Anda di halaman 1dari 8

KASUS TRIGER: GAGAL NAFAS

Seorang lelaki berusia 68 tahun dengan riwayat hipertensiselama 8 tahun,


satutahun yang lalu mendapatkan serangan stroke. Pasien merupakan seorang
perokok sejak usia 18 tahun dan berhenti merokok setahun yang lalu setelah
mendapatkan serangan stroke. 3 hari sebelum masuk RS pasien mengalami
demam disertai batuk batuk berdahak.Satu hari sebelum masuk RS pasien
semakin sesak, berkeringat dingin dan kesadarannya menurun.Pasien dibawa
ke UGD dan akhirnya dirawat di ICU.

Saat dikaji pasien penurunan kesadaran, Glasgow Coma Scale 8.Suhu tubuh
36,2 C; HR 47 x/ menit; TD 97/56 mm Hg; RR 36 x/ menit; SPO280%
pasien memakai masker Non-Rebreathing. Hasilpemeriksaan dada
didapatkan terdapat penggunaan otot bantu nafas, suara paru ronki, sonor,
suara jantung regular.
1) Foto thorax AP
2) Hasil Lab

1. Identilah istilah dalam kasus yang tidak pahami

A. Anion GAP

Peter Stewart di tahun 1983 menyampaikan 3 pendekatan fisiologi


asam basa berupa HCO (dalam konteks P8CO2), standard base excess
(SBE),dan strong ion difference (SID). Tiga pendekatan inisudah ada sejak
20 tahun konsep Stewart mengenai SID mulai diperkenalkan, yang
didefinisikan sebagai perbedaan mutlak antara anion dan kation terdisosiasi
lengkap. Sesuai dengan prinsip netralitas elektrik, perbedaan ini
diseimbangkan oleh asam lemah dan CO2. SID didefinisikan dalam istilah
asam lemah dan CO2 yang kemudian disusun ulang sebagai SID efektif
(SIDe) yang identik dengan “buffer base”. Serupa dengan hal di atas, istilah
asli untuk konsentrasi asam lemah total (A TOT) sekarang didefinisikan
sebagai bentuk asam lemah terdisosiasi [A-] dan tak terdisosiasi [AH]. Hal
ini lebih dikenal dengan istilah anion gap (AG), dengan konsentrasi normal
dijaga oleh [A]. Ketiga metode tersebut di atas digunakan untuk menilai
status asam basa pada sampel darah.

Sumber :Farhan Ali Rahman,2015 Jurnal Komplikasi Anestesi

http://anestesi.fk.ugm.ac.id/jka.ugm/download-file-948305.pdf

B. Penjelasan dari Hasil Thorax

AP: Antero-Posterior ke belakang


Dilakukan pada anak-anak atau pada pasien yang tidak kooperatif film

diletakan dibawah punggung biasanya scapula menutupi perenkim paru.

Jantung akan terlihat lebih besar putus posisi Pa

Pada foto AP scapula terletak dalam bayangan thorax sementara pada foto

PA scapula terletak diluar bayangan dada

Pada foto AP CLavicula terlihat lebih tegak dibandingkan foto PA

Sehingga pada foto AP gambarannya vertebrae biasanya terlihat lebih jelas

Cara membaca foto rontgen thorak

https://www.acamedia.edu/30994488/KELAINAN_PADA_FOTO_TORAKS

https://apps.who.int/iris/bitstream/handle/10665/42720/9789790440593

_ind.pdf?sequence=3&isAllowed=y

SUmber : Herard ostensen,2011

Pertanyaan Terkait Kasus

1. Berapa Nilai normal dari pemeriksaan dikasus?

Jawab :

 pH darah arteri: 7,38-7,42.
 Bikarbonat (HCO3): 22-28 mEq/L
 Tingkat penyerapan oksigen (SaO2): 94%-100%
 Tekanan parsial oksigen (PaO2): 75-100 mmHg
 Tekanan parsial karbon dioksida (PaCO2): 38-42 mmHg
 K : 3,5 – 5,5 mEq/L
 Natrium : 135 -145mEq/L
 lactate : 0,5– 2,0 mmol/L atau 5 – 20 mg/L
 troponin-I : (<1,5 ng/ml)
 sekitar 3 sampai 10 mEq / L

https://www.sehatq.com/artikel/mengenal-analisa-gas-darah-
pemeriksaan-rinci-kesehatan-organ-vital

https://www.scribd.com/doc/304213205/Daftar-Nilai-Normal-Darah-
Hasil-Laboratorium

2. Apakah pada semua pasien sesak mengalami keringet Dingin?

Jawab :

Keringat dingin dapat disebabkan oleh respons normal saraf simpatis


tubuh, yaitu berkaitan dengan hormon adrenalin, misalnya saat harus
tampil di depan banyak orang atau saat ketakutan dan cemas. Keringat
dingin akibat stres psikologis merupakan kasus yang paling sering
terjadi. Infeksi yang menyebabkan demam

 Pingsan (akibat tekanan darah turun secara tiba-tiba)


 Kondisi syok (kegagalan sirkulasi darah)
 Gula darah rendah
 Serangan jantung
 Sesak napas
 Nyeri hebat akibat trauma
 Kelainan hormonal
 Vertigo
 Migrain .

https://www.sehatq.com/penyakit/keringat-dingin

3. Apa Indikasi Penggunaan masker non-rebrhiting pada kasus ini?

Jawab: John Dalton dinyatakan bahwa jika salah satu tekanan gas dalam
campuran gas bertambah maka tekanan parsial gas lain akan
menurun.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah peningkatan
konsentrasi oksigen dalam Non-Rebreathing Mask (NRM) akan menurunkan
tekanan parsial CO2, sehingga dapat digunakan untuk menurunkan PaCO2
sambil memperthankan PaO2 yang tinggi untuk menurunkan TIK (Tekanan
Intra Kranial) pada pasien cedera kepala. Metode: Penelitian ini merupakan
penelitian Clinical Trial dengan rancangan penelitian one shoot pretest and
postest pada pasien cedera kepala sedang dengan GCS 9-13 yang dilakukan
terapi konservatif di RS Dr. M. Djamil Padang. Pada pasien dinilai tekanan
parsial CO2 darah sebelum dan setelah 6 jam terapi oksigen menggunakan
NRM. Jumlah sampel sebanyak 16 pasien yang memenuhi kriteria inklusi.
Hasil: Dari hasil penelitian didapatkan perbedaan bermakna tekanan parsial
CO2 darah sebelum dan setelah terapi oksigen menggunakan NRM (p<0,05).
Terjadi penurunan tekanan parsial CO2 darah setelah terapi oksigen
mengunakan NRM dari39,00 ± 3,7 menjadi 432,06 ± 6,35. Pembahasan:
Terapi oksigen menggunakan NRM dapat menurunkan tekanan parsial CO2
darah sehingga dapat digunakan untuk menurunkan tekanan intrakranial pada
pasien cedera kepala sedang. Hubungan bermakna pCO2 sebelum dan
setelah terapi oksigen menggunakan NRM dan terjadi penurunan rata-rata
nilai pCO2 setelah pemberian terapi oksigen. Dari hasil ini uji ini
disimpulkan Hipotesis penelitian dapat diterima. Hasil penelitian ini sesuai
dengan teori tekanan gas campuran menurut “John Dalton”, bahwa tingginya
fraksi inspirasi O2 akan meningkatkan tekanan parsial gas tersebut yang
dapat menurunkan tekanan parsial CO2 dalam NRM. Menurut “Guyton A”.
tekanan parsial oksigen dalam alveoli adalah 104 mmHg (13,6%) dari
tekanan total gas campuran, sedangkan karbondioksida 27 mmHg. Terapi
oksigen mengunakan NRM dapat meningkatkan fraksi inspirasi oksigen lebih
dari 90% sehingga pengaruh penggunaan NRM ini juga akan menurunkan
tekananparsial gas dalam alveoli.

Sumber Hendrizal,2014 jurnal kesehatan andalas

http://jurnal.fk.unand.ac.id/index.php/jka/article/download/23/18

4. Penatalaksanaan Gagal nafas terbagi menjadi 2 type, yaitu type 1 ,

type dan type 2 Apa yang membedakan dari kedua type tersebut?

Berdasarkan pada pemeriksaan AGD, gagal nafas dapat dibagi menjadi 3


tipe. Tipe I merupakan kegagalan oksigenasi atau hypoxaemia arteri ditandai
dengan tekanan parsial O2 arteri yang rendah.
Tipe II yaitu kegagalan ventilasi atau hypercapnia ditandai dengan
peningkatan tekanan parsial CO2 arteri yang abnormal (PaCO2 > 46 mm
Hg), dan diikuti secara simultan dengan turunnya PAO2 dan PaO2 oleh
karena itu perbedaan PAO2 masih tetap tidak berubah.
Tipe III adalah gabungan antara kegagalan oksigenasi dan ventilasi ditandai
dengan hipoksemia dan hiperkarbia penurunan PaO2 dan peningkatan
PaCO2.

Sumber :
https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_penelitian_1_dir/a3094ca3eede219

6d8bdb1a6fffc6b2c.pdf
Masalah yang muncul

1. Bersihan Jalan nafas Tidak Efektif Berhubungan dengan

Sekresi yang tertahan

2. Gangguan Ventilasi Spontan Berhubungan dengan kelemahan

otot pernafasan

Sumber : Tim Pokja SDKI DPP PPNI,Standar Diagnosis Keperawatan

Indonesia,2016

No Diagnosa Perencanaan

Keperawatan Tujuan dan Intervensi Aktivitas (SIKI)

Kriteria Hasil (SIKI)

(SLKI)
1. Bersihan Jalan nafas Setelah Manajemen Observasi

Tidak Efektif Dilakukan Jalan nafas - Monitor pola

Berhubungan dengan tindakan nafas

Sekresi yang tertahan keperawatan (frekuensi,

DS : selama 3x24 kedalaman,us

- pasien mengatakan Bersihan jalan aha napas)

sesak nafas tidak - Monitor bunyi

efektif : SLKI tambahan

DO: - produksi (mis: gurgling,

- Tampak sesak sputum whezing,

- Tanda vital : menurun rongki)

Td:79/56 - Batuk - Monitor

mmhg,Suhu: 36,2 efektif sputum


C, RR :36x/m, Hr membaik Terapeutik

47x/m, Spo2 :80% - Pertahankan

PH :6.9 kepatenan

PCO2 47 mm Hg jalan nafas

PO2 49 mm Hg - Posisikan semi

HCO3 10 fowler

peripheral blood - Berikan

Cells minum air

WBC 16.9x102 hangat

HGB 10.0 - Lakukan

Blood Studies fisioterapi

Na 139 dada jika

K 6.2 perlu

Lactate 11.0 - Berikan

Anion Gap 21 Oksigen

Tromponin-I 10.82 Edukasi

- Penggunaan otot - Ajarkan

bantu pernafasan teknik batuk

NRM efektif

Kolaborasi

- Kolaborasi

pemberian

bronkodilator

jika perlu

Anda mungkin juga menyukai