FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2013
MODUL V
TABLET
TUJUAN
Untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan tentang formulasi sediaan
tablet/kaplet dan kontrol kualitasnya.
DASAR TEORI
Tablet adalah sediaan padat kompak yang dibuat secara kempa cetak dalam tabung pipih
atau serkuler, kedua permukaannya rata atau cembung mengandung satu jenis bahan
obat atau lebih dengan atau bahan tambahan.
Tablet kempa dibuat dengan memberikan tekanan tinggi pada serbuk atau granul
menggunakan cetak baja. Tablet di buat dengan 3 cara umum yaitu granulasi basah,
granulasi kering dan kempa langsung. Tujuan granulasi basah dan kering adalah untuk
meningkatkan aliran campuran atau kemampuan kempa
Granulasi kering dilakukan dengan cara menekan masa serbuk pada tekanan tinggi
sehingga menjadi tablet besar yang tidak berbentuk baik,kemudian digiling dan diayak
hingga diperoleh granul dengan ukuran partikel yang diinginkan. Keuntungan granulasi
kering adalah tidak diperlukan panas dan kelembaban dalam proses granulasi
(Anonim,1979)
Menurut FI edisi III,tablet adalah sediaan padat mengandung bahan obat, dengan atau
bahan pengisi. Tablet berbentuk kapsul,pada umumnya disebut kaplet.Bolus adalah tablet
besar yang digunakan untuk hewan besar.
(Anonim,2004)
Dalam pembuatan tablet, zat berkhasiat, zat lain kecuali zat-zat pelicin dibuat granul
(butiran kasar), karena serbuk halus tidak mengisi cetakan tablet dengan baik, maka
dibuat granul agar mudah mengalir (free flowing) mengisi cetakan serta menjaga agar
tablet tidak retak (caping).
Cara pembuatan granul ada 2macam :
a.Cara Basah
Zat berkhasiat, zat pengisi dan zat penghancur dicampur baik-baik, lalu dibasahi dengan
larutan bahan pengikat, bila perlu ditambah bahan pewarna. Setelah itu diayak menjadi
granul dan dikeringkan dalam almari pengering pada suhu 40⁰-50⁰. Setelah kering diayak
lagi untuk memperoleh granul dengan ukuran yang diperlukan dan ditambahkan bahan
pelicin dan dicetak menjadi tablet dengan mesin tablet.
b.Cara kering atau disebut slugging atau pre compression
Dikerjakan sebagai berikut: Zat berkhasiat, zat pengisi, zat penghancur, bila perlu zat
pengikat dan zat pelicin dicampur dan dibuat dengan cara kempa cetak menjadi tablet
yang besar(sugging, setelah itu tablet yang terjadi dipecah menjadi granul lalu diayak,
akhirnya dikempa cetak menjadi tablet yang dikehendaki dengan mesin tablet
(Anief,Moh.,IMO,1988)
Syarat-syarat tablet:
Memenuhi keseragaman ukuran
Memenuhi keseragaman bobot
Memenuhi waktu hancur
Memenuhi keseragaman isi zat berkhasiat
Memenuhi waktu larut (dissolution test)
(Anief,Moh.,Farmasetika,2007)
Nama tablet (tabuletta, tabletta) berasal dari kata tabulletta lempeng pipih, papan
tipis. Beberapa farmakope mencantumkan tablet dengan nama kompresi/cetak langsung
sebagai petunjuk cara pembuatan.
Tablet adalah sediaan obat padat takaran tinggi. Sediaan ini dicetak dari serbuk
kering ,kristal/granulat. Umumnya dengan bahan pembantu pada mesin yang sesuai
dengan menggunakan tekanan tinggi.
Bentuk luar tablet sangat mempengaruhi keutuhan tablet saat transportasi dan
penyimpanan. Jenis tablet dan penggunaannya : Tablet peroral, tablet oral, meliputi tablet
hisap, sublingual dan buchal, tablet parenteral, meliputi tablet injeksi dan tablet
implantasi. Serta tablet untuk penggunaan luar meliputi tablet larut, mata, vaginal, dental
resorpsi kerja lokal dipermukaan tubuh dan lubang-lubang tubuh.
(Voiqt,1984)
ALAT DAN BAHAN
ALAT :
1. Mikser
2. Mesin cetak tablet
3. Ayakan
4. Timbangan
BAHAN :
1. Theophyllin
2. Laktosa
3. Starch 1500
4. Amilum
5. Talk
6. Magnesium Stearat
CARA KERJA
1. Pembuatan Tablet
Dicampur zat aktif, laktosa dan avicel didalam mortar sampai homogen
Ditambah bahan pengikat sedikit demi sedikit sampai terbentuk masa granul yang baik,
lalu diayak dengan pengayak no 12 (dicatat volume bahan pengikat)
Granul basah kemudian dikeringkan dalam FBD ( Fluid Bed Dryer) selama 12
menit
Setelah kering diayak lagi dan ditambah bahan pelican ( Magnesium Sterarat dan Talk),
dicampur sampai homogen
Dimasukkan campuran tersebut dalam Hopper (corong alimentasi) dan dibuat tablet.
Berat satu tablet ±500mg.
2. Kontrol Kualitas
- Tampilan fisik tablet
a. Diameter
b. Ketebalan
c. Bentuk
d. Berat
e. Organoleptis
f. Kecacatan fisik
b. Kekuatan Tablet
Alat yang digunakan adalah Stokes-Monsanto Hardness Tester.
Pada umumnya tablet dikatakan baik jika mempunyai kekerasan antara 4-10kg(tidak
mutlak).
c. Kerapuhan Tablet
Kerapuhan kaplet dinyatakan dalam selisih berat tablet sebelum dan sesudah pengujian
dibagi berat mula-mula dikali 100%. Tablet dianggap baik jika kerapuhan tidak lebih dari
1%.
d. Waktu Hancur Tablet
5 buah tablet dimasukkan dalam alat uji waktu hancur
Dijalankan alat sampai semua fraksi percobaan tablet lewat ayakan yang terletak
dibagian bawah tablet
Uji Disolusi
Tablet ditimbang dan dimasukkan dalam labu, diisolasi dan dibiarkan tenggelam dalam
medium aquadest hingga dasar labu.
Suhu percobaan dipertahankan berada dalam kisaran ± 370C ±0,50C dengan kecepatan
pengadukan 100rpm dan jarak pengaduk dayung dari dasar adalah 2,5cm
Uji disolusi dilakukan selama 60 menit dengan pengambilan sampel pada menit ke
5,10,15,25,30 dan 60 sebanyak 5,0mL.
Sampel yang diambil diganti dengan medium disolusi baru dalam jumlah yang sama
sehingga volume medium disolusi tetap.
Sampel diukur serapannya pada spektrofotometer UV
HASIL PERCOBAAN
Nama Bahan Jumlah teoritis Jumlah nyata Satuan
Theophyllin 100 mg 20 g gram
Avicel 10% 100 mg 20 g gram
Laktosa 260 mg 52 g gram
Mucilago amili 10 g add 10 ml gram
Talk : Mg Stearat Talk : 3,40 g
20 mg gram
( 9:1 ) 4% Mg : 0,38 g
Tahap Persyaratan
Hasil Pengujian Ket.
Pengujian Standar
546,1 5372 5582
548,3 5531 5548
5442 5542 5543
5265 5235 5611
5462 5530 5511
Keseragaman
5491 5468 5231 CV <5% Memenuhi
bobot
515 5186 -
Rerata ( ) 543,22
SD 14105
2,5965
CV
%
3,85 kg 4,44 kg -
Kekerasan
Uji Kekerasan 4,02 kg 4,49 kg - Memenuhi
4-10 kg
4,14 kg 4,97 kg -
Rerata ( ) 4,3183
kg
SD 0,4022
9,3138
CV
%
Sebelum Sesudah
(%)
(g) (g)
11,0343 10,7249 2,8040
11,8739 10,7855 0,8129
11,1136 10,7945 2,8712 Kerapuhan Tidak
Uji Kerapuhan
<1% memenuhi
Rerata ( ) 2,1627
SD 1,1694
54,073
CV
%
Waktu (menit)
24,55 26,06 28,13
Uji Waktu Rerata ( ) Tidak
26,25 < 15 menit
Hancur Memenuhi
SD 1,7973
CV 6,8468
Absorbansi Kadar
Waktu
Orientasi Rep I Rep II (%)
5 0,482 0,528 0,552 1,12
10 0,582 0,398 0,446 1,00
Uji Disolusi 15 0,658 0,558 0,617 1,35 Tidak
25 0,654 0,666 0,763 1,56 memenuhi
30 0,370 0,436 0,472 2,19
60 0,596 0,675 0,698 7,31
λ maks 272 nm
Kurva baku Y=0,3945x+0,08
Penampilan
Ada Tidak Ket
fisik
Capping Tidak ada
Binding kerusakan fisik Memenuhi
pada tablet
Sticking
Mottling
PERHITUNGAN
KONTROL KUALITAS TABLET
001.Keseragaman bobot
Hasil Pengujian (mg)
1. 546,1 11. 523,5
2. 548,3 12. 553,0
3. 544,2 13. 546,8
4. 526,5 14. 518,6
5. 546,2 15. 558,2
6. 549,1 16. 554,8
7. 515,0 17. 554,3
8. 537,2 18. 561,1
9. 553,1 19. 551,1
10. 554,2 20. 523,1
. 100 % = 54,0733 %
Keterangan : baik jika kurang dari 1 %.
y = 0,3945x + 0,08
0,482 = 0,3945x + 0,08
x = 1,0190
5’ A 0,482 A
Kadar = x . fp
= 1,0190 . 1 = 1,0190 %
y = 0,3945x + 0,08
0,528 = 0,3945x + 0,08
x = 1,1356
5’ B 0,528 A
Kadar = x . fp
= 1,1356 . 1 = 1,1356 %
y = 0,3945x + 0,08
0,552 = 0,3945x + 0,08
x = 1,1964
5’ C 0,552 A
Kadar = x . fp
= 1,1964 . 1 = 1,1964 %
y = 0,3945x + 0,08
0,398 = 0,3945x + 0,08
x = 0,8060
`10’ B 0,398 A
Kadar = x . fp
= 0,8060 . 1 = 0,8060 %
y = 0,3945x + 0,08
0,446 = 0,3945x + 0,08
x = 0,9277
10’ C 0,446 A
Kadar = x . fp
= 0,9277 . 1 = 0,9277 %
y = 0,3945x + 0,08
0,558 = 0,3945x + 0,08
x = 1,213
15’ B 0,558 A
Kadar = x . fp
= 1,213 . 1 = 1,213 %
y = 0,3945x + 0,08
0,617 = 0,3945x + 0,08
x = 1,362
15’ C 0,617 A
Kadar = x . fp
= 1,362 . 1 = 1,362 %
Kadar rata-rata (1,465 % + 1,213 % + 1,362 %) : 3 = 1,347 %
y = 0,3945x + 0,08
0,654 = 0,3945x + 0,08
x = 1,456
20’ A 0,654 A
Kadar = x . fp
= 1,456 . 1 = 1,456 %
y = 0,3945x + 0,08
0,617 = 0,3945x + 0,08
x = 1,362
20’ B 0,666 A
Kadar = x . fp
= 1,362 . 1 = 1,362 %
y = 0,3945x + 0,08
0,763 = 0,3945x + 0,08
x = 1,733
20’ C 0,763 A
Kadar = x . fp
= 1,733 . 1 = 1,733 %
y = 0,3945x + 0,08
0,436 = 0,3945x + 0,08
x = 0,900
30’ B 0,436 A
Kadar = x . fp
= 0,900 . 2,5 = 2,26 %
y = 0,3945x + 0,08
30’ C 0,472 A
0,472 = 0,3945x + 0,08
x = 0,99
Kadar = x . fp
= 0,99 . 2,5 = 2,48 %
fp =
y = 0,3945x + 0,08
0,596 = 0,3945x + 0,08
60’ A 0,596 A x = 1,309
Kadar = x . fp
= 1,309 . 5 = 6,55 %
y = 0,3945x + 0,08
0,675 = 0,3945x + 0,08
x = 1,51
60’ B 0,675 A
Kadar = x . fp
= 1,51 . 5 = 7,55 %
y = 0,3945x + 0,08
0,698 = 0,3945x + 0,08
x = 1,568
60’ C 0,698 A
Kadar = x . fp
= 1,568 . 5 = 7,84 %
PEMBAHASAN
Tablet adalah sediaan padat kompak yang dibuat secara kempa cetak dalam tabung
pipih atau serkuler, kedua permukaannya rata atau cembung, mengandung satu jenis
bahan obat atau lebih dengan atau tanpa bahan tambahan (Anonim, 1979). Pada
percobaan ini, dibuat tablet dengan Theophyllin sebagai zat aktif. Theophyllin juga
dikenal sebagai dimethylxanthine, Sebagai anggota keluarga xanthine, yang mempunyai
kesamaan struktural dan farmakologis terhadap kafein. Teofilin adalah bronkodilator
yang digunakan untuk pasien asma dan penyakit paru obstruktif yang kronik, namun
tidak efektif untuk reaksi akut pada penyakit paru obstruktif kronik.
Metode yang digunakan dalam pembuatan tablet ini ialah metode granulasi basah
karena theophyllin memiliki sifat tahan pemanasan dan stabil terhadap lembab. Selain itu,
dengan menggunakan metode granulasi basah, akan dihasilkan tablet yang lebih baik dan
dapat disimpan lebih lama dibanding dengan cara granulasi kering. Metode granulasi
basah dilakukan terlebih dahulu dengan penambahan zat pengisi laktosa dan
penambahan bahan pengikat mucilago amili 10% serta penambahan bahan pengikat
sekaligus pengisi Avicel 102 sampai menjadi massa granul yang baik baru kemudian
diayak. Penambahan bahan pengisi laktosa ini dimaksudkan untuk memperbesar volume
massa agar mudah dicetak, sedangkan penambahan avicel 102 sebagai bahan pengikat
sekaligus pengisi karena avicel 102 memiliki kadar lembab tinggi, yang membuat ikatan
molekul obat dan eksipien cukup kuat, dan penambahan mucilago amili 10% berguna
untuk memberikan daya adhesi pada massa serbuk saat granulasi serta menambah daya
kohesi pada bahan pengisi. Pengayakan pada metode ini bertujuan untuk mencegah rasa
kasar dari sediaan yang disebabkan oleh bahan obat yang padat dan kasar, selain itu
untuk membentuk suatu campuran serbuk yang rata sehingga memiliki distribusi normal
dan diharapkan kandungan zat aktif dalam sediaan menjadi seragam. Massa granul yang
sudah diayak kemudian dikeringkan dengan alat FBD (Fluid Bed Dryer) untuk mencegah
terjadinya binding dan sticking yang disebabkan masih adanya kandungan air di dalam
granul. Setelah kering granul diayak lagi untuk memperoleh granul dengan ukuran yang
sama rata dan ditambahkan bahan pelicin Talk : Mg stearat (9:1) 4% yang berfungsi
mengurangi gesekan selama proses pengempaan tablet dan juga untuk mencegah massa
tablet melekat pada cetakan. Kemudian dicetak menjadi tablet dengan mesin pencetak.
Untuk mengetahui kontrol kualitas dari hasil percobaan pembuatan tablet pada
praktikum ini dilakukan dengan pengujian sifat tablet yang meliputi uji sifat fisik tablet
dan uji disolusi tablet, berikut hasil yang kami dapatkan adalah :
Yang pertama adalah uji sifat fisik tablet berupa keseragaman bobot dengan hasil
CV sebesar 2,6% di mana bobot rata-rata dari tablet yang kami miliki sebesar 543,22 mg.
Uji ini dilakukan dengan jalan menimbang 20 tablet satu persatu kemudian dihitung rata-
ratanya dan penyimpangan tiap tablet terhadap bobot rata-ratanya. Sehingga dari hasil
tersebut, dapat disimpulkan bahwa keseragaman bobot dari tablet yang diuji termasuk
baik karena nilai CV tidak lebih dari 5%. sehingga nantinya dapat menghasilkan
pelepasan kadar obat yang sama. Uji keseragaman bobot ini menentukan nilai
keseragaman mesin kempa dalam menghasilkan tablet dan juga menentukan keseragaman
dosis yang diberikan untuk setiap terapi. Pengujian ini sangat penting untuk tablet dan
sediaan padat lainnya, karena pengaruhnya pada dosis terapi nilai variasi tablet yang kecil
menunjukan semakin baik tablet tersebut dalam dosis pemberiannya.
Selanjutnya adalah uji terhadap kekerasan tablet untuk mengevaluasi pengaruh
penggunaan bahan pengikat terhadap tablet. uji ini ditujukan untuk mengukur kekuatan
tablet dalam menghadapi benturan pada saat distribusi ataupun penyimpanan. Tablet
yang baik adalah tablet yang memiliki kekuatan yang optimum sehingga tidak mudah
hancur dan lebih tahan dengan segala kondisi. Hasil yang didapat adalah dari rata-rata
hasil pengukuran dengan menggunakan Stokes Monsanto Hardness Tester. Pengujian
dilakukan dengan cara meletakkan tablet pada ujung alat dengan posisi vertikal kemudian
tablet ditekan hingga pecah dan dilakukan sebanyak 5 kali. Untuk tablet ini dimungkinkan
memiliki kekerasan tablet senilai 4-10kg dan hasil dari uji ini diperoleh harga purata
sebesar 4,32 kg. Sehingga kekerasan dari tablet ini memenuhi pesyaratan dan sesuai
dengan teori.
Uji ketiga yaitu uji kerapuhan tablet dengan menggunakan alat friabilator yakni 20
tablet dibebas debukan dengan aspirator, ditimbang seksama dan kemudian dimasukan ke
dalam friabilator. Pengujian ini dilakukan selama 4 menit atau 100 putaran. Setelah
dilakukan pengujian didapatkan nilai kerapuhan dari tablet uji sebesar 0,7579% di mana
tablet dianggap baik bila kerapuhannya tidak lebih dari 1%. Uji ini dimaksudkan untuk
memberikan penilaian akan interaksi bahan pengikat dengan komponen partikel-partikel
lainnya di mana semakin banyaknya interaksi yang terjadi maka kemungkinan tablet
rapuh akan semakin kecil.
Uji keempat adalah uji waktu hancur yang mana dapat memberikan gambaran
waktu yang dibutuhkan tablet untuk hancur. Waktu hancur ini dapat dianalogikan
sebagai kecapatan obat hancur di dalam tubuh. Kecepatan waktu hancur berpengaruh
pada kecepatan efek yang ditimbulkan dari obat, semakin cepat hancur maka obat akan
lebih cepat diabsorsi dan kemungkinan akan semakin cepat pula menimbulakan efek
terapinya. Dalam pengujian ini digunakan alat disintegrator tester dengan cara 5 tablet
dimasukkan ke dalam alat uji dengan pengaturan suhu sebesar 37oC. Pesyaratan waktu
hancur tablet tidak bersalut adalah kurang dari 15 menit tetapi hasil tablet uji kami
diperoleh waktu hancurnya lebih dari 15 menit. Hal ini dikarenakan banyaknya bahan
pengikat yang digunakan sehingga ikatan antar partikel komponen lebih merekat satu
sama lain sehingga tablet uji membutuhkan waktu yang lebih untuk hancur.
Uji yang terakhir adalah uji disolusi menggunakan alat model USP XXIII dengan
pengaduk dayung. Uji ini dilakukan untuk mengukur banyaknya obat dan kadar zat aktif
yang dapat bereaksi pada waktu tertentu. Untuk tujuan terapeutik tablet model ini
diusahakn agar kadar obat tinggi hanya dalam waktu yang singkat. Pengujian dilakukan
dengan jalan tablet uji dimasukkan ke dalam alat disolusi kemudian dilakukan
pengambilan sampel dan dihitung absorbansinya. Pada uji ini didapatkan kadar
Theophyllin yang sangat kecil, sehingga dapat disimpulkan bahwa tablet Theophyllin
tersebut tidak mengalami disolusi dengan baik, karena sampai pada menit ke 60 masih
memberikan kadar yang sangat kecil. Ini disebabkan karena banyaknya bahan pengikat
yang ditambahkan, sehingga obat akan sulit dan lama untuk keluar dari sediaannya dan
terlarut.
Selain uji yang disebutkan di atas, kami juga melakukan pengamatan fisik dari tablet
uji. Di mana masalah sering muncul dalam pembuatan tablet adalah terbentuknya capping
yakni berupa keadaan bawah atau atas tablet yang terbelah, kemudian binding
(perlekatan pada matriks), sticking (perlekatan pada stempel) dan motling yaitu adanya
warna yang tak merata pada permukaan tablet. Dan hasil yang diperoleh pada
pengamatan ini adalah problema yang disebutkan di atas tidak terdapat pada tablet uji.
KESIMPULAN
1. Pembuatan tablet Theophyllin ini menggunakan cara granulasi basah, karena bahan obat
ini tahan terhadap kelembaban dan pemanasan,
2. Berdasarkan uji evaluasi tablet, diperoleh bahwa tablet Theophyllin ini :
a. Percobaan uji keseragaman bobot diperoleh harga CV = 2,6%, sehingga keseragaman
bobot ini dikatakan memenuhi syarat CV < 5%.
b. Kekerasan tablet yang didapat adalah 4,32 kg sehingga memenuhi syarat yaitu 4 – 10 kg
c. Percobaan uji kerapuhan dari 3 contoh tablet, harga Cv yang diperoleh sesuai yaitu
0,7579%, Tablet dianggap baik karena kerapuhan < 1 %.
d. Pada uji waktu hancur tablet tidak memenuhi persyaratan karena waktu hancur lebih
dari 15 menit. Hal ini mungkin disebabkan oleh banyaknya penambahan zat pengikat.
e. Uji disolusi didapatkan hasil :
Waktu (menit) Kadar (%)
5 1,12
10 1,00
15 1,35
20 1,56
30 2,19
60 7,31
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 1979, Farmakope Indonesia,Edisi III, Departemen Kesehatan Republik
Indonesia, Jakarta.
Anonim, 2004, Buku Petunjuk Praktikum Formulasi dan Tekhnologi Sediaan Solid, UMS.
Moh,Anief, 2007, Farmasetika, Ghalia Indonesia, Jakarta.
Moh,Anief, 1988.Ilmu Meracik Obat, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Voiqt.R, 1984, Buku Pelajaran Teknologi Farmasi, UGM, Yogyakart