PRAKTIKUM LABORATORIUM
JOB : AG.03
PENGUJIAN BERAT JENIS FILLER
Praktikum ini secara umum memberikan pengertian dan kemampuan kepada praktikan
untuk dapat menentukan berat jenis filler
B. Referensi
AASHTO T 84 – 88.
ASTM C – 128 - 84
BS 812 : Part 2 : 1975.
Departemen Teknik Sipil ITB. 2001. Modul Pratikum Mix Design (Perencanaan
Campuran Beraspal). Bandung.
SNI M – 10 – 1989 – F.
C. Teori Dasar
Filler adalah suatu bahan berbutir halus yang lewat ayakan no. 30 dan 65 % lewat ayakan no.
200 (0.075 mm). Bahan filler dapat berupa : debu batu, kapur, semen Portland, atau bahan
lain.
Pembuatan lapis permukaan dari beton aspal diperlukan agregat dengan gradasi tertentu,
untuk itu biasanya dibutuhkan, disamping agregat kasar, agregat halus, juga pengisi/filler.
Campuran agregat-agregat itu akan membentuk gradasi tertentu sesuai dengan yang
diisyaratkan. Dalam campuran beton aspal, filler memiliki peranan tersendiri, untuk
mendapatkan beton aspal yang memenuhi ketentuannya.
PRAKTIKUM LABORATORIUM
Penggunaan filler dalam campuran beton aspal akan sangat mempengaruhi karakteristik
beton aspal tersebut, efek tersebut dapat dikelompokkan :
Kadar filler dalam campuran akan mempengaruhi dalam proses pencampuran, penggelaran
dan pemadatan. Di samping itu kadar dan jenis filler akan berpengaruh terhadap sifat elastic
campuran dan sensitifitas terhadap air.
Hasil penelitian pengaruh filler terhadap campuran beton aspal adalah pada halaman
berikut.
a. Filler diperlukan untuk meningkatkan kepadatan, kekuatan dan karakteristik lain
beton aspal.
b. Filler dapat berfungsi ganda dalam campuran beton aspal :
sebagai bagain dari agregat, filler akan mengisi rongga dan menambah
bidang kontak antar butir agregat sehingga akan meningkatkan kekuatan
campuran
bila dicampur dengan aspal, filler akan membentuk bahan pengikat yang
berkonsistensi tinggi sehingga mengikat butiran agregat secara bersama-
sama
c. Sifat aspal (daktilitas, penetrasi, viskositas) diubah secara drastic oleh filler,
walaupun kadarnya relative rendah disbanding pada campuran beton aspal.
Penambahan filler pada aspal akan meningkatkan konsistensi aspal.
d. Pada kadar filler yang umum digunakan dalam campuran beton aspal, daktilitas
campuran aspal – filler akan mencapai nol. Sedangkan pada suhu dan kadar filler
yang sama, nilai penetrasi campuran aspal – filler akan turun sampai < 1/3 dari
penetrasi semula.
PRAKTIKUM LABORATORIUM
e. Viskositas campuran aspal – filler pada suhu tinggi sangat bervariasi pada kisaran
lebar, tergantung pada jenis filler dan kadarnya. Perbedaan ini menjadi kecil
pada suhu lebih rendah.
f. Hasil tes menunjukkan bahwa ada hubungan yang baik antara viskositas aspal
dan usaha pemadatan campuran. Disarankan suhu perlu dinaikkan bila
memadatkan campuran dengan filler – aspal berkonsistensi tinggi.
g. Hasil tes menunjukkan ada hubungan yang baik antara stabilitas campuran dan
kekentalan aspal pada pemadatan campuran dengan kadar void yang sama.
h. Sensitivitas campuran terhadap air pada tipe dan kadar filler yang berbeda
menunjukkan variasi yang besar. Hasil tes menunjukkan bahwa sensitivitas
terhadap air dapat diturunkan dengan mengurangi kadar filler yang sensitive air.
i. Dari hasil studi yang telah ada, perlu ada control terhadap penambahan filler
alami, dengan cara :
Particle size analysis dengan hydrometer method, yaitu kandungan clay (
5% ) perlu dibatasi
Plastic index, nilainya juga perlu dibatasi
Immersion – compression test, berdasarkan pada sensitive terhadap air,
filler dapat ditolak/tidak diperlukan atau kadarnya disesuaikan sampai
batas-batas yang diterima
D. Prosedur Praktikum
D.1 Peralatan
1. Picnometer
2. Corong kaca
3. Timbangan dengan kapasitas 2 kg dan ketelitian 0,1%
4. Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi sampai (110 ± 5)oC.
5. Tabung Lie Chatelier
6. Water bath
7. Sendok semen
8. Wadah
9. Kawat
10 Ayakan # 200 mm
D.2 Bahan
Agregat lolos saringan No. 200 tertahan pan sebanyak 50 gram kg untuk 2 sampel
Air bersih
PRAKTIKUM LABORATORIUM
Hal ini dimaksudkan agar keamanan dan ketertiban dapat teratasi, baik pengamanan alat-
alat ataupun praktikan itu sendiri.
1. Sarung tangan
2. Jas lab
3. Masker
4. Alat-alat lain pengaman panas
1. Isilah bejana dengan air suling sehingga diperkirakan bagian atas piknometer yang
terendam adalah 40 mm. Kemudian rendam dan jepitlah bejana tersebut dalam bak
perendam sehingga terendam sekurang-kurangnya 100 mm;
2. Aturlah suhu bak perendam pada suhu 25° C
3. Bersihkan, keringkan dan timbanglah piknometer dengan ketelitian 1 mg (A)
4. Angkatlah bejana dari bak perendam dan isilah piknometer dengan air suling
kemudian tutuplah piknometer tanpa ditekan
5. Letakkan piknometer ke dalam bejana dan tekanlah penutup hingga rapat,
kembalikan bejana berisi piknometer ke dalam bak perendam. Diamkan bejana
tersebut di dalam bak perendam selama sekurang-kurangnya 30 menit, kemudian
angkatlah piknometer dan keringkan dengan lap. Timbanglah dengan ketelitian 1 mg
(B)
6. Tuangkan filler yang telah di oven ke dalam piknometer yang telah kering hingga
terisi kira-kira 25 gram
7. Biarkan piknometer sampai dingin, waktu tidak kurang dari 40 menit dan timbanglah
dengan penutupnya dengan ketelitian 1 mg (C);
8. Isilah piknometer yang berisi benda uji dengan air suling dan tutuplah tanpa ditekan,
diamkan agar gelembung-gelembung udara keluar;
9. Angkatlah bejana dari bak perendam dan letakkan piknometer di dalamnya dan
kemudian tekanlah penutup hingga rapat. Masukkan dan diamkan bejana ke dalam
bak perendam selama sekurang-kurangnya 30 menit.
10. Angkat, keringkan dan timbanglah piknometer (D)
PRAKTIKUM LABORATORIUM
PRAKTIKUM LABORATORIUM
Persiapan Filler
P : Saringan dan talam
C : Benda uji adalah agregat lolos saringan no 200
Persiapkan Benda Uji
PRAKTIKUM LABORATORIUM
Oven :
dilengkapi dengan pengatur suhu
untuk memanasi sampai (110 ± 5)oC.
Timbangan kapasitas 2 kg :
Waterbath :
PRAKTIKUM LABORATORIUM
Air
Rendam di dalam
waterbath 30 menit
PRAKTIKUM LABORATORIUM
Sampel
No. Pengukuran Indeks
1 2
1 Berat Piknometer A 29,6918
2 Berat Piknometer + Contoh agregat Halus C 55,8674
3 Berat Agregat Halus (Wa) A-C 26,1756
o
4 Temperatur C
Berat Piknometer + Air + Agregat Halus
5 D 92,8461
pada 25oC
6 Berat Piknometer + Air pada suhu 25oC B 79,6631
7 W5 = W a + B W5 105,8387
8 Isi Agregat halus (Wit) W5 - D 12,9926
9 Berat Jenis Agregat halus (BJA) Wa / Wit 2,0147
Catatan :
PRAKTIKUM LABORATORIUM
Evaluasi
Penilaian praktikum :
Bobot Penilaian
Motivasi kerja individu ataupun team work. 20 %
Prosedur kerja dan penggunaan peralatan 25 %
yang benar serta aspek keselamatan kerja.
Ketelitian membaca data, analisa data, 25 %
pembahasan masalah dan kesimpulan.
Pemahaman teoritis 30 %
Petunjuk Penilaian
Setiap nomor pada latihan di atas berbobot 20 %. Kemampuan anda menjawab soal
dengan benar mencerminkan penguasaan materi yang telah diberikan.