Jelaskan perbedaan fraktur terbuka dan fraktur tertutup dan juga apa saja faktor yang mempengaruhi penyembuhan fraktur?
Jawaban diberikan oleh Mayang Kartika
1) Fraktur tertutup Yaitu fraktur tanpa adanya komplikasi, kulit masih utuh dan tulang tidak menonjol keluar kulit 2) Fraktur terbuka Yaitu fraktur yang merusak jaringan kulit, karena adanya hubungan dengan lingkungan luar, maka fraktur terbuka berpotensi infeksi
Berbagai faktor dapat menghambat, atau bahkan
menghentikan penyembuhan tulang, yaitu : a. Usia usia dewasa muda dan usia dewasa menengah dan akhir memiliki proses penyembuhan luka yang berbeda. Remaja mengalami proses penyembuhan luka yang lebih cepat karena ini usia ideal dimana mencapai puncak efisiensi muskuloskeletal, sedangkan pada usia dewasa menengah dan akhir akan mengalami penurunan massa otot, kekuatan, dan ketegangan, inillah yang menyebabkan proses penyembuhan lukanya lebih lambat dibandingkan dewasa muda. (DeLaune & Ladner, 2002). b. Lama perawatan Lama perawatan maksimal 5 hari yang menunjukkan bahwa pasien masih berada pada fase inflamasi. Lama hari rawat berkaitan dengan tahap perkembangan status fungsional, fase penyembuhan fraktur dan program rehabilitas yang dilakukan. Dalam proses penyembuhan fraktur, latihan imobilisasai dan pengembalian kekuatan otot sangat berpengaruh. (Hoppenfeld & Murthy, 2011) c. Jenis fraktur Status fungsional mempertimbangkan karakteristik fraktur, seperti jenis fraktur terbuka atau tertutup. Karakteristik fraktur yang berbeda walaupun pada area yang sama akan menentukan jenis tindakan operasi dan lama penyembuhan dari fraktur tersebut. (Hoppenfeld & Murthy, 2011) Fraktur pada area tibia dan fibula memberikan pengaruh pada beberapa otot. Fraktur pada area ini akan menyebabkan kekakuan pada lutut. (Halstead, 2004) d. Status gizi Zat gizi merupakan zat kimi yang diperlukan tubuh untuk melakukan fungsinya seperti menghasilkan energi, membangun dan memelihara jaringan, serta mengatur proses-proses kehidupan. (Almatsier, 2001) Pada pasien fraktur, status nutrisi memmengaruhi proses penyembuhan tulang dan bentuk kesempurnaan tulang. Pasien yang memiliki nutrisi yng baik akan mengalami proses penyatuan tulang yang lebih awal dibandingkan pasien yang memiliki status gizi buruk yang akan mengalami keterlambatan dalam penyatuan tulang atau bahkan tulang tidak menyatu. ( Jitendra Dwyer, 2007).
2. Pertanyaan dari Maudina
Pengkajian pada masalah nyeri seperti lokasi nyeri, intensitas nyeri, kualitas dan waktu serangan. Pengkajian tersebut dapat dilakukan dengan cara apa?
Jawaban diberikan oleh Miftha Huljannah
Pengakajian tersebut dapat dilakukan dengan cara PQRST yaitu: 1) Pemacu, yaitu faktor yang mempengaruhi gawat/ringannya nyeri 2) Quality, dari nyeri, seperti rasa tajam, tumpul atau tersayat 3) Region, yaitu daerah perjalanan nyeri 4) Severity, adalah keparahan atau intensitas nyeri 5) Time, lama/waktu serangan atau frekuensi nyeri.
3. Pertanyaan dari Seli Marselina
Bagaimana fraktur dapat terjadi?
Jawaban dari Lidya Margareta Mahulae
Fraktur dapat terjadi akibat dari hal2 sebagai berikut a. Peristiwa trauma tunggal Sebagian besar fraktur disebabkan oleh kekuatan yang tiba- tiba dan berlebihan, yang dapat berupa benturan, pemukulan, penghancuran,penekukan atau terjatuh dengan posisi miring, pemuntiran, atau penarikan. Bila terkena kekuatan langsung, tulang dapat patah pada tempat yang terkena dan jaringan lunak juga pasti rusak. b. Kelemahan abnormal pada tulang (fraktur patologik) Fraktur dapat terjadi oleh tekanan yang normal jika tulang itu lemah (misalnya oleh tumor) atau kalau tulang itu sangat rapuh. Sedangkan menurut Mansjoer, (2003) penyebab fraktur secara fisiologis merupakan suatu kerusakan jaringan tulang yang diakibatkan dari kecelakaan, tenaga fisik, olahraga dan trauma dapat disebabkan oleh: cedera langsung berarti pukulan langsung terhadap tulang sehingga tulang patah secara spontan dan cedera tidak langsung berarti pukulan langsung berada jauh dari lokasi benturan. Secara patologis merupakan suatu kerusakan tulang yang terjadi akibat proses penyakit dimana dengan trauma dapat mengakibatkan fraktur, hal ini dapat terjadi pada berbagai keadaan diantaranya: tumor tulang, osteomielitis, scurvy (penyakit gusi berdarah) serta rakhitis.
4. Pertanyaan dari Muliya
Bagaimana penatalaksanaan medis pada fraktur?
Jawaban diberikan oleh Nadiyah Zannati Azzahra
Penatalaksaan Medis Fraktur Prinsip menangani fraktur adalah mengembalikan posisi patahan ke posisi semula dan mempertahankan posisi itu selama masa penyembuhan patah tulang. Menurut (Sjamsuhidayat dkk, 2010) ada beberapa cara dalam penatalaksaan medis fraktur yaitu: a. Cara pertama penangan adalah proteksi saja tanpa reposisi atau imobilisasi, misalnya menggunakan mitela. Biasanya dilakukan pada fraktur iga dan fraktur klavikula pada anak. b. Cara kedua adalah imobilisasi luar tanpa reposisi, biasanya dilakukan pada patah tulang tungkai bawah tanpa dislokasi. c. Cara ketiga adalah reposisi dengan cara manipulasi yang diikuti dengan imobilisasi, biasanya dilakukan pada patah tulang radius distal. d. Cara keempat adalah reposisi dengan traksi secara terus- menerus selama masa tertentu. Hal ini dilakukan pada patah tulang yang apabila direposisi akan terdislokasi di dalam gips. e. Cara kelima berupa reposisi yang diikuti dengan imobilisasi dengan fiksasi luar. f. Cara keenam berupa reposisi secara non-operatif diikuti dengan pemasangan fiksator tulang secara operatif. g. Cara ketujuh berupa reposisi secara operatif diikuti dengan fiksasi interna yang biasa disebut dengan ORIF (Open Reduction Internal Fixation). h. Cara yang terakhir berupa eksisi fragmen patahan tulang dengan prostesis.
Sedangkan menurut Istianah (2017) penatalaksanaan medis
antara lain : 1) Diagnosis dan Penilaian Fraktur 2) Reduksi 3) Retensi 4) Rehabilitasi
5. Pertanyaan dari Siti Ardiyanti
Jelaskan prinsip dasar penanganan fraktur?
Jawaban diberikan oleh Lutfi Ridwinnida Rahmatullah
Prinsip Dasar Penanganan Fraktur : 1) Revive Yaitu penilaian cepat untuk mencegah kematian, apabila pernafasan ada hambatan perlu dilakukan therapi ABC(Airway, Breathing, Circulation) agar pernafasan lancar. 2) Review Yaitu berupa pemeriksaan fisik yang meliputi:look feel,novemert dan pemeriksaan fisik ini dilengkapi dengan foto rontgent untuk memastikan adanyafraktur. 3) Repair Yaitu tindakan pembedahan berupa tindakan operatif dan konservatif. Tindakan operatif meliputi :Orif,Oref, menjahit luka dan menjahit pembuluh darah yang robek, sedangkan tindakan konservatif berupa pemasangan gips dan traksi. 4) Refer Yaitu berupa pemindahan pasien ke tempat lain, yang dilakukan dengan hati-hati, sehingga tidak memperparah luka yang diderita. 5) Rehabilitation Yaitu memperbaiki fungsi secara optimal untuk bisa produktif.