Anda di halaman 1dari 4

Nama : M.

Hasbi Ghozali Nizamuddin


Nim : 1802012643
Kelas : 5B Keperawatan
Mata Kuliah : Keperawatan Paliatif

MODEL KOMUNIKASI DALAM PERAWATAN PALIATIF


MODEL KE-1
An Interpersonal Approach
1. Pengertian
Interpersonal Approach atau komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang
dilakukan dengan orang lain. Komunikasi yang melibatkan dua orang atau lebih.
Tujuan komunikasi ini biasanya adalah untuk sharing atau berbagi informasi,
pendapat, gagasan, mengajak, menawarkan sesuatu, dan lain lain. Dapat dilakukam
baik secara langsung (face to face) maupun dengan media. Komunikasi Interpersonal
dapat dibagi menjadi tiga tipe:
1. Assertive Communication (Komunikasi Asertif).
2. Nonassertive Communication (Komunikasi Nonasetif)
3. Aggressive Communication (Komunikasi Agresif)
Komunikasi model interpersonal menitik beratkan pada pentingnya perspektif
mengenai dimensi perawatan yang terkoordinasi pada kondisi menjelang akhir hayat.
Namun, model ini mendapat kritikan sebagaimana dipahami bahwa komunikasi
merupakan proses transmisi ide dari pasien sebagai sender ke petugas kesehatan
sebagai receiver, atau secara sederhana dipahami sebagai proses pertukaran pesan
atau informasi, atau dimana seseorang menyampaikan sedangkan yang lainnya
mendengarkan. Sayangnya, pemahaman yang spesifik mengenai model ini kadang
menyebabkan ketidak mampuan para petugas kesehatan melakukan mediasi, pada
kondisi plural atau majemuk dan interdependensi.
Sangat penting adanya untuk meningkatkan wawasan melalui interaksi yang
produktif dan sensitive antara petugas kesehatan dan pasien. Memberikan kesempatan
untuk memilih merupakan hal yang sangat produktif dalam interaksi secara
interpersonal, yang mana hal tersebut memberikan perhatian khusus terhadap celah
atau kesenjangan dalam pola komunikasi saat ini. Ruang dan kesenjangan tersbut
akan menarik perhatian kita dalam memahami bagaimana pengalaman tentang hidup
dan kematian itu terbentuk menjadi sangat penting,bagaimana pergeseran perhatian
kita terhadap kesenjangan yang ada menjadi jalan untuk memahami bagaimana
pemahaman itu terbentuk dan dikomunikasikan selama berinteraksi. Sehingga
wawasan kita akan meningkat melalui interaksi kita ditatanan klinis, serta ide tentang
kehidupan dan kematian akan menjadi suatu pemahaman hingga akhirnya kita
memahami mengapa hal tersebut harus dipahami.
2. Contoh komunikasi interpersonal dalam keperawatan
a. Kehangatan dan Ketulusan
Seorang perawat akan memberikan suatu rasa kehangatan dan
ketulusan ketika melakukan komunikasi dengan pasiennya. Kehangatan
dan ketulusan memberikan rasa aman terhadap pasien. Selain itu,
kehangatan juga memberikan rasa keakraban antara perawat dan
pasien, sehingga pasien bisa terbuka kepada perawat. Ketulusan
seorang perawat dalam merawat pasien juga berpengaruh terhadap
stimulus pasien agar pasien dapat pulih kembali.
b. Menjadi Pendengar yang Baik
Seorang pasien tentu memiliki masalah tertentu terutama pada
kesehatannya. Seorang perawat bertugas sebagai pendengar yang baik
ketika pasien berkeluh kesah. Contoh komunikasi interpersonal
dalam keperawatan ini berlaku juga antara seorang perawat dan
dokter. Seorang perawat menjadi pendengar yang baik untuk seorang
dokter, sehingga keduanya dapat menjalin kerjasama yang baik.
c. Membantu Dalam Segala Hal
Tugas seorang perawat tidak hanya membantu melayani pasien
saja, tetapi seorang perawat juga bertugas sebagai jembatan yang
berfungsi untuk membantu dalam segala hal antara pasien dan
dokter.
d. Dapat Memahami Perasaan
Komunikasi interpersonal dalam keperawatan tidak hanya
dilakukan melalui perilaku dan ucapan saja. Seorang perawat
berkomunikasi melalui pemahaman perasaan seorang pasien maupun
dokter. Dengan memahami perasaan seseorang maka seorang perawat
telah mencegah kesalahpahaman dalam berkomunikasi. Komunikasi
berkaitan dengan perasaan apabila seorang sedang emosi dan orang
lain tidak memahami kondisi perasaannya saat itu, hal yang akan
terjadi adalah kesalahpahaman.
e. Memberikan Motivasi
Komunikasi yang dilakukan oleh seorang perawat bersifat
membangun motivasi untuk seorang pasien. Komunikasi interpersonal
ini bersifat membangun rasa optimis pasien yang bertujuan untuk
mengubah pemikiran negatif menjadi positif, sehingga pasien
bersemangat untuk mencapai kesembuhannya dalam menghadapi penyakit
yang dideritanya

f. Memberi Kesempatan Untuk Berbagi


Setiap pasien memiliki berbagai pertanyaan mengenai penyakit
yang dideritanya. Seorang perawat bertugas memberikan kesempatan
kepada pasien untuk bertanya. Selain itu, pasien juga diberi
kesempatan untuk berbagi cerita atau pengalaman dalam kehidupannya
menghadapi penyakit.
g. Memberi Informasi yang Akurat
Seorang perawat akan memberikan informasi mengenai kesehatan
pasiennya. Komunikasi yang dilakukan antara seorang perawat dan
pasien membutuhkan keakuratan dalam informasi. Selain itu, seorang
dokter juga harus memberikan informasi yang akurat mengenai
kesehatan pasiennya. 
h. Menawari Diri Untuk Membantu
Seorang pasien membutuhkan perawatan dan fasilitas yang baik
untuk meningkatkan kesehatannya. Seorang perawat yang profesional
akan memberikan perhatian atau melayani pasien dengan cara
menawarkan diri ketika pasien membutuhkan bantuan seperti minum
obat, berjalan ke toilet, membantu menyiapkan makanan, dan lain
sebagainya. Selain itu, seorang perawat juga mampu memberi solusi
ketika pasien bercerita mengenai masalahnya.
i. Menyampaikan Pesan Dengan Non Verbal
Komunikasi non verbal dalam komunikasi keperawatan menjadi hal
yang penting setelah komunikasi verbal. Komunikasi non verbal yang
dilakukan oleh seorang perawat terhadap seorang pasien biasanya
meliputi kontak mata, intonasi suara yang lembut, sentuhan,
ekspresi wajah, dan lainnya. Komunikasi non verbal ini
mempengaruhi pasien untuk meningkatkan kesehatannya agar lebih
baik. Seorang perawat harus profesional dalam melayani pasiennya.
Misalnya, seorang perawat yang sedang marah harus tetap tersenyum
dan bersuara lembut ketika berbicara dengan pasien. 
j. Menerima Masukan Orang Lain
Seorang pasien dapat menilai kinerja seorang perawat dalam
melayaninya. Oleh karena itu, seorang perawat akan menerima kritik
dan saran mengenai kinerjanya. Seorang yang profesional akan
menerima kritik tersebut untuk meningkatkan kinerjanya dalam
melayani pasien. Selain itu, seorang perawat juga bersedia
menerima masukan dari dokter biasanya berupa saran-saran yang
bersifat membangun.

Anda mungkin juga menyukai