Disusun Oleh :
Mata kuliah:
Prodi S1 Akuntansi
Universitas Tadulako
2020
1. Pengertian Fraud
Secara bahasa berarti kecurangan sedangkan secara istilah bisa diartikan sebagai
tindakan yang dilakukan oleh seseorang secara sengaja atau disadari yang dapat merugikan
orang lain demi memenuhi kepentingan pribadi (memberi nilai positif pada pelaku fraud).
Tindakan tersebut bisa berupa penipuan, rekayasa, tindakan manipulatif, dan tindakan
merugikan lainnya. secara umum setiap orang bisa melakukan tindakan fraud baik itu
masyarakat biasa, golongan pelajar, bahkan pemerintah. Seseorang dapat dikatakan sebagai
subjek tindakan fraud apabila pelaku fraud tersebut melakukan suatu tindakan dengan tujuan
untuk memperoleh dampak positif terhadap dirinya maupun golongan tertentu namun dari
tindakan tersebut dilakukan secara ilegal yang dapat merugikan orang lain, golongan
golongan lain dan masyarakat banyak.
2. Pohon Fraud
a. Corruption
Bribery atau penyuapan adalah tindakan memberikan materi (biasanya uang) yang
mempunyai nilai atau manfaat kepada orang lain yang memiliki kewenangan atau
kedudukan dengan maksud mendapatkan balasan jasa sehingga hanya orang yang
memberikan materi tersebut dapat terjamin posisinya atau mendapatkan manfaat tertentu.
Illegal Gratuities adalah tindakan pemberian hadiah yang diberikan oleh pelaku
kecurangan kepada seseorang yang telah melakukan tindakan yang sesuai dengan keinginan
pelaku. Secara harfiah tindakan ini merupakan bentuk terselubung daripada penyuapan
namun sebagai perbedaannya, illegal Gratuities tersebut diberikan setelah tindakan tersebut
dilakukan.
b. Asset Misappropriation
Larceny yaitu pencurian kas yang dilakukan setelah kas dicatat pada buku perusahaan
Skimming yaitu pencurian yang dilakukan sebelum kas tersebut dicatat pada buku
perusahaan
Disbursements, terjadi ketika arus uang sudah terekam dalam (atau sudah masuk ke)
sistem.
Bentuk penyelewengan terhadap persediaan dan aset lainnya adalah
Larceny yaitu merupakan kasus pencurian asset baik berupa persediaan maupun asset
lainnya.
c. Fraudulent Statements
Pada skema pohon fraud Fraudulent Statements memiliki dua sub-cabang yaitu
Kecurangan dalam menyusun laporan keuangan. Fraud ini berupa salah saji baik
overstatements maupun understatements. Dalam hal ini salah saji dapat berupa perbedaan
antara nilai aset atau pendapatan sebenarnya dengan nilai yang tertulis pada laporan
keuangan.
3. Teori GONE
Teori ini dikemukakan oleh Jack Bologne dalam bukunya yang berjudul the accountant
handbook of fraud and commercial crime yang disadur oleh BPKP 12 dalam bukunya strategi
pemberantasan korupsi nasional tahun 1999. Dalam teori GONE menjelaskan bahwa
terdapat empat faktor yang mempengaruhi terjadinya tindakan fraud, yaitu antara lain:
Opportunity atau kesempatan adalah suatu situasi di mana terdapat peluang atau
kemungkinan untuk seseorang melakukan tindakan kecurangan. Suatu kecurangan dapat
terjadi apabila pada suatu organisasi memiliki tingkat pengendalian dan pengawasan yang
rendah dan terdapat kesempatan bagi pelaku fraud untuk melakukan tindakannya. Contohnya
dalam sebuah usaha perdagangan suatu toko memiliki jumlah persediaan yang melimpah
namun memiliki tingkat pengawasan yang rendah yang tentunya akan memberikan
kesempatan bagi seorang karyawan yang tidak bertanggung jawab untuk melakukan tindakan
pencurian.
Need atau kebutuhan adalah berkaitan dengan faktor yang diperlukan oleh setiap
individu untuk hidup serta memperoleh kesejahteraan dan kenyamanan. Tidak jauh berbeda
halnya dengan faktor keserakahan, kebutuhan juga dapat menyebabkan seseorang berperilaku
menyimpang. Dalam pemenuhan kebutuhan seseorang dapat melakukan apa saja sekalipun
tindakan tersebut merupakan tindakan yang ilegal.
Seorang mahasiswa tentunya tidak akan terpisahkan dengan penulisan karya tulis
ilmiah. Mulai dari penulisan makalah, paper, artikel, skripsi dan karya tulis lainnya. Tujuan
dari penulisan karya tulis ilmiah adalah beragam mulai dari pemenuhan tugas yang diberikan
oleh dosen hingga penulisan skripsi yang merupakan tugas akhir seorang mahasiswa S1 dan
lain sebagainya. Walaupun masing-masing mahasiswa memiliki perbedaan kemampuan
dalam memahami setiap materi yang diberikan, hal ini seharusnya tidak dapat merubah
kenyataan bahwa seorang mahasiswa setidaknya mengerti bagaimana cara menuangkan
bentuk orisinil pemikiran mereka ke dalam bentuk tulisan. Namun, untuk praktiknya dalam
kehidupan sehari-hari hampir sebagian besar karya tulis dari mahasiswa merupakan bentuk
plagiat dari tulisan orang lain. Plagiarisme merupakan bentuk dari fraud dalam bidang
akademik. Hal ini dikarenakan plagiarisme merupakan bentuk penipuan, serta memberikan
kerugian kepada korban plagiarisme.
Mahasiswa tentunya menginginkan nilai akademik yang baik. Oleh karena itu, setiap
tugas yang diberikan oleh dosen akan dikerjakan dengan tujuan memperoleh nilai yang
tinggi. Begitu pun dalam penulisan karya ilmiah individu atau kelompok. Dikarenakan sifat
keserakahan manusia yang menginginkan nilai yang maksimal, sebagian besar mahasiswa
melakukan tindakan yang tidak terpuji yaitu melakukan tindakan plagiarisme atau mencuri
gagasan/karya intelektual orang lain kemudian mengklaimnya sebagai hasil pemikiran
sendiri.
Hal ini berhubungan dengan sanksi atau tindakan yang diterima oleh mahasiswa yang
terbukti melakukan tindakan plagiarisme. ketika kurangnya pengawasan dan rendahnya
sanksi yang diberikan oleh dosen kepada mahasiswa yang melakukan tindakan plagiarisme
tentunya akan timbul sifat meremehkan tindakan tersebut (plagiarisme). Dengan rendahnya
tingkat kesadaran tindakan kecurangan akademik plagiarisme akan terus terjadi pada
keseharian mahasiswa dan akan menjadi hal yang lumrah untuk dilakukan.
GAMBAR ILUSTRASI
TINDAKAN PLAGIARISME