koperasi memiliki peran sebagai berikut :
a. Sebagai salah satu lembaga perekonomian masyarakat.
b. Sebagai tulang punggung perekonomian negara.
c. Sebagai dinamisator dan stabilisator perekonomian masyarakat dan negara.
d. Sebagai lembaga produktif untuk memberikan pelayanan kepada anggota pada
khususnya dan masyarakat pada umumnya.
e. Sebagai lembaga ekonomi untuk meningkatkan sumber daya manusia dalam
masyarakat.
f. Sebagai partner kerja pemerintah dalam rangka mencapai tujuan pembangunan di
bidang ekonomi dan koperasi.

4. Bentuk-Bentuk BUMN, BUMS dan Koperasi


a. Bentuk Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
Sesuai dengan Instruksi Presiden Republik Indonesia no. 17 tahun 1967, maka
Perusahaan Negara digolongkan ke dalam tiga bentuk usaha Negara, yaitu :
1) Perusahaan Jawatan (PERJAN) atau Departemen Agency, adalah perusahaan
negara yang modalnya setiap tahun ditetapkan dalam APBN, bagi departemen
yang bersangkutan.
Ciri-ciri Perusahaan Jawatan antara lain :
- pengabdian/pelayanan kepada masyarakat (public service)
- sebagai suatu bagian dari departemen/dirjen/direktorat/ pemerintah daerah
- dipimpin oleh seorang Kepala.
- memperoleh fasilitas negara
- pegawainya pegawai negeri
- pengawasan dilakukan baik secara hirarki maupun secara fungsional seperti
bagian-bagian dari suatu Departemen/ Pemerintah Daerah
2) Perusahaan Umum (PERUM) atau Public Corporation, adalah perusahaan negara
yang modal seluruhnya milik negara (berasal dari kekayaan negara yang
dipisahkan).
Contoh : Perum Husada Bakti, Perum Pegadaian, Perum Pelayaran, Perum Peruri,
Perum Damri, Perum Perhutani dan sebagainya.
Ciri-ciri Perusahaan Umum antara lain :
- melayani kepentingan umum .
- umumnya bergerak dibidang jasa vital (public utility)
- dibenarkan memupuk keuntungan
- berstatus badan hukum
- mempunyai nama dam kekayaan sendiri serta kebebasan bergerak seperti
perusahaan swasta
- hubungan hukumnya diatus secara hubungan hukum pendata
- modal seluruhnya dimiliki oleh negara dan kekayaan negara yang dipisahkan
- dipimpin oleh seorang Direksi
- pegawainya adalah pegawai perusahaan negara
- laporan tahunan perusahaan, disampaikan kepada pemenintah
3) Perusahaan Perseroan (PERSERO) atau Public State Company, adalah perusahaan
negara yang modalnya terdiri dari saham-saham yang dimiliki oleh pemerintah
(seluruh atau sebagian besar), yang bergerak dibidang produksi dengan tujuan
mencari laba. Contoh : PT. Telkom., PT. Pos Indonesia, PT. Semen Gresik, PT. BRI,
PT. Bank Mandiri dan sebagainya.
Ciri-ciri Perusahaan Perseroan antana lain :
- memupuk keuntungan (profitability)
- sebagai badan hukum perdata (yang berbentuk PT)
- hubungan usahanya diatur menurut hukum perdata
- modal seluruhnya atau sebagian merupakan kekayaan negara yang dipisahkan
(dimungkinkan joint dengan swasta nasional/asing)
- tidak memiliki fasilitas-fasilitas negara
- dipimpin oleh seorang Direksi
- status pegawainya sebagai pegawai perusahaan swasta
- peranan pemerintah sebagai pemegang saham

b. Bentuk Badan Usaha Milik Swasta (BUMS)


Badan usaha milik swasta seluruh modalnya dimiliki oleh pihak swasta, baik secara
perseorangan maupun persekutuan. Berdasarkan badan hukum yang dipilih, badan
usaha milik swasta dapat dibedakan dalam bentuk badan usaha perseorangan, firma,
persekutuan komanditer, dan perseroan terbatas.
1) Badan Usaha Perseorangan
Badan usaha perseorangan adalah suatu bentuk badan usaha yang hanya didirikan
oleh seorang, modalnya dart seorang dan ia sendiri yang memimpin dan
bertanggung jawab atas segala pekerjaan dengan tujuan untuk mendapat laba.
2) Badan Usaha Firma
Firma adalah persekutuan dua orang atau lebih untuk mendirikan dan
menjalankan suatu perusahaan di bawah nama bersama, dan masing-masing
sekutu atau anggota memiliki tanggungjawab yang sama terhadap perusahaan.
Tanggung jawab sekutu tidak terbatas sehingga tidak ada pemisahan antara
kekayaan perusahaan dengan kekayaan pribadi atau prive. Apabila perusahaan
menderita kerugian, maka seluruh kekayaan pribadinya dapat dijaminkan untuk
menutup kerugian firma.
3) Badan Usaha Persekutuan Komanditer
Persekutuan komanditer atau CV (Commanditaire Venootschaft) adalah
Persekutuan dua orang atau lebih untuk mendirikan usaha dimana satu atau
beberapa orang sebagai sekutu yang hanya menyerahkan modal dan sekutu
lainnya yang menjalankan perusahaan. Jadi dalam persekutuan komanditer dikenal
dua sekutu, yaitu :
a) Sekutu aktif atau sekutu bekerja atua sekutu komplementer, yaitu sekutu yang
berhak memimpin perusahaan
b) Sekutu pasif atau sekutu tidak bekerja atau sekutu komanditer (sleeping
partner) yaitu sekutu yang hanya menyerahkan madalnya saja.
4) Badan Usaha Perseroan Terbatas (PT)
Perseroan Terbatas (PT) adalah suatu persekutuan yang mamperoleh modal
dengan mengeluarkan sero atau saham, dimana tiap orang dapat memiliki satu
atau lebih saham, serta bertanggungjawab sebesar modal yang diserahkan.
Mendirikan PT harus dengan akta notaris dan harus ada ijin (persetujuan dari
Menteri Kehakiman dan PT tersebut harus diumumkan dalam berita negara
(Lembaran Berita Negara), sehingga PT berbentuk Badan Hukum
Dalam akte pendiriannya harus memuat :
a) Nama PT dan Tujuannya tidak bertentangan dengan kesusilaan dan ketertiban
umum
b) Nama-nama pendiri PT serta alamatnya
c) Tempat kedudukan PT
d) Jumlah modal PT
e) Anggaran dasar PT
Modal yang disebutkan dalam anggaran dasar terdiri dari :
1) Modal Statuter yaitu modal yang tecantum dalam neraca PT
2) Modal yang ditempatkan yaitu sebanyak 20% dari modal statuter harus sudah
terjual
3) Modal yang disetor yaitu modal yang harus disetor ke kas PT, minimal 10%
dan modal statuter.
Dalam PT ada tiga badan yang menentukan kelancaran jalannya kehidupan PT,
yaitu :
1) Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), mempunyai. kekuasaan tertinggi
dalam PT. RUPS inilah yang berhak memilih dan mengangkat serta
menetapkan gaji Direksi maupun Dewan Komisaris.
2) Direksi (Direktur Utama) adalah seseorang yang memimpin dan
bertanggungjawab atas jalannya PT.
3) Dewan Komisaris adalah orang-orang yang dipilih para pesero (biasanya
pesero yang memiliki sero terbanyak). Tugas Komisaris adalah mengawasi dan
memberikan nasihat kepada Direksi.
5) Bentuk Badan Usaha Koperasi.
Berdasarkan Bab I UU No. 17 Tahun 2012 tentang Perkoperasian, pengertian
Koperasi adalah badan hukum yang didirikan oleh orang perseorangan atau badan
hukum Koperasi, dengan pemisahan kekayaan para anggotanya sebagai modal
untuk menjalankan usaha, yang memenuhi aspirasi dan kebutuhan bersama di
bidang ekonomi, sosial, dan budaya sesuai dengan nilai dan prinsip Koperasi.
Adapun Perkoperasian adalah segala sesuatu yang menyangkut kehidupan
Koperasi.
Adapun menurut Pasal 7 UU Nomor 17 tahun 2012 Bab IV, disebutkan bahwa
syarat pembentukan koperasi, antara lain, sebagai berikut.
1) Koperasi Primer didirikan oleh paling sedikit 20 (dua puluh) orang
perseorangan dengan memisahkan sebagian kekayaan pendiri atau Anggota
sebagai modal awal Koperasi.
2) Koperasi Sekunder didirikan oleh paling sedikit 3 (tiga) Koperasi Primer.
Pada Pasal 83, ada empat jenis koperasi yang diperkenankan, yaitu koperasi
konsumen, koperasi produsen, koperasi jasa, dan koperasi simpan pinjam.
a. Koperasi Konsumen adalah koperasi yang menyelenggarakan kegiatan usaha
pelayanan di bidang penyediaan barang kebutuhan anggota dan non-anggota.
b. Koperasi Produsen adalah koperasi yang menyelenggarakan kegiatan usaha
pelayanan di bidang pengadaan sarana produksi dan pemasaran produksi
yang dihasilkan anggota kepada anggota dan non-anggota.
c. Koperasi Jasa adalah koperasi yang menyelenggarakan kegiatan usaha
pelayanan jasa non-simpan pinjam yang diperlukan oleh anggota dan non-
anggota.
d. Koperasi Simpan Pinjam, adalah koperasi yang menjalankan usaha simpan
pinjam sebagai satu-satunya usaha yang melayani anggota
6) Badan Usaha Perusahaan Daerah.
Perusahaan Daerah adalah perusahaan yang modalnya berasal dari kekayaan
daerah yang dipisahkan, baik yang didirikan oleh Pemerintah Propinsi maupun
Pemerintah Kabupaten / Kota. Perusahaan daerah bergerak di bidang usaha umum
yang menguasai hajat hidup orang banyak. Contoh : PDAM, Bank DKI, Bank BPD
DIY, Bank Jateng, Bank Nagari Padang, PD Pasar Jaya Jakarta dan sebagainya.

c. Kebaikan Dan Kelemahan BUMN, BUMS dan Koperasi


1) Kebaikan dan Kelemahan BUMN
Kelebihan BUMN
a)  Menguasai sektor yang vital bagi kehidupan rakyat banyak
b)  Mendapat jaminan dan dukungan dari negara
c)  Permodalannya sudah pasti karena mendapat modal dari negara
d)  Kelangsungan hidup perusahaan terjamin
e)  Sebagai sumber pendapatan negara
Kekurangan BUMN
a)  Pengelolaan faktor-faktor produksi tidak efisien
b)  Manajemen perusahaan kurang profesional
c)  Menimbulkan monopoli atas sektor-sektor vital
d)  Pengelolaan perusahaan terhambat dengan peraturan-peraturan yang
mengikat
e)  Sulit memperoleh keuntungan bahkan seringkali merugi
2) Kebaikan dan Kelemahan BUMS
Perseorangan
Kebaikan badan usaha perseorangan antara lain
a) Organisasinya yang mudah (easy of organization), karena aktivitas relatif
terbatas dan perusahaan repatif kecil.
b) Kebebasan bergerak (freedom of action). Pemilik mempunyai kebebasan yang
luas, karena setiap keputusannya merupakan kata terakhir.
c) Keuntungan jatuh pada seorang (retention of all profits)
d) Pajaknya rendah (low tales)
e) Rahasia perusahaan lebih terjamin (secrecy), karena umunnya pengusaha
sendiri yang menjalankan tugas-tugas penting.
f) Ongkos organisasinya rendah (law organization cost).
g) Dapat mengambil keputusan dengan cepat, karena tanpa menunggu
persetujuan orang lain.
h) Keuntungan yang besar akan menambah dorongan dan semaagat bagi
pimpinan
Kelemahan badan usaha perseorangan :
a) Tanggung jawab pimpinam tidak terbatas (unlimited liability)
b) Besarnya modal terbatas (limitazian on capital)
c) Kelangsungan hidup atau kontinuitas tidak terjamin (lack of continuity)
d) Kecakapan pimpinan yang terbatas, karena bila pimpinan tidak cakap, maka
akan mengalami kemunduran
e) Kerugian akan ditanggung sendiri
Firma (Fa)
Kebaikan Firma diantaranya :
a) Kebutuhan akan modal lebih mudah terpenuhi
b) Pengelolaan perusahaan dapat dibagi-bagi sesuai dengan keahlian masing-
masing sekutu
c) Setiap resiko dipikul bersama-sama sehingga dirasakan tidak terlalu berat
d) Keputusan yang diambil lebih baik karena berdasarkan pertimbangan lebih dari
seorang
e) Kemampuan untuk mencari kredit lebih besar, karena lebih dipercaya pihak
ketiga (bank)
Sedangkan kelemahan firma antara lain :
a) Terdapat kemungkinan timbulnya perselisihan paham diantara para pemilik
atau pendiri
b) Keputusan yang diambil kurang cepat, karena harus menunggu musyawarah
c) Akibat tindakan seorang anggota, akan menyebabkan terlibatnya anggota yang
lain
d) Perusahaan dikatakan bubar apabila salah seorang anggota mengundurkan diri
atau meninggal dunia.
Persekutuan Komanditer (CV)
Sebenarnya persekutuan komanditer dengan firma hampir sama, sehingga
kebaikan dan kelemahan firma juga berlaku untuk persekutuan komanditer,
kebaikan yang lain yaitu modal CV menjadi lebih besar, sedang kekurangannya
sekutu komanditer seolah-olah hanya memercayakan modalnya kepada sekutu
pengusaha.
Perseroan Terbatas (PT)
Kebaikan Perseroan Terbatas, antara lain :
- Tanggung jawab pesero terbatas
- Kebutuhan akan pengembangan modal mudah dipenuhi
- Kontinuitas kehidupan PT lebih terjamin
- Lebih dipercaya pihak ketiga dalam hal kredit
- Efisiensi dibidang kepemimpinan
- Lebih mampu memperhatikan nasib buruh dan kanyawan.
Sedangkan kelemahan Perseroan Terbatas antara lain :
- Perhatian pesero terhadap PT kurang
- Biaya dalam PT lebih besar (biaya pendirian, biaya organisasi. dan biaya pajak
perseroan)
- Memimpin PT lebih sulit dari pada perusahaan bentuk lain.
Kebaikan dan Kelemahan Koperasi
Kebaikan Koperasi, antara lain :
- memiliki tujuan utama untuk kesejahteraan
anggota, bukan mencari keuntungan semata.
- Kewenangan dan kebijakan koperasi ditetapkan
oleh anggota melalui rapat anggota.
- Rapat anggota merupakan kekuasaan tertinggi
dalam tata kehidupan koperasi, sehingga lebih demokratis
- Pengelolaan koperasi dan usahanya sehari-hari
merupakan tanggung jawab pengurus, dan bersifat terbuka dan sukarela
- Semua kewajiban dan risiko yang terjadi menjadi
tanggung jawab para anggota.
- Karena merupakan usaha bersama, maka terdapat
kesetiakawanan yang tinggi
Sedangkan Keburukan Koperasi, antara lain :
- Koperasi kurang berkembang, karena
pengelolaannya kurang profesional
- Kontinyuitas usahanya kurang terjamin
- Sering terjadi pergantian anggota, karena bersifat
sukarela
- Kebijakan yang diambil kurang cepat karena
menunggu rapat anggota terlebih dahulu
d. Penggabungan Badan Usaha
Kombinasi badan usaha sering dibedakan menjadi dua jenis, yaitu:
1) Kombinasi vertikal adalah gabungan beberapa badan usaha yang bekerja pada
tingkat yang berbeda-beda dalam proses produksi suatu barang atau barang
produksinya berurutan. Misalnya: Untuk memproduksi kain, terdapat beberapa
badan usaha seperti petani kapas, pengangkutan kapas, pemintalan, pertenunan
dan penyempurnaan kain.
2) Kombinasi horisontal atau paralelisasi adalah gabungan dari beberapa badan
usaha yang bekerja dalam tingkat yang sama dalam proses produksi barang atau
gabungan dan beberapa badan usaha yang memproduksi atau menjual barang
yang berlainan. Misalnya : penggabungan antara pabrik sabun cuci dengan pabrik
sabun mandi, antara pabrik sikat gigi dengan pabrik pasta gigi, dan sebagainya.
Sedangkan bentuk kerjasama atau penggabungan badan usaha diantaranya adalah
a. Kartel
Bentuk kerjasama antara beberapa perusahaan yang bergerak dalam bidang usaha
yang sama, dengan tujuan untuk meningkatkan keuntungan, memperkecil kondisi
persaingan dan memperluas atau menguasai pasar.
b. Trust
Peleburan beberapa badan usaha menjadi sebuah perusahaan yang baru, sehingga
diperoleh kekuasaan yang besar dan monopoli.
c. Holding Company adalah suatu PT yang besar yang menguasai sebagian besar sero
atau saham perusahaan lainnya, Secara yuridis badan usaha yang dikuasai tetap berdiri
sendiri namun diatur dan dijalankan sesuai dengan kebijakan PT yang menguasai
d. Concern
Sebenarnya consern sama halnya dengan Holding company yaitu memiliki sebagian
besar saham-saham dari beberapa badan usaha. Perbedaannya adalah bahwa holding
company sering berbentuk PT, sedangkan Concern sering dimiliki perseorangan, yaitu
seorang hartawan yang mempunyai modal yang amat besar.
e. Corner dan Ring
Penggabungan beberapa badan usaha dengan tujuan mencari keuntungan yang besan,
dengan cara menguasai penawaran barang untuk memperoleh monopoli dan
menaikkan harga.
f. Syndikat
Kerjasama sementara oleh beberapa badan usaha untuk menjual atau mengerjakan
suatu proses produksi.
g. Merger
Penggabungan beberapa badan usaha dengan jalan meleburkan diri menjadi satu
perusahaan baru. Jadi merger identik dengan trust.
h. Joint Venture
Penggabungan beberapa badan usaha untuk mendirikan satu bentuk usaha bersama
dengan modal bersama pula, dengan tujuan untuk menggali kekayaan alam dan
mendidik tenaga ahli untuk menghasilkan keuntungan yang lebih besar.
i. Production Sharing
Kerjasama bagi hasil antara pihak-pihak tertentu.\
j. Waralaba (Franchise)
Sistem usaha yang tidak memakai modal sendiri, artinya untuk membuka usaha
dengan menggunakan investor lain (Franchisor)
SOAL PERTEMUAN XXV

Jawablah dengan singkat dan jelas menurut pendapat anda!


19. Jelaskan perbedaan antara badan usaha dengan perusahaan!
20. Identifikasikan jenis badan usaha menurut lapangan usahanya!
21. Identifikasikan jenis badan usaha menurut kepemlikan modal!
22. Identifikasikan peran BUMN dan BUMS!
23. Identifikasikan peran Koperasi!

Score : Setiap soal memiliki nilai 5


Jumlah Nilai
Nilai akhir :
3,5

TUGAS KELOMPOK :
3. Carilah data melalui internet tentang banyaknya BUMN yang ada di Indonesia!
4. Diskusikan dengan kelompokmu untuk menganalisis atau membahas kemajuan aatau
kemunduran BUMN!
5. Kumpulkan hasil pekerjaan diskusinya kepada guru mata pelajan untuk memperoleh nilai!

SOAL PERTEMUAN XXVI

Jawablah dengan singkat dan jelas menurut pendapat anda!


1. Jelaskan pengertian Perusahaan Jawatan (Perjan) dan cirri-cirinya!
2. Jelaskan pengertian Perusahaan Umum (Perum) dan cirri-cirinya!
3. Jelaskan pengertian Persero (Perusahaan Perseroan) dan cirri-cirinya!
4. Identifikasikan bentuk badan usaha milik swasta!
5. Identifikasikan bentuk badan usaha koperasi dan jenis koperasi di Indonesia!

Score : Setiap soal memiliki nilai 5


Jumlah Nilai
Nilai akhir :
2,5

TUGAS KELOMPOK
1. Carilah data melalui internet tentang banyaknya BUMS yang ada di provinsi tertentu!
2. Carilah data melalui internet tentang banyaknya Koperasi yang ada di provinsi tertentu!
3. Lakukan analisis dan pembahasan dengan kelompokmu untuk mengetahui maju mundurnya
badan usaha tersebut!
4. Kumpulkan hasil pekerjaan diskusinya kepada guru mata pelajan untuk memperoleh nilai!

SOAL PERTEMUAN XXVII

Jawablah dengan singkat dan jelas menurut pendapat anda!


1. Identifikasikan kelebihan dan kekurangan BUMN!
2. Identifikasikan kelebihan dan kekurangan Badan usaha perseorangan!
3. Identifikasikan kelebihan dan kekurangan Badan usaha Firma!
4. Jelaskan maksud dari penggabungan badan usaha!
5. Jelaskan pengertian Kartel dan Trust serta bentuknya!

Score : Setiap soal memiliki nilai 5


Jumlah Nilai
Nilai akhir :
2,5
TUGAS KELOMPOK
1. Carilah data melalui internet tentang bentuk kerjasama badan usaha Indonesia dengan
badan usaha yang ada di Indonesia!
2. Carilah data melalui internet tentang bentuk kerjasama badan usaha Indonesia dengan
badan usaha yang ada di luar negeri!
3. Analisislah dan bahaslah dengan kelompokmu untuk mengetahui kelebihan dan kelemahan
bentuk kerjasama tersebut!
4. Buatlah laporan hasil diskusi dan sampaikan kepada gurumu!

TUGAS MANDIRI
Carilah kelebihan dan kekurangan dari setiap Badan usaha milik swasta yang ada di Indonesia!
Kamu bisa melakukan browsing internet untuk mendapatkan data atau informasi yang
diinginkan. Tulislah dalam bentuk laporan dan sampaikan hasilnya kepada gurumu!
BAB 9

PASAR MODAL

A. PENGERTIAN DAN PERAN PASAR MODAL

1. Pengertian Pasar Modal (Capital Market)


Menurut UU Nomor 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal, dijelaskan beberapa pengertian :
a. Pasar Modal adalah kegiatan yang berhubungan dengan penawaran umum dan
perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya,
serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek.
Pasar Modal bertindak sebagai penghubung antara para investor dengan perusahaan
ataupun institusi pemerintah melalui perdagangan instrumen keuangan jangka panjang
seperti Obligasi, Saham dan lainnya.
b. Bursa Efek adalah Pihak yang menyelenggarakan dan menyediakan sistem dan atau sarana
untuk mempertemukan penawaran jual dan beli Efek Pihak - Pihak lain dengan tujuan
memperdagangkan Efek di antara mereka.
Saat ini Bursa Efek di Indonesia adalah Bursa Efek Indonesia, yang memperdagangkan
saham industri menengah ke atas, bahkan beberapa di antaranya dikenal dengan istilah
Blue Chip (Saham Unggulan) yaitu saham bernilai tinggi dari perusahaan papan atas yang
dianggap aman dan menguntungkan.
Tugas Bursa Efek:
1) Menyediakan sarana perdagangan efek
2) Mengupayakan likuiditas perdagangan efek
3) Menyebarluaskan informasi bursa ke seluruh lapisan masyarakat
4) Memasyarakatkan pasar modal untuk menarik calon investor dan perusahaan
yang go public
5) Menciptakan instrumen dan jasa baru
6) Membuat peraturan yang berkaitan dengan kegiatan bursa
7) Mencegah praktik transaksi yang dilarang melalui pelaksanaan fungsi pengawasan
c. Efek adalah surat berharga, yaitu surat pengakuan utang, surat berharga komersial , saham,
obligasi, tanda bukti utang, Unit Penyertaan

2. Peran Pasar Modal


a. Pasar Modal merupakan wahana pengalokasian dana secara efisien.
Investor dapat melakukan investasi pada beberapa perusahaan melalui pembelian
efek-efek yang baru ditawarkan ataupun yang diperdagangkan di Pasar Modal.
Sebaliknya, perusahaan dapat memperoleh dana yang dibutuhkan dengan
menawarkan instrumen keuangan jangka panjang melalui Pasar Modal tersebut.
b. Pasar Modal sebagai alternatif investasi
Pasar Modal memudahkan alternatif berinvestasi dengan memberikan keuntungan
dengan sejumlah risiko tertentu.
c. Memungkinkan para investor untuk memiliki perusahaan yang sehat dan berprospek
baik.
Perusahaan yang sehat dan mempunyai prospek yang baik, sebaiknya tidak hanya
dimiliki oleh sejumlah orangorang tertentu saja, karena penyebaran kepemilikan
secara luas akan mendorong perkembangan perusahaan menjadi lebih transparan.
d. Pelaksanaan manajemen perusahaan secara profesional dan transparan.
Keikut sertaan masyarakat dalam kepemilikan perusahaan mendorong perusahaan
untuk menerapkan manajemen secara lebih profesional, efisien dan berorientasi pada
keuntungan, sehingga tercipta suatu kondisi “good corporate governance” serta
keuntungan yang lebih baik bagi para investor.

e. Peningkatan aktivitas ekonomi nasional


Dengan keberadaan Pasar Modal, perusahaan-perusahaan akan lebih mudah
memperoleh dana, sehingga akan mendorong perekonomian nasional menjadi lebih
maju, yang selanjutnya akan menciptakan kesempatan kerja yang luas, serta
meningkatkan pendapatan pajak bagi pemerintah.

B. LEMBAGA PENUNJANG PASAR MODAL

1. Lembaga Pengelola Pasar Modal


Lembaga-lembaga pengelola pasar modal terdiri dari :
a. Badan Pembina Pasar Modal adalah Badan yang dibentuk untuk memberikan
pengarahan dan pertimbangan kebijaksanaan kepada menteri keuangan di bidang pasar
modal
b. Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) adalah badan yang berada langsung di
bawah dan bertanggung jawab kepada menteri keuangan, yang bertugas :
1) mengadakan penilaian terhadap perusahaan-perusahaan yang akan menjua
saham-sahamnya melalui pasar modal apakah telah memenuhi syarat-syarat yang
ditentukan dan sehat serta baik
2) menyelenggarakan bursa pasar modal yang efekif dan efisien
3) terus menerus mengikuti perkembangan perusahaan-perusahaan yang menjual
saham-sahamnya melalui pasar modal
c. PT Danareksa (Persero) adalah Perusahaan yang dapat mempercepat proses
pengikutsertaan masyarakat dalam pemilikan daham-saham dan meningkatkan partisipasi
masyarakat dalam pengerahan dana dan mengelola dana tersebut dengan maksud agar
masyarakat luas dapat turut serta menikmati keuntungannya

2. Lembaga dan Pelaku Pasar Modal di


Indonesia
Dalam mekanisme pasar modal di Indonesia, terdapat lembaga dan pelaku utama di pasar
modal yaitu :
a. Bursa Efek adalah lembaga/perusahaan yang menyelenggarakan atau
menyediakan fasilitas sistem (pasar) untuk mempertemukan penawaran jual dan beli efek
antar berbagai perusahaan atau perorangan yang terlibat dengan tujuan
memperdagangkan efek perusahaan yang telah dercatat di Bursa Efek
b. Lembaga Kliring dan Penjaminan (LKP) adalah Pihak yang
menyelenggarakan jasa kliringdan penjaminan penyelesaian Transaksi Bursa.
c. Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian (LPP) adalah Lembaga
Penyimpana n dan Penyelesaian adalah Pihak yang menyelenggarakan kegiatan Kustodian
sentral bagi Bank Kustodian, Perusahaan Efek, dan Pihak lain.
d. Investor adalah pihak yang memiliki dana lebih guna ditanamkan ke
dalam pembelian saham atau obligasi suatu perusahaan atau juga disebut pemodal
e. Sector bisnis (emiten), adalah pihak yang melakukan kegiatan penawaran
umum (public offering atau go public) atau Pihak perusahaan yang menawarkan surat
berharga (efek) kepada masyarakat investor melalui penawaran umum.
1) Penawaran Umum (public offering) adalah kegiatan penawaran Efek yang dilakukan
oleh Emiten untuk menjual Efek kepada masyarakat berdasarkan tata cara yang diatur
dalam Undang-undang ini dan peraturan pelaksanaannya.
2) Penjamin Emisi Efek (underwriter) adalah Pihak yang membuat kontrak dengan
Emiten untuk melakukan Penawaran Umum bagi kepentingan Emiten dengan atau
tanpa kewajiban untuk membeli sisa Efek yang tidak terjual.
3) Perusahaan Efek adalah Pihak yang melakukan kegiatan usaha sebagai Penjamin Emisi
Efek, Perantara Pedagang Efek, dan atau Manajer Investasi.
4) Perusahaan Publik adalah Perseroan yang sahamnya telah dimiliki sekurang-kurangnya
oleh 300 (tiga ratus) pemegang saham dan memiliki modal disetor sekurang-kurangnya
Rp3.000.000.000,00 (tiga miliar rupiah) atau suatu jumlah pemegang saham dan modal
disetor yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.
5) Prospektus adalah setiap informasi tertulis sehubungan dengan Penawaran Umum
dengan tujuan agar Pihak lain membeli Efek.
6) Penasihat Investasi adalah Pihak yang memberi nasihat kepada Pihak lain mengenai
penjualan atau pembelian Efek dengan memperoleh imbalan jasa.
7) Reksa Dana adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari
masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam Portofolio Efek oleh
Manajer Investasi.
Keuntungan membeli Reksa Dana
a. Diversifikasi Efek
b. Memudahkan investasi di pasar modal
c. Efisiensi waktu
Reksa Dana dapat dibedakan menjadi:
a. Reksa Dana Pasar Uang (Money Market Funds)
b. Reksa Dana Pendapatan Tetap (Fixed Income Funds)
c. Reksa Dana Saham (Equity Funds)
d. Reksa Dana Campuran (Discretionary Funds)
8) Perantara Pedagang Efek, adalah salah satu aktifitas pada perusahaan efek yang
melakukan kegiatan usaha jual beli efek untuk kepentingan sendiri atau pihak lain.
9) Manajer Investasi, adalah pihak yang kegiatan usahanya mengelola portofolio efek
untuk para nasabah atau mengelola Portofolio Investasi Kolektif untuk sekelompok
nasabah, kecuali perusahaan asuransi, dana pensiun, dan bank yang melakukan sendiri
kegiatan usahanya berdasarkan perundang-undangan yang berlaku.

f. Lembaga penunjang pasar modal, terdiri dari :


1) Lembaga penunjang pasar modal diantaranya :
a) Biro Administrasi Efek, adalah pihak yang berdasarkan kontrak dengan emiten
melaksanakan pencatatan pemilikan efek dan pembagian hak yang berkaitan
dengan efek.
b) Kustodian adalah pihak yang memberikan jasa penitipan efek dan harta lain
berkaitan dengan efek serta jasa lain, termasuk menerima dividen, bunga, dan hak
lain, menyelesaikan transaksi efek, dan mewakili pemegang rekening yang menjadi
nasabahnya.
c) Wali Amanat, adalah pihak yang mewakili kepentingan pemegang efek bersifat
utang.
Kegiatan usaha sebagai Wali Amanat dapat dilakukan oleh:
- Bank Umum; dan
- Pihak lain yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah
d) Pemeringkat Efek, adalah pihak swasta yang melakukan peringkat/ranking atas
efek yang bersifat utang (seperti obligasi). Di Indonesia terdapat 2 lembaga sebagai
pemeringkat efek, yaitu PT PEFINDO dan PT Kasnic, Duff & Phelps Credit Rating
Indonesia (D.C.R). Pemeringkatan atas suatu efek utang atau obligasi akan
membantu investor untuk mengetahui risiko atas suatu obligasi.

2) Profesi Penunjang Pasar Modal diantaranya :


a) Akuntan Publik, adalah akuntan yang mempunyai tugas utama untuk
melaksanakan audit atas laporan keuangan emiten menurut standar audit yang
ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), yang banyak berperan dalam
penyajian informasi keuangan perusahaan baik yang akan go public maupun yang
te;ah go pubic.
b) Notaris, adalah pejabat umum yang berwenang dalam membuat akta perubahan
anggaran dasar emiten
c) Konsultan Hukum, adalah ahli hukum yang memberikan dan menandatangani
pendapat hukum mengenai emisi atau emiten
d) Perusahaan Penilai (appraiser), adalah pihak yang memberikan jasa profesional
dalam menentukan nilai wajar suatu aktiva perusahaan
e) Penasihat Investasi, adalah Penasihat Investasi adalah Pihak yang memberi
nasihat kepada Pihak lain mengenai penjualan atau pembelian Efek dengan
memperoleh imbalan jasa.
f) Badan pemerintah, adalah pihak yang melakukan Pembinaan, pengaturan, dan
pengawasan sehari-hari kegiatan pasar modal, yang dilaksanakan oleh Badan
Pengawas Pasar Modal (Bapepam) dengan tujuan mewujudkan terciptanya
kegiatan Pasar Modal yang teratur, wajar, dan efisien serta melindungi
kepentingan pemodal dan masyarakat.

C. INSTRUMEN / PRODUK PASAR MODAL

Instrument dalam pasar modal diantaranya :


1. Saham,
Tanda penyertaan modal pada Perseroan Terbatas (PT) atau Merupakan surat berharga
yang menunjukkan kepemilikan atau penyertaan modal investor di dalam suatu
perusahaan. Saham yang diperjualbelikan di Bursa Efek terdiri dari : Saham Biasa (Common
Stock) dan Saham Preferen (Preffered Stock)
Penjualan saham pertama kali kepada publik disebut dengan istilah Pasar Perdana (Primary
Market). Batasan dalam perdagangan saham adalah batasan minimal yang dikenal dengan
istilah satuan perdagangan atau lot. Satu lot setara dengan 100 lembar saham.
Keuntungan membeli/memiliki saham:
a. Dividen, yaitu bagian keuntungan yang diberikan perusahaan penerbit saham atas
keuntungan yang dihasilkan perusahaan.
b. Capital Gain, adalah selisih antara harga beli dan harga jual yang lebih tinggi.
Misalnya seorang investor membeli saham Bank BNI dengan harga Rp 900,00.
Beberapa waktu kemudian investor menjual saham tersebut dengan harga Rp 1.200,00
per lembar. Berarti ia mendapat capital gain sebesar Rp 300,00 per lembar saham yang
dijual.
Risiko atau Kerugian membeli/memiliki saham:
a. Capital Loss adalah selisih antara harga beli dan harga jual yang
lebih rednah
b. Tidak ada pembagian dividen
c. Risiko Likuidasi atau pembubaran perusahaan atau perusahaan
bangkrut
d. Delisting dari Bursa Efek atau dikeluarkan dari Bursa Efek

2. Obligasi
Surat berharga yang menunjukkan bahwa perusahaan yang mengeluarkan obligasi
menjamin sejumlah dana kepada masyarakat dan memiliki kewajiban untuk membayar
bunga secara berkala maupun pokok utang pada waktu yang telah ditetapkan kepada
pembeli obligasi tersebut. Dengan demikian pada hakikatnya obligasi adalah surat tagihan
atas beban atau tanggungan pihak yang menerbitkan / mengeluarkan obligasi tersebut.
Terdapat tiga jenis tingkat penjualan obligasi:
1. Obligasi dijual lebih tinggi dari nilai pokok obligasi (premium) dan selisihnya
merupakan Agio Obligasi
2. Obligasi dijual sama dengan nilai pokok obligasi (at par)
3. Obligasi dijual lebih rendah dari nilai pokok obligasi (discount) dan selisihnya
merupakan Disagio Obligasi
Keuntungan memiliki/membeli obligasi:
a. Memberikan pendapat tetap berupa kupon (bunga).
b. Capital gain, yaitu keuntungan penjualan obligasi dengan harga lebih tinggi
dibandingkan dengan harga belinya.
c. Dapat dikonversi menjadi saham (untuk obligasi konversi)
d. Memiliki hak klaim pertama pada saat emiten dilikuidasi
Risiko atau Kerugian memiliki/membeli obligasi:
a. Gagal bayar atau perusahaan tidak mampu membayar kupon obligasi maupun risiko
perusahaan tidak mampu mengembalikan pokok obligasi
b. Capital Loss yaitu kerugian penjualan obligasi dengan harga lebih rendah dibandingkan
dengan harga belinya
c. Risiko tingkat suku bunga (interst rate risk)

3. Waran / Futures
Efek yang diterbitkan oleh suatu perusahaan yang memberi hak kepada pemegangnya
untuk memesan saham dari perusahaan tersebut pada harga dan jangka waktu tertentu
Keuntungan memiliki/membeli Waran diantaranya :
a. Capital Gain dengan leverage, jika waran di konversikan menjadi saham
b. Capital Gain yang diperoleh di Pasar Sekunder.
Risiko atau Kerugian memiliki/membeli Waran diantaranya :
a. Capital Loss dengan leverage
b. Capital Loss yang diperoleh di Pasar Sekunder.

4. Reksa Dana
Adalah Saham, obligasi, atau efek lain yang dibeli oleh sejumlah investor dan dikelola oleh
sebuah perusahaan investasi profesional. surat berharga yang diterbitkan oleh PT
Danareksa (Persero) untuk mewakili efek / surat berharga yang dibeli oleh PT Danareksa
sebagai pendukung atau jaminannya. Sedangkan sertfikat Dana adalah jenis sertifikat atas
tunjuk yang didukung oleh portepel berasal dari sebagian kekayaan Danareksa yang
dipisahkan terdiri dari saham, obligasi dan surat berharga pasar uang dimana pengelola
portepelnya dilakukan oleh Danareksa selaku pengelola dana.
Keuntungan membeli/memiliki Reksa Dana :
a. Tingkat pengembalian yang potensial
b. Pengelolaan dana oleh manajemen yang profesional
c. Likuiditas
Risiko atau Kerugian membeli/memiliki Reksa Dana :
a. Risiko berkurangnya nilai unit penyertaan
b. Capital Loss
c. Risiko likuidasi pada Reksa Dana Tertutup

5. Opsi
Adalah Pasar keuangan memperdagangkan hak untuk menentukan pilihan terhadap saham
dan obligasi

D. MEKANISME TRANSAKSI PASAR MODAL

Berdasarkan UU Nomor 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal, disebutkan bahwa Transaksi
Bursa adalah kontrak yang dibuat oleh Anggota Bursa Efek sesuai dengan persyaratan yang
ditentukan oleh Bursa Efek mengenai jual beli Efek, pinjam meminjam Efek, atau kontrak lain
mengenai Efek atau harga Efek. Sehingga mekanisme perdagangan di pasar modal dilakukan di
Pasar Perdana dan Pasar Sekunder, yang dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Pasar Perdana
Pasar Perdana adalah pasar dimana efek-efek diperdagangkan untuk pertama kalinya,
sebelum dicatatkan di Bursa Efek. Di sini, saham dan efek lainnya untuk pertama kalinya
ditawarkan kepada investor oleh pihak Penjamin Emisi (Underwriter) melalui Perantara
Pedagang Efek (Broker-Dealer) yang bertindak sebagai Agen Penjual saham. Proses ini biasa
disebut dengan Penawaran Umum Perdana (Initial Public Offering/IPO).
a. Proses Perdagangan pada Pasar Perdana
Pada umumnya proses perdagangan saham dan obligasi pada Pasar Perdana dapat
digambarkan sebagai berikut:

b. Prosedur Penawaran dan Pemesanan Efek di Pasar Perdana


1) Penawaran Perdana suatu Saham atau Obligasi suatu perusahaan kepada investor
publik dilakukan melalui Penjamin Emisi dan Agen Penjual. Tata cara pemesanan
saham atau obligasi seperti, “harga penawaran”, “jumlah saham yang ditawarkan”,
“masa penawaran”, dan informasi lain yang penting harus dipublikasikan di surat
kabar berskala nasional, dan juga dibagikan ke publik dalam bentuk prospektus.
2) Investor yang berminat, dapat memesan Saham atau Obligasi dengan cara
menghubungi Penjamin Emisi atau Agen Penjual, dan kemudian mengikuti
prosedur yang telah ditetapkan.
3) Investor kemudian melakukan pemesanan Saham atau Obligasi tersebut dengan
disertai pembayaran.
4) Penjamin Emisi dan Agen Penjual kemudian mengumumkan hasil penawaran
umum tersebut kepada investor yang telah melakukan pemesanan.
5) Proses penjatahan Saham atau Obligasi (biasa disebut dengan “allotment”) kepada
investor yang telah memesan dilakukan oleh Penjamin Emisi dan Emiten yang
mengeluarkan Saham atau Obligasi.
6) Apabila jumlah Saham atau Obligasi yang didapat oleh investor kurang dari jumlah
yang dipesan, atau telah terjadi “oversubscribed”, maka kelebihan dana investor
akan dikembalikan (proses ini sering disebut dengan “refund”).
7) Saham atau Obligasi tersebut kemudian didistribusikan kepada investor melalui
Penjamin Emisi dan Agen Penjual.

2. Pasar Sekunder
Pasar Sekunder adalah pasar di mana efek-efek yang telah dicatatkan di Bursa Efek
diperjual-belikan. Pasar Sekunder memberikan kesempatan kepada para investor untuk
membeli atau menjual efek-efek yang tercatat di Bursa, setelah terlaksananya penawaran
perdana. Di pasar ini, efek-efek diperdagangkan dari satu investor kepada investor lainnya.
a. Proses Perdagangan pada Pasar Sekunder
Proses perdagangan Saham dan Obligasi pada Pasar Sekunder digambarkan sebagai berikut:

b. Prosedur Perdagangan Saham pada Pasar Sekunder di BEI (Bursa Efek Indonesia) :
1) Investor menghubungi Perusahaan Efek baik untuk order beli atau jual saham.
2) Order beli atau jual saham yang disampaikan investor akan diteruskan oleh
petugas di Perusahaan Efek (dealer) ke pialang yang ada di lantai bursa. Pialang di
lantai bursa akan memasukkan order tersebut ke sistem komputer BEI yaitu
Jakarta Automated Trading System (JATS). Jika order terpenuhi, pialang
memberitahukan dealer untuk selanjutnya disampaikan lepada investor.
3) Semua transaksi yang terjadi di sistem JATS selanjutnya dikirim ke sistem
komputer yang ada di Lembaga Kliring dan Penjaminan (LKP) dan Lembaga
Penyimpanan dan Penyelesaian (LPP) untuk memasuki tahap penyelesaian
transaksi (settlement).
4) Netting adalah proses yang ada di sistem komputer LKP yang bertujuan untuk
mengetahui hak dan kewajiban masing-masing perusahaan efek.
5) Sistem komputer di LPP akan menyelesaikan transaksi yaitu dengan cara
melakukan pemindahbukuan antar rekening.
6) Hasil penyelesaian transaksi selanjutnya disampaikan kepada masing-masing
Perusahaan Efek yang selanjutnya akan menyerahkan hak dan kewajiban para
nasabahnya.
7) Proses penyelesaian transaksi dalam waktu tiga hari atau dikenal dengan istilah
T+3.

Berikut skema yang menggambarkan perdagangan saham di BEJ:

Dalam sistem perdagangan saham dikenal beberapa istilah yaitu :


a. Previous Price, menunjukkan harga pada penutupan hari sebelumnya.
b. Open atau Opening Price, menunjukkan harga pertama kali pada saat pembukaan
sesi I (jam 09.30) perdagangan.
c. High atau Highest Price, menunjukkan harga tertinggi suatu saham yang terjadi
sepanjang pergadangan pada hari itu.
d. Low atau Lowest Price, merupakan harga terendah suatu saham yang terjadi
sepanjang pergadangan pada hari itu.
e. Last Price, merupakan harga terakhir yang terjadi atas suatu saham.
f. Change menunjukkan selisih antara harga Previous dengan harga Last yang terjadi.
g. Close atau Closing Price, merupakan harga penutupan suatu saham yang terjadi
pada akhir sesi II (jam 16.00).

Dari sisi kepentingan investor dalam hal membeli dan menjual saham, terdapat
beberapa perbedaan antara Pasar Perdana dan Pasar Sekunder, diantaranya :

PASAR PERDANA PASAR SEKUNDER


1. Harga saham tetap 1. Harga saham berfluktuasi sesuai
kekuatan penawaran dan
permintaan
2. Tidak dikenakan komisi 2. Dibebankan komisi
3. Hanya untuk pembelian saham 3. Berlaku untuk pembelian dan
penjualan saham
4. Pemesanan dilakukan melalui agen 4. Pemesanan dilakukan melalui
penjual anggota bursa (pialang/broker)
5. Jangka waktu terbatas 5. Jangka waktu tidak terbatas

Penjelasan:
- investor menghubungi Perusahaan Efek baik untuk beli atau jual saham.
- Order beli atau jual saham yang disampaikan investor, diteruskan
petugas di Perusahaan Efek (dealer) ke pialang yang ada di lantai bursa.
Pialang di lantai bursa akan memasukkan order tersebut ke sistem
komputer BEJ (JATS). Jadi tugas pialang di lantai bursa pada dasarnya
adalah menerima dan memasukkan order ke dalam sistem komputer
JATS. Jika order terpenuhi, pialang memberitahukan ke dealer untuk
selanjutnya disampaikan kepada investor.

- Semua transaksi yang terjadi di sistem JATS selanjutnya dikirim ke


sistem komputer yang ada di LKP dan LPP untuk memasuki tahap
penyelesaian transaksi (settlement).
- Netting merupakan proses yang ada di sistem komputer LKP yang
bertujuan untuk mengetahui hak dan kewajiban masing-masing Perusahaan
Efek. Misalnya, Perusahaan Efek A memiliki kewajiban untuk membayar
sejumlah rupiah atas transaksi yang dilakukannya, Perusahaan Efek B
memiliki hak atas sejumlah saham atas transaksi beli yang dilakukan, dan
seterusnya.
- Sistem komputer di LPP akan menyelesaikan transaksi yaitu dengan
cara melakukan pemindahbukuan antar rekening.
- Hasil penyelesaian transaksi selanjutnya disampaikan kepada masing-
masing Perusahaan Efek, yang selanjutnya akan menyerahkan hak dan
kewajiban para nasabahnya.
- Proses penyelesaian transaksi diselesaikan dalam waktu 3 (tiga) hari atau
dikenal dengan istilah T+3.

E. INVESTASI DI PASAR MODAL

1. Pengertian Investasi di Pasar Modal


Investasi (Investment) merupakan komitmen untuk menempatkan dana pada satu atau
beberapa obyek investasi dengan harapan untuk mendapatkan keuntungan di masa
mendatang atau untuk mempertahankan nilai dana tersebut.

2. Investasi di Pasar Modal


Sebelum berinvestasi di Pasar Modal, investor harus terlebih dahulu membuka rekening di
salah satu Perusahaan Efek. Sebelum memilih Perusahaan Efek, investor sebaiknya
memperhatikan faktor-faktor berikut ini:
a. Jika calon investor lebih menyukai untuk berinvestasi di saham-saham yang baru
ditawarkan di Pasar Perdana, pilihlah Perusahaan Efek yang aktif dalam proses
Penjaminan Emisi Saham.
b. Jika calon investor hanya memerlukan jasa yang paling mendasar dari Perusahaan Efek
seperti, melaksanakan perintah jual dan/atau perintah beli, pilihlah Perusahaan Efek
yang dapat memberikan jasa tersebut secara cepat dan akurat.
c. Jika calon investor memerlukan jasa tambahan seperti nasihat dan saran-saran dalam
mengambil keputusan investasi, pilihlah Perusahan Efek yang mempunyai Analis Efek
dengan kualifikasi yang baik serta pengalaman yang memadai.
Investor dapat membuka rekening di Perusahaan Efek dengan cara mengisi dokumen-
dokumen yang diperlukan. Secara umum, Perusahaan Efek biasanya mewajibkan investor
untuk menyetorkan sejumlah dana tertentu sebagai jaminan dalam proses penyelesaian
transaksi.
a. Untuk transaksi Saham:
1) Transaksi diawali dengan memberikan perintah jual dan/atau perintah beli ke
Perusahaan Efek. Perintah tersebut dapat diberikan lewat telepon atau perintah
secara tertulis. Perintah tersebut harus berisikan nama saham, jumlah yang akan
dijual dan/atau dibeli, serta berapa harga jual dan/atau harga beli yang
diinginkan.
2) Perintah tersebut selanjutnya akan diverifikasi oleh Perusahaan Efek
bersangkutan.
3) Selanjutnya, perintah tersebut dimasukkan ke dalam sistem perdagangan di
Bursa Efek.
4) Semua perintah jual dan/atau perintah beli dari seluruh Perusahaan Efek akan
dikumpulkan di Bursa Efek dalam sistem yang disebut JATS.

b. Untuk transaksi Obligasi:


1) Transaksi dimulai dengan penempatan kuotasi di sistem perdagangan di BES yang
disebut OTC-FIS, sehingga semua kuotasi yang masuk ke dalam sistem dapat dilihat
secara langsung (real time) oleh pelaku pasar lainnya.
2) Melalui OTC-FIS, partisipan dapat melihat kuotasi yang paling menarik bagi dirinya.
3) Kemudian, partisipan yang tertarik untuk membeli/menjual dapat menghubungi
partisipan yang akan menjual/membeli untuk negosiasi lebih lanjut.

3. Saran-saran bagi investor


Saran-saran berikut ini dapat berguna untuk melindungi calon investor:
a. Jangan membeli efek hanya berdasarkan rayuan lewat telepon, mintalah informasi
lebih lanjut secara tertulis sebelum memutuskan untuk membeli.
b. Hati-hati terhadap bagian pemasaran dari Perusahaan Efek yang mencoba merayu
untuk membuat keputusan investasi baik menjual maupun membeli secara terburu-
buru.
c. Jangan membeli efek berdasarkan berita-berita yang tidak jelas kebenarannya. Akan
lebih aman jika memeriksa kebenaran suatu berita. Selain itu perlu diingat bahwa jika
membeli atau menjual efek berdasarkan informasi orang dalam (insider information),
tindakan tersebut dapat dikategorikan sebagai tindakan ilegal.
d. Carilah nasihat dari pihak yang berkompeten, jika tidak mengerti informasi di dalam
prospektus atau informasi lainnya.
e. Jangan percaya pada pihak yang menjamin dengan pasti akan adanya keuntungan.
f. Periksalah referensi dan latar belakang pihak-pihak yang menawarkan efek.
g. Ingatlah bahwa kinerja yang bagus di masa lalu tidak menjamin kinerja yang sama di
masa depan.
h. Hati-hatilah dengan instrumen investasi yang kurang likuid. Sadarilah bahwa jika
berinvestasi di instrumen demikian, seringkali akan susah untuk menjual kembali
karena tidak adanya permintaan.
i. Pastikan untuk mengerti risiko yang mungkin terjadi jika berinvestasi di efek terutama
berinvestasi di instrumen derivatif.
j. Hati-hati dengan spekulasi.

4. Memilih Instrumen Pasar Modal


a. Sebelum mulai berinvestasi di Pasar Modal, investor harus memahami beberapa faktor
di bawah ini:
1) Dana yang diinvestasikan di pasar modal adalah “dana lebih”, bukan dana yang
akan digunakan untuk keperluan sehari-hari dan juga bukan dana yang digunakan
sebagai dana cadangan atau dana untuk keperluan darurat.
2) Tujuan Investasi; Tentukan apa saja tujuan dalam berinvestasi di Pasar Modal, dan
buatlah skala prioritas, mana yang paling penting dari sekian banyak tujuan yang
ada.
3) Tingkat toleransi terhadap risiko; Seberapa besar investor bersedia menerima
risiko kerugian dalam mencapai tujuan investasi. Tingkat toleran tersebut biasanya
ditentukan oleh karakter individu masingmasing investor, umur, pekerjaan,
kesehatan, kekayaan dan lainnya.
4) Jangka waktu investasi; Berapa lama investor bersedia menanamkan dananya di
Pasar Modal.
b. Pilihlah instrumen Pasar Modal yang paling sesuai dengan strategi investasi secara
keseluruhan. Setelah, efek-efek atau instrumen yang paling sesuai telah dipilih, maka
langkah selanjutnya adalah mempelajari emiten yang menerbitkan efek tersebut.
Investor dapat memulainya dengan jalan mempelajari prospektus, yang berisikan
antara lain:
1) Jenis usaha dan juga riwayat emiten.
2) Jumlah Saham atau Obligasi yang ditawarkan ke publik, serta harga penawaran.
3) Tujuan dari Penawaran Perdana.
4) Prospek usaha si emiten beserta risiko-risiko usaha yang mungkin terjadi di masa
depan.
5) Kebijakan pembayaran bunga surat utang dan juga kebijakan pembagian dividen
6) Kinerja keuangan secara historis
7) Agen Penjualan yang berpartisipasi dalam proses penawaran perdana
8) Jadwal pelaksanaan penawaran perdana
c. Investor dapat memperoleh prospektus di perusahaan efek dan juga dapat
membacanya di beberapa surat kabar. Jika investor mempunyai keterbatasan baik
dalam hal waktu maupun kemampuan dalam menganalisa, perusahaan-perusahaan
efek biasanya memberikan jasa profesional untuk melakukan analisa Saham/Obligasi.
Laporan Analis biasanya terdiri dari analisa secara fundamental dan juga analisa secara
teknikal. Analisa fundamental lebih menekankan kepada faktor fundamental dari
emiten, seperti kondisi keuangan, hasil operasi, dan juga faktor-faktor ekonomi makro
yang akan mempengaruhi secara signifikan prospek usaha emiten. Analisa teknikal
lebih menekankan kepada perkiraan harga saham/obligasi di masa yang akan datang
berdasarkan data pergerakan harga saham/obligasi dan juga volume perdagangan
saham/obligasi di masa lalu. Harus diingat bahwa beberapa instrumen investasi seperti
derivatif, dapat menjadi investasi yang berisiko tinggi, kalau tidak digunakan secara
bijaksana. Oleh karena itu sangat disarankan agar investor meminta nasihat dari pihak
independen yang kompeten.

5. Evaluasi Instrumen Pasar Modal


a. Evaluasi Ekonomi Makro dan Tren Industri
Evaluasi keadaan ekonomi secara makro dan tren industri memegang peranan penting
dalam investasi di Pasar Modal. Kebijakan moneter dan kebijakan fiskal yang
dikeluarkan oleh pemerintah, seperti peraturan perpajakan, kebijakan tingkat suku
bunga, belanja pemerintah, serta tingkat inflasi yang terjadi akan memberikan
pengaruh yang signifikan ke seluruh industri, dan perusahaan/emiten. Kebijakan-
kebijakan tersebut dapat memberikan pengaruh postif, negatif ataupun netral
terhadap pendapatan, pengeluaran dan laba perusahaan/emiten, yang pada akhirnya
akan mempengaruhi tingkat pengembalian investasi.
b. Membaca Laporan Keuangan
Laporan keuangan ada di dalam prospektus, dan sebagai tambahan, emiten diharuskan
untuk mempublikasikan laporan keuangannya recara reguler, baik itu kuartalan,
setengah tahunan dan tahunan di surat kabar. Laporan keuangan juga bisa diperoleh di
Perusahaan Efek.
Laporan keuangan terdiri dari:
1) Laporan Rugi Laba adalah laporan yang menyajikan hasil operasional emiten
selama periode tertentu, baik itu penjualan yang dicapai, biaya-biaya yang
dikeluarkan dan juga keuntungan atau kerugian yang dihasilkan.
2) Neraca adalah laporan yang menyajikan posisi keuangan emiten pada saat
tertentu yang berisi informasi tentang aktiva yang dimiliki, kewajiban dan ekuitas.
3) Laporan Arus Kas adalah laporan yang menyajikan arus kas emiten selama
periode tertentu.
6. Indeks Harga Saham
Indeks Harga Saham merupakan indikator yang dapat dipergunakan para investor
(pemodal) untuk mengetahui pergerakan pasar dan pergerakan harga saham.
Indeks berfungsi:
a. Sebagai indikator tren pasar.
b. Sebagai indikator tingkat keuntungan.
c. Sebagai tolok ukur kinerja suatu portofolio.
d. Memfasilitasi pembentukan portofolio dengan strategi pasif.
e. Memfasilitasi berkembangnya produk derivatif.

7. Macam-macam Indeks Harga Saham di Bursa Efek Indonesia


a. Indeks Individualadalah indeks harga masing-masing saham yang tercatat pada BEI
b. Indeks Harga Saham sektoraladalah indeks semua saham yang termasuk dalam
masing-masing sektor, yaitu pertanian, pertambangan, industri dasar, aneka industri,
konsumsi, properti, infrastruktur, keuangan, perdagangan dan jasa, dan manufaktur.
c. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) adalah indeks semua saham yang tercatat
sebagai komponen perhitungan indeks.
d. Indeks LQ-45adalah indeks yang terdiri atas 45 saham pilihan dengan mengacu pada
dua variabel yaitu likuiditas perdagangan dan kapitalisasi pasar.
e. Indeks Syariah (Jakarta Islamic Index – JII)adalah indeks yang terdiri atas 30 saham
yang mengakomodasi syariah investasi dalam Islam atau indeks yang berdasarkan
syariah Islam.
f. Indeks Papan Utama dan Papan Pengembanganadalah indeks yang secara khusus
didasarkan pada kelompok saham yang tercatat di BEI yaitu kelompok Papan Utama
dan Papan Pengembang.

8. Perhitungan Indeks Harga Saham


Seperti halnya perhitungan indeks di bursa lainnya, perhitungan indeks harga di Bursa Efek
Indonesia menggunakan rata-rata tertimbang dari nilai pasar (market value weighted
average index)
Rumus perhitungannya adalah :
Nilai Pasar
Indeks Harga Saham = x
Nilai Dasar
100
F. MANFAAT PASAR MODAL

1. Fungsi Pasar Modal


Fungsi pasar modal atau bursa efek yaitu :
a. Sebagai sarana pendanaan usaha bagi perusahaan
b. Sebagai sarana berinvestasi bagi para pemodal
c. sebagai sarana badan usaha untuk mendapatkan tambahan modal;
d. sebagai sarana pemerataan pendapatan;
e. memperbesar produksi dengan modal yang didapat sehingga produktivitas meningkat;
f. menampung tenaga kerja; dan
g. memperbesar pemasukan pajak bagi pemerintah.
2. Manfaat Pasar Modal
a. Manfaat Pasar Modal Bagi Pemerintah
1) Mendorong investasi.
2) Mendorong pemerataan pendapatan melalui pemilikan saham-saham.
3) Mendorong pembangunan.
4) Mendorong terciptanya lapangan pekerjaan.
5) Mengurangi beban anggaran BUMN.
b. Manfaat Pasar Modal Bagi Emiten
1) Dapat menghimpun dana yang besar.
2) Dana dapat diterima pada saat primary market selesai.
3) Ketergantungan terhadap bank dapat diminimumkan.
4) Pihak manajemen perusahaan dapat lebih leluasa dalam mengelola dana.
5) Peningkatan profesionalisme manajemen.
6) Peningkatan citra perusahaan.
c. Manfaat Pasar Modal Bagi Investor / Pemodal
1) Dapat mengoptimalkan perolehan dari dana yang dimiliki
investor, seperti memperoleh deviden bagi pemegang saham dan bunga bagi
pemegang obligasi.
2) Pencapaian capital gain akibat peningkatan harga saham.
3) Pemilik saham memiliki hak suara dalam Rapat Umum
Pemegang Saham (RUPS) dan pemilik obligasi memiliki hak suara dalam Rapat
Umum Pemegang Obligasi (RUPO).
4) Tidak memerlukan penyelidikan sendiri yang amat mendalam
sebab perusahaan-perusahaan yang sudah go public disyaratkan memperoleh
pendapat akuntan yang berbunyi “wajar tanpa syarat / unqualified opinion” atas
laporan keuangannya.
5) Investasi dapat langsung dilakukan atas beberapa instrumen dan
mudah melakukan penggantian atas instrumen tersebut.
d. Manfaat Pasar Modal Bagi Lembaga Penunjang Pasar Modal
Perputaran efek yang semakin tinggi, mengakibatkan jenis lembaga penunjang lebih
bervariasi dan masing-masing berupaya meningkatkan profesionalismenya dalam
memberikan pelayanan

G. KELEBIHAN DAN KELEMAHAN PASAR MODAL

1. Kelebihan Pasar Modal


a. Pesat tidaknya perkembangan pasar modal dapat digunakan sebagai
indikator perkembangan ekonomi suatu negara.
b. Sebagai sumber pendanaan jangka panjang bagi berbagai perusahaan.
c. Sebagai sarana investasi masyarakat untuk mendapatkan keuntungan.
d. Orang-orang yang terkait dalam pasar modal dapat memperoleh
penghasilan dari kegiatan di bursa efek
e. Pemerintah mendapat tambahan pajak

2. Kelemahan Pasar Modal


a. Sebagai sebuah sarana investasi, pasar modal belum menyentuh segala lapisan
masyarakat.
b. Ketidakstabilan kurs sangat berpengaruh pada harga saham.
c. Tidak seluruh investasi dalam pasar modal berbuah manis.
d. Mendorong spekulasi untuk pihak yang terkait (terutama investor)
e. Jika harga kurs menurun maka akan menimbulkan kerugian bagi investor
SOAL PERTEMUAN XXVIII

Jawablah dengan singkat dan jelas menurut pendapat anda!


24. Jelaskan perbedaan antara pasar modal dengan bursa efek!
25. Identifikasikan peran pasar modal dalam suatu perekonomian!
26. Identifikasikan lembaga pengelola pasar modal!
27. Identifikasikan lembaga penunjang pasar modal!
28. Identifikasikan lembaga profesi penunjang pasar modal!
Score : Setiap soal memiliki nilai 5
Jumlah Nilai
Nilai akhir :
3,5

TUGAS MANDIRI
Carilah data melalui internet tentang keberadaan BAPEPAM, dan lakukan pembahasan secara
mandiri, kemudian buatlah laporan hasil pembahasan kepada gurumu!

SOAL PERTEMUAN XXIX

Jawablah dengan singkat dan jelas menurut pendapat anda!


8. Jelaskan pengertian saham dan obligasi yang diterbitkan oleh PT!
9. Identifikasikan keuntungan memiliki saham dan keuntungan memiliki obligasi!
10. Jelaskan pengertian waran dan identifikasikan keburukan dari memiliki waran!
11. Bagaimana prosedur penawaran dan pemesanan di pasar perdana? Jelaskan!
12. Bagaimana prosedur penawaran dan pemesanan di pasar sekunder? Jelaskan!

Score : Setiap soal memiliki nilai 5


Jumlah Nilai
Nilai akhir :
2,5

TUGAS KELOMPOK
Berikut transaksi yang terjadi di pasar modal :
a. Pada tanggal 1 Juni 2012 Dibeli 2 lot saham PT HALA yang mempunyai
nilai nominal @ Rp 10.000,00 perlembar dengan kurs 98%. Biaya provisi dan meterai Rp
150.000,00
b. Pada tanggal 1 Juli 2012 Dijual 2 lot saham PT HALA yang mempunyai
nilai nominal @ Rp 10.000,00 perlembar dengan kurs 110%. Biaya provisi dan meterasi
Rp 150.000,00
c. Pada tanggal 1 Agustus 2012 dibeli 2 lot obligasi PT HALA yang
mempunyai nilai nominal @ Rp 10.000,00 perlembar dengan kurs 102%, bunga/kupon
12% pertahun dibayarkan setiap tanggal 1 Mei dan 1 November. Biaya provisi dan
meterasi Rp 150.000,00
d. Pada tanggal 1 Desember 2012 dijual 2 lot obligasi PT HALA yang
mempunyai nilai nominal @ Rp 10.000,00 perlembar dengan kurs 110%, bunga/kupon
12% pertahun. Biaya provisi dan meterasi Rp 150.000,00
Diminta : Buatlah perhitungan atas transaksi di atas!
SOAL PERTEMUAN XXX

Jawablah dengan singkat dan jelas menurut pendapat anda!


1. Jelaskan pengertian investasi di pasar modal!
2. Bagaimana cara investasi dalam bentuk saham? Jelaskan!
3. Bagaimana cara investasi dalam bentuk obligasi? Jelaskan!
4. Jelaskan bagaimana memilih investasi di pasar modal!
5. Identifikasikan macam-macam indeks harga saham di bursa efek Indonesia!

Score : Setiap soal memiliki nilai 5


Jumlah Nilai
Nilai akhir :
2,5

TUGAS KELOMPOK
Carilah kelebihan dan kekurangan dari setiap investasi dalam bentuk saham dan investasi dalam
bentuk obligasi yang ada di Indonesia! Kamu bisa melakukan browsing internet untuk
mendapatkan data atau informasi yang diinginkan. Tulislah dalam bentuk laporan dan
diskusikan dengan kelompokmu!

TUGAS MANDIRI
Coba lakukan browsing melalui internet untuk mencari informasi tentang perbedaan antara
pasar perdana dan pasar sekunder, dan bagaimana cara melakukan transaksi di pasar perdana
dan pasar sekunder tersebut!

SOAL PERTEMUAN XXXI

Jawablah dengan singkat dan jelas menurut pendapat anda!


1. Identifikasikan fungsi pasar modal!
2. Identifikasikan manfaat pasar modal bagi pemerintah dan bagi Emiten!
3. Identifikasikan manfaat pasar modal bagi invesaor dan bagi lembaga penunjang pasar
modal!
4. Identifikasikan kelebihan dan kekurangan pasar modal!
5. Jelaskan macam-macam saham yang diperdagangkan di pasar modal!

Score : Setiap soal memiliki nilai 5


Jumlah Nilai
Nilai akhir :
2,5

TUGAS KELOMPOK
Coba anda cari data melalui internet tentang hal-hal yang terkait dengan bursa diantaranya :
1. Perkembangan pasar modal
2. Pasar Uang
3. Pasar Barang / Komoditi
4. Perkembangan Reksadana atau Danareksa
5. Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya
6. Pasar Tenaga Kerja
7. Industri Pasar Modal
8. Keputusan Menteri yang terkait dengan Pasar Modal
Mohon hasil akses data dituliskan sumbernya !

Anda mungkin juga menyukai