Anda di halaman 1dari 5

Jurnal Ilmu Keolahragaan Volume II Nomor 1 April 2019

Maharani Fatima Gandasari


Tersedia di: http://jurnal.untan.ac.id/index.php/jilo

PENGARUH PERMAINAN OLAHRAGA TRADISIONAL SEPAK BELEG


TERHADAP KEMAMPUAN KELINCAHAN
ANAK USIA 7-10 TAHUN

Maharani Fatima Gandasari


Program Studi Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi
Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Pamane Talino Landak
Maharani.fg8@gmail.com

ABSTRAK
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh olahraga tradisional Sepak Beleg terhadap
kemampuan kelincahan anak usia 7-10 tahun. Populasinya yaitu siswa kelas V pada tahun
pelajaran 2017/2018 di SDN 10 Ngabang Kabupaten Landak, sampel yang digunakan 20 siswa.
Menggunakan metode kuasi eksperimen yang dimulai dari observasi, pre-test, treatment, dan
post-test. Penelitian ini dilakukan sebanyak 8 kali treatment berikut pretest dan postest.
Terdapat kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, pada kelompok eksperimen di berikan
permainan olahraga tradisioanl Sepak Beleg dan di berikan treatment latihan kelincahan,
sedangkan pada kelompok kontrol tidak di berikan permainan olahraga tradisional. Instrumen
penelitian berupa lembar kerja siswa dan lembar observasi. Pengolahan dan analisis data
menggunakan Statistical Product for Social Science (SPSS) Serie 17. Dalam tahapannya, uji
asumsi statistik sebagai berikut : Deskripsi Data, Uji Normalitas Data, Uji Homogenitas Data,
Paired Sample T-Test. Ditunjukkan dari kelompok eksperimen adanya peningkatan rata-rata
kelincahan sesudah melakukan post-test pada permainan olahraga tradisional sepak beleg
berdasarkan hipotesis yang telah teruji melalui uji paired sample t-test.

Kata kunci: Olahraga Tradisional Sepak beleg, Kelincahan, Paired Sample T-test

21
Jurnal Ilmu Keolahragaan Volume II Nomor 1 April 2019
Maharani Fatima Gandasari
Tersedia di: http://jurnal.untan.ac.id/index.php/jilo

PENDAHULUAN dilakukan baik secara rutin maupun sekali-


Permainan merupakan sebuah kali dengan maksud untuk mencari hiburan
aktivitas rekreasi dengan tujuan bersenang- dan mengisi waktu luang setelah terlepas
senang, mengisi waktu luang, atau dari aktivitas rutin seperti bekerja mencari
berolahraga ringan. Permainan ini berasal nafkah, sekolah, dsb. Permainan tradisional
dari kata “main” yang artinya melakukan adalah suatu jenis permainan yang ada pada
suatu kegiatan untuk menyenangkan hati, suatu daerah tertentu yang merujuk pada
baik menggunakan alat, maupun tidak. budaya daerah tertentu. Permainan
Bermain sangat identik dengan kegiatan tradisional biasanya dimainkan oleh orang-
yang sangat dekat dengan dunia anak. orang pada daerah tertentu dengan aturan
Kegiatan bermain dapat dilakukan secara konsep yang tradisional pada jaman dahulu.
perorangan maupun kelompok. Jenis Permainan tradisional juga dikenal sebagai
permainan, jumlah peserta serta lamanya permainan rakyat merupakan sebuah
waktu yang dialokasikan untuk bermain, kegiatan rekreatif yang tidak hanya
bergantung pada keinginan serta bertujuan untuk menghibur diri, tetapi juga
kesepakatan yang dibuat oleh para peserta. sebagai alat untuk memelihara hubungan
Permainan tradisional seringkali dan kenyamanan sosial. Dengan demikian
menjadi permainan yang dimainkan oleh suatu kebutuhan bagi anak. Jadi bermain
anak-anak jaman dulu, dan saat ini hampir bagi anak mempunyai nilai dan ciri yang
terpinggirkan dan tergantikan dengan penting dalam kemajuan perkembangan
permainan modem, dengan alat yang serba kehidupan sehari-hari termasuk dalam
modern pula. Hal ini terutama karena permainan tradisional (Semiawan,
pesatnya perkembangan teknologi yang 2008:22).
mendukung dan memproduksi berbagai Di zaman modern saat ini permainan
jenis permainan anak. Perlu diketahui atau game modern lebih mendominasi
permainan tradisional yang memiliki faedah dibandingkan permainan olahraga
yang tidak sedikit dan terkadang memiliki tradisional hal ini menyebabkan anak
nilai history yang terkandung didalamnya, menjadi apatis dan tidak peduli dengan
di samping dalam melestarikan budaya lingkungan sehingga berpengaruh terhadap
sebagai karakter bangsa, juga bermanfaat interaksi sosial anak menjadi semakin
baik bagi perkembangan psikologis maupun berkurang. Mereka lebih banyak
dalam meningkatkan kreativitas serta dimanjakan oleh teknologi yang terus
meningkatkan ketahanan fisik dan berkembang dan disediakan dengan
mendukung. Olahraga yang lain terutama mudahnya oleh orangtua peserta didik. Pada
dalam meningkatkan kemampuan akhirnya pertumbuhan psikomotor peserta
kelincahan anak. Permainan tradisional didik menjadi lamban dan banyak
merupakan kekayaan khasanah budaya menghasilkan peserta didik yang malas
lokal, yang seharusnya dapat dimanfaatkan berolahraga, perilaku yang individualistik
dalam pembelajaran pendidikan jasmani. terhadap teman sebayanya dan bersikap
Jika dihitung mungkin terdapat lebih dari apatis terhadap lingkungan.
ribuan jenis permainan yang berkembang di Perilaku gerak anak sudah muncul
negara kita, yang merupakan hasil pada saat masih dalam kandungan ibu dan
pemikiran, kreativitas, prakarsa coba-coba, bulan pertama setelah lahir. Sebagian besar
termasuk hasil olah budi para pendahulu gerak yang dilakukan anak masih bersifat
kita. Pada perkembangan selanjutnya refleks artinya setiap gerakan dilakukan
permainan tradisional sering dijadikan tidak secara sukarela, namun sebagai respon
sebagai jenis permainan yang memiliki ciri terhadap rangsangan tertentu. Contoh,
kedaerahan asli serta disesuaikan dengan apabila diberikan rangsangan berupa
tradisi budaya setempat. Kegiatannya sentuhan pada telapak tangan bayi, maka

22
Jurnal Ilmu Keolahragaan Volume II Nomor 1 April 2019
Maharani Fatima Gandasari
Tersedia di: http://jurnal.untan.ac.id/index.php/jilo

telapak tangan tersebut anak menutup. Hal konteks pendidikan dapat dimanfaatkan
ini akan terus menerus dilakukan oleh bayi sebagai pembekalan pentingnya aktivitas
apabila mendapat rangsangan yang sama. fisik untuk meningkatkan kondisi sehat,
Jadi gerak refleks dilakukan secara tidak kebugaran fisik, hubungan sosial,
sukarela oleh bayi, namun sebagai upaya pengendalian emosi, dan moral. Salah
tidak sadar yang dilakukan oleh bayi. satunya yang dapat membantu tumbuh
Selain gerak refleks yang dilakukan kembang psikomotor anak adalah olahraga
tanpa kesadaran, ada juga gerak refleks tradisional, karena didalam olahraga
yang dilakukan dengan sadar (postular tradisional peserta didik dituntut untuk
refleks). Gerak refleks ini dianggap sebagai melakukan gerak tubuh, dan didalam
dasar dari gerakan-gerakan pada masa olahraga tradisional siswa akan lebih
datang karena rangsangan timbul dari pusat banyak bersosialisasi pada teman sebayanya
otak. Gerak refleks postular ini dan meningkatkan softskill serta hardskill
diintegrasikan, dimodifikasi, dan diterapkan peserta didik. Subjek penelitian yang
secara langsung ke dalam pola-pola gerakan diambil sebanyak 20 siswa dalam
secara sadar yang lebih kompleks (Yudha M melakukan penelitian ini, diharapkan
Saputra, Badruzaman, 2009:113). Menurut peserta didik dapat mencapai peningkatan
UUD pasal 4 tahun 2005 Keolahragaan sebesar 75% dalam permainan olahraga
nasional bertujuan memelihara dan tradisional terhadap pengaruh kelincahan.
meningkatkan kesehatan dan kebugaran, Maka dari itu, tujuan penelitian ini adalah
prestasi, kualitas manusia, menanamkan untuk mengetahui apakah pengaruh
nilai moral dan akhlak mulia, sportivitas, permainan olahraga tradisional sepak beleg
disiplin, mempererat dan membina terhadap kemampuan kelincaha anak usia 7-
persatuan dan kesatuan bangsa, 10 tahun di SDN 10 Ngabang Kabupaten
memperkukuh ketahanan nasional, serta Landak.
mengangkat harkat, martabat, dan
kehormatan bangsa. METODE
Pada proses perkembangan gerak Penelitian ini menggunakan metode
anak, gerak dapat dilakukan dengan Kuasi Ekperimen dengan desain Non-
bermain. Bermain merupakan suatu Equivalen Control Group Desain, yaitu
kebutuhan seperti halnya makan dan variabel penelitiannya diatur secara tertib
minum. Lutan (1991:2) dalam Wahyu baik dengan menetapkan kontrol maupun
Haerudin (2008) mengungkapkan bahwa manipulasi langsung. Penelitiannya
“Bermain merupakan kegiatan hakiki atau memusatkan diri pada pengontrolan
kebutuhan dasar bagi manusia”. Dengan variansi karena untuk memaksimalkan
bermain anak dapat mengasah kemapuan variansi variabel yang berkaitan dengan
geraknya dan dengan aktivitas tersebut anak hipotesis penelitian dan meminimalkan
dapat merangsang kemampuan berfikir, variansi variabel pengganggu yang
berimajinasi, serta dapat mempengaruhi mungkin mempengaruhi hasil eksperimen.
tingkah laku dalam memecahkan masalah Penelitian eksperimen atau
ketika beranjak dewasa. Sejalan dengan itu penelitian percobaan dibedakan menjadi
Lutan (1992:3) dalam Wahyu Haerudin dua yaitu eksperimen murni dan eksperimen
(2008) menyatakan bahwa “Bermain kuasi. Penelitian eksperimen murni
berguna untuk merangsang perkembangan mengambil subjek penelitian berupa benda
fisik dan mental anak”. Permainan atau hewan percobaan. Penelitian
tradisional merupakan permainan yang dilaksanakan di laboraturium yang dapat
berawal dari budaya masyarakat. Untuk mempengaruhi hasil penelitian
memahaminya perlu pemahaman konsep dikendalikan oleh peneliti. Dengan
bermain. Oleh karena itu, permainan dalam demikian, hasil akhir penelitian adalah

23
Jurnal Ilmu Keolahragaan Volume II Nomor 1 April 2019
Maharani Fatima Gandasari
Tersedia di: http://jurnal.untan.ac.id/index.php/jilo

murni karena ada pengaruh dari percobaan standar deviasi 0.90 serta varians 0.81, hasil
atau eksperimen. Penelitian Kuasi skor terendah 17.41 dan skor tertinggi
Eksperimen (PKE) atau eksperimen semu 20.85.
mengambil subjek penelitian pada manusia. Sedangkan pada Uji Normalitas
Kondisi lingkungan yang dapat Data sebelum diberi perlakuan pada
mempengaruhi hasil penelitian tidak dapat kelompok eksperimen menunjukan 0.137
dikendalikan oleh peneliti sehingga dan kelompok kontrol 0.282, data
penelitian tidaklah murni dari eksperimen menunjukan Normal karena lebih besar dari
atau percobaan yang dilakukan. 0.05. Dan sesudah diberikan perlakuan data
Penelitian kuasi eksperimen dipilih menunjukan pada kelompok eksperimen
apabila peneliti ingin menerapkan sasuatu 0.808 dan kelompok kontrol 0.208, data
tindakan atau perlakuan. Tindakan dapat menunjukan Normal karena lebih besar dari
berupa model, strategi, metode, atau 0.05. Pada Uji Homogenitas Data untuk
prosedur kerja baru untuk meningkatkan kelompok eksperimen yang sebelum
efisiensi dan efektifitas pekerjaan agar diberikan perlakuan menunjukan nilai rata-
hasilnya menjadi optimal. Dengan adanya rata 0.092 lebih besar dari 0.05 dan nilai
kriteria tersebut, maka peneliti dituntut tengah 0.194 lebih besar dari 0.05, artinya
untuk dapat berpikir kreatif dalam mencari penelitian yang dilakukan adalah Homogen.
model, strategi, metode, atau prosedur kerja Dan sesudah diberikan perlakuan untuk
baru yang akan diujicobakan. Apabila kelompok eksperimen data menunjukan
peneliti tidak menemukan model, strategi, nilai rata-rata 0.735 lebih besar dari 0.05
metode, atau prosedur kerja baru yang akan dan nilai tengah 0.974, artinye penelitian
diujicoba, peneliti masih diperbolehkan yang dilakukan adalah Homogen.
mengambil model, strategi, metode, atau Pada Uji Paired Sample T Test pada
prosedur kerja baru yang pernah diterapkan kelompok eksperimen menunjukan t hitung
orang lain untuk diujicobakan pada anggota adalah 7.001 dengan probabilitas 0.000.
kelompoknya. Untuk uji dua sisi, angka probabilitas adalah
0.000/2 = 0, maka Ho ditolak. Adapun dari
HASIL DAN PEMBAHASAN Uji Paired Sample T Test pada kelompok
Dari hasil perhitungan deskripsi dan kontrol menunjukan t hitung adalah -.218
variansi kelompok eksperimen bahwa dengan probabilitas 0.832. Untuk uji dua
sebelum dan sesudah diberikan perlakuan sisi, angka probabilitas adalah 0.832/2 =
menunjukan kelompok eksperimen yang 0.416, maka Ho diterima
diberikan perlakuan permainan olahraga
sepak beleg dengan jumlah sampel 10. KESIMPULAN
Adapun rata-rata hasil tes awal 19.63 dan Dari hasil kajian penelitian tersebut
standar deviasi 1.45 serta varians 2.131, diatas, maka dapat disimpulkan bahwa:
hasil skor terendah 17.08 dan skor tertinggi Terdapat pengaruh permainan olahraga
20.65. Sedangkan hasil tes akhir tradisional Sepak Beleg terhadap
menunjukan rata-rata 17.18 dan standar kemampuan kelincahan anak usia 7-10
deviasi 0.74 serta varians 0.55, hasil skor tahun. Dalam hal ini penggunaan permainan
terendah 16.06 dan skor tertinggi 18.46. dan olahraga tradisional yang digunakan dapat
kelompok kontrol yang tidak diberikan berdampak pada salah satu kondisi fisik,
perlakuan permainan olahraga sepak beleg karena didalam permainan olahraga
dengan jumlah sampel 10. Adapun rata-rata tradisional memiliki unsur fisik yang tidak
hasil tes awal 19.67 dan standar deviasi 0.86 disadari oleh anak ketika melakukannya.
serta varians 0.75, hasil skor terendah 18.46 Seperti yang sudah dilakukan peneliti
dan skor tertinggi 20.88. Sedangkan hasil bahwasanya salah satu permainan olahraga
tes akhir menunjukan rata-rata 19.67, dan tradisional di Daerah Kabupaten Sanggau

24
Jurnal Ilmu Keolahragaan Volume II Nomor 1 April 2019
Maharani Fatima Gandasari
Tersedia di: http://jurnal.untan.ac.id/index.php/jilo

dapat digunakan sebagai kegiatan fisik bagi Mulyatiningsih, Endang. (2012). Metode
anak, dan tanpa disadari didalam permainan Penelitian Terapan Bidang
tersebut memiliki pengaruh terhadap Pendidikan. Alfabeta Bandung.
kemampuan kelincahan anak usia 7-10
tahun. Berdasarkan hasil penelitian dan Rahmat. (2013). Statistik Penelitian.
pengamatan di lapangan, maka untuk Bandung : CV Pustaka Setia.
meningkatkan kelincahan atau faktor
kondisi fisik anak lainnya dapat diberikan Santoso Singgih. (2012). Panduan Lengkap
saran sebagai berikut: Penggunaan SPSS Versi 20. Jakarta : PT Alex
bermacam bentuk kegiatan fisik atau bisa Media Komputindo.
menggunakan permainan olahraga
tradisional dari masing-masing daerah yang Sarwono, Jonathan. (2006). Metode
bisa diaplikasikan ke bentuk kegiatan fisik, Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif.
selain hal itu kita juga telah ikut untuk Yogyakarta : Graha Ilmu.
melestarikan kearifan lokal dengan
menggunakan permainan olahraga Sugiyono, (2013). Memahami Penelitian
tradisional. Kualitatif. Bandung : Alfabeta.

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian


DAFTAR PUSTAKA Pendidikan.(Pendekatan Kuatitatif,
Arifin, Zaenal. (2011). Penelitian Kualitatif, dan R&D). Bandung :
Pendidikan (Metode dan Paradigma Alfabeta.
Baru). Bandung : PT. Remaja
Rosdakarya. UU. RI. No. 4 Tahun 2005 tentang
Keolahragaan Nasional. Bandung :
Giriwijoyo, Santosa dan Dikdik Zafar Sidik. Sinar Grafika.
(2012). Ilmu Kesehatan Olahraga.
Bandung : PT Remaja Rosdakarya. Yudha M Saputra. (2012). Pembelajaran
Pendidikan Jasmani Dan Kesehatan
Imanudin Iman (2008). Ketertarikan Motor Untuk Guru Madrasah Ibtidaiyah.
Educability Kebugaran Jasmani dan Jakarta : Kemenag.
Prestasi Belajar Dengan Pengawasan
Teknik Dasar Anak Sekolah Dasar. Yudha M Saputra dan Badruzaman. (2009).
Tesis. Perkembangan Pembelajaran
Motorik.
Bandung : Universitas Pendidikan
Indonesia

25

Anda mungkin juga menyukai