Bab 7 Sistem Penyemenan
Bab 7 Sistem Penyemenan
SISTEM PENYEMENAN
249
250
Spesifikasi casing:
251
e. Casing shoe
Biasanya berbentuk bulat pada bagian bawah dan ditempatkan pada
ujung terbawah dari rangkaian casing dan dalamnya tidak terdapat valve
(katub). Casing shoe berfungsi sebagai sepatu dan pemandu untuk
memudahkan pemasukan rangkaian casing (running casing), agar tidak
terjadi sangkutan pada dinding lubang bor, shoe ini dibuat dari bahan yang
dapat dibor lagi (drillable).
f. Float shoe
Pada prinsipnya sama dengan casing shoe, hanya pada float shoe
dilengkapi dengan valve (katub), yang berfungsi untuk:
Mencegah aliran balik, mencegah blow out melalui casing pada
waktu casing diturunkan.
Mencegah aliran balik semen, setelah proses penyemenan selesai.
Memperkecil beban menara, pada drilling line dan casing itu sendiri
Jadi float ini hanya dapat mengalirkan semen/lumpur ke daerah saja
(satu arah). Float shoe ini dibuat dari bahan yang dapat dibor lagi.
g. Guide collar
Merupakan suatu shock penahan yang dipasang beberapa meter di atas
shoe, berfungsi untuk menahan bottom plug dan top plug.
Dibuat dari bahan yang dapat dibor lagi (drillable).
Ada dua jenis collar:
o Guide collar: tidak dilengkapi valve, sehingga tidak dapat
menahan tekanan balik.
o Float collar: dilengkapi valve.
h. Shoe trach
Merupakan pipa casing yang dipasang antara shoe dan collar
sepanjang satu batang atau lebih, tergantung dari ketinggian semen di
annulus. Karena ketinggian semen di annulus akan menentukan
perbedaan tekanan hidrostatik diluar dan didalam casing pada waktu
memasukkan top plug. Shoe trach berfungsi untuk menampung bubur
253
semen yang bercampur udara atau lumpur pendorong, agar tidak keluar
annulus disekitar shoe.
i. Cementing plug
Bottom plug
Berfungsi untuk mencegah adanya kontaminasi antara lumpur
dengan bubur semen. Jadi untuk mendorong lumpur yang berada didalam
casing dan memisahkan casing dari semen dan juga membersihkan mud
film didalam dinding casing, pada bottom plug terdapat membran yang
pada tekanan tertentu dapat pecah, sehingga semen akan mengalir keluar
dan terdorong ke annulus sampai mencapai tujuan yang diharapkan.
Bottom plug terbuat dari bahan karet, pada bagian luar dan cast
alluminium pada bagian dalamnya.
Top plug
Berfungsi untuk mendorong bubur semen, memisahkan semen dari
lumpur pendorong agar tidak terjadi kontaminasi, membersihkan sisa-
sisa semen dalam casing. Alat ini sebagian besar terbuat dari karet dan
pada bagian bawahnya digunakan plat alluminium dan tidak mempunyai
membrane (selaput tipis). Apabila top plug ini sudah duduk (sampai pada
bottom plug) dibawah, maka tekanan pemompaan akan naik secara tiba-
tiba (bumping pressure) dan pada saat itu pemompaan dihentikan.
Spesifikasi :
Tabel Vll-1.
256
Spesifikasi :
Tabel Vll-2.
258
Spesifikasi :
Tabel Vll-3.
260
Spesifikasi :
Tabel Vll-4.
262
Cementing Head
Spesifikasi :
Tabel Vll-5.
Cement Tank
Volume 20-69M3
2 and 3 axles.
Axles More than 1 M3/minute discharge speed.
We can supply powder semi-trailer and truck
Model WL9400GSN
Standard ISO9001
Productivity 10000units/year
Spesifikasi :
Tabel Vll-6.
Spesifikasi Top Plug
266
4½ 4¼ 8½ 2
5½ 5 8½ 2½
6 5/8 6¼ 8¾ 4
7 6½ 8¾ 4¼
7 5/8 7¼ 8¾ 5¼
8 5/8 8¼ 9¾ 6¼
9 5/8 9 9¾ 7½
10 ¾ 10 ¼ 10 ¾ 8
11 ¾ 11 ¼ 11 ¾ 13
Spesifikasi :
Tabel Vll-7.
Spesifikasi Bottom Plug
4½ 4¼ 8½ 2
5½ 5 8½ 2½
6 5/8 6¼ 8¾ 4
7 6½ 8¾ 4¼
7 5/8 7¼ 8¾ 5¼
8 5/8 8¼ 9¾ 6¼
9 5/8 9 9¾ 7½
10 ¾ 10 ¼ 10 ¾ 8
11 ¾ 11 ¼ 11 ¾ 13
Spesifikasi :
Tabel Vll-8.
Spesifikasi Hopper
Legs
270
Victaulic couplings
ASTM A395/A536 and 316 stainless
Valves
ASTM A395/A536 and 316 stainless (ASTM
A743)
Piping
316/316L stainless steel
Standard
B31.3 ANSI/ASME Code for Pressure
Piping —
Chemical Plant and Refinery Piping
Spesifikasi :
Tabel Vll-9.
Spesifikasi Jet Mixer
Spesifikasi :
Tabel VIl-10.
Spesifikasi Flow Line
Spesifikasi :
Tabel Vll-11.
Spesifikasi Casing
24
11.60 0.2 6.35 PSL PL PL PL
50 B B B B
13.50 0.2 7.37 - PL PL PL
90 B B B
15.10 0.3 9.56 - - - PL
37 B
5 11.50 5.00 127.00 0.2 5.59 PS - - -
20
13.00 0.2 6.43 PSL - - -
53 B
15.00 0.2 7.52 PSL PL PL PL
96 B B B B
18.00 0.3 9.19 - PL PL PL
62 B B B
21.40 0.4 11.1 - PL PL PL
37 0 B B B
23.20 0.4 12.1 -
78 4
24.10 0.5 12.7 -
00 0
5½ 14.00 5.500 139.7 0.2 6.20 PS - - -
44
15.50 0.2 6.98 PSL - - -
75 B
17.00 0.3 7.72 PSL PL PL PL
04 B B B B
20.00 0.3 9.17 - PL PL PL
61 B B B
23.00 0.4 10.5 - PL PL PL
15 4 B B B
6 5/8 20.00 6.625 168.28 0.2 7.32 PSL - - -
88 B
24.00 0.3 8.94 PSL PL PL PL
52 B B B B
28.00 0.4 10.5 - PL PL PL
17 9 B B B
32.00 0.4 12.0 - PL PL PL
75 6 B B B
7 17.00 7.00 177.80 0.2 5.87 - - - -
31
20.00 0.2 6.91 PS - - -
72
23.00 0.3 8.05 PSL PL PL -
17 B B B
277
95 3 B B B
43.50 0.4 11.0 - PL PL PL
35 5 B B B
47.00 0.4 11.9 - PL PL PL
72 9 B B B
53.50 0.5 13.8 - PL PL PL
45 4 B B B
58.40 0.5 15.1 - PL PL PL
95 1 B B B
10 3/4 32.75 10.75 273.05 0.2 7.09 - - - -
79
40.50 0.3 8.89 PSB - - -
50
15.50 0.4 10.1 PSB - - -
00 6
51.00 0.4 11.4 PSB PS PS PS
50 3 B B B
55.50 0.4 12.5 - PS PS PS
95 7 B B B
60.70 0.5 13.8 - - - PS
45 4 B
65.70 0.5 15.1 - - - PS
95 1 B
13 3/8 48.00 13.37 339.73 0.3 8.38 - - - -
5 30
54.50 0.3 9.65 PSB - - -
80
61.00 0.4 10.9 PSB - - -
30 2
68.00 0.4 12.1 PSB PS PS PS
80 9 B B B
72.00 0.5 13.0 - PS PS PS
14 6 B B B
Spesifikasi :
Tabel Vll-12.
Spesifikasi Centralizer
Product number
Size (in)
Centralizer Turbo centralizer
2 155 – 20 157 – 20
2½ 155 – 25 157 – 25
280
3½ 155 – 35 157 – 35
4½ 155 – 45 157 – 45
4 ½ x 7 7/8 156 – 45 158 – 45
5 155 – 50 157 – 50
5½ 155 – 55 157 – 55
6 5/8 155 – 65 157 – 65
7 155 – 70 157 – 70
8 5/8 155 – 85 157 – 85
9 5/8 155 – 95 157 – 95
10 ¾ 155 – 10 157 – 10
13 3/8 155 – 13 157 – 13
281
- Gambar :
Spesifikasi :
Tabel Vll-13.
Spesifikasi Scratchers
Spesifikasi :
284
Tabel Vll-14.
Spesifikasi Casing Shoe
FG178(7”) 25MPa 7”
FX178(7”) 25MPa 7”
Spesifikasi :
286
Tabel Vll-15.
Spesifikasi Collar
Type 225
Pressure rating range 10,000 psi/680 atm
Standard temperatur rating 350 0F to 400 0F
Casing size (in) 4½
Spesifikasi :
288
Tabel Vll-16.
Spesifikasi Stage Collar
4½ 32 ¼ 5.1562 54001-54044
5 33 ¼ 6.0500 54001-54050
7 34 ¼ 82500 54001-54070
Spesifikasi :
Tabel Vll-17.
290
Casing 2 2½ 4½ 5½ 7 8 5/8
size
Minimum 3 7/8 4 ¼ 5¾ 6¾ 8¼ 10 ½
Maximum 8 10 12 14 16 18
Spesifikasi :
Tabel Vll.18.
Spesifikasi Float Collar
292
Type 225
Spesifikasi :
294
Tabel Vll-19.
Spesifikasi Float Shoe
2 125 – 20
2½ 125 – 25
3½ 125 – 35
4 125 – 40
4½ 125 – 45
5 125 – 50
5½ 125 – 55
6 5/8 125 – 65
7 125 – 70
7 5/8 125 – 75
8 5/8 125 – 85
9 5/8 125 – 95
10 ¾ 125 – 10
11 ¾ 125 – 11
13 ¾ 125 – 13
Spesifikasi :
296
Tabel Vll-20.
Spesifikasi Differential Fill Shoe
7.3. PEMBAHASAN
297
Shoe Trach adalah salah satu peralatan bawah permukaan yang dipasang
antara shoe dan collar sepanjang satu batang atau lebi, dari ketinggian semen
diatas annulus, karna ketinggian semen diannulus akan menentukan perbedan
tekanan hidrostatik diluar dan didalam casing pada waktu memasukkan top plug.
Shoe Trach berrfungsi untuk menampung bubur semen yang bercampurr udar atau
lumpur pendorong, agar tidak keluar dari annulus disekitar shoe.
Cementing Plug terdiri dari dua jenis, yaitu Top Plug dan Bottom Plug.
Top Plug berfungsi untuk mendorong bubur semen, memisahkan semen dari
lumpur pendorong agar tidak terjadi kontaminasi, membersihkan sisa-sisa semen
dalam casing. Sedangkan Bottom Plug berfungsi untuk mencegah adanya
kontaminasi antara lumpur dengan bubur semen. Jadi untuk mendorong lumpur
yang berada didalam casing dan memisahkan casing dari semen dan juga
membersihkan mud film didalam dinding casing, pada bottom plug terdapat
membran yang pada tekanan tertentu dapat pecah, sehingga semen akan mengalir
keluar dan terdorong ke annulus sampai mencapai tujuan yang diharapkan.
Berdasarkan pada metode yang digunakan, proses penyemenan dapat
dibedakan menjaddi dua jenis, yaitu Single Stage Cementing yang umumnya
digunakan untuk melakukan penyemenan terhadap casing jenis konduktor dan
surfac. Multi Stage Cementing diterapkan pada penyemenan rangkaian casing
yang panjang. Tujuan dari Multi Stage Cementing adalah untuk mengurangi
tekanan total pemompaan, mengurangi tekanan total hidrostatis pada formasi-
formasi lemah sehingga tidak terjadi atau terbentuk rekahan.
Mekanisme proses penyemenan dimulai dari mempersiapkan dengan
mencampurkan semen kering dengan sebuah water jet. Hasil campuran diarahkan
kedalam sebuah tangki, dimana akan diuji densitas dan viskositasnya. Bubur
semen kemudian dihisap oleh sebuah pompa yang kuat dan dipompakan pada
tekanan tinggi sehingga masuk kedalam casing melalui cementing head.
Operasi penyemenan berlanjut dengan membuka katup penahan bottom
plug dan mengarahkan bubur semen melewati top valve. Kemudian bubur semen
akan mendorong bottom plug masuk kedalam casing sampai plug mencapai dan
duduk diatas float collar. Pemompaan diteruskan hingga meruntuhkan diafragma
300
sentral pada plug yang akan memungkinkaan semen agaar dapat mengalir
melewati dan menempati sekeliling casing. Jika volume keseluruhan semen telah
tercampur, maka pemompaan dihentikan dan top plug ditempatkan pada
cementing head. Kemudian lumpur pemboran dipompakan melalui top valve,
yang akan mendorong top plug turun kedalam casing. Jika top plug telah
mencapai bottom plug maka sumur ditutup dan bubur semen dibiarkan agar
mengeras.
Aplikasi lapangan pada praktikum kali ini yaitu, kita dapat mengetahu
mekanisme penyemenan, kinerja alat, fungsi alat, serta metode dan berbagai
macam jenis penyemenan.
301
7.4. KESIMPULAN
1. Penyemenan merupakan suatu proses yang sangat penting, dimana
berhasil atau tidaknya suatu pemboran salah satunya tergantung dari
berhasil atau tidaknya penyemenan itu sumur itu sendiri. Setelah rangkaian
casing diturunkan kedalam lubang, ruang antaara rangkaian casing dengan
dinding lubang diisi dengan bubur semen.
2. Penyemenan dapat terbagi menjadi dua jenis, yaitu Primary Cementing
dan Secondary Cementing. Penyemenan yang dilakukan setelah
pemasangan casing didalam lubang disebut dengan Primary Cementing,
sedangkan penyemenan selain dari primary cementing dikelompokkan
kedalam secondry cementing.
3. Peralatan penyemenan pada dasarnya dapat dibagi menjadi dua bagian,
yaitu Peralatan Diatas Permukaan (surface equipment) dan Peralatan
Bawah Permukaan (subsurface equipment).
4. Berdasarkan pada metode yang digunakan, proses penyemenan dapat
dibedakan menjaddi dua jenis, yaitu Single Stage Cementing yang
umumnya digunakan untuk melakukan penyemenan terhadap casing jenis
konduktor dan surfac. Multi Stage Cementing diterapkan pada
penyemenan rangkaian casing yang panjang. Tujuan dari Multi Stage
Cementing adalah untuk mengurangi tekanan total pemompaan,
mengurangi tekanan total hidrostatis pada formasi-formasi lemah sehingga
tidak terjadi atau terbentuk rekahan.
5. Aplikasi lapangan pada praktikum kali ini yaitu, kita dapat mengetahu
mekanisme penyemenan, kinerja alat, fungsi alat, serta metode dan
berbagai macam jenis penyemenan.