Anda di halaman 1dari 5

SUSPEK COVID 19

No. Dokumen :
S 445/UPTD Pusk . MNR/
O SOP/ / /2020
No. Revisi :0
P
Tanggal Terbit :-07--2020
Halaman :1/5
UPTD
Puskesmas Stephanus Sule Sanga
Maunori NIP.19680306 199103 1 012

1. Pengertian Merupakan Seseorang yang memiliki salah satu dari kriteria berikut:

a. Orang dengan Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) DAN pada 14


hari terakhir sebelum timbul gejala memiliki riwayat perjalanan atau
tinggal di negara/wilayah Indonesia yang melaporkan transmisi lokal.
b. Orang dengan salah satu gejala/tanda ISPA DAN pada 14 hari
terakhir sebelum timbul gejala memiliki riwayat kontak dengan
kasus konfirmasi/probable COVID-19.
c. Orang dengan ISPA berat/pneumonia berat yang membutuhkan
perawatan di rumah sakit DAN tidak ada penyebab lain berdasarkan
gambaran klinis yang meyakinkan.

2. Tujuan Sebagai acuan bagi petugas puskesmas dalam menetapkan pasien


sebagai kasus suspek covid 19.

3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala UPTD Puskesmas Maunori No. 445 / UPTD
Pusk. MNR/SK/ //07/2020 tentang Standar Layanan Klinis yang
Disesuaikan pada Masa Pandemi Corona Virus Diseas 2019 (COVID-19).
4. Referensi 1. Pedoman Covid-19 revisi 5, 13 Juli 2020

5. Prosedur Alat
1. APD
2. Thermal gun
3. TTV set
4. Alat rapid test
5. Alat swab test
Bahan:
1. Hand sanitizer
2. Antiseptik
3. Masker
4. Reagen pemeriksaan rapid
5. Wadah VTM
6. Langkah - 1. Petugas memastikan diri mematuhi protokol kesehatan sebelum
Langkah melakukan pendataan dan pemeriksaan
a. Pastikan menggunakan masker
b. Wawancara sebaiknya diluar ruangan
c. Mencuci tangan 6 langkah menggunakan air dan sabun atau
cairan berbasis alkohol sebelum dan sesudah wawancara
d. Menjaga jarak minimal 1 meter.
e. Jika tidak memungkinkan wawancara dilakukan melalui telpon
atau video.
2. Petugas melakukan penelusuran dan pendataan kontak erat di
masyarakat dan fasyankes
3. Petugas melakukan pendataan pelaku perjalanan yang memiliki
riwayat perjalanan atau tinggal di negara/wilayah Indonesia yang
melaporkan transmisi lokal.
4. Petugas melakukan skrining pada kontak erat dan pelaku
perjalanan
5. Petugas melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik
6. Petugas dapat membedakan pasien dengan gejala ISPA ringan dan
berat
7. Petugas dapat menentukan pasien masuk dalam kriteria kasus
suspek
8. Petugas melakukan isolasi pada pasien kasus suspek
9. Petugas melakukan pengambilan spesimen untuk penegakan
diagnosis
10.Petugas melakukan pemantauan terhadap suspek secara berkala
(harian) sambil menunggu hasil pemeriksaan laboratorium
11.Petugas mencatat hasil pemantauan gejala dan suhu tubuh pada
formular pemantauan harian
12.Petugas memberikan komunikasi risiko pada kasus termasuk
kontak eratnya berupa informasi mengenai COVID-19,
pencegahan, penularan tatalaksana lanjut jika terjadi perburukan,
dan lain-lain

7. Bagan Alir

Pendataan
Ada Tidak
kontak
Skrining gejala Karantina
erat dan
ISPA ?
pelaku
perjalanan
dari
transmisi Ya
lokal
Suspek

Isolasi dan
pemantauan
harian

Negatif
Discarded RT PCR 2X

Positif

Kasus
Konfirmasi

8. Hal-hal yang 1. Pemantauan dilakukan setiap hari dapat dengan menggunakan


perlu telepon/SMS/Whatsapp. Hal yang perlu dipantau:
diperhatikan a. Munculnya gejala seperti demam, batuk, pilek, nyeri
tenggorokan, sesak nafas dan lainnya.
b. Keluhan-keluhan lain seperti kebutuhan dukungan Kesehatan
jiwa dan psikososisal dan sebagainya.
2. Pemantauan juga bisa dilakukan dengan mendatangi rumah akan
tetapi tetap di luar rumah kemudian meminta orang yang diisolasi
untuk menunjukkan diri dan melaporkan bahwa mereka baik atau
ada gejala
3. Gejala ISPA yaitu demam (≥38⸰C) atau riwayat demam dan disertai
salah satu gejala/tanda penyakit pernapasan seperti batuk/sesak
nafas, sakit tenggorokan, pilek, pneumonia ringan hingga berat
4. Gejala ISPA berat : Pasien remaja atau dewasa dengan demam
atau dalam pengawasan infeksi saluran napas, ditambah satu
dari: frekuensi napas >30 x/menit, distress pernapasan berat,
atau saturasi oksigen (SpO2) < 90% pada udara kamar. Pasien
anak dengan batuk atau kesulitan bernapas, ditambah setidaknya
satu dari berikut ini:
a. Sianosis sentral atau SpO2 < 90%
b. Distres pernapasan berat (seperti mendengkur, tarikan dinding
dada yang berat)
c. Tanda pneumonia berat: ketidakmampuan menyusui atau
minum, letargi atau penurunan kesadaran, atau kejang.
Tanda lain dari pneumonia yaitu: tarikan dinding dada,
takipnea: < 2 bulan ≥60x/menit, 2-11 bulan ≥50x/menit, 1-5
tahun ≥40x/menit, > 5 tahun ≥30x/menit
5. Negara/wilayah transmisi lokal adalah negara/wilayah yang
melaporkan adanya kasus konfirmasi yang sumber penularannya
berasal dari wilayah yang melaporkan kasus tersebut.
9. Unit Terkait Ruang pemeriksaan khusus penyakit menular, P2, Laboratorium

10.Dokumen 1. Rekam Medis


Terkait 2. Dokumen pendataan pasien
3. Form inform consent
4. Surat rujukan
5. Form persetujuan rujukan
6. Resep
7. Form pemeriksaan Laboratorium
11.Dokumen No Yang dirubah Isi perubahan Tanggal mulai
Historis diberlakukan
Perubahan

Anda mungkin juga menyukai