Anda di halaman 1dari 24

ARTIKEL ANTROPOLOGI

1. PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP KAJIAN ANTROPOLOGI


2. ANTROPOLOGI: ONTOLOGI, EPISTIMOLOGI, AKSIOLOGI
3. SEJARAH ANTROPOLOGI
4. ANTROPOLOGI BUDAYA
5. KESIMPULAN DAN ANALISIS KRITIS

Disusun sebagai tugas terstruktur Mata Kuliah: Antropologi

Dosen Pengampuh:

Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I.,M.Sos

DisusunOleh:

Nama : Puji Asma Ulandari


NIM : L1C020079
Fakultas&Prodi : Sosiologi
Semester : 1(Satu)

PROGRAM STUDI …
UNIVERSITAS MATARAM
T.A. 2020/2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah penulis haturkan kepada ALLAH SWT atas selesainya tugas
terstruktur mata kuliah Antropologi ini

Sholawat dan Salam semoga ALLAH limpahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW
atas segala nikmat kesehatan jasmani dan rohani yang diberikan kepada kita semua.

Terimakasih saya sampaikan atas bimbingan Bapak Dr.Taufiq Ramdani,


S.Th.I.,M.Sos sebagai dosen pengampuh mata Kuliah Antropologi ini

Besar harapan saya tugas ini akan memberi manfaat dikemudian hari bagi pembaca
pada umumnya dan bagi saya pada khususnya.

Penyusun, Mataram,16-oktober-2020

Nama : Puji Asma Ulandari


NIM : L1C020079

2
DAFTAR ISI DAN LAMPIRAN

DAFTAR ISI

HALAMAN COVER...............................................................................................1
KATA PENGANTAR.............................................................................................2
DAFTAR ISI..........................................................................................................3

BAB I. Pengertian dan Ruang Lingkup Kajian Antropologi


A.Pengertian Antropologi.....................................................................................4
B.Ruang Lingkup Antropologi..............................................................................5

BAB II. Antropologi: Ontologi, Epistimologi, Aksiologi


A.Definisi Ontologi...............................................................................................8
B.Definisi Epistimologi.........................................................................................10
C.Definisi Aksiologi..............................................................................................12

BAB III. Sejarah Antropologi


A.Sejarah Antropologi Menurut Koentjaraningrat................................................15

BAB IV.Antrologi Budaya


A.Definisi Antropologi Budaya.............................................................................18
B.Kajian dan Fungsi Antropologi Budaya............................................................19
C.Unsur dan Proses Pembentukan Kebudayaan................................................20
D.Klasifikasi dan Sifat Kebudayaan.....................................................................21
E.Teori Kebudayaan............................................................................................22

BAB V. Kesimpulan dan Analisis Kritis


A.Kesimpulan.......................................................................................................23
B.Saran................................................................................................................23

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................24

3
PEMBAHASAN

BAB I

A.Pengertian dan Ruang Lingkup Kajian Anthropology

 Antropologi secara umum ialah salah satu cabang ilmu sosial yang mempelajari
tentang budaya masyarakat suatu etnis tertentu. Antropologi muncul berawal dari
ketertarikan orang-orang Eropa yang melihat ciri-ciri adat istiadat, fisik, budaya yang
sangat berbeda dari apa yang dikenal di Eropa. Antropologi lebih memusatkan pada
penduduk yang merupakan masyarakat tunggal yang dalam arti kesatuan masyarakat
yang tinggal daerah yang sama, antropologi mirip seperti sosiologi tapi pada sosiologi
lebih menitik beratkan/fokus pada masyarakat dan kehidupan sosialnya.

 Antropologi berasal dari bahasa yunani, yaitu anthropos yang berarti manusia atau
orang sedangkan logos yang berarti ilmu. Antropologi mempelajari manusia sebagai
makhluk biologis sekaligus makhluk sosial, antropologi memiliki dua sisi holistik dimana
ia meneliti manusia pada tiap waktu dan dimensikemanusiaannya. Arus utama inilah
yang secara tradisional memisahkan antropologi dari disiplin ilmukemanusiaan lainnya
yang menekankan pada perbandingan/perbedaan budaya antar manusia. Walaupun
begitu sisi ini banyak diperdebatkan dan menjadi kontroversi sehingga metode
antropologi sekarang seringkali dilakukan pada pemusatan penelitian pada penduduk
yang merupakan masyarakat tunggal.

Menurut Koentjaraningrat, Antropologi memperhatikan lima masalah mengenai


makhluk manusia yaitu :

1.Masalah sejarah terjadinya dan perkembangan manusia sebagai mahluk biologis.

2.Masalah sejarah terjadinya aneka warna mahluk manusia yang dipandang dari sudut
ciri-ciri tubuhnya.

3.Masalah persebaran dan terjadinya aneka warna bahasa yang diucapkan oleh
manusia diseluruh dunia.

4.Masalah perkembangan, persebaran dan terjadinya aneka warna dari kebudayaan


manusia diseluruh dunia.

4
5.Masalah dasar-dasar dan aneka warna kebudayaan manusia dalam kehidupan
masyarakat-masyarakat dan suku-suku bangsa yang tersebar di seluruh muka bumi
zaman sekarang ini.

Di bawah ini adalah pengertian Antropologi menurut beberapa ahli. yaitu william A
Havilland, david hunter, koentjaraningrat. Meskipun tiap-tiap ahli memberikan definisi
yang berbeda tapi kita dapat menarik satu kesimpulan yang menggambarkan
Antropologi secara utuh.

William A. Havilland.

Antropologi adalah studi tentang umat manusia, berusaha menyusun generalisasi yang
bermanfaat tentang manusia dan perilaku manusia serta untuk memperoleh pengertian
yang lengkap tentang keanekaragaman manusia.

 David Hunter:

Antropologi adalah ilmu yang lahir dari keingintahuan yang tidak terbatas tentang umat
manusia.

 Koentjaraningrat:

Antropologi adalah ilmu yang mempelajari umat manusia pada umumnya dengan
mempelajari aneka warna-warna, bentuk fisik suatu masyarakat serta kebudayaan-
kebudayaan yang dihasilkan. Dari definisi-definisi tersebut dapat disusun pengertian
sederhana antropologi, yaitu ilmu yang mempelajari umat manusia dari segi
keanekaragaman fisik dan kebudayaan  yang dihasilkan sehingga setiap manusia yang
satu dengan yang lainnya berbeda-beda.

B.Ruang Lingkup Antropologi

Menurut March Swartz dan David K. Jordan, ruang lingkup antropologi adalah;

1.Asal muasal hidup manusia dari periode ke periode.

2.Perkembangan struktur fisik dan pengaruhnya terhadap lingkungan.

5
3.Bertugas untuk memahami manusia secara utuh.

Demikian pula Zerihun Dodda, Ia juga membagi ruang lingkup antropologi demikian,
akan tetapi ia menambahkan material dan warisan budaya manusia di dalamnya.

Adapun ruang lingkup antropologi

1.Antropologi Fisik
Antropologi fisik mempelajari manusia sebagai organisme biologis yang melacak
perkembanhan manusia menurut evolusinya dan menyelidiki variasi biologisnya dalam
berbagai jenis (spesies). Melalui aktivitas analisis yang mendalam terhadap fosil-fosil
dan pengamatan pada primate-primata yang pernah hidup, para ahli antrpologi fisik
berusaha melacak nenek moyang jenis manusia untuk mengetahui bagaimana, kapan,
dan mengapa kita menjadi makhluk seperti sekaran ini (Haviland, 1999: 13)

2. Antropologi Budaya
Antropologi budaya memfokuskan perhatianya kepada kebudayaan manusia ataupun
cara hidupnya dalam masyarakat. menurut Haviland (1999:12) cabang antropologi
budaya ini dibagi-bagi lagi menjadi tiga bagian, yakni arkeologi, antroplogi linguistic,
dan etnologi.

Antropologi budaya juga merupakan studi tentang praktik-praktik social, bentuk-bentuk


ekspresif, dan penggunaan bahasa, dimana makna diciptakan dan diujui sebelum
digunakan oleh masyarakat manusia ?(Burke,2000:193).
Biasanya, istilah antropologi budaya dikaitkan dengan tradisi riset dan penulisan
antropologi di Amerika. pada awal abad ke-20, Franz Boas (1940) mengajukan
tinjauan kirtisnya terhadap asumsi-asumsi antropologi evolusioner serta inflikasi yang
cendrung bersifat rasial. Dalam hal itu, boas menyoroti keberpihakan pada komparasi
dan generalisasi antropollgi tradisional ytang dinilainnya kurang tepat, selanjutnya ia
mengembangkan alitan baru yang sering disebut antropologi boas. dalam hal ini, boas
merumuskan konsep kebudayaan yang bersifat relative. plural dan holistic
saat ini, kajian antropologi budaya lebih menekankan pada empat aspek yang
tersusun.

a.     Pertimbangan politik, di mana antropologi budaya sering terjebak oleh


kepentingan-kepentingan politik     dan membiarkan dalam penulisannya masih terpaku

6
oleh metode-metode lama yang sudah terbukti kurang layak untuk menyusun sebuah
karya ilmiah, seperti yang dikeluhkan said dalam orientalisme (1970).

b.     Menyangkut hubungan kebudayaan dengan kekuasaan. jika pada awalnya


bertumpuk pada asumsasumsi kepatuhan dan penguasaan masing-masing terhadap
kebudayaanya  sedangkan pada masa kini dengan munculnya karya Bourdieu (1977)
dan Foucault (1977,1978) kian menekankan pengunaan taktis diskursus budaya yang
melayani kalangan tertentu di masyarakat.

c.     Menyangkut bahasa dalam antropologi budaya,  dimana terjadi pergeseran


makna kebudayaan dari homogenitas ke heterogenitas yang menekankan peran
bahasa sebagai sistem formal abstraksi-abstraksi kategori  budaya.

d.     Preferensi dan pemikiran individual dimana terjadi antara hubungan antara jati diri
dan emosi, sebab antara kepribadiyaan dan kebudayaan memiliki keterkaitan yang
erat.

BAB II

Antropologi Ontologi,Epistimologi, dan Aksiologi dalam Pengetahuan Filsafat

Filsafat  adalah ilmu pengetahuan yang senantiasa mencari kebenaran. Filsafat juga
disebut sebagai induk dari ilmu pengetahaun, banyak ilmu pengetahuan yang terlahir
dari filsafat. Imanuel Kant mendefinisikan filsafat sebagai pengetahuan yang menjadi
pokok pangkal segala pengetahuan yang di dalamnya tercakup empat persoalan yakni
apa yang dapat diketahui? (jawabnya metafisika), apa yang seharusnya di ketahui?
(jawabnya etika), sampai dimana harapan kita? (jawabnya agama) apa itu manusia?
(jawabnya antropologi). (Ahmad Tafsir, 2001 : 11). Disisi lain, filsafat membahas
segala sesuatu yang ada bahkan yang mungkin ada baik bersifat abstrak maupun riil
meliputi Tuhan, manusia dan alam semesta. Sehingga untuk paham betul semua

7
masalah filsafat sangatlah sulit tanpa adanya pemetaan-pemetaan dan mungkin kita
hanya bisa menguasai sebagian dari luasnya ruang lingkup filsafat.

Sedangkan, pengetahuan adalah persepsi subyek (manusia terhadap obyek (riil dan
gaib) atau fakta. Dan ilmu pengetahuan itu sendiri adalah kumpulan pengetahuan yang
benar disusun dengan sistem dan metode untuk mencapai tujuan yang berlaku
niversal dapat diuji/diverifikasi kebenaranya.Ilmu pengetahuan tidak hanya satu,
melaikan banyak (plural) bersifat terbuka berkaitan dalam memecahkan masalah. Jadi,
Pengetahuan filsafat mempelajari esensi atau hakikat ilmu pengetahuan tertentu
secara rasional.

Dalam hal ini berkaitan sekali dengan cabang – cabang ilmu filsafat. Cabang – cabang
ilmu filsafat  di antaranya Ontologi, Epistimologi, dan Aksiologi. Ontologi adalah cabang
ilmu yang membahas hakikat segala sesuatu yang ada. Epistimologi adalah cabang
ilmu menjelaskan tentang bagaimana mencari pengetahuan dan seperti apa
pengetahuan tersebut. Aksiologi membahas tentang untuk apa ilmu itu digunakan.

A.ONTOLOGI

Ontologi berasal dari bahasa Yunani  yaitu  Ontos  berarti yang berada (being) dan
Logos berarti pikiran (logic). Jadi, Ontologi berarti ilmu yang membahas tentang
hakiket sesuatu yang ada/berada atau dengan kata lain  artinya ilmu yang mempelajari
tentang “yang ada” atau dapat dikatakan berwujud dan berdasarkan pada logika.
Sedangkan,  menurut istilah adalah ilmu yang membahas sesuatu yang telah ada, baik
secara jasmani maupun secara rohani. Disis lain, ontologi filsafat adalah cabang
filsafat yang membahas tentang prinsip yang paling dasar atau paling dalam dari
sesuatu yang ada.

Objek kajian Ontologi disebut “ Ada” maksudnya berupa benda  yang terdiri dari alam ,
manusia individu, umum, terbatas  dan tidak terbatas (jiwa). Di dalam ontologi juga
terdapat  aliran yaitu  aliran monoisme yaitu segala sesuatu yang ada berasal dari satu
sumber (1 hakekat).

Dalam aspek Ontologi diperlukan landasan-landasan dari sebuah pernyataan –


pernyataan dalam sebuah  ilmu. Landasan-landasan itu biasanya kita sebut dengan

8
Metafisika. Metafisika merupakan cabang dari filsafat yang menyelidiki gerakan atau
perubahan yang berkaitan dengan yang ada (being).

Dalam hal ini, aspek Ontologi menguak beberapa hal, diantaranya:

1. Obyek apa yang telah ditelaah ilmu?


2. Bagaimana wujud yang hakiki dari obyek tersebut?
3. Bagaimana hubungan antara obyek tadi dengan daya tangkap manusia (seperti
berpikir, merasa, dan mengindera) yang membuahkan pengetahuan?
4. Bagaimana proses yang memungkinkan ditimbanya pengetahuan yang berupa
ilmu?

Aspek ontologi ilmu pengetahuan tertentu hendaknya diuraikan/ditelaah secara :

1. Metodis            : menggunakan cara ilmiah.


2. Sistematis         :saling berkaitan satu sama lain secara teratur  dalam satu
keseluruhan.
3. Koheren           : Unsur – unsur harus bertautan tidak boleh

mengandung uraian yang bertentangan.

1. Rasional           : Harus berdasarkan pada kaidah berfikir yang benar (logis)


2. Komprehensif  : Melihat obyek tidak hanya dari satu sisi/sudut pandang,
melainkan secara multidimensional atau secara keseluruhan.
3. Radikal            : Diuraikan sampai akar persoalan, atau esensinya.
4. Universal          : Muatan kebenaranya sampai tingkat umum  yang berlaku
dimana saja.

Hakikat dari Ontologi  Ilmu Pengetahuan

1. Ilmu berasal dari riset (penelitian)


2. Tidak ada konsep wahyu
3. Adanya konsep pengetahuan empiris
4. Pengetahuan rasional, bukan keyakinan
5. Pengetahuan metodologis
6. Pengetahuan observatif
7. Menghargai asas verifikasi (pembuktian)

9
8. Menghargai asas skeptisisme yang redikal.

Jadi, Ontologi pengetahuan filsafat adalah ilmu yang mempelajari suatu yang ada atau
berwujud berdasarkan logika sehigga dapat diterima oleh banyak orang yang bersifat
rasional dapat difikirkan dan sudah terbukti keabsahaanya.

B.EPISTIMOLOGI

Secara etimologi, epistemologi merupakan kata gabungan yang diangkat dari dua kata
dalam bahasa Yunani, yaitu episteme dan logos. Episteme berarti pengetahuan atau
kebenaran dan logos berarti pikiran, kata atau teori. Dengan demikian epistimologi
dapat diartikan sebagai pengetahuan sistematik mengenahi pengetahuan. Epistimologi
dapat juga diartikan sebagai teori pengetahuan yang benar (teori of knowledges).
Epistimologi adalah cabang filsafat yang membicarakan tentang asal muasal, sumber,
metode, struktur dan validitas atau kebenaran pengetahuan.

Istilah epistimologi dipakai pertama kali oleh J. F. Feriere untuk membedakannya


dengan cabang filsafat lain yaitu ontologi (metafisika umum). Filsafat pengetahuan
(Epistimologi) merupakan salah satu cabang filsafat yang mempersoalkan masalah
hakikat pengetahuan. Epistomogi merupakan bagian dari filsafat yang membicarakan
tentang terjadinya pengetahuan, sumber pengetahuan asal mula pengetahuan, batas –
batas, sifat sifat dan kesahihan pengetahuan. Objeck material epistimologi adalah
pengetahuan . Objek formal epistemologi adalah hakekat pengetahuan.

1. Logika Material adalah usaha untuk menetapkan kebenaran dari suatu


pemikiran di tinjau dari segi isinya. Lawannya adalah logika formal (menyelidiki
bentuk pemikiran yang masuk akal). Apabila logika formal bersangkutan
dengan bentuk-bentuk pemikiran, maka logika material bersangkutan dengan
isi pemikiran. Dengan kata lain, apabila logika formal yang biasanya disebut
istilah’logika’berusaha untuk menyelidiki dan menetapkan bentuk pemikiran
yang masuk akal, maka logika material berusaha untuk menetapkan kebenaran
dari suatu pemikiran ditinjau dari segi isinya. Maka dapat disimpulkan bahwa
logika formal bersangkutan dengan masalah kebenaran formal sering disebut
keabsahan (jalan) pemikiran. Sedangkan logika material bersangkutan dengan
kebenaran materiil yang sering juga disebut sebagai kebenaran autentik atau
otentisitas isi pemikiran.

10
2. Kriteriologia  berasal dari kata kriterium yang berarti ukuran. Ukuran yang
dimaksud adalah ukuran untuk menetapkan benar tidaknya suatu pikiran atau
pengetahuan tertentu. Dengan demikian kriteriologia merupakan suatu cabang
filsafat yang berusaha untuk menetapkan benar tidaknya suatu pikiran atau
pengetahuan berdasarkan ukuran tentang kebenaran.
3. Kritika Pengetahuan adalah pengetahuan yang berdasarkan tinjauan secara
mendalam, berusaha menentukan benar tidaknya suatu pikiran atau
pengetahuan manusia.
4. Gnoseologia (gnosis = keilahian, logos = ilmu pengetahuan) adalah ilmu
pengetahuan atau cabang filsafat yang berusaha untuk memperoleh
pengetahuan mengenai hakikat pengetahuan, khususnya mengenahi
pengetahuan yang bersifat keilahian.
5. Filsafat pengetahuan menjelaskan tentang ilmu pengetahuan kefilsafatan yang
secara khusus akan memperoleh pengetahuan tentang hakikat pengetahuan.
J.A.Niels Mulder menjelaskan bahwa epistimologi adalah cabang filsafat yang
mempelajari tentang watak, batas-batas dan berlakunya dari ilmu
pengetahuan.  Abbas Hamami Mintarejo berpendapat bahwa epistemologi
adlah bagian filsafat atau cabang filsafat yang membicarakan tentang terjadinya
pengetahuan dan mengadakan penilaian atau pembenaran dari pengetahuan
yang telah terjadi itu.

Epistimologi adalah bagian filsafat yang membicarakan tentang terjadinya


pengetahuan, sumber pengetahuan, asal mula pengetahuan, batas-batas, sifat,
metode dan kesahihan pengetahuan. Jadi, objek material epistimologi adalah
pengetahuan, sedangkan objek formalnya adalah hakikat pengetahuan itu.

Aspek estimologi merupakan aspek yang membahas tentang pengetahuan filsafat.


Aspek ini membahas bagaimana cara kita mencari pengetahuan dan seperti apa
pengetahuan tersebut. Dalam aspek epistemologi ini terdapat beberapa logika, yaitu:
analogi, silogisme, premis mayor, dan premis minor.

1. Analogi dalam ilmu bahasa adalah persaaman antar bentuk yang menjadi
dasar terjadinya bentuk – bentuk yang lain.
2. Silogisme adalah penarikan kesimpilan konklusi secara deduktif tidak langsung,
yang konklusinya ditarik dari premis yang di sediakan sekaligus.

11
3. Premis mayor bersifat umum yang berisi tentang pengetahuan, kebenaran, dan
kepastian.
4. Premis Minor bersifat spesifik yang berisi sebuah struktur berpikir dan dalil –
dalilnya.

Dalam epistimologi dikenal dengan 2 aliran, yaitu:

1. Rasionalisme      : Pentingnya akal yang menentukan hasil/keputusan.


2. Empirisme          : Realita kebenaran terletak pada benda kongrit yang dapat
diindra karena ilmu atau pengalam impiris.

C.AKSIOLOGI

Aksiologi adalah istilah yang berasal dari kata Yunani yaitu: axios yang berarti nilai.
Sedangkan logos berarti teori/ ilmu. Aksiologi merupakan cabang filsafat ilmu yang
mempertanyakan bagaimana manusia menggunakan ilmunya. Aksiologi dipahami
sebagai teori nilai. Jujun S.suriasumantri mengartikan aksiologi sebagai teori nilai yang
berkaitan dengan kegunaan dari pengetahuan yang diperoleh. Menurut John Sinclair,
dalam lingkup kajian filsafat nilali merujuk pada pemikiran atau suatu sistem seperti
politik, sosial dan agama. Sedangkan nilai itu sendiri adalah sesuatu yang berharga
yang diidamkan oleh setiap insan.

Aksioloagi adalah ilmu yang membecirakan tentang tujuan ilmu pengetahuan itu
sendiri. Jadi, aksiologi merupakan ilmu yang mempelajari hakikat dan manfaat yang
sebenarnya dari pengetahuan, dan sebenarnya ilmu pengetahuan itu tidak ada yang
sia-sia kalau kita bisa memanfaatkannya dan tentunya dimanfaatkan dengan sebaik-
baiknya dan dijalan yang baik pula karena akhir-akhir ini banyak sekali yang
mempunyai ilmu pengetahuan yang lebih itu dimanfaatkan dijalan yang tidak benar.

Pembahasan aksiologi menyangkut masalah nilai kegunaan ilmu. Ilmu tidak bebas
nilai. Artinya pada tahap-tahap tertentu kadang ilmu harus disesuaikan dengan nilai-
nilai budaya dan moral suatu masyarakat, sehingga nilai kegunaan ilmu tersebut dapat
dirasakan oleh masyarakat dalam usahanya meningkatkan kesejahteraan bersama,
bukan sebaliknya malah menimbulkan bencana. Dalam aksiologi ada dua penilaian
yang umum digunakan yaitu:

1. Etika

12
Etika adalah cabang filsafat yang membahas secara kritis dan sistematis masalah-
masalah moral. Kajian etika lebih fokus pada perilkau, norma dan adat istiadat
manusia. Etika merupakan salah satu cabang filsafat tertua. Setidaknya ia telah
menjadi pembahasan menarik sejak masa sokrates dan para kaum shopis.disitu
dipersoalkan mengenai masalah kebaikan, keutamaan, keadilan dan sebagainya. Etika
sendiri dalam buku etika dasar yang ditulis oleh Franz Magnis Suzeno diartikan
sebagai pemikiran kritis, sistematis dan mendasar tentang ajaran-ajaran dan
pandangan-pandangan moral ini sebagaimana telah dijelaskan diatas adalah norma
adat, wejangan dan adatistiadat manusia. Berbeda dengan norma itu sendiri etika tidak
menghasilkan suatu kebaikan atau perintah dan larangan, melainkan sebuah
pemikiran yang kritis dan mendasar. Tujuan dari etika adalah agar manusia
mengetahui dan mampu mempertanggungjawabkan apa yang ia lakukan.

Di dalam etika, nilai kebaikan dari tingkah laku manusia menjadi sentral persoalan.
Maksudnya adalah tingkah laku yang penuh dengan tanggungjawab, baik tanggung
jawab terhadap diri sendiri, masyarakat, alam maupun terhadap Tuhan sebagai sang
pencipta. Dalam perkembangan sejarah etika ada 4 teori etika sebagai sistem filsafat
moral yaitu hedonism, eudemonisme, utiliterisme dan deontologi. Hedoisme adalah
pandangan moral yang menyamakan baik menurut pandangan moral dengan
kesenangan. Eudemonisme menegaskan setiap kegiatan manusia mengejar tujuan.
Dan adapun tujuan dari amnesia itu sendiri adalah kebahagiaan.

Selanjutnya utilitarisme yang berpendapat bahwa tujuan hukum adalah memajukan


kepentingan para warga negara dan bukan memaksakan perintah-perintah illahi atau
melindungi apa yang disebut hak-hak kodrati. Selanjutnya deontologi adalah pemikiran
tentang moral yang diciptakan oleh Immanuel Kant. Menurut Kant, yang bisa disebut
baik secara terbatas atau dengan syarat. Misalnya kekayaan manusia apabila
digunakan dengan baik oleh kehendak manusia.

2.Estetika

Estetika merupakan bidang studi manusia yang mempersoalkan tentang nilai


keindahan. Keindahan mengandung arti bahwa didalam diri segala sesuatu terdapat
unsur-unsur yang tertata secara tertib dan harmonis dalam satu kesatuan hubungan
yang utuh menyeluruh. Maksudnya adalah suatu objek yang indah bukan semata-mata
bersifat selaras serta berpola baik melainkan harus juga mempunyai kepribadian.

13
Sebenarnya keindahan bukanlah merupakan suatu kulaitas objek, melainkan sesuatu
yang senantiasa bersangkutan dengan perasaan. Misalnya kita bangun pagi, matahari
memancarkan sinarnya kita merasa sehat dan secara umum kita merasakn
kenikmatan. Meskipun sesungguhnya pagi itu sendiri tidak indah tetapi kita
mengalaminya dengan perasaan nikmat. Dalam hal ini orang cenderung mengalihkan
perasaan tadi menjadi sifat objek itu, artinya memandang keindahan sebagai sifat
objek yang kita serap. Padahal sebenarnya tetap merupakan perasaan.

Aksiologi berkenaan dengan nilai guna ilmu, baik itu ilmu umum maupun ilmu agama,
tak dapat dibantak lagi bahwa kedua ilmu itu sangat bermanfaat bagi seluruh umat
manusia, dengan ilmu seseorang dapat mengubah wajah dunia. Berkaitan dengan hal
ini, menurut Francis Bacon seperti yang dikutip oleh Jujun S. suriasumantri yaitu
bahwa “pengetahuan adalah kekuasaan” apakah kekuasaan itu merupakan berkat
atau justru  malapetaka bagi umat manusia. Memang kalaupun terjadi malapetaka
yang disebabkan oleh ilmu, bahwa kita tidak bissa mengatakan bahwa itu merupakan
kesalahan ilmu, karena itu sendiri ilmu merupakan alat bagi manusia untuk mencapai
kebahagiaan hidupnya, lagipula ilmu memiliki sifat netral, ilmu tidak mengenal baik
ataupun buruk melainkan tergantung pada pemilik dalam menggunakannya. Nilai
kegunaan ilmu untuk mengetahui kegunaan filsafat ilmu atau untuk apa filsafat ilmu itu
digunakan, kita dapat memulainya dengan melihat filsafat sebagai tiga hal yaitu:

1. Filsafat sebagai kumpulan teori digunakan memahami mereaksi dunia


pemikiran.

Jika seseorang hendak ikut membentuk dunia atau ikut mendukung suatu ide yang
membentuk suatu dunia, atau hendak menentang suatu sistem kebudayaan atau
sistem ekonomi atau sistem politik, maka sebaiknya mempelajari teori-teori filsafatnya.
Inilah kegunaan mempelajari teori-teori filsafat ilmu.

2.Filsafat sebagai pandangan hidup.

Filsafat dalam posisi yang kedua ini semua teori ajarannya diterima kebenarannya dan
dilaksanakan dalam kehidupan. Filsafat ilmu sebagai pandangan hidup gunanya ialah
untuk petunjuk dalam menjalani kehidupan.

3.Filsafat sebagi metodologi dalam memecahkan masalah

14
Dalam hidup ini kita menghadapi banyak masalah. Bila ada batu di depan  pintu, setiap
keluar dari pintu itu kaki kita tersandung, maka batu itu masalah. Kehidupan akan
dijalani lebih enak bila masalah-masalah itu dapat diselesaikan. Ada banyak cara
menyelesaikan masalah, mulai dari cara yang sederhana sampai yang paling rumit.
Bila cara yang diguna amat sederhana maka biasanya masalah tidak terselessaikan
secara tuntas. Penyelesaian secara detail itu biasanya dapat mengungkap semua
masalah yang berkembang dalam kehidupan manusia.

Nilai itu bersifat objektif tapi kadang-kadang bersifat subjektif. Dikatakan objektif jika
nilai-nilai tidak tergantung pada subjek atau kesadaran yang menilai. Tolak ukur suatu
gagasan berada pada objeknya, bukan pada subjek yang melakuakn penilaian.
Kebenaran tidak tergantung pada kebenaran pada pendapat individu melainkan pada
objektivitas fakta. Sebaliknya, nilai menjadi subjektif, apabila subjek berperan dalam
member penilaian, kesadaran manusia menjadi tolak ukur penialian. Dengan demikian
nilai subjektif selalu memperhatikan berbagai pandangan yang dimiliki akal budi
manusia seperti perasaan yang akan mengasah kepada suka atau tidak suka, senang
atau tidak senang.

BAB III

A.Sejarah Antropology

Sejarah perkembangan Antropologi menurut Koentjaraningrat (1996:1-3) terdiri dari


empat fase, yaitu:

1. Fase Pertama (Sebelum 1800)

Sejak akhir abad ke-15 dan awal abad ke-16, suku-suku bangsa di benua Asia, Afrika,
Amerika, dan Oseania mulai kedatangan orang-orang Eropa Barat selam kurang lebih

15
4 abad. Orang-orang eropa tersebut, yang antara lain terdiri dari para musafir, pelaut,
pendeta, kaum nasrani, maupun para pegawai pemerintahan jajahan, mulai
menerbitkan buku-buku kisah perjalanan, laporan dan lain-lain yang mendeskripsikan
kondisi dari bangsa-bangsa yang mereka kunjungi. Deskripsi tersebut berupa adat
istiadat, susunan masyarakat, bahasa, atau cirri-ciri fisik. Deskripsi tersebut kemudian
disebut sebagai "etnografi" (dari kata etnosberarti bahasa.

1. Fase kedua (kira-kira Pertengahan Abad ke-19)pada awal abad ke-19, ada
usaha-usaha untuk mengintegrasikan secara serius beerapa karangan-
karangan yang membahas masyarakat dan kebudayaan di dunia pada
berbagai tingkat evolusi. Masyarakat dan kebudayaan di dunia tersebut
mentangkut masyarakat yang dianggap "primitiv" yang tingkat evolusinya
sangat lambat, maupun masyarakat yang tingkatannya sudah dianggap maju.
Pada sekitar 1860, lahirlah antropologi setelah terdapat bebarapa karangan
yang mengklasifikasikan bahan-bahan mengenai berbagai kebudayaan di dunia
dalam berbagai tingkat evolusi.
2. Fase Ketiga ( Awal Abad ke-20)

Pada awal abad ke-20, sebagian besar Negara penjajah di Eropa berhasil
memantapkan kekuasaannya di daerah-daerah jajahan mereka. Dalam era colonial
tersebut, ilmu Antropologi menjadi semakin penting bagi kepentingan kolonialisme.

Pada fase ini dimulai ada anggapan bahwa mempelajari bangsa-bangsa non Eropa
ternyata makin penting karena masyarakat tersebut pada umumnya belum sekompleks
bangsa-bangsa Eropa. Dengan pemahaman mengenai masyarakat yang tidak
kompleks, maka hal itu akan menambah pemahaman tentang masyarakat yang
kompleks.

1. Fase Keempat (Sesudah Kira-kira 1930)

Pada fase ini, antropologi berkembang pesat dan lebih berorientasi akademik.
Penembangannya meliputu ketelitian bahan pengetahuannya maupun metode-metode
ilmiahnya. Di lain pihak muncul pula sikap anti kolonialisme dan gejala makin
berkurangnya bangsa-bangsa primitive (yaitu bangsa-bangsa yang tidak memperoleh
pengaruh kebudayaan Eropa-Amerika) setelahPerang Dunia II.

16
Menyebabkan bahwa antropologi kemudian seolah-olah kehilangan lapangan. Oleh
karena itu sasaran dan objek penelitian para ahli antropologi sejak tahun 1930 telah
beralih dari suku-suku bangsa primitiv non Eropa kepada penduduk pedesaan,
termasuk daerah-daerah pedesaan Eropa dan Amerika. Secara akademik
perkembangan antropologi pada fase ini ditandai dengan symposium internasional
pada tahun 1950-an, guna membahas tujuan dan ruang lingkup antropologi oleh para
ahli dari Amerika dan Eropa.

1. Antropologi di Indonesia

 Di Indonesia, antropologi berkembang seiring dengan kolonisasi bangsa-bangsa


Eropa ke Hindia. Watak khas suatu bangsa dan potensi kekayaan alamnya dilaporkan
secara tertulis oleh para pejabat kolonial. Berbagai laporan itu disebut etnologi.
Berbagai tulisan etnologi tersebut bermanfaat untuk mempermudah penguasaan kaum
pribumi.

 Keaslian masyarakat dipertahankan kemurniannya oleh kolonial. Penjagaan


kemurnian tersebut merupakan strategi agar masyarakat setempat tetap lemah dan
mudah dikuasai. Hal ini berlangsung terus sampai Belanda angkat kaki dari tanah air.
Setelah Indonesia merdeka, antropologi tetap menempati posisi strategis sebagai ilmu
yang bermanfaat untuk menjaga ketertiban sosial. Melalui jasa Koentjaraningrat,
antropologi menjadi alat penting guna merumuskan kebudayaan nasional.

1. struktural-fungsionalisme adalah untuk membangun suatu sistem sosial, atau


struktur sosial, melalui pengajian terhadap pola hubungan yang berfungsi
antara individu-individu, antara kelompok-kelompok, atauantara institusi-
institusi sosial di dalam suatumasyarakat, pada suatu kurun masa tertentu.Jadi
pendekatan evolusionari lebih bersifathistoris dan diakronis, sedangkan
pendekatanstruktural-fungsional lebih bersifat statis dansinkronis. Struktural-
fungsional adalah penggabungan dari dua pendekatan, yang bermula dari
pendekatan fungsional Durkheim, kemudian digabungkan dengan pendekatan
struktural R-B. Karena itu untuk memahami pendekatan struktural-fungsional,
orang harus melihat dulu sejarah perkembangan pendekatan fungsional

17
 

Antropologi Simbolik, paradigma ini dibangun atas dasar bahwa manusia adalah
hewan pencari makna, dan berupaya mengungkapkan cara-cara simbolik dimana
manusia secara individual, dan kelompok-kelompok kebudayan dari manusia,
memberikan makna kepada kehidupannya

1. Teori difusionisme memiliki kelebihan yang patut menjadi catatan dalam kajian
antropologi. Teori difusi memiliki kelebihan karena merupakan pandangan awal
yang menyatakan bahwa kebudayaan yang ada merupakan sebaran dari
kebudayaan lainnya. Di samping itu, dari sini terdapat cara pandang baru yang
meletakkan dinamika dan perkembangan kebudayaan tidak hanya dalam
bentang waktu saja, tetapi juga dalam bentang ruang, sebagaimana yang
diperlihatkan oleh Perry dan Smith dalam pemikirannnya. Kelebihan lainnya
adalah para pengusung teori ini telah menggunakan analisis komparatif yang
berlandaskan pada standar kualitas dan kuantitas dalam menentukan wilayah
persebaran kebudayaan sebagaimana yang yang mereka yakini. Kelebihan
lainnya adalah para penyokong teori ini sangat memperhatikan setiap detail
catatan mengenai kebudayaan sehingga mereka mendapatkan beragam
hubungan atau keterkaitan antara satu kebudayaan dengan kebudayaan
lainnya. Dan kelebihan yang terpenting dari teori ini adalah penekanan mereka
pada penelitian lapangan untuk mendapatkan data yang lebih dan akurat,
sebagaimana yang diperlihatkan oleh Boas yang kemudian diikuti oleh para
murid yang menjadi pengikutnya selanjutnya.

BAB IV

A.Antropology Budaya

Antropologi budaya adalah salah satu cabang dari antropologi yang mempelajari
tentang asal usul kebudayaan manusia, penyebaran, dan sejarahnya. Secara umum,
antropologi budaya mempelajari tentang karakteristik tingkah laku manusia sebagai

18
hasil kebudayaan, baik dulu, sekarang, maupun yang akan datang. Sedangkan
berdasarkan metode kerjanya, antropologi budaya mempelajari :

 segala keaneka-ragaman kebudayaan manusia.


 kebudayaan pada umumnya dan kebudayaan berbagai bangsa di dunia.
 bagaimana manusia mampu mengembangkan  kebudayaannya.
 asal usul kebudayaan dan evolusi kebudayaan.
 bagaimana manusia dengan ciri-ciri morfologinya yang khas dapat mengubah
lingkungannya.
 mencoba menjawab pertanyaan : mengapa satu bangsa (masyarakat)
mempunyai cara hidup, adat istiadat, dan sistem kepercayaan yang berbeda
antara bangsa (masyarakat) yang satu dengan yang lain ?

B.Kajian & Fungsi Antropologi Budaya


Antropologi budaya, terbagi menjadi beberapa bagian ilmu pengetahuan khusus, yang
meliputi :

 Prehistori, yaitu bagian dari antropologi budaya yang mempelajari sejarah


penyebaran dan pekembangan budaya manusia dalam mengenal tulisan.
 Etnolinguistik antropologi, yaitu bagian dari antropologi budaya yang
mempelajari suku-suku bangsa yang ada di dunia.
 Etnologi, yaitu bagian dari antropologi budaya yang mempelajari asas
kebudayaan manusia pada kehidupan masyarakat suku bangsa yang ada di
seluruh dunia.
 Etnopsikologi (antropologi psikologi), yaitu dari antropologi budaya yang
mempelajari  kepribadian bangsa serta peranan individu pada bangsa dalam
sebuah proses perubahan  dari adat istiadat dan nilai universal dengan
berpegang teguh pada konsep psikologi.

Sedangkan menurut kepustakaan Amerika Serikat menunjukkan adanya


perkembangan antropologi  budaya menjadi empat kelompok, yaitu :

 Arkeologi pra sejarah, yaitu ilmu pengetahuan yang menitik-beratkan kepada


penemuan atau peninggalan kebudayaan dan tulang manusia pada jaman dulu.

19
 Antropololinguistik atau disebut juga ethnolinguistik, yatu ilmu pengetahuan
yang mempelajari bahasa-bahasa lokal yang tersebar di seluruh penjuru bumi,
kebudayaan, dan metode yang digunakan untuk menganalisisinya.
 Ethnologi, yaitu ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang bangsa-bangsa
di dunia, termasuk juga mempelajari hubungan timbal balik antara manusia
dengan lingkungannya.
 Kebudayaan dan kepribadian, yaitu ilmu pengetahuan yang mempelajari
hubungan kelompok manusia dengan tingkah laku manusia.  

Antropologi budaya mempunyai fungsi dan berguna untuk :

 menunjukkan perbedaan dan persamaan dalam berbagai hal yang terdapat


dalam berbagai suku bangsa atau bangsa di dunia. 
 membantu membentuk kehidupan bersama yang bersahabat antara berbagai
suku bangsa di dunia. 
 membantu pembangunan masyarakat pedesaan.
 menunjukkan suku bangsa-suku bangsa yang masih ada di daerah-daerah.

Menurut para ahli antropologi, yang dimaksud dengan kebudayaan adalah tidak hanya
berupa benda-benda hasil kesenian dan bermacam-macam bentuk kesenian saja,
tetapi juga sikap, tingkah laku, cara berpikir, serta pandangan hidup manusia,
termasuk juga cara yang digunakan untuk menilai tentang baik atau buruk. Atau dapat
dikatakan bahwa kebudayaan adalah cara orang bersikap dan bertingkah laku yang
dipelajari yang sudah menjadi adat kebiasaan masyarakat beserta hasil-hasilnya.

C.Unsur & Proses Pembentukan Kebudayaan


Menurut para ahli antropologi budaya, unsur-unsur dari kebudayaan adalah :

 alat perlengkapan hidup manusia, seperti pakaian, alat-alat rumah tangga,


senjata, dan lain-lain.
 mata pencaharian manusia, seperti bercocok tanam, berburu, dan lain-lain.
 pranata masyarakat, seperti aturan hukum, sistem kekerabatan, dan lain-lain.
 bahasa, baik lisan ataupun tulisan.
 kesenian, seperti seni lukis, seni rupa, dan lain-lain.

20
 ilmu pengetahuan.
 agama atau kepercayaan.

Proses Pembentukan Kebudayaan, Kebudayaan atau unsur-unsur kebudayaan dapat


terbentuk berdasarkan :

 'discovery', yaitu penemuan sesuatu yang baru, yang sebelumnya tidak ada. 
 'invention', yaitu mendapatkan sesuatu yang baru dari orang atau tempat yang
lain.

D.Klasifikasi & Sifat Kebudayaan


Menurut Ralph Linton, kebudayaan dapat diklasifikasikan menjadi beberapa
kelompok, yaitu :

1. Universals, merupakan pemikira-pemikiran, perbuatan, peraan dan artefak


yang dikenal  oleh semua orang dalam suatu masyarakat.
2. Spesialisties, merupakan gejala yang dihayati hanya oleh anggota kelompok
masyarakat sosial tertentu.
3. Alternatives, merupakan gejala yang dihayati oleh sejumlah individu tertentu,
seperti kelompok profesi tertentu.

Kebudayaan yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat mempunyai sifat-sifat


sebagai berikut :

 organik dan superorganik. Karena berakar dari individu manusia dan


kebudayaan akan terus hidup melampaui generasi tertentu.
 terlihat (overt) dan tersembunyi (covert). Yang bersifat terlihat dapat ditemui
dalam tindakan dan benda, sedangkan yang bersifat tersembunyi terdapat
dalam aspek yang  mesti diintegrasikan oleh setiap anggotanya.
 eksplisit dan implisit. Berupa tindakan yang tergambar langsung orang yang
melaksanakannya dan hal-hal yang dianggap  telah diketahui dan tidak dapat
diterangkan.

21
 ideal dan manifest. Berupa tindakan yang harus dilakukannya serta tindakan-
tindakan yang aktual.
 stabil dan berubah. Hal tersebut diukur melalui elemen-elemen yang relatif
stabil terhadap elemen budaya.

E.Teori Kebudayaan
Ada tiga pandangan tentang kebudayaan, yaitu :

1. Superorganik. Teori ini berpandangan bahwa kebudayaan merupakan sebuah


kenyataan sui generis, karena itu mesti dijelaskan dengan hukum-hukumnya
sendiri. Kebudayaan lebih dari hasil kekuatan-kekuatan sosial dan ekonomi,
kebudayaan merupakan realitas yang menyebabkannya mungkin ada.
2. Konseptualis. Menurut teori ini kebudayaan bukanlah suatu entitas sama
sekali, tetapi sebuah konsep yang digunakan antropolog untuk menghimpun
atau merangkai serangkaian fakta-fakta yang terisah. Kebudayaan bukan
dihasilkan dari kekuatan super human karena kebudayaan mendapatkan
semua kualitas dan interaksi dari kepribadian. 
3. Realis. Menurut teori ini, kebudayaan adalah semuah konsep dan entitas
empiris. Kebudayaan adalah konsep dari bangunan antropologis dan
kebudayan merupakan sebuah entitas empiris yang menunjukkan cara
mengorganisir fenomena-fenomena. 

Antropologi budaya adalah cabang antropologi yang berfokus pada penelitian


variasi kebudayaan pada manusia. Disiplin ini berbeda dengan cabang
antropologi sosial,yang memandang keragaman budaya sebaga sub bagain
dari antropologi itu sendiri.

22
BAB V

Kesimpulan dan Analisis

A.Kesimpulan

Antropologi adalah salah satu cabang ilmu pengetahuan sosial yang mempelajari
tentang budaya masyarakat etnis tertentu. Antropolgi lahir atau muncul berawal dari
ketertarikan orang-orang Eropa yang melihat ciri-ciri fisik,adat istiadat,budaya yang
berbeda dari apa yang dikenal di Eropa. Terbentuklah ilmu antropologi dengan melalui
beberapa fase. Antropologi lebih memusatkan pada penduduk yang merupakan
masyarakat tunggal,tunggal dalam arti kesatuan masyarakat yang tinggal daerah yang
sama. Antropologi adalah ilmu tentang manusia, atau secara etimologis antropologi
berarti ilmu yang mempelajari manusia. Dalam melakukan kajian terhadap manusia,
antropologi mengedepankan dua konsep penting yaitu: Holistik dan Komparatif.
Karena itu kajian antropologi sangat memperhatikan aspek sejarah dan penjelasan
menyeluruh untuk menggambarkan manusia melalui pengetahuan ilmu sosial ilmu
hayati (alam), dan juga humaniora. Antropologi bertujuan untuk lebih memahami dan
mengapresiasi manusia sebagai entitas biologis homo sapiens dan makhluk sosial
dalam kerangka kerja yang interdisipliner dan komprehensif. Oleh karena itu,
antropologi menggunakan teori evolusi biologi dalam memberikan arti dan fakta
sejarah dalam menjelaskan perjalanan umat manusia di bumi sejak awal
kemunculannya. Antropologi juga menggunakan kajian lintas-budaya dalam
menekankan dan menjelaskan perbedaan antara kelompok-kelompok manusia dalam
perspektif material budaya, perilaku sosial, bahasa, dan pandangan hidup.

B. Saran

Antropologi sangat besar peranannya dalam perkembangan kehidupan manusia


sehingga diharapkan kepada kita semua untuk selalu mengembangkan wawasan dan
memperdalam pemahaman tentang kehidupan masyarakat yang berkaitan dengan
antropologi.

23
Daftar pustaka

https://www.kompasiana.com/yusran_baskara/56f4f0be529773bc065b8c9e/penge
rtian-antropologi-secara-umum-definisidefinisi-antropologi-menurut-para-ahli?page=3

https://id.wikipedia.org/wiki/Antropologi

file:///C:/Users/user/Downloads/Antropologi-Wikipedia bahasa Indonesia,ensiklopedia


bebas.htm

file:///C:/Users/user/Downloads/Ruang Lingkup Antropologi dan Pentingnya Antropologi


Halaman-Kompasiana.com.htm

file:///C:/Users/user/Downloads/PengertianAntropologi secara umum&definisi-definisi


antropologi menurut para ahli Halaman-Kompasiana.com.htm

file:///C:/Users/user/Downloads/ONTOLOGI,EPISTIMOLOGI DAN AKSIOLOGI DALAM


PENGETAHUAN FILSAFAT_AfidBurhanuddin.htm

file:///C:/Users/user/Downloads/SejarahAntropologi Halaman-Kompasiana.com.htm

file:///C:/Users/user/Downloads/Pengertian Antropologi Budaya Dan Bidang Kajian


Antropologi Budaya.htm

id.m.wikipedia.org>wikipedia antropologi budaya

https://dekabopass2.blogspot.com/2015/08/makalah-antropologi-dalam-
perkembangan.html

24

Anda mungkin juga menyukai