Anda di halaman 1dari 35

MAKALAH SEMINAR

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TAHAP ADOLESCENT FAMILY PADA


KELUARGA Tn.M

Dosen Pengampu :

Bpk. Thomas Aquino Erjinyuare Amigo, S.Kep., M.Kep., Ns.Sp.Kep.Kom

A.15.3. Kelompok 2 :

1. 18130093 Ni Kadek Pipit Puspita


2. 18130101 Risti Eka Wulandari
3. 18130105 Emilia Consita Bupu
4. 18130106 Fitryani Tandi Tangalayuk
5. 18130111 Faiyun
6. 18130112 Anggun Rohmananti
7. 18130128 Sulis Nariyati
8. 18130130 Stevany Brenda Tupamahu
9. 18130132 Meydi Lenor Haurissa
10. 18130135 Maria E M Sarmento
11. 18130152 Zakia Nurul Hikmah

PRODI S1 ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KESEHATAN

UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA


2020

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat, rahmat,
dan karunia-Nya, makalah seminar tentang “Asuhan Keperawatan Keluarga”, dapat
diselesaikan.

Makalah seminar ini ditulis untuk memenuhi salah satu tugas dalam Blok Keperawatan
Keluarga yang dibimbing oleh Bpk. Thomas Aquino Erjinyuare Amigo, S.Kep., M.Kep.,
Ns.Sp.Kep.Kom & Tim. Terimakasih kami sampaikan atas bimbingannya selama proses
perkuliahan dan penyelesaian tugas pada Program Studi S-1 Ilmu Keperawatan Fakultas
Kesehatan Universitas Respati Yogyakarta . Semoga makalah seminar ini dapat bermanfaat bagi
semua pihak.

Ambon
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................................4

A. Latar Belakang..............................................................................................................................4

B. Tujuan............................................................................................................................................5

BAB II TINJAUAN TEORI.....................................................................................................................6

A. Pengertian Keluarga..........................................................................................................................6

B. Tahap Perkembangan Keluarga V (Adolescent Family).............................................................6

C. Tugas dan Fungsi Keluarga..........................................................................................................7

D. Asuhan Keperawatan Keluarga.................................................................................................10

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA...........................................................................14

BAB IV PEMBAHASAN........................................................................................................................33

BAB V KESIMPULAN...........................................................................................................................37

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................................38
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keluarga merupakan suatu unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga
dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah satu atap dalam
keadaan saling bergantungan. Keluarga memiliki pengaruh yang penting tehadap
pembentukan identitas individu, status kesehatan dan perasaan harga diri individu. Sistem
pendukung yang vital bagi individu adalah keluarga, dimana keluarga berfungsi untuk
memenuhi kebutuhan-kebutuhan anggota keluarga dengan menjalankan fungsi biologi,
fungsi pendidikan, fungsi psikis, fungsi sosiokultural, serta fungsi kesehatan.

Aktivitas-aktivitas keluarga dalam menjalankan fungsi kesehatan dan kesimbangan antara


anggota keluarga tidak terlepas dari lima tugas dalam perawatan kesehatan keluarga yaitu;
mampu mengenal masalah kesehatannya, mampu mengambil keputusan yang tepat untuk
mengatasi kesehatannya, mampu melakukan tindakan keperawatan untuk anggota keluarga
yang memerlukan bantuan keperawatan, mampu memodifikasi lingkungan sehingga
menunjang upaya peningkatan kesehatan, mampu memanfaatkan sarana pelayanan kesehatan
yang ada.

Keluarga menjadi point penting dalam upaya mencapai kesehatan masyarakat secara
optimal karena memiliki keterkaitan dengan masalah kesehatan, memiliki fungsi utama
dalam masyarakat dan lembaga yang menyangkut kehidupan masyarakat. Peran keluarga
sebagai kelompok dapat melakukan aktivitas pencegahan, memelihara, menimbulkan,
memperbaiki ataupun mengabaikan masalah kesehatan yang ada di dalam kelompok atau
keluarga. Keluarga berperan sebagai pengambil keputusan dalam memelihara kesehatan
anggota keluarganya, yang berarti keluarga menjadi faktor penentu sehat-sakitnya anggota
keluarga, yang akan berdampak pada munculnya berbagai masalah kesehatan anggota
keluarga. Keluarga menjadi unit pelayanan kesehatan yang terdepan dalam meningkatkan
derajat kesehatan komunitas. Apabila setiap keluarga sehat, akan tercipta komunitas yang
sehat pula. Masalah kesehatan yang dialami oleh salah anggota keluarga dapat
mempengaruhi anggota keluarga yang lain, mempengaruhi sistem keluarga, komunitas
setempat bahkan komunitas global. Dengan demikian kesehatan dan kemandirian keluarga
merupakan kunci utama pembangunan kesehatan masyarakat.

Unit fungsional terkecil dalam pemberian asuhan keperawatan keluarga adalah keluarga,
dimana pertisipasi anggota keluarga dalam pemberian asuhan keperawatan keluarga sangat
mempengaruhi hasil dari asuhan keperawatan keluarga lansia. Selain keluarga, perawat juga
memiliki peran penting yakni sebagai pendidik, coordinator atau penghubung, advokat atau
pelindung, pemberi pelayanan langsung, konselor, dan modifikator lingkungan. Pemberian
pelayanan keperawatan keluarga beriringan dengan tiga tingkat pencegahan. Tingkat pertama
(promotion dan primary prevention), pencegahan tingkat kedua (secondary prevention),
maupun pencegahan tingkat ketiga (tertiary prevention). Setiap pencegahan melibatkan
keluarga sebagai mitra kerja dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi dari setiap
pelayanan keperawatan yang diberikan pada keluarga.

Maka dari itu penulis mengangkat permasalahan keluarga pada tahap V agar keluarga
mampu menyelesikan masalah – masalah yang di hadapinya saat ini.

B. Tujuan
a) Tujuan Umum
Untuk mengetahui Asuhan Keperawatan Keluarga pada tahap perkembangan keluarga V
(Adolescent Family)
b) Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui konsep keluarga pada tahap perkembangan Adolescent Family
terkait tugas keluarga, fungsi keluarga dan masalah yang terjadi pada tahap
perkembangan V.
2. Melakukan pengkajian pada keluarga tahap perkembangan V ( Adolescent Family )
3. Merumuskan diagnosa keperawatan pada tahap perkembangan V (Adolescent Family )
4. Menyusun dan melaksanakan intervensi keperawatan pada tahap perkembangan V
(Adolescent Family)
5. Mengevaluasi intervensi yang sudah dilaksanakan pada tahap perkembangan V
(Adolescent Family)
BAB II TINJAUAN TEORI

A. Pengertian Keluarga
Friedman, (2010) mendefinisikan keluarga adalah unit dari masyarakat yang terdiri dari
dua orang atau lebih yang disatukan oleh kebersamaan dan kedekatan emosional serta yang
mengidentifikasi dirinya sebagai bagian dari keluarga. dan merupakan lembaga yang
mempengaruhi kehidupan masyarakat. Dalam masyarakat, hubungan yang erat antara
anggotanya dengan keluarga sangat menonjol sehingga keluarga sebagai lembaga/unit
layanan perlu diperhitungkan. Keluarga adalah sekumpulan orang yang dihubungkan oleh
ikatan perkawinan, adaptasi, dan kelahiran yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan
budaya yang umum, meningkatkan perkembangan fisik, mental dan emosional serta sosial
individu yang ada di dalamnya, dilihat dari interaksi yang reguler dan ditandai dengan adanya
ketergantungan dan hubungan untuk mencapai tujuan umum (Zaidin Ali, 2010). Keluarga
adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan beberapa orang yang
berkumpul serta tinggal di suatu tempat di bawah satu atap dalam keadaan saling bergantung
(Zaidin Ali, 2010)

B. Tahap Perkembangan Keluarga V (Adolescent Family)


Tahap perkembangan keluarga ke V berdasarkan konsep Duvall dan Miller (Friedman,
2010) adalah Keluarga dengan anak remaja yang dimulai ketika anak pertama melewati umur
13 tahun, berlangsung selama 6 sampai 7 tahun. Tahap ini dapat lebih singkat jika anak
meninggalkan keluarga lebih awal atau lebih lama jika anak masih tinggal di rumah hingga
berumur 19 atau 20 tahun.

Tugas perkembangan keluarga dengan anak remaja, yaitu:

1. Mengimbangi kebebasan remaja dengan tanggung jawab sejalan dengan maturitas


remaja.
2. Memfokuskan kembali hubungan perkawinan antar pasangan.
3. Melakukan komunikasi terbuka anatara anak dan orang tua.
4. Mempertahankan standar etik dan moral.
Pada tahap ini, orang tua harus secara progresif mengubah hubungan mereka denga anak
remaja mereka, yaitu dari hubungan sebelumnya yang bergantung menjadi yaitu menjadi
hubungan yang semakin mandiri, agar keluarga dapat beradaptasi selama tahap ini, anggota
keluarga, terutama orang tua harus membuat system utama yaitu menetapkan peran dan
norma yang baru serta melepaskan anak remaja.

Keluarga ini merupakan tahapan yang paling sulit, karena orang tua melepas otoritasnya
dan membimbing anak untuk betanggung jawab (mempunyai otoritas terhadap dirinya
sendiri yang berkaitan dengan peran dan fungsinya). Seringkali muncul konflik antara orang
tua dan ramaja karena anak mengingikan kebebasan untuk melakukan aktivitasnya sementara
orang tua mempunyai hak untuk mengontrol aktivitas anak. Dalam hal ini orang tua perlu
menciptakan komunikasi yang terbuka, menghindari kecurigaan dan permusuhan sehingga
hubungan orang tua dan remaja tetap harmonis

Masalah perkembangan keluarga menurut (friedmen,2010)

1. Orang tua tidak memiliki waktu berdiskusi dengan anak remajnya


2. Orang tua cenderung otoriter dan menghakimi anak akibatnya anak akan suka berdiskusi
dengan orang lain maupun teman sebayanya. Seringkali muncul konflik antara orang tua
dan ramaja karena anak mengingikan kebebasan untuk melakukan aktivitasnya sementara
orang tua mempunyai hak untuk mengontrol aktivitas anak. Dalam hal ini orang tua perlu
menciptakan komunikasi yang terbuka, menghindari kecurigaan dan permusuhan
sehingga hubungan orang tua dan remaja tetap harmonis
3. Orang tua sibuk dengan kegiatan masing-masing

C. Tugas dan Fungsi Keluarga


1. Fungsi Keluarga
a) FungsiAfektif
Fungsi afektif berhubungan erat dengan fungsi internal keluarga yang merupakan basis
kekuatan keluarga. Fungsi afektif berguna untuk pemenuhan kebutuhan psikososial.
Keberhasilan fungsi afektif tampak pada kebahagiaan dan kegembiraan dari seluruh
anggota keluarga. Komponen yang perlu dipenuhi oleh keluarga dalam melaksanakan
fungsi afektif adalah (Friedman, M.M et al., 2010) :
1) Saling mengasuh yaitu memberikan cinta kasih, kehangatan, saling menerima,
saling mendukung antar anggota keluarga.
2) Saling menghargai, bila anggota keluarga saling menghargai dan mengakui
keberadaan dan hak setiap anggota keluarga serta selalu mempertahankan iklim
positif maka fungsi afektif akan tercapai.
3) Ikatan dan identifikasi ikatan keluarga di mulai sejak pasangan sepakat memulai
hidup baru.
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Elza Mursafitri (2015), peneliti mendapatkan
bahwa yang paling memiliki peran penting dalam mencapai fungsi afektif keluarga yang
adekuat pada tahap V adalah pertalian dan keterpaduan. Diamana, keluarga mampu
menciptakan hubungan baik dalam saling menghormati hak, kebutuhan, tanggung
jawab, keterbukaan dan kedekatan.
Lakukan pengkajian dengan menanyakanbagaiman cara keluarga mengenai
asuh,asih dan saling kasih saying antara satu sama lain,dan menanyakan bagaimana cara
keluarga dalam memberitahu tentang kebebasan remaja
Lakukan pengkajian mengenai bagaimana keluarga mengatur waktu bersama
keluarga

b) Fungsi Sosialisasi
Sosialisasi di mulai sejak manusia lahir. Keluarga merupakan tempat individu untuk
belajar bersosialisasi, misalnya anak yang baru lahir dia akan menatap ayah, ibu dan
orang-orang yang ada disekitarnya. Dalam hal ini keluarga dapat Membina hubungan
sosial pada anak, Membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat
perkembangan anak, dan Menaruh nilai-nilai budaya keluarga.
Menurut (friedmen 2010), Orang tua dan anak remaja untuk berkomuniaksi secara
terbuka antara satu sama lain, komunikasi terbuka sering kali merupakan suatu hal
yang ideal di bandingkan kenyataan sering terjadi penolakan antara orangtua dan anak
remaja mengenai nilai dan gaya hidup.
c) Fungsi Reproduksi
Fungsi reproduksi untuk meneruskan keturunan dan menambah sumber daya manusia.
Maka dengan ikatan suatu perkawinan yang sah, selain untuk memenuhi kebutuhan
biologis pada pasangan tujuan untuk membentuk keluarga adalah meneruskan
keturunan.
Lakukan pengkajian mengenai program kehamilan dalam keluarga
d) Fungsi Ekonomi
Merupakan fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan seluruh anggota keluarga
seperti memenuhi kebutuhan makan, pakaian, dan tempat tinggal.
e) Fungsi Perawatan Kesehatan
Keluarga juga berperan untuk melaksanakan praktik asuhan keperawatan, yaitu untuk
mencegah gangguan kesehatan atau merawat anggota keluarga yang sakit. Keluarga
yang dapat melaksanakan tugas kesehatan berarti sanggup menyelesaikan masalah
kesehatan
Menurut (friedmen 2010), Pada tahap ini, kesehatan fisik keluarga biasanya baik, tetepi
promosi kesehatan tetap merupakan perhatian yang penting, faktor resiko harus
diidentifikasi dan didiskusikan denagan keluarga, karena pentingnya gaya hidup sehat ,
kebutuhan kesehatan lainnya adalah diarea dukungan dan bantuan dalam menguatkan
hubungan pernikahan dan hubungan orang tua remaja, dan dibutuhkan konseling
seportif langsung atau melakukan rujukan ke sumber-sumber komunitas untuk
konseling pelayanan rekreasi, edukasi dan pelayanan lain.

2. Tugas perawatan keluarga


a) Mengenal masalah kesehatan
Untuk mengetahui kemampuan keluarga mengenal masalah kesehatan. kaji sejauh
mana keluarga mengenal fakta-fakta dari masalah kesehatan yang meliputi
pengertian, tanda dan gejala faktor penyebab dan faktor yang mempengaruhinya.
b) Membuat keputusan tindakan kesehatan yang tepat.
Untuk mengetahui kemampuan keluarga mengambil keputusan mengenai tindakan
keperawatan yang tepat, hal yang perlu dirasakan oleh keluarga sejauh mana
kemampuan keluarga mengenai sifat dan luasnya masalah,apakah masalah masalah
kesehatan dirasakan oleh keluarga merasa takut akan akibat dari penyakit, apakah
keluarga mempunyai sifat negatif terhadap masalah kesehatan,apakah keluarga dapat
menjangkau fasilitas kesehatan yang ada, apakah keluarga kurang percaya terhadap
tenaga kesehatan dan apakah keluarga mendapat informasi yang salah terhadap
tindakan dalam mengatasi masalah.
c) Memberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit
Untuk mengetahui sejauh mana kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang
sakit, yang perlu dikaji adalah sejauhmana keluarga mengetahui keadaan penyakitnya
(sifat, penyebaran, komplikasi, prognosa dan cara perawatanya) sejauh mana keluarga
mengetahui tentang sifat dan perkembangan perawatan yang dibutuhkan, sejauh mana
keluarga mengetahui sumber-sumber yang ada dalam keluarga (anggota keluarga
yang bertanggung jawab, sumber keuangan, fasilitas fisik, psikososial) dan
bagaimana sifat keluarga terhadap yang sakit (khususnya sifat negatif).
d) Mempertahankan atau menciptakan suasana rumah yang sehat
Untuk mengetahui sejauh mana kemampuan keluarga mempertahankan atau
menciptakan suasana rumah yang sehat (dari segi fisik ,psikis, ekonomi) hal yang
perlu dikaji adalah sejauh mana keluarga melihat keuntungan atau manfaat
pemeliharaan lingkungan, sejauh mana keluarga melihat keuntungan atau manfaat
pemeliharaan lingkungan, sejauh mana keluarga melihat keuntungan/manfaat, sejauh
mana mengetahui upaya pencegahan penyakit, sejauh mana sifat/pandangan keluarga
terhadap hiegene dan sanitasi dan sejauh mana kekompakan antar anggota keluarga.
e) Menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan masyarakat
Untuk mengetahui sejauh mana kemampuan keluarga menggunakan fasilitas
pelayanan kesehatan dimas yarakat, hal yang perlu dikaji adalah sejauhmana keluarga
memahami keuntungan-keuntungan yang dapat diperoleh dari fasilitas kesehatan
sejauh mana tingkat kepercayaan keluarga terhadap petugas dan fasilitas kesehatan.

D. Asuhan Keperawatan Keluarga


Proses keperawatan merupakan inti dan esensi dari keperawatan, pusat dari seluruh
tindakan keperawatan, dapat diterapkan pada seluruh tatanan, dengan berbagai teori,
kerangka konsep atau referensi. Tahapan dari proses keperawatan meliputi; pengkajian,
diagnosis, perencanaan, dan evaluasi yang saling membentuk lingkaran yang terus menerus
dari pemikiran dan tindakan yang bersifat dinamis dan terus berputar.

1. Pengkajian.
Proses pengkajian keluarga merupakan proses pengumpulan informasi/data yang
terus menerus secara sistematik menggunakan alat pengkajian keluarga kemudian
diklasifikasikan dan dianalisis untuk diinterpretasikan artinya (Friedman, 2010). Proses
pengumpulan data keluarga dapat diperoleh melalui berbagai sumber:
a) Wawancara terhadap satu anggota keluarga atau lebih tentang peristiwa yang
lalu dan sekarang (bertanya dan mendengarkan, genogram, ecomap).
b) Temuan obyektif (observasi rumah keluarga dan fasilitasnya, observasi interaksi
keluarga, dll).
c) Penilaian subyektif (pengalaman yang dilaporkan anggota keluarga, dll).
d) Informasi tertulis maupun lisan dari berbagai rujukan, berbagai agensi yang
bekerja dengan keluarga, dan anggota tim kesehatan lain.
Komponen yang dikaji dalam model FCN meliputi:
a) Data inti keluarga, yang terdiri dari data umum, komposisi keluarga, tipe bentuk
keluarga, latar belakang kebudayaan, nilai dan keyakinan, dan status sosial
ekonomi keluarga.
b) Tahap dan Riwayat Perkembangan, terkait pemenuhan tugas perkembangan dan
riwayat mengenai kejadian kehidupan asal orang tua dan masing-masing
keluarga dari lahir sampai sekarang.
c) Data lingkungan, yang terdiri dari karakteristik rumah, karakteristik lingkungan
dan komunitas, mobilitas geografis keluarga, dan sosialisasi keluarga dengan
komunitas.
d) Struktur keluarga, yang terdiri dari pola komunikasi, struktur kekuasaan, struktur
peran, dan nilai keluarga.
lakukan pengkajian mengenai komunikasi apakah di dalam keluarga
menggunakankomunikasi tertutup atau terbuka. Lakukan pengkajian kekuasaan
menegnai siapa yang berhakmengambil keputusan dalm keluarga, lakukan
pengkajian mengenai apakah dalam keluarga melakukan peran nya masing –
masning, lakukan pengkajian mengenai nilai-nilai dan norma apa saja yang di
terapkan dalam keluarga.
Lakukan pengkajian kapan saja waktu untuk anak berbicara dengan orang
tua,seberapa sering orang tua berkomunikasi kepada anak.
e) Fungsi keluarga, yang terdiri dari fungsi afektif, fungsi sosialisasi, fungsi
perawatan kesehatan, stress, koping, dan adaptasi keluarga.
f) Stresor, koping dan adaptasi keluarga dalam menghadapi masalah.

2. Diagnosis Keperawatan.
Diagnosis keperawatan yaitu keputusan klinik tentang respon individu, keluarga, atau
komunitas terhadap masalah kesehatan atau proses kehidupan baik yang aktual maupun
potensial (NANDA, dalam Friedman). Diagnosis keperawatan ini yang nantinya akan
menjadi dasar dalam pemilihan intervensi keperawatan untuk mencapai hasil yang
menjadi akuntabilitas perawat.

3. Prioritas dan skore Diagnose


Setelah masalah kesehatan keluarga teridentifikasi, masalah tersebut disusun berdasarkan
urutan prioritas kepentingan keluarga karena seringkali terdapat ketidaksesuaian antara
cara pandang profesi terhadap kebutuhan keluarga dan cara pandang keluarga terhadap
masalahnya sendiri (Friedman, 2010). Prioritas masalah ditetapkan bersama keluarga
dengan menggunakan sistem skoring prioritas masalah.
Skor yang ada kemudian dihitung dan dijumlahkan. Diagnosis keperawatan
dengan nilai tertinggi merupakan masalah utama yang akan diselesaikan terlebih dahulu.
Adapun rumus penghitungan skor yang digunakan adalah sebagai berikut:
Skoring : Skor x Bobot
Angka tertinggi

No Kriteria Komponen Skor Bobot

1 Sifat Masalah Sejahtera 3 1

Health Defict 3

Ancaman Kesehatan (risiko) 2

Tidak/kurang sehat/krisis (actual) 1

2 Kemungkinan Masalah dapat Mudah 2 2

diubah Sebagian 1

Tidak dapat 0

3 Potensial masalah untuk dicegah Tinggi 3 1

Cukup 2
Rendah 1

4 Menonjol Masalah Maalah berat harus ditangani 2 1

Ada masalah tapi tidap perlu segera ditangani 1

Masalah Tidak dirasakan 0

4. Intervensi
Intervensu keperawatan yang diberikan mengacu pada lima tugas keluarga menurut
Friedman, dalam Maglaya, et al (2009) yang terdiri dari: mampu mengenal masalah
kesehatan keluarga, mengambil keputusan yang tepat untuk mengatasi masalah kesehatan
yang ada, mampu merawat anggota keluarganya yang sakit, mampu memodifikasi
lingkungan keluarga, dan mampu memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan yang ada.
Bentuk intervensi keperawatan yang dapat diberikan pada keluarga menurut Friedman,
Bowden, dan Jones (2003) meliputi modifikasi perilaku, membuat kontrak, manajemen
kasus (termasuk koordinasi dan advokasi), kolaborasi, konsultasi, konseling, strategi
pemberdayaan keluarga, modifikasi lingkungan, advokasi keluarga, modifikasi gaya
hidup, dukungan jaringan (kelompok swabantu dan dukungan sosial lainnya), rujukan
kasus, model peran, dll.
5. Evaluasi
Evaluasi pada keperawatan keluarga berdasarkan pada seberapa efektif intervensi yang
dilakukan dan bagaimana respon keluarga. Evaluasi dapat dilakukan mengacu pada
kriteria hasil yang telah ditetapkan pada saat menyusun perencanaan bersama keluarga.
Evaluasi dapat dilakukan secara formatif maupun sumatif. Evaluasi formatif dilakukan
selama proses asuhan berlangsung, sedangkan evaluasi sumatif dilakukan untuk menilai
kualitas asuhan keperawatan yang telah diberikan (Friedman, Bowden, & Jones, 2003).
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

A. Pengkajian Keluarga
1. Data umum
a) Nama Kepala Keluarga : Tn.M
b) Alamat : Benteng, Jl.Gudang Arang, RT.01/RW.05,
Kec.Nusaniwe, Ambon
c) Komposisi Keluarga

No Nama Jenis Umur Hubunga Pendidika Pekerjaan Status Ket


Kelami n n Imunisas
n Kel i
1. Tn.M L 50 Kepala Kel S1 PNS
/ suami
2. Ny.E P 49 Istri S1 PNS
3. An.S L 20 Anak SMA Mahasiswa Lengkap
4. An.B P 20 Anak SMA Mahasiswa Lengkap
5. An.J L 17 Anak SMA Pelajar Lengkap
2. Tipe Bentuk Keluarga
Tipe keluarga Tn.M adalah Nuclear Family. Dimana dalam keluarga terdiri dari
ayah, ibu dan anak-anak. Walaupun terkadang an.S dan an.B pergi ke luar kota
untuk kuliah.
d) Suku Bangsa
Keluarga Tn.M berasal dari Ambon, bangsa Indonesia dan kebudayaan yang
dianut tidak ada yang bertentangan dengan kesehatan . Bahasa yang digunakan
sehari-hari adalah Bahasa Ambon. Walaupun menganut suku Ambon, tetapi gaya
hidup, peran struktur keluarga dan dekorasi rumah mengikuti perkembangan
zaman atau modern.
e) Agama
Keluarga Tn.M beragama Kristen Protestan. Setiap hari minggu keluarga selalu
pergi ke Gereja dan aktif berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan agama yang
lainnya. Akan tetapi, pada masa pandemic corona maka keluarga hanya bisa
beribadah di rumah.
f) Status Kelas Sosial
Menurut Ny.E, sumber pendapatan keluarga dari pekerjaan Tn.M sebegai PNS
dan pekerjaan Ny.E sebagai PNS. Pendapatan yang diperoleh setiap bulan dari
Tn.M dan Ny.E adalah Rp.8.000.000,00-Rp. 9.000.000,00 /bulan . Menurut
Ny.E ,hasil pendapatan tersebut masih kurang karena banyak kebutuhan yang
harus dipenuhi, dan Ny.E yang mengelolah keungan keluarga untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari, biaya kuliah dan kebutuhan anak-anak yang kuliah di luar
kota, dan biaya sekolah anak,
Barang-barang yang dimiliki keluarga : 1 sepeda motor, 1 mobil, 2 TV, 2 set
kursi, 2 kipas angin, 1 ac, 2 kulkas, 6 lemari, 1 mesin cuci.
g) Aktivitas Rekreasi Keluarga
Menurut Ny.E, keluarga biasanya menonton TV bersama-sama untuk mengisi
waktu kosong. Terkadang keluarga berpergian keluar rumah untuk rekreasi seperti
pergi ke pantai atau Ny.E dan an.J biasanya pergi ke luar kota untuk berkunjung
ke an.S dan an.B sekalian berlibur.
3. Tahap Perkembangan Keluarga dan Riwayat Kesehatan Keluarga
a) Tahap Perkembangan Keluarga
Keluarga Tn.M berada pada tahap V Adolescent Family. Dimana, anak yang
pertama berusia 20 tahun. Menurut Ny.E tugas perkembangan keluarga belum
semuanya telah terpenuhi. Dimana, anak-anak diberikan kebebasan dalam
bergaul, berpendapat, mengembil keputusan dan membiasakan anak untuk siap
menanggung resiko atas apa yang sudah diputuskan, namun tetap menanamkan
standar etik, moral dan norma. Namun, terkadang anak-anak tertutup terkait
masalah yang dihadapi dan tidak menceritakan kepada ny.E dan tn.M .
b) Riwayat Keluarga
Menurut Ny.E, dulu pernah mengalami penyakit Jantung coroner dan juga
bronkitis, tetapi sekarang dalam kondisi sehat dan tidak mengalami gangguan atau
masalah kesehatan. anak-anak juga tidak memiliki masalah pada kesehatan dan
tidak mengalami penyakit parah atau yang sama dengan Ny.E,hanya saja meeka
mengalami sakit biasa seperti pusing, flu, batuk dan sakit kepala. Menurut Tn.M,
terkadang mengalami pusing, kaki bengkak dan merasa tegang dibagian leher.
Sebelumnya tn.M juga tidak mengalami penyakit jantung atau yang lainnya.
TD tn.M : 140/90 N:84 R: 22
An. J tampak pucat, BB: 49 TB: 160
Genogram :

x Meninggal krn stroke

x
Meninggal krn Tumor

Meninggal krn kanker


Sakit stroke
x
Meninggal krn kanker
MeninggalMeninggal krn HIV-AIDS
krn stroke

Laki-laki Meninggal
Anak kembar
Perempuan Anak angkat
an

Menurut ny.E, hubungan masa silam dengan orangtua baik begitupun hubungan
antara tn.M dan orangtuanya. Asal keluarga tn.M dan ny.E dari Ambon.

4. Data Lingkungan
Kondisi rumah keluarga Tn.M beratap seng, berdinding tembok, lantai keramik,
dalam keadaan rumah bersih, banyak barang namun tertata dengan rapih, ventilasi
dan pencahayaan rumah baik, setiap kamar memiliki jendela dan ada juga pada ruang
tamu. Kamar mandi bersih dan difasilitasi dengan barang-barang yang dibutuhkan, da
nada beberapa barang yang tidak digunakan bersama seperti handuk, sikat gigi,
saluran pembuangan limbah baik karena adanya saluran air/selokan di belakang
rumah, keluarga juga menyediakan tempat pembuangan sampah. Menurut Ny.E,
sumber air bersih yang digunakan berasal dari PAM, sumber air minum berupa
gallon, dan setiap pagi biasanya sampah yang sudah penuh di tempat penampungan
lamgsung di bawa ke bak sampah yang tidak jauh dari rumah.

Teras Kamar

Ruang Tamu

Ruang Keluarga

Kamar

Kamar Ruang Makan

Kamar
Mandi Dapur

Keluarga tn.M tinggal di lingkungan kota dan menempati rumah hunian dengan
lingkungan yang kurang dari polusi tetapi terkadang ada masalah kemacetan lalu lintas,
karena lokasi rumah yang berdekatan dengan jalan raya. Selain itu, lokasi rumah
strategis karena berdekatan dengan gereja, puskesmas, RSUD, pos polisi, pasar dan
tempat kerja tn.M, dan juga sekolah an.J yang dapat diakses ± 10 .
Menurut Ny.E, rumah yang ditempati adalah rumah sendiri,keluarga Tn.M merupakan
penduduk asli Benteng dan sudah menempati rumah selama 22 tahun sejak keluarga
5. Struktur Keluarga
bermigrasi dari kelurahan Skip. Keluarga merasa nyaman dan merasa aman dengan
a) Pola Komunikasi
lingkungan rumah Ny.E,
Menurut yangpola
ditempati. Duludalam
komunikasi Hubungan keluarga
keluarga dengan dan
adalah terbuka tetangga danJika
tertutup.
masyarakatadasekitar
masalah yang
sangat terjadi
baik, , Ny.E
keluarga danberinteraksi
sering Tn.M berdiskusi
dengan untuk mencari
tetangga, solusi
dan juga
terhadap permasalahan yang terjadi. Dan juga melibatkan anak-anak dalam
sering mengikuti kegiatan masyarkat sekitar dan tidak pernah ada masalah dengan
menyelesaikan masalah tertentu. Cara komunikasi ny.E terhadap ank-anak
tetangga. lembut, tetapi kadang menyalahi dan memarahi anak-anak dengan intonasi suara
yang tinggi. Dalam berinteraksi, an.B dekat dengan semua anggota keluarga,
tetapi an.S tidak terlalu dekat dengan tn.M, begitupun an.J dan tn.M. sedangkan
Anak-anak sangat tertutup terhadap ny.E dan tn.M, mereka tidak pernah bercerita
mengenai masalah yang dialami karena merasa diabaikan dan enggan untuk
menceritakannya. Mereka memilih menceritakan kepada teman terdekat atau
menyimpan masalah mereka. Terkadang, an.J lebih memilih dikamar seorang diri
atau tidur ketika mengalami masalah daripaa harus menceritakan apa yang
dirasakan. Menurut anak-anak, ny.E dan tn.M jarang menanyakan masalah yang
dihadapi karena sibuk dengan pekerjaan mereka dan sering marah-marah jika an.J
melakukan kesalahan dan tidak melakukan pekerjaan rumah. anak-anak jarang
menuruti perintah atau arahan dari tn.M dan ny.E jika tidak sesuai dengan
keinginan mereka. Dan terkadang, an.S merespon dengan membantah.
b) Struktur Kekuasaan
Dalam keluarga, tn.M memiliki kekuasaan dalam pengambilan keputusan selaku
kepala keluarga. Setiap ada masalah, selalu didiskusikan bersama dan tn.M yang
mempunyai keputusan dalam mengatasi setiap masalah. Dan ny.E yang berkuasa
dalam manajemen keungan keluarga, terkadang dalam pengeluaran keungan
adanya diskusi antara ny.E dan tn.M. Dan ketika mengalokasikan anggaran yang
harus dipenuhi seperti listrik, air dan lainnya adalah tn.M
c) Struktur Peran
Dalam keluarga, tn.M berperan sebagai kepala keluarga yang memiliki kekuasaan
dalam pengambilan keputusan, mencari nafkah, mendidik anak dan terkadang
membantu dalam mengerjakan pekerjaan rumah. Sedangkan ny.E, berperan
sebagai ibu rumah tangga, dan bekerja untuk membantu tn.M dengan mencari
nafkah, mendidik anak, mengurus keluarga, dan mengurus pekerjaan rumah. An.S
dan an.B sebagai mahasiswa, terkadang membantu mengurus rumah ketika
sedang tidak kuliah dan berliburan ke Ambon. kemudan, an.J sebagai pelajar dan
membantu melakukan pekerjaan rumah setiap hari. Dalam menjalankan peran,
terkdang adanya ketegangan konflik yang terjadi dalam hal mengurus rumah
karena kesibukan masing-masing anggota keluarga.
Menurut ny.E, peran yang dijalankan keluarga sesuai dengan tahap perkembangan
v. Selain itu, dalam menjalankan peran keluarga tidak dipengaruhi unsur budaya
dan kelas social.
d) Nilai Keluarga
Menurut ny.E, keluarga menganut nilai dan norma sesuai dengan ajaran agama.
Dimana harus saling mengasihi satu sama lain, dan harus memiliki sifat sopan
santun, baik hati, dan renda hati.
6. Fungsi Keluarga
a) Fungsi Afektif
Keluarga tn.M saling menyayangi, saling menghargai dan menghormati. Selain
itu, tn.M dan ny.E mendukung anak-anak dan mendoakan yang terbaik bagi
mereka. Ketika anggota keluarga mengalami sakit, maka keluarga akan
memberikan perhatian penuh kepada anggota yang sakit. Akan tetapi, terkadang
masih terjadi konflik antar anggota keluarga, kurangnya komunikasi yang
terbuka. Dan keluarga sudah terbiasa mengalami keterpishan ketika an.S dan an.B
ke luar kota untuk kulia, keluarga menjaga hubungan keterpisahan dengan
sesekali menghubungi/ komunikasi jarak jauh dengan anggota yang terpisah dan
juga perhatian untuk memelihara keterkaitan antar anggota keluarga.
Menurut an.S, ia merasa kurang mendapat dukungan dan merasa diabaikan dari
anggota keluarga sehingga ketika ada masalah lebih diatasi sendiri daripada harus
menceritakan kepada orangtua. Hal ini juga dirasakan oleh anak B dan an.J .
b) Fungsi Sosialisasi
Keluarga tn.M selalu bersosial baik dengan keluarga, anak-anak sering diajak dan
mengikuti acara atau pertemuan dengan keluarga yang lainnya. Menurut ny.E,
anak-anak tidak dilarang untuk bergaul dengan siapapun. Anak-anak selalu
diikutsertakan dalam kegiatan social di lingkungan sekitar. Begitupun dengan
tn.M dan ny.E . Keluarga merasa lingkungan cukup memadai untuk tumbuh
kembang anak-anak, karena nilai-nilai social dan keagamaan yang mempengaruhi
pola asuh anak.
c) Fungsi Perawatan Kesehatan
Menurut keluarga tn.M, keluarga dikatakan sakit ketika mengalami masalah atau
adanya gangguan pada kesehatan. dan dikatakan sehat jika keluarga tidak
mengalami gangguan kesehatan dan dalam kondisi tubuh yang baik.
Menurut ny.E, dalam keluarga tidak diberlakukan diet atau pengaturan dalam
penyajian makanan. Frekuensi makanan keluarga 3 kali sehari dengan makanan
yang asin dan pedas. Semua keluarga mengkonsumsi makanan yang sama
termasuk tn.M, yang mana keluarga tahu bahwa tn.M mengalami penyakit
hipertensi. Dan sepengetahuan tn.M hipertensi disebabkan karena mengkonsumsi
makanan yang asin. Menurut tn.M, tanda-tanda hipertensi adalah pusing dan
tegang di bagian leher. Walaupun keluarga dan tn.M sendiiri tahu penyebab
hipertensi adalah makanan asin tetapi keluarga sering mengkonsumsi makanan
asin karena kebiasaan keluarga yang suka mengkonsumsi makanan yang asin dan
pedas. Selain itu, ketika penyakit tn.M kambuh maka tn.M segera mengkonsumsi
ketimun karena kelurga tahu ketimun dapat menurunkan hipertensi dan tidak
mengetahui pengobatan yang lain selain ketimun .
Menurut ny.E, tn.M mempunyai kebiasaan merokok dan mengkonsumsi cabai dan
garam jika makanan yang sisajikan tidak pedas dan asin, hal ini sering dilakukan
tn.M an.S juga mempunyai perilaku yang sama. Yaitu merokok.
Menurut ny.E ketika anggota keluarga sakit maka keluarga akan mengurus
sendiri, apabila tidak bisa ditangani oleh keluarga maka segera menghubungi
petugas kesehatan (dokter). Keluarga tdiak membawa anggota keluarga ke RS
jika masalah kesehatan dapat ditangani oleh keluarga di dalam rumah. Anggota
keluarga pun enggan jika dirawat di Rumah Sakit. Penggunaan fasilitas kesehatan
hanya pada saat tertentu, seperti kebutuhan keterangan kesehatan untuk
memenuhi persyaratan kuliah atau menglamai penyakit yang parah.

7. Stress dan Koping Keluarga


a) Stressor
Menurut Ny.E, yang menjadi beban pikiran ny.E dan tn.M saat ini adalah perilaku
pada an.S yang masih merokok. Dan juga keinginan an.S untuk berhenti kuliah.
ny.E memikirkan terkait biaya kuliah yang sudah dikeluarkan, ditambah lagi
dengan keadaan tn.M yang belakangan ini mengalami tanda-tanda hipertensi, dan
biaya pembangunan rumah yang belum selesai karena banyak kebutuhan yang
harus dipenuhi.
b) Koping
Menurut Ny.E, ketika ada masalah maka keluarga saling berdiskusi untuk mencari
solusi yang tepat. karena stress tn.M merokok begitupun dengan an.S dan merasa
merokok dapat menenangkan pikiran mereka. selain itu, ny.E terkadang merespon
masalah dengan marah-marah dan intonasi suara yang tinggi. Dan dalam
menghdapai masalah anggota keluarga tidak pernah melakukan tindakan
kekerasan atau pengabaian terhadap keluarga.

8. Analisa Data

No Data Fokus Etiologi Masalah


1 Ds: Strategi koping tidak Disfungsi proses
- Menurut keluarga tn.M perilaku dan respon efektif keluarga
ny.E terhadap maslah dengan marah-marah,
sering memarahi anak-anak, menyalahkan
anak-anak ketika anak melakukan kesalahan
atau marah-marah jika tidak tidak mengurus
rumah dengan baik, terkadang juga marah
tanpa sebab. Selain itu, perilaku an.S yang
suka membantah perkataan orangtua.
- Anak-anak cenderung tertutup terhadap
oranngtua orangtua terkait masalah yang
dialami. An.J lebih memilih diam diri
dikamar (menangis atau tidur ) ketika merasa
tertekan saat disalahkan atau dimarahi dan
enggan untuk menceritakan masalah kepada
orangtua karena merasa tidak didengar dan
diabaikan. An.S lebih memilih untuk
menyimpan masalah sendiri dan mencari
solusi sendiri karena merasa kurang
dukungan dari keluarga yang terkadang
menimbulkan stress sehingga an.S
mengurangi stress dengan merokok.
Sedangkan an.B lebih memilih untuk
menceritakan masalah kepada teman terdekat.

No Data Fokus Etiologi Masalah


1 Ds : Strategi koping tidak Ketidakefektifan
- Sepengetahuan tn.M dan keluarga, hipertensi efektif pemeliharaan
adalah darah tinggi yang disebabkan oleh kesehatan
makanan yang asin, dan ditandai dengan
ketegangan pada bagian leher dan merasakan
pusing, dan dapat diobati dengan ketimun.
- Menurut ny.E, tidak ada pengaturan diet pada
makanan yang dikonsumsi, semua sama
termasuk tn.M . keluarga tahu bahwa tn.M
mengalami hipertensi. Tetapi keluarga masih
kurang memahami cara merawat dan
khawatir jika tensi tn,M semakin naik.
- tn.M masih sering mengkonsumsi cabai dan
garam sebagai pelengkap makanan jika
makanan yang disajikan tidak pedas dan asin.
Setelah itu, tn.M mengkonsumsi ketimun
ketika penyakit hipertensi kambuh. Karena
sepengetahuan keluarga ketimun dapat
menurunkan hipertensi
- tn.M mempunyai kebiasaan merokok
- Keluarga tn.M kurang memanfaatkan fasilitas
kesehatan. ketika anggota keluarga sakit,
maka keluarga sendiri yang menangani
anggota keluarga.

Do :
TD tn.M : 140/90 N : 84 RR: 22

Prioritas Diagnosa /skoring diagnose :

Diagnosa : Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan


N Kriteria Skor Pembenaran
O
1. Sifat masalah : actual 1/3 x 1 = 1/3 Terkadang tn.M merasa pusing dan tegang
dibagian leher, tekanan darah tn.M 140/90.
Jika tidak ditangani, maka kondisi tn.M akan
semakin parah.

2. Kemungkinan masalah diubah : ½x2=1 Pemberian penjelasan yang tepat mengenai


sebagian manajemen perawatan masalah hipertensi
dapat membantu keluarga dalam manajemen
hipertensi

3. Potensial masalah : tinggi 3/3 x 1 = 1 Menurut tn.M, hipertensi dialami sudah 7


bulan, dan tindakan yang dilakukan hanya
mengkonsumsi ketimun .

menurut keluarga tn.M, kebiasaan tn.M yang


4. Menonjolnya masalah : segera 2/2 x 1 = 1 suka mengkonsumsi garam dan cabai dan
ditangani sering merokok, hal ini dapat berisiko
terhadap hipertensi jika tidak segera
ditangani.
Total : 3. 3
Diagnose : Disfungsi Proses Keluarga
N Kriteria Skor Pembenaran
O
1. Sifat masalah : actual 1/3 x 1 = 1/3 Kurangnya fungsi afektif pada keluarga
tn.M sehingga adanya disfungsional koping
pada keluarga tn.M, dimana ny.E marah-
marah dan menyalahi anak-anak, anak-anak
cenderung tertutup terhadap tn.M dan ny.E
terkait masalah yang dihadapi dan tidak
terbuka jika merasa tertekan atau emosi
lainnya, an.S yang suka membantah dan
merasa kurang dukungan, merasa diabaikan,
an.B mencari perlindungan dari orang luar
terkait masalah yang dihadapi.

2. Kemungkinan masalah diubah : ½x2=1 Menurut Keluarga tn.M kemungkinan


mudah masalah ini dapat dirubah dengan saling
mengutarakan apa yang dirasakan .

3. Potensial masalah : cukup 2/3 x 1 = 2/3 Pengarahan dan penjelasan mengenai solusi
yang tepat dan memfasilitasi komunikasi
yang terbuka dapat membantu mengatasi
masalah. Masalah yang dirasakan sudah
lama sejak an.S dan an.B SMA

4. Menonjolnya masalah : ada, tidak 1/2 x 1 = ½ Keluarga tn.M, tidak terlalu merasakan
segera ditangani masalah yang terjadi.

Total : 2 . 5

Prioritas Diagnosa :

1. Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan b.d strategi koping tidak efektif / 3.2


2. Disfungsi proses keluarga b.d strategi koping tidak efektif / 2.5
No Diagnosa NOC NIC
1. Ketidakefektifa Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 6 x 2 jam Keluarga mampu mengenal masalah:
n pemeliharaan kunjungan, diharapkan keluarga Tn.M, mampu mengenal 5602 Pendidikan : proses penyakit
kesehatan b.d masalah, dengan cara : - Jelaskan mengenai proses pen
1837 Pengetahuan manajemen hipertensi
strategi koping kebutuhan
- Keluarga tn.M mengetahui penyebab, tanda dan
tidak efektif - Jelaskan tanda dan gejala yang
gejala hipertensi
penyakit, sesual kebutuhan
- Keluarga tn.M mengetahui manfaat modifikasi
- Identifikasi kemungkinan peny
gaya hidup
kebutuhan
- Keluarga tn.M mengetahui Manfaat diet yang
- Diskusikan perubahan.gaya hidup
dianjurkan
diperlukan untuk mencegah komp
- Keluarga tn.M mengetahui Efek kesehatan yang
yang akan datang dan/ atau mengk
merugikan akıbat penggunaan alkohol
penyakit ( diet dan pengobatan )
- Keluarga tn.M mengetahui Pentingnya pantang
- Mengevaluasi keluarga terkait pen
tembakau/merokok
diberikan
Keluarga mampu membuat keputusan:
Keluarga mampu membuat keputusan:
5250 Dukungan membuat keputusan
1606 Partisipasi dalam perawatan kesehatan
- Bantu keluarga untuk mengklrifika
- Menentukan pilihan yang diharapkan terkait
harapan yang mungkin akan mem
dengan otcome kesehatan
membuat pilihan yang penting dala
- Menggunakan teknik penyelesaian masalah
keluarga
untuk mencapai outcome yang diinginkan
- Bantu pasien mengidentifikasi keu
kerugian dari setiap pilihan
Keluarga tn.M mampu merawat :
- Informasikan pada keluarga mengena
1621 Kepatuhan perilaku : diet
pandangan atau solusi dengan cara y
- Mengkonsumsi makanan dan minuman yang
mendukung.
sesuai dengan diet yang ditentukan
Keluarga mampu merawat :
- Menghindari makanan dan miruman yang tidak
7130 Proses pemeliharaan keluarga
diperbolehkan dalam diet
- Diskusikan strategi untuk
- Menyiapkan makanan sesuai dengan
kehidupan keluarga dengan sel
rekomendasi diet ( lemak, garam, karbohidrat )
keluarga anggota keluarga untuk
1630 Perilaku pencarian kesehatan
strategi normalisasi terhadap situas
- Melakukan perilaku kesehatan
hadapi
- Menjalankan strategi untuk mengoptimalkan
- Bantu anggota keluarga untuk
kesehatan
mekanisme du- kungan yang ada
- Melakukan kegiatan hidup sehari-hari yang
- Dorong anggota keluarga un
konsisten dengan toleransi
anggota keluarga yang sakit

Keluarga tn.M mampu memodifikasi lingkungan:


4490 Terapi penghentian rokok
1910 Menyiapkan lingkungan aman
- Berikan saran yang konsisten da
1908 Deteksi Resiko
berhenti merokok
2009 Dukungan Keluarga selama pengobatan
- Informasikan pasien mengenai pro
nikotin (misalnya, tambalan, p
Keluarga tn.M memanfaatkan fasilitas kesehatan :
semprotan hidung, inhaler) untu
1806 Pengetahuan sumber-sumber kesehatan
mengurangi gejala pemutusan
- Mengetahui sumber kesehatan yang terkemuka
Keluarga memodifikasi lingkungan:
- Pentingnya perawatan tindak lanjut
6485 manajemen lingkungan
- Mengetahui kapan untuk mendapat bantuan
- Menyediakan lingkungan yang tena
dari seorang professional kesehatan
- Tentukan hal-hal yang
ketidaknyamanan dalam keluarga
iagnosa NOC NIC
fungsi Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 2 jam Keluarga mampu mengenal masalah:
ses kunjungan, diharapkan keluarga Tn.M, mampu mengenal 7150 Terapi keluarga
uarga masalah harapan : - Tentukan pola komunikasi dalam keluarga
strategi - Bantu anggota keluarga berkomunikasi lebih efekt
2600 Koping keluarga
ping - Fasilitasi diskusi keluarga
- Mengungkapkan perasaan dan emosi secara
ak - Bantu anggota keluarga mengklarifikasi apa yan
terbuka diantara nggota keluarga
ktif butuhkan dan harapan satu sama lain
- Mengelola masalah keluarga
- Bantu anggota keluarga untuk merubah bagaiman
- Peduli terhadap kebutuhan setiap anggota
berhubungan dengan anggota keluarga yang lain
keluarga
- Bantu keluarga menetapkan tujuan terhadap c
- Memungkinkan fleksibilitas peran anggota
lebih kompeten dalam menangani perilaku disfung
(kehuarga)
Keluarga mampu membuat keputusan:
525 Dukungan membuat keputusan
1501 Penampilan peran :
- Buntu keluarga untuk mengkiarifikasi nilai dan hara
- Keluarga tn.M menampilkan peran yang
mungkin akan membantu dalam membuat pilih
diharapkan
penting dalam kehidupan keluarga
- Keluarga tn.M menampilkan perilaku peran
- Informasikan pada keluarga mengenai pandangan-p
sebagai keluarga
atau solusi dengan cara yang jelas dan mendukung.
Keluarga tn.M mampu membuat keputusan: - Jadilah sebagai penghubung antara anggota keluarga
1501 Pembuatan keputusan Keluarga mampu merawat :
- Mengidentifikasi kemungkinan konsekuensi dari 7130 Pemeliharaan proses keluarga
masing-masing pilihan - Diskusikan strategi untuk menormalkan k
- Mengidentifikasi waktu yang dibutuhkan untuk keluarga dengan seluruh anggota keluarga
mendukung setiap pilihan keluarga untuk menerapkan strategi normalisasi
situasi yang mereka hadapi
- Bantu anggota keluarga untuk menggunakan m
Keluarga tn.M mampu merawat : dukungan yang ada.
2603 Integritas keluarga 7100 Peningkatan integritas keluarga
- Anggota keluarga tn.M mengungkapkan ikatan - Identifikasi mekanisme koping yang ada diantara
yang kuat untuk keluarga keluarga
- Anggota keluarga tn.M mengungkapkan kasih - Bantu keluarga dalam mengatasi konflik
sayang satu sama lain memberikan solusi
- Anggota keluarga tn.M membantu satu sama lain - Fasilitasi komunikasi yang terbuka antar anggota k
dalam melaksanakann peran dan tugas. - Pertimbangkan pemahaman keluarga terhadap
- Anggota keluarga tn. M berbagi pikiran, yang ada
peraaan, kepentingan, kekharatiran - Pertimbangkan perasaan keluarga terhadap situ
- Anggota keluarga tn.M berkomunikasi secara mereka hadapi
terbuka dan jujur satu sama lain - Dukung keluarga untuk meningkatkan hubung
positif
Keluarga tn.M mampu memodifikasi lingkungan: Keluarga memodifikasi lingkungan:
2602 Fungsi keluarga 4350 Manajemen perilaku
- Menciptakan lingkungan di mana anggota - Komunikasi harapan bahwa keluarga dap
keluarga secara terbuka dapat mengungkapkan mengontrol perilaku sesuai peran keluarga.
perasaan 5230 Peningkatan koping
- Anggota keluarga bisa melakukan peran dan - Dukung hubungan antara anggota keluarga deng
menjalankan fungsi keluarga yang diharapkan yang memiliki ketertarikan dan tujuan yang sam
keluarga
Keluarga tn.M memanfaatkan fasilitas kesehatan : - Berikan penilaian mengenai dampak dari situasi k
1806 Pengetahuan sumber-sumber kesehatan keluarga terhadap peran dan hubungan [yang ada]
- Mengetahui sumber kesehatan yang terkemuka - Berikan solusi konstruktif untuk menyelesaikan
- Pentingnya perawatan tindak lanjut pada keluarga
- Mengetahui kapan untuk mendapat bantuan dari - Tumbuhkan cara penyaluran kemarahan dan per
seorang professional kesehatan yang konstruktif
- Dukung pasien untuk mengidentifikasikan deskr
realistik terhadap adanya perubahan dalam peran
Keluarga memanfaatkan fasilitas kesehatan:
7400 Panduan pelayanan kesehatan
- Jelaskan system perawatan kesehatan, cara kerj
apa yang bisa diharapkan keluarga
- Anjurkan keluarga mengenai jenis layanan y
diharapkan dari setiap jenis penyedia layanan kese

Implementasi dan Evaluasi :

No Diagnosa Hari/Tanggal Implementasi E


1 Ketidakefektifan Senin, 05/10/2020 Keluarga mampu mengenali masalah : S:
Pemeliharaan Menjelasakan kepada keluarga mengenai - Menurut kelua
Kesehatan Hipertensi, penyebab, tanda gejala, dan dan menget
modifikasi gaya hidup sehat dengan mengenai pe
menganjurkan diet serta pengobatan yang tepat. merokok, me
Keluarga mampu membuat keputusan: factor genetic,
Membantu keluarga tn.M untuk mengklarifikasi sakit kepala,
nilai dan harapan, menyediakan informasi terkait mengatur diet,
pandangan atau solusi yang jelas dan mendukung stress, rutin c
dalam mengambil keputusan perawatan mengkonsumsi
kesehatan. seledri .
- Keluarga tn.M
keluarga den
Keluarga mampu merawat : (mengurangi
Berdiskuksi dengan keluarga dalam penggunaan merokok den
mekanisme untuk menormalkan kehidupan merokok seca
keluarga terhadap situasi yang dihadapi . lingkungan yan
Membantu keluarga menggunakan mekanisme pelayanan kese
dukungan yang ada, mendorong anggota - tn.M masih bel
keluarga unutuk terlibat dalam perawatan - menurut tn.M,
anggota keluarga yang sakit. ia merasa tida
Memberikan informasi dan saran mengenai cara ny.E yang serin
untuk berhenti merokok . anak-anak yang
O:
Keluarga memodifikasi lingkungan: - keluarga tn.M
Mendorong anggota keluarga dalam perawatan mengenai tan
kesehatan anggota keluarga, menyarankan perawatan hip
keluarga menciptakan lingkungan yang tenang, - Keluarga t
mengidentifikasi hal-hal yang membuat mendiskusika
ketidaknyamanan anggtoa keluarga yang sakit. keputusan d
diberikan da
Keluarga memanfaatkan fasilitas kesehatan: keluarga tn.M
Menjelaskan dan menganjurkan system - tn.M ta
pelayanan kesehatan pada keluarga tn.M . pemberhentia
A : tujuan tercapai se
P : lanjutkan interven
- Membantu
mekanisme
mendorong
terlibat dalam
yang sakit.
- Memberikan
mengenai cara

No Diagnosa Hari/Tanggal Implementasi E


2 Disfungsi proses Selasa, 06/10/2020 Keluarga mampu mengenali masalah : S:
keluarga Mengklariifikasi apa yang dibutuhkan keluarga - menurut keluarg
tn.M, mengarahkan untuk mengubah bagaimana legah karena
hubungan keluarga yang seharusunya dengan mengungkapkan
memfasilitasi diskusi keluarga dan menentukan anggota keluarg
pola komunkasi antar keluarga. terbuka dan
menyembunyika
Keluarga mampu membuat keputusan: lainnya.
Membantu keluarga tn.M untuk mengklarifikasi - Ny.E merasa b
nilai dan harapan, menyediakan informasi yang belum sesu
terkait pandangan atau solusi yang jelas dan sebagai orang tu
mendukung dalam mengambil keputusan . mengurangi m
menyalahkan .
Keluarga mampu merawat : - Keluarga memu
Berdiskuksi dengan keluarga dalam keluarga deng
penggunaan mekanisme untuk menormalkan fungsi yang seh
kehidupan keluarga terhadap situasi yang memahami, m
dihadapi, dengan mengidentifikasi koping, komunikasi yan
memfasilitasi komunikasi yang terbuka antar keluarga khusu
anggota keluarga tn.M dan mendukung orangtua, salin
keluarga untuk meningkatkan hubungan yang emosi, menentuk
positif menyelesaikan
mengontrol per
Keluarga memodifikasi lingkungan: seharusnya.
mengkomunikasi harapan untuk keluarga dapat
mengontrol perilaku, memberikan solusi
konstruktif dalam menyelesaikan masalah O:
- Keluarga tam
Keluarga memanfaatkan fasilitas kesehatan: dan saling me
Menjelaskan dan menganjurkan system emosi.
pelayanan kesehatan pada keluarga tn.M . - Keluarga
komunkasi
keluarga,
- Adanya harap
hubungan yan
A: tujuan tercapai, m
P: intervensi dihentik
BAB IV PEMBAHASAN

A. PENGKKAJIAN KEPERAWATAN
Asuhan keperawatan keluarga dilakukan pada keluarga Tn.M. keluarga tn.M adalah
kelurga tipe nuclear family yang terdiri dari ayah, ibu dan anak. Tn.M berada pada tahap
perkembangan keluarga Ke-V (Adolescent Family) dalam kasus ini Keluarga Tn.M ,
adanya kesenjangan antara kasus dan teori Friedman (2010), mengenai tugas-tugas
perkembangan keluarga pada tahap remaja. Yanga mana dalam kasus belum memenuhi
semua tugas perkembangan pada tahap V. Dalam teluarga tn.M tugas perkembangan
yang sudah terpenuhi pada tahap anak remaja adalah anak-anak diberikan kebebasan
dalam bergaul, berpendapat, mengembil keputusan dan membiasakan anak untuk siap
menanggung resiko atas apa yang sudah diputuskan, namun tetap menanamkan standar
etik, moral dan norma. Akan tetapi, dalam keluarga tn.M belum terlaksananya cara
komunikasi terbuka antara anak-anak terhadap orangtua, diamana Ny.E sering
menyalahkan dan memarahi anaknya dengan intonasi yang tinggi yang mengakibatkan
komunikasi terbuka terhadap anak dan orang tua mengalami hambatan. Selain itu, anak-
anak yang cenderung tertutup mengenai masalah yang dihadapi dan enggan untuk
menceritakan kepada orangtua, anak-anak lebih memendam perasaan dan emosi ketika
mera tertekan, dan cenderung membantah bila dinasehati.
Peran keluarga pada keluarga Tn.M tidak didapatkan kesenjangan dengan kasus.
Dimana berdasarkan teori peran keluarga yaitu Ayah yaitu seorang pemimpin keluarga
yang mempunyai peran sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung, pemberi rasa aman
bagi setiap anggota keluarga dan juga sebagai anggota masyarakat kelompok sosial. Ibu
yaitu sebagai pengurus rumah tangga, pengasuh dan pendidik anak-anak, pelindung
keluarga dan juga sebagai pencari nafkah tambahan keluarga dan juga sebagai anggota
masyarakat kelompok sosial. Anak berperan sebagai perilaku psikososial sesuai dengan
perkembangan fisik, mental, sosial dan spiritual. Ny.E dulu pernah mengalami penyakit
Jantung coroner dan juga bronkitis, tetapi sekarang dalam kondisi sehat dan tidak
mengalami gangguan atau masalah kesehatan. anak-anak juga tidak memiliki masalah
pada kesehatan dan tidak mengalami penyakit parah atau yang sama dengan Ny.E.
Menurut Tn.M, terkadang mengalami pusing, kaki bengkak, dan juga nyeri. Sebelumnya
tn.M juga tidak mengalami penyakit jantung atau yang lainnya.
Fungsi keluarga Tn.M memiliki kesenjangan dengan teori, dimana fungsi Afektif dan
perawatan kesehatan masih belum terpenuhi yang mana dalam fungsi Afektif terjadi
masalah menenai komunikasi yang kurang terbuka yang mengakibatkan anak Tn.M
merasa kurang mendapat dukungan dan merasa diabaikan dari anggota keluarga sehingga
ketika ada masalah lebih diatasi sendiri daripada harus menceritakan kepada orangtua dan
juga dalam fungsi perawatan kesehatan dalam keluarga Tn.M untuk tingkat pengetahuan
keluarga ini mampu mengenali penyebab penyakit akan tetapi kebudayaan atau kebiasaan
menggomsumsi makanan asin dan pedas belum bisa di terapkan dengan baik jadi dari
hasil pengkajian keluarga ini mampu mengenal penyakit akan tetapi belum bisa
menerapkannya. (keluarga belum mempu merawat dan mempertahankan gaya hidup
sehat).
Status lingkungan mulai dari karakteristik, Jenis bangunan rumah permanen dan
status milik pribadi. Kondisi rumah keluarga Tn.M beratap seng, berdinding tembok,
lantai keramik, dalam keadaan rumah bersih, banyak barang namun tertata dengan rapih,
ventilasi dan pencahayaan rumah baik, setiap kamar memiliki jendela dan ada juga pada
ruang tamu. Kamar mandi bersih dan difasilitasi dengan barang-barang yang dibutuhkan,
dan ada beberapa barang yang tidak digunakan bersama seperti handuk, sikat gigi,
saluran pembuangan limbah baik karena adanya saluran air/selokan di belakang rumah,
keluarga juga menyediakan tempat pembuangan sampah. Menurut Ny.E, sumber air
bersih yang digunakan berasal dari PAM, sumber air minum berupa gallon, dan setiap
pagi biasanya sampah yang sudah penuh di tempat penampungan lamgsung di bawa ke
bak sampah yang tidak jauh dari rumah.
Keluarga Tn.M memiliki kesenjangan pada koping dan stressor dimana difunsional
stressor ini terjadi pada Ny.E karena an.S, dimana masih masih suka merokok dan
memiliki ingin untuk berhenti kuliah dan juga biaya pembangunan rumah yang belum
selesai karna banyaknya kebutuhan yan harus di penuhi.
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Dari hasil pengkajian yang dilakukan pada keluarga tn.M, didapatkan bahwa
keluarga memiliki masalah dalam tugas perkembangan yang belum terpenuhi akibat
ketidakefektifan keluarga dalam menjalankan fungsi afektif dan peran dalam
menjalankan tugas perawatan dan pemelihara kesehatan keluarga. Sehingga masalah
atau diagnose pertama yang diangkat adalah : Disfungsi proses keluarga berhubungan
dengan strategi koping tidak efektif yang bersifat actual , dengan perilaku dan respon
terhadap masalah selalu dengan marah-marah,menyalahkan anak ketika anak melakukan
kesalahan atau marah-marah tanpa sebab,selain itu anak juga suka membantah perkataan
orang tua,anak-anak cenderung tertutup terhadap orang tua terkait masalah yang
dialami,anak lebih memilih diam diri di kamar ketika merasa tertekan atau
dimarahi,sehingga dapat disimpulkan bahwa strategi koping keluarga tersebut tidak
efektif.
Kemudian kelompok diagnosa kedua adalah ketidakefektifan pemeliharaan
kesehatan berhubungan dengan strategi koping tidak efektif,dalam pengangkatan
diagnosa tersebut terdapat tanda bahwa keluarga ini tidak efektif dalam pemeliharaan
kesehatan seperti keluarga menganggap bahwa hipertensi adalah darah tinggi yang
disebabkan oleh makanan asin,ditandai dengan pusing dan dapat diobati dengan
timun,menurut kelurga tersebut tidak ada pengaturan diet pada makanan,mereka juga
masih sering mengkonsumsi makanan asin dan pedas meskipun sudah tau memiliki
penyakit hipertensi,karna ketika mengalami tanda gejala seperti pusing keluarga langsung
mengkonsumsi timun untuk meredakannya, keluarga juga masih sering mengkonsumsi
kopi, dan merokok. Disini keluarga dapat disimpulkan bahwa keluarga kurang
memahami tentang penyakit hipertensi tersebut sehingga pemeliharaan kesehatannyapun
tidak efektif atau tidak sesuai.
Dalam menentukan prioritas masalah keperawatan penulis tidak mengalami
kesulitan karena keluarga kooperatif saat diwawancara. Pada tinjauan kasus penulis
mendapatkan dua masalah keperawatan keluarga dan telah ditentukan prioritas masalah
keperawatan sebagai berikut

NO DIAGNOSA KEPERAWATAN SKORE


1. Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan berhubungan dengan strategi 3.2
koping tidak efektif.
2. Disfungsi proses keluarga berhubungan dengan strategi koping tidak efektif 2.5

Intervensi yang dilakukan untuk mengatasi masalah pada kasus direncanakan dan
diimplementasikan sesuai dengan 5 tugas perawatan keluarga. Pada penyelesaian masalah
Ketidakefektifan Pemeliharaan Kesehatan, intervensi yang dilakukan adalah ; (5602) Pendidikan
: proses penyakit , (5250) Dukungan membuat keputusan, (7130) Proses pemeliharaan keluarga,
(4490) Terapi penghentian rokok, (6485) manajemen lingkungan, (7110) Peningkatan
keterlibatan keluarga, (7400) Panduan pelayanan kesehatan. Dengan hasil evaluasi keluarga
dapat memahami dan mengetahui cara peraawatan dan manajemen hipertensi serta membuat
keputusan terkait tindakan-tindakan keperawatan yang dipakai dalam merawaat keluarga yang
sakit ; mengatur diet, memutuskan untuk pemberhentian merokok, melibatkan anggota keluarga
dalam perawatan kesehatan dan menciptakan lingkungan yang menunjang perawatan. Pada hasil
evaluasi yang didapat, sesuai dengan hasil yang diharapkan dalam implementasi intervensi.

Intervensi yang dilakukan pada masalah Disfungsi proses keluarga adalah ; 7150 Terapi
keluarga, Dukungan membuat keputusan, Pemeliharaan proses keluarga, Peningkatan integritas
keluarga, 4350 Manajemen perilaku, 5230 Peningkatan koping, 7400 Panduan pelayanan
kesehatan, dengan hasil evaluasi sesuai yang diharapakan. Dimana, keluarga dapat
mengklarifikasi terkait maslah yang terjadi, dengan komunikasi yang terbuka, saling
mengungkapkan perasaan dan emosi dengan jujur, dan memutusan untuk membina kehidupan
keluarga dengan menjalankan fungsi dan peran yang seharusnya untuk melaksanakan tugas
perkembangan pada proses keluarga tahap v, dengan menanamkan perilaku saling berbagi
perasaan, emosi, terbuka dalam hal apapun, komunikasi dengan jujur, meningkatkan kasih
sayang, kepedulian, dukungan antar anggota keluarga, serta meminimalkan perilaku yang
disgungsional dalam menyikapi suatu masalah dalam keluarga.

BAB V KESIMPULAN
Keluarga adalah unit dari masyarakat yang terdiri dari dua orang atau lebih yang disatukan oleh
kebersamaan dan kedekatan emosional serta yang mengidentifikasi dirinya sebagai bagian dari
keluarga. Dan pada kasus penulis membaha tentang tahap perkembangan keluarga V (Adolescent
Family ) dengan tugas perkembangan keluarga dengan anak remaja, yaitu : Mengimbangi
kebebasan remaja dengan tanggung jawab sejalan dengan maturitas remaja, memfokuskan
kembali hubungan perkawinan antar pasangan , melakukan komunikasi terbuka anatara anak dan
orang tua. Hindari perdebatan, kecurigaan dan permusuhan , mempertahankan standar etik dan
moral dan pada tahap tersebut keluarga mempunyai masalh perkembangan keluarga diantaranya:
orang tua tidak memiliki waktu berdiskusi dengan anak remajnya, orang tua cenderung otoriter
dan menghakimi anak akibatnya anak akan suka berdiskusi dengan orang lain maupun teman
sebayanya, orang tua sibuk dengan kegiatan masing-masing.

Fungsi keluarga pada tahap ini daintaranya fungsi afektif yaitu saling mengasuh, dan
menghargai satu sama lain antar anggota keluarga. Fungsi social keluarga dapat Membina
hubungan sosial pada anak, anak dengan masyarakat dan menaruh nialai-nilai budaya dalam
keluarga. Fungsi reproduksi ini untuk meneruskan keturunan dan menambah sumber daya
manusia. Fungsi ekonomi dimana keluarga mampu atau tidak dalam memenuhi kebutuhan
sandang, pangan, papan. Fungsi perawatan kesehatan, keluarga juga berperan untuk
melaksanakan praktik asuhan keperawatan, yaitu untuk mencegah gangguan kesehatan atau
merawat anggota keluarga yang sakit .

Pada tahap V juga mempunyai tugas peraatn keluarga: Mengenal masalah kesehatan,
membuat keputusan tindakan kesehatan yang tepat. memberi perawatan pada anggota keluarga
yang sakit. Mempertahankan atau menciptakan suasana rumah yang sehat. Menggunakan
fasilitas pelayanan kesehatan masyarakat.

Diagnosa yang dapat muncul pada tahap perkembangan anak remaja / V adalah :
ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan dan Disfungsi Proses Keluarga .
DAFTAR PUSTAKA

Ali, Zaidin. 2010. Pengantar Keperawatan Keluarga. Jakarta : Buku Kedokteran EGC.

Elza Mursafitri, H. S., 2015. HUBUNGAN FUNGSI AFEKTIF KELUARGA DENGAN


PERILAKU KENAKALAN REMAJA. JOM, 2(2)

Duval & Miller. 2010 Tahap-tahap perkembangan . Jakarta : EGCFriedman, Bowden, & Jones.
2018. Buku Ajar Keperawatan Keluarga : Riset, Teori, dan Praktik, Edisi 5. EGC : Jakarta

Friedman, M. M. 2010. Buku Ajar Keperawatan Keluarga : riset, teori & praktik. ED 5.
(terjemahan Achir Yani S.Hamid, et.al) Jakarta : EGC

Ikatan Perawat Kesehatan Komunitas Indonesia (IPKKI). 2017. Panduan Asuhan Keperawatan
Individu, Keluarga, Kelompok, dan Komunitas dengan Modifikasi NANDA, ICNP,
NOC, dan NIC di Puskesmas dan Masyarakat. Jakarta : Universitas Indonesia (UI-Press)

Maglaya. 2009. Nursing practice in the community. 5th Ed. Marikina City: Argonauta
Corporation

Anda mungkin juga menyukai