Anda di halaman 1dari 17

BAB II

DESKRIPSI PROSES

II.1. Spesifikasi bahan baku dan produk

II.1.1. Spesifikasi bahan baku

1. Metana

- Rumus molekul : CH4

- Berat molekul : 17 g/mol

- Fase : gas

- Titik beku (1 atm) : 90,82 K

- Titik didih ( 1 atm) : 113,15K

- Temperatur kritis : 190,73 K

- Densitas (113,15 K) : 0,435 kg/m3

- Kemurnian : min99% mol

- Impuritas : C2H6 dan C3H8 1% mol

(PT. Badak NGL)


2. Klorin

- Rumus molekul : Cl2

- Berat molekul : 70,91 g/mol

- Fase : gas

- Titik didih (1 atm) : 238,85 K

- Titik beku (1 atm) : 171,55 K

- Densitas (273,15 K) : 3,213 g/cm3

- Kemurnian : min 98% vol

- Impuritas : HCl 2% vol

(PT. Assahimas)

II.1.2. Spesifikasi produk

1. Metil klorida Sifat fisis

- Rumus molekul : CH3Cl

- Berat molekul : 50,487 g/mol

- Fase : cair

- Densitas (25oC) : 0,913 g/cm3

- Titik didih (1atm) : 250,15 K

- Titik beku (1atm) : 177,15 K


- Kemurnian : min 99,95% berat

- Impuritas : CH2Cl2

(www.c-f-c.com)

2. Metilen klorida Sifat fisis

- Rumus molekul : CH2Cl2

- Berat molekul : 84,933 g/mol

- Fase : cair

- Densitas (25oC) : 2,93 kg/m3

- Titik didih (1atm) : 313,25 K

- Titik leleh (1atm) : 176,45 K

- Kemurnian : min 99,9% berat

- Impuritas : CH3Cl, CHCl3

(www.c-f-c.com)

3. Kloroform Sifat fisis

- Rumus molekul : CHCl3

- Berat molekul : 119,378 g/mol

- Fase : cair
- Densitas (25oC) : 1,48 g/cm3

- Titik didih (1atm) : 334,48 K

- Titik beku (1atm) : 209,78 K

- Kemurnian : 99,9% berat

- Impuritas : CH2Cl2, CCl4

(www.c-f-c.com)

4. Karbon tetraklorida Sifat fisis

- Rumus molekul : CCl4

- Berat molekul : 153,821 g/mol

- Fase : cair

- Densitas (25oC) : 1,583 g/cm3

- Titik didih (1atm) : 349,94 K

- Titik beku (1atm) : 250,48 K

- Kemurnian : min 99,95% berat

- Impuritas : CHCl3

(www.c-f-c.com)
5. Asam klorida Sifat fisis

- Rumus molekul : HCl

- Berat molekul : 36,46 g/mol

- Fase : cair

- Densitas (25oC) : 1,189 g/cm3

- Titik didih (1atm) : 321,15 K

- Titik leleh (1atm) : 245,83 K

- Kemurnian : min 35% berat

(www.c-f-c.com)

II.2. Konsep Proses

II.2.1. Dasar Reaksi

Reaksi antara metil klorida dengan klorin merupakan reaksi seri-

multistep dan berlangsung secara eksotermis irreversible.

Reaksinya sebagai berikut :


CH4 + Cl2 CH3Cl + HCl

CH3Cl + Cl2 CH2Cl2 + HCl

CH2Cl2 + Cl2 CHCl3 + HCl

CHCl3 + Cl2 CCl4 + HCl

Reaktan dengan perbandingan metana : klorin adalah 1,7 : 1

dipanaskan sampai suhu 300oC dan tekanan 3 atm dimana pada suhu

tersebut klorin akan mengalami disosiasi dan mulai terjadi reaksi

termoklorinasi terhadap metil klorida. Di dalam multi tube plug flow

reactor, suhu dipertahankan pada kisaran 275oC 450oC. Bila reaksi

berlangsung di atas suhu tersebut, maka akan terjadi pirolisis terhadap

klorometana membentuk karbon bebas, sedangkan klorin dan

hidrogen membentuk asam klorida (Mc. Ketta, 1979).

II.1.1. Mekanisme Reaksi

Mekanisme reaksi yang terjadi pada proses klorinasi terhadap

metana atau klorometana adalah free-radical substitutions dan terjadi

melalui 3 tahap yaitu inisiasi, propagasi dan terminasi.

a. Inisiasi

Inisiasi adalah proses menghasilkan spesies radikal. Dalam

tahap ini radikal klorin dengan pemanasan pada suhu tinggi sehingga

dapat memecah ikatan antar atom klorin. Radikal klorin kemudian

bereaksi dengan metil klorida menghasilkan radikal metil klorida.


Cl2 2Cl-

Cl- + CH4 HCl + CH3-

b. Propagasi

Pada tahap ini radikal metil klorida bereaksi dengan klorin

menghasilkan klorometana dan radikal klorin. Radikal ini kemudian

bereaksi dengan metana dan juga produk klorometana menghasilkan

radikal klorometana yang lain.

CH3- + Cl2 CH3Cl + Cl-

Cl- + CH3Cl HCl + CH2Cl-

CH2Cl- + Cl2 CH2Cl2 + Cl-

Cl- + CH2Cl2 HCl + CHCl2-

CHCl2- + Cl2 CHCl3 + Cl-

Cl- + CHCl3 HCl + CCl -

CCl - + Cl CCl + Cl-

c. Terminasi

Tahap ini terjadi apabila dua radikal bereaksi baik dengan

radikal yang

sama ataupun dengan radikal yang berbeda.

Cl- + Cl- Cl2

Cl- + CH2Cl- CH2Cl2


II.2.4. Tinjauan Kinetika

Reaksi yang terjadi adalah reaksi seri-multistep dan berjalan

cepat.

CH4 + Cl2 CH3Cl + HCl

CH3Cl + Cl2 CH2Cl2 + HCl

CH2Cl2 + Cl2 CHCl3 + HCl

CHCl3 + Cl2 CCl4 + HCl

Dari figure 15 Mc Ketta, diketahui satuan konstanta kecepatan

reaksi tersebut (detik-1), maka reaksi tersebut mempunyai orde satu.

Kecepatan reaksi klorin adalah :

-rk=k1.Ck1 + k2.Ck2 +k3.Ck3+ k4.Ck4

Gambar I.1 Grafik Kecepatan Reaksi Klorinasi Metana


Konstanta kecepatan reaksi masing-masing diketahui dari figur 15
Mc.Ketta dan dapat dibuat persamaan sesuai hukum Arhenius :
k1 = 3,076 x 106 exp (-10789/T) , /s

k2 = 8,853 x 106 exp (-10878/T) , /s

k3 = 1,776 x 106 exp (-10266/T) , /s

k4 = 1,211 x 106 exp (-10784/T) , /s

(Mc. Ketta vol.8, 1979)

II.2.4 Tinjauan Termodinamika


Jika ditinjau dari segi termodinamika, harga 0 masing-masing
komponen pada suhu 298 K dapat dilihat pada tabelII.1 sebagai
berikut :

(Smith, 1987)

Tabel II. 1 Harga ∆Gf0 masing-masing komponen

Komponen Harga ∆Gf0 (KJ/mol)


HCl -95,33
Cl2 0
CH4 -50,87
CH3Cl -62,93
CH2Cl2 -68,91
CHCl3 -68,52
CCl4 -58,28

(Carl L., Yaws, 1999)


CH4 + Cl2 CH3Cl + HCl ∆G0 = -107,39 kJ/mol

CH3Cl + Cl2 CH2Cl2 + HCl ∆G0 = -101,31 kJ/mol

CH2Cl2 + Cl2 CHCl3 + HCl ∆G0 = -94,94 kJ/mol

CHCl3 + Cl2 CCl4 + HCl ∆G0 = -85,09 kJ/mol

∆Gf0 total = -388,730 kJ/mol = -388730 J/mol

K298 = 1,382 x 1068

Suhu reaksi, T = 573,15 K.

K = 8,52 x 1034

Harga konstanta kesetimbangan reaksi (K) termasuk besar sehingga

reaksi dianggap berjalan searah / irreversible.

Untuk menentukan apakah reaksi bersifat eksotermis atau endotermis,

dapat di tentukan dari ∆Hf.


Tabel II. 2 Harga ∆Hf0 masing-masing komponen
Komponen Harga ∆Hf0 (KJ/mol)
HCl -92,36
Cl2 0
CH4 -74,86
CH3Cl -86,37
CH2Cl2 -95,46
CHCl3 -101,32
CCl4 -100,48

(Carl.L. Yaws, 1999)

0
CH4 + Cl2 CH3Cl + HCl r = -103,39 kJ/mol
0
CH3Cl + Cl2 CH2Cl2 + HCl r = -101,45 kJ/mol
0
CH2Cl2 + Cl2 CHCl3 + HCl r = -98,22 kJ/mol
0
CHCl3 + Cl2 CCl4 + HCl r = -91,52 kJ/mol

H r0 total = -395,06 kJ/mol = -395060 J/mol

Reaksi diatas bersifat eksotermis karena harga ∆Hf negatif.

II.2.3. Kondisi Operasi

Kondisi operasi pada perancangan pabrik metil klorida

ini adalah sebagai berikut :

Tekanan : 3 atm

(Keyes, 1961)

Temperatur reaktan : 300oC

Temperatur reaksi : 275oC -450oC

Cl2 : CH4: 1 : 1,7 (perbandingan mol)

Konversi metana : 36 % mol

Selektivitas metil klorida terhadap metana : 56%


Selektivitas metilen klorida terhadap metana : 35%

Selektivitas kloroform terhadap metana : 8%

Selektivitas karbon tetraklorida terhadap metana : 1%

II.2.4. Langkah proses

Secara umum proses pembuatan metil klorida dengan klorinasi metana

dapat dibagi menjadi 3 tahap yaitu :

a. Penyiapan bahan baku

b. Reaksi pembentukan metil klorida

c. Pemurnian produk

Penjabaran dan uraian tiap tahap adalah sebagai berikut :

1. Penyimpanan bahan baku

a. metana

Metana dari tangki penyimpan dengan suhu

-146,3oC dan tekanan 3 atm dicampur dengan arus atas

separator 2 (SP-02) dengan suhu 7,86 oC ta suhunya

menjadi 3,63 oC. Setelah itu dipanaskan dalam HE-02

dengan pemanasnya adalah Dowtherm A keluar HE-01

sehingga suhunya menjadi 300oC sebagai umpan reaktor.

b. Klorin

Klorin dari tangki penyimpan (T-01) pada suhu

30oC dan tekanan 9,2 atm dicampur dengan arus bawah

separator (SP-01) kemudian divalve untuk menurunkan


tekanannya menjadi 3 atm. Setelah divalve, klorin akan

menguap sebagian. Fase uap dan cair klorin dipisahkan

dalam SP-01, arus atas yang berupa uap klorin yang

bersuhu -5,77oC dipakai untuk mengkondensasi hasil atas

MD-01, MD-02, MD-03 di dalam kondensor (CD-01, CD-

02, CD-03) sehinggacosmuhmuit tkolourisner menjadi

36,74oC. Gas klorin kemudian dipanaskan dalam HE-01

dengan pemanasnya adalah Dowtherm A keluar reaktor

sehingga suhunya menjadi 300oC kemudian diumpankan

ke reaktor.

2. Reaksi pembentukan metil klorida

Reaksi pembentukan metil klorida dilakukan dalam reaktor

jenis plug flow multi tube. Gas klorin yang sudah aktif

direaksikan dengan gas metana dan recycle dengan

perbandingan mol metana : klorin yaitu 1,7 : 1 dan kecepatan

alir tertentu. Suhu di dalam reaktor akan naik karena reaksi

bersifat eksotermis, maka untuk menjaga agar suhu tidak

melebihi 450oC dialirkan pendingin berupa cairan Dowtherm

A. Konversi metana sebesar 36% mol, selektivitas metil klorida

terhadap metana sebesar 56%, selektivitas metilen klorida

sebesar 35%, selektivitas kloroform 8% dan selektivitas karbon

tetraklorida sebesar 1%. Hasil reaksi berupa produk utama metil


klorida dan produk lainnya berupa metilen klorida, kloroform,

karbon 2. dan hidrogen klorida, sedangkan gas klorin habis

bereaksi. Suhu gas keluar reaktor dan pendingin tinggi, maka

panas keduanya dimanfaatkan memanaskan arus lain.

3. Pemurnian produk

Gas produk keluar reaktor digunakan untuk pemanas pada

reboiler (RB-01) sehingga suhu gas keluar reaktor turun dari

418,34oC menjadi 293,76oC. Kemudian campuran gas ini

digunakan untuk pemanas lagi pada RB-02 hingga suhu gas

keluar reaktor menjadi 286,02oC. Selanjutnya digunakan lagi

sebagai pemanas untuk RB-03 sehingga suhunya menjadi

136,78oC. Gas produk dari reaktor diturunkan suhunya menjadi

80oC di dalam HE-08 dan didinginkan lagi di dalam HE-04

hingga suhunya menjadi 20,75oC, kemudian dimasukkan ke

absorber (AB) untuk dipisahkan HCl-nya. HCl diserap dengan

air dari unit utilitas menjadi asam klorida 35% yang kemudian

disimpan dalam tangki (T-07). Gas hasil atas absorber masih

mengandung sisa HCl sehingga dialirkan ke neutralizer (N)

untuk dihilangkan sisa HCl dengan menggunakan NaOH dari

unit utilitas. NaCl hasil reaksi disimpan dalam tangki (T-08)

dan gas hasil atas menuju separator 2 (SP-02) untuk

memisahkan klorometan dengan metananya. Gas hasil atas


neutralizer dialirkan ke kompresor (C-01) untuk menaikkan

tekanannya dari 3 atm menjadi 17 atm, kemudian didinginkan

pada HE-03 dengan pemanas arus bawah SP-02. Arus atas SP-

02 yang berupa metana dan sedikit klorometana direcycle

dengan umpan metana. Arus bawah SP-02 menuju kolom

distilasi untuk memurnikan metil klorida dari produk

klorometana yang lainnya. Kolom destilasi (MD-01)beroperasi

pada tekanan 4 atm bertujuan untuk memisahkan metil klorida

dengan produk klorometana lainnya. Metil klorida keluar

sebagai hasil atas kemudian disimpan dalam tangki penyimpan

(T-03) pada suhu 30oC dan tekanan 6,2 atm. Sedangkan hasil

bawah berupa campuran klorometana dimasukkan ke dalam

kolom destilasi (MD-02) berfungsi untuk mengambil produk

utama. Pada MD-02 produk atas adalah metilen klorida yang

kemudian dikirim ke tangki penyimpanan (T-04) sedang

produk bawah campuran CHCl3 dan CCl4. Hasil bawah tersebut

lalu dipisahkan di kolom destilasi (MD-03), sebagai produk

atas adalah CHCl3 untuk disimpan di tangki penyimpanan (T-

05) dan produk bawah adalah CCl4 disimpan di tangki

penyimpan (T-06).

II.2.5. Diagram alir proses

Diagram alir proses

II.2.6. Neraca massa dan panas


Neraca massa

Neraca panas

II.2.7. Lay Out Pabrik

Tata letak pabrik merupakan tempat kedudukan keseluruhan bagian

yang ada dalam pabrik meliputi tempat perkantoran (office), tempat

peralatan proses, tempat penyimpanan bahan baku dan produk, tempat unit

pendukungdan tambahan-tambahan yang lain yang dirancang terutama

untuk mendukung kelancaran pelaksanaan proses produksi. Beberapa

tujuan dari pengaturan tata letak pabrik antara lain : penghematan waktu

transportasi bahan baku, produk, alat maupun karyawan dalam areal

pabrik, sehingga waktu proses produksi dapat optimal. Tujuan lainnya,

memanfaatkan areal pabrik secara efektif dan efisien sehingga diharapkan

tidak ada area kosong yang dibiarkan begitu saja dan dapat menghemat lahan

yang berarti pula dapat menghemat biaya investasi dan pajak, pencegahan

kecelakaan kerja, serta tujuan-tujuan lain.

Pada prarancangan pabrik ini, tata letak dari pabrik dapat dilihat

pada Gambar II.4. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam perancangan tata

letak pabrik adalah :

1. Perluasan pabrik dan kemungkinan penambahan bangunan

Perluasan pabrik ini harus sudah masuk dalam perhitungan

sejak awal, supaya masalah kebutuhan tempat tidak timbul di

masa yang akan datang. Sejumlah area khusus harus disiapkan

untuk dipakai sebagai perluasan pabrik, penambahan peralatan

untuk menambah kapasitas pabrik ataupun mengolah produknya

sendiri ke produk lain.


2. Keamanan

Keamanan terhadap kemungkinan adanya bahaya kebakaran,

ledakan, asap atau gas beracun harus benar-benar diperhatikan di

dalam penentuan tata letak pabrik. Untuk itu diperlukan

peralatan-peralatan pemadam kebakaran di sekitar lokasi

berbahaya tadi. Tangki penyimpan produk atau unit-unit yang

mudah meledak harus diletakkan di areal khusus serta perlu

adanya jarak antara bangunan satu dengan bangunan yang lain.

3. Utilitas

Pemasangan dan distribusi yang baik dari gas, udara, steam, dan

listrik akan membantu kemudahan kerja dan perawatannya.

Penempatan alat proses sedemikian rupa sehingga petugas dapat

dengan mudah mencapainya dan dapat menjamin kelancaran

operasi serta memudahkan perawatannya.

Anda mungkin juga menyukai