Kata Pengantar..................................................................................................................i
Daftar isi..............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..............................................................................................1
C. Tujuan Penulisan..................................................................................................1
D. Manfaat Penulisan...............................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengenalan Fingerprint.....................................................................................3
1. Fingerprint Scanner....................................................................................3
2. Fingerprint Reader......................................................................................4
B. Cara Kerja Fingerprint Scanner......................................................................9
C. Cara Kerja Fingerprint Reader.........................................................................11
D. Kelebihan dan Kekurangan Fingerprint........................................................14
A. Simpulan...............................................................................................................16
B. Saran.......................................................................................................................16
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Identitas diri merupakan suatu keharusan yang dimiliki oleh setiap
orang. Tanpa identitas individu tidak akan dapat dikenali dengan benar.
Berbagai cara memberi ataupun mengidentifikasi identitas diri seseorang.
Baik secara fisik maupun secara biologis. Pemalsuan identitas sering terjadi
dalam kasus penipuan maupun manipulasi data dalam banyak transaksi. Oleh
itu peran teknologi informasi sangatlah penting untuk dikembangkan. Dari
sinilah penulis mengambil topik tentang Fingerprint .
B. Rumusan masalah
Dalam prakteknya, secara fisik atau lebih dikenal identitas kartu masih
rawan terhadap pemalsuan. Untuk mengatasi hal tersebut, teknologi informasi
berperan penting untuk meminimalisasi masalah yang terjadi. Fingerprint
merupakan salah satu penerapan teknologi informasi saat ini. Dengan
teknologi ini identitas seseorang dapat diketahui bahkan jika ia melakukan
operasi plastik sekalipun. Karena pola yang ada pada jari seseorang tidak
akan berubah selama hidupnya.
C. Tujuan Penulisan
Tujuan utama dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
individu mata kuliah Sistem informasi. Tujuan lainnya adalah untuk
mengetahui bagaimana cara kerja serta penerapan teknologi identifikasi
identitas dengan teknologi Fingerprint dan menginformasikannya kepada
pembaca di manapun anda berada.
D. Manfaat Penulisan
Adapun manfaat yang diharapkan tim Penulis dari makalah ini adalah :
1. Dapat menambah wawasan dan pengetahuan untuk diri sendiri dan juga
orang lain.
2. Dapat dijadikan bahan rujukan untuk penulisan selanjutnya dengan tema
yang terkait.
3. Dapat memberikan gambaran penerapan teknologi dalam kehidupan
sehari-hari dan manfaatnya dalam masyarakat banyak.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengenalan Fingerprint
Sifat-sifat atau karakteristik yang dimiliki oleh sidik jari adalah
parennial nature yaitu guratan-guratan pada sidik jari yang melekat pada
manusia seumur hidup, immutability yang berarti bahwa sidik jari seseorang
tak akan pernah berubah kecuali sebuah kondisi yaitu terjadi kecelakaan yang
serius sehingga mengubah pola sidik jari yang ada dan individual yang berarti
keunikan sidik jari merupakan originalitas pemiliknya yang tak mungkin
sama dengan siapapun di muka bumi ini sekali pun pada seorang yang
kembar identik.
Adapun dalam kepolisisan terdapat 2 alat untuk teknologi sidik jari,
yaitu:
1) Fingerprint Scanner
2) Fingerprint Reader
Pengenalan tulisan
b. Minutia
Fitur utama minutia dari bentuk garis sidik jari adalah: garis
akhir, bifurkasi, dan garis singkat (atau dot). Garis akhir adalah titik
di mana bentuk garis bukit berakhir. Bifurkasi adalah titik di mana
bentuk garis bukit tunggal terbagi menjadi dua garis. Garis singkat
(atau titik) merupakan bentuk garis yang signifikan lebih pendek dari
panjang bentuk garisan rata-rata pada sidik jari. Hal-hal kecil dan
pola adalah hal yang sangat penting dalam analisis sidik jari karena
tidak ada jari yang identik (sama).
a. Sensor Optik
Pengambilan sidik jari optik melibatkan penangkapan gambar digital
dari mesin pencetak sidik jari dengan menggunakan cahaya. Jenis
sensor ini, pada dasarnya adalah sebuah kamera digital khusus.
Lapisan atas memiliki sensor di mana jari ditempatkan yang dikenal
sebagai permukaan sentuh. Di bawah lapisan ini adalah lapisan
pemancar cahaya fosfor yang menerangi permukaan jari. Cahaya
yang dipantulkan dari jari melewati lapisan fosfor untuk diteruskan
ke lapisan berikutnya yang menangkap gambar visual dari sidik jari.
Sebuah permukaan sentuh tergores atau kotor dapat menyebabkan
sidik jari tidak dapat diidentifikasi secara akurat. Kelemahan dari
jenis sensor adalah kenyataan bahwa kemampuan pengambilan sidik
jari dipengaruhi oleh kualitas kulit pada jari. Misalnya, jari yang
kotor sulit untuk memperoleh gambar dengan benar. Juga, adalah
mungkin bagi seorang individu untuk mengikis lapisan terluar kulit
pada ujung jari ke titik di mana sidik jari tidak lagi terlihat. Hal ini
juga dapat dengan mudah tertipu oleh gambar sidik jari jika tidak
dibarengi dengan detektor " jari hidup ". Namun, tidak seperti sensor
kapasitif, teknologi sensor tidak rentan terhadap kerusakan
elektrostatik.
b. Sensor Ultrasonik
Sensor ultrasonik menggunakan prinsip-prinsip ultrasonografi
medis dalam rangka untuk membuat gambar visual dari sidik jari.
Tidak seperti sensor optik, sensor ultrasonik menggunakan
gelombang suara dengan frekuensi sangat tinggi untuk menembus
lapisan epidermis kulit. Gelombang
suara yang dihasilkan dengan menggunakan transduser
piezoelektrik dan energi yang tercermin juga diukur dengan
menggunakan bahan piezoelektrik. Karena lapisan kulit dermal
menunjukkan karakteristik pola yang sama dari sidik jari,
pengukuran gelombang yang dipantulkan dapat digunakan untuk
membentuk pola dan bentuk sidik jari seseorang. Hal ini tidak
terpengaruh terhadap kebersihan kulit.
c. Kapasitansi
Sensor kapasitansi menggunakan prinsip-prinsip yang berhubungan
dengan kapasitansi untuk membentuk gambar sidik jari. Dalam
metode pencitraan, sensor dibentuk sedemikian rupa sehingga
piring dari pelat kapasitor sejajar, lapisan kulit (yang elektrik
konduktif) bertindak sebagai piring lainnya, dan non-konduktif
bertindak lapisan epidermis sebagai dielektrik.
1) Kapasitansi Pasif
Sebuah sensor kapasitansi pasif menggunakan prinsip yang
diuraikan di atas untuk membentuk gambar pola sidik jari pada
lapisan dermal kulit. Setiap titik pada sensor digunakan untuk
mengukur kapasitansi tiap titik pada jari. Kapasitansi bervariasi
antara garis dan lembah dari sidik jari karena fakta bahwa
volume antara lapisan dermal dan elemen penginderaan di
lembah berisi celah udara. Konstanta dielektrik dari epidermis
dan daerah dari elemen penginderaan diketahui memiliki nilai-
nilai. Nilai-nilai kapasitansi yang diukur kemudian digunakan
untuk membedakan antara garis sidik jari dan lembah.
2) Kapasitansi Aktif
Sensor kapasitansi aktif menggunakan siklus pengisian untuk
menerapkan tegangan ke kulit sebelum pengukuran
berlangsung. Penerapan tegangan kapasitor menekan biaya
menjadi lebih efektif. Medan listrik antara jari dan sensor
mengikuti pola garis di lapisan kulit dermal. Pada siklus debit,
tegangan lapisan dermal dan elemen penginderaan dibandingkan
terhadap tegangan referensi untuk menghitung kapasitansi. Nilai
jarak kemudian dihitung secara matematis, dan digunakan untuk
membentuk gambar sidik jari. Sensor kapasitansi Aktif
mengukur pola bentuk garisan dari lapisan dermal seperti
metode ultrasonik. Sekali lagi, hal ini tidak terpengaruh
terhadap kebersihan dan kerusakan pada jari.
- Kekurangannya :
Kelemahan sistem absensi sidik jari beberapa dikarenakan human
error, seperti scan sidik jari sulit diterima. Hal ini bisa dikarenakan kondisi jari
yang tidak normal, seperti basah, kotor, terlalu kering, ujung jari terkelupas.
Namun dibalik kelemahan itu mesin absensi fingerprint mempunyai beberpaa
alternatif penanganan. Seperti mengganti jari yang diregistrasi, mengganti
dengan PIN atau Kartu
BAB III PENUTUP
A. Simpulan
Dari pembahasan di dalam makalah ini dapat disimpulkan bahwa
kemajuan teknologi dan informasi sangat bermanfaat bagi kehidupan. Salah
satunya di dalam bidang kesehatan yaitu dengan diterapkannya teknologi
sidik jari sebagai salah satu metode untuk mempermudah proses administrasi
pasien/perorangan.
B. Saran
Kemajuan teknologi berdampak positif bagi kehidupan manusia.
Namun dalam praktiknya selalu terdapat dampak negatif yang merugikan
suatu pihak. Maka saran dari saya adalah bagi kita semua khususnya dalam
penerapan teknologi hendaknya lebih memperhatikan kenyamanan dan
keamanan.
Saya juga berharap masukan dan saran dari semua pihak demi
perbaikan makalah ini selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA