Anda di halaman 1dari 9

TUGAS

FRAUD & TEORI GONE

Disusun Oleh :

Samsu Alam Timbang C 301 18 042

Mata kuliah:

Sistem Informasi Akuntansi Kelas E/ Ak 5

Prodi S1 Akuntansi

Fakultas Ekonomi Dan Bisnis

Universitas Tadulako

2020
1. Pengertian Fraud

Secara bahasa berarti kecurangan sedangkan secara istilah bisa diartikan sebagai
tindakan yang dilakukan oleh seseorang secara sengaja atau disadari yang dapat merugikan
orang lain demi memenuhi kepentingan pribadi (memberi nilai positif pada pelaku fraud).
Tindakan tersebut bisa berupa penipuan, rekayasa, tindakan manipulatif, dan tindakan
merugikan lainnya. secara umum setiap orang bisa melakukan tindakan fraud baik itu
masyarakat biasa, golongan pelajar, bahkan pemerintah. Seseorang dapat dikatakan sebagai
subjek tindakan fraud apabila pelaku fraud tersebut melakukan suatu tindakan dengan tujuan
untuk memperoleh dampak positif terhadap dirinya maupun golongan tertentu namun dari
tindakan tersebut dilakukan secara ilegal yang dapat merugikan orang lain, golongan
golongan lain dan masyarakat banyak.

2. Pohon Fraud

Association of Certified Fraud Examiners (ACFE) mendeskripsikan bentuk-bentuk dari


fraud ke dalam suatu skema yang disebut pohon fraud. Dalam skema pohon tersebut terdapat
cabang serta ranting yang menggambarkan bentuk atau contoh dari tindakan fraud. Dalam
skema pohon fraud tersebut terdapat tiga cabang besar atau cabang utama dari tindakan fraud,
yang antara lain:

a. Corruption

Istilah corruption secara bahasa memiliki beberapa arti seperti ketidakjujuran,


kebejatan, penyimpangan dari kesucian. Sedangkan secara istilah corruption dapat diartikan
sebagai tindakan pelanggaran yang melibatkan eksekutif, manager, karyawan, pemerintah,
maupun orang yang memiliki kewenangan yang menggunakan kewenangannya terhadap
tindakan tersebut demi kepentingan sepihak. Adapun dalam skema pohon fraud istilah
corruption digambarkan memiliki empat buah ranting yaitu:

Conflicts of interest pada dasarnya diartikan sebagai benturan kepentingan. Benturan


kepentingan merupakan suatu tindakan individu yang dilakukan berdasarkan kepentingan
pribadi diatas kepentingan dan tujuan perusahaan atau suatu organisasi yang dengan adanya
tindakan ini dapat merugikan perusahaan atau organisasi tersebut. Contoh dari benturan
kepentingan yang pada umumnya terjadi adalah ketika seseorang yang memiliki
kewenangan seperti pemerintah memberikan kemudahan kepada orang lain misalnya
melancarkan usaha atau memberikan posisi tertentu berdasarkan aspek kedekatan hubungan
dengan orang lain tersebut.

Bribery atau penyuapan adalah tindakan memberikan materi (biasanya uang) yang
mempunyai nilai atau manfaat kepada orang lain yang memiliki kewenangan atau
kedudukan dengan maksud mendapatkan balasan jasa sehingga hanya orang yang
memberikan materi tersebut dapat terjamin posisinya atau mendapatkan manfaat tertentu.

Illegal Gratuities adalah tindakan pemberian hadiah yang diberikan oleh pelaku
kecurangan kepada seseorang yang telah melakukan tindakan yang sesuai dengan keinginan
pelaku. Secara harfiah tindakan ini merupakan bentuk terselubung daripada penyuapan
namun sebagai perbedaannya, illegal Gratuities tersebut diberikan setelah tindakan tersebut
dilakukan.

Economic Extortion atau pemerasan adalah tindakan penggunaan kekuasaan atau


kewenangan oleh seseorang atau organisasi terhadap orang lain atau organisasi lain dengan
tujuan untuk mendapatkan sesuatu yang berharga. Ada banyak contoh dari tindakan
pemerasan namun yang biasa terdengar pada kehidupan sehari-hari adalah seorang
pemerintah yang memberhentikan suatu UMKM di tengah pandemi covid-19 karena
UMKM tersebut tidak membayar pajak.

b. Asset Misappropriation

Secara umum diartikan sebagai penyelewengan aset. Penyelewengan aset merupakan


tindakan penyelewengan terhadap aset yang dilakukan oleh seseorang baik secara langsung
maupun tidak langsung yang dimaksudkan untuk memberikan keuntungan terhadap pelaku.
Penyelewengan terhadap aset terbagi atas 2 bagian yaitu penyelewengan terhadap aset kas
dan non kas (persediaan dan aset lain).

Bentuk penyelewengan terhadap kas diantaranya adalah

 Larceny  yaitu pencurian kas yang dilakukan setelah kas dicatat pada buku perusahaan

 Skimming yaitu pencurian yang dilakukan sebelum kas tersebut dicatat pada buku
perusahaan

 Disbursements, terjadi ketika arus uang sudah terekam dalam (atau sudah masuk ke)
sistem.
Bentuk penyelewengan terhadap persediaan dan aset lainnya adalah

 Misuse yaitu merupakan penyalahgunaan aset tanpa benar-benar mencuri aset


tersebut.

 Larceny yaitu merupakan kasus pencurian asset baik berupa persediaan maupun asset
lainnya.

c. Fraudulent Statements

Fraudulent Statements atau kecurangan pelaporan adalah kecurangan yang dilakukan


terkait dengan penyajian dari laporan keuangan yang palsu atau laporan keuangan tersebut
tidak sesuai dengan yang seharusnya. Kecurangan pelaporan tentunya akan memberikan
keuntungan bagi si pelaku, seperti menutupi kesalahan, memberikan tanggapan bahwa
perusahaan dalam keadaan baik dan sebagainya.

Pada skema pohon fraud Fraudulent Statements memiliki dua sub-cabang yaitu

Kecurangan dalam menyusun laporan keuangan. Fraud ini berupa salah saji baik
overstatements maupun understatements. Dalam hal ini salah saji dapat berupa perbedaan
antara nilai aset atau pendapatan sebenarnya dengan nilai yang tertulis pada laporan
keuangan.

Kecurangan dalam menyusun laporan non-keuangan. Kecurangan jenis ini adalah


pemalsuan laporan non-keuangan yang memberikan gambaran lebih baik daripada keadaan
yang sebenarnya. Sebagai contoh suatu perusahaan menggambarkan bahwa perusahaannya
melakukan tindakan produksi yang ramah lingkungan padahal pada kenyataannya limbah
yang dikeluarkan oleh perusahaan tersebut mencemarkan ekosistem.

3. Teori GONE

Teori ini dikemukakan oleh Jack Bologne dalam bukunya yang berjudul the accountant
handbook of fraud and commercial crime yang disadur oleh BPKP 12 dalam bukunya strategi
pemberantasan korupsi nasional tahun 1999. Dalam teori GONE menjelaskan bahwa
terdapat empat faktor yang mempengaruhi terjadinya tindakan fraud, yaitu antara lain:

Greedy atau keserakahan.


Greedy atau keserakahan adalah berkaitan dengan adanya perilaku serakah yang secara
potensial ada di dalam diri setiap manusia. Pada umumnya manusia tentunya akan mengejar
kepuasan. Setiap manusia memiliki persepsi yang berbeda dalam bentuk kepuasan. Individu
A tentunya akan memiliki tingkat kepuasan yang berbeda dengan individu B terhadap suatu
materi atau kondisi. Alasan mengapa tindakan fraud dipengaruhi oleh sifat keserakahan
manusia adalah dalam pemenuhan kepuasan tersebut tentunya manusia memiliki keterbatasan
dan dengan kurangnya rasa syukur manusia dapat melakukan apa saja demi pemenuhan
kepuasan. Dalam pemenuhan kepuasan tersebut seseorang yang memiliki tingkat keserakahan
yang tinggi tentunya akan melakukan tindakan-tindakan yang ilegal atau secara harfiah
melakukan tindakan kecurangan sehingga kepuasan tersebut dapat terpenuhi.

Opportunity atau Kesempatan

Opportunity atau kesempatan adalah suatu situasi di mana terdapat peluang atau
kemungkinan untuk seseorang melakukan tindakan kecurangan. Suatu kecurangan dapat
terjadi apabila pada suatu organisasi memiliki tingkat pengendalian dan pengawasan yang
rendah dan terdapat kesempatan bagi pelaku fraud untuk melakukan tindakannya. Contohnya
dalam sebuah usaha perdagangan suatu toko memiliki jumlah persediaan yang melimpah
namun memiliki tingkat pengawasan yang rendah yang tentunya akan memberikan
kesempatan bagi seorang karyawan yang tidak bertanggung jawab untuk melakukan tindakan
pencurian.

Need atau kebutuhan

Need atau kebutuhan adalah berkaitan dengan faktor yang diperlukan oleh setiap
individu untuk hidup serta memperoleh kesejahteraan dan kenyamanan. Tidak jauh berbeda
halnya dengan faktor keserakahan, kebutuhan juga dapat menyebabkan seseorang berperilaku
menyimpang. Dalam pemenuhan kebutuhan seseorang dapat melakukan apa saja sekalipun
tindakan tersebut merupakan tindakan yang ilegal.

Exposure atau pengungkapan

Exposure atau pengungkapan adalah faktor yang berhubungan dengan organisasi


sebagai korban tindakan kecurangan. Hal ini berkaitan dengan bentuk penanganan atau
tindakan yang diterima sebagai sanksi apabila pelaku tindakan kecurangan/fraud tersebut
ditemukan. Hal ini berhubungan dengan sistem hukuman atau aturan yang berlaku terhadap
penanganan tindakan fraud. Apabila sistem hukuman atau penanganan dari tindakan fraud
tersebut kurang tegas atau terbilang lemah tentunya akan berimbas pada ada kurangnya efek
jera untuk pelaku tindakan fraud dan tentunya siklus dari tindakan tersebut tidak akan
berhenti.

4. Contoh kasus tindakan fraud

Plagiarisme Yang Dilakukan Oleh Mahasiswa Dalam Karya Tulisnya

Seorang mahasiswa tentunya tidak akan terpisahkan dengan penulisan karya tulis
ilmiah. Mulai dari penulisan makalah, paper, artikel, skripsi dan karya tulis lainnya. Tujuan
dari penulisan karya tulis ilmiah adalah beragam mulai dari pemenuhan tugas yang diberikan
oleh dosen hingga penulisan skripsi yang merupakan tugas akhir seorang mahasiswa S1 dan
lain sebagainya. Walaupun masing-masing mahasiswa memiliki perbedaan kemampuan
dalam memahami setiap materi yang diberikan, hal ini seharusnya tidak dapat merubah
kenyataan bahwa seorang mahasiswa setidaknya mengerti bagaimana cara menuangkan
bentuk orisinil pemikiran mereka ke dalam bentuk tulisan. Namun, untuk praktiknya dalam
kehidupan sehari-hari hampir sebagian besar karya tulis dari mahasiswa merupakan bentuk
plagiat dari tulisan orang lain. Plagiarisme merupakan bentuk dari fraud dalam bidang
akademik. Hal ini dikarenakan plagiarisme merupakan bentuk penipuan, serta memberikan
kerugian kepada korban plagiarisme.

Adapun analisis plagiarisme berdasarkan faktor-faktor penyebab fraud menurut teori


GONE adalah sebagai berikut.

Greedy atau keserakahan

Mahasiswa tentunya menginginkan nilai akademik yang baik. Oleh karena itu, setiap
tugas yang diberikan oleh dosen akan dikerjakan dengan tujuan memperoleh nilai yang
tinggi. Begitu pun dalam penulisan karya ilmiah individu atau kelompok. Dikarenakan sifat
keserakahan manusia yang menginginkan nilai yang maksimal, sebagian besar mahasiswa
melakukan tindakan yang tidak terpuji yaitu melakukan tindakan plagiarisme atau mencuri
gagasan/karya intelektual orang lain kemudian mengklaimnya sebagai hasil pemikiran
sendiri.

Opportunity atau kesempatan

Tindakan kecurangan akademik plagiarisme tidak hanya terjadi karena keserakahan


seorang mahasiswa (pelaku plagiarisme) terhadap nilai. Melainkan juga karena adanya
kesempatan yang didapatkan oleh pelaku. Dalam hal ini kurangnya pengawasan dari dosen,
ataupun sistem penilaian dosen yang tidak memperhatikan tentang tindakan plagiarisme
tentunya akan memberikan kesempatan bagi mahasiswa (pelaku plagiarisme) melakukan
tindakan yang merupakan kecurangan tersebut.

Need atau kebutuhan

Tindakan kecurangan akademik plagiarisme juga berhubungan dengan kebutuhan.


Keharusan mahasiswa untuk mengerjakan tugas yang diberikan tentunya menjadi faktor
utama adanya tindakan tersebut. Ditambah lagi tindakan plagiarisme memiliki peluang besar
terjadi apabila tugas yang diberikan telah mendekati tenggat waktunya atau memiliki tenggat
waktu yang singkat.

Exposure atau pengungkapan

Hal ini berhubungan dengan sanksi atau tindakan yang diterima oleh mahasiswa yang
terbukti melakukan tindakan plagiarisme. ketika kurangnya pengawasan dan rendahnya
sanksi yang diberikan oleh dosen kepada mahasiswa yang melakukan tindakan plagiarisme
tentunya akan timbul sifat meremehkan tindakan tersebut (plagiarisme). Dengan rendahnya
tingkat kesadaran tindakan kecurangan akademik plagiarisme akan terus terjadi pada
keseharian mahasiswa dan akan menjadi hal yang lumrah untuk dilakukan.
GAMBAR ILUSTRASI
TINDAKAN PLAGIARISME

Anda mungkin juga menyukai