Anda di halaman 1dari 6

NOTULENSI HASIL DISKUSI KELOMPOK 6 TINGKAT 1B

MATERI ASUHAN KEPERAWATAN KEBUTUHAN RASA AMAN


NYAMAN DAN NYERI

Moderator : Venny Atmara Agustini


Notulen : Muthiara Rinjany Anantasyah Putri

1. Pertanyaan dari Ria Novita Sari


Jelaskan perbedaan fraktur terbuka dan fraktur tertutup dan juga
apa saja faktor yang mempengaruhi penyembuhan fraktur?

Jawaban diberikan oleh Mayang Kartika


1) Fraktur tertutup
Yaitu fraktur tanpa adanya komplikasi, kulit masih utuh
dan tulang tidak menonjol keluar kulit
2) Fraktur terbuka
Yaitu fraktur yang merusak jaringan kulit, karena adanya
hubungan dengan lingkungan luar, maka fraktur terbuka
berpotensi infeksi

Berbagai faktor dapat menghambat, atau bahkan


menghentikan penyembuhan tulang, yaitu :
a. Usia
usia dewasa muda dan usia dewasa menengah dan
akhir memiliki proses penyembuhan luka yang berbeda.
Remaja mengalami proses penyembuhan luka yang lebih
cepat karena ini usia ideal dimana mencapai puncak
efisiensi muskuloskeletal, sedangkan pada usia dewasa
menengah dan akhir akan mengalami penurunan massa
otot, kekuatan, dan ketegangan, inillah yang menyebabkan
proses penyembuhan lukanya lebih lambat dibandingkan
dewasa muda. (DeLaune & Ladner, 2002).
b. Lama perawatan
Lama perawatan maksimal 5 hari yang
menunjukkan bahwa pasien masih berada pada fase
inflamasi. Lama hari rawat berkaitan dengan tahap
perkembangan status fungsional, fase penyembuhan
fraktur dan program rehabilitas yang dilakukan. Dalam
proses penyembuhan fraktur, latihan imobilisasai dan
pengembalian kekuatan otot sangat berpengaruh.
(Hoppenfeld & Murthy, 2011)
c. Jenis fraktur
Status fungsional mempertimbangkan karakteristik
fraktur, seperti jenis fraktur terbuka atau tertutup.
Karakteristik fraktur yang berbeda walaupun pada area
yang sama akan menentukan jenis tindakan operasi dan
lama penyembuhan dari fraktur tersebut. (Hoppenfeld &
Murthy, 2011)
Fraktur pada area tibia dan fibula memberikan
pengaruh pada beberapa otot. Fraktur pada area ini akan
menyebabkan kekakuan pada lutut. (Halstead, 2004)
d. Status gizi
Zat gizi merupakan zat kimi yang diperlukan tubuh
untuk melakukan fungsinya seperti menghasilkan energi,
membangun dan memelihara jaringan, serta mengatur
proses-proses kehidupan. (Almatsier, 2001)
Pada pasien fraktur, status nutrisi memmengaruhi
proses penyembuhan tulang dan bentuk kesempurnaan
tulang. Pasien yang memiliki nutrisi yng baik akan
mengalami proses penyatuan tulang yang lebih awal
dibandingkan pasien yang memiliki status gizi buruk yang
akan mengalami keterlambatan dalam penyatuan tulang
atau bahkan tulang tidak menyatu. ( Jitendra Dwyer, 2007).

2. Pertanyaan dari Maudina


Pengkajian pada masalah nyeri seperti lokasi nyeri, intensitas
nyeri, kualitas dan waktu serangan. Pengkajian tersebut dapat
dilakukan dengan cara apa?

Jawaban diberikan oleh Miftha Huljannah


Pengakajian tersebut dapat dilakukan dengan cara PQRST yaitu:
1) Pemacu, yaitu faktor yang mempengaruhi gawat/ringannya
nyeri
2) Quality, dari nyeri, seperti rasa tajam, tumpul atau tersayat
3) Region, yaitu daerah perjalanan nyeri
4) Severity, adalah keparahan atau intensitas nyeri
5) Time, lama/waktu serangan atau frekuensi nyeri.

3. Pertanyaan dari Seli Marselina


Bagaimana fraktur dapat terjadi?

Jawaban dari Lidya Margareta Mahulae


Fraktur dapat terjadi akibat dari hal2 sebagai berikut
a. Peristiwa trauma tunggal
Sebagian besar fraktur disebabkan oleh kekuatan yang tiba-
tiba dan berlebihan, yang dapat berupa benturan, pemukulan,
penghancuran,penekukan atau terjatuh dengan posisi miring,
pemuntiran, atau penarikan. Bila terkena kekuatan langsung,
tulang dapat patah pada tempat yang terkena dan jaringan lunak
juga pasti rusak.
b. Kelemahan abnormal pada tulang (fraktur patologik)
Fraktur dapat terjadi oleh tekanan yang normal jika tulang
itu lemah (misalnya oleh tumor) atau kalau tulang itu sangat
rapuh.
Sedangkan menurut Mansjoer, (2003) penyebab fraktur
secara fisiologis merupakan suatu kerusakan jaringan tulang
yang diakibatkan dari kecelakaan, tenaga fisik, olahraga dan
trauma dapat disebabkan oleh: cedera langsung berarti pukulan
langsung terhadap tulang sehingga tulang patah secara spontan
dan cedera tidak langsung berarti pukulan langsung berada jauh
dari lokasi benturan. Secara patologis merupakan suatu
kerusakan tulang yang terjadi akibat proses penyakit dimana
dengan trauma dapat mengakibatkan fraktur, hal ini dapat
terjadi pada berbagai keadaan diantaranya: tumor tulang,
osteomielitis, scurvy (penyakit gusi berdarah) serta rakhitis.

4. Pertanyaan dari Muliya


Bagaimana penatalaksanaan medis pada fraktur?

Jawaban diberikan oleh Nadiyah Zannati Azzahra


Penatalaksaan Medis Fraktur
Prinsip menangani fraktur adalah mengembalikan posisi
patahan ke posisi semula dan mempertahankan posisi itu selama
masa penyembuhan patah tulang.
Menurut (Sjamsuhidayat dkk, 2010) ada beberapa cara
dalam penatalaksaan medis fraktur yaitu:
a. Cara pertama penangan adalah proteksi saja tanpa reposisi atau
imobilisasi, misalnya menggunakan mitela. Biasanya
dilakukan pada fraktur iga dan fraktur klavikula pada anak.
b. Cara kedua adalah imobilisasi luar tanpa reposisi, biasanya
dilakukan pada patah tulang tungkai bawah tanpa dislokasi.
c. Cara ketiga adalah reposisi dengan cara manipulasi yang
diikuti dengan imobilisasi, biasanya dilakukan pada patah
tulang radius distal.
d. Cara keempat adalah reposisi dengan traksi secara terus-
menerus selama masa tertentu. Hal ini dilakukan pada patah
tulang yang apabila direposisi akan terdislokasi di dalam gips.
e. Cara kelima berupa reposisi yang diikuti dengan imobilisasi
dengan fiksasi luar.
f. Cara keenam berupa reposisi secara non-operatif diikuti
dengan pemasangan fiksator tulang secara operatif.
g. Cara ketujuh berupa reposisi secara operatif diikuti dengan
fiksasi interna yang biasa disebut dengan ORIF (Open
Reduction Internal Fixation).
h. Cara yang terakhir berupa eksisi fragmen patahan tulang
dengan prostesis.

Sedangkan menurut Istianah (2017) penatalaksanaan medis


antara lain :
1) Diagnosis dan Penilaian Fraktur
2) Reduksi
3) Retensi
4) Rehabilitasi

5. Pertanyaan dari Siti Ardiyanti


Jelaskan prinsip dasar penanganan fraktur?

Jawaban diberikan oleh Lutfi Ridwinnida Rahmatullah


Prinsip Dasar Penanganan Fraktur :
1) Revive Yaitu penilaian cepat untuk mencegah kematian,
apabila pernafasan ada hambatan perlu dilakukan therapi
ABC(Airway, Breathing, Circulation) agar pernafasan
lancar.
2) Review Yaitu berupa pemeriksaan fisik yang meliputi:look
feel,novemert dan pemeriksaan fisik ini dilengkapi dengan
foto rontgent untuk memastikan adanyafraktur.
3) Repair Yaitu tindakan pembedahan berupa tindakan
operatif dan konservatif. Tindakan operatif meliputi
:Orif,Oref, menjahit luka dan menjahit pembuluh darah
yang robek, sedangkan tindakan konservatif berupa
pemasangan gips dan traksi.
4) Refer Yaitu berupa pemindahan pasien ke tempat lain, yang
dilakukan dengan hati-hati, sehingga tidak memperparah
luka yang diderita.
5) Rehabilitation Yaitu memperbaiki fungsi secara optimal
untuk bisa produktif.

Anda mungkin juga menyukai