Anda di halaman 1dari 5

Nama : M.

Adli

NIM : 1801035230

Jurusan : Akuntansi

Mata kuliah : Audit 1

1. Sebutkan jenis -jenis Laporan Keuangan IFRS

IFRS adalah kependekan dari International Financial Reporting Standards. Standarisasi ini
muncul karena ada berbagai macam laporan keuangan yang dibuat dari berbagai macam
negara. Untuk perusahaan multi nasional yang menjalankan bisnisnya secara global.

Jenis-jenisnya sebagai berikut :

1. Laporan Posisi Keuangan


2. Laporan Laba Rugi Komprehensif
3. Laporan Perubahan Ekuitas
4. Laporan Arus Kas
5. Catatan Atas Laporan Keuangan

2. Dalam Kondisi apa editor mengeluarkan WTP, WDP, TMP dan TW

 Wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion)


Opini Wajar tanpa pengecualian (biasa disingkat WTP) adalah opini audit yang
akan diterbitkan jika laporan keuangan dianggap memberikan informasi yang bebas dari
salah saji material.

 Wajar dengan pengecualian (qualified opinion)

Opini Wajar dengan pengecualian (biasa disingkat WDP) adalah opini audit yang
diterbitkan jika sebagian besar informasi dalam laporan keuangan bebas dari salah saji
material, kecuali untuk rekening atau item tertentu yang menjadi pengecualian

 Tidak menyatakan pendapat (disclaimer of opinion)


Opini tidak menyatakan pendapat (TMP) oleh sebagian audit dianggap bukanlah
sebuah opini, dengan asumsi jika auditor menolak memberikan pendapat artinya tidak
ada opini yang diberikan. Opini jenis ini diberikan jika auditor itidak bisa meyakini
apakah laporan keuangan wajar atau tidak.
 Tidak wajar (adversed opinion)
Opini tidak wajar adalah opini audit yang diterbitkan jika laporan keuangan
mengandung salah saji material, atau dengan kata lain laporan keuangan tidak
mencerminkan keadaan yang sebenarnya. Jika laporan keuangan mendapatkan opini
jenis ini, berarti auditor meyakini laporan keuangan perusahaan/pemerintah diragukan
kebenarannya, sehingga bisa menyesatkan pengguna laporan keuangan dalam
pengambilan keputusan.

Ringkasan bab 4

Tanggung jawab hukum


Akuntan publik atau KAP yang menghadapi tuntutan hukum, tidak serta merta berarti ia
pasti bersalah. Apa peranan profesinya? dipradilan mana saja dia bisa diadili? berapa lama
prosesnya? apakah SRS dan SRS yang memiliki profesi bisa membatunya? Nah untuk itu kita
pelajarin lebih lanjut mengenai tanggung jawab hukum bagi seorang audit

ROSC:Temuan PPAJP

ROSC 2010 berisi wawancara dengan PPAJP pada Kementrian Keuangan, PPAJP menemukan
bahwa dari KAP yang ada (lebih dari 400), hanya sedikit yang mampu memenuhi standar audit
dengan baik. Ada kesenjangan dalam kepatuhan terhadap standar seperti berikut:

 Banyak auditor tidak melakukan audit planning dengan baik


 Banyak dokumentasi yang diperlukan tidak disiapkan. Bahkan, meskipun proses audit
dilakukan benar, dokumentasi yang seharusnya mendukung hasil audit tersebut, tidak
lengkap
 Banyak auditor tidak berupaya mendeteksi manipulasi (Fraud)
 Banyak auditor tidak memeriksa asumsi going concern yang digunakan oleh
manajemen
 Banyak auditor tidak menerapkan prosedur untuk mengenal, menilai, dan menanggapi
risiko salah saji yang material, misalnya yang timbul akibat hubungan istimewa
 Auditor sering kali menerima begitu saja penilaian manajemen
 Auditor juga sering menerima begitu saja penilaian auditor lain

Litigation cultural

Istilah budaya tuntut menuntut atau budaya litigasi diterjemahkan dari bahasa inggris
litigation cultural masyarakat dengan budaya seperti disebut litigious sociate meskipun banyak
orang tidak setuju dengan istilah itu.kembali ke atas

Pakar dari amarika serikat menekankan sebagai berikut :

1. Kehebatan sistem hukum di negaranya dengan tiga adjektiva


2. Keyakinan orang Amerika pada umumnya
3. Ia menganggap tuntut-menuntut adalah budaya
4. Ia berbicara mengenai tujuan litigasi, dimana masyarakat merangkul hukum untuk
menyelesaikan masalah di antara mereka

Pakar dari Inggris menekankan tiga hal:

1. Pihak yang kalah wajib membayar fee untuk dirinya dan untuk pihak yang menang
2. Jika kasusnya berat, dan ada risiko besar untuk kalah, pihak yang benar sekalipun, memilih
untuk tidak menuntut
3. Sistem di UK itu sendiri tidak mendukung tuntutan yang remeh-remeh

Pakar dari Jepang Menjelaskan:

1. Jepang bukan masyarakan yang suka litigasi


2. Pertama, sifat orang Jepang pada umumnya, menghindari konfrontasi dan tidak suka
masalah internal dibuka kepada publik dan diselesaikan “orang luar”
3. Kedua, masalah sistemis dengan prosedur hukum perdata dan hukum dagang yang
dikritik sebagai tidak efisien dalam artian waktu

SRS dan Tanggung jawab Hukum

SRO (Self Regulating Organization) dan SRS(Self Regulating Systems) adalah salah satu ciri
organisasi profesional. Dengan SRS profesi mengeluarkan aturan-aturan internal seperti kode
etik, standar pengendalian mutu, standar audit dan asurans, pengembangan profesional
berkelanjutan, dan seterusnya

Ringkasan bab 5

Bukti Audit
Audit Evidence

Audit Evidence (bukti audit) adalah informasi yang digunakan auditor untuk menarik
kesimpulan yang menjadi dasar pemberian opini auditnya. Bukti audit meliputi informasi yang
terdapat dalam catatan accounting (yang mendasari laporan keuangan) dan informasi lain
(diluar catatan accounting)

Accounting Records

1. Catatan transaksi dari peristiwa accounting kedalam unsur debit dan kredit
2. Catatan pendukung (seperti cek, catatan transfer dana,invoices,kontrak)
3. Buku besar dan buku tambahan
4. Jurnal dan koreksi penyesuaian
5. Catatan berupa work sheets dan spreadsheets yang mendukung : alokasi beban biaya,
berbagai perhitungan, rekonsiliasi, dan pengungkapan
Appropriateness of Audit Edvence

Appropriateness of Audit Edvence (ketetapan bukti audit) adalah ukuran mutu atau kualitas
suatu bukti audit. Ukuran kualitas dari bukti audit ditunjukkan oleh relevansi (relevance) dan
keandalan (realibility) dalam mendukung kesimpulan yang menjadi dasar pemeberian opini
auditor.

Management’s Expert

Management’s Expert adalah orang atau organisasi yang memiliki keahlian dalam suatu bidang
diluar bidang accounting atau auditing, dan keahlian digunakan entitas untuk membantunya
menyiapkan laporan keuangan.

Kewajiban Auditor

ISA 500 menetapkan hal-hal yang menjadi kewajiban auditor. Kewajiban auditor ini dirumuskan
dalam beberapa judul sebgai berikut

 Bukti audit yang cukup dan tepat


 Informasi yang digunakan sebagai bukti audit
 Sampling untuk memperoleh bukti audit
 Inkosistensi dalam bukti audit atau regu mengenai keandalan
Prosedur audit untuk memperoleh bukti audit

Sebgaimana disyaratkan dan dijelaskan lebih lanjut dalam ISA 315 dan ISA 330, bukti audit
untuk menarik kesimpulan yang memadai sebagai dasar opini auditor, diperoleh dengan
melaksanakan :

a) Prosedur-prosedur penilaian resiko


b) Prosedur-prosedur audit selanjutnya atau further audit procedures, yang terdiri atas :
I. Uji pengendalian atau test of countrols, jika diwajibkan ISA atau auditor memilih
untuk melaksanakannya
II. Prosedur-prosedur substantif atau substantive procedures, termasuk uji rincian
atau test of details dan prosedur-prosedur analitikal susbtantif atau substantive
procedures.
Prosedur audit terdapat tujuh prosedur antara lain:

1. Inspection (inspeksi)
2. Observation (pengamatan)
3. External Confirmation (konfirmasi eksternal)
4. Recalculation (perhitungan kembali)
5. Reperformance (lakukan kembali)
6. Analytical Procedures (prosedur analitikal)
7. Inquiry (bertanya)
Memilih Item untuk Memperoleh Bukti Audit

Dalam memilih items yang akan diuji, auditor wajib menentukan relevansi dan keandalan
informasi yang akan digunakan sebagai bukti audit. Hal yang dapat dilakukan auditor dalam
memilih items yang akan diuji:

1. Pilih semua item atau pemeriksaan 100%


2. Pilih items tertentu
3. Sampling untuk audit

Anda mungkin juga menyukai