Menurut Faried (2007) sel kanker itu berasal dari sel-sel normal
yang pada dasarnya sel normal akan mati pada saat tertentu. Tetapi untuk
sel kanker berbeda, sel ini tidak mati bahkan sel ini terus tumbuh,
memperbanyak diri dan mereka berusaha untuk mengindari kematiannya
ini (apoptosis) yang lebih menakutkan lagi adalah kecepatan pertumbuhan
sel kanker ini jauh lebih cepat dari sel-sel normal.
Gambar 1. The crawling cell (Ridley AJ. J Cell Sci. 2001; 114: 2713-22)
Uniknya dari kedua Rho protein ini, RhoA dan RhoC, tidak
didapatkan kerusakan gen (mutation) didalamnya. Ekspresi yang
berlebihan dari Rho-family disebabkan karena regulasi yang salah di Rho-
regulatory proteinnya (yang perlu ATP untuk aktifitasnya). Faried (2007)
menyimpulkan bahwa RhoA lebih berperan dalam pertumbuhan sel
kanker dibandingkan RhoC, sementara itu RhoC lebih berperan dalam
menginduksi metastasis jauh (seperti paru-paru dan liver). Aktifasi
keduanya akan menyebabkan onkogen lain aktif bersama-sama mereka
(down-stream effectors). Rho protein berkemampuan untuk merubah sel
menjadi phenotype yang lebih ganas.
Menurut Keleg et.al., (2003) ada jenis lain dari interaksi sel-sel
adhesi yang juga berpengaruh terhadap invasi sel kanker, yaitu dari
golongan superfamili seperti N-CAM, ICAM-1, N-CAM mengalami
perubahan pada ekspresi yang diawali dengan adhesi isoform kuat
menuju adhesi lemah dan menyebabkan regulasi pada proses invasi.
Golongan ini juga memberikan pengaruh dalam imunitas selular dan
signal transduksi pada adhesi sel. Integrin dalam penyebaran sel tumor
Gambar 2. Hilangnya intercellular junctions (adesi antar sel / antar molekul adesi) dan
meningkatnya daya attachment sel kanker ke membrana basalis memacu invasi dan
metastase (Kumar, Abbas & Foustro, 2005)