Anda di halaman 1dari 24

Rencana Kawasan Transmigrasi (RKT) di Kecamatan Geuredong Pase, Tanah Luas dan

Simpang Keuramat Kabupaten Aceh Utara

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menurut Pasal 4 dan Pasal 5 Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang


Penataan Ruang (UU 26/2007), penataan ruang diklasifikasikan berdasarkan sistem,
fungsi utama kawasan, wilayah administratif, kegiatan kawasan, dan nilai strategis
kawasan. Penataan ruang berdasarkan nilai strategis kawasan meliputi penataan ruang
kawasan strategis nasional (KSN), penataan ruang kawasan strategis provinsi, dan
penataan ruang kawasan strategis kabupaten/kota.
Sejalan dengan Undang-Undang No. 29 Tahun 2009 Tentang Ketransmigrasian
yang mengatur perencanaan pembangunan kawasan transmigrasi, maka dalam rangka
perwujudan pengembangan kawasan transmigrasi secara efisien dan efektif yang
penyusunan rencana kawasannya diamanatkan oleh PP Nomor 3 Tahun 2014 Tentang
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1997 Tentang Ketransmigrasian
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2009 tentang
perubahan atas Undang-Undang No 15 Tahun 1997 tentang Ketransmigrasian, perlu suatu
proses perencanaan secara baik dan benar serta implementasi RKT yang disepakati oleh
semua pemangku kepentingan baik di pusat maupun daerah.
Untuk mewujudkan hal tersebut pembangunan transmigrasi dilaksanakan berbasis
kawasan yang memiliki keterkaitan dengan kawasan sekitarnya membentuk suatu
kesatuan sistem pengembangan ekonomi wilayah. Pembangun Kawasan Transmigrasi
dirancang secara holistik dan komprehensif sesuai dengan Rencanan Tata Ruang Wilayah
dalam bentuk Wilayah Pengembangan Transmigrasi atau Lokasi Permukiman
Transmigrasi. Pengembangan Wilayah Transmigrasi diarahkan untuk mewujudkan pusat
pertumbuhan baru sebagai Kawasan Perkotaan Baru, sedangkan Lokasi Permukiman
Transmigrasi diarahkan untuk mendukung pusat pertumbuhan yang telah ada atau yang
sedang berkembang sebagai Kawasan Perkotaan baru.

Laporan Akhir I-1


Rencana Kawasan Transmigrasi (RKT) di Kecamatan Geuredong Pase, Tanah Luas dan
Simpang Keuramat Kabupaten Aceh Utara

Pembangunan Kawasan Transmigrasi sekaligus untuk mengintegrasikan upaya


penataan persebaran penduduk yang serasi dan seimbang sesuai dengan daya dukung
dan daya tampung alam dan daya tampung lingkungan dengan mengakui hak orang
untuk bermigrasi, mengadopsi visi jangka panjang untuk tata ruang urban demi
perencanaan penggunaan lahan yang lestari dan mendukung strategi urbanisasi secara
terpadu.
Dengan demikian, pembangunan transmigrasi merupakan salah satu upaya
percepatan pembangunan kota-kota kecil terutama diluar pulau Jawa, untuk
meningkatkan perannya sebagai motor penggerak pembangunan daerah untuk
meningkatkan daya saing daerah yang masih rendah sebagai akibat dari ; (1) lebarnya
kesenjangan pembangunan antar wilayah, terutama antara kawasan perdesaan-
perkotaan, kawasan pedalaman-pesisir, Jawa-luar Jawa dan antara kawasan Timur-Barat,
serta (2) rendahnya keterkaitan antara pusat pertumbuhan dengan daerah belakang
(hinterland), termasuk antara kota dan desa. Berdasarkan hal di atas, maka perlu
dilakukan penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi (RKT).

1.2 Tujuan dan Sasaran


1.2.1 Tujuan

Tersusunnya RKT berupa rencana struktur dan peruntukan kawasan transmigrasi,


terintegarasi dengan kawasan perdesaan, sebagai dasar dalam penyusunan rencana
pembangunan dan pengembangan kawasan transmigrasi menjadi satu kesatuan sistem
pengembangan ekonomi wilayah sesuai dengan rencana tata ruang wilayah kabupaten
yang bersangkutan.

1.2.2 Sasaran

Sasaran yang hendak dicapai dari kegiatan Rencana Kawasan Transmigrasi adalah
sebagai berikut :

a. Tujuan, kebijakan, dan strategi pembangunan kawasan transmigrasi


b. Luasan kawasan transmigrasi
c. Rencana struktur kawasan transmigrasi

Laporan Akhir I-2


Rencana Kawasan Transmigrasi (RKT) di Kecamatan Geuredong Pase, Tanah Luas dan
Simpang Keuramat Kabupaten Aceh Utara

d. Rencana peruntukan kawasan transmigrasi


e. Arahan pengembangan pola usaha pokok
f. Arahan jenis transmigrasi yang akan dilaksanakan
g. Arahan penataan persebaran penduduk dan kebutuhan SDM
h. Arahan indikasi program utama
i. Tahapan perwujudan kawasan transmigrasi; dan
j. Ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang kawasan transmigrasi.

1.3 Ruang Lingkup

Ruang Lingkup Kegiatan


Kegiatan penyusunan rencana kawasan transmigrasi dilakukan untuk lokasi di
Lokasi Wilayah Kabupaten Aceh Utara yang telah ditentukan oleh dinas. Sedangkan
ruang lingkup penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi yaitu :
Tahap Pengumpulan Data dan Informasi
a. Kegiatan Pengumpulan Data dan Informasi
Untuk keperluan pengenalan karakteristik kawasan dan penyusunan rencana
kawasan transmigrasi, dilakukan pengumpulan data primer dan data
sekunder.Pengumpulan data primer dapat meliputi:
1. Penjaringan aspirasi masyarakat yang dapat dilaksanakan melalui temu wicara,
wawancara orang per-orang, Focus Group Discussion, dan lain sebagainya;
2. Penjaringan informasi kebijakan pembangunan dilakukan dengan melakukan

wawancara di instansi tingkat kabupaten, dan


3. Pengenalan kondisi fisik dan sosial ekonomi wilayah secara langsung melalui

kunjungan beberapa bagian wilayah terpilih di kawasan transmigrasi.


Data sekunder yang harus dikumpulkan sekurang-kurangnya meliputi:
1. Peta-peta, meliputi:

a) Peta Rupa Bumi Indonesia (RBI) atau peta topografi skala 1:50.000, yang
diproduksi oleh instansi yang berwenang berupa file digital atau cetak;
b) Citra satelit untuk memperbaharui (update) peta dasar dan membuat peta
tutupan lahan; Citra satelit yang digunakan adalah citra satelit resolusi menengah

Laporan Akhir I-3


Rencana Kawasan Transmigrasi (RKT) di Kecamatan Geuredong Pase, Tanah Luas dan
Simpang Keuramat Kabupaten Aceh Utara

yaitu resolusi 10 m – 20 m, dengan waktu pengambilan gambar maksimal 5


tahun.
c) Peta batas wilayah administrasi;

d) Peta kawasan hutan dan perairan;


e) Peta-peta masukan untuk analisis kebencanaan; dan

f) Peta-peta masukan untuk identifikasi potensi sumber daya alam.


g) Peta-peta jaringan jalan

2. Data dan informasi, meliputi:

a. Data kebijakan penataan ruang (RTRW provinsi, RTRW kabupaten/kota, dan


rencana rincinya) serta kebijakan sektoral terkait;
b. Data kondisi fisiklingkungan dan SDA, meliputi:
– Iklim dari stasiun klimatologi terdekat minimal 10 tahun
– Tanah yang telah diklasifikasikan hingga tingkat Great Group menurut USDA
– Hidrologi dan Geologi yang dikeluarkan oleh Badan Geologi Nasional Bandung
c. Data penggunaan lahan (Hasil interpretasi citra satelit, dan dilakukan
pengecekan lapangan terpilih);
d. Data tentang kependudukan (minimal data pada tingkat kecamatan minimal 5
tahun), meliputi; jumlah penduduk berdasarkan:
– Jenis kelamin
– Usia/umur
– jenis pekerjaan
e. Data tentang prasarana dan saranakawasan, meliputi:
sistem jaringan transportasi, Jaringan telekomunikasi, jaringan air bersih,
jaringan listrik, pengembangan permukiman dan pengelolaan persampahan,
pendidikan dan kesehatan serta perdagangan.
f. Data tentang pertumbuhan ekonomi kawasan, meliputi:
– Produksi masing-masing sub sektor berdasarkan PDRB Kabupaten/Kota
– PDRB kabupaten/kota dan Propinsi minimal meliputi 22 sub sektor selama 5
tahun.

Laporan Akhir I-4


Rencana Kawasan Transmigrasi (RKT) di Kecamatan Geuredong Pase, Tanah Luas dan
Simpang Keuramat Kabupaten Aceh Utara

g. Data tentang kemampuan keuangan pembangunan daerah diperoleh dari data


APBD 5 tahun terakhir;
h. Data dan informasi tentang kelembagaan pembangunan daerah;
i. Data dan informasi tentang kebijakan penataan ruang terkait (RTRW kabupaten
yang masih berlaku, RTRW provinsi, RTRW Nasional dan RTR pulau terkait);
j. Data dan informasi tentang kebijakan pembangunan sektoral, terutama yang
merupakan kebijakan pemerintah pusat; dan
k. Peraturanperundang undangan terkait.
Tingkat akurasi data, sumber penyedia data, kewenangan sumber atau instansi
penyedia data, tingkat kesalahan, variabel ketidakpastian, serta variabel-variabel
lainnya yang mungkin ada, perlu diperhatikan dalam pengumpulan data.Data dalam
bentuk data statistik dan peta, serta informasi yang dikumpulkan berupa data
tahunan (time series) minimal 5 (lima) tahun terakhir dengan kedalaman data
setingkat kelurahan/desa. Dengan data berdasarkan kurun waktu tersebut
diharapkan dapat memberikan gambaran perubahan apa yang terjadi pada kawasan
transmigrasi.
b. Hasil Pelaksanaan Kegiatan Pengumpulan Data dan Informasi

Hasil kegiatan pengumpulan data dan informasi dihimpun dalam buku data dan
analisis.
Tahap Pengolahan dan Analisa Data
a. Analisis Kebijakan Pembangunan Kawasan Transmigrasi
1. Tujuan dan Manfaat

Pekerjaan analisis dimaksudkan untuk mengkaji daya dukung dan daya tampung lahan
lokasi perencanaan sebagai sistem produksi pertanian dan pengelolaan sumber daya
alam yang memiliki keterkaitan fungsional dan hierarki keruangan dengan pusat
pertumbuhan dalam satu kesatuan sistem pengembangan.
2. Prinsip Dasar

Metode yang dapat digunakan dalam analisis potensi dan masalah kawasan
perencanaan adalah dengan menggunakan prinsip analisis SWOT:

Laporan Akhir I-5


Rencana Kawasan Transmigrasi (RKT) di Kecamatan Geuredong Pase, Tanah Luas dan
Simpang Keuramat Kabupaten Aceh Utara

1. Potensi/kekuatan; kekuatan yang dimiliki oleh indikator perkembangan kawasan


perencanaan untuk tumbuh dan berkembang, sehingga diperlukan suatu
kebijakan dan strategi peningkatan/penambahan nilai (value added) dari indikator
tersebut;
2. Kelemahan/Permasalahan; kelemahan atau kekurangan yang dimiliki oleh
kawasan perencanaan sehingga menghambat kawasan perencanaan untuk
tumbuh dan berkembang;
3. Kesempatan/peluang yang lebih luas yang memberikan dampak tumbuh dan
berkembangnya kawasan perencanaan seperti meningkatnya ekonomi makro,
investasi yang tumbuh cepat, terbuka akses kawasan dengan luar, sehingga
diperlukan kebijakan dan strategi penguatan akses dan kemudahan-kemudahan
bagi pengembangan kawasan;
4. Ancaman; indikator eksternal yang dapat menghambat tumbuh dan
berkembangnya kawasan perencanaan, sehingga diperlukan kebijakan dan
strategi penguatan koordinasi, kerjasama, dan sikronisasi pembangunan.
Setiap komponen atau variabel SWOT harus terukur secara kuantitatif, bila kualitatif
dapat menunjukan faktor keterkaitan antara data dankecenderungannya.
b. Analisis Struktur dan Pemanfaatan Kawasan Transmigrasi
Analisis struktur dan pemanfaatan kawasan dilakukan dengan mengamati dan
mengkaji struktur dan pemanfaatan kawasan, baik pada masa sekarang, masa lalu,
maupun kecenderungannya di masa depan, akan tetapi dalam lingkup internal wilayah.
Penentuan orde kota, skala wilayah pelayanan, dan penstrukturan wilayah agar lebih
efektif dan efisien merupakan kesimpulan yang didapat dari hasil analisis aspek ini.
1. Prinsip analisis

a. Ketentuan analisis struktur kawasan perencanaan mengikuti kebijakan yang telah

digariskan oleh RTRWN, RTRWP, dan RTRW;


b. Kedudukan dan skala dari sistem pergerakan, pemusatan kegiatan, dan peruntukan

lahan;
c. Arah perkembangan pembangunan kawasan;

Laporan Akhir I-6


Rencana Kawasan Transmigrasi (RKT) di Kecamatan Geuredong Pase, Tanah Luas dan
Simpang Keuramat Kabupaten Aceh Utara

d. Memperhatikan karakteristik dan daya-dukung fisik lingkungan serta dikaitkan

dengan tingkat kerawanan terhadap bencana.


2. Analisis fungsi ruang meliputi:

a. Tujuan, membentuk pola kawasan yang terstruktur dalam peran dan fungsi bagian-

bagian kawasan, yang memperlihatkan konsentrasi dan skala kegiatan binaan


manusia dan alami.
b. Komponen analisis;

 Perkembangan pembangunan, merupakan kebijakan rencana pembangunan

yang telah ditetapkan oleh pemerintah maupun swasta;


 Pusat-pusat kegiatan, dengan melakukan kajian terhadap pemusatan kegiatan

yang ada atau direncanakan oleh rencana diatasnya;


 Kesesuaian dan daya dukung lahan, sebagai daya tampung dan daya hambat

ruang kawasan dalam berkembang;


 Pembagian fungsi ruang pengembangan, merupakan struktur kawasan yang

dibagi dalam fungsi dan peran bagian-bagian kawasan.


c. Analisis Sumberdaya dan Kemampuan Lahan

Analisis fisik dasar dilakukan untuk memperoleh informasi mengenai daya dukung
lingkungan fisik.Informasi ini diperlukan di dalam merumuskan dan menempatkan
zonasi ruang di wilayah perencanaan seperti kawasan lindung dan kawasan
budidaya, hutan lindung, hutan produksi dll.
Aspek fisik dasar yang dijadikan sebagai input di dalam analisis adalah topografi
wilayah, jenis tanah, iklim, hidrologi, geologi, pola arus. Selain itu di dalam tahap
analisis juga dipertimbangkan aspek ketersediaan SDA dan Pola Ruang yang ada
(existing).
Analisis evaluasi lahan dilakukan untuk memperoleh gambaran mengenai tingkat
kesesuaian, tingkat kemampuan, dan tingkat ketersediaan lahan untuk kawasan
lindung dan budidaya. Teknik analisis yang dipergunakan di dalam evaluasi lahan ini
adalah teknik scoring dan teknik overlay peta yang didasarkan kepada kriteria
penetapan kawasan lindung dan budidaya. Nilai akhir dari kesesuaian lahan
diperoleh dengan operasi matematis scoring dan overlay peta tersebut.

Laporan Akhir I-7


Rencana Kawasan Transmigrasi (RKT) di Kecamatan Geuredong Pase, Tanah Luas dan
Simpang Keuramat Kabupaten Aceh Utara

Kriteria-kriteria yang menjadi model persyaratan penggunaan lahan bagi jenis


penggunaan lahan yang dipertimbangkan melalui metoda pohon keputusan. Pohon
keputusan ini terdiri dari seperangkat persyaratan penggunaan lahan dengan
masing-masing karakteristik-karakteristik pencirinya, di mana satu sama lain
(karakteristik pendiri) saling berpengaruh terhadap potensi lahan bagi jenis
penggunaan lahan yang dipertimbangkan.
Gambar 1.1
ALUR ANALISIS ASPEK FISIK DASAR

Karateristik Fisik Dasar Yaitu: Ketersediaan SDA: Jenis Dan


Topografi, Jenis Tanah, Iklim Dll Jumlah

Analisis Kesesuaian Lahan Analisis Ketersediaan Dan Pola


Sebaran

Analisis Ketersediaan Dan Pola Potensi Pengembangan


Sebaran

Informasi Mengenai Daya Dukung Lingkungan


Untuk Berbagai Kebutuhan Pengembangan
Wilayah

Secara umum untuk menilai kelas kesesuaian lahan agregat (satuan lahan)
ditentukan berdasarkan faktor pembatas yang paling berat (maximum limiting
factors, FAO, 1976).Evaluasi dilakukan pada satuan lahan (skala 1 :25.000) sesuai
dengan ketersediaan data. Masing-masing satuan lahan di wilayah studi terdiri dari
campuran dua jenis tanah atau lebih. Batasan antara dua jenis tanah atau lebih ini
tidak dapat didelineasi pada peta yang digunakan, sehingga perlu dilakukan kajian
survey pemetaan tanah lebih lanjut pada tingkat kedetilan yang lebih tinggi. Jenis
penggunaan lahan yang dipertimbangkan berdasarkan pengelompokkan jenis
komoditas yang mempunyai kemiripan (similar land use requirements).

Laporan Akhir I-8


Rencana Kawasan Transmigrasi (RKT) di Kecamatan Geuredong Pase, Tanah Luas dan
Simpang Keuramat Kabupaten Aceh Utara

Stratifikasi hasil evaluasi lahan disesuaikan dengan kedalaman data yang tersedia
yaitu pada tingkat subkelas dengan disertai pencantuman faktor pembatas masing-
masing kelas :
1. Sesuai (S)
2. Sesuai bersyarat (CS)
3. Tidak sesuai (N)

Gambar 1.2
SKEMA ANALISIS KESESUAIAN LAHAN

Kualitas lahan yang menjadi faktor pembatas kesesuaian diantaranya sebagai


berikut :
1) Hidrologi (h) 5) Tipe Iklim (i)
2) Elevasi (k) 6) Media perakaran (r)

Laporan Akhir I-9


Rencana Kawasan Transmigrasi (RKT) di Kecamatan Geuredong Pase, Tanah Luas dan
Simpang Keuramat Kabupaten Aceh Utara

3) Terrain (s) 7) Temperatur Udara (t)


4) Ketersediaan air (w) 8) Toksisitas (x)
Setiap faktor pembatas tersebut ditentukan oleh karakteristik-karakteristik penciri
masing-masing kualitas lahan dan signifikan menjadi pembatas dalam
pengembangan jenis penggunaan lahan yang dipertimbangkan.
d. Analisis Pengembangan Ekonomi Kawasan Transmigrasi

1. Analisis Sektor dan Komoditas Unggulan


Analisis sektor dan komoditas unggulan diperlukan untuk mengetahui
sumbangan/kontribusi sektor dan komoditas terhadap PDRB pada Rencana
Kawasan Transmigrasi (RKT). Sektor yang memberikan sumbangan relatif yang
cukup besar terhadap PDRB di suatu kawasan sehingga sektor tersebut
dikatakan sebagai sektor basis (dominan).
Variabel yang dapat digunakan sebagai indikator keunggulan suatu sektor
diantaranya: penyerapan tenaga kerja masing-masing sektor, luas usaha dan
produktivitas masing-masing sektor, serta kontribusi tiap-tiap sektor terhadap
PDRB di RKT.
Sektor unggulan dapat pula diartikan sebagai sektor yang dapat menggerakkan
pertumbuhan ekonomi wilayah sekitar yang ditunjukkan dengan parameter-
parameter, seperti:
1) Sumbangan sektor perekonomian terhadap perekonomian wilayah yang
cukup tinggi,
2) Komoditas yang mempunyai multipliereffect yang cukup tinggi,
3) Komoditas dengan kandungan deposit yang melimpah,
4) Memiliki potensi valueadded yang cukup baik.
Untuk mengidentifikasi sektor dan komoditas unggulan dapat digunakan
beberapa analisis, diantaranya: AnalisisLocation Quotient (LQ), Shift Share,
danInput Output (IO). Untuk menentukan sektor atau komoditas unggulan dapat
menggunakan salah satu analisis tersebut.

Laporan Akhir I - 10
Rencana Kawasan Transmigrasi (RKT) di Kecamatan Geuredong Pase, Tanah Luas dan
Simpang Keuramat Kabupaten Aceh Utara

2. Analisis Potensi dan Peluang Pengembangan Komoditas Unggulan


Rencana Kawasan Transmigrasi (RKT) memiliki potensi perkonomian yang besar
dan membutuhkan adanya dukungan dari seluruh pihak agar potensi
pekonomian dapat berjalan lancar. Hal ini mengakibatkan bahwa potensi
perekonomian suatu daerah dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik dalam masa
kini maupun masa depan. Salah satu daerah yang potensinya dipengaruhi oleh
berbagai keadaan yang berkembang adalah perekonomian daerah tersebut yang
secara langsung maupun tidak langsung dipengaruhi oleh fenomena-fenomena
yang berkembang saat ini dan yang akan datang, baik pada tatanan
perkembangan lingkungan eksternal maupun internal. Perkembangan
lingkungan eksternal perekonomian RKT sangat dipengaruhi oleh kebijakan
perekonomian regional dan nasional.
Lingkungan internal dapat digambarkan melalui besarnya potensi
pengembangan komoditas unggulan di RKT, sedangkan lingkungan eksternal
digambarkan melalui peluang-peluang pengembangan komoditas unggulan di
RKT. Untuk menilai besarnya potensi dan peluang komoditas unggulan di RKT
dapat digunakan beberapa metode, diantaranya dengan menggunakan Analisis
Matriks SWOT, Matriks QSP (QuantitativeStrategy Planning), dan metode
Analytical Hierarchy Process (AHP).
3. Analisis Sistem Pemasaran
Setiap daerah/kawasan harus mampu memenuhi kebutuhan penduduknya.Oleh
karena itu, setiap daerah/kawasanperlu memiliki sistem pemasaran produk yang
telah dihasilkan.Pemasaran merupakan upaya untuk mempromosikan,
menginformasikan dan menawarkan kepada konsumen mengenai sebuah
produk usaha atau layanan jasa yang dikelola oleh sebuah usaha sebagai upaya
untuk meningkatkan angka penjualan dari produk yang dihasilkan.Analisis sistem
pemasaran penting dilakukan untuk mengembangkan suatu komoditas unggulan
di kawasan transmigrasi. Peranan pemasaran dalam pengembangan komoditas
unggulan di kawasan transmigrasi, antara lain:

Laporan Akhir I - 11
Rencana Kawasan Transmigrasi (RKT) di Kecamatan Geuredong Pase, Tanah Luas dan
Simpang Keuramat Kabupaten Aceh Utara

a. Pemasaran untuk mempromosikan komoditas unggulan kepada masyarakat


sekitar kawasan transmigrasi.
b. Menjelaskan fungsi, manfaat dan keunggulan sebuah komoditas unggulan di
kawasan transmigrasi.
Efektivitas dan keberhasilan dari sistem pemasaran dalam arti luas harus
dievaluasi dalam hubungannya dengan tujuan masyarakat di kawasan
transmigrasi tersebut.Pemasaran yang efektif berarti mendistribusikan barang
dan jasa yang dibutuhkan dan diinginkan oleh konsumen di kawasan
transmigrasi. Pendekatan yang dapat digunakan untuk menilai keefektifan suatu
sistem pemasaran produk unggulan di kawasan transmigrasi, yaitu: pembelian,
penjualan, pengangkutan, penyimpanan, pembuatan standar dan
pengelompokkan, keuangan, pengambilan risiko dan informasi pasar.
4. Analisis Studi Kelayakan Komoditas Unggulan
Studi kelayakan merupakan bahan pertimbangan dalam mengambil suatu
keputusan, apakah menerima atau menolak dari suatu kegiatan yang
direncanakan dengan mempertimbangkan aspek-aspek yang saling berkaitan
yang secara bersama-sama menentukan bagaimana keuntungan yang diperoleh
dari suatu penanaman investasi tertentu dan mempertimbangkan seluruh aspek
tersebut pada setiap tahap dalam perencanaan proyek dan siklus
pelaksanaannya.
Aspek-aspek analisis kelayakan meliputi aspek teknis, aspek manajerial dan
administratif, aspek organisasi, aspek komersial, aspek finansial, dan aspek
ekonomis.Jadi kelayakan suatu komoditas unggulan pada Rencana Kawasan
Transmigrasi (RKT) sangat ditentukan oleh aspek-aspek tersebut.
a. Aspek Teknis
Aspek teknis yaitu analisa yang berkaitan dengan input dan output suatu
komoditas unggulan berupa barang dan jasa. Aspek teknis memiliki pengaruh
yang besar terhadap kelancaran jalannya kegiatan pengembangan usaha
komoditas unggulan di RKT. Evaluasi ini mempelajari kebutuhan teknis usaha,

Laporan Akhir I - 12
Rencana Kawasan Transmigrasi (RKT) di Kecamatan Geuredong Pase, Tanah Luas dan
Simpang Keuramat Kabupaten Aceh Utara

seperti karakteristik produk yang diusahakan, lokasi dimana usaha akan


didirikan dan sarana pendukungnya, serta layout bangunan yang dipilih.
b. Aspek Institusional-Organisasi-Manajemen
Mempertimbangkan pola sosial, budaya dan lembaga yang akan dilayani oleh
proyek, struktur kelembagaan disesuaikan dengan negara atau daerah.
Pekerjaan-pekerjaan apa yang diperlukan untuk menjalankan operasi tersebut,
persyaratan-persyaratan yang diperlukan untuk bisa menjalankan pekerjaan-
pekerjaan tersebut dan juga struktur organisasi yang akan dipergunakan
dalam suatu pengembangan usaha komoditas unggulan di RKT.
c. Aspek Sosial
Aspek sosial mempertimbangkan pola dan kebiasaan-kebiasaan baru yang
lebih luas dari investasi yang diusulkan.Pengembangan komoditas unggulan
harus tanggap pada keadaan sosial dan dampak lingkungan yang
merugikan.Pertimbangan mengenai aspek sosial dalam komoditas unggulan di
RKT penting untuk kelangsungan usaha, dikarenakan tidak ada usaha yang
bertahan lama jika tidak ramah terhadap lingkungan.
d. Aspek Finansial
Aspek-aspek finansial dari persiapan dan analisis komoditas unggulan
menerapkan pengaruh-pengaruh finansial dari suatu komoditas unggulan
yang diusulkan terhadap para peserta yang tergabung didalamnya. Tujuan
utama analisis finansial terhadap usahatani adalah untuk menentukan berapa
banyak keluarga produsen komoditas unggulan yang menggantungkan
kehidupan mereka kepada usaha dari komoditas unggulan tersebut, untuk
membuat proyeksi mengenai anggaran yang akan mengestimasi penerimaan
dan pengeluaran pada masa akan datang setiap tahun.
e. Aspek Ekonomi
Aspek-aspek ekonomi persiapan dan analisis proyek membutuhkan
pengetahuan mengenai komoditas unggulan apa yang diusulkan akan
memberikan kontribusi yang nyata terhadap pembangunan perekonomi
secara keseluruhan. Sudut pandangan yang diambil dalam analisis ekonomi

Laporan Akhir I - 13
Rencana Kawasan Transmigrasi (RKT) di Kecamatan Geuredong Pase, Tanah Luas dan
Simpang Keuramat Kabupaten Aceh Utara

adalah masyarakat secara keseluruhan.Pelaksanaan analisis ekonomi dari


suatu komoditas unggulan dapat menggunakan metode-metode atau kriteria-
kriteria penilaian investasi tersebut di atas.Melalui metode-metode ini dapat
diketahui apakah suatu komoditas unggulan untuk dilaksanakan dilihat dari
aspek profitabilitas komersialnya di RKT. Beberapa kriteria dalam menilai
kelayakan komoditas unggulan yang paling umum digunakan adalah Terdapat
beberapa indikator yang dapat digunakan untuk mengukur kelayakan dari
suatu komoditas unggulan di RKT, yaitu: Net Present Value (NPV), Internal Rate
Of Return (IRR), Net/Gross Benefit Cost Ratio(B/C), Profitability Ratio (PV IK),
Least Cost Method, dan Pay Back Period.
e. Analisis Sosial dan Kependudukan

1. Analisis Sosial

Dalam upaya untuk mencapai pemanfaatan sumberdaya alam secara berkelanjutan


bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat, perlu dilakukan analisis aspek sosial
dan pendudukan suatu Rencana Kawasan Transmigrasi (RKT). Analisis sosial dan
kependudukan pada hakekatnya adalah suatu upaya yang dilakukan oleh
Pemerintah Daerah dalam mengembangkan kawasan untuk mencapai pemanfaatan
sumberdaya alam secara berkelanjutan bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Pada hakekatnya pengukuran indikator sosial kependudukan tidak berdiri sendiri
melainkan terkait erat dengan kegiatan lainnya, yaitu aspek ekonomi dan
kelembagaan. Seringkali sulit untuk menemukan indikator yang sederhana dan
hanya mengukur satu aspek saja karena keberhasilan pengembangan suatu
kawasan sangat ditentukan oleh kinerja sektoral dan berbagai pelaku utama
pembangunan (stakeholders) seperti pemerintah, swasta dan masyarakat
sendiri.Analisis sosial dapat diperoleh melalui hasil pengukuran beberapa indikator
sosial (urban social indicator) yaitu berupa kualitas sumberdaya manusia.
Salah satu indikator yang dipakai pada pedoman ini adalah ‘indikator komposit
objektif’ yaitu indikator tunggal yang merupakan gabungan dari beberapa indikator
kesejahteraan rakyat dari berbagai data sensus dan survei. Indikator komposit
dipakai untuk membandingkan tingkat indikator tertentu atau tingkat kesejahteraan

Laporan Akhir I - 14
Rencana Kawasan Transmigrasi (RKT) di Kecamatan Geuredong Pase, Tanah Luas dan
Simpang Keuramat Kabupaten Aceh Utara

rakyat antar daerah di kawasan. Indikator komposit objektif yang digunakan adalah
Indeks Pembangunan Manusia (IPM)/Human Development Index (HDI) yang
merupakan gabungan dari tiga indikator tunggal yaitu angka harapan hidup (life
expectancy), angka melek huruf (adult literacy rate) dan rata-rata lamanya
pendidikan yang diperoleh (mean years of schooling). Analisis sosial dapat digunakan
antara lain dengan analisis deskriptif kuantitatif.
2. Analisis Kependudukan

Melakukan analisis potensi kependudukan di RKT. Analisis kependudukan dilakukan


untuk memperoleh gambaran potensi penduduk, sebagai acuan dalam menentukan
kebijakan penyebaran penduduk, dan untuk mendapatkan gambaran situasi dan
kondisi objektif dari perencanaan pengembangan/pemberdayaan masyarakat.
Analisis Kependudukan dapat diperoleh melalui hasil pengukuran beberapa
indikator sosial (urban social indicator) misalnya: jumlah penduduk, pertumbuhan
penduduk, dan kepadatan permukiman. Analisis kependudukan dapat digunakan
antara lain dengan analisis deskriptif kuantitatif dan analisis regresi.
f. Analisis Prasaranadan Sarana
Analisis kebutuhan prasarana dan sarana dilakukan untuk mengetahui jenis dan
tingkat kebutuhan prasarana dan sarana berdasarkan pekembangan kawasan.
Penilaian atas kondisi prasarana dan sarana ini dilakukan berdasarkan fungsi dan
tingkat pelayanan dari sarana yang bersangkutan. Prasarana dan sarana yang
dimaksudkan di sini adalah prasarana dan sarana transportasi, fasilitas umum dan
utilitas. Seluruh kebutuhan sarana dan prasarana ini disesuaikan dengan kebutuhan
perkembangan wilayah untuk masa 10 tahun ke depan sesuai dengan hasil proyeksi
pada aspek demografi. Alur analisis sarana dan prasarana dapat dilihat pada gambar
berikut ini.
Pada dasarnya analisis kebutuhan prasarana dan sarana akan terkait erat dengan
beberapa hal yaitu jumlah penduduk dan hasil proyeksi yang nantinya akan
dirumuskan berdasarkan standar jumlah minimal fasilitas yang dimaksud, dan
standard kebutuhan ruang untuk masing-masing standard.

Laporan Akhir I - 15
Rencana Kawasan Transmigrasi (RKT) di Kecamatan Geuredong Pase, Tanah Luas dan
Simpang Keuramat Kabupaten Aceh Utara

Gambar 1.3
ALUR ANALISIS SARANA DAN PRASARANA WILAYAH
Proyeksi Jumlah
Penduduk 15 tahun ke depan

Kebutuhan Fasilitas: Standar


Transportasi, Air Bersih, Kebutuhan Ruang Perencanaan
Jaringan Listrik, Penyediaan
Jaringan Telekomunikasi Prasarana
Persampahan Permukiman

Rencana Sistem Jaringan Dan


Prasarana:Transportasi,
Jaringan Telekomunikasi, Jaringan
Air Bersih, Jaringan Listrik,
Pengembangan Permukiman Dan
Pengelolaan Persampahan

g. Analisis Transportasi
Transportasi dapat didefinisikan sebagai suatu sistem yang terdiri dari sarana/prasarana dan sistem
pelayanan yang memungkinkan adanyapergerakan ke seluruh wilayah. Tujuan adanya transportasi
adalah :
1) Terakomodasinya mobilitas penduduk
2) Dimungkinkan adanya pergerakan barang
3) Dimungkinkannya akses ke seluruh wilayah
4) Sistem transportasi merupakan suatu bentuk keterikatan dan keterkaitanantara
penumpang/barang, sarana dan prasarana yang berinteraksi dalam suatuoperasi yang tercakup
dalam suatu tatanan, baik secara alami maupun buatan/rekayasa.
Analisis sistem prasarana transportasi yang meliputi transportasi darat, air, dan udara
dilakukan untuk memperoleh gambaran mengenai :
 Keterkaitan fungsional dan ekonomi antar kota, antar kawasan baik dalam wilayah
maupun antar wilayah kabupaten, dengan melihat pengumpul hasil produksi, pusat
kegiatan transportasi, dan pusat distribusi barang dan jasa;

Laporan Akhir I - 16
Rencana Kawasan Transmigrasi (RKT) di Kecamatan Geuredong Pase, Tanah Luas dan
Simpang Keuramat Kabupaten Aceh Utara

 Kecenderungan perkembangan prasarana transportasi yang ada;


 Aksesibilitas lokasi-lokasi kegiatan di wilayah kabupaten.
Muatan Analisis Transportasi terdiri dari :
 Analisis Pola Pergerakan (pola pergerakan angkutan penumpang
dan barang)
 Analisis Sistem Transportasi meliputi : jaringan jalan, hirarki jalan
dan jaringan non jalan.
 Analisis Sarana dan Prasarana Transportasi meliputi : kondisi
jalan dan kebutuhan pengembangan.
2. Tahap Perumusan Konsepsi Rencana
a. Tujuan, Sasaran dan Konsep Perwujudan RKT
Rencana perwujudan Kawasan Transmigrasi digunakan sebagai dasar dalam menentukan
peruntukan tanah bagi :
a. Pembangunan SP baru
b. Pembangunan pemukiman baru sebagai bagiandari SP Pugar
c. Pembangunan prasarana dan sarana kawasan transmigrasi
d. Pengembangan investasi
e. Pemugaran pemukiman penduduk setempat sebagai bagian dari SP pugar dan/atau
f. SP tempatan
b. Luasan RKT
Kawasan Transmigrasi mencakup kawasan yang mempunyai Kawasan Inti dan Kawasan
Penyangga didasarkan pada ketentuan peraturan perundang-undangan dan/atau
ketentuan teknis sektoral. Pertimbangan dalam penentuan luas dalam RKT mengacu
kepada tipologi kawasan pedesaan, mencakup:
 Intreraksi sosial budaya masyarakat
 Daya dukung fisik lingkungan , ekologis dan sumber daya air
 Sebaran fasilitas perekonomian kawasn
 Ketentuan peraturan perundang-undangan
Luasan RKT berdasarkanUU No. 29 Tahun 2009 dan PP No. 3 tahun 2014 tentang
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1997 tentang Ketransmigrasian

Laporan Akhir I - 17
Rencana Kawasan Transmigrasi (RKT) di Kecamatan Geuredong Pase, Tanah Luas dan
Simpang Keuramat Kabupaten Aceh Utara

sebagaimana diubah dengan Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2009 tentang Perubahan


atas Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1997 tentang Ketransmigrasian, maka ditetapkan
sebagai berikut :
 SKP Pusat didalam RKT adalah sebagai KPB yaitu kawasan perdesaan yang
direncanakan menjadi kawasan berfungsi perkotaan dan berbasis usaha non pertanian
dengan Luasan areal KPB ini berkisar antara 400 - 1000 ha.
 SKP Hinterland dari SKP - KPB merupakan SKP berbasis Pertanian adalah SKP yang
terdiri atas beberapa Satuan pemukiman (SP) , minimal 3 SP dan maksimal 6 SP
dengan daya tampung masing-masing SP antara 300 - 500 KK. Luas SP adalah1200 - 1600
Ha.
 Satuan pemukiman dalam SKP dapat berupa SP baru, SP Pugar dan SP Tempatan.
Salah satu SP akan berfungsi sebagai Pusat SKP disebut Desa Utama.
c. Rencana Struktur dan Pemanfaatan Kawasan Transmigrasi
Rencana Kawasan Transmigrasi (RKT) adalah rencana struktur ruang dan pola ruang
kawasan transmigrasi sebagai dasar perencanaan perwujudan kawasan transmigrasi.
1. Arahan rencana perwujudan kawasan transmigrasi
Rencana perwujudan kawasan transmigrasi merupakan rencana pelaksanaan
kegiatan pembangunan dan pengembangan untuk mewujudkan kawasan
transmigrasi menjadi satu kesatuan sistem pengembangan ekonomi wilayah.
Rencana perwujudan kawasan transmigrasi meliputi:
a. Rencana pembangunan SKP;
b. Rencana pembangunan KPB;
c. Rencana pembangunan SP;
d. Rencana pembangunan pusat SKP; dan
e. Rencana pembangunan prasarana dan sarana.
f. Rencana pengembangan masyarakat transmigrasi dan kawasan transmigrasi.
2. Arahan rencana pembangunan prasarana dan sarana
Rencana pembangunan prasarana dan sarana merupakan rencana teknik detail
prasarana dan sarana.Rencana teknik detail prasarana dan sarana mencakup :
a. prasarana dan sarana SP;

Laporan Akhir I - 18
Rencana Kawasan Transmigrasi (RKT) di Kecamatan Geuredong Pase, Tanah Luas dan
Simpang Keuramat Kabupaten Aceh Utara

b. prasarana dan sarana pusat SKP;


c. prasarana dan saranaKPB; dan
d. prasarana intra dan antar-kawasan.
3. Rencana Sistem Transportasi
a. Rencana sistem jaringan jalan (hirarki dan kelas jalan);
b. Rencana peningkatan aksessibilitas dalam hal ini pengembangan jaringan jalan;
c. Rencana pengembangan simpul jaringan transportasi.
4. Rencana Penataan Persebaran Penduduk
Rencana Penataan Persebaran Penduduk didasarkan kepada hasil analisis struktur
dan pemanfaatan kawasan transmigrasi serta analisis sumberdaya, kemampuan
lahan dan daya dukung lahan.
5. Rencana Pola Pengembangan Usaha Pokok
Rencana Pola Pengembangan Usaha Pokok, di dasarkan kepada hasil analisis
sektor unggulan yang diarahkan untuk mempercepat keterkaitan fungsional
intrakawasan dan antarkawasan serta mengoptimalkan pemanfaatan ruang secara
konsisten guna mendukung pengembangan komoditas unggulan dengan
pendekatan agroindustri dan agribisnis.
6. Indikasi Program
Tujuan Penyusunan Indikasi Program adalah untuk penanganan prasarana
lingkungan yang akan dilaksanakan dalam kawasan, baik kebutuhan akan
konservasi, pengembangan baru pemugaran atau penanganan khusus dengan
kriteria sebagai berikut :
1) Program yang dikelola pemerintah, kegiatan yang menyangkut pengelolaan
sumber daya alam dan sumber daya manusia.
2) Program yang dikerjasamakan, kegiatan yang menyangkut pengelolaan
fasilitas publik.
3) Program yang dipihak ketigakan/swasta, kegiatan yang bersifat mencari
keuntungan, khususnya bagi pemerintah daerah adalah berkonstribusi kepada
APBD.
4) Sistem pembiayaan :APBD Kabupaten, APBD Propinsi, dan APBN.

Laporan Akhir I - 19
Rencana Kawasan Transmigrasi (RKT) di Kecamatan Geuredong Pase, Tanah Luas dan
Simpang Keuramat Kabupaten Aceh Utara

5) Program yang dipihak ketigakan/swasta, kegiatan yang bersifat mencari


keuntungan, khususnya bagi pemerintah daerah adalah berkonstribusi kepada
APBD.
6) Sistem pembiayaan :
a) APBD Kabupaten, APBD Propinsi, dan APBN.
b) BOT (Build, Operate and Transfer), artinya dibangun swasta, dioperasikan
swasta dan pada suatu saat diserahkan kepada pemerintah.
c) BOO (Build, Own, Operate), yaitu suatu cara penyertaan swasta.
d) Modifikasi.
c. Hasil Pelaksanaan Kegiatan Pengumpulan Data dan Informasi
Tahap Pengolahan dan Analisa Data
b. Analisis Kebijakan Pembangunan Kawasan Transmigrasi
b. Analisis Struktur dan Pemanfaatan Kawasan Transmigrasi
1. Prinsip analisis
2. Analisis fungsi ruang meliputi:

 Tujuan
 Komponen analisis
 Analisis Sumberdaya dan Kemampuan Lahan
 Analisis Pengembangan Ekonomi Kawasan Transmigrasi
 Analisis Sosial dan Kependudukan
 Analisis Prasaranadan Sarana
 Analisis Transportasi
Tahap Perumusan Konsepsi Rencana
– Tujuan, Sasaran dan Konsep Perwujudan RKT
– Luasan RKT
– Rencana Struktur dan Pemanfaatan Kawasan Transmigrasi
 Arahan rencana perwujudan kawasan transmigrasi
 Arahan rencana pembangunan prasarana dan sarana
 Rencana Sistem Transportasi
 Rencana Penataan Persebaran Penduduk

Laporan Akhir I - 20
Rencana Kawasan Transmigrasi (RKT) di Kecamatan Geuredong Pase, Tanah Luas dan
Simpang Keuramat Kabupaten Aceh Utara

 Rencana Pola Pengembangan Usaha Pokok


 Indikasi Program

Ruang Lingkup Wilayah

Ruang Lingkup Wilayah meliputi Kawasan Geureudong Pase, Tanah Luas dan
Simpang Keuramat di Kabupaten Aceh Utara, Provinsi Nanggroe Aceh Darusalam. Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 1.4 dan Gambar 1.5.

1.4 Landasan Hukum

Landasan hukum yang digunakan dalam kegiatan penyusunanan Rencana


Kawasan Transmigrasi (RKT) di Kecamatan Geuredong Pase, Tanah Luas dan Simpang
Keuramat Kabupaten Aceh Utara adalah sebagai berikut :
a. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan;
b. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional;
c. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah;
d. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Nasional Tahun 2005-2025;
e. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana;
f. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;
g. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan
Pulau-Pulau Kecil;
h. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup;
i. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2011 tentang Informasi Geospasial;
j. PP Nomor 3 Tahun 2014 Tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1997
Tentang Ketransmigrasian sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang
Nomor 29 Tahun 2009 tentang perubahan atas Undang-Undang No 15 Tahun 1997
tentang Ketransmigrasian.

Laporan Akhir I - 21
Rencana Kawasan Transmigrasi (RKT) di Kecamatan Geuredong Pase, Tanah Luas dan Simpang Keuramat Kabupaten Aceh Utara

Laporan Akhir I - 22
Rencana Kawasan Transmigrasi (RKT) di Kecamatan Geuredong Pase, Tanah Luas dan Simpang Keuramat Kabupaten Aceh Utara

Laporan Akhir I - 23
Rencana Kawasan Transmigrasi (RKT) di Kecamatan Geuredong Pase, Tanah Luas dan
Simpang Keuramat Kabupaten Aceh Utara

k. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan


Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah
Daerah Kabupaten/Kota;
l. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Nasional;
m. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan
Ruang;
n. Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 2010 tentang Bentuk dan Tata Cara Peran
Masyarakat dalam Penataan Ruang;
o. Keputusan Presiden Nomor 32 Tahun 1990 tentang Pengelolaan Kawasan Lindung;
p. Permen PU Nomor : 15/PRT/M/2012, tentang Pedoman Penyusunan Rencana Tata
Ruang Kawasan Strategis.
q. Peraturan Presiden RI Nomor 32 Tahun 2011 tentang Masterplan Percepatan dan
perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) 2011-2025.
r. Qanun No. 19 Tahun 2013 tentang Rancana Tata Ruang Wilayah Aceh Tahun 2013 –
2033.
s. Qanun No. 7 Tahun 2013 tentang Rancana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Aceh Utara
Tahun 2012 – 2032.

Laporan Akhir I - 24

Anda mungkin juga menyukai