Anda di halaman 1dari 3

PRODUKSI DAN HASIL OLAH KELAPA (Cocos nuciferaLinn)

DI KABUPATEN LOMBOK TIMUR

I.PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Sebagai negara tropis yang sangat luas, Indonesia adalah surga bagi pohon Kelapa atau
yang lebih dikenal dengan nama ilmiah Cocos nucifera Linn.Karena Indonesia dikenal
sebagai negara yang kaya unsur sumber daya alamnya, pohon ini dapat ditemukan hampir di
seluruh wilayah Indonesia baik dari Sabang hingga Marauke.
Menurut beberapa data statistik, luas perkebunan kelapa di Indonesia saat ini mencapai
3,8 juta hektar (Ha) yang terdiri dari perkebunan rakyat seluas 3,7 juta Ha;  perkebunan milik
pemerintah seluas 4.669 Ha; serta milik swasta seluas 66.189 Ha. Selama 34 tahun, luas
tanaman kelapa meningkat dari 1,66 juta hektar pada tahun 1969 menjadi 3,8  juta hektar
pada tahun 2011.
Samosir (1992) menyatakan, tanaman kelapa seperti yang banyak kita ketahui hanya
tumbuh di daerah tropis saja, tanaman ini dapat dijumpai baik di dataran rendah maupun
dataran tinggi. Kelapa dapat tumbuh di pinggir laut hingga dataran tinggi. Kelapa dapat
dibedakan menjadi kelapa varietas dalam dan hibrida. Ada pun yang membedakannya
menjadi 3 varietas, yaitu dalam, genjah dan hibrida. Setiap varietas dibagi lagi dalam
beberapa jenis. Kelapa diusahakan tumbuh dengan kondisi lahan di seluruh provinsi di
Indonesia yang tersebar pada ketinggian 0-700 m dpl, pada tanah mineral sampai tanah
gambut, beriklim basah sampai kering. Areal terkonsentrasi di tiga wilayah, yaitu Sumatera
(32,8%), Jawa dan Bali (26,2%), serta Sulawesi (18,4%). Jika dilihat dari luas wilayah dalam
hubungannya dengan luas areal kelapa yang ada maka potensi pengembangan terdapat di
Sumatera, Kalimantan, dan Papua.
Sebaran tanaman kelapa terdapat diseluruh kepulauan Indonesia, pada tahun 2005, total
areal meliputi 3,29 juta ha, yakni terdistribusi di pulau Sumatera 33,8%, Jawa 22,4%, Bali,
NTB dan NTT 5,9%, Kalimantan 6,8%, Sulawesi 22,1%, Maluku dan Papua 9%. Walaupun
sebarannya cukup merata, namun produktivitasnya masih rendah. Produktivitas tanaman
kelapa baru mencapai 2.700  –  4.500 kelapa butir yang setara 0,8  –  1,2 ton kopra/ha.
Produktivitas ini masih dapat ditingkatkan menjadi 6.750 butir atau setara 1,5 ton kopra.
Selain itu, potensi kayu kelapa yang dapat dihasilkan sebesar 200 juta m3. Produktivitas
aktual perkebunan kelapa rakyat masih sangat rendah karena diusahakan secara tradisional.
Perkembangan usahatani kelapa sangat lambat atau tidak ada perkembangan sama sekali dan
nilai tukar produk utama kelapa malah menurun dengan munculnya substitusi dari komoditas
lain.
Lambatnya perkembangan usahatani kelapa bukanlah disebabkan tidak tersedianya teknologi,
tetapi lebih ditentukan oleh status petani dan status kelapa itu sendiri. Tingkat  pendidikan, wawasan,
dan ekonomi petani sangat mempengaruhi perkembangan usahatani kelapa, demikian pula dengan
asal muasal dari kebun tersebut. Petani yang memperoleh kebun kelapa dari warisan biasanya hanya
memungut hasilnya saja, tidak akan memperhatikan pemeliharaannya. Berbeda dengan petani yang
membangun kebun kelapa dengan menanam sendiri akan mengurus kebunnya dengan baik.
Menurut Kementerian Pertanian (2010), perkebunan kelapa di Indonesia sebagian  besar masih
merupakan perkebunan rakyat, meskipun ada juga yang merupakan perkebunan negara dan swasta.
Pada periode tahun 1970-2009 luas areal perkebunan kelapa di Indonesia menunjukkan pola
peningkatan yang cukup konsisten. Pola perkembangan luas areal kelapa Indonesia menyerupai pola
perkembangan luas areal perkebunan kelapa rakyat karena sekitar 98% areal pertanaman kelapa
diusahakan oleh rakyat (PR) sedangkan sisanya diusahakan oleh perkebunan besar negara (PBN) dan
perkebunan besar swasta (PBS).
Selanjutnya menurut majalah Tempo (2009), menunjukkan bahwa pemerintah Provinsi Nusa
Tenggara Barat (Pemprov NTB) pada tahun 2009 mulai mengembangkan kebun kelapa rakyat seluas
800 hektar, masing-masing 500 hektare di Kabupaten Dompu dan 300 hektare di Kabupaten Bima.
Tahun depan, luas lahan ditambah 1.200 hektar masing-masing 400 hektar untuk Kabupaten Lombok
Utara, Kabupaten Dompu dan Kabupaten Bima. Pembiayaannya ditanggung oleh pemerintah pusat.
Pengembangan kelapa rakyat tersebut dilakukan di sepanjang kebun yang cocok untuk ditanami
kelapa Genjah dan kelapa Dalam sebagai terobosan unggulan daerah yang dilakukan oleh Dinas
Perkebunan NTB. Selama ini luas lahan kebun kelapa rakyat di NTB mencapai 120.000 hektar tetapi
yang  produktif baru 66.800 hektar. Setiap hektar terdapat 100 pohon dan baru bisa menghasilkan satu
ton. Ini berarti total produksi kelapa NTB sebanyak 66.800 ton yang rinciannya 60  persen untuk
kebutuhan rakyat dan 40 persen untuk industri minyak
Dari berbagai persentase jumlah konsumsi kelapa yakni 60 persen mencangkup untuk
memenuhi kebutuhan rakyat, kelapa digunakan sebagai berbagai macam produk olahan yang
mendukung berkembangnya produk olahan pangan lokal di NTB. Penggunaan konsumsi kelapa
dalam berbagai olahan pangan memang wajib digunakan oleh masyarakat NTB dalam membuat
berbagai kuliner yang turut mengharumkan nama NTB sebagai destinasi wisata halalnya. Oleh karena
itu pohon kelapa terkenal dengan istilah pohon dengan seribu manfaat. Tentunya manfaat-manfaat
tersebut mendorong tingkat perekonomian rakyat khususnya di daerah Lombok, yang mana
masyarakatnya banyak memiliki lahan perkebunan tersendiri untuk menanam jenis pohon dengan
berbagai manfaat, bahkan sampai ada yang menjualnya ke berbagai daerah di luar pulau Lombok.
Untuk itu berbagai pengelolaan tentang Kelapa atau Cocos nucifera Linn akan dibahas dalam makalah
berikut.

1.2. Rumusan Masalah

Terlepas dari berbagai permasalahan di atas, salah satunya merupakan masih kurangnya
pengelolaan produksi kelapa di Nusa Tenggara Barat khususnya di daerah Lombok Timur dan
produktivitas kelapa yang masih rendah. Oleh karena itu perlunya  pemecahan masalah sebagai
berikut:  
1. Bagaimana tingkat produksi dan produktivitas tanaman kelapa (Cocos nucifera Linn) di
daerah Lombok Timur?
2. Apa saja hasil pengolahan kelapa (Cocos nucifera Linn) yang ada pada daerah di Lombok
Timur? 
1.3. Tujuan

1. Untuk mengetahui tingkat produksi dan produktivitas tanaman kelapa (Cocos nucifera Linn)
di daerah Lombok Timur.
2. Untuk mengetahui hasil pengolahan kelapa (Cocos nucifera Linn) yang ada pada daerah di
Lombok Timur.
 
 
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Kelapa (
Cocos nucifera
Linn) Kelapa (
Cocos nucifera
L.) termasuk famili
 Palmae
dari
 genus Cocos
. Dikenal dua varietas yang nyata perbedaannya yaitu varietas genjah dan varietas dalam
(Setyamidjaja, 1994). Tanaman kelapa merupakan tanaman serbaguna atau tanaman yang mempunyai
nilai ekonomi tinggi. Seluruh bagian pohon kelapa dapat dimanfaatkan untuk kepentingan manusia,
sehingga pohon ini sering disebut pohon kehidupan (
tree of life
) karena hampir seluruh bagian dari pohon, akar, batang, daun, dan buahnya dapat digunakan untuk
kebutuhan kehidupan manusia sehari-hari (Anonim, 2008). Kelapa merupakan tanaman serbaguna
karena seluruh bagian tanamannya bermanfaat dalam kehidupan manusia sehari-hari. Akar kelapa
menginspirasi penemuan teknologi  penyangga bangunan cakar ayam, batangnya digunakan sebagai
kayu dengan mutu menengah, daunnya dipakai sebagai atap rumah setelah dikeringkan, daun muda
kelapa, dipakai sebagai bahan anyaman dalam pembuatan ketupat atau berbagai bentuk hiasan
lainnya. Tandan bunganya yang disebut mayang, dipakai orang untuk hiasan dalam upacara
perkawinan dengan simbol tertentu. Cairan manis yang keluar dari tangkai bunga, disebut nira dapat
diminum sebagai penyegar, difermentasi menjadi tuak, atau diolah menjadi gula merah dan gula
semut. Buah kelapa adalah bagian paling bernilai ekonomi. Sabut (
mesokarp
yang berupa serat-serat kasar) diperdagangkan sebagai bahan bakar, pengisi jok kursi, anyaman tali,
keset, serta media tanam bagi anggrek. Tempurung atau batok (bagian
endokarp
) dipakai sebagai bahan bakar, pengganti gayung, wadah minuman, bahan baku  berbagai bentuk
kerajinan tangan, arang, karbon aktif, dan asap cair (Suhardiyono, 1997). Daging buah kelapa
merupakan
endosperma
 buah kelapa yang berupa cairan serta endapannya yang melekat di dinding dalam batok. Daging buah
muda biasa disajikan sebagai es kelapa muda. Cairan ini mengandung beraneka enzim dan memiliki
khasiat penetral racun dan efek penyegar/penenang (Anonim, 2007). 2.1.1 Deskripsi dan Komposisi
Kelapa Tanaman kelapa (
Cocos nucifera linn
) merupakan tanamam tropis yang termasuk dalam famili arecaceae, genus cocos, ordo palmae dan
kelas monocotyledonae. Pohon kelapa mempunyai batang yang lurus dengan tinggi 12-13 meter dan
berdiameter 20-60 cm (Woodroof, 1979).
READ PAPER

Anda mungkin juga menyukai