Anda di halaman 1dari 8

Laporan Kewirausahaan

Produk Usaha “Nasi Kuning & Nasi Kucing”

Disusun untuk memenuhi tugas Kewirausahaan

Dosen Pengampu :
Dra. Prapti Karomah, M.Pd

Disusun oleh :
NAMA : Dhea Ayu Sagitha
NIM : 2017007114
Kelas : PKK 5D

PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SARJANAWIYATA TAMANSISWA
YOGYAKARTA
2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena atas rahmat dan karunia-Nya penulis masih diberi kesempatan untuk
menyelesaikan laporan penjualan ini, laporan ini merupakan salah satu dari tugas
mata pelajaran Kewirausahaan.

Dalam penyelesaian laporan penjualan ini yang berjudul “Laporan penjualan


Nasi Kuning & Nasi Kucing”. Adapun tujuan penyusunan Makalah ini adalah
untuk memenuhi tugas Kewirausahaan  yang di bimbing oleh Ibu Prapti Karomah,
M.Pd untuk itu Penulis hanturkan rasa Terimakasih kepada Dosen Kewirausahaan
di Universitas sarjanawitata Tamansiswa atas bimbingannya, dan teman-teman
yang telah memberikan dukungan dalam menyelesaikan laporan ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini masih banyak


kekurangan, oleh sebab itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun.

Semoga dengan selesainya laporan ini dapat memberikan manfaat pada


penulis khususnya dan seluruh pembaca pada umumnya.

Penulis
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kewirausahaan pertama kali muncul pada abad 18 diawali dengan
penemuan-penemuan baru seperti mesin uap, mesin pemintal dan lain-lain.
Secara sederhana arti wirausahaan (entrepreneur) adalah orang yang berjiwa
berani mengambil resiko untuk membuka usaha dalam berbagai kesempatan
artinya bermental mandiri dan berani memulai usaha, tanpa diliputi rasa takut
atau cemas sekalipun dalam kondisi tidak pasti. (Kasmir, 2007 : 18).
Sedikit perbedaan persepsi wirausaha dan wiraswasta harus dipahami,
terutama oleh para pengajar agar arah dan tujuan pendidikan yang diberikan
tidak salah. Jika yang diharapkan dari pendidikan yang diberikan adalah sosok
atau individu yang lebih bermental baja atau dengan kata lain lebih memiliki
kecerdasan emosional (EQ) dan kecerdasarn advirsity (AQ) yang berperan
untuk hidup (menghadapi tantangan hidup dan kehidupan) maka pendidikan
wiraswasta yang lebih tepat. Sebaliknya jika arah dan tujuan pendidikan
adalah untuk menghasilkan sosok individu yang lebih lihai dalam bisnis atau
uang, atau agar lebih memiliki kecerdasan finansial (FQ) maka yang lebih
tepat adalah pendidikan wirausaha. Karena kedua aspek itu sama pentingnya,
maka pendidikan yang diberikan sekarang lebih cenderung kedua aspek itu
dengan menggunakan kata wirausaha. Persepsi wirausaha kini mencakup baik
aspek financial maupun personal, sosial, dan profesional (Soesarsono, 2002 :
48).
Hal yang melatar belakangi adanya usaha ini yaitu menjalankan
“wirausaha penjualan produk” merupakan tugas dalam mata Pelajaran
kewirausahaan yang diprogramkan oleh program studi Pendidikan
Kesejahteraan Keluarga adalah karena mahasiswa diharapkan mandapatkan
praktek langsung di lapangan, selain mandapat teori di dalam ruangan atau
kelas. Hal ini dimaksudkan untuk mengukur seberapa besar penerapan teori
tentang kewirausahaan di dalam lapangan dan apakah suatu teori sesuai
dengan kondisi lapangan. Dan untuk ke depannya, dengan kesempatan kerja
yang semakin sedikit, diharapkan para siswa bisa menciptakan lapangan
pekerjaan, sehingga bisa mengurangi pengangguran. Dengan adanya tugas
Praktek Kewirausahaan dapat membuka peluang bagi mahasiswa untuk
mengembangkan ide dan kreatifitsnya dalam bidang wirausaha oleh karena itu
kita di sini membuat bisnis dengan cara berjualan makanan dan minuman
yang sekiranya laku dipasaran, sehingga sangat memudahkan bagi para
konsumen yang kita tuju untuk membeli produk - produk yang kita jual.

B. Tujuan
Adapun tujuan dari kegiatan kewirausahaan ini adalah :
1. Sebagai syarat untuk memenuhi tugas mata kuliah kewirausahaan.
2. Menumbuhkan sikap dan jiwa seorang usaha (Enterpreneur).
3. Menumbuhkan semangat pantag menyerah dalam menghadapi situasi
apapun.

C. Manfaat
1. Dapat belajar mengenal dunia berbisnis.
2. Dapat belajar hidup mandiri.
3. Dapat mengetahui berbagai resiko yang dihadapi dalam berbisnis.
4. Dapat belajar menjalin kerjasama dengan berbagai pihak dan menjalin
komunikasi dengan orang lain.
PEMBAHASAN

1. Alasan Pemilihan Produk (Nasi Kuning & Nasi Kucing)


Dalam menghadapi tantangan bisnis termasuk menghadapi customer,
maka sebagai pelajar kita juga harus belajar dalam memasarkan suatu produk.
Dalam tugas untuk memenuhi mata kuliah kewirausahaan ini, penulis
mencoba melakukan sebuah usaha sederhana untuk mandapatkan
pembelajaran menjadi seorang wirausahawan. Usaha yang penulis jalankan
merupakan sebuah usaha singkat yang mungkin bisa menjadi peluang bagi
penulis untuk masa yang akan datang. Saat ini usaha yang penulis jalankan
adalah mencoba menawarkan produk makanan yaitu “Nasi Kuning & Nasi
Kucing”
Alasan pembuatan produk nasi kuning dan nasi kucing ini karena
banyaknya teman-teman PKK terutama Busana yang mempunyai jadwal
kuliah tidak sempat untuk sarapan, sehingga ini menjadi peluang bagi penulis
untuk menjual makanan berat yang mengenyangkan. Karena itu dapat saling
menguntungkan, konsumen merasa kenyang dan penjual dagangannya laku.
Tujuan usaha ini bukan hanya mencari profit semata, melainkan juga
mencari penekanan kepada pengalaman sebuah proses wirausaha karena
melalui pemasaran dan penjualan ini penulis dituntut untuk berinteraksi
dengan orang banyak, bagaimana cara menawarkan dengan baik dan sopan,
meyakinkan pembeli untuk membeliproduk fashion yang ditawarkan dan
memberi penjelasan dan pelayananterbaik agar customer merasa puas.

2. Sasaran Penjualan Produk


sasaran penjualan produk yaitu :
1. Teman kampus
2. Teman kos
3. Teman disekitar tempat tinggal
3. Teknik Pemasaran
Teknik pemasaran produk melalui 2 cara yaitu menawarkan produk
secara langsung dan menawarkan produk melalui media sosial whatsApp
dalam bentuk status wa.
Dengan melakukan tahap-tahap diatas penulis berusaha membujuk
customer agar tertarik pada produk yang ditawarkan sehingga pada akhirnya
bisa melakukan pemesanan nasi kuning dan nasi kucing untuk sarapan esok
hari. Kebanyakan dari customer adalah orang-orang yang ada di lingkungan
kampusseperti teman kampus dan teman kos karena harganya yang
terjangkau.

4. Jumlah Produk : 20 produk


Jumlah produk yang dijual meliputi :
Nasi kuning : 10 bungkus
Nasi kucing : 10 bungkus

5. Jumlah yang terjual : 20 produk terjual


Produk yang dijual laku habis dikarenakan ada beberapa mahasiswa yang
membeli nasi kucing hingga 2 bungkus per 1 orangnya.
Harga nasi kuning per bungkusnya dijual Rp 4000,00.
Harga nasi kucing per bungkusnya dijual Rp 2000,00.

6. Inovasi produk
Inovasi produk yang saya buat adalah dengan menambah porsi makanan
pada nasi kucing dan nasi kuning, inovasi nasi kucing yang didalamnya berisi
nasi kuning.

7. Resiko yang terjadi


Dalam berwirausaha tidak lepas dari istilah resiko karena setiap kegiatan
yang kita lakukan memiliki resikonya masing-masing, begitu juga dengan
penjualan ini resiko yang dapat terjadi salah satunya adalah nasi kuning yang
tidak laku akan basi dan tidak bisa dikonsumsi kembali sehingga harus
dibuang

8. Faktor pendukung dan Faktor penghambat

1. Faktor pendukung
Adanya dukungan dari :
a. teman – teman yang bersedia membeli produk Nasi Kucing dan Nasi
Kuning.
b. Kerjasama kelompok dalam menyiapkan produk dagangan.
c. Semangat memasarkan produk nasi kucing dan nasi kuning ini.

2. Faktor Penghambat
a. Kurangnya waktu untuk membuat produk karena padatnya jam kuliah
b. Sulit untuk memasaknya karena hanya menggunakan peralatan
seadanya yang ada dikos.
c. Tidak adanya dapur kos yang memadai sehingga mempersulit proses
produksi

9. Prospek masa depan


Prospek masa depan, saya masih ingin terus melanjutkan usaha ini, dan
rencananya saya akan menjual Nasi Kucing di Kalimantan Barat. Karena
belum ada yang menjual nasi kucing disana sehingga peluangnya lebih besar
dan keuntungan yang bisa didapat dari hasil penjualan juga cukup besar.
10. Kesimpulan
Dari kegiatan yang kami lakukan adalah bahwa mahasiswa sangat
memerlukan proses pembelajaran seperti ini. Karena kita bisa secara langsung
merasakan bagaimana cara menawarkan dan menjual produk kepada orang
lain. Pengalaman ini bisa menjadi dasar ketika nanti kami akan membuka
suatu usaha. Asal ada kemauan dan keinginan untuk berusaha pasti kita bisa
melakukannya, karena dalam dunia bisnis modal bukanlah sagalanya.

Anda mungkin juga menyukai