Anda di halaman 1dari 22

TUGAS KELOMPOK 2

ANALISIS MASALAH MENGGUNAKAN SISTEM

PBL (Problem Based Learning) 7 JUMP

DISUSUN OLEH :

FADILLA SEPTI PRADINI P1337420717005

SUKMA MIRANDA P1337420717006

AYU DIAH PRASTIWI P1337420717007

MARETA IKA RAGASUNI P1337420717009

DWI KUSNO SETYAJI P1337420717015

KELOMPOK II

PARIKESIT

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG

PRODI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN MAGELANG

TAHUN 2020/2021
SKENARIO

Nikmat Kesehatan Jantung yang Sering Dilalaikan

Seorang pasien laki-laki usia 45 tahun dirawat di ICU karena mengalami


serangan jantung. Penyebabnya diduga karena Acute Coronary Syndrome
akibat atherosclerosis. Plaque menyebabkan penyempitan arteri koroner. Di
tempat lain diduga palque ruptur dan menyebabkan terbentuknya blood clot
yang beresiko menyumbat arteri koroner.

Pasien sebelumnya pernah mengalami coronary artery spasm yang dipicu


oleh konsumsi obat, merokok, dan udara dingin. Coronary artery spasm juga
muncul saat stress dan saat emosi namun ketika bisa mengendalikan diri
Pasien merasa nyaman. Pasien juga beresiko mengalami coronary artery
dissection.

Dari hasil pengkajian didapatkan riwayat Angina (chest pain), merasakan


nyeri di area dada, terkadang menjalar ke lengan. Pasien juga ada riwayat
decompensatio cordis.

Hasil pengkajian saat ini didapatkan data tanda-tanda vital saat pemeriksaan
yaitu TD : 150/90 mmHg, HR : 100x/menit, RR : 30x/menit, S : 37 0C. Nyeri
P:Infark Myocard, Q:seperti terbakar, R:dada, menjalar ke lengan, S:6,
T:hilang timbul.

Serangan jantung kali ini merupakan pengalaman kedua kalinya bagi Pasien.
Hasil pemeriksaan EKG menunjukkan ST elevasi di lead II, III, dan aVF.
Pemeriksaan CKMB menunjukkan peningkatan hingga 220 IU/L. Pasien
dijadwalkan dilakukan coronary angioplasty setelah hasil treadmill/excercise
stress test keluar. Sambil menunggu operasi Pasien diberi aspirin, obat
trombolytic, nytroglycerin,dan beta blocker. Didasarkan pada stratifikasi risiko
TIMI (Thrombolysis in Myocardial Infarction)

Pasien juga diberikan resep morphin jika diperlukan. Jika setelah dilakukan
coronary angioplasty belum ada perbaikan maka pasien dijadwalkan untuk
dilakukan bypass atau CABG.
Dari hasil pengkajian lanjutan didapatkan pasien merupakan perokok berat
dan punya riwayat DM. Di bedside monitor terkadang tampak klien mengalami
atrial fibrillation (AF). Apabila muncul AF dilakukan cardioversion oleh
perawat. Rencana dilakukan catheter ablation. Pemeriksaan yang sudah
dilakukan adalah elektrofisiologi dan echocardiogram. Diberikan obat-obatan
anti aritmia dan diminta untuk melaksanakan gaya hidup sehat. Apabila tidak
mengalami perbaikan akan dipasang Implantable Cardioverter
Defibrillator (ICD).

A. Klarifikasi Istilah / Terminologi Asing


1. Acut Coronary Syndrome
Kondisi apapun yang muncul akibat penurunan atau penyumbatan aliran
darah ke jantunf secara mendadak. Sindrom koroner akut paling sering
disebabkan oleh ruptur plak atau pembentukan gumpalan di arteri
jantung.
2. Atherosklerosis
Menumpuknya lemak, kolesterol, dan zat lain di dalam dan di dinding
arteri. Timbunan plak kolesterol di dinding arteri yang menyebabkan
terhalangnya aliran darah. Jika pecah, gumpalan plak menyebabkan
okusi akut arteri.
3. Plaque
Proses terbentuknya plak pembuluh darah diawali dengan adanya
penumpukan kolesterol LDL di dalam dinding pembuluh darah. Semakin
banyak yang menumpuk, maka kolesterol LDL akan mengalami proses
oksidasi oleh radikal bebas. LDL yang teroksidasi ini ternyata
menyebabkan iritasi pada dinding pembuluh darah sehingga memicu
adanya respon peradangan.
4. Blood clot
Pembekuan atau penggumpalan darah
5. Coronary artery spasm
Disebut juga “silent heart attack”, coronary artery spasm biasa disamakan
dengan angin duduk. Penderitanya mengalami penyumbatan pembuluh
darah akibat deposit lemak berlebih sehingga aliran darah ke otot jantung
bisa terhambat.
Biasanya, orang merasakan gejala-gejala CAS seperti nyeri otot atau
pencernaan tidak nyaman dan tidak menyangka bahwa yang terjadi
termasuk gejala serangan jantung. Ini terjadi karena salah satu arteri
jantung menjadi lebih ketat sehingga aliran darah berkurang drastis.
Hanya pemeriksaan medis dengan dokter yang bisa memperlihatkan
apakah seseorang mengalami CAS atau tidak. Lebih jauh lagi, kondisi
unstable angina dalam CAS belum tentu bisa mereda hanya dengan
beristirahat atau minum obat biasa. Jika aliran darah ke jantung tak
kunjung lancar, maka bisa terjadi kekurangan oksigen hingga kematian.
6. Coronary artery dissection
Spontaneous coronary artery dissection (selanjutnya disingkat SCAD)
adalah salah satu jenis penyakit jantung yang biasanya ditemukan pada
orang di usia muda, khususnya para wanita. SCAD adalah kondisi yang
tergolong jarang terjadi, tapi mungkin saja dialami.
Kondisi ini adalah kelainan yang terjadi akibat robeknya dinding lapisan
dalam pada arteri koroner epikardial yang terdapat di jantung. Pada
SCAD, robeknya dinding dalam pembuluh darah yang disebut tunika
intima menyebabkan terbentuknya hematoma/ bekuan darah pada
daerah tersebut.
7. Decompensation cordis
Dekompensasi kordis (DS) atau gagal jantung (GJ) adalah suatu keadaan
dimana jantung tidak dapat mempertahankan sirkulasi yang adekuat yang
ditandai oleh adanya suatu sindroma klinis berupa dispneu (sesak
napas), fatik (saat istirahat atau aktivitas), dilatasi vena dan edema, yang
diakibatkan oleh adanya kelainan struktur atau fungsi jantung.
8. Infark miocard
Infark miokard adalah kematian jaringan miokard, infark miokardium, atau
“serangan jantung”, terjadi ketika salah satu arteri koroner tersumbat
seluruhnya. Daerah miokardium yang dipasok oleh arteri koroner tersebut
kehilangan pasokan darahnya dan mati karena kekurangan suplai
oksigen dan nutrien lain. Patogenesis yang mendasari hampir semua
kasus adalah penyempitan progresif arteri koroner oleh proses
aterosklerosis. Penyumbatan total dan mendadak yang mempercepat
infark ini biasanya disebabkan oleh trombosis yang menempel atau
spasme arteri koroner (Malcom, 2014).
9. Angina
angina adalah nyeri dada yang disebabkan ketika otot jantung tidak
mendapatkan cukup darah yang kaya oksigen.
10. Pemeriksaan CKMB
Pemeriksaan enzim pada jantung ketika terjadi serangan jantung
11. Coronary angioplasty
Prosedure untuk pembukaan penyumbatan atau penyempitan pembuluh
darah jantung
12. Excercise strres test
Tes Treadmill (Exercise Stress Test) adalah pemeriksaan fisik jantung
yang memberikan informasi apakah jantung memiliki asupan darah dan
oksigen dari sirkulasi saat terjadi stress fisik. Tes treadmill juga dilakukan
untuk memperoleh informasi penting apabila ada kelainan dari irama
jantung dan tekanan darah
13. TIMI (Thrombolysis in Myocardial Infarction)
pemecahan gumpalan darah yang menghalangi aliran darah ke
jantungterbentuk di pembuluh darah, menggunakan obat-obatan. Ini
digunakan pada peningkatan ST infark miokard, stroke, dan dalam kasus
tromboemboli vena berat
14. Bypass/CABG
Bypass / CABG : prosedur operasi untuk penyakit jantung
15. Cardioversion
Kardioversi adalah tindakan elektif atau emergensi untuk mengobati
takiaritrmia dengan cara diberikan aliran listrik, biasanya dengan energi
yang rendah dan disinkronkan dengan gelombang R, maksudnya aliran
listrik kejut diberikan pada puncak gelombang R
16. Atrial fibrilatio (AF)
AF adalah Denyut jantung tidak teratur dan sering kali cepat yang
umumnya menyebabkan aliran darah tidak lancar.
17. Catheter ablation
Ablasi kateter adalah prosedur medis yang digunakan untuk mengobati
beberapa jenis aritmia. Aritmia adalah masalah dengan laju atau irama
detak jantung.Selama ablasi kateter, serangkaian kateter (kabel tipis dan
fleksibel) dimasukkan ke dalam pembuluh darah di lengan, pangkal paha
(paha atas), atau leher. Kabel dipandu ke jantung melalui pembuluh
darah.
18. ICD
Implan defibrilator atau Implantable Cardioverter Defibrillator (ICD) adalah
alat yang digunakan untuk mengatasi detak jantung abnormal yang
parah. Alat ini ditanamkan di dada atau perut. Kemudian, ia akan
mengalirkan kejutan atau tegangan listrik saat jantung berdetak terlalu
lambat atau cepat. Fungsinya adalah mencegah gagal jantung dan
serangan jantung mendadak.
19. Elektrofisiologi
Elektrofisiologi ialah studi sifat kelistrikan sel dan jaringan biologis, yang
melibatkan pengukuran perubahan voltase atau arus listrik pada sejumlah
skala dari protein saluran ion, ke semua jaringan seperti jantung.
Dalam neurosains, elektrofisiologi melibatkan pengukuran aktivitas
listrik neuron, dan khususnya aktivitas potensial aksi.
20. Echicardiogram
chocardiografi adalah tes menggunakan gelombang suara untuk
membuat gambar bergerak hati. Dari gambar tersebut, akan
menunjukkan ukuran dan bentuk hati. Pemeriksaan ini juga dilakukan
untuk menunjukkan seberapa baik ruang dan katup jantung bekerja.
21. Apa manfaat dari aspirin?
Aspirin juga sering digunakan untuk mengurangi risiko serangan jantung,
stroke, dan angina, karena dapat menghambat terjadinya penggumpalan
darah
22. Apa itu Terapi trombolitik? Terapi trombolitik adalah penggunaan obat-
obatan untuk menghancurkan atau melarutkan gumpalan darah, yang
merupakan penyebab utama serangan jantung dan stroke.
23. Apa manfaat dari Nitrogliserin?
Nitrogliserin merupakan obat golongan nitrat yang bekerja dengan
cara melebarkan pembuluh darah serta meningkatkan pasokan darah dan
oksigen ke otot jantung. 
24. Apa manfaat dari Beta Blocker
Penghambat beta atau beta-blockers adalah golongan obat yang
digunakan untuk menangani beragam kondisi pada jantung.
Penghambat beta sering disebut agen penghambat beta-adrenergik yang
fungsi utamanya untuk menurunkan tekanan darah.

B. Menetapkan Masalah
1. Jelaskan acute coronary sindrome (penyebab, penanganan, dan
komplikasi) ?
Jawab :
a. Pengertian Acute Coronary Sindrom
Pengertian Acute Coronary Sindrom (ACS) terjadi ketika aliran darah
menuju jantung berkurang secara drastis atau tiba-tiba. Saat terjadi,
peristiwa ini dapat menyebabkan sejumlah kondisi pada jantung dan
memerlukan pertolongan medis dalam waktu yang cepat.Pada
sindrom koroner akut terjadi penyumbatan yang signifikan pada arteri
koroner jantung, yaitu pembuluh darah yang memasok darah ke
jantung. Kejadian ini bisa menyebabkan serangan jantung dan
serangan angina tidak stabil. Kedua kondisi ini biasanya ditandai nyeri
dada berat atau rasa tidak nyaman pada dada.
b. Penyebab
Penyebab
biasanya disebabkan oleh aterosklerosis, yaitu terbentuknya plak atau
tumpukan kolestrol pada dinding arteri koroner yang mengakibatkan
penyumbatan aliran darah ke jantung.Selain itu, sindrom koroner akut
juga dapat terjadi akibat penggunaan zat tertentu, seperti kokain dan
nikotin, yang bisa memicu spasme atau penyempitan arteri koroner
secara tiba-tiba.
c. Faktor Risiko Acute Coronary Sindrom
Beberapa faktor di bawah ini dapat meningkatkan risiko seseorang
mengalami sindrom koroner akut, antara lain:
1) Memasuki usia tua
2) Menderita tekanan darah tinggi dan kolesterol tinggi
3) Memiliki berat badan berlebih atau menderita obesitas
4) Memiliki keluarga dengan riwayat penyakit jantung atau stroke
5) Kurang olahraga atau aktivitas fisik
6) Menderita diabetes
7) Merokok atau menyalahgunakan obat-obatan terlarang
d. Gejala Acute Coronary Sindrom
Gejala Acute Coronary Sindrom yang Perlu Diwaspadai adalah nyeri
dada yang sangat mengganggu. Nyeri bisa terasa seperti tertindih
benda berat atau rasa tidak nyaman yang tidak bisa dijelaskan
lokasinya. Terkadang, rasa nyeri bisa menjalar hingga ke rahang dan
lengan.Seseorang memang bisa saja mengalami nyeri dada yang
hilang timbul. Nyeri dada ini tidak termasuk dalam sindrom koroner
akut. Nyeri dada pada sindrom koroner akut biasanya berlangsung
lebih dari 15 menit dan tidak membaik dengan istirahat.
Beberapa gejala lain yang dapat muncul saat mengalami sindrom
koroner akut adalah:
1) Keringat dingin
2) Sesak napas
3) Sakit kepala dan pusing seperti ingin pingsan
4) Mual atau muntah
5) Gelisah
6) Denyut jantung tidak teratur (aritmia)
e. Penanganan Acute Coronary Sindrom
Penanganan Acute Coronary Sindrom adalah kondisi darurat medis
yang memerlukan penanganan segera agar tidak menimbulkan
kematian. Biasanya, setelah ditangani di IGD, pasien juga akan
dirawat di unit perawatan jantung intensif (ICCU) selama beberapa
hari.Perawatan dimulai dengan pemberian oksigen dan obat
antikoagulan, seperti aspirin dan clopidogrel, untuk mencegah
pembekuan darah. Dokter juga akan memberikan nitrogliserin untuk
melebarkan pembuluh darah jantung. Jika nyeri dada masih sangat
mengganggu, dokter bisa memberikan tambahan obat penghilang
nyeri.
Tindakan pembedahan, seperti kateterisasi
jantung atau CABG (coronary artery bypass graft), perlu
dipertimbangkan pada kasus Acute Coronary Sindrom yang disertai
kerusakan otot jantung yang luas, tekanan darah rendah, kondisi
syok, kerusakan dinding jantung kanan, atau nyeri dada yang
menetap setelah pemberian obat-obatan. Acute Coronary Sindrom
adalah kondisi darurat yang dapat mengancam nyawa. Bila diatasi
secara cepat dan tepat, kondisi ini bisa membaik. Namun, tidak
menutup kemungkinan kondisi ini bisa berulang. Oleh karena itu,
pencegahan sangat penting untuk dilakukan, apalagi bagi yang
pernah atau berisiko untuk mengalaminya.
Untuk mencegah terjadinya atau berulangnya sindrom koroner akut,
diperlukan gaya hidup jantung sehat, yaitu berhenti merokok,
mengonsumsi makanan yang sehat untuk jantung, membatasi
konsumsi alkohol, mempertahankan berat badan
ideal, mengendalikan stres, dan berolahraga secara rutin.Bila Anda
memiliki penyakit faktor risiko sindrom koroner akut, seperti
hipertensi, kolesterol tinggi, atau diabetes, minumlah obat-obatan
yang diberikan dokter secara teratur agar penyakit tetap terkendali
dan tidak sampai menimbulkan sindrom koroner akut.Selain itu,
rutinlah kontrol ke dokter sesuai jadwal yang ditentukan, agar kondisi
kesehatan jantung maupun kesehatan.

2. Apa yang menyebabkan terbentuknya plaque?


Jawab :
Proses terbentuknya plak pembuluh darah diawali dengan adanya
penumpukan kolesterol LDL di dalam dinding pembuluh darah. Semakin
banyak yang menumpuk, maka kolesterol LDL akan mengalami proses
oksidasi oleh radikal bebas
3. Kenapa bisa terjadi plaque rupture dan menyebabkan blood clot?
Jawab :
Aterosklerosis / plak menumpuk di arteris. Seiringnya waktu,
Penumpukan plak terjadi selama bertahun-tahun maka dapat mengeras
atau pecah (pecah terbuka / ruptur). Jika plak pecah, fragmen sel darah
yang disebut trombosit menempel ke tempat cedera. Pecahan plak
mungkin mengumpul membentuk bekuan darah.Bekuan darah besar
sebagian besar atau seluruhnya dapat memblokir aliran darah melalui
arteri koroner atau disebut dengan blood clot yang dapat menyumbat
arteri koroner dan menyebabkan serangan jantung.
4. Jelaskan coronary arteri spasm (tanda gejala, penyebab, faktor
resiko, perawatan)?
Jawab :
a. Tanda dan gejala serangan jantung
Gejala serangan jantung adalah kondisi yang cukup bisa dirasakan.
Dada terasa nyeri seperti tertimpa benda berat (dari sedang hingga
parah) adalah gejala yang paling umum dirasakan oleh orang yang
mengalami kondisi ini. Rasa sakit juga dapat terjadi di rahang, pundak
atau lengan (terutama lengan sebelah kiri). Rasa nyeri sering kali
digambarkan seperti diremas, berat, atau tertekan. Gejala lain yang
termasuk:
1) Berkeringat dingin.
2) Napas pendek.
3) Tekanan jantung yang cepat atau tidak beraturan.
4) Mual.
5) Gangguan pencernaan.
Dibandingkan pria, gejala serangan jantung pada wanita dan
penderita diabetes agak sedikit berbeda, seperti napas pendek yang
tidak disertai rasa nyeri. Bahkan, tidak semua orang yang mengalami
kondisi ini akan merasakan rasa nyeri di dada.
b. Penyebab Serangan jantung
Penyebab utama serangan jantung adalah penyakit jantung
koroner (PJK). Menurut Mayo Clinic, kondisi ini muncul ketika lemak,
kolesterol, serta zat lain yang terdapat di dalam tubuh membentuk
plak yang kemudian menumpuk di dalam arteri koroner.
Arteri inilah yang menyalurkan darah yang kaya akan oksigen menuju
jantung. Saat plak menumpuk di dalam arteri selama bertahun-tahun,
kondisi ini disebut juga dengan aterosklerosis. Pada akhirnya, area
plak itu sendiri dapat pecah (terbuka) di dalam arteri dan
menyebabkan terbentuknya gumpalan darah pada permukaan plak.
Gumpalan darah ini akan menyumbat pembuluh darah arteri,
sehingga aliran darah tidak bisa mencapai jantung. Lama-kelamaan,
otot jantung akan rusak dan mati karena tidak mendapatkan oksigen
yang dibutuhkannya.
c. Faktor resiko terjadinya serangan jantung
Serangan jantung adalah kondisi yang dapat terjadi pada siapa saja.
Namun, ada beberapa faktor tertentu yang dapat meningkatkan
potensi risiko pengembangan sel penyebab dari salah satu jenis
penyakit jantung ini di dalam tubuh. Berikut adalah beberapa faktor
risiko yang perlu Anda perhatikan: 
1) Pria berusia 45 tahun ke atas dan wanita berusia 55 tahun ke
atas lebih berisiko terkena kondisi ini dibandingkan usia yang
lebih muda.
2) Dingin pagi hari dapat mempersempit pembuluh darah di jantung
3) Kebiasaan merokok.
4) Tekanan darah tinggi
5) Kadar kolesterol atau trigliserida yang tinggi.
6) Faktor keturunan atau riwayat kesehatan keluarga. 
7) Kurang beraktivitas.
8) Obesitas.
9) Stres berat.

5. Jelaskan coronary arteryy dissection (gejala, penyebab, faktor


resiko, perawatan dan obat-obatan)?
Jawab :
a. Definisi
Diseksi arteri koroner spontan diseksi atau yang kadang-kadang
disebut sebagai SCAD adalah kondisi darurat langka yang ditandai
oleh robeknya salah satu pembuluh darah di jantung.
b. Tanda dan gejala spontan diseksi arteri koroner (SCAD) meliputi:
1) Nyeri dada
2) Denyut jantung cepat atau perasaan gugup di dada
3) Nyeri di lengan, bahu atau rahang
4) Sesak napas
5) Berkeringat
6) Kelelahan ekstrim dan tidak biasa
7) Mual
8) Pusing
c. Penyebab
Tidak jelas apa yang menyebabkan diseksi arteri koroner spontan
(SCAD). Diseksi arteri koroner spontan (SCAD) menimbulkan
robekan dangkal di dalam arteri. Ketika lapisan dalam arteri terpisah
dari lapisan luar, darah bisa menumpuk di daerah antara kedua
lapisan. Tekanan darah yang menumpuk dapat membuat robekan
dangkal pada arteri bertahan lebih lama. Dan darah yang
terperangkap di antara lapisan dapat membentuk bekuan darah.
Spontan diseksi arteri koroner (SCAD) dapat memperlambat aliran
darah melalui arteri ke jantung, yang membuat jantung bekerja lebih
keras. Atau aliran darah melalui arteri dapat benar-benar berhenti,
menyebabkan otot jantung mati (serangan jantung).
d. Faktor Risiko
Dokter dan peneliti telah menemukan beberapa kesamaan antara
orang-orang yang mengalami diseksi arteri koroner spontan (SCAD).
Ini belum jelas apa faktor ini dapat berperan dalam menyebabkan
penyakit. Faktor umum meliputi:
1) Jenis kelamin perempuan. Meskipun spontan diseksi arteri
koroner (SCAD) dapat terjadi baik pada pria maupun wanita,
namun kondisi ini lebih berisiko bagi perempuan.
2) Baru selesai melahirkan. Diseksi arteri koroner spontan lebih
sering menyerang wanita yang baru melahirkan. Spontan diseksi
arteri koroner (SCAD) umumnya terjadi dalam beberapa minggu
pertama setelah melahirkan.
3) Pertumbuhan sel-sel irregular atau abnormal di dinding arteri.
Kondisi yang disebut displasia fibromuskular (PMK)
menyebabkan pertumbuhan sel-sel tidak teratur pada salah satu
dinding arteri atau lebih. Pertumbuhan yang tidak teratur ini dapat
melemahkan dinding arteri dan mengurangi aliran darah.
Displasia fibromuskular juga dapat menyebabkan tekanan darah
tinggi, stroke, dan robekan di pembuluh darah lainnya. Displasia
fibromuskular lebih sering terjadi pada wanita.

4) Aktivitas fisik yang ekstrim.


5) Masalah pembuluh darah. Penyakit yang menyebabkan
peradangan pada pembuluh darah, seperti lupus dan poliarteritis
nodosa, juga dapat menyebabkan diseksi arteri koroner spontan
(SCAD).
6) Penyakit jaringan ikat bawaaan. Penyakit genetik yang
menyebabkan masalah dengan jaringan ikat tubuh, seperti
sindrom Ehlers-Danlos dan sindrom Marfan, juga ditemukan pada
penderita diseksi arteri koroner spontan (SCAD).
7) Tekanan darah tinggi. Jika tidak diobati, tekanan darah tinggi
berat dapat menimbulkan diseksi arteri koroner spontan (SCAD).
8) Penggunaan kokain.
e. Komplikasi
Pada beberapa orang, diseksi arteri koroner spontan (SCAD) dapat
kambuh lagi, meskipun pengobatannya berhasil. Kondisi ini bisa
kambuh setelah SCAD awal atau beberapa tahun kemudian. Ahli
medis sedang mempelajari mengapa spontan diseksi arteri koroner
(SCAD) dapat berulang dan apa saja faktor risikonya.
f. Pengobatan
Tujuan dari pengobatan diseksi arteri koroner spontan (SCAD) adalah
untuk memperbaiki robekan pada arteri yang rusak dan memulihkan
aliran darah ke jantung.
Perawatan yang terbaik akan tergantung pada situasi penderita,
termasuk ukuran dan letak robekan, serta tanda-tanda atau gejala
yang dialami. Jika kerusakan yang diakibatkan tidak parah, diseksi
arteri koroner spontan mungkin tidak memerlukan pengobatan.
Setelah diseksi arteri koroner spontan (SCAD), dokter dapat
merekomendasikan obat untuk memulihkan aliran darah ke jantung.
Pengobatan dapat meliputi:
1) Obat pengencer darah. Obat ini mengurangi jumlah trombosit
pembeku dalam darah (antikoagulan) dan mengurangi risiko
terbentuknya bekuan pada arteri yang robek.
2) Obat pengendali tekanan darah. Obat ini digunakan untuk
mengobati tekanan darah tinggi, menurunkan kadar darah yang
dibutuhkan oleh hati, dan mengurangi tekanan dalam arteri rusak.
Obat ini dapat terus dimbil tanpa batas untuk mengurangi risiko
berulangnya diseksi arteri koroner spontan

6. Jelaskan angina (penyebab, faktor resiko, pengobatan, pencegahan)


Angina
Jawab :
a. Definisi
Angina pectoris adalah nyeri dada akibat penyakit jantung koroner.
Angin duduk atau angina pectoris terjadi saat otot jantung tidak
mendapatkan suplai darah yang cukup karena pembuluh darah arteri
pada jantung menyempit atau tersumbat.
b. Gejala
Angina pectoris ditandai dengan nyeri dada seperti tertindih, terbakar,
tertusuk ataupun terasa penuh. Rasa sakitnya dapat menjalar ke
lengan, bahu, punggung, leher, dan rahang. Gejala lain yang dapat
menyertai rasa nyeri tersebut antara lain: Keringat yang muncul
berlebihan, meski cuaca tidak panas, Mual, Lelah, Pusing, Sesak
napas.
c. Penyebab dan faktor resiko
Angina pectoris paling sering disebabkan oleh penyakit jantung
koroner. Penyakit jantung koroner terjadi akibat adanya penumpukkan
plak di arteri (aterosklerosis). Beberapa faktor yang bisa
meningkatkan risiko terjadinya penyakit jantung koroner yang bisa
memuculkan angina adalah:
1) Kebiasaan merokok.
2) Riwayat tekanan darah tinggi atau hipertensi.
3) Kadar kolestrol jahat (LDL) dan trigliserida yang tinggi.
4) Menderita diabetes.
5) Riwayat penyakit jantung di dalam keluarga.
6) Jarang berolahraga dan tidak aktif bergerak.
7) Mengalami obesitas.
8) Berusia di atas 45 tahun untuk laki-laki dan di atas 55 tahun untuk
wanita

d. Pengobatan Angina Pectoris


Pengobatan angina pectoris bertujuan untuk mengurangi keluhan dan
gejala, serta mencegah komplikasi berupa serangan jantung.
Penanganan yang diberikan kepada tiap pasien dapat berbeda-beda,
tergantung pada kondisi yang dialaminya.
Biasanya, pasien yang mengalami angina pectoris akan diberikan
obat-obatan untuk mengurangi keluhan. Di bawah ini adalah rincian
dari berbagai cara pengobatan angina pectoris:

e. Obat-obatan
Beberapa jenis obat yang dapat diberikan oleh dokter untuk
meredakan gejala angina adalah:
1) Obat pengencer darah, seperti aspirin, clopidogrel, atau
ticagrelor.
2) Obat pelebar pembuluh darah, seperti nitrogliserin, untuk
melebarkan dan merelaksasi pembuluh darah, sehingga aliran
darah ke jantung lebih baik.
3) Obat penghambat beta, untuk memperlambat denyut jantung dan
merelaksasi pembuluh darah, sehingga mengurangi beban kerja
jantung.
4) Obat untuk mengontrol penyakit diabetes, kolesterol, dan
hipertensi yang merupakan faktor risiko dari penyakit jantung
koroner penyebab angina.
f. Pencegahan Angina Pectoris
Angina pectoris yang biasanya disebabkan oleh penyakit jantung
koroner ini dapat dicegah. Caranya adalah dengan menerapkan gaya
hidup sehat. Pola dan gaya hidup sehat yang harus diterapkan antara
lain:
1) Berhenti merokok dan batasi konsumsi minuman beralkohol.
2) Olahraga secara teratur, dan jaga berat badan ideal.
3) Perbaiki pola makan, dengan mengonsumsi makanan rendah
lemak dan garam, buah-buahan, sayur-sayuran, dan gandum
utuh. Hindari mengonsumsi makanan tinggi lemak jenuh, seperti
sosis dan daging berlemak, mentega, keju, dan makanan cepat
saji.
4) Mengelola stres dengan cara yang positif, bisa dengan yoga,
meditasi, atau melakukan hobi yang menyenangkan.
5) Rutin periksa ke dokter, jika memiliki penyakit darah tinggi
(hipertensi), kolesterol tinggi (hiperkolesterolemia), atau kencing
manis (diabetes)

7. Jelaskan bagaimana prosedure bypasss atau CABG?


jawab :
Tekanan darah, kadar oksigen di dalam tubuh, dan fungsi sistem
pernapasan pasien. Setelah itu, selang pernapasan akan dipasangkan di
saluran pernapasan melalui tenggorokan. Selang ini akan tersambung ke
ventilator atau alat bantu pernapasan untuk memberikan asupan oksigen
yang dibutuhkan pasien.
Dokter bedah jantung (Sp. BTKV) akan membuat sayatan sepanjang
bagian tengah rongga dada dan membelah tulang dada, hingga jantung
terlihat. Pasien akan diberikan obat-obatan untuk menghentikan kerja
jantung. Setelah jantung berhenti, pembuluh darah besar akan
disambungkan ke mesin jantung paru (heart lung machine) untuk
menggantikan kerja jantung menjaga pasokan darah ke seluruh tubuh.
Selanjutnya, dokter akan mencangkok (graft) pembuluh darah dari bagian
tubuh lainnya, biasanya diambil dari pembuluh darah vena di paha atau
arteri di sekitar rongga dada, yang ditempelkan dari pembuluh darah
arteri besar (aorta) ke pembuluh darah arteri koroner, yang sudah
melewati daerah pembuluh darah yang menyempit, sehingga terbentuk
jalur pintas baru yang tidak melewati arteri koroner yang tersumbat.
Setelah pencangkokan pembuluh darah yang baru selesai, dokter akan
membuat jantung kembali berdenyut. Terkadang, kejutan listrik digunakan
untuk membuat jantung kembali berdetak. Kemudian dokter akan
menyatukan kembali tulang dada dengan kawat khusus yang akan
permanen menempel di tulang dada, serta menutup sayatan di kulit
dengan jahitan. Selang pernapasan yang dipasang sebelumnya, belum
dilepas hingga pasien dapat bernapas sendiri dengan normal.
8. Jelaskan indikasi terjadinya ST elevasi
Jawab :
ST Elevasi Miokardial Infark (STEMI) merupakan suatu kondisi yang
mengakibatkan kematian sel miosit jantung karena iskhemia yang
berkepanjangan akibat oklusi koroner akut . STEMI terjadi akibat stenosis
total pembuluh darah koroner sehingga menyebabkan nekrosis sel
jantung yang bersifat irreversible . Patofisiologi Proses aterosklerotik
dimulai ketika adaya luka pada sel endotel yang bersentuhan langsung
dengan zat-zat dalam darah. Permukaan sel endotel yang semula licin
menjadi kasar, sehingga zat-zat didalam darah menempel dan masuk
kelapisan dinding arteri. Penumpukan plaque yang semakin banyak akan
membuat lapisan pelindung arteri perlahan-lahan mulai menebal dan
jumlah sel otot bertambah. Setelah beberapa lama jaringan penghubung
yang menutupi daerah itu berubah menjadi jaringan sikatrik, yang
mengurangi elastisitas arteri. Semakin lama semakin banyak plaque yang
terbentuk dan membuat lumen arteri mengecil.
STEMI umumnya terjadi jika aliran darah koroner menurun secara
mendadak setelah oklusi trombus pada plak aterosklerosis yang sudah
ada sebelumnya. Stenosis arteri koroner derajat tinggi yang berkembang
secara lambat biasanya tidak memicu STEMI karena berkembangnya
banyak kolateral sepanjang waktu. Pada sebagian besar kasus, infark
terjadi jika plaque aterosklerosis mengalami fisura, rupture atau ulserasi
dan jika kondisi lokal atau sistemik memicu trombogenesis sehingga
mengakibatkan oklusi arteri koroner. Pada STEMI gambaran patologis
klasik terdiri dari fibrin rich red trombus, yang dipercaya menjadi alasan
pada STEMI memberikan respon terhadap terapi trombolitik. Pada lokasi
ruptur plaque, berbagai agonis (kolagen, ADP epinefrin dan serotonin)
memicu aktivasi trombosit, selanjutnya akan memproduksi dan
melepaskan tromboksan A2 (vasokontriktor lokal yang poten). Aktifitas
trombosit juga akan memicu terjadinya agregasi platelet dan mengaktifasi
faktor VII dan X sehingga menkonversi protombin menjadi thrombin dan
fibrinogen menjadi fibrin. Pembentukan trombus pada kaskade koagulasi
akan menyebabkan oklusi oleh trombus sehinga menyebabkan aliran
darah berhenti secara mendadak dan mengakibatkan STEMI .
9. Jelaskan apa itu Aritmia (Pengertian, gejala, pengobatan)
Jawab :
a. Definisi
Aritmia adalah gangguan yang terjadi pada irama jantung. Penderita
aritmia bisa merasakan irama jantungnya terlalu cepat, terlalu lambat,
atau tidak teratur.
b. Gejala
Aritmia bisa terjadi tanpa menimbulkan gejala, sehingga kadang tidak
disadari oleh penderitanya. Gejala aritmia yang dapat muncul antara
lain:
1) Jantung berdetak lebih cepat dari normal (takikardia)
2) Jantung berdetak lebih lambat dari normal (bradikardia)
3) Pusing
4) Pingsan
5) Cepat lelah
6) Sesak napas
7) Nyeri dada
c. Penyebab Aritmia
Aritmia terjadi ketika impuls listrik yang berfungsi mengatur detak
jantung tidak bekerja dengan baik. Kondisi tersebut dapat disebabkan
oleh sejumlah kondisi di bawah ini:
1) Konsumsi obat pilek atau obat alergi
2) Sleep apnea
3) Hipertensi
4) Diabetes
5) Gangguan elektrolit, seperti kelebihan atau kekurangan kalium.
6) Gangguan tiroid, misalnya hipertiroidisme
7) Kelainan katup jantung
8) Penyakit jantung bawaan
9) Penyakit jantung koroner
10)Serangan jantung
11)Selain kondisi medis, aritmia juga dapat dipicu oleh gaya hidup
yang tidak sehat, seperti:
12)Tidak dapat mengelola stres dengan baik
13)Kurang tidur
14)Merokok
15)Konsumsi minuman beralkohol atau berkafein secara berlebihan
16)Penyalahgunaan NAPZA
d. Pengobatan Aritmia
Pengobatan aritmia bertujuan untuk mengatasi irama jantung yang
tidak teratur. Metode yang digunakan tergantung pada jenis
gangguan irama jantung yang dialami, apakah terlalu cepat atau
terlalu lambat.
Metode pengobatan aritmia meliputi:
1) Obat-obatan
Obat-obatan yang diresepkan dokter untuk mengatasi aritmia
adalah obat antiaritmia. Dokter juga akan meresepkan warfarin
untuk menurunkan risiko terjadinya penggumpalan darah.
2) Ablasi
Dokter melakukan tindakan ablasi jantung dengan cara
memasang satu atau lebih kateter di pembuluh darah yang
menuju ke jantung. Elektroda yang terdapat di ujung kateter akan
menghancurkan sebagian kecil jaringan di jantung yang
menyebabkan gangguan irama jantung, sehingga irama jantung
menjadi normal kembali.
3) Alat pacu jantung
Dokter akan memasang alat pacu jantung di bawah kulit, tepat di
bawah tulang selangka. Alat pacu tersebut berfungsi
mengembalikan irama jantung yang terlalu lambat menjadi
normal.
4) ICD
Implantable cardioverter-defribilator (ICD) adalah alat kecil yang
dipasang di dada. Alat ini digunakan pada penderita yang berisiko
mengalami henti jantung mendadak. Implan alat ini akan
mendeteksi tanda henti jantung dan otomatis mengalirkan listrik
untuk mengatasinya.
10. Mengapa dilakukan terapi trombolitik ?
Mengapa diberikan terapi trombolitik pada pasien? Karena pasien
mengalami Acut Coronary Syndrom yaitu disebabkan oleh
artherosclerosis yaitu penyumbatan pada pembuluh darah akibat
penumpukan plaque.
ia
k
y
q
pg
stn
jig
n
ae
h
c
(A
ld
u
b
m
e
h
t
o
r
A
c
s)
p
C. Pohon Masalah
-
t
g
n
a
k
r
e
ib
o
y
d
D. Tujuan pembelajaran
1. Mengetahui acute coronary sindrome (penyebab, penanganan, dan
komplikasi)
2. Mengetahui apa yang menyebabkan terbentuknya plaque?
3. Mengetahui bagaimana bisa terjadi plaque rupture dan menyebabkan
blood clot?
4. Mengetahui coronary arteri spasm (tanda gejala, penyebab, faktor resiko,
perawatan)?
5. Mengetahui coronary arteryy dissection (gejala, penyebab, faktor resiko,
perawatan dan obat-obatan)?
6. Mengetahui angina (penyebab, faktor resiko, pengobatan, pencegahan)
Angina
7. Mengetahui bagaimana prosedure bypasss atau CABG?
8. Mengetahui apa itu Aritmia (Pengertian, gejala, pengobatan)
9. Mengetahui mengapa dilakukan terapi trombolitik ?

Anda mungkin juga menyukai