Dosen Pengampu :
A.15.3. Kelompok 2 :
FAKULTAS KESEHATAN
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat, rahmat,
dan karunia-Nya, makalah seminar tentang “Asuhan Keperawatan Keluarga”, dapat
diselesaikan.
Makalah seminar ini ditulis untuk memenuhi salah satu tugas dalam Blok Keperawatan
Keluarga yang dibimbing oleh Bpk. Thomas Aquino Erjinyuare Amigo, S.Kep., M.Kep.,
Ns.Sp.Kep.Kom & Tim. Terimakasih kami sampaikan atas bimbingannya selama proses
perkuliahan dan penyelesaian tugas pada Program Studi S-1 Ilmu Keperawatan Fakultas
Kesehatan Universitas Respati Yogyakarta . Semoga makalah seminar ini dapat bermanfaat bagi
semua pihak.
Ambon
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................................4
A. Latar Belakang..............................................................................................................................4
B. Tujuan............................................................................................................................................5
A. Pengertian Keluarga..........................................................................................................................6
BAB IV PEMBAHASAN........................................................................................................................33
BAB V KESIMPULAN...........................................................................................................................37
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................................38
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keluarga merupakan suatu unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga
dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah satu atap dalam
keadaan saling bergantungan. Keluarga memiliki pengaruh yang penting tehadap
pembentukan identitas individu, status kesehatan dan perasaan harga diri individu. Sistem
pendukung yang vital bagi individu adalah keluarga, dimana keluarga berfungsi untuk
memenuhi kebutuhan-kebutuhan anggota keluarga dengan menjalankan fungsi biologi,
fungsi pendidikan, fungsi psikis, fungsi sosiokultural, serta fungsi kesehatan.
Keluarga menjadi point penting dalam upaya mencapai kesehatan masyarakat secara
optimal karena memiliki keterkaitan dengan masalah kesehatan, memiliki fungsi utama
dalam masyarakat dan lembaga yang menyangkut kehidupan masyarakat. Peran keluarga
sebagai kelompok dapat melakukan aktivitas pencegahan, memelihara, menimbulkan,
memperbaiki ataupun mengabaikan masalah kesehatan yang ada di dalam kelompok atau
keluarga. Keluarga berperan sebagai pengambil keputusan dalam memelihara kesehatan
anggota keluarganya, yang berarti keluarga menjadi faktor penentu sehat-sakitnya anggota
keluarga, yang akan berdampak pada munculnya berbagai masalah kesehatan anggota
keluarga. Keluarga menjadi unit pelayanan kesehatan yang terdepan dalam meningkatkan
derajat kesehatan komunitas. Apabila setiap keluarga sehat, akan tercipta komunitas yang
sehat pula. Masalah kesehatan yang dialami oleh salah anggota keluarga dapat
mempengaruhi anggota keluarga yang lain, mempengaruhi sistem keluarga, komunitas
setempat bahkan komunitas global. Dengan demikian kesehatan dan kemandirian keluarga
merupakan kunci utama pembangunan kesehatan masyarakat.
Unit fungsional terkecil dalam pemberian asuhan keperawatan keluarga adalah keluarga,
dimana pertisipasi anggota keluarga dalam pemberian asuhan keperawatan keluarga sangat
mempengaruhi hasil dari asuhan keperawatan keluarga lansia. Selain keluarga, perawat juga
memiliki peran penting yakni sebagai pendidik, coordinator atau penghubung, advokat atau
pelindung, pemberi pelayanan langsung, konselor, dan modifikator lingkungan. Pemberian
pelayanan keperawatan keluarga beriringan dengan tiga tingkat pencegahan. Tingkat pertama
(promotion dan primary prevention), pencegahan tingkat kedua (secondary prevention),
maupun pencegahan tingkat ketiga (tertiary prevention). Setiap pencegahan melibatkan
keluarga sebagai mitra kerja dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi dari setiap
pelayanan keperawatan yang diberikan pada keluarga.
Maka dari itu penulis mengangkat permasalahan keluarga pada tahap V agar keluarga
mampu menyelesikan masalah – masalah yang di hadapinya saat ini.
B. Tujuan
a) Tujuan Umum
Untuk mengetahui Asuhan Keperawatan Keluarga pada tahap perkembangan keluarga V
(Adolescent Family)
b) Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui konsep keluarga pada tahap perkembangan Adolescent Family
terkait tugas keluarga, fungsi keluarga dan masalah yang terjadi pada tahap
perkembangan V.
2. Melakukan pengkajian pada keluarga tahap perkembangan V ( Adolescent Family )
3. Merumuskan diagnosa keperawatan pada tahap perkembangan V (Adolescent Family )
4. Menyusun dan melaksanakan intervensi keperawatan pada tahap perkembangan V
(Adolescent Family)
5. Mengevaluasi intervensi yang sudah dilaksanakan pada tahap perkembangan V
(Adolescent Family)
BAB II TINJAUAN TEORI
A. Pengertian Keluarga
Friedman, (2010) mendefinisikan keluarga adalah unit dari masyarakat yang terdiri dari
dua orang atau lebih yang disatukan oleh kebersamaan dan kedekatan emosional serta yang
mengidentifikasi dirinya sebagai bagian dari keluarga. dan merupakan lembaga yang
mempengaruhi kehidupan masyarakat. Dalam masyarakat, hubungan yang erat antara
anggotanya dengan keluarga sangat menonjol sehingga keluarga sebagai lembaga/unit
layanan perlu diperhitungkan. Keluarga adalah sekumpulan orang yang dihubungkan oleh
ikatan perkawinan, adaptasi, dan kelahiran yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan
budaya yang umum, meningkatkan perkembangan fisik, mental dan emosional serta sosial
individu yang ada di dalamnya, dilihat dari interaksi yang reguler dan ditandai dengan adanya
ketergantungan dan hubungan untuk mencapai tujuan umum (Zaidin Ali, 2010). Keluarga
adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan beberapa orang yang
berkumpul serta tinggal di suatu tempat di bawah satu atap dalam keadaan saling bergantung
(Zaidin Ali, 2010)
Keluarga ini merupakan tahapan yang paling sulit, karena orang tua melepas otoritasnya
dan membimbing anak untuk betanggung jawab (mempunyai otoritas terhadap dirinya
sendiri yang berkaitan dengan peran dan fungsinya). Seringkali muncul konflik antara orang
tua dan ramaja karena anak mengingikan kebebasan untuk melakukan aktivitasnya sementara
orang tua mempunyai hak untuk mengontrol aktivitas anak. Dalam hal ini orang tua perlu
menciptakan komunikasi yang terbuka, menghindari kecurigaan dan permusuhan sehingga
hubungan orang tua dan remaja tetap harmonis
b) Fungsi Sosialisasi
Sosialisasi di mulai sejak manusia lahir. Keluarga merupakan tempat individu untuk
belajar bersosialisasi, misalnya anak yang baru lahir dia akan menatap ayah, ibu dan
orang-orang yang ada disekitarnya. Dalam hal ini keluarga dapat Membina hubungan
sosial pada anak, Membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat
perkembangan anak, dan Menaruh nilai-nilai budaya keluarga.
Menurut (friedmen 2010), Orang tua dan anak remaja untuk berkomuniaksi secara
terbuka antara satu sama lain, komunikasi terbuka sering kali merupakan suatu hal
yang ideal di bandingkan kenyataan sering terjadi penolakan antara orangtua dan anak
remaja mengenai nilai dan gaya hidup.
c) Fungsi Reproduksi
Fungsi reproduksi untuk meneruskan keturunan dan menambah sumber daya manusia.
Maka dengan ikatan suatu perkawinan yang sah, selain untuk memenuhi kebutuhan
biologis pada pasangan tujuan untuk membentuk keluarga adalah meneruskan
keturunan.
Lakukan pengkajian mengenai program kehamilan dalam keluarga
d) Fungsi Ekonomi
Merupakan fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan seluruh anggota keluarga
seperti memenuhi kebutuhan makan, pakaian, dan tempat tinggal.
e) Fungsi Perawatan Kesehatan
Keluarga juga berperan untuk melaksanakan praktik asuhan keperawatan, yaitu untuk
mencegah gangguan kesehatan atau merawat anggota keluarga yang sakit. Keluarga
yang dapat melaksanakan tugas kesehatan berarti sanggup menyelesaikan masalah
kesehatan
Menurut (friedmen 2010), Pada tahap ini, kesehatan fisik keluarga biasanya baik, tetepi
promosi kesehatan tetap merupakan perhatian yang penting, faktor resiko harus
diidentifikasi dan didiskusikan denagan keluarga, karena pentingnya gaya hidup sehat ,
kebutuhan kesehatan lainnya adalah diarea dukungan dan bantuan dalam menguatkan
hubungan pernikahan dan hubungan orang tua remaja, dan dibutuhkan konseling
seportif langsung atau melakukan rujukan ke sumber-sumber komunitas untuk
konseling pelayanan rekreasi, edukasi dan pelayanan lain.
1. Pengkajian.
Proses pengkajian keluarga merupakan proses pengumpulan informasi/data yang
terus menerus secara sistematik menggunakan alat pengkajian keluarga kemudian
diklasifikasikan dan dianalisis untuk diinterpretasikan artinya (Friedman, 2010). Proses
pengumpulan data keluarga dapat diperoleh melalui berbagai sumber:
a) Wawancara terhadap satu anggota keluarga atau lebih tentang peristiwa yang
lalu dan sekarang (bertanya dan mendengarkan, genogram, ecomap).
b) Temuan obyektif (observasi rumah keluarga dan fasilitasnya, observasi interaksi
keluarga, dll).
c) Penilaian subyektif (pengalaman yang dilaporkan anggota keluarga, dll).
d) Informasi tertulis maupun lisan dari berbagai rujukan, berbagai agensi yang
bekerja dengan keluarga, dan anggota tim kesehatan lain.
Komponen yang dikaji dalam model FCN meliputi:
a) Data inti keluarga, yang terdiri dari data umum, komposisi keluarga, tipe bentuk
keluarga, latar belakang kebudayaan, nilai dan keyakinan, dan status sosial
ekonomi keluarga.
b) Tahap dan Riwayat Perkembangan, terkait pemenuhan tugas perkembangan dan
riwayat mengenai kejadian kehidupan asal orang tua dan masing-masing
keluarga dari lahir sampai sekarang.
c) Data lingkungan, yang terdiri dari karakteristik rumah, karakteristik lingkungan
dan komunitas, mobilitas geografis keluarga, dan sosialisasi keluarga dengan
komunitas.
d) Struktur keluarga, yang terdiri dari pola komunikasi, struktur kekuasaan, struktur
peran, dan nilai keluarga.
lakukan pengkajian mengenai komunikasi apakah di dalam keluarga
menggunakankomunikasi tertutup atau terbuka. Lakukan pengkajian kekuasaan
menegnai siapa yang berhakmengambil keputusan dalm keluarga, lakukan
pengkajian mengenai apakah dalam keluarga melakukan peran nya masing –
masning, lakukan pengkajian mengenai nilai-nilai dan norma apa saja yang di
terapkan dalam keluarga.
Lakukan pengkajian kapan saja waktu untuk anak berbicara dengan orang
tua,seberapa sering orang tua berkomunikasi kepada anak.
e) Fungsi keluarga, yang terdiri dari fungsi afektif, fungsi sosialisasi, fungsi
perawatan kesehatan, stress, koping, dan adaptasi keluarga.
f) Stresor, koping dan adaptasi keluarga dalam menghadapi masalah.
2. Diagnosis Keperawatan.
Diagnosis keperawatan yaitu keputusan klinik tentang respon individu, keluarga, atau
komunitas terhadap masalah kesehatan atau proses kehidupan baik yang aktual maupun
potensial (NANDA, dalam Friedman). Diagnosis keperawatan ini yang nantinya akan
menjadi dasar dalam pemilihan intervensi keperawatan untuk mencapai hasil yang
menjadi akuntabilitas perawat.
Health Defict 3
diubah Sebagian 1
Tidak dapat 0
Cukup 2
Rendah 1
4. Intervensi
Intervensu keperawatan yang diberikan mengacu pada lima tugas keluarga menurut
Friedman, dalam Maglaya, et al (2009) yang terdiri dari: mampu mengenal masalah
kesehatan keluarga, mengambil keputusan yang tepat untuk mengatasi masalah kesehatan
yang ada, mampu merawat anggota keluarganya yang sakit, mampu memodifikasi
lingkungan keluarga, dan mampu memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan yang ada.
Bentuk intervensi keperawatan yang dapat diberikan pada keluarga menurut Friedman,
Bowden, dan Jones (2003) meliputi modifikasi perilaku, membuat kontrak, manajemen
kasus (termasuk koordinasi dan advokasi), kolaborasi, konsultasi, konseling, strategi
pemberdayaan keluarga, modifikasi lingkungan, advokasi keluarga, modifikasi gaya
hidup, dukungan jaringan (kelompok swabantu dan dukungan sosial lainnya), rujukan
kasus, model peran, dll.
5. Evaluasi
Evaluasi pada keperawatan keluarga berdasarkan pada seberapa efektif intervensi yang
dilakukan dan bagaimana respon keluarga. Evaluasi dapat dilakukan mengacu pada
kriteria hasil yang telah ditetapkan pada saat menyusun perencanaan bersama keluarga.
Evaluasi dapat dilakukan secara formatif maupun sumatif. Evaluasi formatif dilakukan
selama proses asuhan berlangsung, sedangkan evaluasi sumatif dilakukan untuk menilai
kualitas asuhan keperawatan yang telah diberikan (Friedman, Bowden, & Jones, 2003).
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
A. Pengkajian Keluarga
1. Data umum
a) Nama Kepala Keluarga : Tn.M
b) Alamat : Benteng, Jl.Gudang Arang, RT.01/RW.05,
Kec.Nusaniwe, Ambon
c) Komposisi Keluarga
x
Meninggal krn Tumor
Laki-laki Meninggal
Anak kembar
Perempuan Anak angkat
an
Menurut ny.E, hubungan masa silam dengan orangtua baik begitupun hubungan
antara tn.M dan orangtuanya. Asal keluarga tn.M dan ny.E dari Ambon.
4. Data Lingkungan
Kondisi rumah keluarga Tn.M beratap seng, berdinding tembok, lantai keramik,
dalam keadaan rumah bersih, banyak barang namun tertata dengan rapih, ventilasi
dan pencahayaan rumah baik, setiap kamar memiliki jendela dan ada juga pada ruang
tamu. Kamar mandi bersih dan difasilitasi dengan barang-barang yang dibutuhkan, da
nada beberapa barang yang tidak digunakan bersama seperti handuk, sikat gigi,
saluran pembuangan limbah baik karena adanya saluran air/selokan di belakang
rumah, keluarga juga menyediakan tempat pembuangan sampah. Menurut Ny.E,
sumber air bersih yang digunakan berasal dari PAM, sumber air minum berupa
gallon, dan setiap pagi biasanya sampah yang sudah penuh di tempat penampungan
lamgsung di bawa ke bak sampah yang tidak jauh dari rumah.
Teras Kamar
Ruang Tamu
Ruang Keluarga
Kamar
Kamar
Mandi Dapur
Keluarga tn.M tinggal di lingkungan kota dan menempati rumah hunian dengan
lingkungan yang kurang dari polusi tetapi terkadang ada masalah kemacetan lalu lintas,
karena lokasi rumah yang berdekatan dengan jalan raya. Selain itu, lokasi rumah
strategis karena berdekatan dengan gereja, puskesmas, RSUD, pos polisi, pasar dan
tempat kerja tn.M, dan juga sekolah an.J yang dapat diakses ± 10 .
Menurut Ny.E, rumah yang ditempati adalah rumah sendiri,keluarga Tn.M merupakan
penduduk asli Benteng dan sudah menempati rumah selama 22 tahun sejak keluarga
5. Struktur Keluarga
bermigrasi dari kelurahan Skip. Keluarga merasa nyaman dan merasa aman dengan
a) Pola Komunikasi
lingkungan rumah Ny.E,
Menurut yangpola
ditempati. Duludalam
komunikasi Hubungan keluarga
keluarga dengan dan
adalah terbuka tetangga danJika
tertutup.
masyarakatadasekitar
masalah yang
sangat terjadi
baik, , Ny.E
keluarga danberinteraksi
sering Tn.M berdiskusi
dengan untuk mencari
tetangga, solusi
dan juga
terhadap permasalahan yang terjadi. Dan juga melibatkan anak-anak dalam
sering mengikuti kegiatan masyarkat sekitar dan tidak pernah ada masalah dengan
menyelesaikan masalah tertentu. Cara komunikasi ny.E terhadap ank-anak
tetangga. lembut, tetapi kadang menyalahi dan memarahi anak-anak dengan intonasi suara
yang tinggi. Dalam berinteraksi, an.B dekat dengan semua anggota keluarga,
tetapi an.S tidak terlalu dekat dengan tn.M, begitupun an.J dan tn.M. sedangkan
Anak-anak sangat tertutup terhadap ny.E dan tn.M, mereka tidak pernah bercerita
mengenai masalah yang dialami karena merasa diabaikan dan enggan untuk
menceritakannya. Mereka memilih menceritakan kepada teman terdekat atau
menyimpan masalah mereka. Terkadang, an.J lebih memilih dikamar seorang diri
atau tidur ketika mengalami masalah daripaa harus menceritakan apa yang
dirasakan. Menurut anak-anak, ny.E dan tn.M jarang menanyakan masalah yang
dihadapi karena sibuk dengan pekerjaan mereka dan sering marah-marah jika an.J
melakukan kesalahan dan tidak melakukan pekerjaan rumah. anak-anak jarang
menuruti perintah atau arahan dari tn.M dan ny.E jika tidak sesuai dengan
keinginan mereka. Dan terkadang, an.S merespon dengan membantah.
b) Struktur Kekuasaan
Dalam keluarga, tn.M memiliki kekuasaan dalam pengambilan keputusan selaku
kepala keluarga. Setiap ada masalah, selalu didiskusikan bersama dan tn.M yang
mempunyai keputusan dalam mengatasi setiap masalah. Dan ny.E yang berkuasa
dalam manajemen keungan keluarga, terkadang dalam pengeluaran keungan
adanya diskusi antara ny.E dan tn.M. Dan ketika mengalokasikan anggaran yang
harus dipenuhi seperti listrik, air dan lainnya adalah tn.M
c) Struktur Peran
Dalam keluarga, tn.M berperan sebagai kepala keluarga yang memiliki kekuasaan
dalam pengambilan keputusan, mencari nafkah, mendidik anak dan terkadang
membantu dalam mengerjakan pekerjaan rumah. Sedangkan ny.E, berperan
sebagai ibu rumah tangga, dan bekerja untuk membantu tn.M dengan mencari
nafkah, mendidik anak, mengurus keluarga, dan mengurus pekerjaan rumah. An.S
dan an.B sebagai mahasiswa, terkadang membantu mengurus rumah ketika
sedang tidak kuliah dan berliburan ke Ambon. kemudan, an.J sebagai pelajar dan
membantu melakukan pekerjaan rumah setiap hari. Dalam menjalankan peran,
terkdang adanya ketegangan konflik yang terjadi dalam hal mengurus rumah
karena kesibukan masing-masing anggota keluarga.
Menurut ny.E, peran yang dijalankan keluarga sesuai dengan tahap perkembangan
v. Selain itu, dalam menjalankan peran keluarga tidak dipengaruhi unsur budaya
dan kelas social.
d) Nilai Keluarga
Menurut ny.E, keluarga menganut nilai dan norma sesuai dengan ajaran agama.
Dimana harus saling mengasihi satu sama lain, dan harus memiliki sifat sopan
santun, baik hati, dan renda hati.
6. Fungsi Keluarga
a) Fungsi Afektif
Keluarga tn.M saling menyayangi, saling menghargai dan menghormati. Selain
itu, tn.M dan ny.E mendukung anak-anak dan mendoakan yang terbaik bagi
mereka. Ketika anggota keluarga mengalami sakit, maka keluarga akan
memberikan perhatian penuh kepada anggota yang sakit. Akan tetapi, terkadang
masih terjadi konflik antar anggota keluarga, kurangnya komunikasi yang
terbuka. Dan keluarga sudah terbiasa mengalami keterpishan ketika an.S dan an.B
ke luar kota untuk kulia, keluarga menjaga hubungan keterpisahan dengan
sesekali menghubungi/ komunikasi jarak jauh dengan anggota yang terpisah dan
juga perhatian untuk memelihara keterkaitan antar anggota keluarga.
Menurut an.S, ia merasa kurang mendapat dukungan dan merasa diabaikan dari
anggota keluarga sehingga ketika ada masalah lebih diatasi sendiri daripada harus
menceritakan kepada orangtua. Hal ini juga dirasakan oleh anak B dan an.J .
b) Fungsi Sosialisasi
Keluarga tn.M selalu bersosial baik dengan keluarga, anak-anak sering diajak dan
mengikuti acara atau pertemuan dengan keluarga yang lainnya. Menurut ny.E,
anak-anak tidak dilarang untuk bergaul dengan siapapun. Anak-anak selalu
diikutsertakan dalam kegiatan social di lingkungan sekitar. Begitupun dengan
tn.M dan ny.E . Keluarga merasa lingkungan cukup memadai untuk tumbuh
kembang anak-anak, karena nilai-nilai social dan keagamaan yang mempengaruhi
pola asuh anak.
c) Fungsi Perawatan Kesehatan
Menurut keluarga tn.M, keluarga dikatakan sakit ketika mengalami masalah atau
adanya gangguan pada kesehatan. dan dikatakan sehat jika keluarga tidak
mengalami gangguan kesehatan dan dalam kondisi tubuh yang baik.
Menurut ny.E, dalam keluarga tidak diberlakukan diet atau pengaturan dalam
penyajian makanan. Frekuensi makanan keluarga 3 kali sehari dengan makanan
yang asin dan pedas. Semua keluarga mengkonsumsi makanan yang sama
termasuk tn.M, yang mana keluarga tahu bahwa tn.M mengalami penyakit
hipertensi. Dan sepengetahuan tn.M hipertensi disebabkan karena mengkonsumsi
makanan yang asin. Menurut tn.M, tanda-tanda hipertensi adalah pusing dan
tegang di bagian leher. Walaupun keluarga dan tn.M sendiiri tahu penyebab
hipertensi adalah makanan asin tetapi keluarga sering mengkonsumsi makanan
asin karena kebiasaan keluarga yang suka mengkonsumsi makanan yang asin dan
pedas. Selain itu, ketika penyakit tn.M kambuh maka tn.M segera mengkonsumsi
ketimun karena kelurga tahu ketimun dapat menurunkan hipertensi dan tidak
mengetahui pengobatan yang lain selain ketimun .
Menurut ny.E, tn.M mempunyai kebiasaan merokok dan mengkonsumsi cabai dan
garam jika makanan yang sisajikan tidak pedas dan asin, hal ini sering dilakukan
tn.M an.S juga mempunyai perilaku yang sama. Yaitu merokok.
Menurut ny.E ketika anggota keluarga sakit maka keluarga akan mengurus
sendiri, apabila tidak bisa ditangani oleh keluarga maka segera menghubungi
petugas kesehatan (dokter). Keluarga tdiak membawa anggota keluarga ke RS
jika masalah kesehatan dapat ditangani oleh keluarga di dalam rumah. Anggota
keluarga pun enggan jika dirawat di Rumah Sakit. Penggunaan fasilitas kesehatan
hanya pada saat tertentu, seperti kebutuhan keterangan kesehatan untuk
memenuhi persyaratan kuliah atau menglamai penyakit yang parah.
8. Analisa Data
Do :
TD tn.M : 140/90 N : 84 RR: 22
3. Potensial masalah : cukup 2/3 x 1 = 2/3 Pengarahan dan penjelasan mengenai solusi
yang tepat dan memfasilitasi komunikasi
yang terbuka dapat membantu mengatasi
masalah. Masalah yang dirasakan sudah
lama sejak an.S dan an.B SMA
4. Menonjolnya masalah : ada, tidak 1/2 x 1 = ½ Keluarga tn.M, tidak terlalu merasakan
segera ditangani masalah yang terjadi.
Total : 2 . 5
Prioritas Diagnosa :
A. PENGKKAJIAN KEPERAWATAN
Asuhan keperawatan keluarga dilakukan pada keluarga Tn.M. keluarga tn.M adalah
kelurga tipe nuclear family yang terdiri dari ayah, ibu dan anak. Tn.M berada pada tahap
perkembangan keluarga Ke-V (Adolescent Family) dalam kasus ini Keluarga Tn.M ,
adanya kesenjangan antara kasus dan teori Friedman (2010), mengenai tugas-tugas
perkembangan keluarga pada tahap remaja. Yanga mana dalam kasus belum memenuhi
semua tugas perkembangan pada tahap V. Dalam teluarga tn.M tugas perkembangan
yang sudah terpenuhi pada tahap anak remaja adalah anak-anak diberikan kebebasan
dalam bergaul, berpendapat, mengembil keputusan dan membiasakan anak untuk siap
menanggung resiko atas apa yang sudah diputuskan, namun tetap menanamkan standar
etik, moral dan norma. Akan tetapi, dalam keluarga tn.M belum terlaksananya cara
komunikasi terbuka antara anak-anak terhadap orangtua, diamana Ny.E sering
menyalahkan dan memarahi anaknya dengan intonasi yang tinggi yang mengakibatkan
komunikasi terbuka terhadap anak dan orang tua mengalami hambatan. Selain itu, anak-
anak yang cenderung tertutup mengenai masalah yang dihadapi dan enggan untuk
menceritakan kepada orangtua, anak-anak lebih memendam perasaan dan emosi ketika
mera tertekan, dan cenderung membantah bila dinasehati.
Peran keluarga pada keluarga Tn.M tidak didapatkan kesenjangan dengan kasus.
Dimana berdasarkan teori peran keluarga yaitu Ayah yaitu seorang pemimpin keluarga
yang mempunyai peran sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung, pemberi rasa aman
bagi setiap anggota keluarga dan juga sebagai anggota masyarakat kelompok sosial. Ibu
yaitu sebagai pengurus rumah tangga, pengasuh dan pendidik anak-anak, pelindung
keluarga dan juga sebagai pencari nafkah tambahan keluarga dan juga sebagai anggota
masyarakat kelompok sosial. Anak berperan sebagai perilaku psikososial sesuai dengan
perkembangan fisik, mental, sosial dan spiritual. Ny.E dulu pernah mengalami penyakit
Jantung coroner dan juga bronkitis, tetapi sekarang dalam kondisi sehat dan tidak
mengalami gangguan atau masalah kesehatan. anak-anak juga tidak memiliki masalah
pada kesehatan dan tidak mengalami penyakit parah atau yang sama dengan Ny.E.
Menurut Tn.M, terkadang mengalami pusing, kaki bengkak, dan juga nyeri. Sebelumnya
tn.M juga tidak mengalami penyakit jantung atau yang lainnya.
Fungsi keluarga Tn.M memiliki kesenjangan dengan teori, dimana fungsi Afektif dan
perawatan kesehatan masih belum terpenuhi yang mana dalam fungsi Afektif terjadi
masalah menenai komunikasi yang kurang terbuka yang mengakibatkan anak Tn.M
merasa kurang mendapat dukungan dan merasa diabaikan dari anggota keluarga sehingga
ketika ada masalah lebih diatasi sendiri daripada harus menceritakan kepada orangtua dan
juga dalam fungsi perawatan kesehatan dalam keluarga Tn.M untuk tingkat pengetahuan
keluarga ini mampu mengenali penyebab penyakit akan tetapi kebudayaan atau kebiasaan
menggomsumsi makanan asin dan pedas belum bisa di terapkan dengan baik jadi dari
hasil pengkajian keluarga ini mampu mengenal penyakit akan tetapi belum bisa
menerapkannya. (keluarga belum mempu merawat dan mempertahankan gaya hidup
sehat).
Status lingkungan mulai dari karakteristik, Jenis bangunan rumah permanen dan
status milik pribadi. Kondisi rumah keluarga Tn.M beratap seng, berdinding tembok,
lantai keramik, dalam keadaan rumah bersih, banyak barang namun tertata dengan rapih,
ventilasi dan pencahayaan rumah baik, setiap kamar memiliki jendela dan ada juga pada
ruang tamu. Kamar mandi bersih dan difasilitasi dengan barang-barang yang dibutuhkan,
dan ada beberapa barang yang tidak digunakan bersama seperti handuk, sikat gigi,
saluran pembuangan limbah baik karena adanya saluran air/selokan di belakang rumah,
keluarga juga menyediakan tempat pembuangan sampah. Menurut Ny.E, sumber air
bersih yang digunakan berasal dari PAM, sumber air minum berupa gallon, dan setiap
pagi biasanya sampah yang sudah penuh di tempat penampungan lamgsung di bawa ke
bak sampah yang tidak jauh dari rumah.
Keluarga Tn.M memiliki kesenjangan pada koping dan stressor dimana difunsional
stressor ini terjadi pada Ny.E karena an.S, dimana masih masih suka merokok dan
memiliki ingin untuk berhenti kuliah dan juga biaya pembangunan rumah yang belum
selesai karna banyaknya kebutuhan yan harus di penuhi.
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Dari hasil pengkajian yang dilakukan pada keluarga tn.M, didapatkan bahwa
keluarga memiliki masalah dalam tugas perkembangan yang belum terpenuhi akibat
ketidakefektifan keluarga dalam menjalankan fungsi afektif dan peran dalam
menjalankan tugas perawatan dan pemelihara kesehatan keluarga. Sehingga masalah
atau diagnose pertama yang diangkat adalah : Disfungsi proses keluarga berhubungan
dengan strategi koping tidak efektif yang bersifat actual , dengan perilaku dan respon
terhadap masalah selalu dengan marah-marah,menyalahkan anak ketika anak melakukan
kesalahan atau marah-marah tanpa sebab,selain itu anak juga suka membantah perkataan
orang tua,anak-anak cenderung tertutup terhadap orang tua terkait masalah yang
dialami,anak lebih memilih diam diri di kamar ketika merasa tertekan atau
dimarahi,sehingga dapat disimpulkan bahwa strategi koping keluarga tersebut tidak
efektif.
Kemudian kelompok diagnosa kedua adalah ketidakefektifan pemeliharaan
kesehatan berhubungan dengan strategi koping tidak efektif,dalam pengangkatan
diagnosa tersebut terdapat tanda bahwa keluarga ini tidak efektif dalam pemeliharaan
kesehatan seperti keluarga menganggap bahwa hipertensi adalah darah tinggi yang
disebabkan oleh makanan asin,ditandai dengan pusing dan dapat diobati dengan
timun,menurut kelurga tersebut tidak ada pengaturan diet pada makanan,mereka juga
masih sering mengkonsumsi makanan asin dan pedas meskipun sudah tau memiliki
penyakit hipertensi,karna ketika mengalami tanda gejala seperti pusing keluarga langsung
mengkonsumsi timun untuk meredakannya, keluarga juga masih sering mengkonsumsi
kopi, dan merokok. Disini keluarga dapat disimpulkan bahwa keluarga kurang
memahami tentang penyakit hipertensi tersebut sehingga pemeliharaan kesehatannyapun
tidak efektif atau tidak sesuai.
Dalam menentukan prioritas masalah keperawatan penulis tidak mengalami
kesulitan karena keluarga kooperatif saat diwawancara. Pada tinjauan kasus penulis
mendapatkan dua masalah keperawatan keluarga dan telah ditentukan prioritas masalah
keperawatan sebagai berikut
Intervensi yang dilakukan untuk mengatasi masalah pada kasus direncanakan dan
diimplementasikan sesuai dengan 5 tugas perawatan keluarga. Pada penyelesaian masalah
Ketidakefektifan Pemeliharaan Kesehatan, intervensi yang dilakukan adalah ; (5602) Pendidikan
: proses penyakit , (5250) Dukungan membuat keputusan, (7130) Proses pemeliharaan keluarga,
(4490) Terapi penghentian rokok, (6485) manajemen lingkungan, (7110) Peningkatan
keterlibatan keluarga, (7400) Panduan pelayanan kesehatan. Dengan hasil evaluasi keluarga
dapat memahami dan mengetahui cara peraawatan dan manajemen hipertensi serta membuat
keputusan terkait tindakan-tindakan keperawatan yang dipakai dalam merawaat keluarga yang
sakit ; mengatur diet, memutuskan untuk pemberhentian merokok, melibatkan anggota keluarga
dalam perawatan kesehatan dan menciptakan lingkungan yang menunjang perawatan. Pada hasil
evaluasi yang didapat, sesuai dengan hasil yang diharapkan dalam implementasi intervensi.
Intervensi yang dilakukan pada masalah Disfungsi proses keluarga adalah ; 7150 Terapi
keluarga, Dukungan membuat keputusan, Pemeliharaan proses keluarga, Peningkatan integritas
keluarga, 4350 Manajemen perilaku, 5230 Peningkatan koping, 7400 Panduan pelayanan
kesehatan, dengan hasil evaluasi sesuai yang diharapakan. Dimana, keluarga dapat
mengklarifikasi terkait maslah yang terjadi, dengan komunikasi yang terbuka, saling
mengungkapkan perasaan dan emosi dengan jujur, dan memutusan untuk membina kehidupan
keluarga dengan menjalankan fungsi dan peran yang seharusnya untuk melaksanakan tugas
perkembangan pada proses keluarga tahap v, dengan menanamkan perilaku saling berbagi
perasaan, emosi, terbuka dalam hal apapun, komunikasi dengan jujur, meningkatkan kasih
sayang, kepedulian, dukungan antar anggota keluarga, serta meminimalkan perilaku yang
disgungsional dalam menyikapi suatu masalah dalam keluarga.
BAB V KESIMPULAN
Keluarga adalah unit dari masyarakat yang terdiri dari dua orang atau lebih yang disatukan oleh
kebersamaan dan kedekatan emosional serta yang mengidentifikasi dirinya sebagai bagian dari
keluarga. Dan pada kasus penulis membaha tentang tahap perkembangan keluarga V (Adolescent
Family ) dengan tugas perkembangan keluarga dengan anak remaja, yaitu : Mengimbangi
kebebasan remaja dengan tanggung jawab sejalan dengan maturitas remaja, memfokuskan
kembali hubungan perkawinan antar pasangan , melakukan komunikasi terbuka anatara anak dan
orang tua. Hindari perdebatan, kecurigaan dan permusuhan , mempertahankan standar etik dan
moral dan pada tahap tersebut keluarga mempunyai masalh perkembangan keluarga diantaranya:
orang tua tidak memiliki waktu berdiskusi dengan anak remajnya, orang tua cenderung otoriter
dan menghakimi anak akibatnya anak akan suka berdiskusi dengan orang lain maupun teman
sebayanya, orang tua sibuk dengan kegiatan masing-masing.
Fungsi keluarga pada tahap ini daintaranya fungsi afektif yaitu saling mengasuh, dan
menghargai satu sama lain antar anggota keluarga. Fungsi social keluarga dapat Membina
hubungan sosial pada anak, anak dengan masyarakat dan menaruh nialai-nilai budaya dalam
keluarga. Fungsi reproduksi ini untuk meneruskan keturunan dan menambah sumber daya
manusia. Fungsi ekonomi dimana keluarga mampu atau tidak dalam memenuhi kebutuhan
sandang, pangan, papan. Fungsi perawatan kesehatan, keluarga juga berperan untuk
melaksanakan praktik asuhan keperawatan, yaitu untuk mencegah gangguan kesehatan atau
merawat anggota keluarga yang sakit .
Pada tahap V juga mempunyai tugas peraatn keluarga: Mengenal masalah kesehatan,
membuat keputusan tindakan kesehatan yang tepat. memberi perawatan pada anggota keluarga
yang sakit. Mempertahankan atau menciptakan suasana rumah yang sehat. Menggunakan
fasilitas pelayanan kesehatan masyarakat.
Diagnosa yang dapat muncul pada tahap perkembangan anak remaja / V adalah :
ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan dan Disfungsi Proses Keluarga .
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Zaidin. 2010. Pengantar Keperawatan Keluarga. Jakarta : Buku Kedokteran EGC.
Duval & Miller. 2010 Tahap-tahap perkembangan . Jakarta : EGCFriedman, Bowden, & Jones.
2018. Buku Ajar Keperawatan Keluarga : Riset, Teori, dan Praktik, Edisi 5. EGC : Jakarta
Friedman, M. M. 2010. Buku Ajar Keperawatan Keluarga : riset, teori & praktik. ED 5.
(terjemahan Achir Yani S.Hamid, et.al) Jakarta : EGC
Ikatan Perawat Kesehatan Komunitas Indonesia (IPKKI). 2017. Panduan Asuhan Keperawatan
Individu, Keluarga, Kelompok, dan Komunitas dengan Modifikasi NANDA, ICNP,
NOC, dan NIC di Puskesmas dan Masyarakat. Jakarta : Universitas Indonesia (UI-Press)
Maglaya. 2009. Nursing practice in the community. 5th Ed. Marikina City: Argonauta
Corporation