Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH PROJEK DAN MINI RISET

PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

Untuk Memenuhi Tugas Bahasa Indonesia

DISUSUN OLEH

SITI FIKRIYAH BUNGSU ARIEF

A REG 2019

8196181006

PENDIDIKAN DASAR

PROGRAM PASCA SARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat serta
hidayah kepada kita semua, sehingga berkat karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan
makalahnya yang berjudul “Pengajaran Pembelajaran Bahasa Indonesia” Walaupun melalui
jalan yang panjang di sertai dengan berbagai macam kesulitan, namun syukur alhamdulillah
berkat adanya usaha dan bantuan dari berbagai pihak, maka kesulitan tersebut dapat
terselesaikan.

Makalah ini kami susun dengan maksud untuk memenuhi tugas makalah yang di berikan oleh
bapak Dr. Mutsyuhito Sollin M.Pd

Dalam penyusunan makalah ini, Penulis tidak lupa mengucapkan bnyak terima kasih pada
semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan tugas makalah ini.

Akhir kata kami mohon maaf yang sebesar-besarnya apabila terdapat kekurangan ataupun
kesalahan dalam penyusunan makalah ini, namun kami harapkan mudah-mudahan makalah
ini menjadi bermanfaat bagai perkembangan teknologi khususnya dan ilmu pengetahuan pada
umumnya.

Medan, Mei 2020

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Manusia adalah makhluk sosial yang perlu berinteraksi, butuh berkomunikasi dengan
menusia lain. Interaksi terasa semakin penting pada saat manusia ingin menampilkan
eksistensi diri agar keberadaan dirinya di antara manusia lain dapat diakui. Kemudian juga
terasa sangat perlu dilakukan karena dorongan sosial-kultur, yang mendesak dan bergejolak
ingin menyampaikan sesuatu kepada orang lain serta bisa memahami pesan yang
disampaikan orang lain secara resiprokal, dapat saling memberi, saling menerima, saling
memahami, dan saling mafhum.Supaya interaksi dapat berlangsung interaktif, tentu
membutuhkan alat, sarana atau media, dan yang paling utama digunakan manusia adalah
BAHASA.

Ilmu Bahasa, Studi Bahasa, kajian tentang bahasa, sekarang sudah bersifat universal.
Demikian pula pendidikan bahasa dan pembelajaran bahasa setiap jenjang pendidikan pada
era globalisasi ini amat sangat diperlukan. Oleh karena itu, pengajaran bahasa, khususnya
bahasa Indonesia, telah ditanamkan kepada anak sejak di usia dini. Hal ini dapat dilihat dari
pengajaran bahasa Indonesia di Sekolah Dasar khususnya di kelas rendah oleh para
pendidik/guru.

Berhasil atau tidaknya seorang pendidik mengajarkan bahasa Indonesia yang baik dan
benar kepada anak didiknya, dapat dilihat dari metode pengajaran yang digunakan pendidik
tersebut dan bagaimana respons dari anak didiknya. Jika seorang pendidik memakai suatu
metode tertentu dengan baik dan benar ketika mengajar maka anak didiknya pun akan
merespons pesan atau informasi yang diberikan pendidik tersebut dengan baik pula.
Begitupun sebaliknya.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan pengajaran bahasa Indonesia dan apa saja fungsinya?

2. Bagaimana pelaksanaan pengajaran Bahasa Indonesia di kelas rendah?

3. Metode apa saja yang digunakan dalam pengajaran Bahasa Indonesia di kelas rendah?

4. Teknik apa saja yang digunakan dalam pengajaran Bahasa Indonesia?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian dari pengajaran bahasa Indonesia

2. Untuk mengetahui pelaksanaan pengajaran bahasa Indonesia

3. Untuk mengetahui metode metode yang digunakan dalam pengajaran bahasa Indonesia

4. Untuk mengetahui teknik teknik yang digunakan dalam pengajaran bahasa Indonesia
D. Manfaat

Untuk menambah pengetahuan tentang pengajaran pembelajaran bahasa Indonesia.


Untuk gambaran tentang bagaimana seharusnya guru mengajarkan bahasa Indonesia di
Sekolah Dasar dengan benar.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengajaran Bahasa Indonesia dan Fungsinya

Pengajaran Bahasa Indonesia (MK, 1991) adalah proses mengajar atau mengajarkan
Bahasa Indonesia. Tujuan utamanya adalah siswa mampu berkomunikasi dengan bahasa
Indonesia, baik secara lisan maupun tulisan. Bahasa Indonesia diajarkan kepada siswa dengan
kedudukan sebagai bahasa nasional dan bahasa Negara. Dalam mempelajari Bahasa
Indonesia, siswa sudah memiliki bahasa pertama yaitu bahasa daerah. Oleh karena itu,
pengajaran Bahasa Indonesia ini merupakan pengajaran bahasa kedua setelah bahasa daerah.

Menurut Bachman memandang bahwa pengajaran bahasa kedua (Rosmana, 2008)


adalah pemberdayaan sejumlah kompetensi siswa untuk berkomunikasi dengan bahasa
tertentu. Ada 5 kompetensi yang harus diberdayakan dalam diri siswa ;

1. Kompetensi kebiasaan

2. Kompetensi kognitif (skemata)

3. Kompetensi strategi produktif

4. Kompetensi mekanisme psikofisik

5. Kompetensi kontekstual

Pengajaran Bahasa Indonesia yang dilaksanakan di Sekolah Dasar adalah mengjarkan


bahasa Indonesia yang berkedudukan sebagai bahasa nasional dan bahasa negara. Untuk itu,
fungsi pengajaran Bahasa Indonesia, selain untuk meningkatkan kemampuan komunikasi
siswa, ada fungsi lainnya yaitu :

1. Sarana pembinaan kesatuan dan persatuan bangsa.

2. Sarana peningkatan pengetahuan dan keterampilan berbahasa Indonesia dalam rangka


pelestarian dan pengembangan budaya.

3. Sarana peningkatan pengetahuan dan pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan


seni.

4. Sarana penyebarluasan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar sesuai
dengan konteks untuk berbagai keperluan dan berbagai masalah.

5. Sarana pengembangan kemampuan intelektual / penalaran (Depdiknas, 1994).

Oleh karena itu, pengajaran Bahasa Indonesia dapat dipandang sebagai upaya
mengindonesiakan anak-anak Indonesia melalui Bahasa Indonesia.
B. Pelaksanaan Pengajaran Bahasa Indonesia di SD khususnya kelas 2

Bahasa sebagai alat komunikasi digunakan untuk bermacam-macam fungsi sesuai


dengan apa yang ingin disampaikan oleh penutur. Dalam pelaksanaannya, bermacam-macam
fungsi tersebut dapat dipadukan melalui berbagai kegiatan pembelajaran (bermain peran,
percakapan mengenai topic tertentu, menulis karangan, dsb).

Landasan formal pengajaran Bahasa Indonesia adalah Kurikulum Bahasa Indonesia


yang ditetapkan oleh pemerintah. Dikemukakan dalam Kurikulum (GBPP) Bahasa Indonesia
SD bahwa pengajaran Bahasa Indonesia pada hakikatnya belajar berkomunikasi dan
peningkatan kemampuan siswa dalam berbahasa Indonesia lisan maupun tulisan.

Berdasarkan penjelasan dalam Kurikulum Bahasa dan Sastra Indonesia SD, bahwa
bahan pembelajaran kebahasaan mencakup lafal, ejaan dan tanda baca, kosakata, struktur,
paragraph, dan wacana. Lafal yang baik dan wajar perlu diperkenalkan sejak dini, termasuk
cara pengucapan yang jelas dan intonasi yang wajar sesuai dengan situasi kebahasaan. Ejaan
dan tanda baca diajarkan tahap demi tahap untuk membiasakan siswa menggunakannya baik
untuk kegiatan membaca meupun menulis dengan tingkat ketelitian dan pemahaman yang
tinggi. Ketelitian di dalam ejaan dan tanda baca diperlukan di dunia modern. Misalnya untuk
memahami atau menyusun dokumen penting dan penggunaan komputer. Sarana penahapan
dan penyebaran pembelajaran mengenai lafal, intonasi, ejaan, dab tanda baca, untuk siswa
yang berkemampuan lebih tinggi, butir-butir pada tahapan kemudian dapat diperkenalkan
lebih awal. Pembelajaran kosakata, struktur, paragraf, dan wacana bukan berupa penyajian
kaidah atau peristilahan, melainkan berupa kegiatan memahami dan menggunakan kosakata
dan struktur. Jadi, penekanan pembelajaran kosakata, struktur, paragraf, dan wacana bukan
pada pembahasan bagian-bagian kalimat, paragraf, atau wacana, melainkan pada
pengembangan gagasan melalui hubungan antar kalimat, antar kalimat dalam paragraf, dan
antar paragraf menjadi wacana yang utuh.

Setelah melaksanakan praktik mengajar siswa kelas 2 di SDN 132407 Tanjungbalai,


dapat dilihat kemampuan para siswa pad mata pelajaran Bahasa Indonesia. Keterampilan
yang ditekankan pada pembelajaran Bahasa Indonesia di sini adalah keterampilan membaca
dan menulis. Ketika para siswa membaca sebuah wacana secara bersama-sama, pada
umumnya mereka telah dapat membaca dengan baik denga suara yang nyaring. Hanya saja
lafal dan intonasinya masih harus diperbaiki. Salah satu contoh mereka belum dapat
mebedakan bagaimana pelafalan dan intonasi ketika membacakan kalimat langsung dan tidak
langsung. Selain itu juga keberanian siswa serta keaktifannya dapat dilihat ketika perwakilan
siswa menurut barisan tempat duduk mereka, disuruh untuk maju ke depan kelas untuk
membacakan wacana yang telah ditulis di papan tulis. Bagi siswa yang aktif dan memiliki
keberanian, mereka langsung mau maju ke depan untuk membaca tanpa harus dituntuk oleh
guru. Suara siswa tersebut ketika membaca juga terdengar lantang dank keras. Tapi
sebaliknya, bagi siswa yang pasif dan kurang memiliki keberanian serta percaya diri, mereka
harus ditunjuk terlebih dahulu agar mau membaca di depan kelas. Bahkan siswa seperti ini
terkadang harus dirayu dulu agar mau membaca di depan kelas. Siswa yang pasif cenderung
lebih pelan suaranya ketika membaca. Hal ini disebabkan oleh kurangnya rasa percaya diri
yang mereka miliki.

Di sinilah peran guru untuk memotivasi siswa agar dapat berperilaku aktif dalam
kegiatan belajar. Buat siswa senyaman mungkin ketika guru memberikan materi pelajaran.
Jangan sekali-kali mengtakan SALAH jika siswa melakukan suatu kesalahan. Guru dapat
mengatakan “jawabannya kurang tepat” atau kata-kata yang lainnya agar tidak melemahkan
kainginan dan semangat siswa untuk menjawa suatu pertanyaan yang diajukan guru.
Sehingga siswa dapat menggali lagi pengetahuan mereka sampai mereka dapat menjawab
pertanyaan tersebut dengan tepat.

Dalam hal keterampilan menulis, yaitu penulisan kalimat berupa sebuah wacana yang
utuh, siswa kelas 2 SDN 132407 Tanjungbalai, masih perlu diperbaiki lagi dalam hal
penggunaan tanda baca dan penulisan hurup kapital. Kebanyakan dari mereka belum dapat
membiasakan menulis kalimat langsung dengan menggunakan tanda petik (“). Sehingga
mereka tidak dapat membedakan kalimat langsung dan tidak langsung. Kalimat yang
seharusnya menggunakan tanda baca koma, tanda seru, dan tanda tanya belum dapat mereka
biasakan untuk menuliskannya. Kebanyakan dari mereka tidak memperhatikan hal tersebut.
Padahal hal itu dapat berpengaruh ketika membacanya.

Penulisan huruf kapital juga masih banyak yang tidak diperhatikan. Misalnya ketika
terdapat nama hari di tengah-tengah kalimat. Kebanyakan dari mereka menuliskannya dengan
huruf kecil. Begitu juga penulisan nama orang.Oleh sebab itu, guru harus sering
memperingatkan siswa tentang kesalahan penulisan tersebut. Sehingga siswa dapat
memperbaiki dan membiasakannya sampai seterusnya.

C. Metode pengajaran Bahasa Indonesia di kelas rendah

Menurut GBPP 1984 yang memuat empat belas metode pengajaran bahasa. Metode-
metode sebagai berikut ini (Resmini, 2006):

1. Metode Penugasan

2. Metode Eksperimen

3. Metode Proyek

4. Metode Diskusi

5. Metode Widyawisata

6. Metode Bermain Peran

7. Metode Demontrasi

8. Metode Sosiodrama

9. Metode Pemecahan Masalah

10. Metode Tanya-Jawab

11. Metode Latihan

12. Metode Ceramah

13. Metode Bercerita


14. Metode Pameran Tarigan

Sedangkan untuk sekarang metode lebih meliputi, pemilihan bahan, penentuan urutan
bahan, pengembangan bahan, rancangan evaluasi dan remedial. berikut ini adalah metode
yang digunakan dalam Kurikulum 2004 maka langkah dilakukan setelah guru menetapkan
kompetensi dasar beserta indikato -indikatornya. Beberapa metode ini digunakan secara
terpisah maupun digabungkan dengan metode lain atau beberapa metode dalam
pelaksanaannya.

1. Metode Langsung

Metode ini menerapkan secara langsung semua aspek dalam bahasa yang diajarkan.
Misalnya, dalam suatu pembelajaran pelajaran bahasa Indonesia didaerah bahasa pengantar
dikelas adalah bahasa Indonesia tanpa diselingi bahasa daerah/bahasa ibu.

2. Metode Alamiah

Metode ini berprinsip bahwa mengajar bahasa baru (seperti bahasa kedua) harus
sesuia dengan kebiasaan belajar bahasa yang sesungguhnya seperti yang dilalui anak-anak
ketika belajar bahasa ibunya.proses alamiah sangat berpengaruh pada metode ini.

3. Metode Tatabahasa

Metode ini memusatkan pada pembelajaran vokabulerr (kosakata), kelebihan metode


ini terletak pada kesederhanaannya dan sangat mudah dalam pelaksanaannya.

4. Metode Terjemahan

Metode terjemahan (the translation method) adalah metode yang lazim digunakan
dalam pengajaran bahasa asing, termasuk alam pengajaran bahasa Indonesia yang umumnya
merupakan bahasa kedua setelah bahasa penggunaan bahasa ibu/daerah.

5. Metode Pembatasan Bahasa

Metode ini menekankan pada pembatasan dan penggradasian kosakata dan struktur
bahasa yang akan diajarkan, kata-kata dan pola kalimat yang tinggi pemakaiannya
dimasyarakat diambil sebagai sumber bacaan dan latihan penggunaan bahasa.

6. Metode Linguistik

Prinsip metode ini adalah pendekatan ilmiah karena yang menjadi landasan
pembelajaran adalah hasil dari penelitian para linguis (ahli bahasa). Urutan penyajian bahan
pembelajaran disusun sesuai tahap-tahap kesukaran yang mungkin dialami siswa.

Dengan demikian pada metode ini tidak dilarang menggunakan bahasa ibu murid,
karena bahasa ibu murid akan memperkuat pemahaman bahasa tersebut.
7. Metode SAS

Metode SAS (Struktural Analitik Sintetik) bersumber pada ilmu jiwa yang
berpandangan bahwa pengamatan dan penglihatan pertama manusia adalah global atau
bersifat menyeluruh. Dengan demikian segala sesuatu yang diperkenalkan pada murid
haruslah mulai ditunjukan dan diperkenalkan struktur totalitasnya atau secara global.

8. Metode Bibahasa

Metode ini hampir sama dengan metode linguistik, bahasa ibu murid digunakan untuk
menerangkan perbedaan–perbedaan fonetik, kosakata, struktur kalimat dan tata bahasa kedua
bahasa itu.

9. Metode Unit

Metode ini berdasarkan pada 5 tahap, yaitu:

a. mempersiapkan murid untuk menerima pengajaran

b. penyajian bahan

c. bimbingan melalui proses induksi

d. generalisai dan penggunaannya di sekolah dasar

Perencanaan atau disebut desain yang disusun di depan kelas. Ada tiga tahapan
kegiatan teknik di depan kelas. Pertama, kegiatan penyajian dan penjelasan bahan
pembelajaran. Kedua, kegiatan latihan yang dilaksanakan oleh siswa dalam rangka
memahami bahan pembelajaran. Ketiga, kegiatan umpan balik untuk menentukan arah
kegiatan belajar berikutnya sekaligus merupakan pengulangan atau lanjutan kegiatan belajar
berikutnya.

D. Teknik pengajaran Bahasa Indonesia di kelas rendah

Setelah memahami metode pembelajaran bahasa guru juga harus mengetahui teknik-
teknik atau strategi pengajaran yang lazim digunakan. Teknik bersifat prosedural. Teknik
yang baik dijabarkan metode dan serasi dengan pendekatan. Berikut sejumlah teknik
pengajaran bahasa Indonesia yang biasa dipraktikan guru bahasa Indonesia.

1. Teknik Ceramah

Pelaksanaan teknik ceramah dikelas rendah dapat berbentuk cerita kenyataan,


dongeng atau informasi tentang ilmu pengetahuan.

2. Teknik Tanya Jawab

Teknik tanya jawab dapat diterapkan pada latihan keterampialn menyimak, membaca,
berbicara dan menulis. Selain guru bertanya pada murid, murid juga dapat bertanya pada
guru.
3. Teknik Diskusi Kelompok

Teknik ini dapat dilakukan di kelas rendah dengan bimbingan guru. Peran guru
terutama dalam pemilihan bahan diskusi, pemilihan ketua kelompok dan memotivasi siswa
lainnya agar mau berbicara atau bertanya.

4. Teknik Pemberian Tugas

Teknik ini bertujuan agar siswa lebih aktif dalam mendalami pelajaran dan memiliki
keterampilan tertentu, untuk siswa kelas rendah tugas individual seperti membuat catatan
kegiatan harian atau disuruh menghapal puisi atau lagu.

5. Teknik Bermain Peran

Teknik ini bertujuan agar siswa menghayati kejadian atau peran seseorang dalam
hubungan sosialnya. Dalam bermain peran siswa dapat mencoba menempatkan diri sebagai
tokoh atau pribadi tertentu, misal: sebagai guru, sopir, dokter, pedagang, hewan, dan
tumbuhan. Setelah itu diharapkan siswa dapat menghargai jasa dan peranan orang lain, alam
dalam kehidupannya.

6. Teknik Karya Wisata

Teknik ini dilaksanakan dengan cara membawa langsung siswa kepada obyek yang
berkaitan dengan materi pembelajaran. Misalkan : museum, kebun binatang, tempat pameran
atau tempat karya wisata lainnya.

7. Teknik Sinektik

Strategi pengajaran sinektik merupakan susatu strategi untuk menjadikan suatau


masyarakat intelektual yang menyediakan berbagai siswa untuk bertindak kreatif dan
menjelajahi gagasan-gagasan baru dalam bidang-bidang ilmu pengetahuan alam, teknologi,
bahasa dan seni. Kelebihan teknik ini antara lain:

1. Strategi ini bermanfaaat untuk mengembangkan pengertian baru pada diri siswa tenang
sesuatu masalah sehingga dia sadar bagaimana bertingkah laku dalam situasi tertentu.

2. Strategi ini bermanfaat karena dapat mengembangkan kejelasan pengertian dan


internalisasi pada diri siswa tentang materi baru.

3. Strategi ini dapat mengmbangkan berpikir kreatif, baik pada diri siswa maupun pada
guru.

4. Strategi ini dilaksanakan dalam suasana kebebasan intelektual dan kesamaan martabat
antara siswa.

5. Strategi ini membantu siswa menemukan cara berpikir baru dalam memecahkan suatu
masalah.
BAB III

KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD khususnya kelas 2, akan menjadi sangat efektif,


bermakna, dan berhasil mencapai tujuan jika guru mempertimbangkan berbagai faktor yang
ada pada siswanya seperti motivasi, tipe belajar, lingkungan belajar yang disenangi,
kelemahan dan kelebihan yang dimiliki siswa.

Peran aktif guru dalam penyampaian materi pelajaran Bahasa Indonesia di kelas
sangat menentukan diterima atau tidaknya pesan dan informasi oleh siswa. Kesalahan-
kesalahan siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia harus dapat dijadikan motivasi siswa
untuk belajar memperbaiki kesalahan tersebut dan mengetahui kebenaran atas kesalahan
tersebut. Di sinilah peran guru untuk meluruskan dan mengarahkannya.

Metode- metode yang digunakan dalam pembelajaran bahasa Indonesia antara lain :
metode langsung, metode alamiah, metode tata bahasa, metode terjemahan, metode
linguistik,metode pembatasan bahasa, metode SAS, metode bibahasa dan metode unit.

Teknik teknik yang digunakan dalam pembelajaran bahasa Indonesia antara lain :
teknik ceramah, teknik Tanya jawab, teknik diskusi kelompok, teknik pemberian tugas,
teknik bermain peran, teknik karya wisata dan teknik sinektik.

B. Saran

Kita sebagai calon guru yang akan mengajar di sekolah Dasar hendaknya mengetahui
tentang apa apa saja yang harus dipahami oleh kita sebagai calon guru. Jangan sampai kita
mengajar dengan asal asalan karena itu akan membuat ketidak nyamanan bagi siswa. Di
biasakan setiap kita akan mengajar kita terlebih dahulu harus mempunyai rencana
pembelajaran atau yang biasa di sebut RPP, mengapa demikian agar pembelajaran kita
terencana. Jadi kita dapat mengetahui tema apa yang akan di bahas metode apa saja yang
akan digunakan dan teknik apa saja yang akan dipakai. Oleh karena itu kita harus selaku
calon guru harus mengetahui teori-teori tersebut sehingga dapat dituangkan dalam proses
pembelajaran.

PROJEK

Projek yang dilakukan pada anak kelas 2 sd adalah menggunakan bahasa indonesia
yang baik dan benar dan ada sebagian menggunakan bahasa daerah masing-masing seperti
daerah Tanjung balai yaitu:

Mama : omak

Kenapa : kenapo

Contoh kalimat : mengapo dio jolek : bahasa indonesia nya : “mengapa dia jelek”
Nah maka dari itu kita melakukan mini riset langsung dan masing-masing siswa
berbicara dengan logat nya oleh sebabnya susah untuk merubah bahasa daerah ke bahasa
indonesia dan harus pelan-pelan mengajarinya
DAFTAR PUSTAKA

(n.d.). Retrieved from http://berita.balihita.com/metode-dan-strategi-pembelajaran-bahasa-


indonesia.html

Ahmadi, M. (1990). Dasar Dasar Komposisi Bahasa Indonesia. Malang: y3A.

Alwasilah, A. c. (1992). Kuliah Dasar-Dasar Teori Linguistik. Bandung: Tunas Putra.

Budiningsih, C. A. (2004). Belajar dan Pembelajaran . Jakarta : Rineka Cipta.

Hermawan, A. H. (2007). Belajar dan Pembelajaran SD. Bandung: UPI PRESS.

MK, S. A. (1991). Bahasa Indonesia 1. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Resmini, N. (2006). Membaca dan Menulis di SD Teori dan Pengajarannya. Bandung: UPI
PRESS.

Rosmana, I. A. (2008). Pendidikan Bahasa Indonesa. Bandung: Sonagar Press.

Sudjana, N. (2005). Dasar Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru
Algensindo.

Syafi’ie, I. (1996). Terampil Berbahasa Indonesia I. Jakarta: Balai Pustaka.

Anda mungkin juga menyukai