Anda di halaman 1dari 8

Riskayani (1401418060)

Indicator: Merencanakan program supervise akademik dalam rangka peningkatan


profesionalisme guru

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Sumbangan pendidikan terhadap pembangunan bangsa tentu bukan hanya sekedar


penyelenggaraan pendidikan, tetapi pendidikan yang bermutu, baik dari sisi input, process,
output, maupun outcome. Input pendidikan yang bermutu, kurikulum yang bermutu, fasilitas
yang bermutu, dan berbagai aspek penyelenggaraan pendidikan yang bermutu. Proses
pendidikan yang bermutu adalah proses pembelajaran yang bermutu. Output pendidikan yang
bermutu adalah lulusan yang memiliki kompetensi yang disyaratkan. Dan outcome
pendidikan yang bermutu adalah lulusan yang mampu melanjutkan ke jenjang pendidikan
lebih tinggi atau terserap pada dunia usaha atau dunia industri.

Pendidikan nasional dewasa ini dihadapkan pada empat krisis pokok, yakni kuantitas,
relevansi atau efisiensi eksternal, elitisme, dan manajemen. Lebih rinci Tilaar menyatakan
bahwa ada tujuh masalah pokok dalam sistem pendidikan nasional., yaitu (1) menurunnya
akhlak dan moral peserta didik, (2) pemerataan kesempatan belajar, (3) masih rendahnya
efisiensi internal sistem pendidikan, (4) status kelembagaan (5) manajemen pendidikan yang
tidak sejalan dengan pembangunan nasional, (6) sumber daya manusia yang belum
profesional. ( Tilaar, 2001)

Melalui supervisi, para guru sebagai pelaku utama dalam penyelenggaraan sistem
pendidikan dapat dibantu pertumbuhan dan perkembangan profesinya bagi pencapaian tujuan
pembelajaran. Guru merupakan komponen sumber daya manusia yang harus dibina dan
dikembangkan terus menerus. Tidak semua guru yang didik di lembaga pendidikan terlatih
dengan baik. Potensi sumber daya guru itu perlu terus tumbuh dan berkembang agar dapat
melakukan fungsinya secara potensial dan maksimal sesuai dengan tujuan utama pendidikan.
Tugas kepala sekolah/madrasah diantaranya melaksanakan pembinaan dan penilaian teknik
dan administratif pendidikan terhadap sekolah yang menjadi tanggungjawabnya. Tugas ini
dilakukan melalui pemantauan supervisi, evaluasi, pelaporan, dan tindak lanjut hasil
pengawasan. Supervisi meliputi supervisi akademis yang berhubungan dengan aspek
pelaksanaan proses pembelajaran. Kepala sekolah sebagai unsur pimpinan tertinggi adalah
pemimpin yang bertanggungjawab bagi perkembangan sekolah, sebagai administrator
menentukan kebijaksanaan, merencanakan, mengarahkan, mengendalikan untuk mencapai
tujuan pendidikan secara efektif dan efisisen.
PEMBAHASAN

A. Pengertian Supervisi Akademik

Supervisi akademik adalah serangkaian kegiatan membantu guru mengembangkan


kemampuannya mengelola proses pembelajaran untuk mencapai tujuan
pembelajaran (Daresh, 1989, Glickman, et al. 2007). Supervisi akademik tidak terlepas dari
penilaian kinerja guru dalam mengelola pembelajaran. Sergiovanni (1987) menegaskan
bahwa refleksi praktis penilaian kinerja guru dalam supervisi akademik adalah melihat
kondisi nyata kinerja guru untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan, misalnya apa yang
sebenarnya terjadi di dalam kelas?, apa yang sebenarnya dilakukan oleh guru dan siswa di
dalam kelas?, aktivitas-aktivitas mana dari keseluruhan aktivitas di dalam kelas itu yang
bermakna bagi guru dan murid? Apa yang telah dilakukan oleh guru dalam mencapai tujuan
akademik?, apa kelebihan dan kekurangan guru dan bagaimana cara mengembangkannya?.
Berdasarkan jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan ini akan diperoleh informasi mengenai
kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran. Namun satu hal yang perlu ditegaskan di
sini, bahwa setelah melakukan penilaian kinerja berarti selesailah pelaksanaan supervisi
akademik, melainkan harus dilanjutkan dengan tindak lanjutnya berupa pembuatan program
supervisi akademik dan melaksanakannya dengan sebaik-baiknya.

B. Tujuan Supervisi Akademik

Tujuan supervisi akademik adalah:

1) Membantu guru mengembangkan kompetensinya,


2) Mengembangkan kurikulum,
3) Mengembangkan kelompok kerja guru, dan membimbing penelitian tindakan kelas
(PTK) (Glickman, et al. 2007, Sergiovanni, 1987).

C. Prinsip-Prinsip Supervisi Akademik


1) Praktis, artinya mudah dikerjakan sesuai kondisi sekolah.
2) Sistematis, artinya dikembangan sesuai perencanaan program supervisi yang matang dan
tujuan pembelajaran.
3) Objektif, artinya masukan sesuai aspek-aspek instrumen.
4) Realistis, artinya berdasarkan kenyataan sebenarnya.
5) Antisipatif, artinya mampu menghadapi masalah-masalah yang mungkin akan terjadi.
6) Konstruktif, artinya mengembangkan kreativitas dan inovasi guru dalam
mengembangkan proses pembelajaran.
7) Kooperatif, artinya ada kerja sama yang baik antara supervisor dan guru dalam
mengembangkan pembelajaran.
8) Kekeluargaan, artinya mempertimbangkan saling asah, asih, dan asuh dalam
mengembangkan pembelajaran.
9) Demokratis, artinya supervisor tidak boleh mendominasi pelaksanaan supervisi
akademik.
10) Aktif, artinya guru dan supervisor harus aktif berpartisipasi.
11) Humanis, artinya mampu menciptakan hubungan kemanusiaan yang harmonis, terbuka,
jujur, ajeg, sabar, antusias, dan penuh humor.
12) Berkesinambungan (supervisi akademik dilakukan secara teratur dan berkelanjutan oleh
Kepala sekolah).
13) Terpadu, artinya menyatu dengan dengan program pendidikan.
14) Komprehensif, artinya memenuhi ketiga tujuan supervisi akademik di atas (Dodd, 1972).

D. Perencanaan Supervisi Akademik


Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 12 Tahun 2017 tentang Standar
Pengawas Sekolah/Madrasah mengisyaratkan pengawas sekolah memiliki dimensi
kompetensi kepribadian, kompetensi supervisi manajerial, kompetensi supervisi akademik,
kompetensi evaluasi pendidikan, kompetensi Penelitian dan Pengembangan, dan
kompetensi social. Dimensi kompetensi supervisi akademik mencakup :
1. Merencanakan program supervisi akademik dalam rangka peningkatan profesionalisme
guru;
2. Melaksanakan supervisi akademik terhadap guru dengan menggunakan pendekatan dan
teknik supervisi yang tepat;
3. Menindaklanjuti hasil supervisi akademik terhadap guru dalam rangka peningkatan
profesionalisme guru (BSNP, 2001 b).

Pelaksanaan supervisi akademik oleh kepala sekolah merupakan aktualisasi dari ketiga
cakupan (sub) dimensi kompetensi supervisi akademik. Perencanaan program supervisi
meliputi tahap penyusunan program supervisi (program tahunan dan program semesteran)
dan tahap persiapan, seperti mempersiapkan format/ instrumen supervisi, mempersiapkan
materi pembinaan/supervisi, mempersiapkan buku catatan, dan mempersiapkan data
supervisi/pembinaan sebelumnya. Pelaksanaan supervisi akademik mengarah pada sasaran
yang telah ditetapkan, meliputi langkah-langkah pelaksanaan seperti tindakan (korektif,
preventif, konstruktif, dan kreatif), observasi, dan refeksi. Tindak lanjut dari hasil supervisi
akademik berupa upaya pembinaan dan perbaikan dari hasil temuan pada saat pelaksanaan
supervisi.

Program pengawasan sekolah ialah perencanaan kegiatan pengawasan sekolah yang


meliputi penilaian dan pembinaan bidang tekni edukatif atau akademis dan teknis
administratif atau manajerial dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan. Program
pengawasan sekolah terdiri dari program tahunan dan program semester. Program tahunan
disusun untuk tingkat kabupaten atau kota oleh beberapa orang pengawas yang ditugaskan
khusus oleh coordinator pengawas sesuai dengan kewenangannya.

Program supervisi akademik dimaksudkan untuk memperbaiki dan meningkatkan


proses dan hasil belajar mengajar supaya kegiatan pembinaan relevan dengan peningkatan
professional guru (Satori, 1997 hal 30 ). Dalam program supervisi akademik kepala
sekolah, proses supervisi akademik dilakukan mulai dari perencanaan, pelaksanaan,
pelaporan dan tindak lanjut. Proses tersebut akan dijelaskan sebagai berikut:

1. Perencanaan supervisi akademik; mengidentifikasi dan menentukan sekolah-sekolah


yang akan disupervisi beserta berbagai permasalahan yang harus diselesaikan pada
sekolah tersebut, menyusun program supervisi yang mencerminkan tentang adanya
jenis kegiatan, tujuan dan sasaran, waktu, biaya dan instrumen supervisi, menyusun
organisasi supervisi yang mencerminkan adanya mekanisme pelaksanaan kegiatan,
pelaporan dan tindak lanjut, menyiapkan berbagai instrument supervisi yang
diperlukan;
2. Pelaksanaan supervisi akademik; supervisi hendaknya dilakukan pada awal dan akhir
catur wulan, supervisor bukan mencari-cari kesalahan orang yang disupervisi atau
mengguruinya, akan tetapi dalam rangka penilaian dan pembinaan, segisegi yang
disupervisi mencakup dua hal pokok, yaitu teknis edukatif dan administratif, terampil
menggunakan dan mengembangkan instrumen supervisi pendidikan, supervisi bersifat
pembinaan, maka setiap supervisor hendaknya memiliki kemampuan profesional
sebagai pembina, menguasai substansi materi yang akan disupervisi, khususnya
kurikulum, PBM dan evaluasi, supervisi hendaknya dilakukan secara
berkesinambungan, prinsip kemitraan kerja dengan unsur-unsur yang disupervisikan
menjadi sangat penting untuk diperhatikan;
3. Monitoring dan Evaluasi Supervisi Akademik; evaluasi atau Penilaian yang dimaksud
dalam konteks ini adalah penilaian terhadap pelaksanaan dan hasil supervisi, yang
meliputi keterbacaan dan keterlaksanaan program supervisi, keterbacaan dan
kemantapan instrumen, permasalahan dalam supervisi edukatif dan administratif, hasil
supervisi, dan volume dan frekuensi kegiatan supervisi; (4) Tindak lanjut hasil
supervisi dengan pembinaan dan pemantapan instrumen. Kegiatan pembinaan dapat
berupa pembinaan langsung dan tidak langsung.

E. Program Supervisi Akademik


Program supervisi berisi kegiatan yang akan dijalankan untuk memperbaiki
profesionalitas guru dalam meningkatkan situasi pembelajaran yang menjadi tanggung
jawab seorang kepala sekolah. Di dalam program supervisi tertuang berbagai usaha dan
tindakan yang perlu dijalankan supaya pembelajaran menjadi lebih baik, sehingga peserta
didik semakin cepat dalam mengembangkan potensi dirinya, karena guru lebih mampu
mengajar. Program supervisi yang disusun oleh seorang kepala sekolah seharusnya
berprinsip kepada proses pembinaan guru yang menyediakan motivasi yang kaya bagi
pertumbuhan dan kemampuan profesionalismenya dalam mengajar. Guru menjadi bagian
integral dalam usaha peningkatan mutu sekolah dengan mendapat dukungan semua pihak
disertai dana dan fasilitasnya.
Program supervisi yang baik tentunya berisi kegiatan untuk meningkatkan profesional
guru mulai dari menjabarkan kurikulum ke dalam program tahunan, semesteran bahkan
bulanan, mampu menyusun rencana dalam mengajar, mampu melaksanakan kegiatan
belajar mengajar dengan baik dan sebagainya. Program supervisi di dua sekolah yang
peneliti hampir memiliki persamaan walaupun merupakan sekolah negeri dan sekolah
swasta.
Program supervisi yang baik berisi kegiatan-kegiatan untuk meningkatkan kemampuan
profesional guru dalam hal:
1. Kemampuan menjabarkan kurikulum ke dalam program semester;
2. Kemampuan menyusun perencanaan mengajar atau satuan pelajaran;
3. Kemampuan melaksanakan kegiatan belajar mengajar dengan baik;
4. Kemampuan menilai proses dan hasil belajar;
5. Kemampuan untuk memberi umpan balik secara teratur dan terus menerus;
6. Kemampuan membuat dan menggunakan alat bantu mengajar secara sederhana;
7. Kemampuan menggunakan/memanfaatkan lingkungan sebagai sumber dan media
pengajaran;
8. Kemampuan membimbing dan melayani murid yang mengalami kesulitan dalam
belajar;
9. Kemampuan mengatur waktu dan menggunakannya secara efisien untuk menyelesaikan
program belajar murid. Kemampuan mengelola kegiatan. (Djam’an Satori, 1997 : 31)

Program kepengawasan sekolah terdiri dari :

1) program pengawasan ada dua macam yakni program tahunan dan program semester.
Program tahunan untuk kolektif kabupaten atau kota, program semester untuk individu
pengawas bagi sekolah-sekolah di bawah tanggung jawabnya,
2) program kepengawasan sekolah menjadi pedoman atau acuan bagi kepala sekolah
dalam melaksanakan tugasnya,
3) program kepengawasan sekolah disusun berdasarkan analisis hasil kepengawasan tahun
lalu dan analisis kebijakan yang berlaku saat ini.belajar mengajar ko kurikuler dan
ekstra kurikuler serta kegiatan-kegiatan lainnya yang berkaitan dengan pembelajaran
siswa. (Djam’an Satori, 1997 : 31)

Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 12 Tahun 2017 dijelaskan


tentang Standar Pengawas Sekolah/Madrasah mengisyaratkan pengawas sekolah memiliki
dimensi kompetensi kepribadian, kompetensi supervisi manajerial, kompetensi supervisi
akademik, kompetensi evaluasi pendidikan, kompetensi Penelitian dan Pengembangan, dan
kompetensi sosial. Dimensi kompetensi supervisi akademik mencakup :

1. Merencanakan program supervisi akademik dalam rangka peningkatan profesionalisme


guru;
2. Melaksanakan supervisi akademik terhadap guru dengan menggunakan pendekatan dan
teknik supervisi yang tepat;
3. Menindaklanjuti hasil supervisi akademik terhadap guru dalam rangka peningkatan
profesionalisme guru. (BSNP, 2001 b)
Program supervisi akademik yang disusun sekolah masih memiliki beberapa kelemahan
diantaranya bahwa:

1. Dilakukan supervisi ulang terhadap guru membuat maindset guru lain bahwa guru yang
disupervisi ulang adalah guru yang kurang berkualitas dalam mengajarnya;
2. Kurang adanya pemberian tindak lanjut sehingga tidak terjadi kesinambungan;
3. Supervisi hanya menekankan pada kelengkapan administrasi saja dan tidak berlanjut
seterusnya membuat pengembangan inovasi bagi guru ke depannya kurang dapat
dirasakan;
4. Kurang siap ketika diadakan supervisi sehingga yang biasanya guru mempunyai
kemampuan mengajar yang baik setelah disupervisi menjadi tidak percaya diri;
5. Jadwal yang disusun dengan jadwal yang dilaksanakan tidak sesuai.
6. Pada pelaksanaannya antara supervisor dengan guru yang disupervisi berbenturan
dengan kegiatan yang lain.
7. Terjadi inkonsistensi baik dari seorang supervisor maupun dari guru yang disupervisi.
Dengan diadakannya supervisi akademik, seorang supervisor bisa saling bertukar
pikiran untuk mengulas kembali kelemahan yang ada pada guru tersebut sehingga
kinerjanya dapat ditingkatkan.

Sumber:

https://www.kompasiana.com/pik/57d8fef05093734806654125/supervisi-akademik-oleh-
kepala-sekolah?page=7

http://ejournal.upi.edu/index.php/JAPSPs

Anda mungkin juga menyukai