Adityo Wibowo
Bagian Fisiologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung
Abstrak
Terapi oksigen hiperbarik adalah penggunaan 100% oksigen pada tekanan yang lebih besar dari tekanan atmosfer. Terapi ini
telah digunakan sebagai terapi tambahan untuk mempercepat penyembuhan luka. Penyembuhan luka pada dasarnya
memiliki tiga mekanisme, yaitu kontraksi, epitelialisasi, dan pertumbuhan jaringan pengikat. Perawatan luka yang baik
melibatkan kondisi pasien secara lokal maupun sistemik terkait dengan penyembuhan luka sejak proses awal. Oksigen harus
ada dalam jumlah yang memadai agar merangsang perkembangan fibroblas dan produksi kolagen. [JuKe Unila 2015;
5(9):124-128]
Korespondensi: dr. Adityo Wibowo, alamat alamat Jl. Soemantri Brodjonegoro No. 1, HP 085269410011, e-mail
doktertyowibowo87@gmail.com
Oksigen hiperbarik mulai dikenal untuk pemberian oksigen hiperbarik 2-3 ATA selama
menunjang penyembuhan luka pada tahun 2 jam. Pada sel endotel ini, oksigen juga
1965 pada korban luka akibat ledakan pada meningkatkan intermediet vascular endothelial
tambang minyak dengan keracunan karbon growth factor (VEGF). Melalui siklus Krebs akan
monoksida.1,2 terjadi peningkatan nikotinamid adenin
dinukleotida hidrogen (NADH) yang memicu
Isi peningkatan fibroblas. Fibroblas diperlukan
Terapi oksigen hiperbarik dilakukan pada untuk sintesis proteoglikan dan bersama
suatu ruang hiperbarik (hyperbaric chambers) dengan VEGF akan memacu sintesis kolagen
yang dibedakan menjadi 2, yaitu multiplace pada proses remodelling, salah satu tahapan
dan monoplace. Multiplace dapat digunakan dalam penyembuhan luka. Oksigen penting
untuk beberapa penderita pada waktu yang dalam hidroksilasi lisin dan prolin selama
bersamaan dengan bantuan masker tiap proses sintesis kolagen dan untuk penyatuan
pasiennya, sedangkan pada monoplace dan pematangan kolagen. Kekurangan oksigen
digunakan untuk pengobatan satu orang dalam jumlah yang signifikan akan
1,3-5
pasien saja. Pasien dalam suatu ruangan menyebabkan gangguan sintesis kolagen.
menghisap oksigen tekanan tinggi (100%) atau Pada bagian luka juga terdapat bagian
pada tekanan barometer tinggi (hyperbaric tubuh yang mengalami edema dan infeksi. Di
chamber). Kondisi kamar terapi harus memiliki bagian edema ini terdapat radikal bebas dalam
tekanan udara yang lebih besar dibandingkan jumlah yang besar. Daerah edema ini
dengan tekanan di dalam jaringan tubuh (1 mengalami kondisi hipooksigenasi karena
ATA). Keadaan ini dapat dialami oleh seseorang hipoperfusi. Peningkatan fibroblas
pada waktu menyelam atau di dalam ruang sebagaimana telah disinggung sebelumnya
udara yang bertekanan tinggi yang dirancang akan mendorong terjadinya vasodilatasi pada
baik untuk kasus penyelaman maupun daerah edema tersebut. Jadilah kondisi daerah
pengobatan penyakit klinis. Tekanan atmosfer luka tersebut menjadi hipervaskular,
pada permukaan air laut sebesar 1 atm. Setiap hiperseluler, dan hiperoksia. Dengan
penurunan kedalaman 33 kaki, tekanan akan pemaparan oksigen tekanan tinggi, terjadi
naik 1 atm. Tiap terapi diberikan selama 2 atau peningkatan IFN-γ, i-NOS dan VEGF. IFN- γ
3 ATA, menghasilkan 6 ml oksigen terlarut menyebabkan TH-1 meningkat yang
dalam 100ml plasma, dan durasi rata-rata berpengaruh pada sel β sehingga terjadi
terapi sekitar 60-90 menit. Jumlah terapi pengingkatan Ig-G. Dengan meningkatnya Ig-G,
bergantung dari jenis penyakit. Untuk yang efek fagositosis leukosit juga akan meningkat.
akut sekitar 3-5 kali dan untuk kasus kronik Oksigen hiperbarik meningkatkan
bisa mencapai 50-60 kali. Dosis yang digunakan pembentukan radikal bebas oksigen, kemudian
pada perawatan tidak boleh lebih dari 3 ATA mengoksidasi protein dan lipid membran
karena tidak aman untuk pasien selain bakteri, menghancurkan DNA, dan
berkaitan dengan lamanya perawatan yang menghambat fungsi metabolik bakteri. Enzim
dibutuhkan, juga dikatakan bahwa tekanan di superoksid dismutase, katalase, glutation, dan
atas 2,5 ATA mempunyai efek imunosupresif.1-3 glutation reduktase menyebabkan
Prinsip kerjanya diawali dengan penghambatan pembentukan radikal bebas
pemberian oksigen 100% tekanan 2-3 atm. oksigen sampai nantinya kadar oksigen
Tahap selanjutnya dilanjutkan dengan melebihi kadar konsentrasi enzim-enzim
pengobatan decompression sickness. Kondisi ini tersebut. Sehingga pada akhirnya, oksigen akan
akan memicu meningkatnya fibroblas dan mengaktifkan peroksidase yang akan
1-3,5
angiogenesis yang menyebabkan menghancurkan bakteri.
neovaskularisasi jaringan luka, sintesis kolagen, Penggunaan oksigen hiperbarik ini
dan peningkatan efek fagositik leukosit. memiliki keunggulan dan kelemahan yang telah
Kemudian akan terjadi peningkatan dan diteliti sebelumnya. Sebagai indikasi terapi
perbaikan aliran darah mikrovaskular. Densitas oksigen, antara lain emboli gas, sindrom
kapiler meningkat sehingga daerah yang dekompresi, keracunan karbon monoksida dan
mengalami iskemia akan mengalami reperfusi. asap, insufisiensi arteri, terapi pencangkokan
Sebagai respon, akan terjadi peningkatan nitrit kulit, penyakit iskemia akibat trauma, abses
oksida (NO) hingga 4-5 kali dengan diiringi intrakranial, nekrosis jaringan lunak akibat
infeksi, kerusakan radiasi, dan luka
jaringan karena bakar.1
Juke Unila | Volume 5 | Nomor 9 | Maret 2015 | 125
Adityo Wibowo | Oksigen Hiperbarik: Terapi Percepatan Penyembuhan Luka