Dosen Pengampuh:
Disusun Oleh:
Terima kasih saya sampaikan atas bimbingan Bapak Dr. Taufiq Ramdani,
S.Th.I., M.Sos sebagai dosen pengampuh mata Kuliah Antropologi yang telah
membimbing saya sehingga saya bisa menyelesaikan artikel saya ini
Besar harapan saya tugas ini akan memberi manfaat di kemudian hari bagi
saya dan orang lain membacanya
Penulis
Veryan Kurniawanto
L1C020121
i
DAFTAR ISI
F. Saran ..................................................................................................................14
Daftar Pustaka
ii
A. Pengertian dan Ruang Lingkup Kajian Antropologi
1. Pengertian Antropologi
Antropologi adalah sebuah ilmu yang mempelajari makhluk manusia
(Antropos). Secara entimologi, antropologi berasal dari kata antropos berarti
manusia dan logos berarti ilmu. Dalam antropologi, manusia dipandang
sebagai sesuatu yang kompleks dari segi fisik, emosi, social, dan
kebudayaannya. Antropologi sering pula disebut sebagai ilmu tentang
manusia dan kebudayaannya.
Hal dalam Antropologi mulai banyak dikenal orang sebagai sebuah ilmu
setelah diselenggarakannya symposium pada tahun 1951 yang dihadiri oleh
lebih dari 60 tokoh antropologi dari negara-negera dikawasan ero-
amerika(hadir pula beberapa tokoh dari Uni Soviet). Symposium yang
dikenal dengan sebutan internasional symposium on antropology ini telah
menjadi lembaran baru bagi atropologi, terutama terkait dengan publikasi
beberapa hasil karya antropologi, seperti buku yang berjudul “antropology to
day” yang diredaksi oleh A.R. Kroeber(1953,”an appraisal of antropology to
day”) diredaksi oleg S. Tax, dkk(1954), dan “yearbook of antropology” yang
diredaksi oleh W.L. Thomas jr. (1955), dan current antropology” yang
diredaksi oleh W.L. Thomas jr. 1956. Setelah symposium ini, antropologi
penggunaannya. Dibeberapa negara berkembang pemikiran-pemikiran
antropologi mengarah pada kebutuhan perkembangan teorisis, sedangkan
di wilayah yang lain antropologi berkembang dalam tataran fungsi
praktisnya.
Pengertian lainnya disampaikan oleh Harsojo dalam bukunya yang
berjudul “Pengantar Antropologi” (1984). Menurut Harsojo, antropologi
adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari umat manusia sebagai makhluk
masyarakat. Menurutnya, perhatian antropologi tertuju pada sifat khusus
badani dan cara produksi, tradisi serta nilai-nilai yang akan membedakan
cara pergaulan hidup yang satu dengan pergaulan hidup yang lainnya.
Sementara itu Koentjaraningrat dalam bukunya yang berjudul
“Pengantar Antrapologi I” (1996) menjelaskan bahwa secara akademis,
antropologi adalah sebuah ilmu tentang manusia pada umumnya dengan
titik fokus kajian pada bentuk fisik, masyarakat dan kebudayaan manusia.
Sedangkan secara praktis, antropologi merupakan sebuah ilmu yang
1
mempelajari manusia dalam beragam masyarakat suku bangsa guna
membangun masyarakat suku bangsa tersebut.
Kemudian ada beberapa ahli yang berpendapat mengenai pengertian
antropologi saperti
Berdasarkan Etimologinya
Kata antropologi berasal dari kata yunani “Antropo” atau berarti
manusia dan “logy” atau “logos” berarti ilmu yang mempelajari
tentang manusia.
Menurut Ralfh L Beals dan Harry Hoijen :1954: 2
Antropologi adalah ilmu yang mempelajari manusia dan semua
apa yang dikerjakannya
Tulian Darwin
The origin of spicies”Antropologi fisik berkembang pesat dengan
melakukan penelitian-penelitian terhadap asal mula dan
perkembangan manusia. Manusia asalnya monyet, karena
mahluk hidup mengalami evokusi. Antropologi inginmembuktikan
dengan melakukan berbagai penelitian terhadap kera dan
monyet di seluruh dunia.
Menurut orang awam
Membicarakan Antropologi hanyalah berfikir tentang fosil-fosil.
Memang pemikiran yang demikian tidak selamanya salah karena
mempelajari fosil merupakan suatu cabang penelitian
antropologi. Arkheologi ada dasarnya berbeda dengan
antropologi, dimana sesungguhnya arkheologi merupakan salah
satu cabang antropologi.
David Hunter
Antropologi merupakan sebuah ilmu yang lahir dari rasa ingin
tahu yang tak terbatas dari umat manusia
Koentjaraningrat
Antropologi merupakan studi tentang umat manusia pada
umumnya dengan mempelajari berbagai warna, bentuk fisik
masyarakat dan budaya yang dihasilkan.
William A.Haviland
Antropologi merupakan studi tentang umat manusia, berusaha
untuk membuat generalisasi yang berguna tentang orang-orang
2
dan perilaku mereka dan untuk mendapatkan pemahaman yang
lengkap dari keragaman manusia.
Rifhi Siddiq
Antropologi merupakan sebuah ilmu yang mendalami semua
aspek yang terdapat pada manusia yang teridiri atas berbagai
macam konsepsi kebudayaan, ilmu pengetahuan, norma, seni,
linguistic dan lambang, tradisi, teknologi, kelembangan.
Menurut Mario
Anthropology itu ilmu yang meneliti hidup manusia dari segi
kebudayaan / culture. Yang pasti amthropology itu tidak
mengatakan bahwa manusia itu berasal dari monyet. Kalau
asalnya monyet pasti disebutnya monyetologi/ monkeytology.
M.J. Herskovits
Antropologi adalah ilmu yang mempelajari manusia Antropology
is the science of man.
3
keragaman fisik nya, masyarakatnya , dan kebudayaan nya, namun
demikian, di beberapa tempat, negara,dan Universitas, Antropologi sebagai
ilmu mempunyai penekanan-penakanan tertentu sesuai karakteristik
antropologi itu sendiri dan perkembangan masyarakat di tempat, negara,
dan Universitas tersebut. Seperti yang pernah diungkapkan
Koentjaraningrat bahwa ruang lingkup dan dasar antropologi belum
mencapai kemantapan dan bentuk umum dan seragam bisa semua pusat
ilmia didunia. Menurutnya, cara terbaik untuk mencapai pengertian akan hal
itu adalah dengan mempelajari ilmu-ilmu yang menjadi pangkal dari
antropologi, dan bagaimana garis besar proses perkembangan yang
mengintegrasikan ilmu-ilmu pangkal tadi,serta mempelajari bagaimana
penerapan nya di beberapa negara yang berbeda.
4
1. Ontologi
Ditinjau dari segi ontologi, ilmu membatasi diri pada kajian yang bersifat
empiris. Objek penelaan ilmu mencakup seluruh aspek kehidupan yang
dapat diuji panca indera manusia. Secara sederhana dapat dikatakan
bahwa hal-hal yang sudah berada diluar jangkauan manusia tidak dibahas
oleh ilmu karena tidak dapat dibuktikan secara metodologis dan empatis
sedangkan ilmu itu mempunyai ciri tersendiri yakni berorientasi pada dunia
empatis.
5
Untuk mengkaji lebih mendalam hakekat obyek empiris, maka ilmu
membuat beberapa asumsi (andaian) mengenai objek itu. Asumsi yang
sudah di anggap benar dan tidak diragukan lagi adalah asumsi yang
merupakan dasar dan titik tolak segala pandang kegiatan. Asumsi itu perlu
sebab pernyataan asumtif itulah yang memberikan arah dan landasan bagi
kegiatan penelaahan.
Ada beberapa asumsi mengenai objek empiris yang di buat oleh ilmu,
yaitu: satu Pertama , menganggap objek-objek tertentu mempunyai
kesamaan antara yang satu dengan yang lainnya, ,misalkan dalam hal
bentuk, struktur, sifat dan bagaimananya. Kedua, menganggap bahwa
suatu benda tidak mengalami perubahan dalam jangka waktu tertentu.
Ketiga, determinisme yakni menganggap segala gejala bukan merupakan
suatu kejadian yang bersifat kebetulan. Asumsi yang dibuat oleh ilmu
bertujuan agar mendapatkan pengetahuan yang bersifat analitis dan
mampu menjelaskan berbagai kaitan dalam gejala yang tertangguk dalam
pengalaman manusia.
6
2. Epistimologi
7
Metode ilmiah adalah suatu rangkaian prosedur tertentu yang diikuti
untuk mendapatkan jawaban tertentu dari pertanyaan yang tertentu pula.
Epistemologi dari metode keilmuan akan lebih mudah dibahas apabila
mengarahkan perhatian kita dalam suatu urutan tertentu.
d) Perumusan hipotetis
3. Aksiologi
8
aksiologi adalah teori nilai. Suriasumantri mendefinisikan aksiologi sebagai
teori nilai yang berkaitan kegunaan dan pengetahuan yang diperoleh.
Aksiologi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1995) adalah kegunaan
ilmu pengetahuan bagi kehidupan manusia, kejian tentang nilai-nilai
khususnya etika. Menurut Wibisono seperti yang dikutip Surajiyo (2007),
aksiologi adalah nilai-nilai sebagai tolak ukur kebenaran, etika, dan moral
sebagai dasar alternative penilaian dan penggalian, serta penerapan ilmu.
Dalam encyclopedia of philosophy dijelaskan bahwa aksiologi disamakan
dengan value and valuation.
C. Sejarah Antropologi
Seperti halnya sosiologi, antropologi sebagai ilmu yang mengalami
tahapan-tahapan dalam perkembangannya. Koentjaraninggrat menyusun
perkembangan ilmu antropologi agar tidak mengembang dan tidak terlalu
mengada-ada tentang pembahasan-pembahasa lebih lanjut.
1. Fase Pertama (sebelum tahun 1800-an)
9
berisi tentang deskripsi suku asing tersebut kemudian dikenal dengan
bahan etnografi atau deskripsi tentang bangsa-bangsa.
10
Pada masa ini oula terjadi sebuah perang besar eropa, mulai perang
dunia II. Perang ini bambawa banyak perubahan dunia kehidupan menusia
dan mebawa sebagian besar negara-negara di dunia kepada kehaancuran
total.Kehancuranitumenghasilkan kemiskinan,kesenjangan social, dan
kesengsaraan yang tak berunjung.
D. Antropologi Budaya
Garis besar pembahasan yang disajikan dalam buku ini dibatasi pada tiga
kajian utama, yang diekplorasikan dalam beberapa bab. Pertama, orientasi
umum tentang antropologi budaya yang tergambar dalam teori-teori yang
terdapat dalam dunia antropologi, baik khas, konsep dasar, metode-metode
11
yang khas, hubunganya dalam ilmu lain, sejarah dan manfaat pengkajian,
maupun berbagai permasalahan yang terkait dengan penerapannya .
Dimana hal tersebut dikaji dengan tertentu. Di mana hal tersebut dikaji
dengan memanfaatkan pendekatan hokum serta psikologi dalam penelitian
kepribadian manusia. Terakhir, merupakan kajian yang tidak kalah penting
adalah mengenai perubahan kepribadian masyarakat dan budayanya. Karena
pada dasar nya , perubahan kebudayaan atau culture change selalu mendapat
terjadi, meskipun masa perubahan tersebut bisa memakan waktu yang cukup
lama, bahwa bisa ribuan tahun. Sumber penyebab perubahan tersebut berasal
dari dalam masyarakat itu sendiri, bisa pula berasal dari luar masyarakat yang
bersangkutan.
Pemahaman atas berbagai peristiwa yang terjadi pada masa lampau dan
terus mengalami perubahan tersebut, tentu saja akan memiliki manfaat yang
besar bagi manusia modern yang hidup dijaman ini. Adapun informasi atau
pembahasan yang di sajikan dalam buku ini, pertama-tama dimaksud kan bagi
mahasiswa dalam melengkapi referensi mata kuliah pengantar Antropologi
budaya atau mata kuliah lainnya yang di arahkan untuk menumbuhkan
pemahaman tentang kemanfaatan kajian antropologi terhadap hokum.
Selain itu, buku ini juga sangat bermanfaat bagi mereka yang berminat
dan/atau memiliki keterkaitan dengan bidang studi ini. Misalnya, para petugas
yang berurusan dengan plaksanaan proyek-proyek pembangunan kualitas
kemanusiaan, semisal bimbingan masyarkat (BIMAS) atau keaamanan dan
12
ketertiban masyarakat (KAMTIBNAS), yang notabene memiliki tugas pokok
dalam menjalani kondisi keamanan, ketertiban, dan tegaknya hokum di
masyarakat.
E. Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah menulis uraikan dapat ditarik satu
kesimpulah bahwa salah satu masalah penting dalam antropologi olahraga
adalah bersosial dan berinteraksi, pendidikan jasmani dan olahraga sebagai
salah satu sarana pendidikan masyarakat/ Olahragawan/manusia/individu
untuk memberikan suatu pemikiran tentang bagaimana cara hidup dengan
layak dan sehat jasmani dan rohani dalam kehidupan bermasyarakat.
Mengajarkan sosiologi sebaiknya lebih bersifat berinteraksi dengan lingkungan.
Tindakan lebih baik dari kata-kata. Nilai social itu beraneka ragam, termasuk
loyalkitas,kebajikan.
Kehormatan, kebenaran, respek, keramahan, integritas, keadilan,
kooperatif dan mudah berinteraksi dengan masyarakat.
Dalam memahami arti pendidikan jasmani dan, kita harus juga
mempertimbangkan perspektif antropologi Olahraga, Pendidikan, jasmani dan
olahraga (sport) dengan sebagai istilah yang lebih dahulu popular dan lebih
sering digunakan dengan konteks kegiatan sehari-hari. Pemahaman tersebut
akan membantu para guru atau masyarakat dalam memahami peranan dan
fungsi pendidikan jasmani secara lebih konseptual.
Sejak manusia lahir didunia, ia telah berjuang untuk mempertahankan
kehidupan yang wajar, untuk dapat hidup dengan tenaga dan pikirannya. Untuk
itu manusia memperkembangkan kekuatan fisik dan jasmani supaya badan nya
cukup kuat dan tenaganya lebih terlatih, menjadi tangkas untuk melakukan
perjuangan hidupnya. Disamping itu menjadi kebutuhan hidup bagi manusia
dan menjadi sifat manusia untuk mencoba kekuatan dan ketangkisannya
dengan manusia-manusia lain.
Pendidikan jasmani menjadi bagian integral dari system pendidikan
secara keseluruhan. Oleh karena itu, pelaksanaan pendidikan jasmani harus
diarahkan pada pencampaian tujuan pendidikan tersebut. Tujuan pendidikan
jasmani bukan aktifitas jasmani itu sendiri, tetapi untuk mengembangkan
potensi siswa melalui aktifitas jasmani.
Olahraga di pihak lain adalah suatu bentuk bermain dan terorgrisir dan
bersifat kompotetif. Beberapa ahli memandang bahwa olahraga semata-mata
13
suatu bentuk permainan yang terorganisasi, yang menempatkannya lebih dekat
kepada istilah pendidikan jasmani. Akan tetapi,. Pengujian yang lebih cermat
menunjukkan bahwa secara tradisional, olahraga melibatkan aktifitas
kompetetif.
Ketika kita menunjuk pada olahraga sebagai aktifitas kompotitif yang
terorganisir, kita mengartikannya bahwa aktifitas itu sudah disempurnakan dan
diformalkan hingga kadar tertentu, sehingga memiliki beberapa bentuk dan
proses tetap dan terlibat. Peraturan, misalnya, baik tertulis maupun tak tertulis,
digunakan atau di pakai dalam aktivitas tersebut, dan aturan atau prosedur
tersebut tidak dapat diubah selama kegiatan berlanggsung, Kecuali atas
kesepakatan semua pihak yang terlibat.
Diatas semua pengertian itu, olahraga adalah aktivitas kompotitif. Kita
tidak dapat mengartikan olaharaga tanpa memikirkan kompotisi., sehingga
tanpa kompotisi itu, olahraga berubah menjadi semata-mata bemain atau
rekreasi. Tidak pernah hanya semata-mata bermain karena aspek kompotitif
teramat penting dalam hakikatnya.
F. Saran
14
4. Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari system pendidikan
secara keseluruhan. Oleh karena itu, pelaksanaan pendidikan jasmani
harus diarahkan pada pencapaian tujuan pendidikan tersebut. Tujuan
pendidikan jasmani bukan aktifitas jasmani itu sendiri, tetapi untuk
mengembangkan potensi siswa melalui aktifitas jasmani.
5. Didalam memahani pendidikan jasmani, olahraga dan sosiologi
olahraga harus tiap individu mampu menjadi anggota kesatuan social
manusia tanpa kehilangan pribadinya masing-masing. Pada hakikatnya
pendidikan menjadi tanggung jawab bersama, yakni keluarga,
masyarakat, dan sekolah/lembaga pendidikan. Keluarga sebagai
lembaga pertama dan utama pendidikan, masyarakat sebagai tempat
berkembangnya pendidikan, dan sekolah sebagai lembaga formal
dalam pendidikan.
Daftar Pustaka
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://journal.uin-
alauddin.ac.id/index.php/sls/article/download/1276/1243%23:~:text%3DDengan
%2520demikian%2520Ontologi%2520adalah%2520ilmu,kajian%2520tentang%
2520nilai%2520ilmu%2520pengetahuan.&ved=2ahUKEwiHjMOwjsjsAhWkH7c
AHZ0ABfQQFjABegQICRAF&usg=AOvVaw1wzoyltYi95iOqSpSCmqPR&cshid
=1603366751069
15
Hidayatullah, Syarif. 2018. Epistimologi dan pengembangan Ilmu Pengetahuan. Di
Keraf, A. Sonny dan Dua, Mikhael. Ilmu Pengetahuan: Sebuah Tinjauan Filosofis,
Makassar: 2000.
Syafii, Inu Kencana. Pengantar Filsafat, Cet. I; Bandung: Refika Aditama, 2004.
Pustaka, 2006.
16
17