PENDAHULUAN
1.3. Tujuan
1) Untuk mengetahui saja bagian pada konstruksi jembatan yang sering mengalami
kegagalan perencanaan dan pelaksanaan konstruksi?
2) Untuk mengetahui penyebab terjadinya kegagalan perencanaan dan pelaksanaan
konstruksi jembatan?
3) Untuk mengetahui terjadinya kegagalan perencanaan dan pelaksanaan konstruksi
jembatan?
BAB II
PEMBAHASAN
1) Tiang Sandaran, digunakan untuk memberi rasa aman bagi kendaraan dan orang yang
akan melewati jembatan tersebut.
2) Lantai Trotoar/Trotoar adalah lantai tepi dari plat jembatan yang berfungsi
menahan beban-beban yang terjadi akibat tiang sandaran,
3) Lantai Kendaraan/Plat lantai adalah bagian tengah dari plat jembatan yang
berfungsi sebagai perlintasan kendaraan.
4) Balok Diafragma merupakan pengaku dari gelegar-gelegar memanjang dan tidak
memikul beban plat lantai dan diperhitungkan seperti balok biasa.
5) Balok Memanjang / gelagar (girder) merupakan balok utama yang memikul
beban dari lantai kendaraan maupun beban kendaraan yang melewati jembatan
tersebut
Suatu.jembatan yang baik adalah jembatan yang memiliki atau telah rnemenuhi
kriteria desain yang menjadi dasar dari pembuatan sebuah jembatan, sesuai dengan
pokok-pokok perencanaan :
Kegagalan bangunan merupakan keadaan bangunan yang tidak berfungsi, baik secara
keseluruhan maupun sebagian, dari segi teknis, manfaat, keselamatan kerja dan
keselamatan umum sebagai kesalahan penyedia jasa atau pengguna jasa setelah
penyerahan akhir pekerjaan konstruksi. Sedangkan kegagalan konstruksi merupakan
keadaan hasil pekerjaan konstruksi yang tidak sesuai dengan spesifikasi pekerjaan
sebagaimana disepakati dalam kontrak kerja konstruksi baik sebagian maupun
keseluruhan .”(Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 29 Tahun 2000).
1) Bangunan Bawah
a. Pondasi langsung, kegagalan pada pondasi langsung secara fisik dapat terjadi
apabila struktur tersebut mengalami :
Amblas, berarti elevasi pondasi berada pada level yang lebih rendah daripada
elevasi rencana
Miring, berarti posisi pondasi langsung tersebut tidak sesuai dengan posisi
vertikal rencana
Puntir, berarti terjadinya suatu amblas yang disertai posisi miring yang
tidak beraturan
b. Pondasi tiang pancang beton / baja, kegagalan pondasi tiang pancang beton
atau baja secara fisik dapat terjadi apabila struktur tersebut mengalami :
Amblas, berarti elevasi pondasi berada pada level yang lebih rendah daripada
elevasi rencana
Patah, yaitu kondisi dimana tidak ada kesatuan antara tiang dan poor
bangunan bawah yang mengakibatkan tiang pancang tidak berfungsi atau
tiang pancang beton mengalami retak struktural
2) Bangunan Atas
a. Retak Struktural
b. Lendutan
c. Getaran / Goyangan
Amplitudo getaran harus dibatasi sedemikian rupa, baik akibat angin maupun
pergerakan lalu lintas disamping sehingga masih memenuhi persyaratan baik dari
segi stabilitas struktur maupun dari kenyamanan si pengendara. Besarnya
amplitudo getaran maksimum yang diizinkan adalah proporsional dengan
bentang jembatan yang bersangkutan.
e. Tumpuan (Bearing)
f. Expansion Joint
A. Kegagalan Perencana
B. Kegagalan Pengawas
C. Kegagalan Pelaksana
3.1. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang didapatkan dari makalah ini, yaitu :
1. Banyak bagian/item pada konstruksi jembatan yang perlu diperhatikan
guna menghindari kegagalan struktur
2. Kegagalan perencanaan dan konstruksi jembatan dapat di sebabkan oleh
kegagalan perencana, kegagalan pengawas, kegagalan pelaksana, dan
kegagalan pengguna.
3. Kegagalan struktur pada bagian bangunan khususnya pada konstruksi
jembatan dapat berakibat fatal yaitu keruntuhan struktur jembatan yang
membahayakan nyawa pengguna. Karena itu perencanaan, pelaksanaan
hingga pemeliharaan konstruksi jembatan perlu dilakukan dengan baik
sesuai dengan peraturan dan perencanaan yang berlaku.
3.2. Saran
1. Perlunya sering dilakukan briefing antara pengawas dan pelaksana agar
kegagalan struktur dapat terhindar