ABSTRACT
Working capital is very important for any company, because almost all companies need working capital to finance day-
to-day activities operasinal. Companies are required to constantly improve its efficiency so as to achieve the objectives
expected by the company to achieve the optimal profit. In the absence of sufficient working capital, the operational
activities of a company may not run smoothly. This study aims to find out how the capital adequacy ratio. This research
was conducted at PT Mitra Ogan plantation. The data used are secondary data from the financial statements Plantation
Mitra Ogan. Where the results of analysis of the capital adequacy ratio at the company's work will provide an overview
of how the company can manage its working capital well. If the company can use working capital well, it will obtain
sufficient capital. Conversely, when the company suffered a shortage or reduction in working capital, will encourage
companies to experience credit with a bank or other outside parties and may hamper the business operational.
18
JURNAL ILMIAH EKONOMI GLOBAL MASA KINI VOLUME 06 No.01 DESEMBER 2015 ISSN PRINT : 2089-6018
ISSN ONLINE : 2502-2024
19
JURNAL ILMIAH EKONOMI GLOBAL MASA KINI VOLUME 06 No.01 DESEMBER 2015 ISSN PRINT : 2089-6018
ISSN ONLINE : 2502-2024
Di dalam modal kerja terdapat beberapa konsep 7. Memungkinkan perusahaan dapat beroperasi dengan
modal kerja. Menurut Bambang Riyanto lebih efisien rena tidak ada kesulitan dalam
mengemukakan modal kerja dapat dibagi menurut memperoleh bahan baku, jasa dan suplai yang
konsep sebagai berikut [5]: duibutuhkan.
1. Konsep Kuantitatif 8. Memungkinkan perusahaan mampu bertahan dalam
Konsep ini berdasarkan pada kuantitas dari dana periode resesi atau depresi.
yang tertanam dalam unsur-unsur aktiva lancar
dimana aktiva ini merupakan aktiva yang sekali Menurut Bambang Riyanto mengemukakan modal
berputar kembali dalam bentuk semula atau aktiva kerja dapat digolongkan dalam beberapa jenis sebagai
dimana dana yang tertanam didalamnya akan dapat berikut [7] :
bebas lagi dalam waktu yang pendek. Dengan 1. Modal kerja permanen (permanent working
demikian modal kerja menurut konsep ini adalah capital) yaitu modal kerja yang harus tetap ada pada
keseluruhan dari jumlah aktiva lancar. Modal kerja perusahaan untuk dapat menjalankan fungsinya atau
ini sering disebut modal kerja bruto (gross working dengan kata lain modal kerja yang secara terus
capital). menerus diperlukan untuk kelancaran usaha. Modal
2. Konsep Kualitatif kerja permanen dapat dibedakan dalam:
Pada Modal kerja menurut konsep kualitatif adalah a. kerja primer (primary working capital) yaitu
merupakan selisih antara aktiva lancar diatas hutang jumlah modal kerja minimum yang harus ada
lancar. Digunakan modal kerja ini, merupakan dalam perusahaan untuk menjamin kontinuitas
sebagian dari aktiva lancar yang benar-benar dapat usahanya.
digunakan untuk membiayai operasi perusahaan b. Modal kerja normal (normal working
tanpa menunggu likuiditas. Konsep ini biasanya capital) jumlah modal yang diperlukan untuk
disebut dengan modal kerja netto (net working penyelenggaraan luas produksi yang normal.
capital). 2. Modal kerja variabel (variable working
3. Konsep Fungsional capital) yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-
Setiap dana yang dikerjakan atau digunakan dalam ubah dengan perubahan keadaan. Dan modal kerja
perusahaan dimaksudkan untuk menghasilkan ini dibedakan antara:
pendapatan (Income). Ada sebagian dana yang a. Modal kerja musiman (seasonal working
digunakan dalam satu periode akuntansi tertentu capital) yaitu modal kerja yang jumlahnya
yang menghasilkan pendapatan pada periode berubah -ubah disebabkan karena fluktuasi
tersebut (current income) dan ada sebagian dana lain musim.
yang juga digunakan selama periode tersebut tetapi b. Modal kerja siklus (cyclical working
tidak seluruhnya digunakan untuk menghasilkan capital) yaitu modal kerja yang jumlahnya
(current income). Jadi modal kerja berubah-ubah disebabkan karena fluktuasi
menurut konsep ini adalah dana yang digunakan konyungtur.
untuk menghasilkan pendapatan pada saat ini sesuai c. Modal kerja darurat (emergency working
dengan maksud utama didirikan perusahaan. capital) yaitu modal kerja yang jumlahnya
berubah-ubah karena adanya kegiatan darurat
Manfaat modal kerja menurut Jumingan [6] adalah yang tidak diketahui sebelumnya, misalnya
sebagai Berikut: adanya pemogokan buruh, banjir, perubahan
1. Melindungi perusahaan dari akibat buruk berupa keadaan ekonomi yang mendadak.
turunnya nilai aktiva lancar seperti adanya kerugian
karena debitur tidak membayar, turunnya nilai Menurut Munawir modal kerja yang cukup memang
persediaan karena harganya merosot. sangat penting bagi suatu perusahaan. Untuk
2. Memungkinkan perusahaan untuk melunasi menentukan modal kerja yang dianggap cukup bagi
kewajiban-kewajiban jangka pendek tepat pada suatu perusahaan bukanlah hal yang mudah, karena
waktunya. modal kerja yang dibutuhkan oleh suatu perusahaan
3. Memungkinkan perusahaan untuk dapat membeli tergantung atau dipengaruhi oleh beberapa faktor [8].
barang dengan tunai sehingga dapat mendapatkan Menurut Munawir ada beberapa faktor yang dapat
keuntungan berupa potongan harga. mempengaruhi modal kerja, yaitu:
4. Menjamin perusahaan memiliki Credit Standing dan 1. Sifat dan tipe perusahaan
dapat mengatasi peristiwa yang tidak dapat diduga Modal kerja dari suatu perusahaan jasa relatif lebih
seperti kebakaran, pencurian dan sebagainya. kecil daripada kebutuhan modal kerja perusahaan
5. Memungkinkan untuk memiliki persediaan dalam industri. Perusahaan biasanya memiliki atau harus
jumlah yang cukup guna melayani permintaan menginvestasikan modal-modalnya sebagian besar
konsumen. pada aktiva tetap yang digunakan untuk memberikan
6. Memungkinkan perusahaan dapat memberikan pelayanan atau jasanya kepada masyarakat.
syarat kredit yang menguntungkan kepada Sebaliknya perusahaan industri harus mengadakan
pelanggan. investasi yang cukup besar dalam aktiva
lancar agar perusahaannya tidak mengalami
20
JURNAL ILMIAH EKONOMI GLOBAL MASA KINI VOLUME 06 No.01 DESEMBER 2015 ISSN PRINT : 2089-6018
ISSN ONLINE : 2502-2024
kesulitan dalam operasinya sehari-hari. Perusahaan kesulitan untuk memperoleh barang atau jasa yang
yang memproduksi barang membutuhkan modal dibutuhkan.
kerja relatif lebih besar daripada perusahaan dagang.
2. Syarat penjualan Mengingat besarnya manfaat yang diberikan dari
Semakin lunak kredit yang diberikan oleh kecukupan modal kerja, maka dapat disimpulkan
perusahaan kepada para pembeli akan berdasarkan pernyataan di atas bahwa modal kerja yang
mengakibatkan semakin besarnya jumlah modal baik adalah modal kerja yang cukup.
kerja yang harus diinvestasikan dalam piutang. Modal kerja bersih, selisih antara aktiva lancar dan
3. Syarat pembelian bahan atau barang dagangan kewajiban lancar adalah ukuran dasar dari likuiditas
Syarat pembelian barang dagangan atau bahan dasar perusahaan. Kecukupan modal kerja dapat dievaluasi
yang akan digunakan untuk memproduksi barang dengan menggunakan rasio.
sangat mempengaruhi jumlah modal kerja yang 1. Rasio total aktiva terhadap modal kerja bersih (Total
dibutuhkan oleh perusahaan yang bersangkutan. Jika Assets to Net Working Capital).
syarat kredit yang diterima pada waktu pembelian Rasio ini menunjukkan rasio total aktiva terhadap
menguntungkan maka semakin sedikit uang kas modal kerja bersih. Rasio yang tinggi
yang harus disediakan untuk diinvestasikan dalam mengindikasikan rendahnya tingkat likuiditas,
persediaan bahan ataupun barang dagangan. sedangkan rasio yang rendah mengindikasikan
4. Waktu Produksi tingkat likuiditas yang tinggi. Rasio ini dapat diukur
Waktu yang dibutuhkan untuk memproduksi atau dengan menggunakan rumus:
memperoleh barang yang akan dijual serta harga per
satuan dari barang tersebut. Makin lama makin 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠 𝑡𝑜 𝑁𝑒𝑡 𝑊𝑜𝑟𝑘𝑖𝑛𝑔 𝐶𝑎𝑝𝑖𝑡𝑎𝑙
waktu yang digunakan untuk memproduksi suatu 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠
barang, maka akan semakin besar modal kerja yang =
𝑁𝑒𝑡 𝑊𝑜𝑟𝑘𝑖𝑛𝑔 𝐶𝑎𝑝𝑖𝑡𝑎𝑙
dibutuhkan. Demikian pula sebaliknya semakin
pendek waktu yang dibutuhkan untuk memproduksi 2. Rasio Kewajiban Lancar (Current Liabilities to Net
modal kerja maka semakin kecil modal kerja yang Working Capital Ratio).
dibutuhkan. Rasio ini merupakan ekspresi alternatif dari current
5. Tingkat Perputaraan Persediaan ratio. Bila current ratio rendah, rasio ini akan tinggi,
Tingkat perputaran persediaan terhadap modal kerja mengindikasikan likuiditas rendah. Bila rasio ini
cukup penting bagi perusahaan. Semakin kecil atau rendah, current ratio akan tinggi, mengindikasikan
rendah tingkat perputaran, kebutuhan modal kerja likuiditas tinggi. Rasio ini dapat diukur dengan
semakin tinggi, demikian pula sebaliknya. Dengan menggunakan rumus:
demikian, dibutuhkan perputaran persediaan yang 𝑐𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝑙𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑖𝑒𝑠 𝑡𝑜 𝑛𝑒𝑡 𝑤𝑜𝑟𝑘𝑖𝑛𝑔 𝑐𝑎𝑝𝑖𝑡𝑎𝑙
cukup tinggi agar memperkecil resiko kerugian 𝑐𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝑙𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑖𝑒𝑠
akibat penurunan harga serta mampu menghemat =
𝑛𝑒𝑡 𝑤𝑜𝑟𝑘𝑖𝑛𝑔 𝑐𝑎𝑝𝑖𝑡𝑎𝑙
biaya penyimpanan dan pemeliharaan persediaan.
3. Perputaran Modal Kerja (Working Capital
Turnover).
Modal kerja yang harus tersedia dalam perusahaan
Working Capital Turnover atau perputaran modal
harus cukup jumlahnya dalam arti harus dapat
kerja meruapakn rasio yang digunakan untuk
membiayai pengeluaran-pengeluaran atau operasi
mengukur aktivitas bisnis terhadap kelebihan aktiva
perusahaan sehari-hari. Menurut Agnes Sawir [9] Modal
lancar atas kewajiban lancar. Rasio yang tinggi
kerja yang cukup akan memberikan keuntungan bagi
mengindikasikan likuiditas yang rendah untuk
perusahaan, antara lain :
mendukung operasional, sedangkan rasio yang
1. Melindungi perusahaan terhadap krisis modal kerja
rendah akan menunjukkan likuiditas yang tinggi.
karena turunnya nilai dari aktiva lancar.
Rasio ini dapat di ukur dengan menggunakan rumus
2. Memungkinkan perusahaan untuk dapat membayar
sebagai berikut:
semua kewajiban-kewajiban tepat pada waktunya.
3. Menjamin dimilikinya kredit standing perusahaan 𝑊𝑜𝑟𝑘𝑖𝑛𝑔 𝐶𝑎𝑝𝑖𝑡𝑎𝑙 𝑇𝑢𝑟𝑛𝑜𝑣𝑒𝑟
𝑆𝑎𝑙𝑒𝑠
semakin besar dan memungkinkan bagi perusahaan =
untuk dapat menghadapi kesulitan keuangan yang 𝑁𝑒𝑡 𝑊𝑜𝑟𝑘𝑖𝑛𝑔 𝐶𝑎𝑝𝑖𝑡𝑎𝑙
mungkin terjadi.
4. Memungkinkan perusahaan untuk memiliki Penelitian Terdahulu
persediaan dalam jumlah yang cukup untuk Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Rika
melayani para konsumennya. Wahyuda Siregar dengan judul “Analisis Sumber dan
5. Memungkinkan perusahaan untuk memberikan Penggunaan Modal Kerja pada PT Bonansa Holidays
syarat kredit yang lebih menguntungkan kepada para Medan”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
langganannya. apakah sumber dan penggunaan modal kerja yang
6. Memungkinkan bagi perusahaan untuk dapat dilakukan oleh PT Bonansa Holidays Medan.
ebroperasi dengan lebih efisien karena tidak ada Pengumpulan data yang di pakai adalah dengan metode
dokumentasi dan metode analisis yang dipakai adalah
21
JURNAL ILMIAH EKONOMI GLOBAL MASA KINI VOLUME 06 No.01 DESEMBER 2015 ISSN PRINT : 2089-6018
ISSN ONLINE : 2502-2024
metode analisis deskriptif. Hasil penelitian tentang penelitian ini saya masukkan modal kerja dengan cara
analisis sumber dan penggunaan modal kerja pada PT menganalisis kecukupan modal kerja yang
Bonansa Holidays Medan maka dapat dijelaskan bahwa menggunakan tiga jenis rasio yaitu total assets to net
perusahaan mampu mencukupi kebutuhan dalam working capital, current liabilities to net working
membiayai operasi sehari-hari yang bersifat rutin [10]. capital dan working capital turnover dimana sangat
Penelitian yang dilakukan oleh Siti Rachmi Igirisa berbeda sekali dengan penelitian-penelitian
yang berjudul “Analisis Pengaruh Struktur Modal dan sebelumnya. Dengan demikian penelitian ingin lebih
Likuiditas Terhadap Rentabilitas Perusahaan Pada jelas lagi untuk mengetahui apakah perusahaan tersebut
Industri Telekomunikasi yang Listing di BEI”. dalam keadaan baik atau kurang baik dalam mengelola
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh modal kerjanya.
struktur modal dan likuiditas terhadap rentabilitas
perusahaan industri telekomunikasi yang terdaftar di Kerangka penelitian
BEI periode 2009-2013.Hasil penelitiannya menunjuk Penilaian rasio kecukupan modal kerja PT
kan bahwa Berdasarkan hasil uji hipotesis yang Perkebunan Mitra Ogan Palembang dilakukan dengan
diperoleh, koefisien regresi struktur modal ternyata maksud untuk mengetahui dari mana kecukupan modal
lebih besar dibandingkan dengan koefisien regresi kerja dalam satu periode. Secara ringkas, kerangka
likuiditas yaitu 0,589 dengan 0,003. Sehingga dapat pemikiran konseptual dapat digambarkan dalam gambar
diketahui bahwa struktur modal merupakan variabel dibawah ini :
yang dominan mempengaruhi rentabilitas [11].
Selanjutnya, penelitian yang dilakukan oleh Putri Total Assets to
Net Working
Mitasari yang berjudul “Analisis Sumber dan Capital Ratio
Analisis
Penggunaan Modal Kerja pada PT Coca Cola Laporan
Neraca dan
Rasio Kecukupan
Current Liabilities Kecukupan
Modal Kerja PT
Distribution Indonesia Medan”. Tujuan dari penelitian Laporan to Net Working
Keuangan Modal Kerja Perkebunan
Laba/Rugi Capital Ratio
Mitra Ogan
ini adalah untuk mengetahui bagaimana PT Coca Cola
Working Capital
Distribution Indonesia mengelola sumber dan Turnover Ratio
22
JURNAL ILMIAH EKONOMI GLOBAL MASA KINI VOLUME 06 No.01 DESEMBER 2015 ISSN PRINT : 2089-6018
ISSN ONLINE : 2502-2024
Berdasarkan tabel 1. dapat dilihat bahwa modal kerja 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠 𝑡𝑜 𝑁𝑒𝑡 𝑊𝑜𝑟𝑘𝑖𝑛𝑔 𝐶𝑎𝑝𝑖𝑡𝑎𝑙 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜
PT Perkebunan Mitra Ogan dari tahun ke tahun selalu 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠
mengalami perubahan yang signifikan. Pada tahun 2009 =
𝑁𝑒𝑡 𝑊𝑜𝑟𝑘𝑖𝑛𝑔 𝐶𝑎𝑝𝑖𝑡𝑎𝑙
modal kerja PT Perkebunan Mitra Ogan sebesar
Rp34.542.293.000,- hal ini disebabkan karena. jumlah Adapun data keuangan PT Perkebunan Mitra Ogan
aktiva lancar lebih besar daripada jumlah kewajiban yang digunakan untuk mengukur total assets to net
lancar. working capital ratio dapat dilihat pada tabel dibawah
Pada tahun 2010 modal kerja PT Perkebunan Mitra ini :
Ogan mengalami peningkatan sebesar
Rp17.536.901.000,- yang sebelumnya berjumlah Tabel 2.Total Assets dan Net Working Capital PT
Rp34.542.293.000,- menjadi Rp52.079.194.000,- Perkebunan Mitra Ogan Periode 2009 s/d 2013
perubahan tersebut disebabkan karena adanya Tahun Total Assets Net Working Capital
penurunan jumlah aktiva lancar sebesar 2009 402.332.898.000 34.542.293.000
Rp155.649.474.000,- dan penurunan jumlah kewajiban 2010 422.737.237.000 52.079.194.000
lancar sebesar Rp103.570.280.000,-. 2011 433.942.054.000 36.583.084.000
Pada tahun 2011 modal kerja PT Perkebunan Mitra 2012 554.049.301.000 38.076.000.000
Ogan mengalami penurunan sebesar 2013 775.815.768.000 -80.668.269.000
Rp15.496.110.000,- yaitu dari Rp52.079.194.000.-
menjadi Rp36.583.084.000,-. Faktor penyebab Berdasarkan tabel data diatas, maka didapat
turunnya modal kerja PT Perkebunan Mitra Ogan adalah perhitungan total assets to net working capital ratio
karena menurunnya jumlah aktiva lancar sebesar sebagai berikut :
Rp136.134.096.000,- yang sebelumnya pada tahun 2010
sebsar Rp155.649.474.000,- dan juga dikarena 402.332.898.000
menurunnya jumlah kewajiban lancar sebesar 𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 2009 = × 100 = 1,16 %
34.542.293.000
Rp99.551.012.000,- yang sebelumnya sebesar
Rp103.570.280.000,-. 422.737.237.000
Kemudian pada tahun 2012 modal kerja PT 𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 2010 = × 100 = 0,81 %
52.079.194.000
Perkebunan Mitra Ogan kembali meningkat sebesar
Rp1.492.916,- yang sebelumnya modal kerjanya sebesar 433.942.054.000
Rp36.583.084.000,- meningkat menjadi 𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 2011 = × 100 = 1,19 %
36.583.084.000
Rp38.076.000.000,-. Penyebab terjadinya modal kerja
mengalami peningkatan disebabkan karena jumlah 554.049.301.000
aktiva lancar meningkat sebesar Rp24.019.851.000,- 𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 2012 = × 100 = 1,45 %
38.076.000.000
yang jumlah aktiva lancar sebelumnya sebesar
Rp136.134.096.000 meningkat menjadi 775.815.786.000
Rp160.153.947.000,- dan juga jumlah kewajiban lancar 𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 2013 = × 100%
−80.668.269.000
mengalami peningkatan sebesar Rp22.456.935.000,- = −0,96 %
yang sebelumnya jumlah kewajiban lancar tahun 2011
sebesar Rp99.551.012.000,- menjadi Berikut ini adalah persentase perubahan total assets
Rp122.007.947.000,-. Dan pada tahun 2013 modal kerja to net working capital ratio dapat dilihat pada tabel
PT Perkebunan Mitra Ogan secara kualitatif dibawah ini :
dikategorikan tidak tersedia. Hal ini disebabkan karena
adanya jumlah kewajiban lancar lebih besar Tabel 3.Perhitungan Perubahan Total Assets to Net
dibandingkan dengan jumlah aktiva lancar. Dengan Working Capital Ratio PT Perkebunan Mitra Ogan
demikian jumlah aktiva lancar PT Perkebunan Mitra Periode 2009 s/d 2013
Ogan yang secara umum terdiri atas kas, piutang dan Total Assets to Net
Tahun Perubahan
persediaan pada akhir tahun tidak mencukupi untuk Working Capital Ratio
membayar kewajiban perusahaan. 2009 1,16% -
2010 0,81% (0,35%)
Berdasarkan tabel 4.1 di atas, terlihat bahwa pada 2011 1,19% 0,38%
tahun 2013 PT Perkebunan Mitra ogan memiliki 2012 1,45% 0,26%
pengelelolaan modal kerja yang kurang baik. Hal ini 2013 -0,96% (2,41%)
dapat telihat karena jumlah kewajiban lancar lebih besar
dibandingkan dengan jumlah aktiva lancar oleh karena Berikut ini adalah gambar grafik perubahan
itu perusahaan mengalami penurunan modal kerja yang persentase total assets to net working capital ratio
cukup besar. sebagai berikut :
23
JURNAL ILMIAH EKONOMI GLOBAL MASA KINI VOLUME 06 No.01 DESEMBER 2015 ISSN PRINT : 2089-6018
ISSN ONLINE : 2502-2024
24
JURNAL ILMIAH EKONOMI GLOBAL MASA KINI VOLUME 06 No.01 DESEMBER 2015 ISSN PRINT : 2089-6018
ISSN ONLINE : 2502-2024
Tahun
Current Liabilities to Net
Perubahan pemanfaatan modal kerja yang tersedia dalam
Working Capital Ratio meningkatkan profitabilitas perusahaan. Adapun rumus
2009 0,37% -
2010 0,20% (0,17%)
working capital turnover ratio adalah sebagai berikut :
2011 0,27% 0,07%
2012 0,32% 0,05% 𝑊𝑜𝑟𝑘𝑖𝑛𝑔 𝐶𝑎𝑝𝑖𝑡𝑎𝑙 𝑇𝑢𝑟𝑛𝑜𝑣𝑒𝑟 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜
2013 -0,24% (0,56%) 𝑆𝑎𝑙𝑒𝑠
=
𝑁𝑒𝑡 𝑊𝑜𝑟𝑘𝑖𝑛𝑔 𝐶𝑎𝑝𝑖𝑡𝑎𝑙
Berikut ini adalah gambar grafik perubahan
persentase current liabilities to net working capital ratio Adapun data keuangan PT Perkebunan Mitra Ogan
: yang digunakan untuk mengukur working capital
turnover ratio dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
0,20%
0,10% Tabel 6.Sales dan Net Working Capital PT
0,07% 0,05%
0,00% 0,00% Perkebunan Mitra Ogan Periode 2009 s/d 2013
-0,10% 2009 2010 2011 2012 2013 Tahun Sales Net Working Capital
-0,20% -0,17% 2009 503.674.778.000 34.542.293.000
-0,30% 2010 557.070.554.000 52.079.194.000
-0,40% 2011 565.730.961.000 36.583.084.000
-0,50% 2012 659.329.953.000 38.076.000.000
-0,56% 2013 827.200.630.000 -80.668.269.000
-0,60%
Perubahan Current Liabilities to Net…
Berdasarkan tabel data diatas, maka didapat
Gambar 3.Grafik Perubahan Persentase Current perhitungan working capital turnover ratio sebagai
Liabilities to Net Working Capital Ratio PT berikut :
Perkebunan Mitra Ogan Periode 2009 s/d 2013
503.674.778.000
Berdasarkan tabel dan gambar diatas, maka dapat 𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 2009 = × 100 = 1,46 %
disimpulkan bahwa nilai current liabilities to net 34.542.293.000
working capital ratio pada PT Perkebunan Mitra Ogan 557.070.554.000
tahun 2009 sebesar 0,37%. 𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 2010 = × 100 = 1,07 %
52.079.194.000
Pada tahun 2010 nilai current liabilitie to net
working capital ratio PT Perkebunan Mitra Ogan 565.730.961.000
sebesar 0,20% dan persentase perubahan current 𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 2011 = × 100 = 1,55 %
36.583.084.000
liabilitie to net working capital ratio mengalami
penurunan sebesar -0,17% 659.329.953.000
Pada tahun 2011 nilai current liabilities to net 𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 2012 = × 100 = 1,73 %
38.076.000.000
working capital ratio PT Perkebunan Mitra Ogan
sebesar 0,27% dan perubahan persentase current 827.200.630.000
liabilities to net working capital ratio mengalami 𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 2013 = × 100%
−80.668.269.000
peningkatan menjadi 0,07% dari tahun sebelumnya. = −1,03 %
Pada tahun 2012 nilai current liabilities to net
working capital ratio PT Perkebunan Mitra Ogan Berikut ini adalah persentase perubahan working
sebesar 0,32% dan perubahan persentase current capital turnover ratio dapat dilihat pada tabel dibawah
liabilities to net working capital ratio mengalami ini :
penurunan kembali sebesar 0,05% dari tahun
sebelumnya. Hal ini disebabkan pada tahun 2012 Tabel 7.Perhitungan Perubahan Working Capital
industri kelapa sawit mengalami tekanan yang cukup Turnover Ratio PT Perkebunan Mitra Ogan Periode
berat yang ditandai dengan penurunan harga yang cukup 2009 s/d 2013
signifikan dan disertai stagnasi dalam volume ekspor. Working Capital
Tahun Perubahan
Dan di tahun 2013 nilai current liabilities to net Turnover Ratio
working capital ratio PT Perkebunan Mitra Ogan 2009 1,46% -
sebesar -0,24% dan perubahan persentase current 2010 1,07% (0,39%)
2011 1,55% 0,48%
liabilities to net working capital ratio mengalami 2012 1,73% 0,18%
penurunan yang signifikan sebesar -0,56%. 2013 -1,03% (2,76%)
Working Capital Turnover Ratio Berikut ini adalah gambar grafik perubahan
Working capital turnover ratio menunjukkan persetase working capital turnover ratio berdasarkan
seberapa besar persentase modal kerja yang ada mampu tabel 4.7 :
menghasilkan jumlah penjualan tertentu. Semakin besar
working capital turnover ratio menunjukkan efektifnya
25
JURNAL ILMIAH EKONOMI GLOBAL MASA KINI VOLUME 06 No.01 DESEMBER 2015 ISSN PRINT : 2089-6018
ISSN ONLINE : 2502-2024
26
JURNAL ILMIAH EKONOMI GLOBAL MASA KINI VOLUME 06 No.01 DESEMBER 2015 ISSN PRINT : 2089-6018
ISSN ONLINE : 2502-2024
27