Anda di halaman 1dari 9

nteraksi, Pengasuhan Anak Dalam Keluarga Dan Faktor Yang Mempengaruhi Interaksi

Devinisi Interaksi

Interaksi adalah hubungan timbal balik antarindividu, individu dengan kelompok, dan kelompok
dengan kelompok lainnya. merupakan hubungan-hubungan sosial yang menyangkut hubungan
antarindividu, individu (seseorang) dengan kelompok, dan kelompok dengan kelompok.

Pengertian Interaksi Menurut Para Ahli

menurut Bonner ( dalam Ali, 2004) merupakan suatu hubungan antara dua orang atau lebih individu,
dimana kelakuan individu mempengaruhi, mengubah atau mempengaruhi individu lain atau sebaliknya.

menurut Shaw. Interaksi sosial adalah suatu pertukaran antarpribadi yang masing- masing orang
menunjukkan perilakunya satu sama lain, dan masing- masing perilaku mempengaruhi satu sama lain.

Thibaut dan Kelley bahwa interaksi sosial sebagai peristiwa saling mempengaruhi satu sama lain ketika
dua orang atau lebih hadir bersama, mereka menciptakan suatu hasil satu sam lain atau berkomunikasi
satu sama lain. Jadi dalam kasus interaksi, tindakan setiap orang bertujuan untuk mempengaruhi
individu lain.

Syarat-Syarat Terjadinya Interaksi

kontak sosial

Kontak sosial tidak hanya dengan bersentuhan fisik, seperti berkomunikasi secara langsung/tatap muka,
berdiskusi, bermain dan lain sebagainya.

komunikasi sosial

Dengan perkembangan teknologi manusia dapat berhubungan tanpa bersentuhan, tanpa bertemu
langsung. Misalnya melalui telepon, telegrap dan lain-lain.
Pengasuhan Anak Dalam Keluarga

Pengertian pengasuhan

Pengasuhan merupakan cara mengasuh anak mencakup yaitu pengalaman, keahlian, kualitas, dan
tanggungjawab yang dilakukan orang tua dalam mendidik dan merawat anak, sehingga anak dapat
tumbuh menjadi pribadi yang diharapkan oleh keluarga dan masyarakat dimana ia berada atau tinggal.
Pengasuhan sering disebut juga “parenting” adalah proses menumbuhkan dan mendidik anak dari
kelahiran anak hingga anak memasuki usia dewasa dan mampu menjadi individu yang mandiri.

Pola asuhan anak dalam keluarga

Usaha orang tua dalam membina anak dan membimbing anak baik jiwa maupun raganya sejak lahir
sampai dewasa (18 tahun). Selain itu, yang dimaksud dengan pola asuh adalah kegiatan kompleks yang
meliputi banyak perilaku spesifik yang bekerja sendiri atau bersama yang memiliki dampak pada anak.
Tujuan utama pola asuh yang normal adalah menciptakan kontrol. Meskipun tiap orang tua berbeda
dalam cara mengasuh anaknya, namun tujuan utama orang tua dalam mengasuh anak adalah sama
yaitu untuk mempengaruhi, mengajari dan mengontrol anak mereka.

Beberapa cara yang bisa dilakukan untuk membuat anak menjadi lebih pintar sebagai berikut:

pemberian ASI, asi merupakan makanan otak yang paling dasar. Anak yang mengkomsumsi asi eksklusif
akan memiliki tingkat kepintaran yang tinggi.

Bermain permainan yang berfikir, bermain catur, teka-teki, selain menyenagkan juga mendukung
strategi berfikir anak, bagaimana cara menyelesaikan masalah dan membuat keputusan yang kompleks.

Bermain musik,

Membiasakan berolahraga, hubungan yang kuat antara kebugaran dan prestasi akademik, semakin anak
sehat maka semakin semangat anak untuk belajar.

Pola Asuh Permisif

Pola asuh permisif adalah jenis pola mengasuh anak yang cuek terhadap anak. Jadi apa pun yang mau
dilakukan anak diperbolehkan seperti tidak sekolah, bandel, melakukan banyak kegiatan maksiat,
pergaulan bebas negatif, matrialistis, dan sebagainya.
Anak yang diasuh orangtuanya dengan metode semacam ini nantinya bisa berkembang menjadi anak
yang kurang perhatian, merasa tidak berarti, rendah diri, nakal, memiliki kemampuan sosialisasi yang
buruk, kurang menghargai orang lain, dan lain sebagainya

Pola Asuh Otoriter

Pola asuh otoriter adalah pola pengasuhan anak yang bersifat pemaksaan, keras dan kaku di mana
orangtua akan membuat berbagai aturan yang saklek harus dipatuhi oleh anak-anaknya tanpa mau tahu
perasaan sang anak.

Anak yang besar dengan teknik asuhan anak seperti ini biasanya tidak bahagia, mudah sedih dan
tertekan.

Pola Asuh Otoritatif

Pola asuh otoritatif adalah pola asuh orangtua pada anak yang memberi kebebasan pada anak untuk
berkreasi dan mengeksplorasi berbagai hal sesuai dengan kemampuan anak dengan sensor batasan dan
pengawasan yang baik dari orangtua.

Pola asuh orang tua dalam mengembangakan kecerdasan motorik, kognitif, emosi, intelektual,dan sosial
anak

Anak selain tumbuh secara fisik, juga berkembang secara psikologi. Ada fase-fase perkembangan yang
dilalui dan anak menapilkan perilaku sesuai dengan cirri-ciri fase perkembangan tersebut. anak pada
dasar senang meniru, karena salah satu proses pembentukan perilaku meka peroleh dengan cara
meniru. Orang tua dituntut untuk memberikan contoh-contoh yang baik yang nyata akan hal-hal yang
baik.

Pengasuhan orang tua dalam mengembangkan kecerdasan kognitif anak antara lain:

Meceritakan dongeng pada anak sebelum tidur.

Memperdengarkan dan mengajari anak dalam bernyanyi serta bermain musik.

Mengajak anak untuk mengimajinasikan dalam bentuk gambar atau lukisan.

Mengajak anak untuk melakukan eksperimen, misalnya mengajak anak untuk memasak bersama.
Mengasah kemampuan mengingat anak dengan bermain puzzle.

Mengajak anak dengan bermain tebak-tebakan.

Mengajak anak dengan bermain peran/drama.

Pengasuhan orang tua dalam mengembangkan kecerdasan motorik anak antara lain:

Mengajak anak bermain dihalaman rumah, seperti main ayunan, menanam bunga dan lain-lain.

Mengajak anak dengan bermain petak umpet

Mengajak anak membersihkan halaman dan lain sebagainya.

Motorik dapat diartikan sebagai proses belajar keahlian gerak dan penghalusan kemampuan motorik
yang memdukung kemahiran dan tumbuh kembang anak.

Perkembangan motorik kasar pada anak usia dini, memiliki rangkaian tahapan yang berurutan, anak
harus melalui tahapan-tahapan khusus dan menguasai setiap tahapan sebelum menuju ketahapan
selanjutnya. Pembelajaran motorik kasar merupakan gerakan fisik yang membutuhkan keseimbangan
anggota tubuh anak.

Perkembangan motorik halus ialah pembelajaran yang berhubungan dengan keterampilan fisik anak
yang melibatkan otot kecil serta koordinasi antara mata dan tangan. Koordinasi ini dimulai dengan
pembawaan dan stimulus yang diperolehnya.

Perkembangan emosi anak

Emosi pada anak berkembang sesuai dengan usia anak pada umumnya. Anak-anak usia 1-2 tahun,
umumnya menujukkan rasa ketidaksukaannya atau marah, menangis, dan lain sebagainya. Sebenarnya
ituklah cara mereka mengungkapkan emosinya.

Perkembangan intelektual

Perkembangan intelektual adalah perkembangan yang datang secara alami. Perkembangan ini
berhubungan dengan perkembangan kemampuan berbicara atau berbahasa pada anak.setiap hari anak
akan mendengar, menangkap pembicaraan dan mengeluarkan pembicaraan lewat untaian kata-kata.
Perkembangan sosial anak

Anak usia dua tahun lebih sering menghabiskan waktunya untuk bermain. Mereka juga lebih egois dan
memiliki rasa ingin menang sendiri yang tinggi, seperti berebut mainan dengan teman seusianya atau
mengambil sesuatu yang dia sukai walau bukan miliknya. Selain bermain anak-anak juga akan
melakukan komunikasi dengan teman bermainnya.

Fungsi Keluarga Dalam Menerapkan Pola Asuh Terhadap Anak Dalam Keluarga

Pola asuh di atas harus disesuaikan dengan determinasi yang jelas antara hak dan kewajiban anak, tetapi
terutama hak anak. Hak anak yang dimaksud ialah bermain, belajar, kasih sayang, nama baik,
perlindungan, dan perhatian. Pengasuhan erat kaitannya dengan kemampuan suatu keluarga atau
rumah tangga dan komunitas dalam hal memberikan perhatian, waktu dan dukungan untuk memenuhi
kebutuhan fisik, mental, dan sosial anak-anak yang sedang dalam masa pertumbuhan serta bagi anggota
keluarga lainnya. Keluarga juga merupakan pendidik paling vital bagi anak yang menjadi tempat anak
untuk menemukan pengetahuan yang berada di lingkungan keluarga.

Fungsi Biologis.

Secara biologis, keluarga menjadi tempat untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti pangan, sandang,
dan papan dengan syarat-syarat tertentu. Berkaitan dengan fungsi ini, pola asuh anak di bidang
kesehatan juga harus mendapat perhatian para orangtua.

Fungsi Pendidikan dan Fungsi Perlindungan

Orangtua menjadi pemegang peran utama dalam proses pembelajaran anak-anaknya, terutama di kala
mereka belum dewasa. Kegiatannya antara lain melalui asuhan, bimbingan dan pendampingan, dan
teladan nyata. Fungsi perlindungan dalam keluarga ialah untuk menjaga dan memelihara anak dan
anggota keluarga lainnya dari tindakan negatif yang mungkin timbul.

Fungsi Religius

Para orangtua dituntut untuk mengenalkan, membimbing, memberi teladan dan melibatkan anak serta
anggota keluarga lainnya mengenal kaidah-kaidah agama dan perilaku keagamaan. Di sini para orangtua
diharuskan menjadi tokoh inti dan panutan dalam keluarga, untuk menciptakan iklim keagamaan dalam
kehidupan keluarganya. Berkatian dengan pola asuh anak di bidang agama, banyak orangtua sepakat
bahwa agama adalah solusi terakhir dan tertinggi bagi setiap persoalan hidup anak-anak mereka. Di titik
ini para orangtua harus menyadari fungsi mereka sebagai teladan atau pemberi contoh terlebih dahulu.

Faktor Yang Mempengaruhi Interaksi

Imitasi

Faktor imitasi mempunyai peran yang sangat penting dalam prosesi interaksi. Imitasi adalah proses
meniru perilaku dan gaya seseorang yang menjadi idolanya. Tindakan meniru dilakukan dengan belajar
dan mengikuti perbuatan orang lain yang menarik perhatiannya. Imitasi dapat terjadi contohnya cara
berpakaian, model rambut, gaya bicara, cara bertingkah laku, dan sebagainya. Imitasi dapat bersifat
positif jika mendorong seseorang untuk mempertahankan, melestarikan, serta menaati norma dan nilai
yang berlaku.

Sugesti

sugesti adalah pandangan atau sikap seseorang yang kemudian diterima dan diikuti oleh pihak lain.
Pihak pemberi sugesti biasanya adalah orang yang beribawa dan dihormati, seperti dokter dan psikiater.
Berlangsungnya sugesti dapat terjadi karena pihak penerima sugesti sedang berada dalam keadaan kalut
atau emosi yang tidak stabil sehingga menghambat daya pikirnya

Identifikasi

identifikasi adalah keinginan seseorang untuk sama dengan orang lain. Sifat identifikasi lebih mendalam
dari pada imitasi karena dalam proses ini kepribadian seseorang turut terbentuk. Proses identifikasi
dapat berlangsung tanpasengaja atau dengan sengaja. Melalui identifikasi, diri seseorang seolah-olah
menjadi pihak lain atau identik dengan tokoh idolanya. Prosesi identifikasi dapat membentuk
kepribadian seseorang.
simpati adalah proses ketika seseorang merasa tertarik dengan pihak lain. Simpat akan dapat
berkembang jika terdapat saling pengertian dari kedua belah pihak. Simpati disampaikan kepada
seseorang pada saat-saat tertentu, bisa saat bergembira bisa pula saat bersedih.

motivasi adalah dorongan yang diberikan kepada seseorang individu kepada individu lainnya. Motivasi
bertujuan agar orang yang diberi motibasi tersebut menuruti atau melaksanakan apa yang
dimotivasikan. Selain diberikan kepada individu, motivasi juga dapat diberikan individu kepada
kelompok, kelompok kepada kelompok, dan kelompok kepada individu.

Empati

Empati adalah keadaan mental yang membuat seseorang merasa atau mengindentifikasi dirinya dalam
keadaan perasaan atau pikiran yang sama dengan orang atau kelompok lain. Misalnya, jika melihat
seseorang mengalami kecelakaan dan luka berat. kita berempati seolah-olah juga ikut merasakan sakit
orang tersebut. Dengan kata lain, kita memposisikan diri kita pada orang lain.

Keterkaitan Antara Interaksi Dengan Pola Pengasuhan Anak Dalam Keluarga

Keterkaitan antara interaksi dengan pengasuhan anak dalam keluarga terlihat sangat jelas, karena
didalam pengasuhan orang tua sering kali mengajak anaknya untuk berkomunikasi, bercengkrama,
bersosialaisa dan lain sebagainya. Untuk mejalin hubungan yang baik dengan anak-anaknya orang tua
harus mampu meluangkan waktu dengan anak mereka. Karena dengan adanya interaksi anak dan orang
tua akan menjadi hubungan yang lebih dekat dan harmonis. Interaksi terjadi karena adanya reaksi, dan
adanya reaksi dari orang tua maka anak akan melakukan aksi.

Interaksi pengasuhan pada anak yaitu pola hubungan timbale-balik antara pengasuh/orang tua dan anak
yang di asuh. Interaksi atau perilaku seorang anak sangat dipengaruhi oleh pola pengasuhan orang tua,
jika pengasuhan orang tua baik maka anak akan menjadi individu yang baik begitupun sebaliknya jika
orang tua melakukan pengasuhan yang kurang baik maka anak pun akan tumbuh menjadi individu yang
kurang baik.

Tanpa adanya interaksi orang tua dengan anak akan menimbulkan kejenuhandan kejangguhan antara
anak dengan orang tuanya, kurangnya komunikasi antara mereka. Namun disetia keluarga pastilah
terjalin komunikasi antara anak dan orang tua dan anggota lainnya yang saling membutuhkan satu sama
lain yang sering melakukuan percakapan dan lain sebagainya.
Mengasuh anak adalah proses mendidik agar kepribadian anak dapat berkembang dengan baik dan
ketika dewasa menjadi orang yang mandiri dan bertanggung jawab. Mengasuh anak bukanlah dimulai
saat anak dapat berkomunikasi dengan baik, tetapi dilakukan sendiri oleh orang tua sedini mungkin
(sejak lahir).

Sejak lahir sampai 1 tahun

Dalam kandungan, anak hidup serba teratur, hangat, dan penuh penlindungan. Setelah dilahinkan, anak
sepenuhnya bengantung terutama pada ibu atau pengasuhnya. Pencapaian pada tahap ini untuk
mengembangkan rasa percaya pada lingkungannya. Bila rasa percaya tak didapat, maka timbul rasa tak
aman, rasa ketakutan dan kecemasan. Bayi belum bisa bercakap-cakap untuk menyampaikan
keingmnannya, ia menangis untuk menarik perhatian orang. Segala hal yang dapat mengganggu proses
menyusui dalam hubungan ibu anak pada tahap ini akan menyebabkan terganggunya pembentukan rasa
percaya dan rasa aman.

Usia 1 – 3 tahun

Pada tahap ini umumnya anak sudah dapat berjalan. Ia mulai menyadari bahwa gerakan badannya dapat
diatur sendiri, dikuasai dan digunakannya untuk suatu maksud. Tahap ini merupakan tahap
pembentukan kepercayaan diri. Orang tua hendaknya mendorong agar anak dapat bergerak bebas,
menghargai dan meyakini kemampuannya. Usahakan anak mau bermain dengan anak yang lain untuk
mengetahui aturan permainan. Hal ini jadi dasar terbentuknya rasa yakin pada diri dan harga diri di
kemudian hari.

Usia 3 – 6 tahun,

Tahap ini anak dapat meningkatnya kemampuan berbahasa dan kemampuan untuk melakukan kegiatan
yang bertujuan, anak mulai memperhatikan dan berinteraksi dengan dunia sekitarnya.

d.Usia 6 – 12 tahun,

Pada usia ini teman sangat penting dan ketrampilan sosial mereka semakin berkembang. Hubungan
mereka menjadi lebih baik dalam berteman, mereka juga mudah untuk mendekati teman baru dan
menjaga hubungan pertemanan yang sudah ada.
Usia 12 – 18 tahun, Masa remaja bervariasi pada setiap anak, tapi pada umumnya berlangsung antara
usia 11 sampai 18 tahun. Di dalam masa remaja pembentukan identitas diri merupakan salah satu tugas
utama, sehingga saat masa remaja selesai sudah terbentuk identitas diri yang mantap.

Sejak anak masih ada didalam kandungan ibunya seorang ibu sudah melakukuan interaksi dengan buah
hatinya, dengan mengajaknya berbcara dan lain sebagainya. Jadi hubungan interasi dengan pengasuhan
orang tua sudah ada sejak anak dalam kandungan sampai anak lahir dan tumbuh dewasa serta mampu
menjadi individu yang mandiri

Anda mungkin juga menyukai