A. DEFINISI
B. FUNGSI
2. Permanent pacemaker
Pacu jantung menetap adalah suatu alat medis yang ditanam dalam tubuh pasien
beruapa kawat pacing yang ditanam dalam satu ruang atau beberapa ruang jantung
melalui vena yang tepat dan dihubungkan generator dari pacu jantung tersebut yang
ditanam dibawah kulit atau otot dada kanan atau kiri. Ada beberapa tipe dari pacu
jantung permanen, yaitu:
a. Single-chamber pacemaker
Pada tipe ini kawat pacing hanya ada satu yang akan ditempatkan disalah satu
ruang jantung yaitu atrium(serambi) atau ventrikel(bilik).
b. Dual-chamber pacemaker
Disini kawat pacing yang akan ditempatkan ada 2, satu ditempatkan di atrium
dan satu di ventrikel. Tipe ini lebih fisiologis atau lebih mirip dengan cara kerja
pacu jantung orang yang sehat dengan adanya koordinasi pemacuan antara atrium
dan ventrikel.
c. Rate-responsive pacemaker
Pacemaker tipe ini mempunyai sensor yang bisa mendeteksi aktifitas fisik
pasien dan secara otomatis akan mengatur frekwensi kecepatan pemacuan sesuai
dengan kebutuhan metabolisme pasien.
d. Biventricular pacing atau Cardiac resyncronization therapy (BVP/CRT).
BVP/CRT adalah suatu pacemaker generasi baru dengan 3 kawat pacu yang
akan dipasang yaitu ditempatkan di atrium kanan, ventrikel kanan dan ventrikel
kiri melalui sinus coronarius.
D. MANIFESTASI KLINIS
1. Perubahan tekanan darah ( hipertensi atau hipotensi ), nadi tidak teratur, irama
jantung tidak teratur, kulit pucat, sianosis, berkeringat, edema, haluan urin
menurun bila curah jantung menurut berat.
2. Syncape, pusing, disorientasi, letargi perubahan pupil.
3. Nyeri dada ringan sampai berat, gelisah.
4. Nafas pendek, batuk, perubahan kecepatan atau kedalaman pernafasan, bunyi
nafas tambahan ( krekels, ronki, mengi ) menunjukkan adanya komplikasi
pernafasan seperti pada gagal jantung kiri ( edema paru ) atau fenomena
tromboembolitik pulmonal, hemoptisis.
5. Demam, kemerahan kulit ( reaksi obat ), inflamasi, eritema, edema, kehilngan
fonus otot/kekuatan.
E. KOMPLIKASI
Komplikasi yang mungkin terjadi dari operasi pemasangan alat pacu jantung Anda
sangat jarang, namun dapat juga terjadi:
1. Infeksi pada tempat dimana alat pacu jantung dipasang.
2. Reaksi alergi terhadap kontras atau obat bius selama tindakan.
3. Bengkak, memar, atau perdarahan pada lokasi generator, terutama apabila Anda
sedang mengkonsumsi pengencer darah.
4. Kerusakan pada pembuluh darah atau saraf Anda yang berada di dekat alat pacu
jantung.
5. Kolaps paru.
6. Tusukan pada otot jantung Anda, yang dapat menjadi sumber perdarahan dalam
selaput jantung Anda dan mungkin dapat membutuhkan penanganan segera.
7. Komplikasi yang mengancam nyawa sangat jarang terjadi.
F. DIAGNOSA KEPERAWATAN
G. INTERVENSI KEPERAWATAN
DAFTAR PUSTAKA
Doenges, M. E. (1999). Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman untuk Perencanaan
dan pendokumentasian Perawatan Pasien. Alih bahasa I Made Kariasa. Ed. 3. Jakarta:
EGC.
Shadily. Hassan. (1992). Ensiklopedia Indonesia. Jakarta : PT Ichtiar baru Van Houve
Trsnohadi, H. B. (2001). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid 1. Ed. 3. Jakarta: Balai
Penerbit FKUI.