Anda di halaman 1dari 3

Nama : Prayoga Pangestu (172410011)

Matkul : Praktikum Higiene Industri

1. Persiapan sebelum pemeriksaan audiometri


2. Pelaksanaan audiometri
3. Kapan pelaksanaan audiometri
Jawaban :
1. beberapa persiapan yang harus dilakukan sebelum melakukan pemeriksaan
audiometri. Persiapan tersebut, antara lain:
a. Sebelum melakukan pemeriksaan, pastikan peserta mencopot perhiasannya
terlebih dulu.
b. Peserta sebaiknya tidak berada ditempat bising selama 12 jam sebelum
melakukan pemeriksaan.
c. Pastikan ruangan pemeriksaan memiliki penerangan yang cukup, sehingga
peserta pemeriksaan dengan keluhan gangguan pendengaran yang berat bisa
tetap berkomunikasi menggunakan bahasa tubuh dengan pemeriksa.
d. Sebaiknya matikan AC atau kipas, agar suara tidak mengganggu proses
pemeriksaan.
e. Tempatkan kursi pada posisi yang sesuai, pastikan peserta tidak melihat
tangan pemeriksa sewaktu menekan tombol-tombol pada audiometer dan
layar monitor.

Selain beberapa hal di atas, jangan lupa pastikan ruangan periksa benar-benar
kedap suara. Dengan kata lain, suara-suara dari luar tidak masuk ke dalam ruangan,
serta ruangan bebas dari gema. Pastikan ruangan memiliki kekedapan maksimal 30
desibel.

2. Pemeriksaan audiometri dilakukan dengan menggunakan sebuah mesin yang


disebut dengan audiometer yang dapat menghasilkan suara dengan volume dan
frekuensi yang berbeda-beda. Berikut langkah-langkah tepat dalam melakukan
pemeriksaan audiometri:
a. Pertama-tama, kamu akan dipakaikan earphone untuk mendengar berbagai
macam suara yang diarahkan ke salah satu telinga pada satu waktu.
b. Kemudian, audiolog atau petugas yang membantu kamu melakukan tes
audiometri ini akan memainkan berbagai suara, seperti bunyi dan ucapan,
pada interval yang berbeda ke satu telinga saja pada satu waktu. Ini
bertujuan agar dapat diketahui rentang kemampuan pendengaran masing-
masing telinga. Kerasnya suara diukur dengan satuan desibel (dB). Peserta
tes akan diberikan suara mulai dari suara bisikan sekitar 20 dB, musik keras
sekitar 80–120 dB, sampai suara mesin jet sekitar 180 dB. Selain itu, peserta
tes juga akan diperdengarkan nada suara yang diukur dalam satuan
frekuensi (Hz). Peserta akan diberikan mulai dari nada bass rendah sekitar
50–60 Hz, nada tinggi sekitar 10.000 Hz, atau lebih tinggi. Rentan
pendengaran normal pada seseorang, yaitu 250–8000 Hz pada 25 dB atau
lebih rendah.
c. Selama tes audiometri berlangsung, audiolog mungkin akan memberikan
sejumlah instruksi, seperti meminta kamu untuk mengangkat tangan atau
mengulang ucapan pemeriksa saat suara dari mesin terdengar. Ini bertujuan
untuk mengetahui kemampuan kamu dalam mengenali kata dan
membedakan bunyi ucapan dengan suara-suara di sekitar.
d. Tes audiometri memakan waktu sekitar satu jam. Tes ini tidak membutuhkan
persiapan khusus sebelumnya dan tidak menimbulkan efek samping apapun.
Kamu hanya perlu mengikuti instruksi dari audiolog saja selama tes
berlangsung.
e. Setelah tes audiometri selesai, audiolog akan meninjau hasil tes kamu.
Melalui hasil tes tersebut, dokter bisa menyarankan tindakan dan juga
pencegahan apa yang sebaiknya kamu lakukan.

3. Pemeriksaan ini biasanya dilakukan atas anjuran dokter. Misalnya, ketika seseorang
merasakan adanya gangguan pada pendengarannya, sehingga terasa tidak nyaman,
dan mengganggu aktivitas sehari-hari. Di samping itu, ada juga beberapa indikasi
pemeriksaan audiometri lainnya, seperti:
a. Adanya penurunan kualitas pendengaran.
b. Rasa penuh di telinga.
c. Telinga berbunyi dengung (tinnitus).
d. Adanya gangguan keseimbangan.
e. Riwayat trauma.
f. Riwayat terpaan suara bising.
g. Riwayat keluarnya cairan pada telinga.
h. Riwayat pemakaian obat ototoksik.
i. Riwayat gangguan pendengaran pada keluarga.

Anda mungkin juga menyukai