PENDAHULUAN
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
10
tersebut sudah tidak mampu lagi. Dalam permasalahan ini kapasitas desain sudah tidak
sesuai dengan debit limpasan yang terjadi.
2. Penurunan kapasitas alir saluran drainase akibat sedimentasi dan sampah yang masuk di
saluran drainase. Kondisi ini banyak dijumpai hampir di seluruh jaringan drainase yang
ada. Sedimen yang ada di saluran berasal baik dari sekitar lokasi namun juga berasal dari
daerah hulu terangkut aliran dan mengendap di lokasi hilir. Material sampah baik itu
sampah organik maupun sampah non organik banyak menyumbat saluran drainase.
Permasalahan ini tidak saja akan menghambat laju aliran namun juga mengurangi
kapasitas saluran.
3. Hambatan utilitas (faedah, manfaat) kota juga merupakan salah satu permasalahan besar
dalam sistem drainase Kota Samarinda. Banyak utilitas kota ataufasilitas umum yang
menyangkut kepentingan masyarakat banyak yang mempunyai sifat pelayanan lokal
maupun wilayah di luar bangunan pelengkap dan perlengkapan jalan yang menghambat
laju aliran drainase bahkan mengurangi kapasitas alir saluran drainase. Contoh yang
mudah ditemui adalah adanya tiang listrik PLN yang berada di dalam alur saluran
drainase seperti pada saluran drainase Jl. P. Antasari. Pipa air minum juga merupakan
salah satu penghambat laju aliran dan mengurangi kapasitas saluran, khusus untuk pipa
air minum biasanya akan menghambat laju aliran yang akan masuk gorong-gorong.
Pemasangan pipa air khusus yang melintasi goronggorong sepertinya tidak
memperhitungkan dimensi dari gorong-gorong ataupun box culvert. Akibat dari
kecerobohan ini pemasangan pipa tersebut tidak hanya menghambat laju aliran namun
juga mengurangi kapasitas dimana akibat dimensi pipa tersebut maupun akibat sampah
yang menyangkut pada piapa air tersebut.
4. Banyaknya bangunan infrastruktur baik yang sifatnya bangunan individu/pribadi maupun
kelompok bangunan yang tidak dilengkapi dengan sarana drainase yang mencukupi.
Kondisi yang demikian ini akan menyebabkan permasalahan kelancaran aliran
permukaan di lokal area tersebut.
5. Masih belum tertatanya sistem drainase yang baik, dalam hal ini dimaksudkan bahwa
tingkatan fungsi saluran belum tertata dengan baik, sebagai contoh saluran drainase
primer dapat berfungsi sebagai saluran drainase lingkungan, belum adanya pemisah
antara drainase permukaan dengan saluran air kotor dari rumah tangga. Selain itu saluran
drainase yang ada banyak tertutup oleh plat jembatan rumah/toko, sehingga akan
menyulitkan pemeliharaan saluran. Masih sedikitnya fasilitas pendukung alam sistem
11
drainase kota seperti pintu-pintu air untuk memproteksi dampak kenaikan muka air di
sungai terhadap saluran drainase, fasilitas pompa banjir yang masih sangat minim serta
minimnya kegiatan operasi dan pemeliharaan fasilitas drainase.
12
BAB III
PEMBAHASAN
13
2. Strategi penanganan banjir ditinjau dari analisis SWOT
Analisis SWOT adalah metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi
kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities), dan ancaman (threats)
dalam suatu rancangan atau rencana kebijakan pemerintah. Keempat faktor itulah yang membentuk
akronim SWOT (strengths, weaknesses, opportunities, dan threats). Proses ini melibatkan
penentuan tujuan yang spesifik dari spekulasi dalam mengidentifikasi faktor internal dan
eksternal yang mendukung dan yang tidak dalam mencapai tujuan tersebut.
Kekuatan
1. Adanya SDM yang mampu, mau dan perduli dalam membuat kebijakan penanganan banjir di
kota Samarinda yang tepat sasaran.
2. SDA yang cukup tersedia terutama perusahaan Batubara yang cukup memberi kontribusi kepada
keuangan pemerintahanan daerah.
3. Otonomi daerah yang memungkinkan pemerintahan daerah dapat merencanakan dan
mengangarkan dana yang cukup untuk penanggulangan banjir.
4. PAD kota samarinda yang cukup besar dari sektor lain,diluar pertambangan seperti sektor
perusahan, perhotelan dll.
Kelemahan
1. Topografi wilayah Kota Samarinda yang memang sama atau lebih rendah dari
permungkaan sungai mahakam dan anak sungai yang bermuara di sungai mahakam.
2. Kebijakan Pemerintah Kota Samarinda terhadap ijin tambang yang terlalu mudah dalam
mengeluarkan ijin usaha pertambangan.
3. Pengawasan perusahaan tambang yang sangat lemah terutama pada Pasca Tambang atau
reklamasi.
4. Kurangnya kesadaran masyarakat dan ketidak disiplinnya dalam hal menjaga lingkungan
yang terutama mendirikan bangunan di belantaran sungai.
5. Meningkatnya jumlah pendatang di kota Samarinda yang kurang berpendidikan sehingga
menambah bangunan liar di sepanjang aliran sungai.
6. Tidak adanya keberanian Kepala pemerintahan daerah untuk menertibkan bangunan di
sepanjang aliran sungai dan tindakan tegas bagi penduduk yang tidak mentaati perda
tentang aturan pembuangan sampah.
Peluang
14
1. Adanya bantuan dana hibah yang cukup besar dari pemerintah Provinsi kepada
Pemerintah Kota, untuk menangani masalah banjir serta relokasi masyarakat di sepanjang
aliran sungai Karang Mumus.
2. Banyaknnya Pihak Swasta dan perusahaan besar yang peduli dengan lingkungan dalam
menanggani masalah banjir di Kota Samarinda melalui program CSR.
3. Ditemukan Penerapan teknologi biopori. Penerapan teknologi ini merupakan salah satu
alternatif dari upaya pencegahan banjir di samarinda hal ini dikarenakan pembuatan
lubang biopori dirasa sangat sederhana dan mudah namun selain itu memilki manfaat yang besar
untuk pencegahan banjir, setiap rumah di samarinda seharusnya memilki minimal 5
lubang biopori. Hal ini seharusnya mulai diterapkan dan menjadi agenda wajib bagi
warga samarinda serta adanya sosialisasi dari Pemerintah untuk melaksanakan hal
tersebut.
4. Keinginan yang kuat masyarakat untuk mendukung pemerintah dalam penanggulangan
banjir sehingga masyarakat akan mendukung kebijakan pemerintah dan mrnunggu
ketegasan pemerintah.
Ancaman
1. Kerusakan insfrastruktur dan fasilitas umum seperti jalan gedung yang diakibatkan oleh
banjir.
2. Terganggunya perekonomian rakyat dan jalur sembako akan mengakibatkan kenaikan
harga sembako dikarenakan biaya tranportasi yang tinggi dan waktu tempuh yang lama.
3. Wabah penyakit merupakan ancaman yang serius pasca terjadinya bencana banjir, wabah
penyakit banyak yang menyerang warga Samarinda khususnya para korban banjir seperti
diare, demam berdarah, dan lain-lain.
4. Larinya para investor dan penanam modal di kota samarinda ke kota lain seperti
balikpapan, bontang ddl karena tidak nyamannya lingungan dan infrastuktur akibat banjir
yang tidak bisa teratasi dengan baik.
18
c. Penanganan jangka panjang adalah untuk mengendalikan pasang-surut Sungai
Mahakam. Program prngendalian banjir Kota Samarinda yang telah dicanangkan oleh
Pemerintah saat ini telah berjalan hampir dua tahun anggaran.
Berdasarkan pengamatan, aritketl-artikel dan kajian yang dilakukan terdapat program
yang perlu dilakukan revisi baik itu terhadap jenis pekerjaan, waktu pelaksanaan, maupun
pendanaan program yang direncanakan. Bedasarkan program yang telah direncanakan yang
terbagi dalam tiga periode yaitu jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang,
dijabarkan dalam beberapa kegiatan utama yaitu :
a. Rencana Kegiatan Non Fisik (Makro dan Mikro)
b. Institutional dan Legal Aspek
c. Rencana Kegiatan Fisik Penanganan Sistem Mikro
d. Rencana Kegiatan Fisik Penanganan Sistem Makro
e. Pengadaan dan Pemeliharaan
f. Rencana Kegiatan Fisik Penanganan Konservasi Institusi pelaksana yang
bertanggungjawab atas terlaksananya program pengendalian banjir tersebut adalah :
- Pemerintah Kota Samarinda
- Pemerintah Propinsi Kalimantan Timur
- Pemerintah Pusat
- Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Samarinda
Instansi pelaksana di bawah Pemerintah Kota Samarinda antara lain Dinas Pekerjaan
Umum Sub Dinas Binamarga dan Pengairan, Kimbangkot, dan Bappedalda Kota Samarinda.
Sedangkan untuk instansi pelaksana tingkat propinsi adalah Dinas Pekerjaan Umum Propinsi
Sub Dinas Pengairan, DPU Cipta Karya, dan Dinas Kehutanan. Sedangkan instansi pelaksana
tingkat pusat dilaksanakan oleh Dinas PU Pengairan dan Proyek Pengendalian Banjir dan
Pengamanan Pantai Kalimantan Timur. Berdasarkan sistem pendanaan program terbagi dalam
tiga sumber dana yaitu melalui mekanisme :
1) Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Samarinda (APBD II)
2) Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Propinsi Kalimantan Timur (APBD I)
3) Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)
6. Partisipasi Masyarakat
Partisipasi masyarakat merupakan proses teknis untuk memberi kesempatan dan
wewenang lebih luas kepada masyarakat, agar masyarakat mampu memecahkan berbagai
19
persoalan bersama-sama. Pembagian kewenangan ini dilakukan berdasarkan tingkat
keikutsertaan (Level Of Infolvement) masyarakat dalam kegiatan tersebut. Partisipasi masyarakat
bertujuan untuk mencari solusi permasalahan lebih baik dalam suatu komunitas, dengan
membuka lebih banyak kesempatan bagi masyarakat untuk memberi kontribusi sehingga
implementasi kegiatan berjalan lebih efektif, efisien, dan berkelanjutan.
Sejalan dengan tuntutan masyarakat akan keterbukaan dalam program-program
pemerintah, maka akuntabilitas pemerintah dapat dinilai dari sejauh mana partisipasi masyarakat
dan pihak terkait dalam program pembangunan.
Partisipasi masyarakat, mulai dari tahap kegiatan pembuatan konsep, konstruksi,
operasionalpemeliharaan, serta evaluasi dan pengawasan. Penentuan dan pemilahan dilakukan
dengan metode Stakeholders Analysis yang terdiri dari empat tahap yaitu:
a. Identifikasi
b. Penilaian ketertarikanterhadap kegiatan penanggulangan banjir
c. Penilaian tingkat pengaruh dan kepentingan setiap
d. Perumusan rencana strategi partisipasi dalam penanggulangan banjir pada setiap fase
kegiatan.
Semua proses dilakukan dengan mempromosikan kegiatan pembelajaran dan peningkatan
potensi masyarakat, agar secara aktif berpartisipasi, serta menyediakan kesempatan untuk ikut
ambil bagian, dan memiliki kewenangan dalam proses pengambilan keputusan dan alokasi
sumber daya dalam kegiatan penanggulangan banjir.
20
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Banjir yang terjadi di kota Samarinda beberapa tahun terakhir sudah semakin parah. Kondisi
(alamiah) daratan yang landai/rendah dari permukaan air dan diperparah oleh tingkah laku
manusia yang tidak bertanggung jawab sebagai indikator utama seringnya banjir melanda kota
Samarinda. Banjir tersebut seolah-olah sulit diidentifikasi apakah bencana ataukah hanya
“kebodohan” manusia semata.
Hal yang pasti adalah banjir sangat merasahkan dan menganggu warga kota Samarinda.
Yang mana bukan hanya menjadi tanggug jawab pemerintah semata, melainkan seluruh lapisan
masyarakat Kota Samarinda dalam menjaga kelangsungan kota Samarinda. Pemerintah dan
warga masing-masing mempunyai peran tersendiri dalam menjaga kota Samarinda agar tetap asri
dan sehat serta bebas banjir. Ada tiga langkah yang dapat ditempuh dalam mengatatasi banjir,
yakni Penanganan jangka pendek, adalah kegatan-kegiatan untuk mengendalikan banjir akibat
hujan lokal di lokasi prioritas dan meningkatkan kesadaran dan keterlibatan masyarakat pada
masalah pengendalian banjir, Penenganan jangka menengah adalah untuk mengendalikan banjir
dari daerah hulu dan penataan DAS dari sungai-sungai yang melintas Kota
Samarinda,Penanganan jangka panjang adalah untuk mengendalikan pasang-surut Sungai
Mahakam. Program pengendalian banjir Kota Samarinda yang telah dicanangkan oleh
Pemerintah saat ini telah berjalan hampir dua tahun anggaran namun belum menampakan hasil
namun malah terkesan banjir di kota samarinda semakin tidak terkendali. Semakin berkurangnya
daerah resapan air di Samarinda. Banyak pembangunan gedung-guedung dan mall-mall tanpa
memperhatikan dampaknya terhadap lingkungan.
Dalam upaya pencegahan banjir Samarinda perlu membuat dan merncanakan strategi
penanganan banjir, Strategi penanganan banjir tersebut bisa dilakukan melalui ditinjau
dari analisis SWOT. Analisis SWOT merupakan metode perencanaan strategis yang
digunakan untuk mengevaluasi kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang
(opportunities), dan ancaman (threats) dalam suatu rancangan atau rencana kebijakan
pemerintah terutama dalam mencari strategi dalam penanganan banjir di kota samarinda. Proses
ini melibatkan penentuan tujuan yang spesifik dari spekulasi dalam mengidentifikasi faktor
internal dan eksternal yang mendukung dan yang tidak dalam mencapai tujuan tersebut.
21
Analisa dari Kekuatan adalah Adanya SDM yang mampu, mau dan perduli dalam membuat
kebijakan penanganan banjir di kota Samarinda yang tepat sasaran serta SDA yang cukup tersedia
terutama perusahaan Batubara yang cukup memberi kontribusi kepada keuangan pemerintahanan
daerah serta Otonomi daerah yang memungkinkan pemerintahan daerah dapat merencanakan dan
mengangarkan dana yang cukup untuk penanggulangan banjir. Peluang yang cukup
menentukan adalah Adanya bantuan dana hibah yang cukup besar dari pemerintah
Provinsi kepada Pemerintah Kota, untuk menangani masalah banjir serta relokasi
masyarakat di sepanjang aliran sungai Karang Mumus dan Banyaknnya Pihak Swasta dan
perusahaan besar yang peduli dengan lingkungan dalam menanggani masalah banjir di Kota
Samarinda melalui program CSR dan peluang laiinya yang bisa dimangfaatkan dengan
maksimal.
Disamping adanya Kekuatan dan peluang dengan potensi yang cukup besar , maka tidak
dapat di pungkiri terdapat kelemahan dalam penanggulangan banjir. Diantara ke
Kelemahan adalah Topografi wilayah Kota Samarinda yang memang sama atau lebih
rendah dari permungkaan sungai mahakam dan anak sungai yang bermuara di sungai
mahakam, Kebijakan Pemerintah Kota Samarinda terhadap ijin tambang yang terlalu mudah
dalam mengeluarkan ijin usaha pertambangan, Pengawasan perusahaan tambang yang
sangat lemah terutama pada Pasca Tambang atau reklamasi dan Kurangnya kesadaran
masyarakat dan ketidak disiplinnya dalam hal menjaga lingkungan yang terutama
mendirikan bangunan di belantaran sungai serta Meningkatnya jumlah pendatang di kota
Samarinda yang kurang berpendidikan sehingga menambah bangunan liar di sepanjang
aliran sungai di perparah lagi Tidak adanya keberanian Kepala pemerintahan daerah untuk
menertibkan bangunan di sepanjang aliran sungai dan tindakan tegas bagi penduduk yang
tidak mentaati perda tentang aturan pembuangan sampah. Adapun ancaman yang akan akan
terjadi apabila penanganan banjir di kota samarinda gagal maka Ancaman Kerusakan
insfrastruktur dan fasilitas umum, Terganggunya perekonomian rakyat dan jalur sembako
akan mengakibatkan kenaikan harga sembako dikarenakan biaya tranportasi yang tinggi dan
waktu tempuh yang lama serta Wabah penyakit merupakan ancaman yang serius pasca
terjadinya bencana banjir. Partisipasi masyarakat merupakan proses teknis untuk memberi
kesempatan dan wewenang lebih luas kepada masyarakat, agar masyarakat mampu
memecahkan berbagai persoalan bersama-sama. Pembagian kewenangan ini dilakukan
berdasarkan tingkat keikutsertaan (Level Of Infolvement) masyarakat dalam kegiatan
22
tersebut. Partisipas imasyarakat bertujuan untuk mencari solusi permasalahan lebih baik
dalam suatu komunitas, dengan membuka lebih banyak kesempatan bagi masyarakat untuk
memberi kontribusi sehingga implementasi kegiatan berjalan lebih efektif, efisien, dan
berkelanjutan.
4.2 Saran
Pada akhirnya banjir yang kerap terjadi di kota Samarinda menjadi tanggung jawab bersama
pemerintah dan masyarakat. Pemerintah berperan memberikan pengayoman dan arahan-arahan
melalui aturan-aturan yang tertuang dalam perda/UU dan sebagainya. Adapun saran yang perlu
disampaikan kepada pemangku kebijakan dalam hal ini walikota samarinda adalah sebagai
berikut :
a. Kebijakan Pemerintah Kota Samarinda terhadap ijin tambang yang terlalu mudah dalam
mengeluarkan ijin usaha pertambangan harus di evaluasi ulang dan harus konsistensi
Pengawasan perusahaan tambang yang harus serius tampa tebang pilih serta jauhkan dari
Nepotisme dan kolusi terutama pada tindakan Pasca Tambang atau reklamasi.
b. 2. Pemerintah harus mampu meningkatkan kesadaran masyarakat dan menjadikan
masyarakat yang berdisiplin dalam hal menjaga lingkungan yang terutama mendirikan
bangunan di belantaran sungai dan pembuangan sampah pada tempatnya.
c. keberanian dan ketegasan Kepala pemerintahan daerah untuk menertibkan bangunan di
sepanjang aliran sungai karang mumus serta memangfaatkan anggaran yang telah
diberikan oleh pemerintahan dalam relokasi penduduk yang berada di sepanjang sungai
karang mumus.
d. Pemerintah daerah merencanakan proyek penangulangnan banjir dengan melibatkan
semua pihak berkepentingan, akademisi serta masyarakat dengan penelitian yang
maksimal sehingga biaya yang besar dapat tepat guna dan tepat sasaran dengan tujuan
tercapai, sehingga banjir di kota samarinda dapat terkendali dengan baik.
23
DAFTAR PUSTAKA
https://www.google.co.id/search?
q=analisis+swot+di+samarinda+untuk+mengatasi+banjir&ie=utf-8&oe=utf-
8&rls=org.mozilla:en-US:official&client=firefox-
beta&channel=nts&gws_rd=cr&ei=ffPgU8nmF4q-uATfi4HIDg
https://www.google.co.id/search?
q=analisis+swot+di+samarinda+untuk+mengatasi+banjir&ie=utf-8&oe=utf-
8&rls=org.mozilla:en-US:official&client=firefox-
beta&channel=nts&gws_rd=cr&ei=ffPgU8nmF4q-
uATfi4HIDg#channel=nts&q=analisis+swot+&rls=org.mozilla:en-US:official
http://id.wikipedia.org/wiki/Analisis_SWOT
http://www.academia.edu/3575059/Makalah_Formulasi_Kebijakan_Publik
http://kebijakanpublik12.blogspot.com/2012/06/formulasi-kebijakan.html
24