Anda di halaman 1dari 18

ASE – Volume 11 Nomor 3A, November 2015: 125 - 142

ANALISIS TINGKAT KEUNTUNGAN USAHA RUMAH TANGGA KUE LUMPIA


DI KELURAHAN BUMI NYIUR KECAMATAN WANEA

Novel Novri Sumampouw


O. Esry Laoh
Lyndon R.J. Pangemanan

ABSTRACT
The objective of this research is to to determine the level of profit from the Cake Lumpia households
business in the Bumi Nyiur Village Wanea districts. The method used in this study is the case study method.
The data used in this study are primary data and secondary data. Primary data were collected in the field
directly from the source in this research is the owner of household enterprises cakes spring rolls, for the
purpose of research and the data has not been published before. This data was obtained through interviews
based on questionnaires that are relevant and have been prepared. As for the secondary data includes vil-
lage profiles will be obtained from government agencies associated with this research. To determine the
amount of benefit artisans will use a rat stamp benefit analysis followed by analysis of R / C to determine the
feasibility of this venture. These results indicate that the average total revenue in this business is Rp.
1,000,000 / day, with a total production cost of Rp. 283,896.7. Then the total profit earned in spring roll
pastry business in Bumi Nyiur Village, District of Wanea is Rp. 716,103.3 / day. Analysis of R / C who do
show that the average household businesses spring rolls baking in the Village Earth Nyiur District of Wanea
experiencing gains, where the R / C ratio of 3.52 and it can be concluded that the business is feasible to run.

Key words: The level of profit, Lumpia Cake, Manado

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat keuntungan dari usaha rumah tangga Kue Lumpia
di Kelurahan Bumi Nyiur kecamatan Wanea. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
studi kasus. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer
diperoleh di lapangan langsung dari sumbernya yang dalam penelitian ini adalah pemilik usaha rumah
tangga kue lumpia, guna kepentingan penelitian dan data tersebut belum pernah dipublikasikan sebelumnya.
Data ini diperoleh melalui wawancara berdasarkan kuesioner yang relevan dan telah dipersiapkan. Se-
dangkan untuk data sekunder meliputi profil desa akan diperoleh dari instansi pemerintah yang terkait
dengan penelitian ini. Untuk mengetahui besaran keuntungan pengrajin cap tikus akan menggunakan analisis
keuntungan yang dilanjutkan dengan analisis R/C untuk mengetahui tingkat kelayakan usaha ini. Hasil
penelitian ini menunjukan bahwa rata-rata total penerimaan dalam usaha ini adalah Rp. 1.000.000/hari,
dengan total biaya produksi sebesar Rp. 283.896,7. Maka total keuntungan yang diperoleh dalam usaha kue
lumpia di Kelurahan Bumi Nyiur Kecamatan Wanea adalah sebesar Rp. 716.103,3/hari. Analisis R/C yang
dilakukan menunjukan bahwa secara rata-rata usaha rumah tangga pembuatan kue lumpia di Kelurahan
Bumi Nyiur Kecamatan Wanea mengalami keuntungan, dimana dengan R/C ratio sebesar 3,52 dan dapat
disimpulkan bahwa usaha ini layak untuk dijalankan.

Kata kunci: Analisis Tingkat Keuntungan, Kue Lumpia, Manado

125
Analisis Tingkat Keuntungan URT Kue Lumpia.................................(Novel Sumampouw, Esry Laoh, Lyndon Pangemanan)

PENDAHULUAN seperti saat ini membuat persaingan usaha kuliner


menjadi sulit untuk dihindari, bahkan akan semakin
Latar Belakang meningkat. Kegiatan usaha kuliner mempunyai
Sektor pertanian dan sektor industri meru- tujuan utama untuk mendapatkan keuntungan se-
pakan dua sektor yang memegang peranan penting maksimal mungkin (Nurahman, 2010). Kegiatan
dalam perekonomian Indonesia. Sebagai andalan usaha tersebut tidak hanya diam menunggu kon-
dalam pembangunan ekonomi, kedua sektor ini di- sumen, tetapi harus dapat menarik hati konsumen.
harapkan mampu memberikan sumbangan dalam Dalam usaha mencari konsumen, kegiatan usaha
usaha peningkatan dan pendapatan yang merata kuliner harus mengetahui apa yang sedang di-
bagi masyarakat. Pertanian yang merupakan sektor inginkan dan sesuai dengan selera konsumen, kare-
primer dalam suatu perekonomian, pengembangan na dengan begitu kegiatan usaha kuliner akan
dan pembangunanya harus dilakukan secara matang mampu menjual produk makanan yang ditawar-
sejalan dengan pengembangan sektor industri dan kannya (Andana, 2010).
jasa yang menjadi pendukung sehingga tidak terjadi
kepincangan dalam perekonomian. Sektor pertanian Deskripsi Usaha Kecil
yang handal merupakan syarat bagi pengembangan Usaha Kecil dan Menengah disingkat UKM
sektor industri dan jasa. Pengembangan usaha di adalah sebuah istilah yang mengacu ke jenis usaha
sektor pertanian dan industri perlu didorong dan kecil yang memiliki kekayaan bersih paling banyak
dibina menjadi suatu usaha yang berkembang, se- Rp. 200.000.000, yang tidak termasuk tanah dan
hingga mampu mandiri dan dapat meningkatkan bangunan tempat usaha. Menurut Keputusan Presi-
pendapatan masyarakat.Selain itu juga dengan den RI no. 99 tahun 1998, pengertian usaha kecil
adanya pengembangan usaha dapat memberikan adalah kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil
perluasan lapangan kerja serta mampu meningkat- dengan bidang usaha yang secara mayoritas meru-
kan perannya dalam menyediakan barang dan pakan kegiatan usaha kecil dan perlu dilindungi
berbagai komponen untuk memenuhi keperluan untuk mencegah dari persaingan usaha yang tidak
masyarakat dan prmintaan pasar, dalam upaya sehat.
memperkokoh perekonomian nasional. Usaha kecil adalah kegiatan ekonomi rakyat
Melalui pengembangan industri yang terkait yang berskala kecil, dan memenuhi kekayaan bersih
dalam pertanian diharapkan pendapan dan kese- atau hasil penjualan tahunan serta kepemilikan se-
jahteraan petani maupun pengusaha industri, bagaimana diatur dalam undang-undang (Tohar,
khususnya usaha kecil menengah dan rumah tangga 2011). Sedangkan menurut Ina Primiana (2009),
dapat meningkat lebih cepat, dan pada akhirnya mendefinisikan pemgembangan usaha kecil adalah
ketimpang distribusi kesejahteraan ini dapat diku- sebagai berikut :
rangi. Alternatif dalam pembangunan sektor indus- 1. Pengembangan empat kegiatan ekonomi utama
tri adalah pembangunan industri kecil yang dida- (core business) yang menjadi motor penggerak
lamnya menyangkut industri rumah tangga dan ke- pembangunan, yaitu agribisnis, industri man-
rajinan rakyat. ufaktur, sumber daya manusia (SDM), dan
Usaha kuliner atau makanan di Kota Manado bisnis kelautan.
sedang mengalami perkembangan yang relatif pe- 2. Pengembangan kawasan andalan, untuk dapat
sat. Perkembangan yang pesat ini menyebabkan mempercepat pemulihan perekonomian melalui
semakin banyak orang tertarik untuk menjalankan pendekatan wilayah atau daerah, yaitu dengan
usaha seperti ini. Meningkatnya jumlah usaha pemilihan wilayah atau daerah untuk mewadahi
kuliner atau makanan akan meningkatkan tingkat program prioritas dan pengembangan sektor-
persaingan diantara produsen makanan siap saji, sektor dan potensi.
khusunya rumah makan yang menghidangkan 3. Peningkatan upaya-upaya pemberdayaan
produk kuliner yang sejenis. Banyak ahli mana- masyarakat.
jemen pun memprediksi, dengan situasi ekonomi

126
ASE – Volume 11 Nomor 3A, November 2015: 125 - 142

Sedangkan Financial Accounting Standard rusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi ba-
Board (FASB) dalam Ahmed Riahi Balkaoui gian baik langsung maupun tidak langsung dari
(2005), mendefinisikan perusahaan kecil sebagai usaha menengah atau usaha besar yang memiliki
sebuah perusahaan yang operasinya relatif kecil, kekayaan bersih lebih dari Rp. 50.000.000,00 (lima
biasanya dengan pendapatan total kurang dari $5 puluh juta rupiah) sampai dengan paling banyak
juta per bulan. Perusahaan itu umumnya adalah : Rp. 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) tidak
1. Dikelola oleh pemilik sendiri termasuk tanah dan bangunan tempat usaha atau
2. Memiliki beberapa pemilik lain, jika ada memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp.
3. Semua pemilik secara aktif terlibat dalam men- 300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah) sampai
jalankan urusan-urusan perusahaan kecuali dengan paling banyak Rp. 2.500.000.000,00 (dua
mungkin anggota keluarga tertentu milyar lima ratus juta rupiah). Menurut Badan Pusat
4. Jarang terjadi pemindahan hak kepemilikan Statistik batasan usaha kecil adalah usaha yang
5. Memiliki struktur modal yang sederhana memiliki pekerja 5 sampai 19 orang.
Kwartono Adi (2007) mendefinisikan usaha
kecil adalah sebagai berikut; usaha kecil adalah Definisi Industri Rumah Tangga Pangan
kegiatan ekonomi rakyat yang memiliki kekayaan Industri rumah tangga (Home industry)
bersih paling banyak Rp 200.000.000,- tidak terma- merupakan bentuk usaha yang dikelola rumah
suk tanah dan bangunan tempat usaha atau yang tangga dengan skala usaha relatif kecil. Menurut
memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp Tambunan (2004), salah satu karakteristik home
1.000.000.000,- dan milik Warga Negara Indonesia. industry adalah struktur permodalan sangat
Zulkarnain (2006) mendefinisikan bergantung pada modal pribadi sehingga
pengertian usaha kecil adalah kegiatan ekonomi merupakan kendala yang sangat besar bagi
rakyat yang memenuhi kriteria sebagai : perkembangan usaha. Keterlibatan lembaga
1. Usaha yang memiliki kekayaan bersih paling keuangan sangat diperlukan dalam perkembangan
banyak Rp 200.000.000, tidak termasuk tanah
usahanya. Mekanisme kemitraan antara Industri
dan bangunan tempat usaha.
rumah tangga dengan lembaga keuangan
2. Usaha yang memiliki penjualan tahunan paling
banyak Rp 1.000.000.000 merupakan hal yang perlu dikaji agar sinergi
3. Usaha yang berdiri sendiri, bukan perusahaan antara industri rumah tangga dengan lembaga
atau cabang perusahaan yang dimiliki, keuangan dapat berjalan.
dikuasai,atau terafiliasi, baik langsung maupun Industri Rumah Tangga Pangan (IRTP)
tidak langsung dengan usaha menengah atau adalah industri yang mengolah pangan yang
skala besar. bertempat di rumah tempat tinggal dengan
4. Berbentuk badan usaha yang dimiliki peralatan manual hingga semi otomatis (Badan
perseorangan, badan usaha yang tidak berbadan Pengawas Obat dan Makanan, 2003). Definisi
hukum, termasuk koperasi. lain yang menjelaskan tentang industri rumah
Dari berbagai definisi diatas, dapat disim- tangga adalah definisi oleh Badan Pusat Statistik
pulkan bahwa di dalam usaha kecil ada dua hal (Badan Pusat Statistik 2005) yang
yang perlu diperhatikan (Moehar,2011) yaitu: menggolongkan usaha industri pengolahan di
1. Pemusatan kepemilikan dan pengawasan di Indonesia ke dalam 4 (empat) kategori
tangan seseorang atau beberapa orang berdasarkan jumlah pekerja yang dimiliki oleh
2. Terbatasnya pemisahan dalam perusahaan suatu usaha tanpa memperhatikan besarnya
Undang-Undang No. 20/2008 tentang modal yang ditanam ataupun kekuatan mesin
Usaha Mikro, Kecil dan Menengah menerangkan yang digunakan. Empat kategori tersebut, antara
bahwa usaha kecil merupakan usaha ekonomi lain :
produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh
orang perorangan atau badan usaha yang bukan
merupakan anak perusahaan atau bukan cabang pe-

127
Analisis Tingkat Keuntungan URT Kue Lumpia.................................(Novel Sumampouw, Esry Laoh, Lyndon Pangemanan)

1. Industri kerajinan rumah tangga, yaitu Faktor – Faktor yang Menunjang Pengem-
usaha industri pengolahan yang mempunyai bangan Industri Pengolahan Hasil Pertanian
pekerja 1-4 orang.
2. Industri kecil, yaitu perusahaan/usaha Bahan Baku
industri pengolahan yang mempunyai Bahan baku merupakan bahan yang mem-
pekerja 5-19 orang. bentuk bahan integral dari produk jadi. Bahan baku
3. Industri sedang, yaitu perusahaan/usaha yang diolah dalam usaha pengolahan hasil pertanian
industri pengolahan yang mempunyai dapat diperoleh dari pengadaan sendiri, pembelian
pekerja 20-99 orang. secara lokal, bahkan pembelian secara impor. Adis-
4. Industri besar, yaitu perusahaan/usaha aputro (2008) mengatakan bahwa jenis-jenis bahan
industri pengolahan yang mempunyai baku dibedakan menjadi 2, yaitu :
pekerja 100 orang atau lebih. a. Bahan baku langsung, yaitu semua bahan
Selanjutnya, BPS menggolongkan jenis- yang merupakan bagian dari barang jasa
jenis usaha, seperti industri makanan minuman yang dihasilkan. Biaya yang dikeluarkan
(golongan pokok 15), indsutri pengolahan untuk membeli bahan mentah langsung ini
tembakau (golongan pokok 16), industri tekstil mempunyai hubungan erat yang sebanding
(golongan pokok 17), indsutri pakaian jadi dengan jumlah barang jadi yang dihasilkan.
(golongan pokok 18), dan lain-lain. Dalam hal ini b. Bahan baku tidak langsung, yaitu bahan ba-
IRTP masuk dalam golongan pokok 15. Definisi ku yang ikut berperan dalam proses
IRTP lainnya adalah berdasarkan UU RI No. 9 produksi, tetapi secara tidak langsung tam-
tahun 1995 tentang usaha kecil dimana dalam UU pak pada barang jadi yang dihasilkan.
ini dijelaskan bahwa yang dimaksud usaha kecil
adalah kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil Modal
dan memenuhi kriteria kekayaan bersih atau hasil Dalam pengertian ekonomi, modal adalah
penjualan tahunan serta kepemilikan sebagaimana barang atau uang yang bersama-sama faktor
diatur dalam UU. Sedangkan kriteria usaha kecil produksi tanah dan tenaga kerja menghasilkan ba-
adalah sebagai berikut, rang baru (Dantes, 2012). Sehubungan dengan
1. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp kepemilikan modal, pengusaha diklasifikasikan se-
2.000.000,00 (dua juta rupiah), tidak bagai pengusaha besar, kaya, cukupan, dan komer-
termasuk tanah dan bangunan tempat usaha sial, serta pengusaha kecil. Dalam pengembangan
2. Memiliki hasil penjualan tahunan paling usaha, ketersediaan modal dalam jumlah cukup, dan
banyak Rp 1.000.000.000,00 (satu milyar tepat waktu merupakan unsur penting dan strategis.
rupiah) Modal dalam bentuk uang tunai sangat diperlukan
3. Milik Warga Negara Indonesia bukan hanya untuk membeli sarana produksi.
4. Berdiri sendiri, bukan merupakan anak Pelaksanaan kegiatan usaha pasti memerlukan
perusahaan atau cabang perusahaan yang modal sehingga tidak terlepas dari masalah penda-
dimiliki, dikuasai, atau berafiliasi bail naan dan manajemen keuangan.
langsung maupun tidak langsung dengan
usaha menengah atau usaha besar Tenaga Kerja
5. Berbentuk orang perseorangan, badan usaha Tenaga kerja sebagai salah satu faktor
yang tidak berbadan hukum, atau badan produksi dapat berupa tenaga kerja manusia, he-
usaha yang berbadan hukum termasuk wan, atau mesin-mesin. Tenaga kerja manusia
koperasi. terdiri atas tenaga kerja pria, wanita, dan anak-anak.
Tenaga kerja dapat mengerjakan semua jenis peker-
Jika dilihat dalam definisi usaha kecil jaan usahatani berdasarkan tingkat kemampuannya.
seperti pada UU RI No. 9 tahun 1995 tersebut maka Akan tetapi, kerja manusia itu dipengaruhi oleh
IRTP masuk dalam usaha kecil yang bergerak di umur, pendidikan, keterampilan, pengalaman, ting-
bidang pangan. kat kecukupan, tingkat kesehatan, dan faktor alam,

128
ASE – Volume 11 Nomor 3A, November 2015: 125 - 142

seperti iklim dan kondisi lokasi usaha. Tenaga kerja b. Organizing (pengorganisasian), yaitu suatu
dalam kegiatan usaha dapat diperoleh dari dalam proses penentuan, pengelompokan, dan
keluarga, yaitu tenaga kerja yang tidak dibayar pengaturan berbagai macam aktivitas dalam
upahnya dan tenaga kerja luar keluarga yaitu tenaga kegiatan usaha untuk mencapai tujuan utama
kerja yang dibayar upahnya. c. Actuating (penggerakan), yaitu proses
Dalam proses produksi sebagai suatu struktur mengarahkan dan mengatur seluruh sumber
dasar aktivitas perekonomian, tenaga kerja merupa- daya yang dikuasai agar dapat bekerjasama dan
kan faktor yang sangat penting, karena tenaga kerja bekerja secara efektif untuk mencapai tujuan
tersebut bertindak sebagai pelaku ekonomi, berbeda sesuai dengan ketetapan-ketetapan dalam
dengan faktor produksi lainnya yang bersifat pasif perencanaan
(seperti modal, bahan baku, mesin, dan tanah). d. Controlling (pengawasan), yaitu proses
Tenaga kerja berkemampuan bertindak aktif, mam- mengawasi setiap tahap dalam kegiatan usaha
pu mempengaruhi dan melakukan manajemen ter- dan mengkoreksi setiap terjadi kesalahan
hadap faktor produksi lainnya yang terlibat dalam
proses produksi (Sumarsono, 2003) Teknologi
Teknologi merupakan suatu teknik yang
Manajemen digunakan untuk semakin menunjang kegiatan
Manajemen berasal dari kata to manage produksi dalam suatu industri agar apa yang
yang berarti mengatur, sedangkan secara istilah dihasilkan menjadi semakin maksimal. Dalam ar-
manajemen dapat diartikan sebagai suatu proses tian, teknologi bukan hanya sekedar alat atau benda
yang terdiri dari tidakan-tindakan perencanaan, yang hanya digunakan dalam kegiatan usaha untuk
pengorganisasian, penggerakan, dan pengendalian jangka waktu tertentu, melainkan seperangkat ide,
yang dilakukan untuk mencapai sasaran-sasaran teknik maupun upaya atau kegiatan untuk memen-
yang telah ditentukan melalui pemanfaatan sumber uhi kebutuhan masyarakat (Kuriawan, 2005).
daya alam dan sumber daya lainnya yang dikuasai. Teknologi yang dianggap baru juga tidak
Terdapat enam unsur pokok manajemen, yaitu perlu harus yang canggih, tetapi yang sangat seder-
manusia, uang, bahan, mesin, pasar dan metode. hana pun bisa disebut inovasi teknologi. Dengan
Pola usaha pengolahan hasil pertanian yang ke- adanya adopsi suatu teknologi baru maka kemung-
banyakan masih bersifat tradisional merupakan kinan akan terjadi perubahan, dan dengan adanya
sebab dari rendahnya produktifitas. Karena itulah perubahan itu membuka peluang untuk terjadinya
agar dapat memberikan keuntungan yang optimal perbaikan. Suatu pembaharuan teknologi bisa hanya
diperlukan manajemen yang dapat merangkum bersifat perbaikan terhadap cara lama. Perbedaan
faktor-faktor alam, tanah, modal, tenaga kerja dan antara perbaikan dan inovasi hanya pada derajat
teknologi dengan faktor sarana dan prasarana serta perubahannya. Perubahan ini merupakan hakikat
pemasarannya (Rusli, 2010). dari setiap pembangunan, namun tentunya bukan
Manajemen usaha adalah pengolahan atau asal perubahan tetapi perubahan yang bersifat per-
ketatalaksanaan pertanian sebaik-baiknya secara baikan atau peningkatan, serta perubahan yang
terencana, terorganisasi atau terkontrol dalam bata- mendatangkan sesuatu yang lebih baik dengan
san fungsi produksi yaitu mengatur faktor-faktor menggunakan alat ataupun teknik yang sesuai
alam, tenaga kerja dan modal dengan tujuan men- dengan kegiatan usaha.
capai keberhasilan usaha yang akan dikerjakan.
Secara umum terdapat empat fungsi manajemen Distribusi dan Pemasaran Produk
dalam kegiatan usaha (Nitisusastro, 2012), yaitu : Konsep distribusi produk olahan hasil per-
a. Planning (perencanaan), yaitu proses penentuan tanian harus berjalan secara efisien agar keuntungan
tujuan dan pedoman pelaksanaan dengan me- yang diharapkan dapat terealisasi dengan baik. Ini
milih alternatif terbaik dari beberapa alternatif menandakan bahwa kegiatan distribusi dalam suatu
yang sudah ada usaha bisnis harus dikoordinasi dan dikelolah
dengan cara yang baik. Menurut Kotler dalam buku

129
Analisis Tingkat Keuntungan URT Kue Lumpia.................................(Novel Sumampouw, Esry Laoh, Lyndon Pangemanan)

Manajemen Pemasaran (2002), kegiatan distribusi yang sangat menarik untuk dijabarkan
dalam pemasaran adalah suatu proses sosial yang di dari perspektif sejarah. Lumpia yang lebih dikenal
dalamnya terdapat individu dan kelompok sebagai makanan khas Kota Semarang merupakan ma-
mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan kanan bercita rasa etnis Tionghoa dan Jawa yang menjadi
inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan identitas etnis Tionghoa peranakan Semarang. Melalui
secara bebas mempertukarkan produk yang bernilai lumpia, etnis Tionghoa Semarang mampu menunjukkan
dengan pihak lain. eksistensinya ditengah masyarakat pribumi, bahwa
Konsep distribusi produk bertujuan untuk produk budaya etnis Tionghoa peranakan masih diterima
memberikan kepuasan terhadap keinginan dan walaupun pemerintah memperlakukan etnis Tiong-
kebutuhan konsumen. Kegiatan usaha agribisnis hoa peranakan secara deskriminatif (Lamun, 2008).
yang berdasar pada konsep distribusi ini harus dia- Lumpia atau terkadang dieja sebagai lun pia
rahkan untuk memenuhi dan memuaskan keinginan adalah sejenis jajanan tradisional Tionghoa. Kata
konsumen. Secara definitif, dapat dikatakan bahwa lumpia berasal dari dialek Hokkian dari pelafalan
konsep distribusi produk dalam pemasaran adalah runbing dalam dialek utara dan dalam bahasa Khek
falsafah bisnis yang menyatakan bahwa pemuasan atau bahasa Hakka, lumpia disebut pokppya (pok-
kebutuhan konsumen merupakan syarat ekonomis pia).
dan sosial bagi kelangsungan hidup perusahaan
(Swasta, 2006). Dari definisi tersebut, usaha agri- Gambar 1. Kue lumpia
bisnis memiliki konsekuensi seluruh kegiatan usaha
harus diarahkan untuk mengetahui kebutuhan kon-
sumen dan mampu memberikan kepuasan agar
mendapat laba dalam jangka panjang. Konsep dis-
tribusi produk hasil usaha juga menyatakan bahwa
kunci untuk meraih tujuan organisasi adalah men-
jadi lebih efektif dari pada para pesaing dalam me-
madukan kegiatan pemasaran guna menetapkan dan
memuaskan kebutuhan pasar sasaran (Kotler, Sumber: http://resepmasakan7.info/resep-lumpia-basah/.
2006). Dewasa ini konsep pemasaran mengalami
perkembangan yang semakin maju sejalan dengan Menurut kamus besar bahasa Indonesia
majunya masyarakat dan teknologi. lumpia adalah makanan yang berupa dadar yang
berisi daging, rebung, dan sebagainya, lalu di
Definisi Kue Lumpia gulung dan digoreng, namun juga ada yang direbus.
Di Indonesia, lumpia dikenal sebagai jajanan Lumpia berasal dari kata lun bing, dalam dialek
khas Semarang dengan tata cara pembuatan dan Hokkian berbunyi lun pia yang berarti kue bulat.
bahan-bahan yang telah disesuaikan dengan tradisi Lumpia di di Tiongkok disebut dengan chun juan,
setempat. Lumpia merupakan hasil perpaduan budaya dimana chun berarti musim semi dan juan berarti
kuliner Tionghoa dan Jawa. Lumpia dijadikan salah menggulung. Secara harafiah dalam bahasa Inggris
satu Signature Dish kuliner Kota Semarang. Lumpia menjadi spring roll, yang kemudian diakui secara
Semarang memiliki kekhasan tersediri, terlihat dari internasional makanan yang digulung
tampilan ukurannya, dimana lumpia Semarang lebih besar dan berbentuk bulat panjang ini disebut dengan
dibandingkan lumpia yang ada di daerah lain, selain itu cita spring roll. Lumpia diberi nama berdasarkan
rasa lumpia Kota Semarang juga berbeda dengan lumpia bentuk makanannya, yaitu lun artinya gulung
pada umumnya. Wisatawan yang berkunjung ke Kota (Bahasa Jawa) dan pia artinya kue (bahasa
Semarang, baik domestik maupun mancanegara kurang Hokkian). Jadi lumpia atau lunpia adalah kue yang
lengkap jika belum menikmati lumpia Gang Lombok di berbentuk gulung. Bagi etnis Tionghoa Semarang,
kawasan pecinan Kota Semarang. Lumpia Gang Lombok lumpia tidak diwajibkan dalam ibadah tahun baru.
diyakini sebagai cikal bakal perkembangan lumpia Secara umum, lumpia terdiri dari lembaran tipis
Semarang. Lumpia Semarang mempunyai sejarah panjang

130
ASE – Volume 11 Nomor 3A, November 2015: 125 - 142

tepung gandum yang dijadikan sebagai pem- panjang dan distribusi barang atau jasa tersedia bagi
bungkus isian yang umumnya adalah rebung, telur, pasar.
sayuran segar, daging, atau makanan laut (Lamun, Fungsi produksi adalah suatu persamaan yang
2008) menunjukan hubungan ketergantungan antara
Kue lumpia bermula hanya untuk memenuhi hidup tingkat input yang digunakan dalam proses
satu keluarga percampuran etnis Tionghoa dengan penduduk produksi dengan tingkat output yang di hasilkan.
pribumi, penjualannya pun hanya sebatas di kawasan pecinan faktor-faktor produksi dikenal pula dengan istilah
yang mayoritas dihuni oleh etnis Tionghoa. input dan jumlah produksi selalu juga disebut
Perkembangan lumpia hanya sebatas di lingkungan sebagai output (Sumarsono, 2003). Fungsi produksi
etnis Tionghoa, setelah peraturan Wijkenstelsel secara matematis sebagai berikut :
dihapuskan, kawasan pecinan tidak lagi dikhususkan
untuk etnis Tionghoa, etnis Tionghoa sudah banyak Q = F (K,L,R,T)
yang keluar dari pecinan, maka tidak dapat dipungkiri jika
lumpia tidak hanya dikenal oleh etnis Tionghoa, namun juga Keterangan :
dikenal oleh penduduk Indonesia. Transformasi Q = Jumlah output (hasil)
lumpia dari kuliner rakyat biasa menjadi kuliner K = Kapital (Modal)
yang bersifat universal melalui berbagai tahap L = Labour (Tenaga Kerja)
(Andana, 2010). Kuliner keluarga, diperkenalkan dan R = Raw Material (Kekayaan)
berkembang di lingkungan etnis Tionghoa peranakan di T = Teknologi
kawasan Pecinan Semarang, kemudian diperkenalkan
kepada penduduk Semarang pada awalnya dan dengan cara Menurut Tambunan (2014), dalam teori input
dipasarkan di pusat wilayah luar Pecinan. Saat ini, kue lumpia sumber daya yang digunakan dalam proses
dikenal luas oleh berbagai lapisan masyarakat, tak terkecuali produksi disebut faktor-faktor produksi sebagai
para pejabat daerah ataupun pejabat negara. berikut :
Semakin meluasnya jangkauan lumpia membuat lumpia a) Manusia (Tenaga Kerja)
bertansformasi menjadi kuliner identitas etnis b) Modal
Tionghoa peranakan, khususnya dalam perkembangannya c) Sumber Daya Alam (Tanah)
menjadi kuliner khas di beberapa daerah di d) Skill (Teknologi)
Indonesia.
Teori Produksi Fungsi Biaya
Teori produksi adalah studi tentang Biaya merupakan seluruh sumber daya yang
produksi atau proses ekonomi untuk mengubah digunakan untuk menghasilkan dan memperoleh
faktor produksi (input) menjadi hasil produksi suatu barang atau jasa. Biaya dapat diklasifikasikan
(output). Produksi menggunakan sumber daya ke dalam biaya internal dan biaya eksternal. Biaya
untuk menciptakan barang atau jasa yang sesuai internal adalah biaya yang dikeluarkan dalam
untuk digunakan. Dalam teori produksi, produksi kegiatan proses produksi suatu barang atau jasa.
adalah suatu kegiatan untuk menambah nilai guna Sedangkan biaya eksternal adalah biaya yang di-
pada suatu barang. Produksi di ukur sebagai tanggung oleh masyarakat secara tidak langsung
“tingkat hasil produksi (output) per periode waktu” akibat kegiatan proses produksi suatu kegiatan
karena merupakan konsep aliran ekonomi. usaha (Wilson, 2007).
Ada 3 aspek proses produksi yaitu kuantitas Dalam jangka pendek, biaya produksi dapat
barang atau jasa di hasilkan, bentuk barang atau diklasifikasikan ke dalam biaya tetap (fixed cost atau
jasa diciptakan, dan distribusi temporal dan spasial FC), biaya variabel (variable cost atau VC) dan biaya
dari barang atau jasa yang di hasilkan. Proses total (total cost/TC). Fixed cost adalah seluruh biaya
produksi dapat didefinisikan sebagai kegiatan yang yang dikeluarkan untuk memperoleh faktor-faktor
meningkatkan kesamaan antara pola permintaan produksi yang sifatnya tetap. Variabel cost adalah
barang atau jasa dan kuantitas, bentuk ukuran, biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan produksi beru-
bah-ubah sesuai perubahan jumlah barang atau jasa

131
Analisis Tingkat Keuntungan URT Kue Lumpia.................................(Novel Sumampouw, Esry Laoh, Lyndon Pangemanan)

yang dihasilkan. Total cost adalah keseluruhan biaya


yang dikeluarkan untuk kegiatan proses produksi. I = TR – TC
Persamaan yang digunakan adalah sebagai berikut : Dimana :
I = Income (Keuntungan Usaha)
TC = FC + VC TR = Total Revenue (Total Penerimaan)
Dimana : TC = Biaya Total TC = Total Cost (Total Biaya)
FC = Biaya Tetap
VC = Biaya Variabel Total penerimaan merupakan sejumlah
produk yang terjual dan dikalikan dengan harga
Perhitungan biaya tersebut merupakan awal
masing-masing produk, dan kemudian diakumu-
dalam merencanakan keuntungan usaha rumah
lasikan. Sedangkan total biaya merupakan
makan. Besarnya keuntungan ini digunakan untuk
menentukan alokasi biaya operasi (operating cost), akumulasi dari biaya variabel dan biaya tetap.
biaya karyawan (labor cost) dan biaya langsung Keuntungan usaha rumah makan selalu menjadi
bahan makanan (food cost). pusat perhatian pemilik (owner) di dalam
mengelola usahanya, karena pendapatan usaha
Konsep Penerimaan mempunyai fungsi untuk memenuhi keperluan
Total peneriman adalah jumlah produksi sehari-hari dan memberikan kepuasan kepada
dikalikan dengan harga jual yang berlaku (Wilson, pengusaha supaya dapat menjalankan dan
2007). Menurut Kotler (2006), total penerimaan melanjutkan kegiatan usahanya. Fungsi keun-
merupakan jumlah uang yang diterima pengusaha tungan usaha adalah untuk memenuhi kebutuhan
rumah makan sebelum dipotong total biaya atau keperluan sehari-hari dan memberikan kepuasan
biasa disebut pendapatan kotor setiap bulan dan agar dapat melanjutkan kegiatannya (Wilson,
dinyatakan dalam rupiah (Rp), serta dapat diten- 2007).
tukan dengan menggunakan rumus berikut : Keuntungan usaha tersebut juga akan
digunakan untuk mencapai keinginan dan me-
TR = Q x P menuhi kewajiban-kewajiban dalam kehidupan
Dimana : pengusaha. Dengan demikian besaran keuntungan
TR = Total revenue/total penerimaan (Rp/bulan yang diterima pengusaha rumah makan akan di-
Q = Quantity/jumlah porsi makanan dan alokasikan pada berbagai kebutuhan. Keuntungan
minuman yang terjual tiap bulan yang diterima oleh masing-masing kegiatan usaha
P = Price/harga makanan dan minuman yang kuliner dapat berbeda-beda, sekalipun menu ma-
terjual (Rp)
kanan dan minuman yang ditawarkan sama.
Konsep Keuntungan Usaha Kuliner Konsep Analisis Return Cost of Ratio
Keuntungan merupakan hasil berupa uang Untuk mengetahui apakah usaha rumah
atau hasil materi lainnya yang dicapai oleh tangga Kue Lumpia “Kios Nia” di Kelurahan
penggunaan kekayaan atau jasa-jasa manusia Bumi Nyiur Kecamatan Wanea layak dijalankan
lewat suatu kegiatan usaha. Keuntungan usaha atau tidak, maka dapat ditentukan dengan
kuliner sangat dipengaruhi oleh jumlah produk melakukan analisis Return Cost of Ratio (Return
makanan atau minuman yang terjual dalam satu R/C), yaitu perbandingan antara penerimaan
kurun waktu, sehingga kualitas produk dan kesta- dengan total biaya produksi. Analisis ini
bilan harga jual harus menjadi prioritas yang dil- menggunakan model persamaan sebagai berikut :
akukan manajemen rumah makan. Menurut Wil-
son (2007), keuntungan usaha adalah selisih anta- A = TR / TC
ra penerimaan dan semua biaya dan dapat diru- TR = P . Q
muskan dalam model persamaan berikut : TC = FC + VC

132
ASE – Volume 11 Nomor 3A, November 2015: 125 - 142

A = {(P . Q) / (FC + VC)} METODOLOGI PENELITIAN


Dimana :
A = Indeks kelayakan keuntungan Tempat dan Waktu Penelitian
usaha Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan
TR/TC = Rasio perbandingan antara total Bumi Nyiur Kecamatan Wanea Kota Manado.
penerimaan dan total biaya produksi Penelitian ini dilakukan mulai bulan September
TR = Total Penerimaan sampai Bulan Desember 2015 mulai dari
TC = Total Biaya Produksi persiapan proposal sampai penyusunan laporan
P = Harga Jual Produk penelitian.
Q = Quantity (Total produksi)
FC = Fixed Cost (Biaya tetap) Teknik Pengumpulan Data
VC = Variable Cost (Biaya variabel) Data yang akan dipakai dalam penelitian ini
adalah data primer dan data sekunder. Data primer
Dengan kriteria, apabila : merupakan data mentah yang diambil oleh peneliti
a) Bila R/C = 1, usaha rumah tangga tersebut (bukan oleh orang lain) diperoleh di lapangan lang-
sung dari sumbernya yang dalam penelitian ini
tidak untung dan tidak rugi
adalah pemilik usaha rumah tangga kue lumpia,
b) Bila R/C < 1, usaha rumah tangga tersebut guna kepentingan penelitian dan data tersebut
rugi dan tidak layak dijalankan belum pernah dipublikasikan sebelumnya. Data ini
c) Bila R/C > 1 usaha rumah tangga tersebut diperoleh melalui wawancara berdasarkan kuesi-
untung dan layak dijalankan oner yang relevan dan telah dipersiapkan.
Teknik wawancara dilakukan melalui tatap
muka dan tanya jawab langsung antara pengumpul
Perumusan Masalah data dan narasumber atau sumber data. Sedangkan
Berdasarkan uraian sebelumnya, maka yang data sekunder diperoleh dari studi kepustakaan
menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah berupa literatur, sumber tertulis atau dokumen yang
berapakah tingkat keuntungan dari usaha rumah memiliki relevansi dengan penelitian ini. Teknik
tangga Kue Lumpia di Kelurahan Bumi Nyiur pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian
Kecamatan Wanea. ini adalah sebagai berikut :
a) Observasi, yaitu teknik yang menuntut adanya
pengamatan dari peneliti baik secara langsung
maupun tidak langsung terhadap objek
Tujuan dan Manfaat Penelitian
penelitiannya (Padmowiharjo, 2004). Observasi
Berdasarkan pada rumusan masalah tersebut,
yang digunakan dalam penelitian ini adalah
maka tujuan penelitian ini adalah untuk meng- observasi tidak terstruktur, yaitu observasi yang
etahui tingkat keuntungan dari usaha rumah tang- dilakukan dengan tidak menggunakan pedoman
ga Kue Lumpia di Kelurahan Bumi Nyiur Ke- pengamatan. Dalam penelitian ini, penulis
camatan Wanea. melakukan penelitian secara langsung untuk
Manfaat dari penelitian ini adalah diharapkan melihat dan mengamati situasi dan kondisi
dapat memberikan informasi secara lebih luas usaha rumah tangga kue lumpia di Kelurahan
mengenai pengembangan usaha rumah tangga Bumi Nyiur.
kue lumpia di Kelurahan Bumi Nyiur Kecamatan b) Wawancara, yaitu teknik pengumpulan data
Wanea sehingga mampu melakukan dengan melakukan dialog langsung antara
pengembangan usaha, serta menjadi bahan ma- peneliti dengan responden. Sebelum melakukan
sukan dan informasi mengenai profil dan potensi wawancara, peneliti telah menyiapkan
usaha tersebut bagi masyarakat luas. kuesioner (daftar pertanyaan) yang akan
diberikan kepada responden. Responden dalam

133
Analisis Tingkat Keuntungan URT Kue Lumpia.................................(Novel Sumampouw, Esry Laoh, Lyndon Pangemanan)

penelitian ini adalah pemilik usah kue lumpia lokasi usaha, serta distribusi
“Kios Nia” di Kelurahan Bumi Nyiur produk dari lokasi pembuatan ke
Kecamatan Wanea. lokasi penjualan.
c) Studi kepustakaan, yaitu pengumpulan data dan 5. Penerimaan, yaitu jumlah uang yang
bahan penelitian yang diperoleh dari buku, diterima pengusaha rumah makan sebelum
jurnal, internet dan sumber lainnya yang dipotong total biaya atau biasa disebut pen-
berkaitan dengan masalah yang dibahas dalam dapatan kotor setiap hari dan dinyatakan da-
penelitian ini. lam rupiah (Rp), serta dapat ditentukan
dengan menggunakan rumus berikut :
Konsep Pengukuran Variabel
Variabel yang akan diukur dalam penelitian TR = Q x P
ini adalah :
1. Profil usaha rumah tangga kue lumpia Dimana :
2. Produksi (jumlah produksi Kueh Lumpia) TR = Total revenue/total penerimaan (Rp/hari
3. Harga jual Kue Lumpia (Rp) Q = Quantity/jumlah produk kue lumpia
4. Biaya produksi yang dikeluarkan pengusaha yang terjual tiap hari
untuk menyediakan menu kue lumpia yang P = Price/harga kue lumpia yang terjual
ditawarkan, meliputi: (Rp)
a) Biaya tetap (Rp/hari) yang terdiri:
- Pajak usaha, yaitu retribusi pengu- 6. Keuntungan usaha, yaitu sejumlah uang
saha rumah makan bagi pen- yang diperoleh pengusaha kue lumpia yang
erimaan Negara yang dibayarkan diperoleh sebagai laba kegiatan usaha
kepada pemerintah secara rutin. kuliner setiap 1 kali produksi (Rp), dimana
- Biaya Penyusutan alat, yaitu kom- jumlah keuntungan diperoleh dari hasil
ponen biaya yang secara tidak penjualan dikurangi dengan biaya yang
langsung dikeluarkan pengusaha dikeluarkan
untuk setiap tahun produksi, dalam
hal ini pemakaian peralatan pen- Analisis Data
dukung kegiatan usaha. Biaya Untuk mendeskripsikan profil usaha kue
penyusutan alat dihitung dengan lumpia di Kelurahan Bumi Nyiur Kecamatan
formulasi : Wanea, maka analisis data dilakukan dengan
menggunakan metode analisis deskriptif dan akan
𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑃𝑒𝑛𝑦𝑢𝑠𝑢𝑡𝑎𝑛 𝐴𝑙𝑎𝑡 disajikan dalam bentuk tabel. Sedangkan untuk
Harga Pembelian − Harga Sisa mengetahui tingkat keuntungan usaha kue lumpia
=
Umur 𝐸𝑘𝑜𝑛𝑜𝑚𝑖𝑠 akan menggunakan analisis keuntungan usaha
dengan formulasi :
b) Biaya variabel (Rp/hari), meliputi :
- Bahan baku pembuatan kue π = TR - TC
lumpia, terdiri dari bahan kulit Dimana :
adonan lumpia, bahan isian
π = Income/Keuntungan usaha kue lumpia (Rp)
lumpia, dan campuran bumbu
TR = Total Revenue/Total penerimaan (Rp)
dapur.
TC = Total Cost/Total biaya produksi (Rp)
- Upah tenaga kerja setiap 1 kali
produksi
Analisis keuntungan usaha kemudian
- Biaya Transportasi, yaitu biaya
dilanjutkan dengan analisis Return of Cost Ratio
distribusi bahan baku dari pasar ke

134
ASE – Volume 11 Nomor 3A, November 2015: 125 - 142

yang merupakan perbandingan antara penerimaan Usaha ini dijalankan oleh 2 orang tenaga
dengan total biaya produksi untuk menganalisis kerja, yaitu Bapak Anace sebagai pemilik dan
kelayakan usaha merupakan (Wilson, 2007). saudara dari pemilik usaha tersebut.Tenaga kerja
Analisis ini menggunakan model persamaan se- tersebut diupah sebesar Rp. 400.000 per minggu.
bagai berikut : Dalam menjalankan usaha ini, produksi yang dil-
R/C = TR / T C akukan setiap harinya adalah sebanyak 250 pcs
Dimana : yang didistribusikan ke 3 toko, yaitu Golden pasar
R/C = Indeks Kelayakan Usaha swalayan, Cella Bakery dan Restoran Dua Rasa.
TR = Total Penerimaan Sebanyak 100 pcs didistribusikan ke golden, 120
TC = Total Biaya Produksi pcs ke Cella Bakery dan 30 pcs ke Restoran Dua
Rasa dengan harga Rp. 4.000 per pcs. Sehingga to-
tal omzet (penerimaan kotor) untuk penjualan kue
HASIL DAN PEMBAHASAN lumpia Kios Nia adalah sebesar Rp. 1.000.000 per
hari, dengan asumsi tingkat produksi bertahan
sebanyak 250 pcs.
Profil Usaha Kue Lumpia “Kios Nia” Hasil penelitian ini menunjukan bahwa se-
Usaha lumpia Kios Nia mulai berdiri se- luruh hasil produksi kue lumpia dijual oleh
jak tahun 1993 atau telah berdiri selama 22 ta- pengusaha langsung kepada mitra kerja yang
hun dengan pemilik bernama ibu Anece Budi- selanjutnya menjual produk tersebut secara eceran.
man. Kios lumpia ini terletak di Kelurahan Pemilik tidak menjualnya langsung kepada kon-
Bumi Nyiur Kecamatan Wanea Kota Manado sumen secara eceran. Untuk saluran pemasaran
Provinsi Sulawesi Utara. Kios tempat usaha ini usaha Lumpia Kios Nia dilakukan pendistribusian
menyediakan kue lumpia basah sebagai ke 3 toko, yaitu Golden Pasar Swalayan, Cella Bak-
hidangan utama yang dijual. Selain kue lumpia, ery dan Restoran Dua Rasa. Untuk pemasaran di
kios ini juga menyajikan beberapa kue tradi- Golden Pasar Swalayan dan Cella Bakery diantar-
sional lainnya sebagai menu tambahan, tetapi kan langsung oleh pekerja dengan menggunakan
kendaraan sepeda motor milik pribadi, sedangkan
kurang memberikan kontribusi bagi penghasi-
Restoran Dua Rasa menggunakan sistem jemput di
lan usaha Kios Nia. Pada awalnya, pemilik Kios.
usaha ini bekerja sebagai juru masak lumpia di Maka, secara umum ada 2 saluran pemasa-
salah satu usaha kue tradisional lain di Kota ran yang dijalankan oleh usaha kue lumpia “Kios
Manado, sehingga memberikan pengalaman Nia” yang ditunjukan pada Gambar 2.:
dan keahlian bagi pemilik hingga akhirnya mu-
lai merintis usaha ini di Tahun 1993.
Operasional usaha ini berjalan selama 6 Tipe 1 (Sistem Antar)
hari seminggu (kecuali hari minggu) dengan
jam operasional selama 8 jam per hari. Pada
malam hari, sejak jam 06.00 sampai 10:00 mal-
PENGUSAHA GOLDEN & CELLA BAKERY
am, dilakukan proses pembuatan kulit lumpia
dan pengirisan sayur, serta pencampuran bum-
bu untuk isian lumpia. Kemudian di pagi hari,
antara jam 06.00 sampai 09.00 pagi dilakukan KONSUMEN AKHIR
pengisian isi lumpia yang telah dilakukan mal-
am sebelumnya serta pelipatan kulit. Agar isian Gambar 2. Saluran Pemasaran Kue Lumpia
lumpia bertahan lama maka pemilik menyim- “Kios Nia”
pan di kulkas.

135
Analisis Tingkat Keuntungan URT Kue Lumpia.................................(Novel Sumampouw, Esry Laoh, Lyndon Pangemanan)

Pada saluran pemasaran tipe pertama, lainnya, seperti saving di bank maupun dalam
pengusaha kue lumpia menyalurkan produknya bentuk arisan keluarga, serta simpanan untuk
kepada pedagang pengecer (dalam ha ini Golden keperluan tidak terduga.
Swalayan dan Cella Bakery) yang kemudian di- Ada beberapa hambatan yang dilalui
jual kembali kepada konsumen akhir. selama menjalankan usaha ini. Antara lain pada
musim tertentu terjadi kelangkaan untuk bahan
utama isian lumpia sepeti wortel dan buncis, serta
Tipe 2 (Sistem Jemput) kenaikan harga bahan baku yang mendadak se-
bagai dampak dari cuaca buruk dan permainan
harga bahan baku di pasar. Faktor kesehatan
PENGUSAHA RESTORAN DUA RASA tenaga kerja juga sempat menghambat resistensi
bisnis ini.

Tahapan Pembuatan Kue Lumpia Kios Nia


KONSUMEN AKHIR Varian rasa dari kue lumpia yang dipasar-
kan hanya jenis lumpia basah dengan tambahan
sambal instant (sambal botol) sebagai pelengkap.
Gambar 3. Saluran Pemasaran Kue Lumpia Berikut bahan dasar dan bumbu yang digunakan
“Kios Nia” dalam memproduksi Kue Lumpia di Kios Nia :
1. Tepung Terigu (bahan utama Kulit Lumpia)
Sedangkan pada tipe 2, pihak pedagang 2. Wortel
pengecer, dalam hal ini Restoran Dua Rasa, 3. Kembang kol
menjemput langsung kue lumpia dari lokasi 4. Buncis (kacang panjang)
produksi. Saluran pemasaran tipe 2 dirasakan 5. Tauge
lebih menguntungkan bagi pengusaha 6. Kacang Tanah
dikarenakan tidak perlu mengeluarkan biaya 7. Telur
untuk distribusi produk, terlebih harga pokok 8. Garam
yang dijual kepada pengecer tidak ada perbesaan 9. Bawang putih
yakitu tetap Rp. 4.000. Tetap Restoran Dua Rasa 10. Daun Bawang
biasanya hanya mengambil produk kue lumpia 11. Daun Seledri
dalam volume yang sedikit, yaitu sebanyak 30 12. Penyedap Masakan
pcs. 13. Sambal Botol
Usaha ini dianggap sebagai kegiatan ekonomi Sedangkan, dalam pembuatan kue lumpia khas
yang berkesinambungan dan secara kuantitas Kios Nia menggunakan alat dan bahan sebagai
berikut :
mampu menjamin pemenuhan kebutuhan hidup
1. Pisau
bagi pemilik beserta keluarganya. Pemilik telah
2. Papan Talenan
mengetahui dan menguasai teknis usaha 3. Parutan sayur
pembuatan lue lumpia semenjak lama sehingga 4. Wajan khusus lumpia
pemilik memilih untuk memanfaatkan keahlian 5. Kompor gas
yang dimiliki untuk meneruskan usaha yang su- 6. Loyang plastik
dah ada. Hasil keuntungan dari usaha pembuatan 7. Wadah plastik untuk distribusi produk
kue lumpia diakui oleh pemilik dapat mencukupi Proses pembuatan kue lumpia Kios Nia
kebutuhan rumah tangga keluarga, yaitu untuk terbagi atas 3 tahapan, yaitu: 1) Tahap pembuatan
memenuhi kebutuhan pangan (konsumsi harian), kulit lumpia, 2) Tahap pembuatan isi lumpia dan 3)
memenuhi keperluan sekolah anak, bahkan proses akhir berupa pembungkusan isi lumpia
keluarga memiliki tabungan dan investasi

136
ASE – Volume 11 Nomor 3A, November 2015: 125 - 142

hingga siap didistribusikan. Berikut bagan tahap •Siapkan wadah tempat pembuatan kulit
pembuatan kulit lumpia (Gambar 4). 1 lumpia

• Campurkan tepung terigu dan garam sesuai


Campurkan tepung terigu dan garam sesuai takaran di dalam wadah
takaran di dalam wadah 2
Buat lubang di tengah campuran adonan • Buat lubang di tengah campuran adonan
tepung, yang kemudian dimasukan air tepung, yang kemudian dimasukan air
dingin sedikit demi sediki sambil dicampur 3 dingin sedikit demi sediki sambil dicampur

Tambahkan minyak kelapa secukupnya


4 • Tambahkan minyak kelapa secukupnya

Tambahkan minyak kelapa


secukupnya
• Tuang adonan sebanyak 1 sendok makan ke
5 atas wajan khusus pembuat kulit lumpia,
Iris halus campuran bahan isian lumpia, masak hingga kulit lumpia mudah dilepas
berupa sayuran, telur rebus, dan kacang
tanah halus Gambar 5. Bagan pembuatan isian kue lumpia

Tambahkan bumbu dapur berupa bawang


putih halus, garam, vetsin dan penyedap
masakan serta 1 sendok minyak kelapa Sedangkan untuk pembuatan isian kulit
dalam wadah tersebut dan campur hingga lumpia, cukup campurkan isian lumpia berupa
merata. potongan kecil dari wortel, kembang kol, buncis
Setelah isian lumpia telah tercampur merata,
(kacang panjang), tauge, kacang tanah halus, irisan
diamkan terlebih dahulu sebelum dimasukan ke telur rebus, garam, bawang putih halus, serta irisan
dalam kulit lumpia tipis daun bawang dan daun seledri. Setelah proses
pembuatah isian lumpia selesai, dilanjutkan dengan
Gambar 4. Bagan pembuatan kulit kue lumpia proses akhir, yang dapat dijelaskan pada bagan
berikut (Gambar 6).
Cara membuat kulit lumpia adalah sebagai
berikut. Campurkan terigu dan garam di dalam
baskom dan diaduk rata.Buat lubang tepat di tengah- •Siapkan kulit lumpia matang yang telah didinginkan
sebelumnya
tengah campuran terigu dan garam, kemudian masuk- 1
kan telur kedalam lubang.Aduk-aduk hingga rata,
dimulai dari tengah menuju ke arah tepi secara perla- •Masukan isian kulit lumpia sekitar 3 sendok makan ke
han sambil dituangi dengan air sedikit demi sedi- dalam kulit lumpia
2
kit.Tambahkan minyak goreng, kemudian aduk rata.
Adonan tersebut dipanaskan di wajan bulat yang •Lipat kulit lumpia yang telah diisikan campuran isi
lumpia, pastikan agar kulit lumpia tidak robek atau ada
dibuat khusus untuk pemilik dengan diameter antara
17 cm dengan kompor. Setelah wajan hangat, tu-
3 celah agar isi kue lumpia tidak bocor.

angkan satu sendok sayur adonan kulit lumpia secara •Kue lumpia siap didistribusikan ke pedagang pengecer
merata. Masak di atas api kompor sedang sampai kulit didalam wadah plastik dan disajikan dengan sambal
lumpia bisa dilepas. Setelah itu kulit lumpia segera 4 botol yang telah dipacking dalam ukuran kecil

diangkat dan didinginkan. Berikut bagan tahap


pembuatan isi kue lumpia (Gambar 5).
Gambar 6. Bagan proses akhir produksi kue lumpia

137
Analisis Tingkat Keuntungan URT Kue Lumpia.................................(Novel Sumampouw, Esry Laoh, Lyndon Pangemanan)

Tahap akhir berupa pengisian lumpia dan Biaya Tetap


pelipatan kulit lumpia. Masukan isian kulit lumpia Biaya tetap adalah biaya yang tidak tergan-
sekitar 3 sendok makan ke dalam kulit lumpia ke tung dari besar kecilnya volume produksi. Dalam
dalam kulit lumpia yang telah dimasak sebelumya. artian, Biaya tetap menjadi jenis biaya yang bersifat
Kemudian Lipat kulit lumpia yang telah diisikan statis (tidak berubah) dalam ukuran tertentu. Biaya
campuran isi lumpia, pastikan aga kulit lumpia ini akan tetap kita keluarkan meskipun kita tidak
tidak robek atau ada celah agar isi kue lumpia tidak melakukan aktivitas apapun atau bahkan ketika kita
bocor. Masukan kue lumpia siap jual ke dalam melakukan aktivitas yang sangat banyak sekalipun.
wadah plastik, serta siapkan sambal botol yang Dalam proses produksi, biaya tetap akan selalu kita
telah dikemas dalam ukuran kecil sebagai bahan bayarkan atau keluarakan tanpa menghitung berapa
pelengkap, kemudian kue lumpia siap banyak produksi yang kita lakukan, baik ketika tid-
didistribusikan ke pedagang pengecer. ak produksi atau sebalinya saat produksi dilakukan
dalam kapasitas maksimal. Jadi dengan kata lain,
Biaya Produksi Kue Lumpia secara total biaya ini akan selalu sama, tidak ter-
Biaya adalah pengeluaran dalam produksi pengaruh oleh jumlah unit yang diproduksi atau
yang tidak dapat dihindarkan. Biaya mempunyai jumlah aktivitas yang dilakukan. Semakin banyak
peran yang sangat penting dalam pengambilan unit yang kita produksi atau semakin banyak aktivi-
keputusan setiap usaha. Besarnya biaya yang tas yang dilakukan maka biaya tetap per unit atau
dikeluarkan untuk memproduksi akan sangat ber- peraktivitas yang kita lakukan semakin kecil
pengaruh keuntungan yang akan diperoleh dalam jumlahnya. Dalam penelitian ini, biaya tetap terdiri
suatu bisnis. atas biaya penyusutan alat dan pajak usaha.
Biaya produksi adalah semua biaya yang Biaya penyusutan alat merupakan biaya
dikeluarkan dalam pengolahan kue lumpia dalam pengurangan nilai yang disebabkan oleh pemakaian
satu kali produksi. Komponen biaya dibagi atas alat selama proses berlangsung. Penyusutan yang
biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap yang dihitung adalah umur teknis alat berdasarkan
difokuskan dalam penelitian ini adalah biaya pemakaian alat-alat produksi milik sendiri. Biaya
penyusutan peralatan yang digunakan dan besaran penyusutan alat dapat dilihat pada Tabel 1 berikut.
pajak usaha yang dibayarkan pemilik kepada
pemerintah setiap tahunnya.

Tabel 1. Rata-Rata Biaya Penyusutan Alat Produksi Pembuatan Kue Lumpia


Umur
Alat yang Digunakan dalam Harga beli Nilai Sisa ekonomis
Produksi alat (Rp) (Rp) (Hari) Biaya Penyusutan (Rp)
Pisau 20.000 0 1.095 18,3
Papan Talenan 35.000 0 1.825 19,2
Parutan sayur 35.000 0 1.825 19,2
Wajan khusus lumpia 60.000 0 1.825 32,9
Kompor gas 250.000 0 3.650 68,5
Loyang plastik 75.000 0 1.825 41,1
Tupperware 125.000 0 3.650 34.,2
Total Penyusutan 233,3
Sumber : Data Primer, 2015

138
ASE – Volume 11 Nomor 3A, November 2015: 125 - 142

Tabel 1 menunjukkan bahwa rata-rata Tabel 2. Rata-Rata Biaya Bahan Baku Produksi
penyusutan peralatan dalam produksi pembuatan Pembuatan Kue Lumpia
kue lumpia adalah sebesar Rp. 233,4 per hari atau BahanBaku Total
dalam satu kali produksi dengan menghasikan yang Pemakaian Harga Beli Biaya
sebanyak 250 pcs kue lumpia. Dalam biaya tetap Digunakan bahan (Rp/satuan) (Rp)
usaha ini juga dihitung pajak usaha yang dibayar- Tepung Terigu 3 Kg 8.000 24.000
kan pemilik kepada pemerintah sebesar Rp. Kembang Kol 2 Kg 10.000 20.000
800.000 per tahun, atau sebesar Rp. 2191,7 per hari. Wortel 2 Kg 20.000 40.000
Maka total biaya tetap yang dikeluarkan pemilik Tauge 1 Kg 5.000 5.000
usaha setiap harinya adalah sebesar Rp. 2425,1 baik Buncis 0,5 Kg 15.000 7.500
jika dilakukan proses produksi maupun tidak men-
Kacang Tanah 0,5 Kg 30.000 15.000
jalankan proses produksi.
Telur 5 Butir 1.800 9.000
Biaya Variabel Garam 1 Bungkus 1.000 1.000
Biaya variabel adalah biaya yang besar Vetsin 1 Bungkus 1.000 1.000
kecilnya tergantung dari sedikit atau banyaknya Bawang Putih 0,25 Kg 15.000 3.750
produk dan jasa yang akan dihasilkan. Semakin be- Daun Bawang 0,25 Kg 10.000 2.500
sar produk yang ingin dihasilkan, biaya tidak tetap
Daun Seledri 0,25 Kg 12.000 3.000
akan semakin tinggi, begitu juga sebaliknya. Dalam
Penyedap
artian, semakin banyak produk yang ingin 2 Bungkus 1.000 2.000
Masakan
dihasilkan, maka material yang dibutuhkan juga Sambal Instant 1 Botol 8.000 8.000
akan semakin banyak dan biaya produksinya otom-
Gas Elpiji 0,25 Kg 6.000 1.500
atis ikut menjadi besar. Biaya variabel yang dihi-
Total Biaya
tung dalam penelitian ini adalah biaya bahan baku, Bahan Baku 143.250
biaya transportasi, dan biaya tenaga kerja.
Sumber : Data Primer, 2015
Biaya Bahan Baku Biaya Tenaga Kerja
Biaya bahan baku dalam proses pebuatan Penyediaan tenaga kerja merupakan cermi-
kue lumpia meliputi bahan dasar pembuatan kue nan dari kualitas sumber daya manusia yang ada.
(kulit dan isian) serta bumbu tambahan yang Termasuk dalam profesi usaha pembuatan produk
digunakan. Berikut rincian biaya bahan yang
kuliner, kualitas tenaga kerja sangat mempengarhi
digunakan dalam 1 kali proses produksi dengan produktifitas kerja. Dalam proses produksi
menghasilkan 250 pcs kue lumpia siap jual. pembuatan kue lumpia, sebagai suatu struktur dasar
Tabel 2 menunjukan bahwa komponen aktivitas usaha, tenaga kerja yang digunakan meru-
biaya bahan baku pembuatan kue lumpia berupa
pakan faktor yang sangat penting, karena tenaga
bahan sayuran (wortel, buncis, kembang kol, tauge, kerja tersebut bertindak sebagai pelaku ekonomi
kacang tanah, dun bawang dan daun seledri), bahan
yang berbeda dengan faktor produksi lainnya yang
kulit lumpia (tepung terigu), bahan pelengkap bersifat pasif (seperti modal, bahan baku, alat, dan
(telur, sambal instant), bumbu dapur (bawang putih, lahan). Hasil penelitian ini menunjukan bahwa da-
garam, vetsin, penyedap masakan) dan bahan bakar lam industri pembuatan kue lumpia ini,
berupa gas elpiji, dengan rata-rata biaya bahan baku menggunakan 2 orang tenaga kerja, yaitu pemilik
dalam produksi pembuatan kue lumpia adalah sebe- usaha itu sendiri dan tenaga bantuan dari luar
sar Rp. 143.250 per hari atau dalam satu kali
keluarga, dengan lingkup kerja sejak penyediaan
produksi dengan menghasikan sebanyak 250 pcs bahan baku, proses produksi, packing hingga
kue lumpia. Dengan kata lain, untuk memproduksi distribusi ke tempuat penjualan, dengan upah Rp.
1 pcs kue lumpia perlu mengeluarkan biaya bahan 400.000 per 6 hari kerja (senin-jumat), atau sebesar
baku sebesar Rp. 573. Rp. 66.666 per orang per hari. Maka, setiap harinya

139
Analisis Tingkat Keuntungan URT Kue Lumpia.................................(Novel Sumampouw, Esry Laoh, Lyndon Pangemanan)

pemilik usaha mengeluarkan upah tenaga kerja kerja sebesar Rp. 122.222/hari dan biaya
sebesar Rp. 122.222,2 untuk menjalankan usaha transportasi untuk distribusi produk sebesar Rp.
kue lumpia tersebut. 16.000/hari. Total biaya produksi yang dikeluarkan
dalam 1 hari dengan jumlah unit produksi sebanyak
Biaya Distribusi 250 pcs adalah sebesar Rp. 283.896,7/hari. Maka
Dalam memperoleh bahan baku di pasar dapat diketahui bahwa untuk memproduksi 1 pcs
serta memasarkan hasil produksi ini, tentunya me- kue lumpia, produsen mengeluarkan biaya produksi
merlukan alat transportasi agar usaha dapat tetap sebesar Rp.1.135,5. Angka ini diperoleh dari
berjalan dan memenuhi permintaan pasar sesuai pembagian antara total biaya produksi dibagi
waktu yang telah ditentukan. Dalam usaha ini, alat dengan jumlah pcs kue lumpia yang diproduksi.
transportas yang digunakan adalah sepeda motor.
Setiap harinya pemilik usaha mengeluarkan 2 liter Tingkat Produksi, Harga dan Total Penerimaan
bensin dalam distribusi produk kue lumpia ke gold- Pada dasarnya, perusahaan dalam mening-
en supermarket dan cella bakery, serta berbelanja katkan produksinya bertujuan untuk meningkatkan
bahan baku dipasar. Harga bensin setuiap liternya keuntungannya. Hasil produksi per hari usaha pem-
sebesar Rp. 8.000, maka biaya transportasi yang buatan kue lumpia adalah sebanyak 250 pcs kue
dikeluarkan adalah sebesar Rp. 16.000 lumpia. Sedangkan harga jual yang diterapkan ada-
lah sebesar Rp. 4.000 per pcs. Total penerimaan
Total Biaya Produksi adalah jumlah produksi dikalikan dengan harga jual
Total biaya produksi kue lumpia meliputi yang berlaku. Maka dalam usaha ini total pen-
biaya tetap (penyusutan alat dan pajak usaha) dan erimaan yang diterima oleh usaha ini dari penjualan
biaya variabel (meliputi biaya bahan baku, tenaga kue lumpia adalah sebesar Rp. 1.000.000. Berikut
kerja dan transportasi). Berikut tabel rekapitulasi ini adalah perhitungan total penerimaan usaha kue
biaya produksi yang dikeluarkan dalam usaha kue lumpia ini.
lumpia dalam memproduksi 250 pcs lumpia dalam
1 hari kerja. Tabel 4. Rekapitulasi Produksi, Harga dan
Total Penerimaan Usaha
Tabel 3. Rekapitulasi Total Biaya Produksi Jenis Biaya Jumlah (Rp)
Pembuatan Kue Lumpia Produksi 250 pcs
Jenis Biaya Jumlah (Rp) Harga Rp. 4.000/pcs
Biaya Penyusutan Total pen-
233,3 Rp. 1.000.000/hari
Alat erimaan
Pajak Usaha 2.191,7 Sumber : Data Primer, 2015
Biaya Bahan Baku 143.250
Biaya Tenaga Kerja 122.222 Tabel 4 menunjukkan bahwa dalam 1 hari
kegiatan produksi, Kios Nia mampu
Biaya Transportasi 16.000
menghasilkan produk kue lumpia siap konsumsi
Total Biaya sebanyak 250 pcs. Tingkat harga yang ditawarkan
283.896,7
Produksi
kepada pedagang pengecer adalah sebesar Rp.
Sumber : Data Primer, 2015
4.000/pcs. Sehingga dengan rumus penerimaan
diperoleh dari perkalian antara jumlah unit
Tabel 3 menunjukkan bahwa terdapat 5
faktor biaya yang diperhitungkan dalam
produksi (quantity) dikalikan harga, maka total
pelaksanaan usaha kue lumpia ini, yaitu biaya penerimaan yang diperoleh usaha ini dalam 1 kali
penyusutan alat sebesar Rp. 233,3/hari, biaya pajak kegiatan produksi adalah sebesar Rp.
usaha sebesar Rp. 2.191,7/hari, biaya pengadaan 1.000.000/hari.
bahan baku sebesar Rp. 143.250/hari, biaya tenaga

140
ASE – Volume 11 Nomor 3A, November 2015: 125 - 142

Tingkat Keuntungan dan Analisis Revenue Tabel 6. Analisis R/C Usaha Kue Lumpia Kios
Cost of Ratio Nia
Keuntungan yang diperoleh sangat tergan- Jenis Biaya Jumlah (Rp)
tung dari jumlah penerimaan yang diterima Total Penerimaan 1.000.000
dengan biaya yang dikeluarkan. Semakin besar
penerimaan yang diperoleh dan semakin kecil Total Biaya Produksi 283.896,7
biaya yang dikeluarkan, maka tingkat keuntungan R/C Ratio 3,52
semakin tinggi. Tingkat keuntungan diperoleh Sumber : Data Primer, 2015
dari selisih antara total penerimaan usaha dan to-
tal biaya produksi yang dikeluarkan. Berikut ini Tabel 6. menunjukan bahwa R/C ratio
adalah perhitungan keuntungan usaha ini. usaha kue lumpia kios Nia adalah sebesar 3,52 yang
diperoleh dari pembagian antara Total penerimaan
Tabel 5. Total Keuntungan Usaha Kue Lumpia dengan total biaya produksi. Maka dapat diketahui
per Hari bahwa usaha kue lumpia ini menguntungkan dan
layak untuk dijalankan.
Jenis Biaya Jumlah (Rp)
Total Pen-
1.000.000
erimaan
Total Biaya KESIMPULAN DAN SARAN
283.896,7
Produksi
Total Keun- Kesimpulan
716.103,3
tungan
Sumber : Data Primer, 2015 Hasil penelitian ini menunjukan bahwa :
1. Hasil analisis data menunjukan bahwa
Tabel 5. menunjukkan bahwa dalam 1 rata-rata total penerimaan dalam usaha
hari kegiatan produksi, Kios Nia mampu ini adalah Rp. 1.000.000/hari, dengan
menghasilkan total penerimaan (laba kotor) total biaya produksi sebesar Rp.
sebesar Rp. 1.000.000. Dimana total produksi 283.896,7. Maka total keuntungan yang
adalah 250 pcs dengan tingkat harga sebesar Rp. diperoleh dalam usaha kue lumpia di
4.000/pcs. Sedangkan total biaya produksi untuk Kelurahan Bumi Nyiur Kecamatan
1 kali kegiatan produksi adalah sebesar Rp. Wanea adalah sebesar Rp.
283.896,7. Sehingga dengan rumus keuntungan 716.103,3/hari.
diperoleh dari pengurangan antara total 2. Analisis R/C yang dilakukan
penerimaan dengan biaya produksi, maka total menunjukan bahwa secara rata-rata
keuntungan bersih (profit) yang diperoleh usaha usaha rumah tangga pembuatan kue
ini dalam 1 kali kegiatan produksi adalah sebesar lumpia di Kelurahan Bumi Nyiur
Rp. 716.103,3/hari atau Rp. 2864,4/pcs. Kecamatan Wanea mengalami
Tingkat keuntungan usaha ekonomi dapat keuntungan, dimana dengan R/C ratio
sebesar 3,52 (usaha layak dijalankan)
diketahui dengan menggunakan Analisis Revenue
of Cost Ratio, yaitu perbandingan antara pen-
Saran
erimaan dan keuntungan, dimana jika nilai R/C < Berkaitan dengan hasil penelitian ini, maka
1 maka usaha tersebut rugi, jika R/C > 1 maka pengembangan usaha ini perlu ditingkatkan dalam
usaha untung sedangkan jika R/C = 1 maka usaha jumlah produksinya, khususnya perlu juga dil-
tersebut tidak untung dan tidak rugi atau impas. akukan penambahan volume tenaga kerja dan bahan
Nilai R/C usaha kue lumpia Kios Nia dapat baku, sehingga meskipun biaya produksi ber-
dilihat dalam tabel berikut. tambah, tetapi keuntungan usaha dapat meningkat

141
Analisis Tingkat Keuntungan URT Kue Lumpia.................................(Novel Sumampouw, Esry Laoh, Lyndon Pangemanan)

lebih dari penambahan biaya produksi yang terjadi, Padmowiharjo. 2004. Pengantar Industri Pertanian.
sekaligus dapat menambah kesempatan kerja dalam UI Press. Jakarta
masyarakat. Serta dilakukan usaha pelebaran usaha Primiana. 2009. Menggerakkan Sektor Riil UKM &
pemasaran dan distribusi agar lebih mengena ke Industri. Alfabeta. Bandung
lebih besar cakupan pangsa konsumen umum, Rusli. 2010. Pergerakan Industri Rumah Tangga
sehingga penjualan tidak hanya terfokus di 3 dan UMKM di Indonesia. PT. Gramedia.
pedagang pengecer saja. Jakarta
Sugiyono. 2007. Statistika untuk Penelitian.
Alfabeta. Bandung
DAFTAR PUSTAKA Sumarsono. 2003. Efektifitas Tenaga Kerja dalam
Teori Produksi. Gajahmada Press.
Yogyakarta
Andana. 2010. Kiat Memulai Usaha Kuliner. Bina
Swasta. 2006. Manajemen Distribusi dan
Aksara. Jakarta
Pemasaran Modern. UI Press. Jakarta
Ardisaputro. 2008. Paradigma Pengolahan Produk
Tambunan, Robert. 2004. Analisa Keuntungan
Pertanian Berbasis Agribisnis di Riau.
Industri Berbasis Pertanian. Universitas
Jurnal Ilmiah Universitas Riau Vol.13 Ta
Indonesia Press. Jakarta
hun Kedua. Riau.
Tohar, 2011, Membuka Usaha Kecil. Penerbit
Balkaoui. 2005. Teori Produksi Edisi Pertama.
Kanisius. Yogyakarta
Penerbit Salemba Empat. Jakarta
Wilson. 2007. Teori dan Analisi Biaya. Penerbit
Dantes, 2012. Metode Penelitian. Yogyakarta. Andi
Grafindo. Jakarta
Offset. Surabaya
Zulkarnain. 2006. Kewirausahaan Strategi Pem-
Kotler. 2006. Manajemen Pemasaran Edisi 3. PT.
berdayaan Usaha Kecil Menengah Dan
Gramedia Press. Jakarta
Penduduk Miskin. Penerbit Adi Cipta Karya
Kuriawan. 2005. Pengolahan Pangan Berbasis
Nusa. Yogyakarta
Teknologi. Kanisius. Yogyakarta
Kwartono, Adi. 2007. Analisis Usaha Kecil Dan
Menengah. CV. Andi Offset. Yogyakarta
Lamun. 2008. Berbisnis Kue Lumpia Surabaya. PT.
Erlangga. Jakarta

Moehar. 2005. Metode Penelitian Sosial Ekonomi.


Bumi Angkasa. Jakarta
Nitisusastro. 2012. Perilaku Konsumen dalam Per-
spektif Kewirausahaan. Alfabeta. Bandung

142

Anda mungkin juga menyukai