Anda di halaman 1dari 13

AKUNTABILITAS PELAYANAN PUBLIK DALAM PENYELENGGARAAN

PELAYANAN IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN (IMB)


(Studi Kasus: Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Satu Pintu dan Penanaman Modal dan
Dinas Tata Ruang dan Perumahan Kota Denpasar)
I Gusti Agung Ayu Kartika Sari Dewi
Program Studi Administrasi Negara
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Udayana
1021205022
Sicantik_kartika@yahoo.com

ABSTRACT

Accountability is one of many indicators in good governance. Government Institutions that


implement public accountability means that institutions always be responsible for their
activities in public. In the reality, most of public administration in Indonesia still having
problem in the system of government that have not been effective and efficient. The problem
that may come is the difficulty of dealing with constructure permission that make many
people who want to construct the buildings break the existing rules. this research will
examine the public service accountability in Licensing Service Agency One Stop Investment
coordinated with Department of Housing and Spatial Planning in Denpasar by using
descriptive qualitative research method. The results of this study indicate that the Denpasar
Government has not accountable in providing services for users of those services, can be
seen from the interests of the service user is not yet a major priority of public officials.
Therefore the government need to increase transparency and accountability in providing
services, especially in how long the proccess of the services that complained by service user
take time.
Keywords: Apparatus, Goverment, Service

PENDAHULUAN pemerintah yang dapat dilihat dari semakin


Latar Belakang keterpihakkannya pemerintah terhadap
Pada umumnya tugas pokok kepentingan-kepentingan masyarakat
aparatur negara yang juga abdi negara hanya saja dalam kenyataannya semakin
tercermin dalam tugas pokoknya di bidang meluasnya praktek-praktek kolusi, korupsi
pemerintahan umum, pembangunan dan dan nepotisme (KKN) dalam sistem
pelayanan kepada masyarakat. Sejak pasca birokrasi publik di Indonesia berimbas
reformasi diharapkan akan berdampak buruk terhadap tatanan dan citra birokrasi
positif terhadap sistem penyelenggaraan dihadapan masyarakat.
Kelembagaan pemerintahan yang Berdasarkan konfirmasi dari Dinas Tata
menerapkan akuntabilitas publik berarti Ruang dan Perumahan (DTRP) Kota
lembaga tersebut selalu dapat Denpasar menyatakan bahwa pelanggaran
mempertanggung jawabkan aktivitasnya yang di data selama ini, terbanyak di
kepada publik. Pada realitanya Denpasar Barat sebanyak 60 Bangunan,
penyelenggaraan pelayanan publik selanjutnya disusul oleh Denpasar Timur
khususnya di Indonesia rata-rata masih sebanyak 18 bangunan, Denpasar Selatan
bermasalah pada sistem pemerintahahan sebanyak 48 bangunan dan Denpasar Utara
yang belum efektif dan efisien. Persoalan 16 bangunan (denpostnews.com di akses
yang timbul saat ini adalah sulitnya tanggal 13 Januari 2014).
mengurus izin IMB, sulitnya mengurus Fenomena tersebut menunjukkan
Izin Mendirikan Bangunan di Denpasar bahwa akuntabilitas penyelenggaraan
membuat masyarakat yang hendak pelayanan di bidang Izin Mendirikan
mendirikan bangunan banyak melanggar Bangunan (IMB) di Kota Denpasar bisa
aturan yang ada. Pada realitanya banyak dikatakan belum optimal, ini juga
masyarakat yang membuat bangunan menjelaskan bahwa desentralisasi yang
terlebih dahulu sedangkan mengurus Izin berjalan selama 15 tahun di Indonesia
belakangan. Hal inilah yang sering khususnya di Bali belum optimal.
dijumpai dilapangan.sulitnya mengurus Berangkat dari permasalahan tersebut
Izin Mendirikan Bangunan di Denpasar penulis tertarik untuk melakukan
membuat pihak-pihak yang hendak penelitian dengan judul: Akuntabilitas
mendirikan bangunan di Denpasar banyak Pelayanan Publik Pada Penyelenggaraan
melanggar aturan yang ada. Pada Pelayanan Izin Mendirikan Bangunan
prakteknya banyak masyarakat yang (IMB), Studi Kasus: Badan Pelayanan
membuat bangunan terlebih dahulu, Perijinan Terpadu Satu Pintu dan
sedangkan mengurus izin belakangan. Hal Penanaman Modal dan Dinas Tata Ruang
inilah yang sering dijumpai dilapangan. dan Perumahan Kota Denpasar.

Rumusan Masalah Mendirikan Bangunan (IMB) di Kota


Bagaimana akuntabilitas Denpasar ?
penyelenggaraan pelayanan Izin
Tujuan Penelitian Izin Mendirikan Bangunan (IMB) di Kota
untuk mengkaji penerapan Denpasar.
Akuntabilitas penyelenggaraan pelayanan
TINJAUAN PUSTAKA Pencapaian good governance
merupakan indikasi utama bagi
Good Governance terselenggaranya manajemen pemerintahan
Kepemerintahan yang baik dan proses pembangunan yang efektif,
merupakan hal yang menjadi fokus efisien, dan bebas dari korupsi, kolusi dan
perhatian utama dalam pengelolaan nepotisme. Namun sepertinya upaya
administrasi publik hingga kini. Tuntutan dalam pencapaian hal tersebut tampaknya
dari masyarakat kepada pemerintah dalam masih mengalami kesulitan dimana
kaitan penyelenggaraan pemerintahan kondisi birokrasi masih belum mampu
yang baik terus gencar dilaksanakan mengembangkan sistem yang sesuai
ditandai dengan meningkatnya tingkat dengan dinamika masyarakat.
pengetahuan dan kepedulian masyarakat Dari persepsi tersebut, akuntabilitas
terhadap pelayanan publik. Masyarakat memiliki pengaruh yang signifikan dalam
senantiasa menginginkan reformasi atau rangka pencapaian good governance.
perubahan pada pelayanan publik yang
selama ini dalam pelaksanaanya masih
dianggap kurang baik.
Konsep Akuntabilitas akuntabilitas proses dimana akan menitik
Pada dasarnya akuntabilitas beratkan pada pembahasan :
merupakan suatu konsep yang baik dalam 1. Adanya kepatuhan terhadap
memperbaiki birokrasi publik agar sesuai prosedur yang di tetapkan terhadap
dengan harapan- harapan publik. Itulah pelayanan Izin Mendirikan
alasan mengapa dalam pencapaian good Bangunan (IMB) di BPPTSP&PM
governance diperlukan kontrol penuh dari Kota Denpasar dan Perumahan
seluruh stakeholder terhadap birokrasi agar Kota Denpasar.
dapat akuntabel. Selain itu akuntabilitas 2. Adanya pelayanan publik yang
dapat menjadi acuan dalam pengelolaan responsif terhadap pelayanan Izin
dan pengendalian sumber daya aparatur Mendirikan Bangunan (IMB) di
dalam penerapan kebijakan publik dalam BPPTSP&PM Kota Denpasar dan
rangka pencapaian good governance. Dinas Tata Ruang dan Perumahan
Indikator akuntabilitas pada Kota Denpasar.
penelitian ini akan berfokus pada 3. Adanya hubungan antara dimensi
Administrasi Publik terhadap
kebijakan, kinerja dan manajemen Kota Denpasar dan Dinas Tata
penyelenggara publik sudah sesuai Ruang dan Perumahan Kota
dengan tuntutan masyarakat dalam Denpasar.
pelayanan Izin Mendirikan 4. Adanya upaya hukum atas kasus
Bangunan (IMB) di BPPTSP&PM Izin Mendirikan Bangunan.
Pelayanan Publik pelaksanaan ketentuan peraturan
Pelayanan publik menurut perundang-undangan.
Sinambela (2005:5) adalah sebagai setiap Dari definisi pelayanan publik di
yang dilakukan oleh pemerintah terhadap atas dapat disimpulkan bahwa pelayanan
sejumlah manusia yang memiliki kegiatan publik sebagai suatu fungsi aparat negara
yang menguntungkan dalam suatu sebagai pelayan masyarakat merupakan
kumpulan atau kesatuan, dan menawarkan kewajiban yang harus dilaksanakan oleh
kepuasan meskipun hasilnya tidak terkait pemerintah dengan sebaik-baiknya.
pada suatu produk secara fisik. Pelayanan tersebut diberikan untuk
Definisi pelayanan publik menurut memenuhi hak masyarakat, baik itu yang
Keputusan Menteri Pendayagunaan merupakan layanan civil maupun layanan
Aparatur Negara (MENPAN) Nomor 25 publik, artinya kegiatan pelayanan pada
Tahun 2004 adalah segala kegiatan dasarnya menyangkut pemenuhan suatu
pelayanan yang dilaksanakan oleh hak. Hak itu melekat pada setiap orang,
penyelenggara pelayanan publik sebagai baik secara pribadi maupun berkelompok
upaya pemenuhan kebutuhan penerima (organisasi).
layanan, maupun dalam rangka

Kerangka Pikir terlaksanakannya asas good governance


Adapun kerangka pemikiran dari terutama mengenai akuntabilitas layanan
penelitian terkait akuntabilitas Izin Mendirikan Bangunan di Kota
penyelenggaraan pelayanan Izin Denpasar. Penulis akan menganalisis
Mendirikan Bangunan pada BPPTSP&PM apakah kebijakan tersebut mampu
Kota Denpasar dan Dinas Tata Ruang dan diimplementasikan dengan baik oleh
Perumahan Kota Denpasar diawali dengan intansi terkait sehingga telah
mendapatkan informasi dari pihak terkait mencerminkan terlaksananya good
mengenai adakah kebijakan dalam intansi governance.
tersebut yang telah mencerminkan
Selanjutnya peneliti juga manajemen aparatur publik yang sesuai
menganalisis beberapa indikator mengenai dengan tuntutan masyarakat.
akuntabilitas dalam pelayanan izin publik,
Selain itu apakah BPPTSP&PM
meliputi apakah pelaksanaan pelayanan
Kota Denpasar dan Dinas Tata Ruang dan
izin mendirikan bangunan sudah sesuai
Perumahan Kota Denpasar turut serta
dengan prosedur yang ditetapkan oleh
berperan dalam pelaksanaan upaya hukum
intansi terkait. Selain itu juga mengkaji
terhadap pelanggaran yang terjadi pada
apakah aparatur dalam pelayanan izin
kasus IMB. Selanjutnya output yang
mendirikan bangunan di Kota Denpasar
diharapkan dalam penelitian ini adalah
sudah responsif dalam menanggapi semua
untuk mengetahui dan memberi gambaran
keluhan/komplain pengguna layanan
umum apakah BPPTSP&PM Kota
publik, karena hal ini merupakan aspek
Denpasar dan Dinas Tata Ruang dan
penting dalam akuntabilitas karena
Perumahan dalam memberikan pelayanan
menyangkut pertanggungjawaban aparatur
izin mendirikan bangunan di Kota
dalam melayani publik. Lebih jauh juga
Denpasar sudah mencerminkan
menjelaskan apakah ada hubungan dimensi
akuntabiliitasnya sebagai salah satu unsur
dalam ilmu administrasi publik terhadap
penting dalam good governance.
kebijakan-kebijakan, dan kinerja
METODE PENELITIAN mendalam terhadap masalah proses dan
makna dengan mendeskripsikan suatu
Jenis Penelitian masalah. Penelitian ini bersifat Deskriptif
Dalam penelitian ini penulis yaitu untuk menggambarkan kenyataan
menggunakan pendekatan kualitatif. dari kejadian yang diteliti (Sugiono,
Penelitian kualitatif bertujuan untuk 2011:11).
mengungkap informasi dan pemahaman
Lokasi dan Waktu Penelitian Fokus dari Penelitian ini adalah
Lokasi penelitian yang akan pada BPPTSP&PM Kota Denpasar dan
dilakukan oleh penulis berlokasi di Dinas Tata Ruang dan Perumahan Kota
Pemerintahan Kota Denpasar. Denpasar.
Sumber Data Data Primer yaitu sumber data
Sumber data yang digunakan dalam yang ditemukan di lokasi penelitian atau
penelitian ini antara lain: objek penelitian (Sugiyono, 2011:156).
Data Sekunder yaitu diperoleh
melalui beberapa majalah ilmiah, sumber
arsip dokumen pribadi, data on line, berkaitan dengan permasalahan pada
dokumen resmi buku dan jurnal yang penelitian ini (Sugiyono, 2011:156).
Informan Penelitian 2. Sekretaris BPPTSP&PM Kota
Yang menjadi informan data dalam Denpasar.
penelitian ini antara lain: 3. Kepala Sub Bagian Umum dan Staf.
1. Kepala BPPTSP&PM Kota Denpasar. 4.Pengguna Jasa Izin Mendirikan
Baungunan.
Teknik Pengumpulan Data Observasi meliputi pemusatan
Dalam pengumpulan data penulis perhatian terhadap suatu objek. Observasi
menggunakan teknik sebagai berikut: dilakukan pada lokasi penelitian dengan
Wawancara merupakan cara untuk mengidentifikasi dari permasalahan
memperoleh informasi dengan bertanya penelitian ini yaitu akuntabilitas
langsung dengan yang yang diwawancarai. penyelenggaraan pelayanan izin
mendirikan bangunan di Kota Denpasar.
Teknik Analisis Data dilakukan analisis model interaktif
Dalam penelitian ini teknik analisis (interactive of analysis) yang
data dilakukan pada saat pengumpulan dikembangkan oleh Miles dan Huberman
data berlangsung, data yang diperoleh akan (1992) yang terdiri dari tiga komponen
diorganisasikan dan diurutkan ke dalam analisis, yaitu :
pola, kategori dan satuan uraian dasar 1. Reduksi data
sehingga ditemukan uraian tentang 2. Sajian data
permasalahan yang diteliti. Data yang 3. Penarik kesimpulan
diperoleh dari teknik wawancara akan

HASIL DAN PEMBAHASAN


Analisis Hasil Temuan Pintu dan Penanaman Modal
(BPPTSP&PM) Kota Denpasar dalam
A. Akuntabilitas Pelayanan Publik
pelayanan Izin Mendirikan Bangunan
Pelaksanaan Pelayanan Izin
di Kota Denpasar seperti yang sudah
Mendirikan Bangunan Kota
dijelaskan pada bagian sebelumnya
Denpasar
bahwa dalam pelaksanaan dan seluruh
Terkait dengan pelaksanaan rangkaian kegiatan dalam pelayanan
penyelenggaraan perizinan pada Badan Izin Mendirikan Bangunan sudah
Pelayanan Perijinan Terpadu Satu diatur dalam Peraturan Walikota
Denpasar Nomor 53 Tahun 2007 Mendirikan Bangunan, meskipun telah
tentang Pelayanan Perijinan Pada sesuai prosedur namun pelaksanaan
Pemerintah Kota Denpasar pada pelayanan Izin Mendirikan Bangunan
dasarnya, Peraturan Walikota tersebut di BPPTSP&PM Kota Denpasar
telah mengatur standar pelayanan sangat tidak efisien dari segi waktu
sebagaimana Undang-Undang no 25 pengurusan dan penyelesaian izin, hal
tahun 2009 tentang Pelayanan Publik ini membuat para user cenderung
yang meliputi persyaratan prosedur menggunakan jasa “calo” untuk
pelayanan, waktu, biaya, sarana mempermudah .dan mempercepat
prasarana, dan lain lain, namun kepengurusan Izin Mendirikan
berdasarkan hasil observasi penulis ke Bangunan.
lapangan dan berdasarkan wawancara Berdasarkan hasil observasi dan
penulis kepada pemohon pengguna temuan di lokasi penelitian, yang
jasa, dalam realisasinya masih terdapat menyebabkan lamanya proses
banyak penyimpangan sehingga pelayanan Izin Mendirikan Bangunan
pemerintah yang dalam hal ini adalah berdasarkan hasil wawancara dengan
BPPTSP&PM Kota Denpasar belum user rata-rata lama saat berada pada
sepenuhnya memberikan pelayanan pemeriksaan berkas di advice
yang akuntabel kepada user/pemohon planning, petugas pemeriksa advice
pengguna jasa. planning tidak teliti dalam
Peraturan Walikota tersebut memberikan pelayanan, kekurangan
merupakan acuan dan pedoman dasar dan kelengkapan berkas pemohon
BPPTSP&PM Kota Denpasar dalam izin tidak sekaligus disampaikan
melaksanakan Pelayanan Publik kepada pemohon jasa Izin Mendirikan
khususnya pelayanan Izin Mendirikan Bangunan, jadi pemohon Izin
Bangunan. Menurut hasil wawancara, Mendirikan Bangunan harus
informan dalam hal ini adalah berulangkali mengurus legislasi ke
pemohon Izin Mendirikan Bangunan Kantor Kelurahan dan Kecamatan hal
mengatakan bahwa seluruh rangkaian ini disebabkan karena sangat
kegiatan sudah sesuai dengan terbatasnya Sumber Daya Manusia
Peraturan Walikota tersebut. Namun dalam pelaksanaan penyelenggaraan
dalam pelaksanaanya berdasarkan pelayanan perizinan Izin Mendirikan
wawancara dengan beberapa Bangunan. Selain itu yang
user/pemohon pengguna jasa Izin menyebabkan lamanya pelayanan
adalah gambar yang diberikan oleh dan tidak berbelit-belit dan
user/pemohon pengguna jasa tidak mempersulit kepada masyarakat
sesuai dengan kenyataan yang ada dan pengguna jasa meskipun persyaratan
berbagai persyaratan yang masih mereka tidak lengkap.
kurang, seperti revisi gambar planning Ketidaklengkapan berkas tidak hanya
rumah yang berulangkali. Dan petugas merupakan kesalahan dari masyarakat
sendiri tidak sekaligus mengatakan pengguna jasa, akan tetapi juga
salah dan kekurangan pada berkas merupakan kesalahan dari birokrasi
sehingga tidak hanya waktu tetapi yang kurang transparan dalam
juga biaya yang dikeluarkan oleh memberikan informasi kepada
pemohon Izin Mendirikan Bangunan masyarakat. Secara ideal, transparansi
menjadi membengkak sehingga itu diartikan sebagai keterbukaan,
user/pemohon pengguna jasa terpaksa mudah dan dapat diakses oleh semua
harus beberapa kali mendatangi pihak yang yang membutuhkan dan
Kantor BPPTSP&PM Kota Denpasar. disediakan secara memadai serta
Adanya penolakan pelayanan yang mudah dimengerti. Transparansi
terjadi di birokrasi pemerintahan merupakan hal yang vital dalam
dengan alasan berkas dokumen pelaksanaan pelayanan publik,
pengguna jasa yang dibawa tidak pelaksana pelayanan publik harus
lengkap dengan persyaratan pelayanan terbuka pada setiap tindakannya
yang telah ditentukan seringkali haruslah siap menerima kritikan
membuat pemohon pengguna jasa maupun masukan dari masyarakat dan
harus berulang kali mendatangi memberikan respon terhadap kritikan
Kantor BPPTSP&PM Kota Denpasar. tersebut, karena ini merupakan
Hal ini telah mencerminkan gagalnya aspirasi riil dari masyarakat, selain itu,
misi pemberian informasi secara keterbukaan sendiri sangatlah
akurat kepada masyarakat pengguna diperlukan untuk mengurangi
jasa oleh aparatur publik. timbulnya perilaku aparatur yang
Penyelenggaraan pelayanan publik dapat merugikan negara dan
yang akuntabel akan selalu berusaha masyarakat.
memberikan pelayanan yang terbaik
B. Pelayanan Pengaduan Komplain Izin Mendirikan Bangunan di
Aparatur Publik kepada BPPTSP&PM Kota Denpasar sudah
Masyarakat cukup responsif dalam memberikan
pelayanan Izin Mendirikan Bangunan.
Untuk menanggapi pengaduan dari
Keluhan dari masyarakat langsung
masyarakat, aparatur publik dalam hal
mendapatkan respon dari penyedia
ini adalah penyelenggaraan layanan
layanan jasa.

C. Hubungan antara Dimensi atau lembaga pemerintah maupun swasta,


Administrasi Publik terhadap dan adanya sarana yang digunakan oleh
kebijakan, kinerja dan sekelompok/lembaga dalam melaksanakan
manajemen penyelenggara tujuan yang hendak dicapai.
publik
Kaitanya dimensi tersebut dengan
Perihal dimensi Administrasi kebijakan, kinerja dan manajemen
Publik pada dasarnya kerap dibahas dalam pelayanan publik sebenarnya telah banyak
sub materi mengenai etika administrasi dibahas pada bagian sebelumnya, dimana
publik, secara aplikatif Admnistrasi publik seluruh rangkaian kebijakan yang disusun
diartikan sebagai serangkaian pekerjaan oleh Pemerintah Kota Denpasar terkait
terencana yang dilakukan oleh sekelompok Izin Mendirikan Bangunan adalah untuk
orang dalam bekerja sama untuk mencapai mencapai output yaitu efektifitas dan
tujuan yang efektif, efisien dan rasional efisiensi dalam pelayanan publik yang
atas dasar pemenuhan kepentingan- sesuai dengan konsep strategis good
kepentingan publik. governance dalam pelayanan publik.
misalnya kebijakan dalam Izin Mendirikan
Secara garis besar dimensi
Bangunan di BPPTSP&PM Kota Denpasar
administrasi publik terdiri atas dua garis
seperti dengan merealisasikan kebijakan
besar dimensi, yaitu dimensi karakteristik
Pemerintah Kota Denpasar dalam
yang menekankan pada efisiensi,
penyederhanaan perizinan dengan one stop
efektifitas dan rasional. Serta dimensi
service pelaksanaanya sendiri tentunya
unsur-unsur administrasi publik yang
perlu bersifat rasionalitas, sehingga setiap
terdiri dari yang menekankan pada adanya
hal yang dilakukan dalam melayani
tujuan atau sasaran yang ditentukan
kepetingan publik masih masuk akal,
sebelum melaksanakan suatu pekerjaan,
sesuai dengan norma dan aturan sehingga
adanya kerjasama baik kelompok orang
seluruh rangkaian pelayanan yang
dilakukan oleh aparatur publik dapat Pemerintah Kota Denpasar untuk
diterima dengan baik oleh publik. memberikan pelayanan yang prima kepada
masyarakat Pemerintah Kota Denpasar
Sedangkan dalam kaitannya
melalui Bagian Organisasi Sekretaris
dengan dimensi unsur-unsur administrasi
Daerah Kota Denpasar melaksanakan
publik yang terpengaruh langsung adalah
kerjasama dengan John Robert Powers
dari sisi kinerja dan manajemen aparatur
yang memberikan pendidikan dalam
publik. Dimana dalam memperlancar
peningkatan professionalisme aparatur
seluruh aktivitas pelayanan Izin
pemerintah. Kerjasama ini merupakan
Mendirikan Bangunan aparatur publik
salah satu upaya untuk meningkatkan
senantiasa bekerja sama dengan berbagai
professionalisme aparatur pelayanan
pihak termasuk user/pemohon pengguna
publik dalam memberikan layanan kepada
jasa dalam melaksanakan seluruh
masyarakat.
rangkaian pelayanan publik. Selain itu
D. Upaya Hukum atas kasus Izin Mendirikan Bangunan sehingga bersifat
Mendirikan Bangunan mengikat kepada masyarakat dan juga
memberikan kapasitas terhadap instansi
Suatu lembaga penegakan hukum
pelaksanaan dalam menjalankan tugas dan
merupakan salah satu lembaga yang vital
fungsi sesuai dengan bidang yang
dalam terlaksananya upaya penegakan
diberikan. Oleh karena itu secara
hukum karena lembaga inilah yang
konstitusional, dengan adanya peraturan
memiliki hak dan wewenang dalam
tersebut sangat mendukung dalam
penegakan yuridis setiap pelanggaran
pelaksanaan pelayanan kepada masyarakat,
hukum di indonesia baik yang bersifat
karena akan memberi arah dan sasaran
pidana maupun perdata. Lembaga hukum
yang jelas dalam mewujudkan kualitas
sendiri terdiri dari aparat penegak hukum
pelayanan yang baik.
yang ditugaskan untuk menyelesaikan
perkara hukum. Dalam kaitanya dengan Menurut hasil wawancara penulis
pelanggaran hukum pada Peraturan Daerah kepada narasumber Bapak A.A Gde Rai
Izin Mendirikan Bangunan sudah diatur Soryawan, SH, M.Si selaku BPPTSP&PM
dalam Peraturan Walikota Nomor 53 Kota Denpasar dalam pengawasan yang
Tahun 2007 tentang Pelayanan Perijinan berkaitan dengan tindakan hukum terhadap
Pada Pemerintahan Kota Denpasar ini pelaksanaan Izin Mendirikan Bangunan
merupakan legalitas formal yang dilaksanakan oleh Dinas Ketentraman dan
mendasari pelaksanaan pelayanan Izin Satuan Polisi Pamong Praja, hal ini sudah
diatur dalam Peraturan Walikota Denpasar sebagai penyelenggara pelayanan Izin
Nomor 53 Tahun 2007 BPPTSP&PM Kota Mendirikan Bangunan .
Denpasar hanya menjalankan tupoksi

PENUTUP dalam memberikan pelayanan. Hal ini


dapat dilihat dari pelayanan yang diberikan
Kesimpulan
oleh aparat birokrasi belum sepenuhnya
Surat Izin Mendirikan Bangunan berorientasi kepada pemohon/pengguna
adalah salah satu bentuk fungsi pengaturan jasa Izin Mendirikan Bangunan seperti
dan bersifat pengawasan yang dimiliki lamanya waktu layanan yang diberikan
oleh Pemerintah Kota Denpasar terhadap oleh aparat publik dan solusi yang
kegiatan Izin Mendirikan Bangunan yang diberikan petugas belum sepenuhnya
dilakukan oleh masyarakat. Pelayanan memberikan kemudahan kepada pengguna
yang diberikan oleh BPPTSP&PM Kota jasa.
Denpasar belum sepenuhnya akuntabel
Saran ketepatan informasi yang disampaikan
kepada masyarakat.
Adapun saran dari peneliti adalah
sebagai berikut: Agar lebih meningkatkan kualitas
Sumber Daya Manusia agar dapat
Aparatur birokrasi sebagai penyedia
tercapainya pelayanan yang efektif dan
layanan yang berorientasi kepada
efisien dalam mendukung terciptanya
masyarakat pengguna layanan harus lebih
Good Governance dalam pelayanan
memprioritaskan pengguna layanan publik
publik.
untuk memperbaiki citra aparatur birokrasi
yang kurang baik kepada masyarakat. Pemerintah Kota Denpasar agar
ebih banyak mengadakan sosialisasi
Komunikasi dalam pelayanan
kepada masyarakat, akan pentingnya
pembuatan Surat Izin Mendirikan
kepemilikan Surat Izin Mendirikan
Bangunan di BPPTSP&PM Kota Denpasar
Bangunan sebagai kekuatan hukum
harus lebih meningkatkan kejelasan dan
kepemilikan bangunan.

DAFTAR PUSTAKA
BUKU REFERENSI Siagian, Sondang, 2010. Administrasi
Agus Dwiyanto, 2006. “Mewujudkan Pembangunan Konsep, Dimensi, dan
Good Governance Melalui Pelayanan Strategi. Jakrta:
Publik”. Bumi Aksara
Yogyakarta: Gadjah Mada Lijan Poltak Sinambela, dkk, 2006.
University Press. Reformasi Pelayanan Publik Teori,
Raba, Manggaukan, 2006. Akuntabilitas Kebijakan, dan
Konsep dan Implementasi. Malang: UMM Implementasi. Jakarta: Bumi
Press. Aksara.
SANKRI, 2004. Landasan dan Pedoman
Pokok Penyelenggaraan dan
Pengembangan Sistem PERATURAN PERUNDANG-
Administrasi Negara. Jakarta: UNDANGAN
Lembaga Administrasi Negara. Keputusan Menteri PAN Nomor.
Widodo, Joko, 2010. Etika Birokrasi 26/KEP/M.PAN/6/2004 tentang Pedoman
dalam Pelayanan Publik, CV CITRA Umum
MALANG. Penyelenggaraan Pelayanan Publik.
Robert, 1996, Pelayanan publik, PT Keputusan Menteri PAN Nomor.
GRAMEDIA PUSTAKA UTAMA. 63/KEP/M.PAN/7/2003 tentang Pedoman
LAN RI dan BPKP, 2001. “Akuntabilitas Umum
dan Good Governance, Lembaga Penyelenggaraan Pelayanan Publik.
Administrasi Peraturan Daerah Kota Denpasar No. 6
Negara dan Badan Pengawasan Tahun 2001 tentang Tata Bangunan.
Keuangan dan Pembangunan”, Jakarta. Peraturan MENDAGRI Nomor 32 tahun
Miriam Budiarjo, “Menggapai Kedaulatan 2010 tentang Pedoman Pemberian Izin
Rakyat, Mizan”, Jakarta 1998. Mendirikan
Drs. H. Surjadi, M. Si. 2009. Bangunan.
“Pengembangan Kinerja Pelayanan Peraturan MENDAGRI Nomor 24 Tahun
Publik”, PT Refika 2006 tentang Pedoman Penyelenggaraan
Aditama, Bandung. Pelayanan Terpadu Satu Pintu.
Soesilo Zauhar, 1996. Reformasi SKRIPSI :
Administrasi Konsep, Dimensi, dan Andi Ni’mah Sulfiani, “Kualitas pelayanan
Strategi. Jakarta: Bumi Akta Kelahiran pada Dinas Kependudukan
Aksara. dan
Pencatatan Sipil Kabupaten Wejo” Ade Irma Suryani, SH., “Implementasi
(Skripsi; Universitas Hasanuddin Makasar, Penerbitan Ijin Mendirikan Bangunan
2012)” (IMB) dalam
Nurul Mukhilda, “(Akuntabilitas Perspektif Azas-Azas Umum
Pelayanan Publik di Kota Makasar” Pemerintahan yang baik di
(Skripsi; Universitas Kabupaten Sukamara” (Tesis;
Hasanuddin, 2013)” Universitas Diponegoro Semarang,
Muhammad Safitrah Arifin, “(Efektivitas 2008)”.
Pelayanan Publik di Kecamatan
Maritengngae WEBSITE :
Kabupaten Sidenreng Rappang)” www.denpasarkota.go.id
(Skripsi; Universitas Hasanuddin, 2012)” www.perijinan.denpasarkota.go.id
http://www.unrisd.org/80256B3C005BCC
TESIS : F9/%28httpPublications%29/5F280B19C6
Armunanto.Anang. “ Akuntabilitas 125F4380256B6600448FDB?OpenDocum
Pelayanan publik di kantor Kecamatan ent) di akses pada tanggal 13 Januari 2014
Purwodadi kabupaten Grobongan. pukul 10.28 WITA.
(Tesis; Universitas Diponegoro semarang, http://denpostnews.com/metro-
2005)” denpasar/di-balik-sulitnya-urus-imb-di-
http://eprints.undip.ac.id/14771/1/i denpasar.html di akses pada tanggal 13
mg-517091352.pdf. di akses pada Januari 2014 pukul 12.00 WITA.
tanggal 13 Oktober 2012. www.unrisd.org di akses pada tanggal 13
Januari 2014 pukul 14.30 WITA
http://bali.tribunnews.com

Anda mungkin juga menyukai