Untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Keluarga Bagi Balita yang diampu
oleh
Disusun Oleh :
UNIVERSITAS JAMBI
2020
Perkembangan dan Pertumbuhan pada Balita
Oleh :
Rahma Desti
ABSTRAK
Masa balita merupakan periode paling penting dalam proses pertumbuhan dan
perkembangan manusia. Di masa balita, proses perkembangan dan pertumbuhan
berlangsung secara pesat dan fundamental bagi kehidupan anak di masa mendatang
sehingga masa balita sering disebut periode keemasan atau golden age. Oleh karena itu
pemahaman akan perkembangan dan pertumbuhan anak terutama di usia balita amatlah
penting. Perkembangan merupakan suatu perubahan dan perubahan ini tidak bersifat
kuantitatif melainkan kualitatif. Perkembangan tidak ditekankan pada segi material,
melainkan pada segi fungsional. Perkembangan memiliki beberapa prinsip diantaranya
yaitu : perkembangan manusia berlangsung sepanjang hidup, perkembangan manusia
bersifat multidimensi, perkembangan manusia bersifat multi arah, perkembangan
manusia dipengaruhi oleh faktor biologis dan budaya, Perkembangan melibatkan
perubahan alokasi sumber, perkembangan menunjukkan plastisitas, perkembangan
dipengaruhi oleh konteks sejarah dan budaya. Perkembangan pada balita juga meliputi
beberapa fase diantaranya yaitu : perkembangan dan pertumbuhan kemampuan fisik,
perkembangan kognitif, perkembangan intelektual, perkembangan bahasa serta
perkembangan sosial dan emosi. Lebih lanjut, Pertumbuhan dapat diartikan sebagai
perubahan yang bersifat kuantitatif, sebagai akibat dari adanya pengaruh luar atau
lingkungan. Pertumbuhan mengandung arti adanya perubahan dalam ukuran dan
struktur tubuh sehingga lebih banyak menyangkut perubahan fisik. Pertumbuhan
merupakan tahapan perkembangan ( a stage of development) yang bersifat fisik. Adapun
pertumbuhan pada balita dapat dilihat dari : berat badan, tinggi badan, lingkar kepala
serta pertumbuhan gigi. Perkembangan dan pertumbuhan pada anak dapat dipengaruhi
oleh faktor-faktor yaitu faktor genetik diantaranya yaitu berbagai faktor bawaan yang
normal dan patologik, jenis kelamin, suku bangsa atau bangsa dan faktor lingkungan
yang terdiri dari dua golongan yaitu faktor yang mempengaruhi anak pada waktu masih
berada dalam kandungan (faktor pranatal) yang meliputi : gizi ibu sewaktu hamil,
mekanis, toksin/zat kimia, endokrin, radiasi, infeksi, stress, imunitas dan anoksia
embrio dan faktor lingkungan yang mempengaruhi perkembangan dan pertumbuhan
anak setelah lahir (faktor postnatal) yang terbagi menjadi empat yaitu diantaranya :
pertama, faktor lingkungan biologis meliputi ras/suku bangsa, jenis kelamin, umur, gizi,
perawatan kesehatan, kepekaan terhadap penyakit, penyakit kronis, fungsi metabolisme,
dan hormon. Kedua, faktor fisik meliputi cuaca, musim keadaan geografis suatu daerah,
sanitasi, keadaan rumah,dan radiasi. Faktor ketiga yaitu faktor psikososial diantaranya
stimulasi, motivasi belajar, ganjaran atau hukuman yang wajar, kelompok sebaya,
stress, sekolah, cinta dan kasih sayang, dan kualitas interaksi anak dengan orangtua.
Terakhir yang keempat adalah faktor keluarga dan adat istiadat yang terdiri dari
pekerjaan/pendapatan keluarga, pendidikan ayah/ibu, jumlah saudara, jenis kelamin
dalam keluarga, stabilitas rumah tangga, kepribadian ayah/ibu, agama, dan urbanisasi.
Faktor lain yang tidak dapat lepas dari perkembangan dan pertumbuhan anak ialah
faktor kebutuhan dasar.
Kata Kunci : Balita, Perkembangan, Pertumbuhan
A. Pendahuluan
Menurut Adriani dan Wirjatmadi (2012), Balita adalah kelompok anak
yang berada pada rentang usia 0 – 5 tahun. Prasetyawati (2011) berpendapat
bahwa masa balita merupakan periode paling penting dalam proses tumbuh
kembang manusia karena tumbuh kembang berlangsung cepat. Perkembangan
dan pertumbuhan pada masa balita menjadi faktor keberhasilan perkembangan
dan pertumbuhan anak di masa mendatang. Beberapa ahli pendidikan juga
berpendapat bahwa masa balita merupakan periode tumbuh kembang paling
pesat dan fundamental bagi kehidupan selanjutnya. Oleh karena itu masa balita
disebut periode keemasan (golden age).
Balita memiliki karakteristik yang jauh berbeda dari orang dewasa.
Diperlukan penanganan yang tepat dan sedini mungkin agar proses tumbuh
kembang anak dapat berjalan dengan baik. Sejalan dengan betapa pentingnya
masa balita dalam perkembangan dan pertumbuhan manusia, pemahaman
mengenai perkembangan dan pertumbuhan pada anak juga penting agar
prosesnya di masa balita dapat berjalan dengan baik. Namun nyatanya masih
banyak orang menyamakan antara perkembangan dan pertumbuhan.
Perkembangan (development) sering dicampur baurkan dengan pertumbuhan
(growth) terutama pada balita. Meskipun sejatinya keduanya memiliki gejala
yang sama yakni adanya perubahan, namun keduanya tetaplah merupakan hal
yang berbeda.
Menurut Hidayat (2004), peristiwa yang dialami dalam perkembangan
dan pertumbuhan anak merupakan masa percepatan dan perlambatan. Peristiwa
pertumbuhan pada anak dapat terjadi perubahan tentang besar, jumlah, ukuran
dalam tingkat sel, organ, maupun individu , sedangkan peristiwa perkembangan
pada anak dapat terjadi pada perubahan bentuk dan fungsi pematangan organ
mulai dari aspek sosial, emosional, dan intelektual. Dari pendapat tersebut dapat
dilihat perbedaan antara perkembangan (development) dan pertumbuhan
(growth). Namun meskipun berbeda, kedua hal tersebut tetap merupakan aspek
penting dalam kehidupan anak yang perlu mendapatkan perlakuan yang tepat
sehingga pemahaman mengenai keduanya amatlah penting.
B. Pembahasan
1. Perkembangan
Perkembangan merupakan suatu perubahan dan perubahan ini tidak bersifat
kuantitatif melainkan kualitatif. Perkembangan tidak ditekankan pada segi
material, melainkan pada segi fungsional. Menurut Yusuf Syamsu (2001),
perkembangan adalah perubahan-perubahan yang dialami oleh individu atau
organisme menuju tingkat kedewasaannya atau kematangannya (maturation)
yang berlangsung secara sistematis, progresif dan berkesinambungan, baik
menyangkut fisik (jasmaniah) maupun psikis (rohaniah).
Adapun menurut Oemar Hamalik (2004), perkembangan merujuk kepada
perubahan yang progresif dalam organisme bukan saja perubahan dalam segi
fisik (jasmaniah) melainkan juga dalam segi fungsi, misalnya kekuatan dan
koordinasi.
Terdapat prinsip-prinsip dalam perkembangan manusia. Prinsip
perkembangan menurut Myers dalam Sofyan. H (2015) ialah sebagai berikut :
a. Perkembangan bersifat multidimensional meliputi perkembangan dimensi
fisik, dimensi kogniitf, dan dimensi sosial.
b. Perkembangan bersifat intergral, maksudnya menyeluruh, antar dimensi
yang saling terkait.
c. Perkembangan yang berlangsung secara berkesinambungan dimulai sejak
masa pranatal sampai akhir hayat.
d. Perkembangan muncul sebagai akibat interaksi. Perkembangan terjadi
apabila seseorang menanggapi terhadap belajar dari atau mencari afeksi dari
lingkungan biofisik maupun sosialnya.
e. Perkembangan yang terpola. Semua anak berkembang mengikuti tahapan
atau garis besar perkembangan manusia, namun laju dan kualitas
perkembangan itu sendiri berbeda setiap orang.
Sementara menurut Baltes, dkk dalam Papalia,dkk (2009) perkembangan
manusia memiliki prinsip-prinsip sebagai berikut :
Selain itu, dalam perkembangan ada 4 aspek yang perlu dinilai yaitu:
1) Personal social (kepribadian/tingkah laku sosial)
Sosialisasi dan kemandirian adalah perkembangan yang berhubungan
dengan kemampuan mandiri anak misalnya mengenakan baju dan sepatu
sendiri, berpisah dengan ibu / pengasuh anak, bersosialisasi dan berinteraksi
dengan lingkungannya dan sebagainya
2) Fine motor adaptiv (gerakan motorik halus)
Yaitu motorik atau gerakan yang menggunakan bagian-bagian tubuh
tertentu dan dilakukan otot-otot kecil, misalnya menggambar, mengambil
dan sebagainya
3) Language (bahasa)
Kemampuan untuk memberikan respon terhadap suara, berbicara,
berkomunikasi, mengikuti perintah
4) Gross motor (motorik kasar)
Gerak kasar atau motorik kasar adalah pergerakan dan sikap tubuh yang
melibatkan otot-otot besar seperti berlari, melompat dan sebagainya
b) Perkembangan Kognitif
Perkembangan anak usia dini meliputi perkembangan kemampuan
kognitifnya. Kemampuan kognitif ini barkaitan dengan daya ingat,
kemampuan menganalisa maupun kemampuannya memecahkan masalah.
Anak usia dini adalah peneliti kecil, mereka aktif melakukan percobaan
dan menganalisa apa yang ada di sekelilingnya. Di sini dukungan
lingkungan untuk menunjang perkembangan kognitif anak sangat
diperlukan.
Interaksi yang sehat antara anak dan lingkungan dapat mengoptimalkan
perkembangan kognitifnya. Faktor kognitif mempunyai peranan penting
bagi keberhasilan anak dalam belajar karena sebagian besar aktivitas
dalam belajar selalu berkaitan dengan masalah mengingat dan berfikir.
c) Perkembangan Intelektual
Perlu kita ketahui bahwa perkembangan intelektual anak pada usia dini
sangat berpotensi untuk menyerap berbagai macam hal baru. Untuk itu,
kita harus membimbing anak kita untuk bisa terus mengembangkan
intelektualitasnya dengan berbagai cara. Perkembangan intelektual anak
bisa kita kembangkan dengan musik.
Memperdengarkan musik klasik pada anak sejak usia dini bahkan dari
masa kandungan akan membantu anak mengembangkan kognitifitasnya.
Telah banyak ilmuan yang mengadakan penelitian mengenai hal ini dan
dari penelitian, musik klasik memang bisa merangsang intelektual anak
dari usia dini. Selanjutnya, perkembangan intelektual anak juga
mengarahkan anak untuk menirukan hal-hal disekitarnya. Oleh karena itu,
berperilaku yang baik di depan anak akan membuat anak juga meniru
perilaku kita.
Selain itu, intelektual anak pada usia dini juga sangat kuat untuk
menyerap kesenian dan bahasa. Mengajarkan kesenian ada anak dari usia
dini akan lebih mudah terserap dari pada saat usia dewasa. Kemudian,
mengajarkan anak untuk mempelajari bahasa juga lebih mudah diserap
saat usianya masih dini. Melihat kemampuan intelektual anak sangat kuat
pada usianya yang masih dini, kita sebagai orang tua harus bisa
membimbing dan memfasilitasi mereka untuk terus belajar.
d) Perkembangan Bahasa
Bicara merupakan salah satu alat komunikasi yang paling efektif.
Semenjak anak masih bayi sering kali dengan menggunakan bahasa tubuh
dapat memenuhi kebutuhannya. Namun hal tersebut kurang di mengerti oleh
orang dewasa apa yang dimaksud oleh anak. Oleh karena itu baik bayi
maupun anak kecil selalu berusaha agar orang lain mengerti maksudnya. Hal
ini yang mendorong orang untuk belajar berbicara dan membuktikan bahwa
berbicara merupakan alat komunikasi yang paling efektif dibandingkan
dengan bentuk-bentuk komunikasi yang lain yang dipakai anak sebelum
pandai berbicara.
Secara garis besar ada dua keterampilan berbahasa, yaitu keterampilan
bahasa lisan dan keterampilan bahasa tulis. Dan secara umum keterampilan
bahasa dibagi menjadi empat, yaitu menyimak, bicara, membaca, menulis.
Secara real, anak-anak perlu untuk mempelajari keterampilan bahasa
terutama bahasa lisan.
Secara umum tahap-tahap dalam berbahasa anak yaitu:
(1) Aquisition (akuisisi)
Merupakan bahasa pertama yang dipelajari oleh anak, biasa
disebut dengan bahasa ibu (menirukan dan mendengarkan) dan
merupakan bahasa lisan. Dimulai dari usia 0-6 tahun, bahasa yang
dipelajari ataupun yang digunakan merupakan kata benda, kata kerja,
kata sifat, dan kata-kata yang lain.
Pada usia 1 tahun, selaput otak untuk pendengaran mmebentuk
kata-kata mulai saling berhubungan. Anak sejak usia 2 tahun sudah
banyak mendengar kata-kata atau memiliki kosakata yang luas. Namun
apabila anak memiliki gangguan pendengaran, maka hal tersebut dapat
membuat kemampuan anak untuk mencocokkan suara dengan huruf
menjadi terhambat.
Bahasa anak mulai menjadi bahasa orang dewasa setelah anak
mencapai usia 3 tahun. Di usia itu anak sudah mengetahui perbedaan
antara “saya”, “kamu”, dan “kita”. Kemampuan berbahasa anak aka
berkembang sejalan dengan rasa ingin tahu serta sikap antusias yang
tinggi sehingga banyak timbul pertanyaan dari anak dengan kemampuan
bahasanya mulai dari usia 4-6 tahun. Intensitas interaksi anak dengan
teman sebaya juga mengiringi perkembangan bahasa anak.
Antara usia 4-5 tahun, kalimat anak sudah terdiri dari empat
sampai lima kata dan mampu menggunakan kata depan seperti misalnya
“di bawah”, “di dalam”, “di samping”, dan “di atas”. Kemudian antara
usia 5 dan 6 tahun kalimat anak sudah terdiri dari enam sampai delapan
kalimat dan sudah dapat menjelaskan arti kata-kata sederhana serta
lawan kata. Tak hanya itu mereka juga dapat menggunakan kata
penghubung, kata depan, dan kata sandang.
2. Pertumbuhan
Menurut Erna Setiyaningrum (2017) dalam bukunya ia menyatakan bahwa
istilah pertumbuhan dan perkembangan seringkali digunakan seolah-olah
keduanya mempunyai pengertian yang sama, karena menunjukkan adanya suatu
proses perubahan tertentu yang mengarah kepada kemajuan. Padahal
sesungguhnya istilah pertumbuhan dan perkembangan ini mempunyai
pengertian yang berbeda.
Pertumbuhan dapat diartikan sebagai perubahan yang bersifat kuantitatif,
sebagai akibat dari adanya pengaruh luar atau lingkungan. Pertumbuhan
mengandung arti adanya perubahan dalam ukuran dan struktur tubuh sehingga
lebih banyak menyangkut perubahan fisik. Pertumbuhan merupakan tahapan
perkembangan ( a stage of development) yang bersifat fisik.
Berbeda dengan pertumbuhan, perkembangan adalah suatu perubahan
fungsional yang bersifat kualitatif, baik dari fungsi-fungsi fisik maupun mental
sebagai hasil keterkaitannya dengan pengaruh lingkungan.
Menurut Indah Rohmawati (2016) dalam bukunya ia menyatakan bahwa
pertumbuhan merupakan bertambahnya ukuran sel atau jumlah sel yang
berdampak pada bertambahnya ukuran tubuh baik pada tingkat sel, organ
ataupun individu, sehingga anak akan terlihat lebih tinggi dan besar. Ukuran-
ukuran tersebut antara lain:
a. Berat Badan (BB)
Pertumbuhan BB pada bayi baru lahir mempunyai pola akan mengalami
penurunan BB terlebih dahulu kemudian pada hari 10 BB tersebut akan
kembali ke BB saat lahir. Kenaikan BB pada bayi yang mendapatkan nutrisi
sesuai kebutuhan pada tahun pertama kehidupan berkisar antara:
Triwulan I 700 – 1000 gram/bulan
Triwulan II 500 – 600 gram/bulan
Triwulan III 350 – 450 gram/bulan
Triwulan IV 250 – 350 gram/bulan
c. Lingkar Kepala
Lingkar kepala anak harus dipantau secara teratur untuk menilai
pertumbuhan dan ukuran otak anak. Lingkar kepala diukur setiap bulan pada
tahun pertama, setiap 3 bulan pada tahun ke dua, dan setiap 6 bulan pada
usia 3 sampai 5 tahun.
Rata –rata lingkar kepala anak
d. Pertumbuhan Gigi
Gigi mengalami pertumbuhan 2 kali, yaitu pertumbuhan gigi susu dan
pertumbuhan dari gigi susu menjadi gigi tetap (permanen). Gigi tumbuh
pertama kali pada umur 5 – 9 bulan, pada umur 1 tahun sebagian besar anak
mempunyai 6 – 8 gigi susu. Tahun kedua gigi tumbuh lagi 8 biji, sehingga
jumlah seluruhnya sekitar 14 – 16 gigi dan pada umur 2,5 tahun
pertumbuhan gigi telah lengkap berjumlah 20 gigi susu.
C. Kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan dan
perkembangan adalah dua hal yang memiliki perbedaan makna. Perkembangan
merupakan suatu perubahan dan perubahan ini tidak bersifat kuantitatif
melainkan kualitatif. Perkembangan tidak ditekankan pada segi material,
melainkan pada segi fungsional. Sedangkan pertumbuhan dapat diartikan
sebagai perubahan yang bersifat kuantitatif, sebagai akibat dari adanya pengaruh
luar atau lingkungan. Pertumbuhan mengandung arti adanya perubahan dalam
ukuran dan struktur tubuh sehingga lebih banyak menyangkut perubahan fisik.
Pertumbuhan merupakan tahapan perkembangan ( a stage of development) yang
bersifat fisik.
Kendatipun berbeda, kedua hal tersebut tetap merupakan aspek penting
dalam kehidupan anak yang perlu mendapatkan perlakuan yang tepat sehingga
pemahaman mengenai keduanya amatlah penting.
Perkembangan memiliki beberapa prinsip diantaranya yaitu :
perkembangan manusia berlangsung sepanjang hidup, perkembangan manusia
bersifat multidimensi, perkembangan manusia bersifat multi arah,
perkembangan manusia dipengaruhi oleh faktor biologis dan budaya,
Perkembangan melibatkan perubahan alokasi sumber, perkembangan
menunjukkan plastisitas, perkembangan dipengaruhi oleh konteks sejarah dan
budaya. Perkembangan pada balita juga meliputi beberapa fase diantaranya yaitu
: perkembangan dan pertumbuhan kemampuan fisik, perkembangan kognitif,
perkembangan intelektual, perkembangan bahasa serta perkembangan sosial dan
emosi.
Pertumbuhan pada balita dapat dilihat dari : berat badan, tinggi badan,
lingkar kepala serta pertumbuhan gigi. Perkembangan dan pertumbuhan pada
anak dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor yaitu faktor genetik diantaranya yaitu
berbagai faktor bawaan yang normal dan patologik, jenis kelamin, suku bangsa
atau bangsa dan faktor lingkungan yang terdiri dari dua golongan yaitu faktor
yang mempengaruhi anak pada waktu masih berada dalam kandungan (faktor
pranatal) dan faktor lingkungan yang mempengaruhi perkembangan dan
pertumbuhan anak setelah lahir (faktor postnatal). Faktor lain yang tidak dapat
lepas dari perkembangan dan pertumbuhan anak ialah faktor kebutuhan dasar.
Tumbuh kembang seorang anak secara optimal dipengaruhi oleh hasil interaksi
antara faktor genetis, herediter, dan konstitusi dengan faktor lingkungan. Agar
faktor lingkungan dapat memberikan pengaruh yang positif maka diperlukan
pemenuhan atas kebutuhan dasar tertentu.
DAFTAR RUJUKAN
Adriani dan Wirjatmadi. 2012. Peranan Gizi pada Siklus Kehidupan. Jakarta : Kencana
Nursalam., Susilaningrum, Rekawati., & Sri Utami. 2005. Asuhan Keperawatan Bayi
dan Anak. Jakarta : Salemba Medika
Papalia, D.E., Olds, S.W., & Feldman, R.D. (2009). Human Development. Terjemahan :
Brian Marswendy. Jakarta : Salemba Humanika
Prasetyawati, A.E. 2011. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Yogyakarta : Nuha Medika