PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
dipandang sebagai upaya menjembatani jurang pemisah antara filsafat dengan
ilmu, sehingga ilmu tidak menganggap rendah pada filsafat, dan filsafat tidak
memandang ilmu sebagai suatu pemahaman atas alam secara dangkal.
2
B. Rumusan Masalah
1. Pengertian Ilmu pengetahuan
2. Hakikat Ilmu Pengetahuan
3. Ciri Ciri Ilmu Pengetahuan
4. Fungsi dan Tujuan Ilmu Pengetahuan
5. Struktur keilmuan
C. Tujuan Penulisan
1. Mampu mengetahui dan menjelaskan pengertian ilmu pengetahuan
2. Mengetahui hakikat ilmu pengetahuan
3. Untuk mengetahui ciri ciri ilmu pengetahuan
4. Untuk mengetahui dan menjabarkan fungsi dan tujuan ilmu pengetahuan
5. Untuk mengetahui struktur keilmuan
3
BAB II
PEMBAHASAN
Kata ilmu berasal dari bahasa Arab : ‘Alima, ya’lamu, ilman, yang
berarti : mengerti, memahami benar-benar. Dalam bahasa Inggris disebut
science (pengetahuan).
4
Objek dan Sudut Pandang Ilmu Pengetahuan, di dalam buku-buku ilmu
pengetahuan, objek dan sudut pandang itu telah memperoleh nama yang tetap.
Jadi, objek dibedakan atas objek material dan objek formal. Objek material
yaitu objek/ lapangan dilihat secara keseluruhan( manusia, hewan, alam, dan
sebagainya).sedangkan, objek formal yaituobjek/lapangan jika dipandang dari
suatu aspek tertentu saja. Selain terdapat objek dan sudut pandangnya terdapat
pula pembagiannya dalam ilmu pengetahuan. Pada zaman purba dan abad
pertengahan, pembagian ilmu pengetahuan berdasarkan “artis liberalis” atau
kesenian yang merdeka yang terbagi atas dua bagian, yaitu:
5
Ilmu menunjuk pada masing-masing bidang pengetahuan ilmiah yang
mempelajari pokok soal tertentu, ilmu berarti cabang ilmu khusus
Sedangkan jika dilihat dari segi maknanya The Liang Gie
mengemukakan tiga sudut pandang berkaitan dengan pemaknaan ilmu/ilmu
pengetahuan yaitu :
6
Dari pengertian di atas nampak bahwa Ilmu memang mengandung arti
pengetahuan, tapi bukan sembarang pengetahuan melainkan pengetahuan dengan ciri-
ciri khusus yaitu yang tersusun secara sistematis, dan untuk mencapai hal itu
diperlukan upaya mencari penjelasan atau keterangan, dalam hubungan ini Moh Hatta
menyatakan bahwa Pengetahuan yang didapat dengan jalan keterangan disebut Ilmu,
dengan kata lain ilmu adalah pengetahuan yang diperoleh melalui upaya mencari
keterangan atau penjelasan.
7
a. Ontologi adalah studi tentang arti ”ada” dan ”berada”, tentang ciri-ciri
essensial dari yang ada dalam dirinya sendiri, menurut bentuknya yang
paling abstrak.
b. Ontologi adalah cabang filsafat yang mempelajari tata dan struktur
realitas dalam arti seluas mungkin, dengan menggunakan kategori-
kategori seperti: ada atau menjadi, aktualitas atau potensialitas, nyata
atau penampakan, esensi atau eksistensi, kesmpurnaan, ruang dan
waktu, perubahan dan sebagainya.
c. Cabang filsafat yang mempelajari tentang status realitas apakah nyata
atau semu, apakah pikiran itu nyata, dan sebagainya.
d. Ontologi adalah filsafat wujud (Hasan Huwaidi)
e. Ontologi membicarakan mengenai hakekat terdalam dari segala
sesuatu (S. Suriasumantri)
f. Ontologi membicarakan tentang hakekat kenyataan dan hakekat yang
ada(Louis O. Kattsoft)
g. Ontologi berbicara mengenai yang ada tanpa menunjuk barang atau
benda yang kongkrit, sama dengan membicarakan yang tiada
(descartes)
b) Epistemologi; Hakikat Pribadi Ilmu Pengetahuan
8
understanding, reason, judgment, sensation, imagination, supposing,
guesting, learning, and forgetting”.
9
Dengan kepribadian empirik, ilmu pengetahuan memiliki
komitmen terhadap perubahan dan kemajuan, dan dengan kepribadian
rasional berari ilmu pengetahuan mempunyai daya pengukuran
terhadap perubahan dan kemajuan tersebut. Dengan kepribadian
monodualistik ini, berarti ilmu pengetahuan tidak melepaskan diri dari
landasan ontologi, dan dengan demikian sekaligus memberikan
landasan terhadap aspek etika. Kemudian, persoalan tentang hakikat
pribadi monodualistikilmu pengetahuan, tercermin dalam tiga teori
kebenaran epistimologis, yaitu teori koheren, teori koresponden, dan
teori pragmatik.
10
sensual, logik, ethik, dan yang trasenden. Sedangkan dalam tampilan
kualitatif akan muncul materealisme, idealisme, naturalisme.
11
4. Analitis (menguraikan persoalan menjadi bagian-bagian yang terinci)
5. Verifikatif (dapat diperiksa kebenarannya)
Disamping itu ilmu juga harus objektif dalam arti perasaan suka-tidak
suka, senang-tidak senang harus dihindari, kesimpulan atau penjelasan ilmiah
harus mengacu hanya pada fakta yang ada, sehingga setiap orang dapat
melihatnya secara sama pula tanpa melibatkan perasaan pribadi yang ada pada
saat itu. Analitis merupakan ciri ilmu lainnya, artinya bahwa penjelasan ilmiah
perlu terus mengurai masalah secara rinci sepanjang hal itu masih berkaitan
dengan dunia empiris, sedangkan verifikatif berarti bahwa ilmu atau
penjelasan ilmiah harus memberi kemungkinan untuk dilakukan pengujian di
lapangan sehingga kebenarannya bisa benar-benar memberi keyakinan.
Dari uraian di atas, nampak bahwa ilmu bisa dilihat dari dua sudut
peninjauan, yaitu ilmu sebagai produk/hasil, dan ilmu sebagai suatu proses.
Sebagai produk ilmu merupakan kumpulan pengetahuan yang tersistematisir
dan terorganisasikan secara logis, seperti jika kita mempelajari ilmu ekonomi,
sosiologi, biologi. Sedangkan ilmu sebagai proses adalah ilmu dilihat dari
upaya perolehannya melalui cara-cara tertentu, dalam hubungan ini ilmu
sebagai proses sering disebut metodologi dalam arti bagaimana cara-cara yang
mesti dilakukan untuk memperoleh suatu kesimpulan atau teori tertentu untuk
mendapatkan, memperkuat/menolak suatu teori dalam ilmu tertentu, dengan
12
demikian jika melihat ilmu sebagai proses, maka diperlukan upaya penelitian
untuk melihat fakta-fakta, konsep yang dapat membentuk suatu teori tertentu
13
umum yang melingkupi prilaku dari kejadian-kejadian empiris atau objek
empiris yang menjadi perhatiannya sehingga memberikan kemampuan
menghubungkan berbagai kejadian yang terpisah-pisah serta dapat secara tepat
memprediksi kejadian-kejadian masa datang, seperti dikemukakan oleh
Braithwaite dalam bukunya Scientific Explanation bahwa the function of
science… is to establish general laws covering the behaviour of the empirical
events or objects with which the science in question is concerned, and thereby
to enable us to connect together our knowledge of the separately known
events, and to make reliable predictions of events as yet unknown.
14
itu sendiri pada dasarnya merupakan suatu penjelasan tentang sesuatu
sehingga dapat diperoleh kefahaman, dan dengan kepahaman maka prediksi
kejadian dapat dilakukan dengan probabilitas yang cukup tinggi, asalkan teori
tersebut telah teruji kebenarannya
Yang dimaksud dengan Ilmu murni adalah ilmu tersebut hanya murni
bermanfaat untuk ilmu itu sendiri dan berorientasi pada teoritisasi, dalam arti
ilmu pengetahuan murni tersebut terutama bertujuan untuk membentuk dan
15
mengembangkan ilmu pengetahuan secara abstrak yakni untuk mempertinggi
mutunya.
Yang dimaksud dengan ilmu praktis adalah ilmu tersebut praktis langsung
dapat diterapkan kepada masyarakat karena ilmu itu sendiri bertujuan untuk
mempergunakan hal ikhwal ilmu pengetahuan tersebut dalam masyarakat
banyak.
3. Ilmu Campuran
Yang dimaksud dengan ilmu campuran dalam hal ini adalah sesuatu ilmu
yang selain termasuk ilmu murni juga merupakan ilmu terapan yang praktis
karena dapat dipergunakan dalam kehidupan masyarakat umum.
Ilmu teoritis rasional adalah ilmu yang memakai cara berpikir dengan
sangat dominan, deduktif dan mempergunakan silogisme, misalnya dogmatis
hukum
Ilmu empiris praktis adalah ilmu yang cara penganalisaannya induktif saja,
misalnya dalam pekerjaan social atau dalam mewujudkan kesejahteraan umum
dalam masyarakat.
Ilmu teoritis empiris adalah ilmu yang memakai cara gabungan berpikir,
induktif-deduktif atau sebaliknya deduktif-induktif.
16
Saat ini tampaknya sebagian besar para pakar membagi ilmu atas ilmu-
ilmu eksakta dan ilmu-ilmu hukum yang pada satu titik tertentu sangat sulit
dibedakan, namun pada titik yang lain sangat berbeda satu sama lain.
17
komunikasi, manajemen, akuntansi, perpustakaan, hubungan internasional dan
ilmu Negara (Inu Kencana Syafi’, 2004:143).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
18
Demikian makalah ini kami buat dengan harapan semoga makalah ini
bermanfaat dan menambah pengetahuan kita mengenai keilmuan. Makalah ini
juga terdapat kekurangan, baik dari segi penulisan maupun penyampaian,
maka kami selaku pemakalah mengharap saran dan kritik dari para pembaca
sekalian atas kekurangan dan kesalahan yang terdapat dalam penulisan
makalah ini.
19