Anda di halaman 1dari 53

BAB VII

SISTEM PENYEMENAN

7.1. DASAR TEORI


Penyemenan suatu sumur merupakan salah satu faktor yang tidak kalah
pentingnya dalam suatu operasi pemboran. Berhasilnya atau tidaknya suatu
pemboran, diantaranya tergantung dari berhasil tidaknya penyemenan sumur
tersebut. Peralatan penyemenan pada dasarnya dapat dibagi menjadi dua bagian,
yaitu :
1. Peralatan di atas permukaan (surface equipment)
2. Peralatan di bawah permukaan (subsurface equipment)

7.1.1. Peralatan Diatas Permukaan


Peralatan penyemenan di atas permukaan meliputi :
a. Cementing unit
Adalah suatu unit pompa yang mempunyai fungsi untuk memompakan
bubur semen dan lumpur pendorong dalam proses penyemenan.
Cementing unit terdiri dari:
 Tangki semen: untuk menyimpan semen kering.
 Hopper: untuk mengatur aliran dari semen kering dan air yang
ditempatkan bersama-sama dalam hopper, sehingga akan menghasilkan
bubur semen yang benar-benar homogen.
 Jet Mixer: untuk mengaduk semen kering dan air yang ditempatkan
bersam-sama dalam hopper, sehingga akan menghasilkan bubur semen yang
benar-benar homogen.
 Motor penggerak pompa dan pompa: berfungsi untuk memompa bubur
semen.
Jenis-jenis cementing unit:
1. Truck mounted cementing unit
2. Marine cementing unit

249
250

3. Skit mounted cementing unit


b. Flow line
Merupakan pipa yang berfungsi untuk mengalirkan bubur semen yang
dipompakan dari cementing unit ke cementing head.
c. Cementing head
Berfungsi untuk mengatur aliran bubur semen yang masuk ke lubang bor.
Ada dua tipe cementing head, yaitu:
1. Mac clatchie cementing head: Merupakan tipe cementing head yang
cara penggunaannya (pada waktu pemasukan bottom plug dan top plug)
dengan jalan membuka dan memasang kembali.
2. Plug container: Tipe ini lebih praktis dari mac clatchie, karena pada
plug container ini memasangnya top plug dan bottom plug tidak perlu
membukanya, akan tetapi sudah terpasang sebelumnya.

7.1.2 Peralatan Dibawah Permukaan


Peralatan penyemenan dibawah permukaan meliputi:
a. Casing
Merupakan pipa selubung yang berfungsi untuk:
 Melindungi lubang bor dari pengaruh-pengaruh fluida formasi dan
tekanan-tekanan di sekitarnya.
 Melindungi lubang bor dari keguguran.
 Memisahkan formasi produktif satu dengan lainnya.
 Bersama-sama memperkuat dinding lubang bor serta mempermudah
operasi produksi nantinya.
Jenis-jenis casing:
1. Conductor casing
2. Intermediate casing
3. Production casing

Spesifikasi casing:
251

1. Diameter: 26”, 20”, 13 3/8”, 9 5/8”, 7” dst.


2. Grade: p. 110, h. 40, j. 55, n. 80.
3. Panjang: 30 ft/stand
4. Berat: 23 lb/ft, 26 lb/ft, 29 lb/ft
5. Thread: 4 thread/inch. 60”
b. Centralizer
Untuk mendapatkan cincin semen yang baik (merata), casing harus
terletak di tengah-tengah lubang, untuk itu casing dilengkapi dengan
centralizer.
Fungsi centralizer:
 Menempatkan casing di tengah-tengah lubang
 Menyekrap mud cake
 Mencegah terjadinya differential sticking.
Centralizer dibuat dari bahan baja, sehingga mampu mendorong casing
di tengah-tengah lubang.
c. Scratchers
Adalah suatu alat yang dirangkaikan/dipasang pada casing dan
berfungsi untuk membersihkan dinding lubang bor dari mud cake,
sehingga didapat lubang bor yang bersih.
Ada dua jenis scratchers:
1. Rotation type wall scratcher
2. Reciprecasing type scratcher
Pemasangan scratcher pada casing pada umumnya dilas, tetapi dewasa
ini dipasang dengan step collar atau clamps. Reciprecasing scratcher pada
umumnya dipasang pada interval 15-20 ft sepanjang daerah yang disusun,
sedang rotating scratcher pada zona produktif (porous).
d. Peralatan floating
Terdiri dari:
1. Shoe : casing shoe/guide shoe, float shoe
2. Collar : guide collar, float collar
252

e. Casing shoe
Biasanya berbentuk bulat pada bagian bawah dan ditempatkan pada
ujung terbawah dari rangkaian casing dan dalamnya tidak terdapat valve
(katub). Casing shoe berfungsi sebagai sepatu dan pemandu untuk
memudahkan pemasukan rangkaian casing (running casing), agar tidak
terjadi sangkutan pada dinding lubang bor, shoe ini dibuat dari bahan yang
dapat dibor lagi (drillable).
f. Float shoe
Pada prinsipnya sama dengan casing shoe, hanya pada float shoe
dilengkapi dengan valve (katub), yang berfungsi untuk:
 Mencegah aliran balik, mencegah blow out melalui casing pada
waktu casing diturunkan.
 Mencegah aliran balik semen, setelah proses penyemenan selesai.
 Memperkecil beban menara, pada drilling line dan casing itu sendiri
Jadi float ini hanya dapat mengalirkan semen/lumpur ke daerah saja
(satu arah). Float shoe ini dibuat dari bahan yang dapat dibor lagi.
g. Guide collar
Merupakan suatu shock penahan yang dipasang beberapa meter di atas
shoe, berfungsi untuk menahan bottom plug dan top plug.
Dibuat dari bahan yang dapat dibor lagi (drillable).
Ada dua jenis collar:
o Guide collar: tidak dilengkapi valve, sehingga tidak dapat
menahan tekanan balik.
o Float collar: dilengkapi valve.
h. Shoe trach
Merupakan pipa casing yang dipasang antara shoe dan collar
sepanjang satu batang atau lebih, tergantung dari ketinggian semen di
annulus. Karena ketinggian semen di annulus akan menentukan
perbedaan tekanan hidrostatik diluar dan didalam casing pada waktu
memasukkan top plug. Shoe trach berfungsi untuk menampung bubur
253

semen yang bercampur udara atau lumpur pendorong, agar tidak keluar
annulus disekitar shoe.
i. Cementing plug
 Bottom plug
Berfungsi untuk mencegah adanya kontaminasi antara lumpur
dengan bubur semen. Jadi untuk mendorong lumpur yang berada didalam
casing dan memisahkan casing dari semen dan juga membersihkan mud
film didalam dinding casing, pada bottom plug terdapat membran yang
pada tekanan tertentu dapat pecah, sehingga semen akan mengalir keluar
dan terdorong ke annulus sampai mencapai tujuan yang diharapkan.
Bottom plug terbuat dari bahan karet, pada bagian luar dan cast
alluminium pada bagian dalamnya.
 Top plug
Berfungsi untuk mendorong bubur semen, memisahkan semen dari
lumpur pendorong agar tidak terjadi kontaminasi, membersihkan sisa-
sisa semen dalam casing. Alat ini sebagian besar terbuat dari karet dan
pada bagian bawahnya digunakan plat alluminium dan tidak mempunyai
membrane (selaput tipis). Apabila top plug ini sudah duduk (sampai pada
bottom plug) dibawah, maka tekanan pemompaan akan naik secara tiba-
tiba (bumping pressure) dan pada saat itu pemompaan dihentikan.

7.1.3 Peralatan Pada Stage Cementing (Penyemenen Bertingkat)


7.1.3.1 Peralatan diatas permukaan
Pada stage cementing adalah sama dengan peralatan
penyemenan yang telah dibahas di muka (primary cementing).
7.1.3.2 Peralatan dibawah permukaan
a. Stage cementing collar
Berfungsi untuk melewatkan bubur semen setelah penyemenan
pertama dilakukan (primary cementing).
Penyemenan bertingkat dilakukan bila:
 Sumur terlalu dalam
254

 Formasi di atas dan di bawah zona yang disemen cukup kompak


dan cukup jauh.
 Menghindari tekanan pompa yang berlebihan, sehingga dapat
mengurangi biaya.
b. Cement basket
Letak di bawah stage cementing collar, berfungsi untuk
menyekat ruang annulus antara ruang bawah dan ruang atas stage collar.
c. Trip plug
Setelah primary cementing selesai, maka dimasukkan trip plug.
Plug ini berfungsi untuk membuka lubang pada stage cementing collar.
Karena beratnya, trip plug ini turun kebawah yang akhirnya mencapai
sampai pada stage cementing collar (pada lower inner sleeve).
Dengan tekanan tertentu lower inner sleeve akan turun dan
membuka lubang pada stage cementing collar disebut cementing ports.
d. Shut off plug
Setelah pendorongan bubur semen selesai, kemudian
dimasukkan shut off plug yang berfungsi untuk menutup cementing port
sehingga tidak terjadi aliran balik.
255

7.2. DESKRIPSI ALAT


7.2.1. Nama Alat : Truck Mounted Cementing Unit
Fungsi : Untuk mengaduk semen kering dan air dan untuk
memompakan bubur semen (slurry).
Mekanisme : Semen kering dan air ditempatkan didalam tanks yang
dilengkapi dengan mixing agitators. Setelah itu
memompa bubur semen kedalam lubang bor dengan
menggunakan pump cementing.
Gambar :

Gambar 7.1. Truck Mounted Cementing Unit


(http://www.mechserv.ltd.uk /Cement-Unit-Pic1.jpg)

Spesifikasi :
Tabel Vll-1.
256

Spesifikasi Truck Mounted Cementing Unit

Model GJC50-30S GJC70-25S GJC100-30S

Configuratio Double pump Double pump Double pump


n
Max. WP psi 7250(50) 10150(70) 14068(97)
(MPa)
Max. 757(2865) 653(2473) 793(3000)
Displacement
gpm (L/min)
Overall 443×99×154 443×99×154 443×99×154
dimensions (11000×2500×3900) (11000×2500×3900) (11000×2500×3900)
in (mm)
Weight lb 66137(30000) 66137(30000) 66137(30000)
(Kg)
Model of BENZ/International BENZ/International BENZ/International
chassis /VOLVO /VOLVO /VOLVO

Driving type 8×6/6×6/6×6


Engine model DDC, CAT,KT DDC, CAT,KT DDC, CAT,KT

Engine power 450(336) ×2 450(336) ×2 450(336) ×2


hp (Kw)
Transmission HD4700OFS HD4700OFS HD4700OFS
model
Plunger 3ZB-265×2 3ZB-265×2 3ZB-265×2
pump model

7.2.2. Nama Alat : Skit Mounted Cementing Unit


257

Fungsi : Unit pemompa untuk memompakan bubur semen


(slurry) dan lumpur pendorong dalam proses
penyemenen.
- Mekanisme : Merupakan suatu unit pompa yang terdiri dari: Tangki
semen; Hopper; Jet Mixer; Motor penggerak pompa
dan pompa. Unit-unit tersebut bekerja sama
memompakan bubur semen dan lumpur pendorong
dalam proses penyemenan.
- Gambar :

Gambar 7.2. Skit Mounted Cementing Unit


(http://jzchinapetro.com/html/Products/OFFSHORE_DRILLING _EQUIPMENT/Sk)

Spesifikasi :
Tabel Vll-2.
258

Spesifikasi Skit Mounted Cementing Unit

Dowell Cementation Unit Specifications


Pump Unit Model TL-05 4.5 in x 5 in triplex pump unit
Max. Working 5000 psi
Pressure
Max. Input 348 GPM
Deck Engine Detroit Diesel 8V-71N rated at 305 Hp @ 2100 rpm
275 HHP
Batch Tanks 2 each 15 bbl batch tanks

7.2.3. Nama Alat : Marine Cementing Unit


259

- Fungsi : Unit pemompa untuk memompakan bubur semen


(slurry) dan lumpur pendorong dalam proses
penyemenen.
- Mekanisme : Pada saat cementing unit akan melakukan
penyemenan maka dilakukan tes tekanan terlebih
dahulu setelah sumur formasi di tes dan memenuhi
syarat maka akan dilakukan penyemenan dengan
memompakan bubur semen dengan tekanan yang kuat.
- Gambar :

Gambar 7.3. Marine Cementing Unit


(http://www.epmag.com/Magazine/2008/5/item3595.php)

Spesifikasi :
Tabel Vll-3.
260

Spesifikasi Marine Cementing Unit

Chasiss Northern Benz 2532/6×6 or 6×4 (Optional)


Deck engine DDC S60 (330kW@2100RPM)
Deck transmission Allison 4700 OFS
Triplex plunger pump OFM 600
Injection centrifugal pump MISSION 4×3
Recycling centrifugal pump MISSION 6×5
Water-supplying centrifugal
MISSION 4×3
pump
Mixing tank volume 1.6 m3
Water tank volume 2×2 m3
Slurry density range 1~2. 4 g/cm3
Max. mixing capacity 2.3 m3/min
Mixing system Recycling high capacity mixing
Density control Automatic (or Manual) Optional
Max. working pressure 44 MPa
Max. working flow rate 2.1 m3/min
Weight 22900 kg
Outer dimenstion 9800×2500×3850 mm

7.2.4. Nama Alat : Cementing Head


261

- Fungsi : Mengatur aliran bubur semen yang masuk ke lubang


bor serta untuk memasukkan dan menurunkan
peralatan cementing bawah permukaan
- Mekanisme : Dipasang diatas BOP stack. Bubur seman dari
cementing unit disalurkan melalui flow line ke
cementing head. Dari cementing head, semen
diinjeksikan ke dalam lubang sumur dengan bantuan
peralatan cementing bawah permukaan dengan
prosedur yang telah ditentukan.
- Gambar :

Gambar 7.4. Cementing Head


(http://i00.i.aliimg.com/wsphoto/v0/617584584/top-drive-cementing-head.jpg)

Spesifikasi :
Tabel Vll-4.
262

Cementing Head

SINGLE PLUG DOUBLE PLUG


Conventional Cement Head Conventional Cement Head
Size Part Number Size
Part Number
2 3/8" 305-0023 2 3/8" 306-0023
2 7/8" 305-0027 2 7/8" 306-0027
3 1/2" 305-0034 3 1/2" 306-0034
5 1/2" 305-0054 5 1/2" 306-0054
6 5/8" 305-0065 6 5/8" 306-0065
7" 305-0070 7" 306-0070
7 5/8" 305-0075 7 5/8" 306-0075
8 5/8" 305-0085 8 5/8" 306-0085
9 5/8" 305-0095 9 5/8" 306-0095
10 3/4" 305-0106 10 3/4" 306-0106
11 3/4" 305-0116 11 3/4" 306-0116
12 3/4" 305-0126 12 3/4" 306-0126
13 3/8" 305-0133 13 3/8" 306-0133
16" 305-0160 16" 306-0160
18 5/8" 305-0185 18 5/8" 306-0185
20 " 305-0200 20 " 306-0200

7.2.5. Nama Alat : Cement Tank


- Fungsi : Fungsi dari tangki semen adalah untuk menyimpan
semen
- Mekanisme : Berupa tangki baja kuat. Sebelum bubur semen
(slurry) dibuat, semen yang masih berupa
263

bubuk/powder disimpan didalam tangki semen agar


terlindung dari kontaminasi lingkungan serta dapat
segera disirkulasikan ke peralatan cementing yang
lain.
- Gambar :

Gambar 7.5. Cement Tank


(http://www.pnwgroup.com/gallery/cement-tank-containers/20-high-cube-cement-tank.jpg)

Spesifikasi :
Tabel Vll-5.
Cement Tank

Cement Tank Specification Bulk Cement Tank, Cement Mixer


264

Volume 20-69M3

Compartment Single Compartment or Double Compartment

2 and 3 axles.
Axles More than 1 M3/minute discharge speed.
We can supply powder semi-trailer and truck

Trademark CIMC Rui Jiang

Model WL9400GSN

Standard ISO9001

Productivity 10000units/year

7.2.6. Nama Alat : Top Plug


- Fungsi : Mendorong bubur semen, memisahkan semen dari
lumpur pendorong agar tidak terjadi kontaminasi
dan membersihkan sisa-sisa semen dalam casing.
265

- Mekanisme : Top plug berada diatas bottom plug dipisahkan oleh


bubur semen. Setelah top plug ini sampai pada
bottom plug maka tekanan akan naik secara tiba-tiba
dan pada saat itu pemompaan dihentikan.
- Gambar :

Gambar 7.6. Top Plug


(http://img.diytrade.com/smimg/1749435/33571040-865990-0/Top_plug)

Spesifikasi :
Tabel Vll-6.
Spesifikasi Top Plug
266

Casing size OD Length Wt

4½ 4¼ 8½ 2

5½ 5 8½ 2½
6 5/8 6¼ 8¾ 4
7 6½ 8¾ 4¼
7 5/8 7¼ 8¾ 5¼
8 5/8 8¼ 9¾ 6¼
9 5/8 9 9¾ 7½
10 ¾ 10 ¼ 10 ¾ 8
11 ¾ 11 ¼ 11 ¾ 13

7.2.7. Nama Alat : Bottom Plug


- Fungsi : Mencegah adanya kontaminasi antara lumpur
dengan bubur semen.
267

- Mekanisme : Mendorong lumpur di dalam casing dan dengan


pecahnya membran maka semen akan mengalir
keluar dan terdorong ke annulus.
- Gambar :

Gambar 7.7. Bottom Plug


(http://img.diytrade.com/smimg/1749435/33571054-865991-plug/974e.jpg)

Spesifikasi :
Tabel Vll-7.
Spesifikasi Bottom Plug

Casing size OD Length Wt


268

4½ 4¼ 8½ 2
5½ 5 8½ 2½
6 5/8 6¼ 8¾ 4
7 6½ 8¾ 4¼
7 5/8 7¼ 8¾ 5¼
8 5/8 8¼ 9¾ 6¼
9 5/8 9 9¾ 7½
10 ¾ 10 ¼ 10 ¾ 8
11 ¾ 11 ¼ 11 ¾ 13

7.2.8. Nama Alat : Hopper


- Fungsi : Untuk mengatur aliran dari semen kering agar
merata.
- Mekanisme : Hopper adalah peralatan yang bentuknya
menyerupai corong. Melalui corong ini, additives
padat ke dalam zat cair pengeboran pada waktu
269

perawatan di dalam kolam Lumpur. Hopper Jet


bekerja berdasarkan prinsip pakum atau ruang
hampa. Hopper-hopper pencampuran ini dapat
mengerjakan 5 sampai 10 karung (sampai 400
Kg) bahan-bahan dalam semenit.
- Gambar :

Gambar 7.8. Hopper


(http://www.gnsolidscontrol.com/images/ 20mud%20hoppers.jpg)

Spesifikasi :
Tabel Vll-8.
Spesifikasi Hopper

Table and hopper


304/304L stainless steel plate 1⁄4-in.
(6.35-mm) thick

Legs
270

304/304L stainless steel

Victaulic couplings
ASTM A395/A536 and 316 stainless

Valves
ASTM A395/A536 and 316 stainless (ASTM
A743)

Piping
316/316L stainless steel

Standard
B31.3 ANSI/ASME Code for Pressure
Piping —
Chemical Plant and Refinery Piping

Weights Standard table 420 lb (190.5 kg)


Eductor only 162 lb (73.5 kg)
Flexible unit 390 lb (176.9 kg)

7.2.9. Nama Alat : Jet Mixer


- Fungsi : Untuk mengatur aliran dari semen kering dan air
yang ditempatkan bersama-sama dalam hopper,
sehingga akan menghasilkan bubur semen yang
benar-benar homogen.
271

- Mekanisme : Jet Mixer adalah peralatan yang bentuknya


menyerupai corong nozzle. Melalui corong ini air
disemburkan kedalam tangki semen hingga
diperoleh bubur semen (slurry) yang tercampur rata
dan homogen.
Letak dibawah stage cementing collar , menyekat
ruang annulus antara ruang bawah dan bagian atas
stage collar.
- Gambar :

Gambar 7.9. Jet Mixer


(http://www.jetaerators.com/photos/EJM-24JetSSLarge.jpg)

Spesifikasi :
Tabel Vll-9.
Spesifikasi Jet Mixer

Mixing Capability 14.4 BPM


Dencity Up to 22 lb/gl
Operatin Performance Dencity range : 6 to 22,6 lbs/gal
272

Mixing rate : 0 to 12 BPM


Power Hidroulic power

7.2.10. Nama Alat : Flow Line


- Fungsi : Mengalirkan bubur semen yang dipompakan dari
cementing unit ke cementing head.
- Mekanisme : Saat semen akan dipompakan ke dalam lubang
sumur melalui cementing head maka semen akan
melalui flow line.
- Gambar :
273

Gambar 7.10. Flow Line


(http://www.cmrfabricators.com/product_images/19_Flowline.jpg)

Spesifikasi :
Tabel VIl-10.
Spesifikasi Flow Line

Length: 6" to 10' (15cm to 3m)


Adjustablity: None
Fitting material: PVC, PP or PVDF
Process mount: 2" NPT (2" G)
274

7.2.11. Nama Alat : Casing


-Fungsi : Untuk memperkuat dinding lubang bor dengan semen,
memisahkan zona produktif dan melindungi lubang
bor dari keruntuhan.
-Mekanisme : Casing dipasang mulai dari permukaan yang disebut
dengan surface casing. Lalu memasang conductor
casing, intermediete casing dan yang terakhir pada
zona formasi produktif adalah production casing
275

dimana semakin ke dalam diameter casing.


semakin kecil.
- Gambar :

Gambar 7.11. Casing


(http://img.weiku.com/a/007/478/casing_pipe_for_oil_well_drilling_6657_1.jpg)

Spesifikasi :
Tabel Vll-11.
Spesifikasi Casing

Normin OD   Wall Type of End Finish


      Size al Thickness Grade
Destination Destina in mm in mm J55 L80 N8 P1
tion K55 0 10
4½ 9.50 4.500 114.3 0.2 5.21 PS - - -
05
10.50 0.2 5.69 PSB - - -
276

24
11.60 0.2 6.35 PSL PL PL PL
50 B B B B
13.50 0.2 7.37 - PL PL PL
90 B B B
15.10 0.3 9.56 - - - PL
37 B
5 11.50 5.00 127.00 0.2 5.59 PS - - -
20
13.00 0.2 6.43 PSL - - -
53 B
15.00 0.2 7.52 PSL PL PL PL
96 B B B B
18.00 0.3 9.19 - PL PL PL
62 B B B
21.40 0.4 11.1 - PL PL PL
37 0 B B B
23.20 0.4 12.1 -      
78 4
24.10 0.5 12.7 -      
00 0
5½ 14.00 5.500 139.7 0.2 6.20 PS - - -
44
15.50 0.2 6.98 PSL - - -
75 B
17.00 0.3 7.72 PSL PL PL PL
04 B B B B
20.00 0.3 9.17 - PL PL PL
61 B B B
23.00 0.4 10.5 - PL PL PL
15 4 B B B
6 5/8 20.00 6.625 168.28 0.2 7.32 PSL - - -
88 B
24.00 0.3 8.94 PSL PL PL PL
52 B B B B
28.00 0.4 10.5 - PL PL PL
17 9 B B B
32.00 0.4 12.0 - PL PL PL
75 6 B B B
7 17.00 7.00 177.80 0.2 5.87 - - - -
31
20.00 0.2 6.91 PS - - -
72
23.00 0.3 8.05 PSL PL PL -
17 B B B
277

26.00 0.3 9.19 PSL PL PL PL


62 B B B B
29.00 0.4 10.3 - PL PL PL
08 6 B B B
32.00 0.4 11.5 - PL PL PL
53 1 B B B
35.00 0.4 12.6 - PL PL PL
98 5 B B B
38.00 0.5 13.7 - PL PL PL
40 2 B B B
7 5/8 24.00 7.625 193.68 0.3 7.62 - - - -
00
26.40 0.3 8.33 PSL PL PL PL
28 B B B B
29.70 0.3 9.52 - PL PL PL
75 B B B
33.70 0.4 10.9 - PL PL PL
30 2 B B B
39.00 0.5 12.7 - PL PL PL
00 0 B B B
42.80 0.5 14.2 - PL PL PL
62 7 B B B
45.30 0.5 15.1 - PL PL PL
95 1 B B B
47.10 0.6 15.8 - PL PL PL
25 8 B B B
8 5/8 24.00 8.625 219.08 0.2 6.71 PS - - -
64
28.00 0.3 7.72 - - - -
04
32.00 0.3 8.94 PSL - - -
52 B
36.00 0.4 10.1 PSL PL PL PL
00 6 B B B B
40.00 0.4 11.4 - PL PL PL
50 3 B B B
44.00 0.5 12.7 - PL PL PL
00 0 B B B
49.00 0.5 14.1 - PL PL PL
57 5 B B B
9 5/8 32.30 9.625 244.48 0.3 7.92 - - - -
12
36.00 0.3 8.94 PSL - - -
52 B
40.00 0.3 10.0 PSL PL PL -
278

95 3 B B B
43.50 0.4 11.0 - PL PL PL
35 5 B B B
47.00 0.4 11.9 - PL PL PL
72 9 B B B
53.50 0.5 13.8 - PL PL PL
45 4 B B B
58.40 0.5 15.1 - PL PL PL
95 1 B B B
10 3/4 32.75 10.75 273.05 0.2 7.09 - - - -
79
40.50 0.3 8.89 PSB - - -
50
15.50 0.4 10.1 PSB - - -
00 6
51.00 0.4 11.4 PSB PS PS PS
50 3 B B B
55.50 0.4 12.5 - PS PS PS
95 7 B B B
60.70 0.5 13.8 - - - PS
45 4 B
65.70 0.5 15.1 - - - PS
95 1 B
13 3/8 48.00 13.37 339.73 0.3 8.38 - - - -
5 30
54.50 0.3 9.65 PSB - - -
80
61.00 0.4 10.9 PSB - - -
30 2
68.00 0.4 12.1 PSB PS PS PS
80 9 B B B
72.00 0.5 13.0 - PS PS PS
14 6 B B B

7.2.12. Nama Alat : Centralizer


- Fungsi : Menempatkan casing di tengah-tengah lubang dan
mencegah terjadinya differential sticking.
-Mekanisme : Centralizer ditempatkan diluar casing untuk
menengahkan casing agar diperoleh cincin semen
yang baik dan seimbang.
- Gambar :
279

Gambar 7.12. Centralizer


(http://www.centekgroup.com/media/27202/img-20140510-wa0008_305x407.jpg)

Spesifikasi :
Tabel Vll-12.
Spesifikasi Centralizer

Product number
Size (in)
Centralizer Turbo centralizer
2 155 – 20 157 – 20
2½ 155 – 25 157 – 25
280

3½ 155 – 35 157 – 35
4½ 155 – 45 157 – 45
4 ½ x 7 7/8 156 – 45 158 – 45
5 155 – 50 157 – 50
5½ 155 – 55 157 – 55
6 5/8 155 – 65 157 – 65
7 155 – 70 157 – 70
8 5/8 155 – 85 157 – 85
9 5/8 155 – 95 157 – 95
10 ¾ 155 – 10 157 – 10
13 3/8 155 – 13 157 – 13
281

7.2.13. Nama Alat : Scratchers


- Fungsi : Membersihkan dinding lubang bor dari mud cake
sehingga didapat lubang bor yang bersih.
- Mekanisme : Dipasang pada bagian luar casing sehingga dapat
membersihkan dinding lubang bor.

- Gambar :

Gambar 7.13. Scratchers


(http://www.eneroiloffshore.com/products/offshore/6.jpg)
282

Spesifikasi :
Tabel Vll-13.
Spesifikasi Scratchers

Series Type Max OD = casing OD


Multi-flex 7”
EA 10 Slip on
EA 20 Latch on
EA 30 Split body
Multi-flex clusters 7”
EA 14 Slip on (series of 4)
Nu-Coil (Shoot wire) 5”
ECO5 Slip on
EC15 Latch on
EC16 close tolerance Slip on
Nu-coil (long wire) 8”
EC 10 Slip on
EC 20 Latch on
Turbulator 5 ½”
ED 10 Slip on
ED 20 Latch on

7.2.14. Nama Alat : Casing Shoe


283

- Fungsi : Casing shoe berfungsi sebagai sepatu dan pemandu


(guide) untuk memudahkan pemasukan rangkaian
casing (running casing), agar tidak terjadi
sangkutan pada dinding lubang bor.
- Mekanisme : Pada saat casing diturunkan casing shoe juga ikut di
turunkan. Letak casing shoe itu di depan casing,
sehingga casing shoe berperan sebagai pemandu
casing.
- Gambar :

Gambar 7.14. Casing Shoe


(http://i00.i.aliimg.com/img/pb/627/085/320/320085627_896.jpg)

Spesifikasi :
284

Tabel Vll-14.
Spesifikasi Casing Shoe

Type Bearing Back Pressure Thread (API)

FG140(51/2”) 25MPa 51/2”

FX140(51/2”) 25MPa 51/2”

FG178(7”) 25MPa 7”

FX178(7”) 25MPa 7”

FG219(85/8”) 25MPa 85/8”

FX219(85/8”) 25MPa 85/8”

7.2.15. Nama Alat : Collar


285

- Fungsi : Untuk menahan bottom plug dan top plug.


- Mekanisme : Merupakan suatu penahan yang dipasang beberapa
meter diatas shoe. Dibuat dari bahan yang dapat
dibor lagi.
- Gambar :

Gambar 7.15. Collar


(http://www.ed-oiltools.com/images/products/Multi-Stage-Cementing-Collar.jpg)

Spesifikasi :
286

Tabel Vll-15.
Spesifikasi Collar

Company Top-co Industries

Type 225
Pressure rating range 10,000 psi/680 atm
Standard temperatur rating 350 0F to 400 0F
Casing size (in) 4½

7.2.16. Nama Alat : Stage Collar


287

- Fungsi : Untuk melewatkan bubur semen setelah primary


cementing dan untuk menghindari tekanan pompa
berlebihan.
- Mekanisme : Penyemenan bertingkat dilakukan bila sumur terlalu
dalam dan formasi di atas dan di bawah zona cukup
kompak dan jauh. Maka alat-alat ini dapat
digunakan pada saat kondisi tersebut.
- Gambar :

Gambar 7.16. Stage Collar


(http://image.china-ogpe.com/pimage/3395/image/hydraulicstagecementing.jpg)

Spesifikasi :
288

Tabel Vll-16.
Spesifikasi Stage Collar

Normal Size Length (in) OD (in) Code

4½ 32 ¼ 5.1562 54001-54044

5 33 ¼ 6.0500 54001-54050

7 34 ¼ 82500 54001-54070

8 5/8 35 ¼ 10.000 54001-54085

7.2.17. Nama Alat : Cement Basket


289

- Fungsi : Menyekat ruang annulus antara ruang bawah stage


collar dan bagian atas stage collar.
- Mekanisme : Letak dibawah stage cementing collar, menyekat
ruang annulus antara ruang bawah dan bagian atas
stage collar.
- Gambar :

Gambar 7.17. Cement Basket


(http://g02.s.alicdn.com/kf/HTB1NHIjHfXFXXq6xXFXXXk/cement-.jpg)

Spesifikasi :
Tabel Vll-17.
290

Spesifikasi Cement Basket

Casing 2 2½ 4½ 5½ 7 8 5/8

size

Expansion (in inches)

Minimum 3 7/8 4 ¼ 5¾ 6¾ 8¼ 10 ½

Maximum 8 10 12 14 16 18

7.2.18. Nama Alat : Float Collar


- Fungsi : Sebagai shock penahan untuk menahan bottom plug
dan top plug.
291

- Mekanisme : Dipasang beberapa meter di atas shoe trach, dibuat


dari bahan yang dapat dibor lagi. Dilengkapi valve
(katub) sehingga dapat menekan tekanan balik
semen.
- Gambar :

Gambar 7.18. Float Collar


(httpimages1.hellotrade.comdata2RADVMY-1900206float-collar-250x250.jpg)

Spesifikasi :
Tabel Vll.18.
Spesifikasi Float Collar
292

Company Top-co Industries

Type 225

Pressure rating range 10,000 psi/680 atm

Standard temperatur rating 350 0F to 400 0F

Casing size (in) 4½

7.2.19. Nama Alat : Float Shoe


293

- Fungsi : Untuk mencegah aliran balik pada waktu casing


diturunkan, mencegah aliran balik semen, dan
memperkecil beban menara pada drilling line dan
casing itu sendiri.
- Mekanisme : Untuk mempermudah pemasukan rangkaian casing
(running casing), agar tidak terjadi sangkutan pada
dinding lubang bor. Float Shoe dilengkapi dengan
valve (katub).
- Gambar :

Gambar 7.19. Float Shoe


(http://upload.ecvv.com/upload/Product/20113/China_float_shoe.jpg)

Spesifikasi :
294

Tabel Vll-19.
Spesifikasi Float Shoe

Casing size (in) Float shoe

2 125 – 20

2½ 125 – 25

3½ 125 – 35

4 125 – 40

4½ 125 – 45

5 125 – 50

5½ 125 – 55

6 5/8 125 – 65

7 125 – 70

7 5/8 125 – 75

8 5/8 125 – 85

9 5/8 125 – 95

10 ¾ 125 – 10

11 ¾ 125 – 11

13 ¾ 125 – 13

7.2.20. Nama Alat : Differential Fill Shoe


295

- Fungsi : Sebagai penampung air bila dibutuhkan untuk


ditambahkan pada mixing.
- Mekanisme : Menampung air pada saat operasi penyemenan jika
sewaktu-waktu dibutuhkan penambahan air.
- Gambar :

Gambar 7.20. Differential Fill Shoe


(http://www.zs-oilfieldequip.com/d/file/products/float-equipments/auto-fill-
cement-float-shoe20151026.jpg)

Spesifikasi :
296

Tabel Vll-20.
Spesifikasi Differential Fill Shoe

Type Casing Size OD Length Connection


FX178L-00 7 194.5 535 7LCSG
FX7-00 7 194.5 535 7BCSG

FX245-1-00 9-5/8 270.0 550 BCSG

7.3. PEMBAHASAN
297

Penyemenan merupakan suatu proses yang sangat penting, dimana


berhasil atau tidaknya suatu pemboran salah satunya tergantung dari berhasil atau
tidaknya penyemenan itu sumur itu sendiri. Setelah rangkaian casing diturunkan
kedalam lubang, ruang antaara rangkaian casing dengan dinding lubang diisi
dengan bubur semen. Bubur semen (slurry) dibiarkan memenuhi rongga antara
dinding sumur dengan casing dan dibiarkan hingga mengeras agar sumur menjadi
kuat dan kokoh. Penyemenan dapat terbagi menjadi dua jenis, yaitu Primary
Cementing dan Secondary Cementing. Penyemenan yang dilakukan setelah
pemasangan casing didalam lubang disebut dengan Primary Cementing,
sedangkan penyemenan selain dari primary cementing dikelompokkan kedalam
secondry cementing.
Primary Cementing adalah penyemenan yang langsung dilakukan setelah
rangkaian casing diturunkan kedalam lubang. Fungsi dari Primary Cementing
adalah untuk melekatkan casing ke formasi, melindungi casing dari cairan
korosif, mencegah hubungan antar formasi dibelakang casing, menutupi formasi-
formasi yang membahayakan. Yang dimaksud dengan formasi yang
membahayakan adalah formasi yang bertekanan rendah (loss), formasi yang
mengandung gas, formasi yang mengandung cairan korosif, formasi shale yang
mudah runtuh dan menjepit pipa.
Secondary Cementing sering disebut juga dengan remedial cementing,
yaitu proses penyemenan yang dilakukan apabila pengeboran gagal mendapatkan
minyak dan menutup kembali zona produksi yang diperforasi. Secondary
Cementing dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu Squeeze Cementing yang
dilakukan untuk menutup formasi yang sudah tidak lagi produktif, menutup zona
lost circulation, memperbaiki kebocoran yang terjadi pada casing. Kemudian ada
Re-cementing, yang dilakukan untuk menyempurnakan primary cementing yang
gagal dan untuk memperluas perlindungan casing diatas top semen. Selanjutnya
adalah Plug-back Cementing yang dilakukan untuk menutup atau meninggalkan
sumur, menutup zona air dibawah zona minyak agar water-oil ratio berkurang
pada open hole completion.
298

Peralatan penyemenan pada dasarnya dapat dibagi menjadi dua bagian,


yaitu Peralatan Diatas Permukaan (surface equipment) dan Peralatan Bawah
Permukaan (subsurface equipment). Peralatan diatas permukaan meliputi
Cementing Unit, yaitu suatu unit pompa yang mempunyai fungsi untuk
memompakan bubur semen (slurry) dan lumpur pendorong dalam proses
penyemeenan. Cementing Unit sendiri terdiri dari Tangki Semen untuk
menyimpan semen kering, Hopper untuk mengatur aliran dari semen kering agar
merata saat pembuatan slurry, kemudian ada Jet Mixer yang berfungsi untuk
mengaduk semen kering dan air yang diteempatkan dibawah hopper, sehingga
akan menghasilkan bubur semen yang benar-benar homogen. Selanjutnya dalam
Cementing Unit juga terdapat motor penggerak pompa dan pompa itu sendiri
untuk memompakan bubur semen.
Peralatan diatas permukaan selain Cementing Unit juga terdapat Flow Line
yang merupakan pipa yang berfungsi untuk mengalirkan bubur semen yang
dipompakan dari Cementing Unit ke Cementing Head. Setelah itu, terdapat juga
Cementing Head yang berfungsi untuk mengatur aliran bubur semen yang masuk
ke lubang bor. Kemudian Peralatan Bawah Permukaan terdiri dari Casing,
merupakan pipa selubung yang salah satu fungsinya yaitu untuk melindungi
lubang bor dari pengaruh-pengaruh fluida formasi dan tekanan-tekanan
disekitarnya. Selanjutnya ada Centralizer yang berfungsi untuk mengkondisikan
posisi casing agar tepat berada ditengah-tengah lubang. Selanjutnya ada
Scratchers, merupakan suatu alat yang dirangkaikan/dipasang diluar casing yang
berfungsi untuk membersihkan dinding lubang bor dari mud cake, sehingga
didapat lubang bor yang bersih dan semen dapat melekatkan dengan baik.
Peralatan Floating terdiri dari Shoe yang ditempatkan pada bagian paling
bawah dari casing. Terdapat beberapa macam shoe, antara lain Casing Shoe, dan
Float Shoe. Peralatan floating yang lain adalah Collar yang merupakan suatu
shock penahan yang dipasang beberapa meter diatas shoe trach, berfungsi untuk
menahan bottom plug dan top plug. Terdapat dua jenis Collar, yaitu Guide Collar
dan Float Collar.
299

Shoe Trach adalah salah satu peralatan bawah permukaan yang dipasang
antara shoe dan collar sepanjang satu batang atau lebi, dari ketinggian semen
diatas annulus, karna ketinggian semen diannulus akan menentukan perbedan
tekanan hidrostatik diluar dan didalam casing pada waktu memasukkan top plug.
Shoe Trach berrfungsi untuk menampung bubur semen yang bercampurr udar atau
lumpur pendorong, agar tidak keluar dari annulus disekitar shoe.
Cementing Plug terdiri dari dua jenis, yaitu Top Plug dan Bottom Plug.
Top Plug berfungsi untuk mendorong bubur semen, memisahkan semen dari
lumpur pendorong agar tidak terjadi kontaminasi, membersihkan sisa-sisa semen
dalam casing. Sedangkan Bottom Plug berfungsi untuk mencegah adanya
kontaminasi antara lumpur dengan bubur semen. Jadi untuk mendorong lumpur
yang berada didalam casing dan memisahkan casing dari semen dan juga
membersihkan mud film didalam dinding casing, pada bottom plug terdapat
membran yang pada tekanan tertentu dapat pecah, sehingga semen akan mengalir
keluar dan terdorong ke annulus sampai mencapai tujuan yang diharapkan.
Berdasarkan pada metode yang digunakan, proses penyemenan dapat
dibedakan menjaddi dua jenis, yaitu Single Stage Cementing yang umumnya
digunakan untuk melakukan penyemenan terhadap casing jenis konduktor dan
surfac. Multi Stage Cementing diterapkan pada penyemenan rangkaian casing
yang panjang. Tujuan dari Multi Stage Cementing adalah untuk mengurangi
tekanan total pemompaan, mengurangi tekanan total hidrostatis pada formasi-
formasi lemah sehingga tidak terjadi atau terbentuk rekahan.
Mekanisme proses penyemenan dimulai dari mempersiapkan dengan
mencampurkan semen kering dengan sebuah water jet. Hasil campuran diarahkan
kedalam sebuah tangki, dimana akan diuji densitas dan viskositasnya. Bubur
semen kemudian dihisap oleh sebuah pompa yang kuat dan dipompakan pada
tekanan tinggi sehingga masuk kedalam casing melalui cementing head.
Operasi penyemenan berlanjut dengan membuka katup penahan bottom
plug dan mengarahkan bubur semen melewati top valve. Kemudian bubur semen
akan mendorong bottom plug masuk kedalam casing sampai plug mencapai dan
duduk diatas float collar. Pemompaan diteruskan hingga meruntuhkan diafragma
300

sentral pada plug yang akan memungkinkaan semen agaar dapat mengalir
melewati dan menempati sekeliling casing. Jika volume keseluruhan semen telah
tercampur, maka pemompaan dihentikan dan top plug ditempatkan pada
cementing head. Kemudian lumpur pemboran dipompakan melalui top valve,
yang akan mendorong top plug turun kedalam casing. Jika top plug telah
mencapai bottom plug maka sumur ditutup dan bubur semen dibiarkan agar
mengeras.
Aplikasi lapangan pada praktikum kali ini yaitu, kita dapat mengetahu
mekanisme penyemenan, kinerja alat, fungsi alat, serta metode dan berbagai
macam jenis penyemenan.
301

7.4. KESIMPULAN
1. Penyemenan merupakan suatu proses yang sangat penting, dimana
berhasil atau tidaknya suatu pemboran salah satunya tergantung dari
berhasil atau tidaknya penyemenan itu sumur itu sendiri. Setelah rangkaian
casing diturunkan kedalam lubang, ruang antaara rangkaian casing dengan
dinding lubang diisi dengan bubur semen.
2. Penyemenan dapat terbagi menjadi dua jenis, yaitu Primary Cementing
dan Secondary Cementing. Penyemenan yang dilakukan setelah
pemasangan casing didalam lubang disebut dengan Primary Cementing,
sedangkan penyemenan selain dari primary cementing dikelompokkan
kedalam secondry cementing.
3. Peralatan penyemenan pada dasarnya dapat dibagi menjadi dua bagian,
yaitu Peralatan Diatas Permukaan (surface equipment) dan Peralatan
Bawah Permukaan (subsurface equipment).
4. Berdasarkan pada metode yang digunakan, proses penyemenan dapat
dibedakan menjaddi dua jenis, yaitu Single Stage Cementing yang
umumnya digunakan untuk melakukan penyemenan terhadap casing jenis
konduktor dan surfac. Multi Stage Cementing diterapkan pada
penyemenan rangkaian casing yang panjang. Tujuan dari Multi Stage
Cementing adalah untuk mengurangi tekanan total pemompaan,
mengurangi tekanan total hidrostatis pada formasi-formasi lemah sehingga
tidak terjadi atau terbentuk rekahan.
5. Aplikasi lapangan pada praktikum kali ini yaitu, kita dapat mengetahu
mekanisme penyemenan, kinerja alat, fungsi alat, serta metode dan
berbagai macam jenis penyemenan.

Anda mungkin juga menyukai