Anda di halaman 1dari 7

TUGAS

UJI PENGETAHUAN
KIMIA DALAM KEHIDUPAN
SEHARI-HARI
NILAI :

Nama :
No absen :
Jawablah dengan benar pertanyaan berikut!

1. Mengapa ilmu kimia disebut induk dari ilmu terapan ? Jelaskan !


Ilmu terapan adalah penerapan pengetahuan dari satu atau lebih bidang-bidang:
matematika, fisika atau ilmu alam, ilmu kimia atau ilmu biologi untuk penyelesaian
masalah praktis yang langsung memengaruhi kehidupan kita sehari-hari.
Kimia kadang-kadang disebut sebagai ilmu pengetahuan pusat karena menjembatani
ilmu-ilmu pengetahuan alam, termasuk fisika, geologi, dan biologi.
Ilmu kimia juga disebut sebagai "central science" karena memiliki peran yang sangat
penting bagi penunjunjang perkembangan ilmu sains lainnya. Tidak ada ilmu
pengetahuan yang tidak bergantung pada ilmu kimia

2. Apa perbedaan antara perubahan fisika dan perubahan kimia


Perubahan fisika adalah perubahan materi yang tidak disertai dengan pembentukan zat
yang jenisnya baru.
Perubahan kimia adalah suatu perubahan materi yang menghasilkan jenis dan sifat
materi berbeda (baru) dari zat semula dinamakan (perubahan kimia dinamakan juga
reaksi kimia atau reaksi).

3. Apa saja ciri-ciri suatu perubahan materi dikenal sebagai perubahan kimia?

1.Terbentuk zat baru yang dihasilkan

2.Selain perubahan fisik, juga terjadi perubahan susunan molekulnya

3.Sifat partikel zat berbeda dengan sebelumnya

4.Bersifat ireversibel atau tidak dapat kembali ke bentuk sebelumnya


5.Bisa terjadi karena proses pembakaran, pengaratan, pembusukan, pemasakan dan pengenziman

4. Buah apel merupakan salah satu buah yang banyak dikonsumsi masyarakat di dunia. Buah
apel mengandung berbagai vitamin dan mineral. Ketika kamu mengupas kulit apel dan
membiarkan buahnya terkena udara bebas., maka daging apel akan berubah dari putih
menjadi cokelat.
Berdasarkan cuplikan teks diatas, apa penyebab peristiwa tersebut? Perubahan materi apa
yang terjadi pada apel tersebut? Jelaskan!
Perubahan warna menjadi coklat ini dikenal dengan nama browning enzymatic (reaksi
pencoklatan enzimatis). Browning enzymatic atau reaksi pencoklatan enzimatis adalah
proses kimia yang terjadi pada sayuran dan buah-buahan oleh enzim tertentu yang
menghasilkan pigmen warna coklat (melanin). Proses pencokelatan enzimatik melibatkan
enzim-enzim seperti Monophenol Monoxygenase atau tyrosinase, polifenol oksidase atau
fenolase, dan laccase. Reaksi ini dapat terjadi jika jaringan tanaman terpotong, terbelah,
tergigit, atau cara apapun yang dapat menyebabkan luka pada buah.

Perubahan pada buah apel

Perubahan warna yang terjadi pada daging buah apel disebabkan karena adanya perubahan
enzimatis pada buah apel tersebut. Perubahan enzimatis merupakan perubahan yang terjadi
akibat adanya keterlibatan dari enzim di dalamnya, yang menimbulkan perubahan kondisi
pada suatu produk akibat bereaksi dengan enzim. Proses pencokelatan yang dialami oleh
apel merupakan proses pencokelatan enzimatik yang dipengaruhi oleh kerja enzim fenolase.

Mekanisme

Perubahan warna pada daging apel akan dimulai ketika daging apel telah terkupas dan
mengalami kontak langsung dengan oksigen di udara. Ketika apel dikupas atau dipotong,
enzim yang tersimpan di dalam jaringan apel akan terbebas. Apabila enzim tersebut
mengalami kontak dengan oksigen di udara, fenolase akan mengkatalisis konversi biokimia
dari komponen fenolik yang ada pada apel, sehingga komponen tersebut berubah menjadi
pigmen coklat atau melanin. Proses ini pada umumnya terjadi pada pH antara 5,0 - 7,0 dan
pada temperatur yang cenderung hangat. Adanya kontak antara buah dengan besi atau
tembaga (pisau) akan mempercepat terjadinya reaksi pencokelatan enzimatik.

5. Bagaiman seorang petani garam mampu menghasilkan garam dari air laut? Proses
penyaringan apa yang ia gunakan? Jelaskan !
Cara membuat garam dengan cara tradisional bisa dilakukan dengan
peralatan yang sederhana. Hanya membutuhkan lahan yang luas untuk
proses penguapan dan alat untuk mengalirkan atau menyiramkan air
laut ke tempat penguapan.

1. Mengalirkan Air Laut ke Tempat yang Luas

Tempat yang luas (biasanya memakai sepetak tanah yang sudah


dipersiapkan khusus) digunakan untuk menampung air laut yang akan
menguapkan air laut.

Air dimasukkan ke dalam petakan ini dengan ditimba menggunakan


jerigen atau dengan memanfaatkan pasang surut air laut. Petani garam
biasanya secara langsung menguapkan air laut yang dialirkan pada
petakan-petakan dengan bantuan kincir angin.

Apabila menggunakan cara pasang surut air laut, tanah diposisikan tidak
terlalu tinggi dari air laut. Ketika air sedang pasang, penutup dibuka
supaya air bisa masuk ke dalam. Apabila air sedang surut, maka penutup
air ditutup supaya air laut terjebak di dalamnya.

2. Menjemur di Bawah Terik Matahari

Air yang sudah terkumpul pada sepetak tanah, dijemur di bawah teris
sinar matahari supaya air laut bisa menguap dan menyisakan butiran-
butiran kristal yang akan menjadi garam. Di sini lah mengapa ketika
kemarau berkepanjangan atau tidak mengalami hujan produktivitas
garam akan meningkat.

Solusi atas keadaan cuaca tak menentu adalah pembuatan bungker


sederhana untuk menjaga agar bisa terus produksi meski hujan. Yang
dimaksud bungker adalah kolam-kolam air yang dinaungi bangunan
prisma plastik, di mana kolam air tersebut pada dasarnya tetap berada
di atas tanah.

Dengan “bungker” itu, petani garam dapat menyimpan air laut bahkan
tahun sebelumnya, sehingga bahan baku pembuatan garam terus
tersedia dan panen tetap berjalan walaupun hujan.
3. Memanen Garam

Penguapan air laut akan menyisakan garam yang akan kita panen. Petani
garam tinggal mengumpulkan dan mengambilnya untuk bisa dipanen.
Garam yang sudah terbentuk selanjutnya dipanen dengan cara dikerik
menggunakan alat pengerik yang terbuat dari kayu.

Garam hasil panen kemudian dimasukkan ke dalam karung dan


selanjutnya diangkut ke gudang penyimpanan atau langsung diangkut ke
pasar untuk dijual.

Cara lain untuk memperoleh garam selain memanfaatkan panas


matahari adalah dengan cara direbus. Metode perebusan yang
tradisional biasanya dengan menggunakan garam yang masih kasar yang
sudah jadi lalu dilarutkan dengan air.

Setelah air tercampur dan garam sudah larut, kemudian larutan garam
disaring agar air jernih. Setelah melalui proses penyaringan air tersebut
direbus dengan menggunakan bara api sekitar 3-4 jam atau lebih,
setelah itu jadilah garam rebus.

Perbedaan garam rebus dengan pembuatan garam yang mengunakan


teknik penguapan panas matahari ialah garam rebus hasilnya lebih halus
sedangkan garam dengan menggunakan pemanasan matahari akan lebih
kasar (kristal garam lebih besar).

Anda mungkin juga menyukai