MATA KULIAH
Jurusan Akuntansi
Disusun oleh:
OcthavianiArbaniya (43215010271)
Dosen Pengampu:
Sistem Pendukung Keputusan (SPK) dan Decision Support System (DSS) adalah seperangkat
sistem yang mampu memecahkan masalah secara efisien dan efektif, yang bertujuan untuk
membantu pengambil keputusan memilih berbagai alternatif keputusan yang merupakan hasil
pengolahan informasi-informasi yang diperoleh/tersedia dengan menggunakan model-model
pengambilan keputusan.
Fungsi SPK/DSS ini adalah (Surbakti, 2002):
Sistem Pendukung Keputusan (SPK) dan Decision Support System (DSS) memiliki empat
tahapan dengan manfaatnya masing-masing. Antara lain:
1. Tahap Pemahaman
Tahap ini merupakan proses penelusuran dan pendeteksian dari lingkup problematika
serta proses pengenalan masalah. Data masukan diperoleh, diproses dan diuji dalam
rangka mengidentifikasikan masalah.
2. Tahap Perancangan
Tahap ini merupakan proses pengembangan dan pencarian alternatif tindakan / solusi
yang dapat diambil. Proses tersebut merupakan representasi kejadian nyata yang
disederhanakan, sehingga diperlukan proses validasi dan vertifikasi untuk mengetahui
keakuratan model dalam meneliti masalah yang ada.
3. Tahap Pemilihan
Tahap ini dilakukan pemilihan terhadap diantara berbagai alternatif solusi yang
dimunculkan pada tahap perencanaan agar ditentukan / dengan memperhatikan kriteria –
kriteria berdasarkan tujuan yang akan dicapai.
4. Tahap Impelementasi
Tahap ini dilakukan penerapan terhadap rancangan sistem yang telah dibuat pada tahap
perancangan serta pelaksanaan alternatif tindakan yang telah dipilih pada tahap
pemilihan.
1. Tahap Pemahaman
Pada tahap ini nasabah akan menerima formulir KPR dari petugas untuk kemudian
diisikan persyaratan kredit. Jika persyaratan dianggap sudah lengkap maka nasabah harus
menyerahkan formulir tersebut kepada petugas.
2. Tahap Perancangan
Kemudian ditahap selanjutnya, pihak bank akan melakukan survey kepada calon nasabah,
pihak bank melakukan pengujian data history transaksi nasabah. Pengujian data history
transaksi nasabah yang telah mendapat pembiayaan kredit bank baik yang bermasalah
dalam pembayaran angsurannya atau tidak.
3. Tahap Pemilihan
Tahap ini melakukan pemilihan dengan mengelompokkan ke dalam kelas lancar dan
kelas macet untuk pengecekan calon nasabah mana yang layak diberikan kredit.
Kemudian dilakukan wawancara untuk menganalisa kemampuan dan karakter nasabah
yang didapat dari hasil wawancara. Jika kemampuan dan karakter nasabah dinilai tidak
layak untuk kredit maka permohonan kredit nasabah ditolak, namun jika nasabah dinilai
layak untuk kredit maka petugas akan memerintahkan appraisal dari pihak netral untuk
melakukan penilaian terhadap jaminan. Setelah appraisal melakukan penilaian jaminan,
laporannya akan diserahkan kepada komite pemutus kredit.
4. Tahap Impelementasi
Tahap terakhir komite pemutus kredit akan menganalisa ulang hasil wawancara dan hasil
penilaian appraisal. Jika nasabah dianggap tidak layak kredit maka permohonan nasabah
akan ditolak, namun jika nasabah dianggap layak kredit maka komite akan memberi surat
edaran kepada petugas untuk mencetak SP3K. Petugas akan mencetak SP3K yang akan
disahkan pada serah terima kredit di waktu dan tempat yang ditentukan.
Saya mengasumsikan bekerja dibidang perbankan, Sistem Pendukung Keputusan (SPK) atau
Decision Support System (DSS) kelayakan pemberian kredit pada Bank Tabungan Negara (BTN)
menggunakan Algortima C4.5. Metode Algoritma C4.5 merupakan algoritma yang digunakan
untuk klasifikasi atau penggolongan data dengan membuat suatu pohon keputusan. Pohon
keputusan ini dapat mengklasifikasikan kumpulan data besar menjadi himpunan kecil dengan
serangkaian aturan keputusan
Seperti yang kita ketahui SPK atau DSS bukanlah alat untuk mengambil keputusan melainkan
sistem yang membantu pengambil keputusan dengan melengkapi informasi dari data yang telah
diolah dengan relevan. Berikut ini langkah untuk membangun pohon keputusan:
1. Pilih kriteria sebagai akar, nasabah akan diberikan tampilan formulir pengajuan kredit.
Lalu nasabah memasukan data permohonan kredit
2. Buat cabang untuk tiap-tiap nilai, kemudian pihak bank akan melakukan survey kepada
calon nasabah, pihak bank melakukan pengujian data history transaksi nasabah.
Pengujian data history transaksi nasabah yang telah mendapat pembiayaan kredit bank
baik yang bermasalah dalam pembayaran angsurannya
3. Bagi kasus dalam cabang, dengan mengelompokkan ke dalam kelas lancar dan kelas
macet untuk pengecekan calon nasabah mana yang layak diberikan kredit.
4. Ulangi proses untuk setiap cabang sampai semua kasus pada cabang memiliki kelas yang
sama.
5. Setelah proses keempat selesai, pihak bank dapat memutuskan jika permohonan tidak
layak maka petugas akan memperbaharui data menjadi data ditolak yang akan disimpan
di database kredit yang kemudian akan ditampilkan kepada nasabah, namun jika
permohonan dianggap layak maka petugas akan menugaskan appraisal yang bersifat
netral untuk melakukan penilaian terhadap jaminan. Penilaian akan diserahkan kepada
petugas dan petugas akan memasukan data validasi dan menampilkannya kepada nasabah
bahwa permohonannya diterima.
Selain itu diperlukannya perangkat lunak dalam pengambilan keputusan pada Bank BTN
• Tahap Pengembangan
• Tahap Implementasi
Namun apabila suatu Bank BTN tidak menggunakan metode tersebut maka:
- Dalam menyelesaikan masalah menjadi terhambat, terutama berbagai masalah yang
sangat kompleks dan tidak terstruktur, seperti menilai layak atau tidaknya proposal kredit
yang memiliki karakteristik beragam.
- Solusi yang dihasilkan akan lama dan hasilnya kurang dapat diandalkan.
- Keyakinan atas keputusan yang diambil akan berbeda dikarenakan proposal kredit dinilai
oleh karyawan yang berbeda antara satu dengan lainnya.
Daftar Pustaka:
Rusita, Dhewi. 2012. http://dhewirusita.blogspot.co.id/2012/07/aplikasi-decision-support-
system-dss.html. Diakses pada tanggal 3 Desember 2017.