Anda di halaman 1dari 4

Cara Perkembangbiakan Alga Hijau

Alga hijau mampu melakukan reproduksi aseksual dan seksual. Alga hijau lebih dominan melakukan
reproduksi aseksual fragmentasi. Karena, hal ini lebih efektif dan efisien. Jadi, alga hijau memungkin
bereproduksi dengan cepat. Reproduksi seksual atau aseksual untuk menghasilkan spora dilakukan alga
hijau apabila kondisi lingkungan tidak sesuai dan tidak mendukung. Alga akan menghasilkan spor. Spora
ini akan terbawa arus laut kemana saja sampai menemukan tempat yang sesuai untuk melangsungkan
hidup kembali. Setelah spora alga hijau menemukan tempat yang sesuai, spora alga hijau akan melekat
dan tumbuh disitu. Reproduksi aseksual alga hijau dilakukan dengan cara, yaitu:

1. Fragmentasi

Fragmentasi pada alga hijau dilakukan dengan cara pemutusan bagian tubuh atau bagian talus pada
alga hijau. Bagian talus yang terpisah tadi akan melekat pada substrat baru dan membentuk suatu
individu baru. Bagian talus yang telah menjadi individu baru disebut hormogonium.

2. Zoospora

Alga hijau mampu membentuk zoospora pada saat kondisi lingkungan tidak mendukung. Zoospora
adalah spora berflagel dan hasil meiosis dari sel induk. Jadi, zoospora memiliki ciri-ciri sel yang tidak
indentik dengan sel induk. Zoospora memiliki kromosom sel haploid atau setengah dari kromosom sel
induk. Zoospora akan akan melepaskan diri dari sel induknya dan pergi untuk menemukan tempat yang
cocok untuk dirinya. Setelah zoospora menemukan tempat yang cocok untuk dirinya, dia akan
melekatkan dirinya pada suatu substrat dan mulai menjadi individu baru.

3. Aplanospora

Aplanospora tidak berbeda jauh dengan zoospora. Perbedaan diantara zoospora dan aplanospora
hanya pada alat geraknya. Aplanospora tidak mempunyai flagel seperti zoospora atau alat gerak lain
yang memungkinkan aplanospora untuk berpindah tempat dari tempat asalnya ke tempat lain.
Aplanospora tidak bisa bergerak aktif dan juga tidak dapat berpindah tempat secara aktif seperti
zoospora. Aplanospora hanya berpindah tempat secara pasif, apabila ada arus yang membawanya ke
suatu tempat.

Sedangkan reproduksi seksual alga hijau dilakukan dengan cara peleburan sel gamet. Reproduksi ini
memiliki proses yang lebih panjang daripada reproduksi aseksual. Reproduksi ini dilakukan oleh alga
hijau hanya pada saat lingkungan tidak mendukung dan menguntungkan alga. Ada beberapa tipe
reproduksi seksual dari alga hijau ini, yaitu:

1. Isogami

Isogami adalah peleburan sel gamet yang yang indentik, memiliki ukuran, dan bentuk yang sama.
Sehingga tidak dapat dibedakan mana yang sel gamet betina dan mana yang sel gamet jantan.

2. Anisogami

Anisogami adalah peleburan sel gamet yang dapat dibedakan kelaminnya, mana yang jantan dan
mana yang betina. Kedua sel gamet memiliki bentuk yang sama, tetapi memiliki ukuran yang berbeda.
Sel gamet jantan pada umumnya memiliki ukuran yang lebih kecil dibanding sel gamet betina.

3. Oogami

Oogami adalah peleburan sel gamet yang sangat berbeda. Kedua sel gamet memiliki memiliki
ukuran dan bentuk yang sama. Pada umumnya sel gamet jantan adalah yang berukuran lebih kecil dari
sel gamet betina dan memiliki flagel. Sedangkan, sel gamet betina berukuran lebih besar daripada sel
gamet jantan dan tidak memiliki flagel. Alga hijau mengalami pergiliran keturunan yang biasa disebut
dengan metagenesis. Pergiliran keturunan ini adalah perubahan dari fase sporofit ke fase gametofit,
atau sebaliknya. Pertama alga hijau menjadi fase sporofit. Fase sporofit adalah dimana alga hijau
mengahasilkan spora haploid. Pada saat alga hijau menjadi fase sporofit yang memiliki kromosom sel
diploid, alga hijau akan menghasilkan empat spora yang memiliki kromosom haploid hasil dari proses
pembelahan sel secara meiosis dari sel induk. Kedua spora itu akan membelah lagi menjadi delapan
secara mitosis. Spora haploid ini akan menjadi individu dengan fase gametofit. Fase gametofit adalah
fase dimana sel alga menghasilkan sel gamet haploid. Pada fase gametofit, setiap sel alga hijau akan
menghasilkan dua sel gamet haploid hasil dari pembelahan sel secara mitosis dari sel induk. Sel gamet
jantan dan betina yang terjadi fertilisasi akan membentuk diploid zygot. Diploid zygot ini akan
membelah secara mitosis menjadi dua diploid zygot. Setiap diploid zygot akan tubuh menjadi fase
sporofit alga hijau kembali (Priadi, 2009).

Contoh Alga hijau

1. Chlorophyta bersel tunggal tidak bergerak

- Chlorella.
Banyak ditemukan sebagai plankton air tawar. Ukuran tubuhnya mikroskopis, bentuk bulat, serta
berkembangbiak dengan pembelahan sel. Chlorella sebagai Makanan Suplemen.

- Chlorococcum.

Tubuh bersel satu, tempat hidup air tawar, bentuk bulat telur, setiap sel memiliki satu kloroplas bentuk
mangkuk. Reproduksi dengan membentuk zoospora (secara aseksual).

2. Chlorophyta bersel tunggal dapat bergerak

- Chlamidomonas.

Bentuk sel bulat telur, memiliki 2 flagel sebagai alat gerak, terdapat 1 vacuola, satu nukleus dan
kloroplas. Pada kloroplas yang bentuknya seperti mangkuk terdapat stigma (bintik mata) dan pirenoid
sebagai tempat pembentukan zat tepung.

3. Chlorophyta berbentuk koloni tidak bergerak

- Hydrodictyon.

Hydrodictyon banyak ditemukan di dalam air tawar dan koloninya berbentuk seperti jala. Ukuran cukup
besar sehingga dapat dilihat dengan mata telanjang. Reproduksi vegetatif dengan zoospora dan
fragmentasi. Fragmentasi dilakukan dengan cara melepas sebagian koloninya dan membentuk koloni
baru. Sedangkan reproduksi generatif dengan konjugasi.

4. Chlorophyta berbentuk koloni dapat bergerak

- Volvox.

Volvox ditemukan di air tawar, koloni berbentuk bola jumlah antara 500 sampai 5000 buah. Tiap sel
memiliki 2 flagel dan sebuah bintik mata. Reproduksi aseksual dengan fragmentasi dan seksual dengan
konjugasi sel-sel gamet.

5. Chlorophyta berbentuk benang

- Spyrogyra.

Ganggang ini didapatkan di sekitar kita yaitu di perairan. Bentuk tubuh seperti benang, dalam tiap sel
terdapat kloroplas berbentuk spiral dan sebuah inti. Reproduksi vegetatif dengan fragmentasi,
sedangkan reproduksi seksual dengan konjugasi.

- Oedogonium.

Ganggang ini berbentuk benang, ditemukan di air tawar dan melekat di dasar perairan. Reproduksi
vegetatif dilakukan oleh setiap sel menghasilkan sebuah zoospora yang berflagela banyak. Reproduksi
generatif adalah salah satu benang membentuk alat kelamin jantan (antiridium) dan menghasilkan
gamet jantan (spermatozoid). Pada benang yang lain membentuk alat kelamin betina yang disebut
Oogonium. Oogonium akan menghasilkan gamet betina (ovum). Sperma tozoid membuahi ovum dan
terbentuk zigot. Zigot akan tumbuh membentuk individu.

Anda mungkin juga menyukai