Anda di halaman 1dari 4

Berfikir jika berinteraksi dengan sesama golongan maka wawasan maupun relasi

dari mereka juga akan semakin banyak. Selain itu, mereka menganggap
berinteraksi dengan sesama golongan akan lebih banyak menghasilkan
keuntungan dalam usaha mereka.

1. Arah perubahan sosial yang terjadi akibat pembangunan pertanian


(revolusi hijau)
Setelah memasuki pasca revolusi hijau, desa-desa di Jawa megalami
perubahan yag semakin hari semakin mendalam. Utamanya, perubahan ini
disebabkan oleh semakin merasuknya proses birokratisasi dan kapitalisasi
produksi pertanian ke dalam masyarakat desa. Dilihat dari kemajuan pertanian,
desa Bajang, Ponorogo, Jawa Timur ini, yang dimana desa ini masih termasuk
dalam kawasan “kejawen” atau “desa asli” ternyata bisa dikatakan telah
memasuki pasaca revolusi hijau. Hal ini sudah mulai sejak tahun 1960-an dimana
masyarakatnya sudah diperkenalkan mengenai progran bibit unggul, pupuk kimia
dan pestisida (Bimas). Berkat teknologi modern ini, desa ini sekarang telah
banyak ditemukan teknis produksi baru, misalnya mesin perontok. Sehingga, hal
ini memperbesar perubahan masyarakat menjadi semakin meluas dan dinamis.
Teknologi peprtanian modern yang merupakan jenis teknologi yang sangat efisien
dan produktif, akan membuat kemajuan ekonomi dan menciptakan surplus
ekonomi yang selanjutnya menumbuhkan kekuasaan ekonomi baru yang
mmempengaruhi perubahan struktur masyarakat desa. Hal ini, bisa membuat
kelas-kelas ekonomi baru di dalam masyarakat. Urutan proses perubahan ini bisa
digambarkan secara singkat.
Perta,a, teknologi pertanian modern bertumpu pada konsolidasi tanah e
pertanian, dimana hal ini menyebabkan petani yang memiliki sawah yang luas
cenderung memperoleh hasil produksi paling besar sedangkan petani yang
menguasai sawah sempit, memperoleh hasil produksi yang relatif fedikit.
Kedua, peningkatan pendapatan ekonomi bisa mempengruhi dimensi
kehidupan sosial. Karena akan menciptakan perubahan gaya hidup dan akan
membentuk pelapisan sosial yang baru. Adanya pengembangan gaya hidup gengsi
dan kehormatan sosial akibat peningkatan pendapatan ekonomi tersebut, adalah
salah satu faktor yang menyebabkan pembentukan lapisan sosial. Pemilihan
Kades atau Kepala Desa bisa menjadi contoh dari urutan proses yang kedua ini.
Sistem pembagian uang dan kesejahteraan masyarakat, akan menentukan jadi-
tidaknya seseorang dalam mencalonkan diri menjadi Kepala Desa.

2. Arah perubahan sosial yang terjadi akibat pembangunan pertanian


(revolusi hijau)
Pembangunan pertanian atau revolusi hijau sangat berpengaruh terhadap
perubahan sosial terutama di masyarakat pedesaan di Jawa. Revolusi hijau dalam
pembangunan pertanian menyebabkan perubahan sosial dan memunculkan dua
pendapat yang berbeda. Yang pertama pendapat atau pandangan bahwa
persebaran teknologi pertanian modern di pedesaan menyebabkan semakin
meningkatnya buruh tani tak bertanah dan terjadi plarisasi sosial dan yang kedua
persebaran teknologi pertanian modern tersebut menyebabkan pemerataan
ekonomi dan tidak menyebabkan polarisasi dan perbedaan tingkat ekonomi antar
petani. Karena revolusi hijau yang disebabkan oleh birokrasi dan kapitalisasi
produksi pertanian di dalam masyarakat desa yang secara penuh berperan pada
pembangunan-pembangunan pertanian di desa. Tetapi meskipun proses birukrasi
dan kapitalisasi tersebut.
Berbeda dengan kedua pendapat tersebut, penelitian yang diadakan di desa
Bajang, Ponorogo, Jawa Timur. Ditemukan bahwa revolusi hijau atau
pembangunan pertanian menyebabkan dengan birokrasi yang efektif, ternyata
persebaran teknologi pertanian modern bersifat netral skala. Teknologi-teknologi
tersebut dapat diterima dengan luas oleh masyarakat pedesaan, sehingga bahkan
petani lahan sempit pun dapat menggunakan dan lebih intensif menggunakan
teknologi pertanian modern petani berlahan luas. Tetapi di lahan dari pemilikan
sawah dan penguasaan lahan pertanian di desa, masih ada polarisasi atau
ketimpangan ekonomi yang terjadi di dalam masyarakat desa tersebut. Perluasan
teknologi pertanian menyebabkan surplus pada hasil produksi, karena pada
teknologi pertanian modern lebih efektif dan efisien. Walaupun sebenarnya
perluasan persebaran teknologi pertanian modern membuat polarisasi dan
kesenjangan sosial dan ekonomi di kalangan masyarakat pertanian karena semua
petani sudah bisa menggunakan teknologi pertanian modern. Meningkatnya
surplus produksi menyebabkan naiknya taraf ekonomi masyarakat pertanian dan
menyeabkan berkembangnya gaya hidup gengsi dan kehormatan sosial di
masyarakat pertanian pedesaan.

3. Dampak Positif Dan Negatif Pembangunan Pertanian (Revolusi Hijau)


Adapun kelebihan dari pembangunan pertanian revolusi hijau dadalah:
 Pembangunan Pertanian revolusi hijau akan meningkatkan persebaran
teknologi pertanian moderm ke daerah pedesaan selama ini telah
meningkatkan jumlah buruh tani tak bertahan sehingga mendorong
terjadinya polarisasi sosial. sebaliknya, melihat persebaran teknologi
pertanian modern justru telah menghasilkan pemerataan ekonomi sehingga
tidak menimbulkan polarisasi. Melainkan justru memperbanyak subkelas
petani dan mendorong pelipatgandaan lapisan petani dalam struktur
berspektrum kontinum atau stratifikasi.
 Pembangunan pertanian revolusi hijau juga mengakibatkan perubahan
keadaan sosial dimana perubahan mengakibatkan proses-proses birokratis
serta kapitalisasi dalam perkembangan pemangunan pertanian.
 Perubahan itu terutama disebabkan oleh semakin merasuknya proses
birokratisasi dan kapitalisasi produksi pertanian ke dalam masyarakat desa.
Seperti kita ketahui, program-program pembangunan pertanian selama ini
secara penuh disalurkan lewat jalur kelembagaan birokrasi desa dan
kapitalisasi produk pertanian ke dalam masyarakat desa. Seperti kita
ketahui, program-program pemangunan pertanian selama ini secara penuh
disalurkan lewat jalur kelembagaan birokrasi desa di bawah pengawasan
dan kendali langsung dari pemimpin formal desa. Sebagai akibat kita lihat
nanti, meskipun jalur birokrasi itu secara efektif dapat bekerja cepat
menyebarluaskan pemakaian teknologi tetapi tidak bisa dihindari
kemajuan ekonomi yang ditimbulkannya telah menciptakan konsolidasi
struktural sehingga lambat laun mempertajam kesenjangan masyarakat
desa.

Memasuki masa pasca revolusi hijau, desa-desa di Jawa umumnya telah


mengalami perubahan yang semakin mendalam. Perubahan itu terutama
disebabkan oleh semakin merasuknya proses birokratisasi dan kapitalisasi
produksi pertanian ke dalam masyarakat desa. Seperti kita ketahui, program-
program pembangunan pertanian selama ini secara penuh disalurkan lewat jalur
kelembagaan birokrasi desa dan kapitalisasi produksi pertanian ke dalam
masyarakat desa. Seperti kita ketahui, program-program pemangunan pertanian
selama ini secara penuh disalurkan lewat jalur kelembagaan birokrasi desa di
bawah pengawasan dan kendali langsung dari pemimpin formal desa. Sebagai
akibat kita lihat nanti, meskipun jalur birokrasi itu secara efektif dapat bekerja
cepat menyebarluaskan pemakaian teknologi tetapi tidak bisa dihindari kemajuan
ekonomi yang ditimbulkannya telah menciptakan konsolidasi struktural sehingga
lambat laun mempertajam kesenjangan masyarakat desa.

4. Kelemahan Pembangunan Pertanian Revolusi Hijau


Terjadi pemerataan ekonomi. Kelemahan pembangunan pertanian dapat
dilihat bahwa kendati persebaran teknologi bersifat netral skala tapi hasilnya
menunjukkan bahwa ketimpangan ekonomi tetap saja terjadi. Ini bukti dari
kenyataan bahwa struktur pemilikan dan penguasaan sawah di desa penelitian
mengalami polarisasi, di mana distribusi pemilikan dan penguasaan sawah
memperlihatkan ketimpangan ekonomi tetap saja terjadi. Ini terbukti dari
kenyataan bahwa struktur pemilikan dan menguasaan sawah di desa penelitian
mengalami polarisasi, di mana distribusi pemilikan dan penguasaan sawah
memperlihatkan ketimpangan yang cukup tajam.

5. Masyarakat Samin di Arus Modernisasi, Pasca Revolusi Hijau


Masyarakat samin sebagai salah satu kelompok stnik yang ada di
Indonesia tentu memiliki nilai-nilai budaya yang berbeda dengan masyarakat
lainnya. di usia yang sudah satu abad lebih ini masyarakat Samin sudah
mengalami perubahan pada pranata sosial dan kebudayaan yang selama ini
mereka anut. Tradisi Saminisme sekarang sudah berubah, artinya Saminisme
sudah bukan legi menjadi kebanggan dalam struktur sosial dimana mereka hidup.
Apabila ditinjau dari sistem niali, saminisme sudah tidak lagi menjadi aturan
dalam pluralitas nilai yang berada di tengah-tengah mereka.

Anda mungkin juga menyukai