KATA PENGANTAR
Kami berharap Laporan Akhir ini dapat dijadikan sebagai bahan panduan dalam
perencanaan dan perancangan Marine Centre di Pangandaran, Jawa Barat.
Akhir kata kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
penyelesaian laporan ini.
Desember 2016
i
LAPORAN AKHIR
Perencanaan Pembangunan Kelembagaan Riset Kelautan dan Perikanan di Pangandaran
Provinsi Jawa Barat
DAFTAR ISI
ii
LAPORAN AKHIR
Perencanaan Pembangunan Kelembagaan Riset Kelautan dan Perikanan di Pangandaran
Provinsi Jawa Barat
iii
LAPORAN AKHIR
Perencanaan Pembangunan Kelembagaan Riset Kelautan dan Perikanan di Pangandaran
Provinsi Jawa Barat
DAFTAR GAMBAR
iv
LAPORAN AKHIR
Perencanaan Pembangunan Kelembagaan Riset Kelautan dan Perikanan di Pangandaran
Provinsi Jawa Barat
vi
LAPORAN AKHIR
Perencanaan Pembangunan Kelembagaan Riset Kelautan dan Perikanan di Pangandaran
Provinsi Jawa Barat
DAFTAR TABEL
vii
LAPORAN AKHIR
Perencanaan Pembangunan Kelembagaan Riset Kelautan dan Perikanan di Pangandaran
Provinsi Jawa Barat
BAB I
PENDAHULUAN
8
LAPORAN AKHIR
Perencanaan Pembangunan Kelembagaan Riset Kelautan dan Perikanan di Pangandaran
Provinsi Jawa Barat
9
LAPORAN AKHIR
Perencanaan Pembangunan Kelembagaan Riset Kelautan dan Perikanan di Pangandaran
Provinsi Jawa Barat
10
LAPORAN AKHIR
Perencanaan Pembangunan Kelembagaan Riset Kelautan dan Perikanan di Pangandaran
Provinsi Jawa Barat
11
LAPORAN AKHIR
Perencanaan Pembangunan Kelembagaan Riset Kelautan dan Perikanan di Pangandaran
Provinsi Jawa Barat
1.4.2. Keluaran
Sesuai dengan ruang lingkup KAK, keluaran dari Perencanaan
Pembangunan Kelembagaan Riset Kelautan dan Perikanan di Pangandaran Provinsi Jawa
Barat, ini adalah:
12
LAPORAN AKHIR
Perencanaan Pembangunan Kelembagaan Riset Kelautan dan Perikanan di Pangandaran
Provinsi Jawa Barat
6) Album gambar rencana tapak skala 1:500 dalam dua dimensi warna dan
gambar rencana tapak dalam perspektif tiga dimensi (birdview) (Gambar
dalam format A3)
7) Peta Bathimetri skala 1:500
8) Video dengan perspektif mata burung (birdview) pada kawasan gedung
penting
13
LAPORAN AKHIR
Perencanaan Pembangunan Kelembagaan Riset Kelautan dan Perikanan di Pangandaran
Provinsi Jawa Barat
BAB II
KONSEP DASAR PERENCANAAN
14
LAPORAN AKHIR
Perencanaan Pembangunan Kelembagaan Riset Kelautan dan Perikanan di Pangandaran
Provinsi Jawa Barat
wisata juga dilengkapi dengan tower evacuation setiap jarak 300m. perencanaan
lanskap kawasan juga mempertimbangkan kondisi vegetasi kawasan terutama dalam
pengembangan sentra konservasi yang direncanakan menggunakan jalur deck yang
seminimal mungkin merusak tanah sekitarnya.
Zona yang termasuk ke dalam area publik atau dapat diakses oleh masyarakat
umum adalah zona pelabuhan dan parkir. Zona semi publik adalah zona di kawasan
PIAMARI yang dapat diakses oleh masyarakat pubik namun terbatas. Zona semi publik
15
LAPORAN AKHIR
Perencanaan Pembangunan Kelembagaan Riset Kelautan dan Perikanan di Pangandaran
Provinsi Jawa Barat
terdiri atas akuarium dan Dormitori. Akuarium, pada dasarnya, merupakan area untuk
penelitian namun masyarakat dapat mengakses akuarium baik untuk tujuan wisata
maupun pendidikan. Dormitori dapat disewakan pada masyarakat umum namun pada
dasarnya merupakan milik KKP dan mereka yang berwenang di PIAMARI, seperti
Peneliti.
Kemudian zona semi privat merupakan zona yang hanya dapat diakses oleh
mereka yang berwenang namun pihak luar dapat mengakses dengan aturan atau
ketentuan terbatas. Zona semi privat terdiri atas, Blok Riset Teknologi dan Kelautan
serta Politeknik.
Tabel 2.1 Pembagian Sifat Zonasi
PUBLIK SEMI PUBLIK SEMI PRIVAT
ZONA PELABUHAN AKUARIUM BLOK RISET DAN
TEKNOLOGI PERIKANAN
PARKIR (on – street dan DORMITORI ZONA POLITEKNIK
Kantong) PERIKANAN
Jalur Pedestrian Berupa Deck Kayu dan Deck Beton
16
LAPORAN AKHIR
Perencanaan Pembangunan Kelembagaan Riset Kelautan dan Perikanan di Pangandaran
Provinsi Jawa Barat
17
LAPORAN AKHIR
Perencanaan Pembangunan Kelembagaan Riset Kelautan dan Perikanan di Pangandaran
Provinsi Jawa Barat
18
LAPORAN AKHIR
Perencanaan Pembangunan Kelembagaan Riset Kelautan dan Perikanan di Pangandaran
Provinsi Jawa Barat
19
LAPORAN AKHIR
Perencanaan Pembangunan Kelembagaan Riset Kelautan dan Perikanan di Pangandaran
Provinsi Jawa Barat
2.8.2. Akuarium
Akuarium menggunakan material acrylic dengan ketebalan 20 cm. Acrylic
memiliki ketahanan lebih kuat dibandingkan kaca sehingga diharapkan mampu menahan
beban air lebih baik.
20
LAPORAN AKHIR
Perencanaan Pembangunan Kelembagaan Riset Kelautan dan Perikanan di Pangandaran
Provinsi Jawa Barat
Di antara beberapa pondasi, pondasi yang umum digunakan adalah pondasi tiang
pancang. Konstruksi pondasi tersebut bisa terbuat dari kayu, baja, atau beton yang
berfungsi untuk meneruskan beban- beban dari struktur bangunan atas ke lapisan tanah
pendukung (bearing layers) di bawahnya pada kedalaman tertentu.
Tiang pancang saat ini banyak digunakan di Indonesia sebagai pondasi bangunan,
seperti jembatan, gedung bertingkat, pabrik atau gedung-gedung industri, menara,
dermaga, bangunan mesin-mesin berat, dan sebagainya. Sebagian dari bangunan
tersebut merupakan konstruksi – konstruksi yang memiliki dan menerima beban yang
relatif berat.
Penggunaan tiang pancang untuk konstruksi biasanya bertitik tolak pada
beberapa hal mendasar seperti anggapan adanya beban yang besar sehingga pondasi
langsung jelas tidak dapat digunakan, kemudian jenis tanah pada lokasi yang
bersangkutan relatif lunak (lembek) sehingga pondasi langsung tidak ekonomis lagi
untuk dipergunakan.
Secara umum pemakaian pondasi tiang pancang dipergunakan apabila tanah
dasar di bawah bangunan tersebut tidak mempunyai daya dukung (bearing capacity)
yang cukup untuk memikul berat bangunan dan beban di atasnya, dan juga bila letak
tanah keras yang memiliki daya dukung yang cukup untuk memikul berat dari beban
bangunan diatasnya terletak pada posisi yang sangat dalam.
21
LAPORAN AKHIR
Perencanaan Pembangunan Kelembagaan Riset Kelautan dan Perikanan di Pangandaran
Provinsi Jawa Barat
sampai sedang. Mudah sampai agak sukar merembes air, oleh sebab itu infiltrasi dan
perkolasinya dari agak cepat sampai agak lambat, daya menahan air cukup baik dan
agak tahan terhadap erosi. (http://agro-sosial.blogspot.com/2013/01/karakteristik-
tanah-latosol-atau.html).
22
LAPORAN AKHIR
Perencanaan Pembangunan Kelembagaan Riset Kelautan dan Perikanan di Pangandaran
Provinsi Jawa Barat
Yang harus diperhatikan adalah tidak boleh adanya kontak dengan pipa-pipa
berbahan logam. Saluran air rata-rata yang harus diganti kira-kira 1 lb atau 1 pon
(3,2 gram) ikan per 100 galon dari 1 volume tiap ikan per dua jam sekali. Jadi
tiap jam untuk aquarium kapasitas 100.000 galon air harus bersirkulasi antara
50.000 hingga 100.000 galon. Dan 1,2 sampai 2,4 milyar gallon air yang
dibutuhkan selama 24 jam. Air yang diambil dari laut disaring melalui intake
station, setelah melalui proses filtrasi maka air dapat langsung digunakan pada
tangki, sampai dalam kurun waktu tertentu air tidak memenuhi syarat lagi, maka
air dibuang atau diganti. Sistem ini biasanya digunakan apabila air laut yang ada
kondisinya masih bagus dan tersedia cukup banyak. Keuntungan dari sistem ini
adalah air yang diperoleh akan bersifat alami sesuai dengan kondisi aslinya.
Sedangkan kerugiannya adalah biaya pengontrolan lebih mahal.
2. Sistem Tertutup
Prinsip dari sistem ini pakai dan daur ulang. Pada sistem ini, air langsung masuk
ke dalam display aquarium selanjutnya masuk ke dalam tangki reservoir setelah
melalui beberapa filtrasi. Jadi pergantian air yang dibutuhkan hanya untuk
menggantikan air yang hilang akibat evaporasi dan akibat pembersihan tangki
23
LAPORAN AKHIR
Perencanaan Pembangunan Kelembagaan Riset Kelautan dan Perikanan di Pangandaran
Provinsi Jawa Barat
atau saluran filter. Walaupun begitu tetap harus ada pergantian dengan air yang
baru dengan perbandingan 1:3 dari total volume setiap dua minggu sekali.
Sistem ini biasa digunakan apabila kondisi air laut yang ada relatif kurang
memenuhi syarat. Pada sistem ini, air yang tidak dipakai diproses lagi, dan setiap
dua minggu 10 – 20% air tersebut diganti. Selama ini dapat dilakukan secara
lokal maupun opular dengan adanya kemajuan teknologi, penggunaan air tidak
terbatas pada air laut.
24
LAPORAN AKHIR
Perencanaan Pembangunan Kelembagaan Riset Kelautan dan Perikanan di Pangandaran
Provinsi Jawa Barat
dari hasil pengukuran menunjukkan kualitas airnya sudah tidak bagus, maka
akan diganti.
Gambar – gambar berikut merupakan preseden instalasi life support system pada
akuarium air laut.
25
LAPORAN AKHIR
Perencanaan Pembangunan Kelembagaan Riset Kelautan dan Perikanan di Pangandaran
Provinsi Jawa Barat
26
LAPORAN AKHIR
Perencanaan Pembangunan Kelembagaan Riset Kelautan dan Perikanan di Pangandaran
Provinsi Jawa Barat
27
LAPORAN AKHIR
Perencanaan Pembangunan Kelembagaan Riset Kelautan dan Perikanan di Pangandaran
Provinsi Jawa Barat
Berikut merupakan dimensi akuarium untuk bahan kaca dan acrylic. Tabel ketebalan
kaca untuk akuarium air laut.
Tabel 2.2 Ketebalan Kaca untuk Akuarium Air Laut
Dimensi Akuarium (cm) Tebal Kaca Minimal
Panjang Lebar Tinggi (mm)
60 30 30 5
80 30 30 7
80 45 45 7
90 45 45 8
100 50 50 8
130 50 50 10
200 75 75 15
Sumber: Kuncoro, Eko Budi. 2004. Akuarium Laut. dikutip dari Arief Wahyu NH, 2015
28
LAPORAN AKHIR
Perencanaan Pembangunan Kelembagaan Riset Kelautan dan Perikanan di Pangandaran
Provinsi Jawa Barat
BAB III
TRANSFORMASI DESAIN
PERENCANAAN
3.1. MASTERPLAN
29
LAPORAN AKHIR
Perencanaan Pembangunan Kelembagaan Riset Kelautan dan Perikanan di Pangandaran
Provinsi Jawa Barat
3.2. AKUARIUM
3.2.1. Konsep dan Transformasi Desain
Akuarium yang direncanakan di kawasan Marine Center merupakan pusat
informasi, wahana edukasi, sekaligus wisata bagi masyarakat tentang teknologi
kemaritiman dan kelautan. Tujuan utama akuarium ini adalah untuk memberikan
informasi dan pembelajaran bagi masyarakat agar lebih mengenal tentang maritim dan
kelautan agar masyarakat lebih memiliki kesadaran untuk ikut menjaga dan
melestarikan laut beserta isinya.
Fungsi ruang yang ada di akuarium ini berupa museum yang didominasi oleh
akuarium dengan berbagai dimensi berisi biota laut yang beraneka ragam, menyajikan
informasi mengenati biota laut terkait, aktifitas perikanan maupun kelautan, wisata
bahari dan segala peralatan teknologi yang mendukung kegiatan tentang kemaritman
maupun kelautan.
Di dalam akuarium ini masyarakat diajak untuk mengikuti alur sirkulasi yang ada
di dalam museum sehingga dapat melihat seluruh informasi yang ada secara berurutan.
Di area kolam sentuh (Touch Pool) masyarakat dapat menyentuh langsung biota
laut yang aman, seperti penyu dan bintang laut. Di display area, masyarakat dapat
melihat langsung beragam biota laut yang ada di Indonesia maupun dunia. Display area
berupa etalase akuarium yang terdiri dari akuarium utama (main), berbagai akuarium
tematik (theme), dan schoolling fish aquarium atau akuarium yang ditujukan sebagai
tempat ikan sejenis. yang berenang secara bergerombol.
Anatomi bentuk bangunan Akuarium ini biota laut kerang siput laut (sea snail
shell). Berdasarkan studi dan kajian, transformasi desain bangunannya diambil dari 2
kerang siput laut yang saling berhadapan atau double sea snail shell. Berikut gambaran
konsep untuk anatomi akuarium,
30
LAPORAN AKHIR
Perencanaan Pembangunan Kelembagaan Riset Kelautan dan Perikanan di Pangandaran
Provinsi Jawa Barat
Bentukan kerang siput laut diambil baik sebagai metafora cangkang yang
melindungi isinya dari bahaya di luar (dalam hal ini bencana tsunami terhadap
bangunan) maupun pengembangan strukturnya, di mana geomtri lengkung atau bulata
memiliki resistensi terhadap aliran air lebih baik dibandingkan geometri kotak atau
persegi. Prinsip tersebut juga berlaku terhadap aliran angin laut. Akuarium dapat
mewadahi pengunjung hingga kapasitas 1000 – 2000 pada jam puncak (peak hours).
31
LAPORAN AKHIR
Perencanaan Pembangunan Kelembagaan Riset Kelautan dan Perikanan di Pangandaran
Provinsi Jawa Barat
32
LAPORAN AKHIR
Perencanaan Pembangunan Kelembagaan Riset Kelautan dan Perikanan di Pangandaran
Provinsi Jawa Barat
33
LAPORAN AKHIR
Perencanaan Pembangunan Kelembagaan Riset Kelautan dan Perikanan di Pangandaran
Provinsi Jawa Barat
34
LAPORAN AKHIR
Perencanaan Pembangunan Kelembagaan Riset Kelautan dan Perikanan di Pangandaran
Provinsi Jawa Barat
Aquarium Theme 2a 38 1 38
Aquarium Theme 2b 62 1 62
Aquarium Theme 2c 38 1 38
Aquarium Theme 2d 48 1 48
Machine Room Theme 1 233 1 233
Machine Room Theme 2 48 1 48
Main Aquarium 509,38 1 509,38
Museum 360 1 360
Aquarium View 85 1 85
Lavatory 30 1 30
Clinic 18 1 18
Resto 160 1 160
Sirkulasi 1.028 1 1.028
Ramp 149 1 149
Deck 146,5 1 146,5
TOTAL 3449.88
35
LAPORAN AKHIR
Perencanaan Pembangunan Kelembagaan Riset Kelautan dan Perikanan di Pangandaran
Provinsi Jawa Barat
36
LAPORAN AKHIR
Perencanaan Pembangunan Kelembagaan Riset Kelautan dan Perikanan di Pangandaran
Provinsi Jawa Barat
3.2.4. Sirkulasi
Sirkulasi di dalam bangunan sesuai dengan jalur akuarium, dimulai dari area
entrance, akuarium tematik atau akuarium kecil, akuarium besar atau utama melalui
tunnel, museum, dan restoran. Pengunjung publik hanya dapat mengunjungi lantai 1,
lantai 2, dan ruang theatre di lantai 3.
37
LAPORAN AKHIR
Perencanaan Pembangunan Kelembagaan Riset Kelautan dan Perikanan di Pangandaran
Provinsi Jawa Barat
38
LAPORAN AKHIR
Perencanaan Pembangunan Kelembagaan Riset Kelautan dan Perikanan di Pangandaran
Provinsi Jawa Barat
39
LAPORAN AKHIR
Perencanaan Pembangunan Kelembagaan Riset Kelautan dan Perikanan di Pangandaran
Provinsi Jawa Barat
40
LAPORAN AKHIR
Perencanaan Pembangunan Kelembagaan Riset Kelautan dan Perikanan di Pangandaran
Provinsi Jawa Barat
3.3. DORMITORI
3.3.1. Konsep dan Transformasi Desain
Dormitori merupakan bangunan asrama yang ditujukan untuk menunjang aktivitas
di Marine Centre PIAMARI. Mereka yang dapat memanfaatkan Dormitori adalah pihak
yang berwenang, seperti peneliti di Marine Centre, pihak dari Kementrian Kelautan
Perikanan, serta tamu penting terkait dengan Marine Centre maupun Kementrian
Kelautan Perikanan. Namun, Dormitori juga dapat dimanfaatkan oleh masyarakat.
41
LAPORAN AKHIR
Perencanaan Pembangunan Kelembagaan Riset Kelautan dan Perikanan di Pangandaran
Provinsi Jawa Barat
42
LAPORAN AKHIR
Perencanaan Pembangunan Kelembagaan Riset Kelautan dan Perikanan di Pangandaran
Provinsi Jawa Barat
43
LAPORAN AKHIR
Perencanaan Pembangunan Kelembagaan Riset Kelautan dan Perikanan di Pangandaran
Provinsi Jawa Barat
44
LAPORAN AKHIR
Perencanaan Pembangunan Kelembagaan Riset Kelautan dan Perikanan di Pangandaran
Provinsi Jawa Barat
45
LAPORAN AKHIR
Perencanaan Pembangunan Kelembagaan Riset Kelautan dan Perikanan di Pangandaran
Provinsi Jawa Barat
46
LAPORAN AKHIR
Perencanaan Pembangunan Kelembagaan Riset Kelautan dan Perikanan di Pangandaran
Provinsi Jawa Barat
3.3.4. Sirkulasi
Lantai 1 bangunan Dormitori merupakan ruang terbuka, plaza semi
outdoor dikarenakan prinsip bangunan panggung yang diterapkan pada
Dormitori, sehingga memiliki sirkulasi ke berbagai arah. Sedangkan, lantai 2 dan
3 memiliki sirkulasi 2 arah dari tangga di kedua sisi bangunan.
47
LAPORAN AKHIR
Perencanaan Pembangunan Kelembagaan Riset Kelautan dan Perikanan di Pangandaran
Provinsi Jawa Barat
48
LAPORAN AKHIR
Perencanaan Pembangunan Kelembagaan Riset Kelautan dan Perikanan di Pangandaran
Provinsi Jawa Barat
49
LAPORAN AKHIR
Perencanaan Pembangunan Kelembagaan Riset Kelautan dan Perikanan di Pangandaran
Provinsi Jawa Barat
50
LAPORAN AKHIR
Perencanaan Pembangunan Kelembagaan Riset Kelautan dan Perikanan di Pangandaran
Provinsi Jawa Barat
51
LAPORAN AKHIR
Perencanaan Pembangunan Kelembagaan Riset Kelautan dan Perikanan di Pangandaran
Provinsi Jawa Barat
Untuk sistem struktur Dormitori, pondasi yang digunakan adalah pondasi tiang
pancang. Penggunaan pondasi ini menyesuaikan pada kondisi tanah yang ada pada
kawasan perencanaan. Konsep panggung pada Dormitori untuk mengantisipasi
gelombang pasang, tsunami, gempa, dengan jalur evakuasi ke atas. Sedangkan,
terhadap bencana kebakaran, bangunan panggung dengan lantai 1 berupa plaza semi
outdoor memudahkan evakuasi di mana penghuni Dormitori bisa langsung menuju
keluar bangunan.
52
LAPORAN AKHIR
Perencanaan Pembangunan Kelembagaan Riset Kelautan dan Perikanan di Pangandaran
Provinsi Jawa Barat
Gambar 3.48 Bangunan Panggung untuk Antisipasi Tsunami dan Gelombang Pasang
53
LAPORAN AKHIR
Perencanaan Pembangunan Kelembagaan Riset Kelautan dan Perikanan di Pangandaran
Provinsi Jawa Barat
54
LAPORAN AKHIR
Perencanaan Pembangunan Kelembagaan Riset Kelautan dan Perikanan di Pangandaran
Provinsi Jawa Barat
55
LAPORAN AKHIR
Perencanaan Pembangunan Kelembagaan Riset Kelautan dan Perikanan di Pangandaran
Provinsi Jawa Barat
56
LAPORAN AKHIR
Perencanaan Pembangunan Kelembagaan Riset Kelautan dan Perikanan di Pangandaran
Provinsi Jawa Barat
57
LAPORAN AKHIR
Perencanaan Pembangunan Kelembagaan Riset Kelautan dan Perikanan di Pangandaran
Provinsi Jawa Barat
58
LAPORAN AKHIR
Perencanaan Pembangunan Kelembagaan Riset Kelautan dan Perikanan di Pangandaran
Provinsi Jawa Barat
59
LAPORAN AKHIR
Perencanaan Pembangunan Kelembagaan Riset Kelautan dan Perikanan di Pangandaran
Provinsi Jawa Barat
60
LAPORAN AKHIR
Perencanaan Pembangunan Kelembagaan Riset Kelautan dan Perikanan di Pangandaran
Provinsi Jawa Barat
61
LAPORAN AKHIR
Perencanaan Pembangunan Kelembagaan Riset Kelautan dan Perikanan di Pangandaran
Provinsi Jawa Barat
62
LAPORAN AKHIR
Perencanaan Pembangunan Kelembagaan Riset Kelautan dan Perikanan di Pangandaran
Provinsi Jawa Barat
3.4.4. Sirkulasi
63
LAPORAN AKHIR
Perencanaan Pembangunan Kelembagaan Riset Kelautan dan Perikanan di Pangandaran
Provinsi Jawa Barat
64
LAPORAN AKHIR
Perencanaan Pembangunan Kelembagaan Riset Kelautan dan Perikanan di Pangandaran
Provinsi Jawa Barat
65
LAPORAN AKHIR
Perencanaan Pembangunan Kelembagaan Riset Kelautan dan Perikanan di Pangandaran
Provinsi Jawa Barat
66
LAPORAN AKHIR
Perencanaan Pembangunan Kelembagaan Riset Kelautan dan Perikanan di Pangandaran
Provinsi Jawa Barat
67
LAPORAN AKHIR
Perencanaan Pembangunan Kelembagaan Riset Kelautan dan Perikanan di Pangandaran
Provinsi Jawa Barat
68
LAPORAN AKHIR
Perencanaan Pembangunan Kelembagaan Riset Kelautan dan Perikanan di Pangandaran
Provinsi Jawa Barat
Gambar 3.67 Bangunan Panggung untuk Antisipasi Tsunami dan Gelombang Pasang
69
LAPORAN AKHIR
Perencanaan Pembangunan Kelembagaan Riset Kelautan dan Perikanan di Pangandaran
Provinsi Jawa Barat
70
LAPORAN AKHIR
Perencanaan Pembangunan Kelembagaan Riset Kelautan dan Perikanan di Pangandaran
Provinsi Jawa Barat
71