DAN
Dasar Hukum:
Managing Partners
SYAIFUL MA’AIF & PARTNERS Law Office
(SM&P LAW OFFICE)
Office :
Surabaya
Jalan Juwingan No. 120 Surabaya
Jakarta
Apartemen Salemba Residence
Tower A No. 1103, Jakarta Pusat
Bali
Pertokoan Luhur Artha Kencana Blok B No. 3, Jl. Diponegoro No. 180 Br. Eka Sila, Desa Dauh
Puri Kelod Denpasar Barat, Denpasar-Bali
PENGALAMAN ORGANISASI
DR. H. SYAIFUL MA’ARIF, SH.,CN.,MH.,CLA
TAHUN JABATAN
Dasar Hukum:
Pasal 222 ayat (2) dan ayat (3) UU Kepailitan & PKPU:
(2) Debitor yang tidak dapat atau memperkirakan tidak akan dapat melanjutkan membayar utang-
utangnya yang sudah jatuh waktu dan dapat ditagih, dapat memohon penundaan kewajiban
pembayaran utang, dengan maksud untuk mengajukan rencana perdamaian yang meliputi
tawaran pembayaran sebagian atau seluruh utang kepada Kreditor;
(3) Kreditor yang memperkirakan bahwa Debitor tidak dapat melanjutkan membayar utangnya yang
sudah jatuh waktu dan dapat ditagih, dapat memohon agar kepada Debitor diberi penundaan
kewajiban pembayaran utang, untuk memungkinkan Debitor mengajukan rencana
perdamaian yang meliputi tawaran pembayaran sebagian atau seluruh utang kepada
Kreditornya;
Definisi PKPU:
UU Kepailitan & PKPU tidak memberikan definisi secara khusus yang dimaksud dengan
PKPU;
DEFINISI & TUJUAN PKPU
Tujuan PKPU:
Apakah kemampuan Debitor untuk melanjutkan kegiatan usahanya menjadi dasar atau
pertimbangan bagi Para Kreditor sebagai bahan untuk tercapainya perdamaian?
PERMOHONAN PKPU
(1) Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang diajukan oleh Debitor yang mempunyai lebih dari 1
(satu) Kreditor atau oleh Kreditor;
(2) Debitor yang tidak dapat atau memperkirakan tidak akan dapat melanjutkan membayar
utang-utangnya yang sudah jatuh waktu dan dapat ditagih, dapat memohon penundaan
kewajiban pembayaran utang, dengan maksud untuk mengajukan rencana perdamaian yang
meliputi tawaran pembayaran sebagian atau seluruh utang kepada Kreditor;
(3) Kreditor yang memperkirakan bahwa Debitor tidak dapat melanjutkan membayar utangnya
yang sudah jatuh waktu dan dapat ditagih, dapat memohon agar kepada Debitor diberi
penundaan kewajiban pembayaran utang, untuk memungkinkan Debitor mengajukan rencana
perdamaian yang meliputi tawaran pembayaran sebagian atau seluruh utang kepada Kreditornya;
Debitor masih dapat melakukan pengurusan terhadap hartanya selama mendapat persetujuan
dari Pengurus PKPU (dan Hakim Pengawas dalam tujuan tertentu);
HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN PASCA
PUTUSAN PKPU
Pendaftaran piutang harus sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan berdasarkan Penetapan
Hakim Pengawas (Pasal 268 ayat (1) huruf a UU Kepailitan & PKPU), apabila tagihan didaftarkan
lewat waktu, maka tagihan tersebut tidak dapat dimasukan ke dalam daftar tagihan (Pasal 278
ayat (3) dan (4) UU Kepailitan & PKPU);
Hal-hal yang harus diperhatikan mengacu pada segala UU Kepailitan & PKPU, sebagai
berikut:
Surat tagihan yang memuat sifat dan jumlah tagihan (Pasal 270 UU Kepailitan & PKPU);
Bahwa mengacu pada ketentuan Pasal 273 ayat (1) jo. Pasal 275 ayat (1) UU Kepailitan &
PKPU), perhitungan atas pokok dan bunga ditentukan sampai dengan tanggal putusan PKPU;
Dokumen-dokumen tagihan (Perjanjian Kredit, jaminan, dll);
Rekening koran atau bentuk dokumen lainnya yang menunjukan tentang bukti tagihan atas
seluruh tagihan;
RAPAT PENCOCOKAN TAGIHAN/PIUTANG
Memastikan seluruh tagihan diterima oleh Pengurus PKPU (Pasal 271 jo. Pasal 272 UU
Kepailitan & PKPU);
Apabila terdapat selisih tagihan, maka tindakan yang dapat dilakukan adalah meminta kepastian
terkait dengan hak suara kepada Hakim Pengawas (Pasal 229 ayat (2) jo. Pasal 280 UU
Kepailitan & PKPU);
RAPAT PEMBAHASAN RENCANA PERDAMAIAN
Mekanisme pemungutan suara diatur Pasal 281 ayat (1) UU Kepailitan & PKPU:
Mekanisme pemungutan suara diatur Pasal 229 ayat (1) UU Kepailitan & PKPU:
Pemberian penundaan kewajiban pembayaran utang tetap berikut perpanjangannya ditetapkan oleh
Pengadilan berdasarkan:
a. persetujuan lebih dari 1/2 (satu perdua) jumlah kreditor konkuren yang haknya diakui atau
sementara diakui yang hadir dan mewakili paling sedikit 2/3 (dua pertiga) bagian dari seluruh
tagihan yang diakui atau yang sementara diakui dari kreditor konkuren atau kuasanya yang hadir
dalam sidang tersebut; dan
b. persetujuan lebih dari 1/2 (satu perdua) jumlah Kreditor yang piutangnya dijamin dengan gadai,
jaminan fidusia, hak tanggungan, hipotik, atau hak agunan atas kebendaan lainnya yang hadir
dan mewakili paling sedikit 2/3 (dua pertiga) bagian dari seluruh tagihan Kreditor atau kuasanya
yang hadir dalam sidang tersebut.
PEMUNGUTAN SUARA ATAS RENCANA
PERDAMAIAN/PKPU TETAP/PERPANJANGAN
PKPU TETAP
Kreditor pemegang jaminan kebendaan adalah ketentuan Pasal 281 ayat (2) jo. Pasal 286
UU Kepailitan & PKPU yang mengatur bahwa Kreditor pemegang jaminan kebendaan
yang tidak menyetujui rencana perdamaian, tidak terikat pada perdamaian, serta akan
diberikan kompensasi sebesar nilai terendah di antara nilai jaminan atau nilai aktual
pinjaman yang secara langsung dijamin dengan hak agunan atas kebendaan;
TAHAP MUSYAWARAH MAJELIS HAKIM
Dasar Hukum:
Definisi Kepailitan:
Pasal 1 angka 1 UU Kepailitan & PKPU:
Kepailitan adalah sita umum atas semua kekayaan Debitor Pailit yang pengurusan dan
pemberesannya dilakukan oleh Kurator di bawah pengawasan Hakim Pengawas sebagaimana
diatur dalam Undang- Undang ini.
(1) Debitor yang mempunyai dua atau lebih Kreditor dan tidak membayar lunas sedikitnya satu
utang yang telah jatuh waktu dan dapat ditagih, dinyatakan pailit dengan putusan Pengadilan,
baik atas permohonannya sendiri maupun atas permohonan satu atau lebih kreditornya.
(4) Permohonan pernyataan pailit harus dikabulkan apabila terdapat fakta atau keadaan yang
terbukti secara sederhana bahwa persyaratan untuk dinyatakan pailit sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 2 ayat (1) telah dipenuhi.
Ada atau tidaknya proposal perdamaian dari Debitor (Kepailitan yang bukan dari
PKPU);
Pengumuman koran oleh Pengurus PKPU;
Jadwal Rapat Kreditor Pendahuluan;
Batas waktu pengajuan/pendaftaran tagihan/piutang dan utang pajak;
Rapat verifikasi tagihan/piutang dan tagihan pajak;
Jadwal pembahasan rencana perdamaian (Kepailitan yang bukan dari PKPU);
Jadwal pemungutan suara atas rencana perdamaian/PKPU Tetap/Perpanjangan PKPU Tetap
(Kepailitan yang bukan dari PKPU);
Rapat Kreditor Pendahuluan;
Pengajuan/pendaftaran tagihan/piutang;
Rapat Verifikasi Tagihan/Piutang;
Pembahasan Rencana Perdamaian (Kepailitan yang bukan dari PKPU);
Pemungutan suara atas rencana perdamaian/PKPU Tetap/Perpanjangan PKPU
Tetap (Kepailitan yang bukan dari PKPU);
Masa Insolven;
Masa Hak Pemegang Jaminan kebendaan Untuk Mengeksekusi sendiri;
Daftar Pembagian;
RAPAT KREDITOR PENDAHULUAN
Pendaftaran piutang harus sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan berdasarkan Penetapan
Hakim Pengawas (Pasal 113 UU Kepailitan & PKPU), apabila tagihan didaftarkan lewat waktu,
maka tagihan tersebut tidak dapat dimasukan ke dalam daftar tagihan (Pasal 133 UU Kepailitan &
PKPU);
Hal-hal yang harus diperhatikan mengacu pada segala UU Kepailitan & PKPU, sebagai
berikut:
Surat tagihan yang memuat sifat dan jumlah tagihan (Pasal 115 UU Kepailitan & PKPU);
Pasal 60 ayat (3) jo. Pasal 138 UU Kepailitan & PKPU, untuk menjaga segala kemungkinan
kurangnya pembayaran dari hasil eksekusi jaminan kebendaan, maka dalam surat tagihan
tersebut harus dinyatakan bahwa kekurangan tersebut dimintakan pembayarannya dari harta
pailit lainnya dengan status kreditor konkuren;
Pasal 137 ayat (1) UU Kepailitan & PKPU, cut off date nilai tagihan pada tanggal putusan
pailit diucapkan;
Pasal 134 ayat (2) UU Kepailitan & PKPU, bahwa terhadap bunga yang dijamin dengan hak
agunan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus dilakukan pencocokan piutang secara
pro memori;
Dokumen-dokumen tagihan (Perjanjian Kredit, jaminan, dll);
Rekening koran atau bentuk dokumen lainnya yang menunjukan tentang bukti tagihan atas
seluruh tagihan;
RAPAT PENCOCOKAN TAGIHAN/PIUTANG
Apabila terdapat selisih tagihan, maka tindakan yang dapat dilakukan adalah bantahan (renvoy
procedure) (Pasal 127 jo. Pasal 128 UU Kepailitan & PKPU);
RAPAT PEMBAHASAN RENCANA PERDAMAIAN
Mekanisme pemungutan suara diatur Pasal 151, Pasal 152, dan Pasal 153 UU Kepailitan & PKPU:
Rencana perdamaian diterima apabila disetujui dalam rapat Kreditor oleh lebih dari 1/2 (satu perdua)
jumlah kreditor konkuren yang hadir dalam rapat dan yang haknya diakui atau yang untuk sementara
diakui, yang mewakili paling sedikit 2/3 (dua pertiga) dari jumlah seluruh piutang konkuren yang diakui
atau yang untuk sementara diakui dari kreditor konkuren atau kuasanya yang hadir dalam rapat
tersebut.
RAPAT PEMBAHASAN RENCANA PERDAMAIAN
(1) Apabila lebih dari 1/2 (satu perdua) jumlah Kreditor yang hadir pada rapat Kreditor dan mewakili
paling sedikit 1/2 (satu perdua) dari jumlah piutang Kreditor yang mempunyai hak suara
menyetujui untuk menerima rencana perdamaian maka dalam jangka waktu paling lambat 8
(delapan) hari setelah pemungutan suara pertama diadakan, diselenggarakan pemungutan suara
kedua, tanpa diperlukan pemanggilan.
(2) Pada pemungutan suara kedua, Kreditor tidak terikat pada suara yang dikeluarkan pada
pemungutan suara pertama.
Perubahan yang terjadi kemudian, baik mengenai jumlah Kreditor maupun jumlah piutang, tidak
mempengaruhi sahnya penerimaan atau penolakan perdamaian.
.
SIDANG MAJELIS HAKIM
Putusan homologasi karena rencana perdamaian diterima (Pasal 159 ayat (1) UU
Kepailitan & PKPU);
Putusan penolakan pengesahan perdamaian walaupun rencana perdamaian diterima
(Pasal 159 ayat (2) UU Kepailitan & PKPU);
Perdamaian yang disahkan berlaku bagi semua Kreditor yang tidak mempunyai hak
untuk didahulukan, dengan tidak ada pengecualian, baik yang telah mengajukan diri
dalam kepailitan maupun tidak.
Pasal 178 UU Kepailitan & PKPU menentukan bahwa debitor pailit dinyatakan dalam
keadaan insolven apabila dalam rapat pencocokan piutang tidak ditawarkan rencana
perdamaian, rencana perdamaian yang ditawarkan tidak diterima, atau pengesahan
perdamaian ditolak berdasarkan putusan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap;
MASA SEBELUM DAN SESUDAH INSOLVEN
Bahwa berdasarkan Pasal 55 ayat (1) jo. Pasal 56 ayat (1) UU Kepailitan & PKPU
mengatur bahwa hak eksekusi kreditor pemegang jaminan kebendaan ditangguhkan
untuk jangka waktu paling lama 90 (sembilan puluh) hari atau dikenal sebagai masa
penangguhan (stay), kecuali (i) jangka waktu tersebut diakhiri lebih cepat atau debitor
dinyatakan insolven (Pasal 57 ayat (1) UU Kepailitan & PKPU), (ii) atas permohonan
kreditor untuk mengangkat penangguhan (Pasal 57 ayat (2) UU Kepailitan & PKPU);
Pasal 178 UU Kepailitan & PKPU menentukan bahwa debitor pailit dinyatakan dalam
keadaan insolven apabila dalam rapat pencocokan piutang tidak ditawarkan rencana
perdamaian, rencana perdamaian yang ditawarkan tidak diterima, atau pengesahan
perdamaian ditolak berdasarkan putusan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap;
MASA HAK UNTUK MENGEKSEKUSI SENDIRI
PEMEGANG JAMINAN KEBENDAAN
Bahwa mengacu pada ketentuan Pasal 59 ayat (1) UU Kepailitan & PKPU, BANK JATIM
sebagai Kreditor pemegang hak jaminan kebendaan harus melaksanakan haknya
tersebut dalam jangka waktu paling lambat 2 (dua) bulan setelah dimulainya keadaan
insolvensi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 178 ayat (1) UU Kepailitan & PKPU;
Bahwa mengacu pada ketentuan Pasal 59 ayat (2) UU Kepailitan & PKPU, setelah
lewatnya jangka waktu 2 (dua) bulan hak eksekusi sendiri oleh kreditor pemegang
jaminan kebendaan dilaksanakan, maka Kurator harus menuntut diserahkannya benda
yang menjadi agunan untuk selanjutnya dijual sesuai dengan cara sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 185 UU Kepailitan & PKPU (lelang oleh Kurator atau penjualan
dibawah tangan);
TAHAP PEMBAGIAN
Bahwa mengacu pada ketentuan Pasal 188 sampai dengan 192 UU Kepailitan dan
PKPU, atas hasil penjualan harta pailit, Kuarator harus menyusun daftar pembagian yang
menentukan bagian-bagian atau hak-hak masing-masing kreditor atas hasil penjualan
harta pailit tersebut;