KASUS
IDENTITAS
Identitas Pasien
Nama : An. JTA
Umur : 5 tahun (27 maret 2012)
Jenis kelamin : Perampuan
Agama : Islam
Alamat : Malang jiwa RT 2 Bangun Harjo Sewon Bantul
I. KELUHAN UTAMA
Demam , batuk, pilek, muntah-muntah
RM.01.
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
```` UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
YOGYAKARTA
2017
PRESENTASI KASUS STASE ANAK
Ibu pasien mengatakan demam dimulai sejak sabtu siang jam 11.00 WIB, riwayat mimisan, gusi
berdarah di sangkal. Pasien mulai muntah senin siang > 5 x setiap makan dan minum. Pada
malam hari pasien muntah > 7x setiap pasien batuk dengan volume sedikit , muntah setelah
makan / minum dengan volume yang banyak. Batuk (+), pilek (+) , diare (-) , BAB terakhir
berbentuk cair banyak , pusing (+) .
Pasien datang ke IGD jam 06.40 dengan keadaan di gendong , kesadaran CM, mata cowong (+),
air mata (+) , TE ( turgor elastis) kembali cepat , batuk (+), mual (+), akral teraba dingin, Nadi
kaki kuat, perfusi < 2 detik, sesak nafas (-),Suhu : 39.3c Nadi : 120x/menit Nafas :
36x/menit pasien di berikan Dumin 12 mg jam 6.30 WIB dan injeksi ondesenfron 1,5 mg di igd
jam 06.06 WIB.
RM.02.
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
```` UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
YOGYAKARTA
2017
PRESENTASI KASUS STASE ANAK
V. RIWAYAT PRIBADI
1. Riwayat Kehamilan dan Persalinan
Riwayat kehamilan ibu
Ibu sehat selama hamil : ya
Riwayat ANC : >4 kali di Bidan,
Pemeriksa : bidan
Obat-obatan yang diminum : disangkal
Riwayat Kelahiran
P1A0
Tanggal persalinan : 11 Oktober 2015,
Usia kehamilan : aterm
Cara persalinan : lahir spontan dengan pacuan , bayi tunggal
Penolong bidan, di Rumah Bersalin
BBL/PB : - ( ibu lupa)
Keadaan saat lahir : langsung menangis
2. Riwayat Makanan
Usia Makanan Kuantitas
0-6 bulan Asi + Sufor Ad libitum
6-9 bulan Sufor, nasi tim 3 x sehari
lauk ati ayam,
sayur dan buah
9-12 bulan Sufor, nasi tim 2-3 kali sehari
lauk ati ayam,
sayur dan buah
>12 bulan Nasi dengan lauk 3 kali sehari
ikan, telur dan
paling sering
dengan ati ayam
3. Riwayat Perkembangan
Bisa berjalan pada umur : 3 tahun
Bisa bicara pada umur : 3 tahun 6 bulan
RM.03.
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
```` UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
YOGYAKARTA
2017
PRESENTASI KASUS STASE ANAK
4. Vaksinasi
RM.04.
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
```` UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
YOGYAKARTA
2017
PRESENTASI KASUS STASE ANAK
B. Pemeriksaan Klinis
Keadaan Umum : pasien tampak lemas
Kesadaran : compos mentis,
Status Gizi : Baik
BB : 13 kg
BB/U : 0 sampai -2 SD
Tanda-tanda vital
Suhu : 39.3 0 C, axilla
Nadi
a. Laju nadi : 120 x/menit
b. Irama : irreguler
c. Kualitas : kuat angkat
d. Ekualitas : sesuai
Respirasi
a. Laju pernafasan :36 x/menit
b. Irama : reguler
c. Tipe : normal
Tekanan darah : tidak diukur
RM.05.
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
```` UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
YOGYAKARTA
2017
PRESENTASI KASUS STASE ANAK
Pemeriksaan Fisik
Kepala : mesosefal, simetris
a. Rambut : hitam, persebaran merata, tidak mudah dicabut
b. Mata : simetris, mata cowong (-), edema palpebra (-), gerakan bola mata (N),
juling (-), visus (baik), edema palpebra (-), sklera ikterik (-), konjungtiva anemis (-)
c. Hidung : simetris, ingus (-), nafas cuping hidung (-), epistaksis (-)
d. Telinga : simetris, kemerahan (-), keluar cairan (-), pendengaran (dbn), nyeri
tekan (-),
e. Mulut : bibir kering (-), pucat (-), gigi (+), lidah tremor (-), lidah kotor (-),
pembesaran tonsil (-),
Leher : pembesaran limfonodi (-),
Thorax
a. Inspeksi : simetris (-), datar (-)
b. Palpasi : nyeri tekan (-), vokal fremitus (dbn),
c. Perkusi : sonor
d. Auskultasi : paru : vesikuler (+/+), ST (-/-); jantung : S1S2 reguler (+), bising (-)
Abdomen
a. Inspeksi : datar
b. Auskultasi : BU (+)
c. Perkusi : tympani
d. Palpasi : supel, nyeri tekan (-), H/L tidak teraba besar
Ekstremitas : Akral hangat (+), nadi kuat (+), perfusi <2 detik
Status neurologi : reflek fisiologis (+/+), reflex patologis (-/-)
C. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan Darah Rutin
Tanggal 14-03-2017
RM.06.
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
```` UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
YOGYAKARTA
2017
PRESENTASI KASUS STASE ANAK
Jenis Hasil Nilai Satuan Metode pemeriksaan
pemeriksaan Rujukan
Hematologi
Leukosit 27,7 4,0-10,6 10^3/uL Automatic Analyzer
Eritrosit 5,27 4,00-5,00 10^3/uL Automatic Analyzer
Hemoglobin 13,5 11,0-16,0 g/dL Automatic Analyzer
Hematokrit 41,3 32,0-44,0 % Automatic Analyzer
MCV 78,4 81-99 Fl Automatic Analyzer
MCH 25,6 27-31 Pg Automatic Analyzer
MCHC 32,7 33-37 g/dL Automatic Analyzer
RDW CV 13,6 11-16 % Automatic Analyzer
Trombosit 349 150-450 10^3/uL Automatic Analyzer
Neutrofil% 84.3 50-70 % Automatic Analyzer
Limfosit% 10.0 20-40 % Automatic Analyzer
Monosit% 4,1 3-12 % Automatic Analyzer
Eosinofil% 1,1 0,5-5,0 % Automatic Analyzer
Basofil% 0,5 0-1 % Automatic Analyzer
Neutrofil# 23,36 2-7 10^3/uL Automatic Analyzer
Limfosit# 2,75 0,8-4 10^3/uL Automatic Analyzer
Monosit# 1,13 0,12-1,2 10^3/uL Automatic Analyzer
Eosinofil# 0,31 0,002-0,50 10^3/uL Automatic Analyzer
Basofil# 0,16 0-1 10^3/uL Automatic Analyzer
RM.07.
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
```` UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
YOGYAKARTA
2017
PRESENTASI KASUS STASE ANAK
Slinder Hyalin Positif (+) Negative Manual Mikroskop
Slinder Leokosit Negative Negative Manual Mikroskop
Slinder Granula Negative Negative Manual Mikroskop
Kristal Oxalat Negative Negative Manual Mikroskop
Kristal Urat Negative Negative Manual Mikroskop
Kristal Triple Negative Negative Manual Mikroskop
Phospat
Kristal Amorf Negative Negative Manual Mikroskop
Kristal Cystina Negative Negative Manual Mikroskop
Bakteri Negative Negative Manual Mikroskop
Jamur Negative Negative Manual mikroskopis
VIII. PLANNING
Inf.RL 3cc/kg/jam
Inj.ceftriaxon 2x500 mg
Pamol syr 1 cth (6-8)
Salbutamol 3x1 mg
Planning Edukasi
- Motivasi pemberian makan minum yang cukup
- Cukup istirahat
- PHBS
RM.08.
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
```` UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
YOGYAKARTA
2017
PRESENTASI KASUS STASE ANAK
I. Definisi
1. Infeksi saluran kemih (urinary tract infection=UTI) adalah bertumbuh dan berkembang
biaknya kuman atau mikroba dalam saluran kemih dalam jumlah bermakna.
2. Bakteriuria ialah terdapatnya bakteri dalam urin. Disebut bakteriuria bermakna bila
ditemukannya kuman dalam jumlah bermakna. Pengertian jumlah bermakna tergantung
pada cara pengambilan sampel urin. Bila urin diambil dengan cara mid stream,
kateterisasi urin, dan urine collector, maka disebut bermakan bila ditemukan kuman 105
cfu (colony forming unit) atau lebih dalam setiap mililiter urin segar, sedangkan bila
diambil dengan cara aspirasi supra pubik, disebutkan bermakna jika ditemukan kuman
dalam jumlah berapa pun.
3. Bakteriuria asimtomatik (asymptomatic bacteriuria, covert bacteriuria) adalah
terdapatnya bakteri dalam saluran kemih tanpa menimbulkan manifestasi klinis.
Umumnya diagnosis bakteriuria asimtomatik ditegakkan pada saat melakukan biakan
urin ketika check-up rutin/uji tapis pada anak sehat atau tanpa gejala klinis.
4. ISK simtomatik adalah ISK yang disertai gejala dan tanda klinik. ISK simtomatik dapat
dibagi dalam dua bagian yaitu infeksi yang menyerang parenkim ginjal, disebut
pielonefritis dengan gejala utama demam, dan infeksi yang terbatas pada saluran kemih
bawah (sistitis) dengan gejala utama berupa gangguan miksi seperti disuria, polakisuria,
kencing mengedan (urgency).
5. ISK non spesifik adalah ISK yang gejala klinisnya tidak jelas. Ada sebagian kecil (10-
20%) kasus yang sulit digolongkan ke dalam pielonefritis atau sistitis, baik berdasarkan
gejala klinik maupun pemeriksaan penunjang yang tersedia.
RM.09.
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
```` UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
YOGYAKARTA
2017
PRESENTASI KASUS STASE ANAK
II. Etiologi
Escherichia coli (E.coli) merupakan kuman penyebab tersering (60-80%) pada ISK
serangan pertama. Penelitian di dalam negeri antara lain di RSCM Jakarta juga
menunjukkan hasil yang sama.Kuman lain penyebab ISK yang sering adalah Proteus
mirabilis, Klebsiella pneumonia, Klebsiella oksitoka,Proteus vulgaris, Pseudomonas
aeroginosa, Enterobakter aerogenes, dan Morganella morganii, Stafilokokus, dan
Enterokokus. Pada ISK kompleks, sering ditemukan kuman yang virulensinya rendah
seperti Pseudomonas, golongan Streptokokus grup B, Stafilokokus aureus atau epidermidis.
Haemofilus influenzae dan parainfluenza dilaporkan sebagai penyebab ISK pada anak.
Kuman ini tidak dapat tumbuh pada media biakan standar sehingga sering tidak
diperhitungkan sebagai penyebab ISK. Bila penyebabnya Proteus, perlu dicurigai
kemungkinan batu struvit (magnesiumammonium-fosfat) karena kuman Proteus
menghasilkan enzim urease yang memecah ureum menjadi amonium, sehingga pH urin
meningkat menjadi 8-8,5. Pada urin yang alkalis, beberapa elektrolit seperti kalsium,
magnesium, dan fosfat akan mudah mengendap.
RM.010.
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
```` UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
YOGYAKARTA
2017
PRESENTASI KASUS STASE ANAK
IV. Komplikasi
Komplikasi langsung yang dapat terjadi pada bayi berat lahir rendah yaitu:
Hipotermi
Hipoglikemia
Hiperbilirubinemia
Gangguan cairan dan elektrolit
Sindroma gawat napas
Paten duktus arteriosus
Infeksi
Perdarahan Intraventrikuler
Apnea of prematurity
Anemia
V. Manajemen Umum
Stabilisasi suhu, jaga bayi tetap hangat (metode kanguru)
Jaga patensi jalan napas
Nilai segera kondisi bayi tentang tanda vital: pernapasan, denyut jantung, warna kulit
dan aktifitas
Bila bayi mengalami gangguan napas, dikelola gangguan napas
Bila bayi kejang, potong kejang dengan anti konvulsan
Bila bayi dehidrasi, pasang jalur intravena, berikan cairan rehidrasi IV.
Kelola sesuai dengan kondisi spesifik atau komplikasinya
RM.011.