Anda di halaman 1dari 8

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN DHF

Oleh

Kelompok 4

SRI FAMAWATI SULEMAN RIKA ISMAIL

IQSALIANDRO PUTRA GAGOWA

NIKOLAS USMAN PAKAYA

RIKA ISMAIL

ENJEL M. ENTE

POLITKNIK KESEHATAN GORONTALO

KEMENTRIAN KESEHATAN RI

2020
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN DHF

A. Pengertian

DHF adalah penyakit yang disebabkan oleh Arbovirus ( arthro podborn virus ) dan ditularkan
melalui gigitan nyamuk AEDES ( AEDES ALBOPICTUS dan AEDES AEGEPTY )

B. Penyebab

Penyebab DHF adalah Arbovirus ( Arthropodborn Virus ) melalui gigitan nyamuk Aedes ( Aedes
Albopictus dn Aedes Aegepty )

C. Tanda dan gejala

Tanda dan gejala penyakit DHF adalah :

- Meningkatnya suhu tubuh

- Nyeri pada otot seluruh tubuh

- Suara serak

- Batuk

- Epistaksis

- Disuria

- Nafsu makan menurun

- Muntah

- Ptekie

- Ekimosis

- Perdarahan gusi

- Muntah darah

- Hematuria masih

- Melena

D. Klasifikasi DHF menurut WHO

Derajat I

Demam disertai gejala tidak khas, terdapat manifestasi perdarahan ( uju tourniquet positif )
Derajat II

Derajat I ditambah gejala perdarahan spontan dikulit dan perdarahan lain.

Derajat III

Kegagalan sirkulasi darah, nadi cepat dan lemah, tekanan nadi menurun ( 20 mmhg, kulit dingin,
lembab, gelisah, hipotensi )

Derajat IV

Nadi tak teraba, tekanan darah tak dapat diukur Pemeriksaan Diagnostik

- Darah Lengkap = Hemokonsentrasi ( Hemaokrit meningkat 20 % atau lebih ) Thrombocitopeni


( 100. 000/ mm3 atau kurang )

- Serologi = Uji HI ( hemaaglutinaion Inhibition Test )

- Rontgen Thorac = Effusi Pleura

5. Pathways

VIRUS DENGUE

VIREMIA

Hiperthermi Hepatomegal i Depresi Sum –


Permebilitas
sum tulang
kapiler meningkat

- Anoreksia
c - Muntah Manifestasi
perdarahan

Resiko tjd Efusi


perdarahan pleura
Kehilangan
Perubahan Resti Ascites
plasma
Perubahan Kekurangan
Nutrisi Volume
kurang dari cairan SYOK
kebutuhanNu
trisi kurang
dari
kebutuhan
Resiko syok Perubah
hipovolemia an
Hipovolemia perfusi
jaringan
KEMATIAN perifer

syok

Kematian

6. Penatalaksanaan

 MEDIK

A. DHF tanpa Renjatan

- Beri minum banyak ( 1 ½ - 2 Liter / hari )

- Obat anti piretik, untuk menurunkan panas, dapat juga dilakukan kompres

- Jika kejang maka dapat diberi luminal ( antionvulsan ) untuk anak <1th dosis 50 mg Im
dan untuk anak >1th 75 mg Im. Jika 15 menit kejang belum teratasi , beri lagi luminal
dengan dosis 3mg / kb BB ( anak <1th dan pada anak >1th diberikan 5 mg/ kg BB.

- Berikan infus jika terus muntah dan hematokrit meningkat

B. DHF dengan Renjatan

- Pasang infus RL
- Jika dengan infus tidak ada respon maka berikan plasma expander (20-30 ml/kg BB )
- Tranfusi jika Hb dan Ht turun
 KEPERAWATAN
1. Pengawasan tanda – tanda Vital secara kontinue tiap jam
- Pemeriksaan Hb, Ht, Trombocyt tiap 4 Jam
- Observasi intik output
- Pada pasienDHF derajat I : Pasien diistirahatkan, observasi tanda vital tiap 3
jam , periksa Hb, Ht, Thrombosit tiap 4 jam beri minum 1 ½ liter – 2 liter per
hari, beri kompres
- Pada pasien DHF derajat II : pengawasan tanda vital, pemeriksaan Hb, Ht,
Thrombocyt, perhatikan gejala seperti nadi lemah, kecil dan cepat, tekanan darah
menurun, anuria dan sakit perut, beri infus.
- Pada pasien DHF derajat III : Infus guyur, posisi semi fowler, beri o2
pengawasan tanda – tanda vital tiap 15 menit, pasang cateter, obsrvasi productie
urin tiap jam, periksa Hb, Ht dan thrombocyt.

2. Resiko Perdarahan
- Obsevasi perdarahan : Pteckie, Epistaksis, Hematomesis dan melena
- Catat banyak, warna dari perdarahan
- Pasang NGT pada pasien dengan perdarahan tractus Gastro Intestinal
3. Peningkatan suhu tubuh
- Observasi / Ukur suhu tubuh secara periodic
- Beri minum banyak
- Berikan kompres

F. Asuhan Keperawatan pada pasien DHF

Pengkajian

- Kaji riwayat Keperawatan

- Kaji adanya peningkatan suhu tubuh, tanda perdarahan , mual muntah, tidak nafsu makan, nyeri
ulu hai, nyeri otot dan tanda – tanda renjatan ( denyut nadi cepat dan lemah, hipotensi, kulit
dingin dan lembab, terutama pada ekstremitas, sianosis, gelisah, penurunan kesadaran )

Diagnose Keperawatan

1) Kekurangan Volume cairan berhubungan dengan peningkatan


2) permeabilitas kapiler , perdarahan, muntah, dan demam
3) Perubahan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan perdarahan
4) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual, muntah, tidak ada
nafsu makan
5) Hipertermi berhubungan dengan proses infeksivirus
6) Perubahan proses proses keluarga berhubungan dengan kondisi anak

Perencanaan

1) Anak menunjukkan tanda – tanda terpenuhinya kebutuhan cairan


2) Anak menunjukkan tanda – tanda perfusi jaringan perifer yang
3) adekwat
4) Anak menunjukkan tanda – tanda vital dalam batas normal
5) Keluarga menunjukkan kekoping yang adaptif

Implementasi

1. Mencegah terjadinya kekurangan volume cairan


Mengobservasi tanda – tanda vital paling sedikit setiap 4 jam
Monitor tanda – tanda meningkatnya kekurangan cairan : turgor tidak elastis, ubun – ubun
cekung, produktie urin menurun
Mengobservasi dan mencatat intake dan output
Memberikan hidrasi yang adekwat sesuai dengan kebutuhan tubuh
Memonitor nilai laboratorium : elektrolit / darah BJ urin , serum tubuh
Mempertahankan intake dan output yang adekwat
Memonitor dan mencatat berat badan
Memonitor pemberian cairan melalui intravena setiap jam
Mengurangi kehilangan cairan yang tidak telihat ( insesible water loss / IWL )

2. Perfusi jaringan Adekwat

 Mengkaji dan mencatat tanda – tanda Vital ( kualitas dan Frekwensi denyut nadi, tekanan darah ,
Cappilary Refill )
 Mengkaji dan mencatat sirkulasi pada ektremitas ( suhu , kelembaban dan warna )
 Menilai kemungkinan terjadinya kematian aringan pada ekstremitas seperti dingin , neri ,
pembengkakan kaki )

3. Kebutuhan nutrisi adekwat

 Ijinka anak memakan makanan yang dapa ditoleransi anak. Rencanakan untuk memperbaiki
kualitas gizi pada saat selera makan anak meningkat.
 Berikan makanan yang disertai dengan suplemen nutrisi untuk meningkatkan kualitas intake
nutrisi
 Menganjurkan kepada orang tua untuk memberikan makanan dengan teknik porsi kecil tetapi
sering
 Menimbang berat badan setiap hari pada waktu yang sama dan dengan skala yang sama
 Mempertahankan kebersihan mulut pasien
 Menjelaskan pentingnya intake nutirisi yang adekwat untuk penyembuhan penyakit

4. Mempertahankan suhu tubuh normal

 Ukur tanda – tanda vital suhu tubuh


 Ajarkan keluarga dala pengukuran suhu
 Lakukan “ tepid sponge” ( seka ) dengan air biasa
 Tingkatkan intake cairan
 Berikan terapi untuk menurunkan suhu

5. Mensupport koping keluarga Adaptif

 mengkaji perasaan dn persepsi orang tua atau anggota keluarga terhadap situasi yang penuh stress
 Ijinkan orang tua dan keluarga untuk memberikan respon secara panjang lebar dan identifikasi
faktor yang paling mencmaskan keluarga
 Identifikasikan koping yang biasa digunakan dn seberapa besar keberhasilannya dalam mengatasi
keadaan
G. Pencegahan DHF

Menghindari atau mencegah berkembangnya nyamuk Aedes Aegepty dengan cara:

1. Rumah selalu terang


2. Tidak menggantung pakaian
3. Bak / tempat penampungan air sering dibersihkan dan diganti airnya minimal 4 hari sekali
4. Kubur barang – barang bekas yang memungkinkan sebagai tempat terkumpulnya air hujan
5. Tutup tempat penampungan air Perencanaan pemulangan dan PEN KES
6. Berikan informasi tentang kebutuhan melakukan aktifitas sesuai dengan tingkat perkembangan
dan kondisi fisik anak
7. Jelaskan terapi yang diberikan, dosis efek samping
8. Menjelaskan gejala – gejala kekambuhan penyakit dan hal yang harus dilakukan untuk mengatasi
gejala
9. Tekankan untuk melakukan kontrol sesuai waktu yang ditentukan
DAFTAR PUSTAKA

Buku ajar 3S, Buku ajar IKA infeksi dan penyakit tropis IDAI Edisi I. Editor : Sumarmo, S

Purwo Sudomo, Harry Gama, Sri rejeki Bag IKA FKUI jkt 2002.

Christantie, Effendy. SKp, Perawatan Pasien DHF. Jakarta, EGC, 1995

Prinsip – Prinsip Keperawatan Nancy Roper hal 269 – 267

Anda mungkin juga menyukai