Aida Istikharoh BAB II PDF
Aida Istikharoh BAB II PDF
TINJAUAN PUSTAKA
1. Konsep Spiritual
a. Definisi
Yang Maha Kuasa dan Maha Pencipta, sebagai contoh seseorang yang
b. Aspek spiritualitas
keyakinan pada diri sendiri, dan Tuhan. Ada 5 dasar kebutuhan spiritual
manusia yaitu: arti dan tujuan hidup, perasaan misteri, pengabdian, rasa
c. Dimensi spiritual
2004).
adalah ibadah.
sekitaraya.
melemah.
berdosa ini merupakan beban mental bagi seseorang dan tidak baik bagi
pertama secara vertikal adalah kebutuhan akan bebas dari rasa bersalah,
dan berdosa kepada Tuhan. Kedua secara horisontal yaitu bebas dari
6. Kebutuhan akan penerimaan diri dan harga diri (self acceptance dan self
lingkungannya.
masa depan. Bagi orang beriman hidup ini ada dua tahap yaitu jangka
seseorang ingin agar derajatnya lebih tinggi dihadapan Tuhan maka dia
manusia. Manusia hidup saling bergantung satu sama lain. Oleh karena
spiritualnya. Karena orang yang sakit dalam agama islam harus tetap
firman-Nya:
َ ﻓَﺎﺗﱠﻘُﻮﺍ ﱠ
َ َﷲ َﻣﺎ ﺍ ْﺳﺘ
ﻄ ْﻌﺘُ ْﻢ
Artinya:
berikut:
ٍ ﺻ ﱢﻞ ﻗَﺎﺋِ ًﻤﺎ ﻓَﺈ ِ ْﻥ ﻟَ ْﻢ ﺗَ ْﺴﺘَ ِﻄ ْﻊ ﻓَﻘَﺎ ِﻋﺪًﺍ ﻓَﺈِ ْﻥ ﻟَ ْﻢ ﺗَ ْﺴﺘَ ِﻄ ْﻊ ﻓَ َﻌﻠَﻰ َﺟ ْﻨ
ﺐ َ
Artinya:
Oleh karena itu, menjadi suatu hal penting bagi perawat untuk
harapan, cinta, kualitas, hubungan, dan eksistensi (Potter & Perry, 2005).
Kedua hal tersebut memang sering digunakan secara bersamaan dan saling
yang berkaitan bentuk ibadah tertentu. Emblen dalam Potter dan Perry
akan Tuhan dalam bentuk personal tanpa bentuk fisik) seperti dalam
Kristen dan Islam. Keyakinan merupakan hal yang lebih dalam dari suatu
2004).
istilah agama. Di dunia ini, banyak agama yang dianut oleh masyarakat
seorang individu untuk menilai sesuatu yang ada sesuai dengan makna dan
Konsep spiritual yang dianut atau dipahami oleh seorang pasien dapat
c. Ada tingkat ketiga orang yang mempunyai dewa dan mereka upsana.
Beberapa praktik seni seperti astrologi atau obat atau tari atau musik
spiritual.
karena dari pola tersebut dapat menciptakan suatu bentuk perilaku adaptif
spiritual pada pasien tidak terlepas dari pandangan terhadap lima dimensi
mulai dari bayi, anak-anak, pra sekolah, usia sekolah, remaja, dewasa
muda, dewasa pertengahan, dewasa akhir, dan lanjut usia. Secara umum
individu yang berusia antara 0-18 bulan, yang sedang dalam proses tumbuh
sosial, dan spiritual) yang berbeda dengan orang dewasa. Anak adalah
perkembangan spiritual yang baik pada bayi. Oleh karena itu, perawat
dapat menjalin kerjasama dengan orang tua bayi tersebut untuk membantu
dan buruk untuk melanjuti peran kemandirian yang lebih besar. Tahap
dari kebiasaan yang sederhana seperti cara berdoa sebelum tidur dan
berdoa sebelum makan, atau cara anak memberi salam dalam kehidupan
Anak usia pra sekolah mulai memahami kebutuhan sosial, norma, dan
anak pada masa pra sekolah adalah mengetahui filosofi yang mendasar
peningkatan kualitas kognitif pada anak. Anak usia sekolah (6-12 tahun)
mereka. Minat anak sudah mulai ditunjukan dalam sebuah ide, dan anak
(Hamid, 2000).
Remaja (12-18 tahun). Pada tahap ini individu sudah mengerti akan
Secara alami, mereka dapat bingung ketika menemukan perilaku dan role
model yang tidak konsisten. Pada tahap ini kepercayaan pada kelompok
dari orang lain biasanya lebih mirip dengan keluarga, walaupun mereka
protes dan memberontak saat remaja. Bagi orang tua ini merupakan tahap
paling sulit karena orang tua melepas otoritasnya dan membimbing anak
untuk bertanggung jawab. Seringkali muncul konflik orang tua dan remaja
(Hamid, 2000).
sendiri. Spiritual bukan merupakan perhatian utama pada usia ini, mereka
yang benar dan yang salah, mereka menggunakan keyakinan moral, agama
dan etik sebagai dasar dari sistem nilai. Mereka sudah merencanakan
spiritual, kemampuan intraspeksi ini sama baik dengan dimensi yang lain
dari diri individu tersebut. Biasanya kebanyakan pada tahap ini kebutuhan
yang agamanya tidak baik menunjukkan tujuan hidup yang kurang, rasa
Sedangkan pada lansia yang spiritualnya baik ia tidak takut mati dan dapat
(Hamid, 2000).
berdasarkan nilai dan keyaninan mereka yang mereka percaya. Setiap fase
Dalam hal ini pasien dianggap sebagai tokoh utama (central figure) dan
utama tadi. Usaha perawat menjadi sia-sia bila pasien tidak mengerti, tidak
tanpa bantuan.
untuk selalu peka terhadap ekspresi non verbal, berusaha mendorong pasien
pasien.
selama 24 jam sehari menjalin kontak dengan pasien, sehingga dia sangat 22
Hal ini perawat menjadi contoh peran spiritual bagi pasienya. Perawat harus
perkembangannya.
privasi, hak untuk menentukan nasibnya sendiri dan hak untuk menerima
3. Peran Edukator
kebutuhan pasien.
5. Peran Kolaborator
kesehatan yang terdiri dari dokter, fiisoterapis, ahli gizi dan lain-lain
selanjutnya.
6. Peran Konsultan
7. Peran Pembaharu
bagian dari peran dan fungsi perawat dalam pemberian asuhan keperawatan.
1. Pengkajian
membentuk hubungan yang baik dengan pasien atau dengan orang terdekat
2. Diagnosa Keperawatan
alam, atau kekuatan yang lebih besar dari dirinya (Nanda, 2006).
cinta, memaafkan diri, dan keberanian. Kedua marah, ketiga rasa bersalah,
nyeri, perubahan hidup, dan penyakit kronis diri atau orang lain.
3. Perencanaan
area beresiko, dan tanda-tanda disfungsi serta data objektif yang relevan.
menggunakan sumber dari dalam dirinya dengan cara yang lebih efektif
4. Implementasi
Tuhan, 5) kebutuhan akan bebas dari rasa bersalah dan dosa, 6) kebutuhan
akan penerimaan diri dan harga diri, 7) kebutuhan akan rasa aman terjamin
dicapainya derajat dan martabat yang makin. tinggi sebagai pribadl yang
nilai-nilaireligius.
kecemasan.
D. Kerangka Konsep
Pemenuhan
Penerapan aspek
kebutuhan spiritual
spiritualitas perawat
pada pasien
Hipotesis yang akan di uji dalam penelitian ini yaitu “Ada hubungan
pada pasien rawat inap IRNA I RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo”.