Anda di halaman 1dari 10

TUGAS ILMU NEGARA

NAMA : MOH. RIFKIKAL


NIM : B011201197
KELAS :F

Bagaimana terjadinya negara indonesia?

Proklamasi Kemerdekaan Indonesia - Setelah ditandai dengan dibacakannya teks


proklamasi oleh Ir. Soekarno pada tanggal 17 Agustus 1945. Namun proklamasi itu
sendiri merupakan rangkaian peristiwa yang melatar belakangi terjadinya proklamasi
tersebut. Pada tanggal 29 April 1945 BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha Persiapan
Kemerdekaan Indonesia) atau dalam bahasa Jepang Dokuritsu Zyunbi Tyoosakai yang
didirikan oleh pemerintah Jepang yang beranggotakan 63 orang. Pada tanggal 06 Agustus
1945 sebuah bom atom meledak di kota Hiroshima dan Jepang. Pada saat itu, padahal
Jepang sedang menjajah Indonesia. Pada tanggal 07 Agustus 1945 BPUPKI kemudian
berganti menjadi PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia) atau dalam bahasa
Jepang disebut Dokuritsu Junbi inkai. Pada tanggal 09 Agustus 1945 bom atom kedua
kembali dijatuhkan di kota Nagasaki yang membuat negara Jepang menyerah kepada
Amerika Serikat. Momen ini dimanfaatkan Indonesia untuk memproklamasikan
kemerdekaannya. Pada tanggal 10 Agustus 1945 Sutan Syadir mendengar radio bahwa
Jepang telah menyerah pada sekutu, yang membuat para pejuang Indonesia semakin
mempersiapkan kemerdekaannya. Pada tanggal 15 Agustus 1945 Jepang benar – benar
menyerah pada sekutu. dan pada tanggal 16 Agustus 1945. Dini hari, para pemuda
membawa Soekarno beserta keluarga dan Hatta ke Rengas Dengklok dengan tujuan agar
Soekarno dan Hatta tidak terpengaruh oleh Jepang, Wikan dan Mr. Ahmad Soebarjo di
Jakarta menyetujui untuk memproklamasikan Kemerdekaan Indonesia. Oleh karena itu
diutuslah Yusuf Kunto menjemput Soekarno dan keluarga dan juga Hatta. Soekarno dan
Hatta kembali ke Jakarta awalnya ia dibawa ke rumah nishimura baru kemudian dibawa
kembali ke rumah Laksama muda maeda. Untuk membuat konsep kemerdekaan. Teks
proklamasipun disusun pada dini hari yang diketik oleh Sayuti Malik. Pada tanggal 17
Agustus 1945 Pagi hari di kediaman Soekarno, Jln. Pegangsaan Timur No. 56 teks
proklamasi dibacakan tepatnya pada pukul 10:00 WIB, dan dikibarkan Bendera Merah
Putih yang dijahit oleh Istri Soekarno, Fatmawati. Peristiwa tersebut disambut gembira
oleh oleh seluruh rakyat Indonesia. Pada tanggal 18 Agustus 1945 PPKI mengambil
keputusan, mengesahkan UUD 1945 dan terbentuknya NKRI( Negara Kesatuan Negara
Indonesia) serta terpilihnya Ir. Soekarno dan Moh. Hatta sebagai Presiden dan Wakil
Presiden Republik Indonesia. Adapun bunyi proklamasi sebagai berikut:

Pengesahan UUD 1945 dan Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden - PPKI mengadakan
sidang untuk pertama kalinya pada tanggal 18 Agustus 1945. Serta pada sidang tersebut
didapat keputusan bahwa UUD 1945 ditetapkan serta disahkan menjadi kontitusi Negara
Indonesia serta dipilihkan Presiden Indonesia beser wakilnya beserta wakilnya. Sidang
dari PPKI ini merupakan kelanjutan sidang BPUPKI pada tanggal 10-16 juli 1945 yang
mengulas persoalan rancangan undang-undang dasar. Berbagai pembetulan disepakati
oleh sidang, yaitu rumusan sila pertama pancasila yang sebalumnya disepakati merupakan
“ketuhanan serta keharusan menjalankan syariat-syariat islam bagi pemeliknya’’,di ubah
menjadi “ketuhanan yang maha esa’’. Tidak hanya itu, Bab III, pasal 6,UUD 1945yang
sebelumnya menyebutkan bahwa”presiden ialah orang Indonesia orisinil yang beragama
islam’’. Dalam sidang itu pularancangn undang-undang dasar ditetapkan serta disahkan
menjadi undang-undang dasar Negara yang kemudian dikenal sebagai undang-undang
dasar 1945.

Pada saat mengulas bab III rancangan UUD 1945, Otto iskandardinata menganjurkan
supaya sekaligus saja memilih presiden serta wakil presiden. Ia menganjurkan Soekarno
menjadi presiden, serta Moh Hatta sebagai wakil presiden. Laksana dayung bersambut,
usul dari Otto Iskandardinata langsung diterima dengan cara bulat serta disambut dengan
upacara menyanyikan lagu Indonesia Raya setidak sedikit dua kali. Dengan demikian,
kedua proklamator tersebut sejak tanggal 18 Agustus 1945 resmi menjadi presiden serta
wakil presiden Republik Indonesia yang pertama.[gs]

Pembentukan Departemen dan Pemerintahan Daerah - Sebagai Negara yang baru


merdeka Indonesia belum mempunyai pemimpin serta pemerintahan yang berdaulat, oleh
sebab itu diadakan sidang PPKI dalam upaya pembentukan pemerintahan, alat
kelengkapan, serta keamanan negara Indonesia.

Sidang tanggal 18 Agustus1945, menghasilkan keputusan sebagai berikut:


1. Mengesahkan serta menetapkan UUD RI yang dikenal dengan nama UUD 1945.
2. Memilih serta menetapkan Sukarno sebagai Presiden serta Mohammad Hatta sebagai
wakil presiden (secara aklamasi)
3. Pembentukan Komite Nasional untuk menolong pekerjaan presiden sebelum
terbentuknya MPR serta DPR.
Sidang tanggal 19 Agustus 1945, menetapkan tentang :
Pembagian wilayah Indonesia. Menetapkan wilayah Indonesia menjadi 8 provinsi dengan
2 daerah istimewa beserta gubernurnya, yaitu :
 Jawa Barat : Sutardjo Kartohadikusumo
 Jawa Tengah : R. Panji Soeroso
 Jawa Timur : R.A Soerjo
 Kalimantan : Ir. Mohammad Noor
 Sulawesi : Dr. Sam Ratulangi
 Maluku : Mr. J. Latuharhary
 Sunda Kecil : Mr. I Gusti Ketut Pudja
 Sumatera : Mr. Teuku Moh. Hasan
 Dua daerah istimewa yaitu Yogyakarta serta Surakarta
Pembentukan Dpartemen serta Kementrian. Pembentukan 12 Departemen serta 4
kementrian negara untuk menolong presiden.
 Departemen Dalam Negeri : Wiranata Kusumah
 Departemen Luar Negeri : Ahmad Subardjo
 Departemen Kehakiman : Dr. Soepomo
 Departemen Keuangan : A.A Maramis
 Departemen Kemakmuran : Ir. Surachman Tjokrodisuryo
 Departemen Pengajaran : Ki Hajar Dewantara
 Departemen Penerangan : Amir Syarifudin
 Departemen Sosial : Iwa Kusumasumantri
 Departemen Pertahanan : Supriyadi
 Departemen Kesehatan : Boentaran Martoatmodjo
 Departemen Perhubungan : Abikusno Tjokrosujoso
 Departemen Pekerjaan Umum : Abikusno Tjokrosujoso
 Menteri Negara : Wachid Hasyim
 Menteri Negara : R.M Sartono
 Menteri Negara : M. Amir
 Menteri Negara : R. Otto Iskandardinata
Sidang tanggal 22 Agustus 1945, PPKI membentuk tiga badan yaitu :
Pembentukan Komite Nasional Indonesia (KNI). Dibentuk komite nasional sebagai
penjelmaan tujuan serta impian bangsa Indonesia untuk menyelenggarakan kemerdekaan
yang didasarkan kedaulaan rakyat. Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP)
berkedudukan di Jakarta, sedangkan Komite Nasional Indonesia Daerah (KNID)
berkedudukan di ibukota propinsi. Tanggal 29 Agustus 1945, Presiden Sukarno melantik
135 anak buah KNIP di Gedung Kesenian Jakarta dengan ketua Kasman Singodimejo.

Pembentukan Partai Politik - Pada tanggal 22 Agustus 1945 PPKI bersidang untuk
yang ketiga kalinya serta menghasilkan keputusan antara lain pembentukan Partai
Nasional Indonesia, yang pada waktu itu dimaksudkan sebagai satu-satunya partai politik
di Indonesia (partai tunggal). Dalam perkembangannya timbul Maklumat tanggal 31
Agustus 1945 yang memutuskan bahwa gerakan serta persiapan Partai Nasional
Indonesia ditunda serta segala kegiatan dicurahkan ke dalam Komite Nasional.

Sejak saat itu, gagasan satu partai tak sempat dinasibkan lagi. Demi kelangsungan
kenasiban demokrasi, maka KNIP mengajukan usul terhadap pemerintah supaya rakyat
diberbagi peluang seluas-luasnya untuk mendirikan partai politik. Sebagai tasumsi atas
usul tersebut, maka pada tanggal 3 November 1945 pemerintah mengeluarkan maklumat
pemerintah yang pada intinya berisi memberbagi peluang terhadap rakyat untuk
mendirikan partai politik. Maklumat itu kemudian dikenal dengan Maklumat Pemerintah
tanggal 3 November 1945. Partai politik yang timbul seusai Maklumat Pemerintah
tanggal 3 November 1945 dikeluarkan antara lain
1. Masyumi,
2. Partai Komunis Indonesia,
3. Partai Buruh Indonesia,
4. Parkindo,
5. Partai Rakyat Jelata,
6. Partai Sosialis Indonesia,
7. Partai Rakyat Sosialis,
8. Partai Katolik,
9. Permai, serta
10. PNI.

Komite van aksi dan lahirnya badan-badan perjuangan - Seusai mendengar kabar
proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945, rakyat menyambut
dengan gembira dan penuh semangat untuk mempertahankannya. Faktor ini nampak dari
dukungan spontan terhadap proklamasi. Dukungan spontan ini umumnya berfungsi
mengusahakan secepatnya tegaknya negara Republik Indonesia.
Komite Van Aksi
Komite Van aksi adalah utusan Laskar perjuangan yang terdiri dari Angkatan Pemuda
Indonesia (API), Barisan Rakyat Indonesia (BARA), Barisan Buruh Indonesia (BBI), dan
lain-lain. Pada 2 September 1945 memberbagi dukungan terhadap negara kesatuan RI
dengan mengeluarkan suatu manifesto yang disebut “Suara Rakyat Nomor 1”.
Pernyataan Sri Sultan Hamengkubuwono IX
Di Yogyakarta, Sultan Hamengkubuwono IX menyebutkan “Negeri Ngayogyakarta
Hadiningrat” yang bersifat kerajaan, sebagai daerah istimewa dalam wilayah negara
Indonesia. Pernyataan Sri Sultan Hamengkubuwono IX dinyatakan pada tanggal 5
September 1945. Berikut kutipan pernyataan Sri Sultan Hamengkubuwono IX :
 Bahwa Negara Ngayogyakarta Hardiningrat yang bersifat kerajaan adalah daerah
istimewa dari negara Republik Indonesia.
 Sebagai kepala daerah, Sri Sultan HB IX memegang pemerintahan di wilayah
kesultanan Yogyakarta.
 Kesultanan Yogyakarta mempunyai hubungan langsung dengan pemerintah pusat RI
dan Sultan Yogyakarta bertanggung jawab atas negeri Yogyakarta langsung terhadap
presiden RI.
Pernyataan ini adalah keagungan jiwa dan pengorban Sultan Hamengkubuwono IX dalam
mendukung berdirinya Negara Republik Indonesia. Kemudian Presiden Republik
Indonesia, Soekarno dengan cara khusus mengirim utusan ke Yogyakarta untuk memberi
tau piagam pernyataan Pemerintah Republik Indonesia yang menyebutkan :

“Kami Presiden Republik Indonesia menyebutkan Ingkang Sinuwun Kanjeng Sultan


Hamengkubuwono Senopati Ing Ngalogo Abdurachman Sayidin Panotogomo
Khalifatullah Ingkang kaping IX ing Ngayogyakarta Hadiningrat, pada kedudukannya,
dengan kepercayaan bahwa Sri Paduka Kanjeng Sultan bakal mencurahkan segala
pikiran, tenaga, jiwa, dan raga untuk keselamatan daerah Yogyakarta sebagai tahap
Republik Indonesia.
Djakarta, 19 September 1945
Presiden Republik Indonesia.

Soekarno
Pernyataan Sultan dan Piagam Pemerintah RI inilah menjadi dokumen historis yang
menjadi dasar keistimewaan Propinsi Yogyakarta.

Perbuatan Heroik di Beberapa Daerah di Indonesia


Sejak dikumandangankan proklamasi kemerdekaan, bendera Merah Putih berkibar
dimana-mana. Di samping itu, pekik “Merdeka” menjadi salam nasional. Kondisi itu
menfotokan dukungan luas rakyat terhadap proklamasi kemerdekaan.
 Perbuatan Heroik Terhadap Jepang. Tindakan terhadap Jepang khususnya untuk
merebut dan melucuti senjata-senjata Jepang. Tujuan melucuti senjata Jepang :
a. Memperoleh senjata untuk modal perang.
b. Mencegah senjata Jepang supaya tak jatuh ke tangan sekutu.
c. Mencegah supaya senjata Jepang tak dipakai untuk membunuh rakyat.
 Pertempuran di Surabaya dan kurang lebihnya. Selama bulan September 1945, rakyat
dan BKR merebut senjata di gudang mesiu Don Bosco. Merebut kompleks
penyimpanan senjata dan pemancar radio di Embong, Malang. Dan pada tanggal 1
Oktober 1945, rakyat merebut Markas Kompetai (polisi rahasia) yang dianggap
lambing kekejaman Jepang.
 Pertempuran di Yogyakarta. Pada tanggal 26 September 1945, para pegawai
pemerintah dan perusahaan yang dikuasai Jepang mengadakan aksi mogok. Mereka
memaksa pihak Jepang untuk menyerahkan semua kantor terhadap pihak Indonesia.
Perbuatan itu diperkuat oleh Komite Nasional Indonesia daerah Yogyakarta yang
memkabarhukan berdirinya pemerintah RI di Yogyakarta. Pada tanggal 7 Oktober
1945, rakyat dan BKR merebut tangsi Otsukai Butai.
 Pertempuran Lima Hari di Semarang. Pertempuran Lima Hari di Semarang adalah
pertempuran besar yang terjadi seusai Jepang menyerah terhadap Sekutu. Pertempuran
ini terjadi pada tanggal 15 – 20 Oktober 1945. Pertempuran Lima Hari di Semarang
diawali dari momen kaburnya para tawanan bekas tentara Jepang yang bakal dijadikan
buruh pabrik di daerah Cepiring. Kaburnya tentara-tentara Jepang ke wilayah
Semarang ini memunculkan ketakutan pada diri rakyat Semarang. Apalagi kemudian
Jepang menguasai pusat persediaan air yang ada di daerah Candi. Kondisi terus
meresahkan rakyat saat tersiar desas-desus bahwa Jepang telah meracuni persediaan
air minum di daerah Candi. Untuk membuktikan desas-desus itu, Dr. Karyadi
memberanikan diri untuk mengecek air minum tersebut. Ketika sedang meperbuat
pemeriksaan, ia ditembak Jepang dan kemudia gugur. Momen ini memunculkan
amarah rakyat jadi berkobarlah pertempuran Lima Hari di Semarang. Dalam
pertempuran tersebut, setidak sedikit 2. 000 rakyat Semarang menjadi korban dan 100
orang Jepang tewas. Pertempuran ini sukses diakhiri seusai ceo TKR berunding
dengan pasukan Jepang. Usaha perdamaian tersebut akhirnya lebih dipercepat setalah
pasukan Sekutu (Inggris) mendarat di Semarang pada tanggal 20 Oktober 1945. Untuk
selanjutnya, pasukan Sekutu menawan dan melucuti senjata Jepang.
 Pertempuran di Kalimantan. Di Kalimantan dukungan Proklamasi Kemerdekaan
diperbuat dengan berdemokrasi, pengibaran Bendera Merah-Putih dan mengadakan
rapat-rapat. Pada 14 November 1945 dengan beraninya kurang lebih 8000 orang
berkumpul di komplek NICA dengan mengarak Bendera Merah-Putih.
 Pertempuran di Makassar. Para pemuda mendukung Gubernur Sulawesi, Dr. Sam
Ratulangi dengan merebut gedung-gedung Vital dari tangan polisi. Di Gorontalo para
pemuda sukses merebut senjata dari markas-markas Jepang pada 13 Sepember 1945.
Di Sumbawa di bulan Desember 1945, rakyat berusaha merebut markas-markas
Jepang. Pada 13 Desember 1945 dengan cara serentak para pemuda meperbuat agresi
terhadap Jepang.
 Pertempuran di Aceh. Di Aceh pada 6 Oktober 1945 para pemuda dan tokoh
masyarakat membentuk Angkatan Pemuda Indonesia (API). 6 hari kemudian Jepang
melarang berdirinya organisasi tersebut. Ceo pemuda menolak dan timbulah
pertempuran. Para pemuda mengambil alih kantor-kantor pemerintah Jepang, melucuti
senjatanya dan mengibarkan Bendera Merah-Putih.
 Pertempuran di Palembang. Di Palembang pada 8 Oktober 1945 Dr. A. K. Gani
memimpin rakyat mengadakan upacara pengibaran Bendera Merah-Putih. Perekutan
kekuasaan di Palembang diperbuat tanpa Insiden. Pihak Jepang berusaha menghindari
pertempuran.
 Pertempuran di Sumbawa. Di bulan Desember 1945, para pemuda Indonesia di
Sumbawa meperbuat aksi. Mereka meperbuat perebutan terhadap pos-pos militer
Jepang, yaitu terjadi di Gempe, Sape, dan Raba.

Perbuatan Heroik Terhadap Sekutu


 Momen bendera di Surabaya. Pada tanggal 19 September 1945, terjadi insiden
bendera di hotel Yamato, yaitu momen penyobekan bendera Belanda merah putih
biru, menjadi bendera merah putih. Momen itu disebut Insiden Bendera alias Insiden
Tunjungan. Lalu, saat terbunuhnya Jenderal Mallaby pada tanggal 28 Oktober 1945,
pihak sekutu menuduh para pemuda Indonesia yang menuduhnya. Inggris
mengeluarkan ultimatum supaya pemuda Indonesia yang merasa membunuh
menyerahkan diri hingga batas waktu tanggal 10 November 1945. Sebab ultimatum
tak ditanggapi maka terjadi pertempuran antar Sekutu dengan Arek-arek Surabaya
yang dipimpin Bung Tomo, Sungkono dan Gubernur Suryo untuk mempertahankan
Surabaya dari gempuran sekutu hampir satu bulan lamanya. Akhirnya, tanggal 10
November dijadikan sebagai Hari Pahlawan.
 Momen Bandung Lautan Api. Pertempuran ini terjadi pada tanggal 10 Oktober 1945
di kota Bandung, dikarenakan oleh adanya tuntutan sekutu supaya para pemuda
menyerahkan senjata dan meninggalkan kota Bandung paling lambat 29 November
1945. Pasukan TRI akhirnya menyerbu Sekutu dan membumi hanguskan kota
Bandung Selatan. Tokoh dalam Bandung Lautan Api diantaranya : Kol. A. H.
Nasution, Kol. Hidayat, Moh. Toha, dan Aruji Kartawinata.
 Momen Medan Area. Tentara yang dipimpin oleh Jenderal Ted Kelly mendarat di
Medan dan nyatanya diboncengi oleh tentara NICA yang dipimpin oleh Kapten
Westerling. Mereka menuntut para pemuda menyerahkan senjatanya, tetapi tak
dipenuhi jadi terjadi pertempuran pada tanggal 13 Oktober 1945.
 Pertempuran Lima Hari di Semarang. Pertempuran Lima Hari di Semarang adalah
pertempuran besar yang terjadi seusai Jepang menyerah terhadap Sekutu. Pertempuran
ini terjadi pada tanggal 15 – 20 Oktober 1945. Pertempuran Lima Hari di Semarang
diawali dari momen kaburnya para tawanan bekas tentara Jepang yang bakal dijadikan
buruh pabrik di daerah Cepiring. Kaburnya tentara-tentara Jepang ke wilayah
Semarang ini memunculkan ketakutan pada diri rakyat Semarang. Apalagi kemudian
Jepang menguasai pusat persediaan air yang ada di daerah Candi. Kondisi terus
meresahkan rakyat saat tersiar desas-desus bahwa Jepang telah meracuni persediaan
air minum di daerah Candi. Untuk membuktikan desas-desus itu, Dr. Karyadi
memberanikan diri untuk mengecek air minum tersebut. Ketika sedang meperbuat
pemeriksaan, ia ditembak Jepang dan kemudia gugur. Momen ini memunculkan
amarah rakyat jadi berkobarlah pertempuran Lima Hari di Semarang. Dalam
pertempuran tersebut, setidak sedikit 2. 000 rakyat Semarang menjadi korban dan 100
orang Jepang tewas. Pertempuran ini sukses diakhiri seusai ceo TKR berunding
dengan pasukan Jepang. Usaha perdamaian tersebut akhirnya lebih dipercepat setalah
pasukan Sekutu (Inggris) mendarat di Semarang pada tanggal 20 Oktober 1945. Untuk
selanjutnya, pasukan Sekutu menawan dan melucuti senjata Jepang.
 Momen Palagan Ambarawa. Pertempuran ini terjadi tanggal 21 November hingga 15
Desember 1945. Pertempuran terjadi antara TKR dengan Belanda dan Sekutu.
Pertempuran bermula ketika tentara Sekutu dengan cara sepihak membebaskan orang-
orang Belanda yang ditahan di Magelang dan Ambarawa. Seusai mendapat bantuan
dari Devisi V ceo Kolonel Soedirman, pasukan Sekutu bisa dipukul mundur. Untuk
mengenang pertempuran ini, didirikan monument dan museum Palagan Ambarawa.
 Pertempuran Margadana di Bali. Pertempuran ini terjadi di desa Margadana pada
tanggal 18 November 1946 yang dipimpin oleh I Gusti Ngura Rai dengan pasukannya
Ciung Wanara. Momen ini terjadi sebab menentang pembentukan NIT. Dalam
pertempuran ini, I Gusti Ngurah Rai mengadakan perlawanan habis-habisan jadi
disebut dengan Perang Puputan.
 Pertempuran di Biak. Rakyat Irian (Papua Barat) di beberapa kota di semacam
Jayapura, Sorong, Serui, dan Biak member sambutan hangat dan mendukung
proklamasi kemerdekaan Indonesia. Pada tanggal 14 Maret 1948, terjadi pertempuran
antara rakyat Biak dengan tentara NICA. Momen ini diawali dari agresi tangsi militer
Belanda di Sosido dan Biak yang diperbuat oleh rakyat. Para pemuda yang dipimpin
Joseph berusaha mengibarkan bendera merah putih di seluruh Biak. Serangan itu
gagal dan dua orang pemimpinnya dihukum mati, sedangkan yang lainnya dihukum
seumur nasib.

Sejarah Lahirnya TNI - Pemerintah Indonesia yang baru merdeka dengan sengaja
segera membentuk tentara nasional dengan pertimbangan politik yaitu pembentukan
tentara nasional pada saat itu bakal mengajak kecurigaaan serta bakal memunculkan
pukulan perpaduan tentara Sekutu serta Jepang. Menurut perdiksi bahwa kekuatan
nasional belum sanggup menghadapi pukulan tersebut. Oleh sebab itu, pemerintah hanya
membentuk Badan Keamanan Rakyat (BKR), yang bermanfaat sebagai penjaga
keamanan umum pada masing-masing daerah. Badan-badan perjuangan bernaung
dibawah Komite Van Aksi, antara lain Angkatan Pemuda Indonesia (API), Barisan
Rakyat Indonesia (BARA), serta Barisan Buruh Indonesia (BBI),. Badan-badan
perjuangan kemudian dibentuk diseluruh Indonesia, semacam Barisan Banteng Kebaktian
Rakyat Indonesia Sulawesi (KRIS), Pemuda Indonesia Maluku (PIM), Hisbullah
Sabilllah, Pemuda Sosialis Indonesia (Pesindo, Barisan Pemberontakan Rakyat Indonesia
(BPRI), Barisan Pemuda Indonesia (BPI), serta Pemuda Republik Indonesia (PRI).

Sidang PPKI tanggal 22 Agustus sukses membentuk Badan Keamanan Rakyat (BKR)
serta diumumkan oleh presiden pada tanggal 23 Agustus 1945. dengan pemimpin BKR
pusat sebagai berikut :
 Ketua umum : Kaprawi
 Ketua I : Sutalaksana
 Ketua II : Latief Hendraningrat
 Anggota : Arifin Abdurahman, Mahmud serta Zulkifli Lubis
Pada tanggal 16 September 1945 South East Asian Comand (SEAC) adalah angkatan
perang Inggris mendarat di Jakrta serta meperbuat tekanan terhadap Jepang untuk masih
mempertahankan status quo. Faktor itu memunculkan keberanian serdadu Jepang untuk
mempertahankan diri terhadap pemuda Indonesia yang sedang melucuti senjata. Pada
tanggal 29 September 1945 datang lagi tentara Sekutu yang tergabung dalam Alied
Forces Netherlands East Indies (AFNEI) dengan mengangkat pasukan NICA
(Netherlands Indies Civil Administration). Faktor ini menimbulakan perlawanan sengit
dari para pemuda Indonesia terhadap sedadu NICA serta sekutu pada umumnya.
Pemerintah terbuktigil pensiunan Mayor KNIL Urip Sumoharjo ke Jakarta serta dberi
tugas membentuk tentara kebangasaan Indonesia. Melewati Maklumat Pemerintah
tanggal 5 Oktober 1945 terbentuklah Tentara Keamanan Rakyat (TKR). Dengan
Maklumat Pemerintah Tanggal 6 Oktober 1945, Supriyadi, pemimpin perlawanan Peta di
Blitar (Febuari 1945), diangkat sebagai Menteri Keamanan Rakyat. Sebab Supriyadi tak
memenuhi panggilan serta tak terdengar berita beritanya, pada tanggal 20 Oktober 1945,
pemerintah kembali memberitahukan para pejabat pemimpin di lingkungan Kementerian
Keamanan Rakyat antara lain Menteri Keamanan Rakyat ad interim, Muhammmad
Suroadikusumo, pemimpin paling atas Tentara Keamanan Rakyat, Supriyadi, serta
sebagai kepala staf Umum Tentara Keamanan Rakyat adalah Urip Sumoharjo.

Dalam Konferensi TKR yang diselenggarakan di Yogyakarta pada tanggal 12 November


1945, Kolonel Sudirman, Panglima Divisi V Banyumas dipilih menjadi pemimpin paling
atas TKR sedangkan kepal staf dipilih Urip Sumoharjo. Pelantikan Kolonel Sudirman
dalam jabatan tersebut baru terlaksana seusai berakhir pertempuran di Ambarawa. Untuk
menghapus kesimpangsiuran, Markas Besar TKR pada tanggal 6 Desember 1945
mengeluarkan sebuah maklumat. Isi maklumat ini menyebutkan bahwa disamping tentara
resmi (TKR) diperbolehkan adanya lascar-laskar sebab hak serta keharusan
mempertahankan negara bukanlah monopoli tentara. Pada tanggal 18 Desember 1945
pemerintah melantik Kolonel Sudirman sebagai Panglima Besar TKR dengan pelantikan
Jenderal. Sebagai kepala Staf TKR dilantik Urip Sumoharjo dengan pangkat letnan
Jenderal. Tugas mutlak panglima Besar TKR adalah meninjau kembali struktur
organisasi, struktur kerja, serta landasan perjuangan TKR agar diadakan penyempurnaan
lebih lanjut. Untuk itu, diadakan rapat dengan para panglima divisi. Hasil rapat ceo pada
tanggal 1 Januari 1946 menyebabkan pemerintah merubah nama Tentara Keamanan
Rakyat menjadi Tentara Keselamatan Rakyat, Kementerian Keamanan Rakyat menjadi
Kementerian Pertahanan. Belum hingga sebulan dikeluarkan lagi Maklumat Pemerintah
Tanggal 23 Januari 1945 untuk mengganti nam Tentara Keselamatan Rakyat dengan
nama Tentara Republik Indonesia (TRI).

Tanggal 19 Juli 1946 terbentuklah Angkatan Laut Republik Indonesia disingkat ALRI.
Selanjutnya, pada tanggal 9 April 1946 TRI tahap perhubungan udara diganti nam serta
strukturnya menjadi Tentara Republik Indonesia Angkatan Udar alias dikenal dengan
nama Angkatan Udara Republik Indonesia di singkatat AURI. Pada tanggal 5 Mei 1947
presiden mengeluarkan dekrit guna membentuk Panitia Pembentukan Organisasi Tentara
Nasional Indonesia dengan beranggotakan 21 orang dari ceo berbagai lascar yang paling
berpengaruh kuat. Panitia itu dipimpin Presiden Sukarno sendiri. Pada tanggal 7 Juni
1947 keluar sebuah Penetapan Presiden yang membentuk sebuahorganisasi tentara yang
bernama Tentara Nasional Indonesia (TNI) sebagai penyempurna TRI. Didalam
penetapan itu, antara lain diputuskan bahwa mulai tanggal 3 juni 1947 dengan cara resmi
Tentara Nasional Indonesia dengan segenap anak buah angkatan perang yang ada sebagai
inti kekuatannya. Tidak hanya itu, anak buah lascar bersenjata, baik yang telah maupun
yang belum bergabung dalam biro perjuangan dimasukan serentak dalam Tentara
Nasional Indonesia, dengan Kepal a Pucuk Pemimpin, Panglima Besar Jenderal
Soedirman.

Anda mungkin juga menyukai