Anda di halaman 1dari 3

Nama:1.

Milda sisilia (2017007137)


2.Virni Andriani(2017007130)
3.Nora wahyuni ( 2017007134)
Kelas:Pkk2D

KEKELUARGAAN
A.KEKELUARGAAN - SALAM BAHAGIA - ADIL MAKMUR
ki hajar menyebut segenap anggota Tamansiswa ,yang mengabdikan dirinya pada sang anak
dalam satu lingkungan hidup keluarga sebagai ikatan “keluarga suci”.satu keluarga yang
terbentuk oleh kesamaan dan kesatuan tekad ,satu perjuangan dan satu cita-cita hidup,ialah
cita-cita hidup ketamansiswaan. bukan keluarga oleh pertalian turunan darah ,bukan pula
karena “serasa setekat selakon ( sepaham , secita-cita dan seperjuangan).
Sebagai satu kesatuan hidup Tamansiswa mengatur dirinya dengan cara dan sistem
“kekeluargaan” ,satu pergaulan hidup yang berdasarkan hubungan antar sesama
saudara,sesama keluarga .saudara dari satu kandungan cita-cita ialah hubungan cita-cita
Tamansiswa.
Atas pertalian kekeluargaan berkumpul dan bersatulah orang-orang Tamansiswa apa juga
keyakinan politik dan agamanya ,dari manapun asal keturunan suku dan daerah
kelahirannya .dalam satu keluarga orang hidup bersama berdasarkan cinta dan kasih
sayang .seperti kakak dan adik tidak ada main kuasa-kuasaan ,segalanya berlaku atas dasar
hubungan kasih sayang.
Dalam kehidupan satu keluarga berlaku dasar persamaan penghargaan derajat kemanusiaan
atas tiap-tiap orang anggota keluarga itu. Bagaimanapun berbeda-beda kecakapan dan
tugas pekerjaannya,tetap sama haknya bagi tiap-tiap anggota keluarga dalam mengatur
kehidupan bersama .
Dalam satu keluarga sama-sama mendapat bagian rezeki yang merata di antara seluruh
keluarga,dan sama pula derajat dan kedudukan sosialnya ,tidak satu pun lebih rendah dari
yang lain dalam penghargaan sosialnya ,dalam kehidupan berkeluarga berlaku demokrasi
politik,sosial dan ekonomi.
Dalam Tamansiswa hal ini berlaku dan dilaksanakan:
a) Tiap-tiap anggota sama haknya dalam turut mengatur persatuan Tamansiswa,tak
ada perbedaan satu dengan lainnya .Tiap anggota mempunyai kemerdekaan dan
kebebasan.
b) Setiap orang Tamansiswa sama derajat sosialnya sebagai orang-orang dari satu
“turunan Tamansiswa”dan satu”kasta Tamansiswa”.Ki Hajar memberi contoh
dengan menghilangkan titel bangsawannya ,untuk menghilangkan halangan yang
memenggali hubungan antara sesama orang . Digambarkan dengan sebutan yang
sama bagi seluruh pamong /anggota Tamansiswa .sebutan Ki untuk semua laki-
laki ,Nyi untuk anggota perempuan yang sudah kawin dan Ni bagi yang belum kawin .
Hapuslah dalam Tamansiswa sebutan-sebutan yang berdasarkan tingkat turunan
,Ana jadilah orang-orang Tamansiswa satu turunan ,”turunan Tamansiswa” dengan
bapak Ki Hadjar Dewantara .
c) Dalam soal pembagian rezeki berlaku bahwa pembagian nafkah berdasarkan
kepentingan keluarga .arti kata nafkah sendiri di maksudkan “biaya hidup” berdasar
kepentingan hidup. sebagai senda gurau Ki Hadjar ,yang kemudian menjadi
kebiasaan dan sistem ialah akta yang bisa menambah dan menaikkan nafkah ialah
beristri/bersuami dan mempunyai anak, yang oleh Ki Hadjar dinamakan
“hoofdacte”(akta kepala ,akta tinggi bagi guru-guru dijaman Belanda untuk guru
yang sudah beristri/bersuami , dan mendapat “bin acte “akta tambahan untuk guru
yang sudah mempunyai anak .dalam Tamansiswa berlaku syarat menjadi ketua
perguruan harus sudah kawin.
Cara penentuan nafkah masing-masing anggota oleh karena ukuran ijazah ,tingkat
jabatan dan perbedaan tugas tidak menjadi dasar dan kurang di perhitungkan .dan
sebagai dasarnya ialah keperluan hidup keluarga, dulu biasa dilakukan dengan cara :tiap-
tiap orang dipertimbangkan besar kecilnya nafkah meninggalkan rapat ,tidak turut
mempertimbangkan.
Apabila karena keuangan tidak memungkinkan pembagian nafkah secara teratur oleh
karena sedikitnya uang yang harus dibagi ,beberapa orang hidup dengan dapur
bersama(sistem Centrale keuken ,dapur umum)sedang sisa uang selebihnya sesudah di
ambil untuk belanja makan bersama,dibagi sebagai uang saku.
Di dalam Tamansiswa tidak terdapat hubungan majikan dan buruh ,antara pemberi kerja
dan pekerja ,yang didasarkan si majikan yang berkuasa ,si buruh hanya sebagai pekerja
pengambil upah yang di tentukan oleh majikan .pembagian tugas dalam Tamansiswa
diatur bersama atas dasar kata sepakat ,atas dasar tahu diri untuk menentukan
pembagian pekerjaan dan tanggung jawab. Dalam Tamansiswa tidak mengenal istilah
upah,dalam arti pemberian penghargaan kerja yang hanya ditetapkan oleh satu pihak
yang memberi pekerjaan.
B. KEKELUARGAAN -DEMOKRASI DENGAN PEMIMPIN
Kehidupan satu keluarga menggambarkan Diana tiap-tiap orang dalam keluarga itu sama
derajat Noya,sama haknya,sama-sama bebas dan merdeka . tetapi apabila kebebasan
masing-masing itu akan mengganggu ketertiban dan keselamatan keluarga harus ada
tindakan penyelamatan yang tegas, kalau perlu secara keras harus dihukum anak yang
mengganggu keluarga itu .dalam hal keadaan yang membahayakan kehidupan
keluarga ,pimpinan keluarga bertindak tegas untuk menyelamatkan.
Kekeluargaan mengenal adanya disiplin,tindakan penyelamatan yang terkadang keras
seperti di atas itu .orang tidak boleh mempergunakan “kekeluargaan”sebagai
persembunyian dari ketidakmampuan bertindak .sebagai kelemahan yang tidak sanggup
menegakkan kedisiplinan.
Ki Hadjar menggambarkan disiplin dalam keluarga seperti luka pada tubuh. apabila luka
itu ringan maka dapat di obati dengan obat ringan, apabila tidak berhasil di obati dan
kemudian luka menjadi parah dan bisa membahayakan seluruh tubuh harus dioperasi
kalau perlu dipotong.
Dalam keadaan biasa anggota badan kita masing-masing merdeka dan bebas bergerak.
pada satu malam hujan halaman becek .perut sakit karena terlalu banyak makan rujak
.harus ke belakang namun mata mengantuk,kaki tidak mau melangkah ,tangan tak mau
membuka pintu karena malas mau mengaso,siangnya capai bekerja.
Apabila seluruh anggota badan dibiarkan bebas seperti itu sedang perut sakit dan harus
ke belakang maka akan terjadi sesuatu yang akan mengotori seluruh badan . maka otak
memberi perintah seluruh badan yang malas bergerak menjadi bergerak .perintah harus
dijalankan demi keselamatan bersama .itulah kekeluargaan itulah demokrasi yang
dibatasi dengan leiderschap untuk kebahagiaan dan keselamatan bersama.
Sumber :
Muchammad Tauchid. 2011. Perjuangan dan Ajaran Hidup Ki Hajar Dewantara. Majelis
Luhur Tamansiswa.

Anda mungkin juga menyukai