OKSIGENASI
Di susun oleh :
AYU WULANDARI
KELOMPOK 2
Oksigen merupakan gas tidak berwarna dan tidak berbau yang sangat dibutuhkan
dalam proses metabolisme sel. Sebagai hasilnya, terbentuklah karbon dioksida, energi,
dan air. Akan tetapi penambahan CO2 yang melebihi batas normal pada tubuh akan
memberikan dampak yang cukup bermakna terhadap aktifitas sel (Mubarak, 2007).
Oksigen adalah salah satu komponen gas dan unsur vital dalam proses metabolisme
ini diperoleh dengan cara menghirup O2 ruangan setiap kali bernapas (Wartonah
Tarwanto, 2006)
Terapi oksigen adalah pemberian oksigen dengan konsentrasi yang lebih tinggi
adalah 21%. Tujuan terapi oksigen adalah memberikan transport oksigen yang adekuat
dalam darah sambil menurunkan upaya bernafas dan mengurangi stres pada miokardium
( Mutaqqin, 2005 )
B. Etiologi
Adapun faktor-faktor yang menyebabkan klien mengalami gangguan oksigenasi
dinding dada, nyeri, cemas, penurunan energy atau kelelahan, kerusakan neuromuscular,
kapiler-alveoli.
C. Manifestasi Klinis
Adanya penurunan tekanan inspirasi/ekspirasi menjadi tanda gangguan oksigenasi.
Penurunan ventilasi permenit, penggunaan otot nafas tambahan untuk bernafas,
pernafasan laring (nafas cuping hidung), dispnea, ortopnea, penyimpangan dada, nafas
pendek, nafas dengan bibir, ekspirasi memanjang, peningkatan diameter anterior-
posterior, frekuensi nafas kurang, penurunan kapasitas vital menjadi tanda dan gejala
adanya pola nafas yang tidak efektif sehingga menjadi gangguan oksigenasi. Selain itu
terdapat gejala lain seperti :
a. Suara napas abnormal (irama, frekuensi, kedalaman
b. Suara napas tidak normal (snoring, crowing, stridor, wheezing, ronchi)
c. Perubahan jumlahpernapasan
d. Batuk disertaidahak
f. Dispnea.
h. Penurunan ekspansiparu
i. Takhipnea
D. Patofisiologi
Proses pertukaran gas dipengaruhi oleh ventilasi, difusi dan trasportasi. Proses
ventilasi (proses penghantaran jumlah oksigen yang masuk dan keluar dari dan ke paru-
paru), apabila pada proses ini terdapat obstruksi maka oksigen tidak dapat tersalur
dengan baik dan sumbatan tersebut akan direspon jalan nafas sebagai benda asing yang
kerusakan pada proses ventilasi, difusi, maka kerusakan pada transportasi seperti
perubahan volume sekuncup, afterload, preload, dan kontraktilitas miokard juga dapat
mempengaruhi pertukaran gas (Brunner & Suddarth, 2002)
E. Pathway
Faktor Lingkungan (udara, bakteri, virus,
jamur) masuk melalui saluran nafas
Dispnea
Gangguan Obstruksi jalan nafas Pola nafas abnormal
penerimaan O2 Hipoksia
danpengeluaran CO2 Sianosis
Suara nafas tambahan Konfusi
(ronkhi, wheezing, Nafas cuping hidug
Ketidakseimbangan cracles)
ventilasi dan perfusi
Ketidakefektifan
Ketidakefektifan Pola Nafas
Dispnea Bersihan Jalan Nafas
Fase ekspirasi
memanjang
Ortopnea
Penurunan kapasitas
paru
Pola nafas abnormal
Takipnea
Hiperventilasi
Pernafasan sekar
Gangguan
pertukaran gas
F. PemeriksaanPenunjang
a. Radiologi
Parenkim paru yang berisi udara memberikan resistensi yang kecil terhadap
jalannya sinar X sehingga memberi bayangan yang sangat memancar. Bagian padat
udara akan memberikan udara bayangan yang lebih padat karena sulit ditembus sinar
X. benda yang padat member kesan warna lebih putih dari bagian berbentuk udara
(Guyton & Hall, 2007).
b. Bronkoskopi
Merupakanteknikyangmemungkinkanvisualisasilangsungtrachea dan cabang
utamanya. Biasanya digunakan untuk memastikan karsinoma bronkogenik, atau
untuk membuang benda asing. Setelah tindakan ini pasien tidak bolelh makan atau
minum selama 2 -3 jam sampai tikmbul reflex muntah. Jika tidak, pasien mungki9n
akan mengalami aspirasi ke dalam cabangatrakeobronkeal.
c. Pemeriksaan
Biopsi Manfaat biopsy paru –paru terutama berkaitan dengan penyakit paru
yang bersifat menyebar yang tidak dapat didiagnosis dengan cara lain.
d. PemerikasaanSputum
Bersifat mikroskopik dan penting untuk mendiagnosis etiologi berbagai
penyakit pernapasan. Dapat digunakan untuk menjelaskan organisme penyebab
penyakit berbagai pneumonia, bacterial, tuberkulosa, serta jamur. Pemeriksaan
sitologi eksploitatif pada sputum membantu proses diagnosis karsinoma paru. Waktu
yang baik untuk pengumpulan sputum adalah pagi hari bangun tidur karena sekresi
abnormal bronkus cenderung berkumpul waktu tidur (Wartonah, 2016).
e. MetodeFisiologis
G. Penatalaksanaan
a. Medis
Pengobatan Asma diarahkan terhadap gejalagejala yang timbul saat serangan,
mengendalikan penyebab spesifik dan perawatan pemeliharaan keehatan optimal
yang umum. Tujuan utama dari berbagai macampengobatan adalah pasien segera
mengalami relaksasi bronkus. Terapi awal,yaitu:
1) Memberikan oksigenpernasal
2) Antagonis beta 2 adrenergik (salbutamol mg atau fenetoral 2,5 mg atau
terbutalin 10 mg). Inhalasi nebulisasi dan pemberian yang dapat diulang
setiap20menitsampai1jam.Pemberianantagonisbeta2adrenergikdapat secara
subcutan atau intravena dengan dosis salbutamol 0,25 mg dalam larutan
dekstrose 5%
3) Aminophilin intravena 5-6 mg per kg, jika sudah menggunakan obat ini dalam
12 jam sebelumnya maka cukup diberikan setengahdosis.
4) Kortikosteroid hidrokortison 100-200 mg intravena jika tidak ada respon
segera atau dalam serangan sangatberat
5) Bronkodilator, untuk mengatasi obstruksi jalan napas, termasuk didalamnya
golongan beta adrenergik dan antikolinergik.
b. Keperawatan
a) Pembersihan jalannafas
b) Latihan batukefektif
c) Suctioning
d) Jalan nafasbuatan
b) Pemberianoksigen
3) Gangguan PertukaranGas
b) Pemberianoksigen
c) Suctioning
H. AsuhanKeperawatan Teoritis
1. Pengkajian
a) Data klinik, meliputi : TTV,KU
b) Data hasil pemeriksaan yang mungkinditemukan:
1) Mata
a. Konjungtiva pucat (karenaanemia)
b. Konjungitva sianosis ( karenahipoksemia)
c. Konjungtiva terdapat pethecia ( karena emboli lemak atau endokarditis)
2) Kulit
a. Sianosis perifer (vasokontriksi dan menurunnya aliran darah perifer).
b. Sianosis secara umum(hipoksemia)
c. Penurunan turgor(dehidrasi)
d. Edema
e. Edema periorbital
3) Jari dankuku
a. Sianosis
b. Clubbingfinger
4) Mulut danbibir
a. Membran mukosa sianosis
b. Bernapas dengan mengerutkanmulut.
5) Hidung
Pernapasan dengan cuping hidung, deviasi sputum, perforasi, dan kesimetrisan.
6) VenaLeher
Adanya distensi/bendungan.
7) Dada
1. Inspeksi
a. Pemeriksaan mulai dada posterior sampai yang lainnya, pasien
harusduduk.
b. Observasi dada pada sisi kanan atau kiri serta depan atau belakang.
c. Dada posterior amati adanya skar, lesi, dan masa serta gangguan tulang
belakang (kifosis, skoliosis, danlordosis)
d. Catat jumlah, irama, kedalaman pernapasan, dan kesimetrisan
pergerakandada.
e. Observasi pernapasan seperti pernapasan hidung, atau pernapasan
diafragma serta penggunaan otot bantu pernapasan.
f. Observasi durasi inspirasi dan ekspirasi. Ekspirasi yang
panjangmenandakan adanya obstruksi jalan napas seperti pada pasien
Chronic Airflow Limitation (CAL)/ Chronic Obstructive Pulmonary
Disease(COPD).
g. Kaji konfigurasidada.
h. Kelainan bentukdada:
1) Barrel chest : Akibat overinflation paru pada pasien emfisema.
2) Funnelchest:Missalpadapasienkecelakaankerjayaitu depresi bagian
bawahsternum.
3) Pigeon chest : Akibat ketidaktepatan sternum yang mengakibatkan
peningkatan diameterAP.
4) Kofiskoliosis : Missal pada pasien osteoporosis dan
kelainanmusculoskeletal.
i. Observasi kesimetrisan pergerakan dada. Gangguan pergerakan dinding
dada mengindikasikan adanya penyakit paru/pleura.
j. Observasi retraksi abnormal ruang interkostal selama inpsirasi yang
mengindikasikan adanya obstruksi jalan napas.
2. Palpasi
Untuk mengkaji kesimetrisan pergerakan dada dan mengobservas
iabnormalitas, mengidentifikasi keadaan kulit, dan mengetahui tactil
premitus (vibrasi).
3. Perkusi
Mengkaji resonansi pulmoner, organ yang ada di sekitarnya, dan
pengembangan (ekskursi) diafragma. Ada dua suara perkusi yaitu:Suara
perkusi normal:
Resonan (sonor) : dihasilkan pada jaringan paru normal, umumnya
bergaung dan bernadarendah.
Dullness : dihasilkan di atas jantung atauparu.
Tympany : dihasilkan di atas perut yang berisiudara.
Suara perkusi abnormal:
Hiperesonan : lebih rendah dari resonan seperti paru abnormal
yang berisiudara.
Flatness:nadalebihtinggidaridullnesssepertiperkusi pada paha,
bagian jaringanlainnya.
4. Auskultasi
Suara napasnormal
Jenis suaratambahan
2. DiagnosaKeperawatan
a. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas b.d sekresi yang tertahan(00031)
b. Ketidakefektifan pola nafas b.d sindrom hipoventilasi(00032)
c. Gangguan pertukaran gas b.d perubahan membrane alveolar kapiler(00030)
3. Intervensi Keperawatan
4. Implementasi Keperawatan
1) Ventilasi tidakbermasalah
Somantri, Iman. (2008). KMB: Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Gangguan
Sistem Pernapasan. Jakarta: Salemba Medika
Brunner & Suddarth. (2010). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah vol. 1. Jakarta:
EGC
Guyton & Hall. (2007). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC