Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH ETIKA PELAYANAN KEBIDANAN DAN PELAKSANAAN

ETIKA DALAM PELAYANAN KEBIDANAN

Disusun Oleh :
Nama : Anggita Natasha Julitaputri
Nim : PO.71.24.1.19.004
Tingkat : 1 Reguler A
MK : Etika Umum
Dosen : Heni Sumastri, SPd, M.kes

POLITEKNIK KESEHATAN PALEMBANG


KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
TAHUN 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas Makalah yang berjudul ETIKA PELAYANAN
KEBIDANAN DAN PELAKSANAAN ETIKA DALAM PELAYANAN KEBIDANAN ini
tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dosen pada
Mata Kuliah Etika Umum. Selain itu makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan
tentang Pelayanan Kebidanan dan Pelaksanaannya bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Saya mengucapkan terima kasih kepada bapak/ibu dosen selaku dosen Mata Kuliah Etika
Umum yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan
sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya kepada semua pihak yang telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga
saya dapat menyelesaikan makalah ini.

Palembang, 13 Mei 2020

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL………………………………………………………………….... i

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………...ii

DAFTAR ISI…………………………………………………………………………… iii

BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………….... 4

1.1. Latar Belakang…………………………………………………………………4

1.2. Rumusan Masalah……………………………………………………………...5

1.3. Tujuan …………………………………………………………………………5

BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………....….6
2.1. Etika dalam Pelayanan Kebidanan…………………………………………...6
2.1.1. Pengertian Etika………………………………………………………….6
2.1.2. Kode Etik Bidan………………………………………………………….7
2.2. Pelaksanaan Etika dalam Pelayanan Kebidanan……………………………..10

BAB III PENUTUP…………………………………………………………………….14


3.1. Kesimpulan…………………………………………………………………...14
3.2. Saran………………………………………………………………………….14

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………..15

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Bidan merupakan bentuk profesi yang erat kaitannya dengan etika karena lingkup
kegiatan bidan sangat berhubungan erat dengan masyarakat. Oleh karena itu, selain mempunyai
pengetahuan dan keterampilan, agar dapat diterima di masyarakat  bidan juga harus memiliki
etika yang baik sebagai pedoman bersikap atau bertindak dalam memberikan suatu pelayanan
khususnya pelayanan kebidanan.  Agar mempunyai etika yang baik dalam pendidikannya bidan
dididik etika mata kuliah Etika dalam praktik kebidanan namun semuanya mata kuliah tidak ada
artinya jika peserta didik tidak mempraktekannya dalam kehidupannya di masyarakat.
Pada masyarakat daerah, bidan yang dipercaya adalah bidan yang beretika. Hal ini tentu
akan sangat menguntungkan baik bidan yang mempunyai etika yang baik karena akan mudah
mendapatkan relasi dengan masyarakat sehingga masyarakat juga akan percaya pada bidan.
Etika dalam pelayanan kebidanan merupakan isu utama diberbagai tempat, dimana sering
terjadi karena kurang pemahaman para praktisi pelayanan kebidanan terhadap etika. Pelayanan
kebidanan adalah proses yang menyeluruh sehingga membutuhkan bidan yang mampu menyatu
dengan ibu dan keluarganya. Bidan harus berpartisipasi dalam memberikan pelayanan kepada
ibu sejak konseling pra konsepsi, skrening antenatal, pelayanan intrapartum, perawatan intensif
pada neonatal, dan postpartum serta mempersiapkan ibu untuk pilihannya meliputi persalinan di
rumah, kelahiran seksio sesaria, dan sebagainya. Bidan sebagai pemberi pelayanan harus
menjamin pelayanan yang profesional dan akuntibilitas serta aspek legal dalam pelayanan
kebidanan. Bidan sebagai praktisi pelayanan harus menjaga perkembangan praktik berdasarkan
evidence based ( Fakta yang ada) sehingga berbagai dimensi etik dan bagaimna kedekatan
tentang etika merupakan hal yang penting untuk digali dan dipahami.
Dari uraian diatas, makalah ini akan membahas tentang Konsep Etika Moral dalam
Memberikan Pelayanan Kebidanan pada masyarakat agar pembacanya dapat termotivasi dan
terpacu untuk menjadi bidan yang beretika, profesional dan berdedikasi tinggi di kalangan
masyarakat yang dapat dipelajari dalam kode etik bidan dan etik profesi.

1.2.     Rumusan Masalah


1. Etika Pelayanan Kebidanan
2.      Pelaksanaan Etika Dalam Pelayanan Kebidanan
3. Contoh Penerapan Etika Moral dan Nilai dalam Praktik Kebidanan

1.3.    Tujuan :

1. Etika Pelayanan Kebidanan


2.      Pelaksanaan Etika Dalam Pelayanan Kebidanan
3. Contoh Penerapan Etika Moral dan Nilai dalam Praktik Kebidanan

BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Etika dalam pelayanan kebidanan


2.1.1. Pengertian Etika
Bidan adalah seorang perempuan yang lulus dari pendidikan bidan yang telah teregistrasi
sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. Sebagai salah satu profesi dalam bidang
kesehatan, bidan memiliki kewenangan untuk memberikan pelayanan kebidanan yang meliputi
pelayanan kesehatan ibu, pelayanan kesehatan anak dan pelayanan kesehatan reproduksi
perempuan dan keluarga berencana (Permenkes Nomor 1464/Menkes/Per/X/2010). Kebidanan
adalah bagian integral dari sistem kesehatan dan berkaitan dengan segala sesuatu yang
menyangkut pendidikan, praktik dan kode etik.
Prosedur tindakan yang dilakukan oleh bidan harus sesuai dengan kewenangan dalam
lingkup praktiknya berdasarkan ilmu dan kiat kebidanan, dengan memperhatikan pengaruh-
pengaruh sosial, budaya, psikologis, emosional, spiritual, fisik, etika dan kode etik serta
hubungan interpersonal dan hak dalam mengambil keputusan dengan prinsip kemitraan dengan
perempuan dan mengutamakan keamanan ibu, janin/bayi dan penolong serta kepuasan
perempuan dan keluarganya.
Etika ialah suatu cabang ilmu filsafat, didalam literatur dinamakan juga filsafat moral
yaitu suatu sistem prinsip-prinsip tentang moral, tentang baik atau buruk. Secara sederhana dapat
dikatakan bahwa etika adalah disiplin yang mempelajari tentang baik atau buruk sikap tindakan
manusia. Etika sebagai filsafat moral, mencari jawaban untuk menentukan serta
mempertahankan secara rasional teori yang berlaku tentang apa yang benar atau salah, baik atau
buruk, yang secara umum dapat dipakai sebagai perangkat prinsip moral yang menjadi pedoman
bagi tindakan manusia. Pengertian etika profesi adalah legislasi profesi kebidanan merupakan
alat pengaturan profesi baik secara hukum administrasi/disiplin dan pengaturan moral.
Etika adalah penerapan dari proses dan teori filsafah dary moral pada situasi nyata. Etika
erpusat pada prinsip dasar dan konsep bahwa manusia dalam berpikir dan tindakannya didasari
nilai-nilai. Etika dibagi menjadi tiga bagian , meliputi :

a. Metaetika
Metaetika adalah ucapan-ucapan kita dibidang moralitas atau bahasa ang diucapkan
dibidang  moral. Metetika mengenai status moral ucapan dan bahasa yang digunakan dalam
batasan baik, buruk atau bahagia.
b. Etika atau teori moral
Etika atau teori etika untuk memformulasikan proedur atau mekanisme untuk
memecahkan masalah etika.
c. Etika praktik
Etika praktik merupakan penerapan etika dalam praktik sehari-hari, dimana dalam situasi
praktek ketika kecelakaan terjadi keputusan harus segera dibuat. Bagaimana menjaga prinsip
moral, teori etika , dan penentuan suatu tindakan.
Etika pada hakekatnya berkaitan dengan etika dan moral, yaitu mengenai apa yang
dianggap baik dan apa yang dianggap buruk di masyarakat dalam kurung waktu tertentu. Etika
khusus adalah etika yang dikhususkan bagi profesi tertentu, misalnya etika kedokteran, etika
rumah sakit, etika keperawatan dll.
Guna etika adalah memberi arahan bagi perilaku manusia tentang : apa yang diamggap
baik atau buruk, apa yang benar atau salah, hak dan kewajiban moral (akhlak) apa yang boleh
atau tidak boleh dilakukan.
2.1.2. Kode Etik Bidan
Kode etik adalah norma-norma yang harus dipatuhi oleh setiap profesi dalam
melaksanakan tugas-tugas profesinya dan di masyarakat. Norma-norma tersebut berisi petunjuk
bagi anggota profesi tentang bagaimana mereka harus menjalankan profesinya, dan larangan-
larangan, termasuk ketentuan-ketentuan apa yang boleh dan tidak boleh diperbuat atau
dilaksanakan oleh anggota profesi., tidak hanya menjalankan tugas profesinya melainkan juga
mengenai tingkah laku secara umum dalam pergaulan sehari-hari di masyarakat. Kode etik
merupakan suatu ciri prifesi  yang bersumber dari nilai-nilai interna dan eksterna suatu disiplin
ilmu dan pengetahuan yang menyeluruh dalam suatu profesi yang menuntut anggotanya dalam
melaksanakan pengabdian profesi.
Profesi adalah sekumpulan orang yang memiliki cita-cita dan nilai bersama yang
disatukan oleh latar belakang pendidikan dan keahlian yang sama untuk menjadi suatu kelompok
yang mempunyai kekuasaan tersendiri karena memiliki tujuan yang khusus. Dalam suatu profesi
terdapat kode etik digunakan untuk memperkuat kepercayaan msyarakat terhadap profesi, agar
klien terjamin kepentinganya dan sebagai pembentuk mutu moral profesi dimasyarakat. Kode
etik harus selalu mengikuti perkembangan sesuai dengan perubahan lingkungan, ilmu
pengetahuan dan teknologi serta kemajuan dalam profesi itu sendiri, sehingga sewaktu-waktu
kode etik perlu untuk dinilai dan direvisi kembali oleh profesi.
Secara umum tujuan merumuskan kode etik adalah untuk kepentingan anggota dan organisai
meliputi :
1.      Menjunjung tinggi martabat dan citra profesi.
2.      Menjaga dan memelihara kesejahteraan anggota.
3.      Meningkatkan pengabdian para anggota profesi
4.      Meningkatkan mutu profesi
Dimensi etik meliputi :
1.      Anggota profesi dan klien
2.      Anggota profesi dan sistem
3.      Anggota profesi dan profesi lain
4.      Semua anggota profesi
Prinsip kode etik terdiri dari :
1.      Menghargai otonomi
2.      Melakukan tindakan yang benar
3.      Mencegah tindakan yang merugikan
4.      Memperlakukan manusia secara adil
5.      Menjelaskan dengan benar
6.      Menepati janji yang telah disepakati
7.      Menjaga kerahasiaan
Agar kode etik dapat berfungsi dengan baik, dalam pelaksanaannya sebaiknya diawasi
dan dikontrol. Dalam kode etik pada umumnya mengandung sanksi-sangsi yang dikenakan
pelanggar kode. Kasus pelanggaran akan dinilai oleh suatu “dewan kehormatan profesi atau
komeita etik”. Maka dalam profesi bidan dibentuk  Majelis Pertimbangan Etika Bidan ( MPEB).
Kode etik bidan Indonesia mengandung beberapa kekuatan yang semuanya tertuang dalam
mukadimah, tujuan dan bab.
Secara umum Kode Etik tersebut berisi 7 bab. Ketujuh bab tersebut dapat dibedakan, atas tujuh
bagian yaitu :
1. Kewajiban bidan terhadap lien dan masyarakat (6 butir)
1) Setiap bidan senantiasa menjunjung tinggi, menghayati dan mengamalkan sumpah jabatannya
dalam melaksanakan tugas pengabdiannya.
2) Setiap bidan dalam menjalankan tugas profesinya menjunjung tinggi harkat dan martabat
kemanusiaan yang utuh dan memelihara citra bidan.
3) Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya senantiasa berpedoman pada peran, tugas dan
tanggungjawab sesuai dengan kebutuhan klien, keluarga dan masyarakat.
4) Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya mendahulukan kepentingan klien, menghormati hak
klien dan menghormati nilai-nilai yang berlaku di masyarakat.
5)   Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya senantiasa mendahulukan kepentingan klien,
keluarga dan masyarakat dengan identitas yang sama sesuai dengan kebutuhan berdasarkan
kemampuan yang dimilikinya.
6)   Setiap bidan senantiasa menciptakan suasana yang serasi dalam hubungan pelaksanaan -
tugasnya, dengan mendorong partisipasi masyarakat untuk meningkatkan derajat kesehatannya
secara optimal.
2. Kewajiban bidan terhadap tugasnya (3 butir)
1)   Setiap bidan senantiasa memberikan pelayanan paripurna terhadap klien, keluarga dan
masyarakat sesuai dengan kemampuan profesi yang dimilikinya berdasarkan kebutuhan klien,
keluarga dan masyarakat.
2) Setiap bidan berhak memberikan pertolongan dan mempunyai kewenangan dalam mengambil
keputusan dalam tugasnya termasuk keputusan mengadakan konsultasi dan atau rujukan.
3) Setiap bidan harus menjamin kerahasiaan keterangan yang dapat dan atau dipercayakan
kepadanya, kecuali bila diminta oleh pengadilan atau dipedukan sehubungan kepentingan klien.
3. Kewajiban bidan terhadap sejawat dan tenaga kesehatan lainnya (2 butir)
1)  Setiap bidan harus menjalin hubungan dengan teman sejawatnya untuk menciptakan suasana
kerja yang serasi.
2) Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya harus saling menghormati baik terhadap sejawatnya
maupun tenaga kesehatan lainnya.
4. Kewajiban bidan tehadap profesinya (3 butir)
1) Setiap bidan harus menjaga nama baik dan menjunjung tinggi citra profesinya dengan
menampilkan kepribadian yang tinggi dan memberikan pelayanan yang bermutu kepada
masyarakat.
2) Setiap bidan harus senantiasa mengembangkan did dan meningkatkan kemampuan profesinya
seuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
5. Kewajiban bidan terhadap diri-sendiri (2 butir)
1)  Setiap bidan harus memelihara kesehatannya agar dapat melaksanakan tugas profesinya dengan
baik.
2) Setiap bidan harus berusaha secara terus menerus untuk meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
6. Kewajiban bidan terhadap pemerintah, nusa bangsa dan tanah air (2 butir)
1) Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya, senantiasa melaksanakan ketentuanketentuan
pemerintah dalam bidang kesehatan, khususnya dalam pelayanan KIA/KB dan kesehatan
keluarga dan masyarakat.
2) Setiap bidan melalui profesinya berpartisipasi dan menyumbangkan pemikirannya kepada
pemerintah untuk- meningkatkan mutu jangakauan pelayanan kesehatan terutama pelayanan
KIA/KB dan kesehatan keluarga.
7. Penutup (1 butir)
1)  Setiap bidan dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari senantiasa menghayati dan mengamalkan
Kode Etik Bidan Indonesia.

2.2. Pelaksanaan Etika dalam Pelayanan Kebidanan


Pelayanan kebidanan adalah suau praktik pelayanan kebidanan kesehatan spesifik yang
bersifat reflektif dan analisis ditujukan pada wanita khususnya bayi, ibu dan balita. Dilaksanakan
secara mandiri dan profesional yang didukung oleh seperangkat ilmu pengetahuan yang saling
terkait dengan menggunakan metode ilmiah , iladsi oleh etika dan kode etik profesi.
            Sasaran pelayanan kebidanan adalah individu , keluarga dan masyarakat, yang meliputu
upaya-upaya sebagai berikut :
1)  Peningkatan (promotif) : misalnya dapat dilakukan dengan adanya promosi kesehatan
(penyuluhan tentang imunisasi, himbauan kepada masyarakat untuk pola hidup sehat)
2) Pencegahan ( preventif) : misalnya melakukan dengan imunisasi pada bayi untuk mencegah
penyakit seperti Hepatitis B, Polio, cacar dsb.
3)   Penyembuhan (kuratif) : dilakukan sebagai paya pengobatan, misalnya pemberian tranfusi darah
pada ibu anemia setelah persalinan.
4)   Pemulihan (rehabilatif) : contohnya pemulihan ibu post SC
Layanan kebidanan dapat dibedakan menjadi :
1.  Layanan kebidanan primer adalah layanan bidan yang sepenuhnya menjadi tenggung jawab
bidan
2.  Layanan kebidanan kolaborasi adalah layanan bidan sebagai anggota tim yag kegiatanya
dilakukan bersama atau sebagai salah satu urutan dari sebuah proses kegiatan pelayanan
kebidanan
3.  Layanan bidan rujukan adalah layanan yang dilakukan oleh bidan dalam rangka rujukan ke
sistem yang lebih tinggi. Misalnya Rujukan bidan ke rumah sakit.
Pelayanan kebidanan terintegritasi dengan pelayanan kesehatan. Selama ini pelayanan kebidanan
tergantung pada sikap sosial masyarakat dan keadaan lingkungan dimana bidan bekerja.
Kemajuan sosial ekonomi merupakan parameter yang amat penting dalam pelayanan kebidanan.
Parameter kemajuan sosial ekonomi dalam pelayanan kebidanan antara lain :
1.      Perbaikan status gizi ibu dan bayi
2.      Cakupan pertolongan persalinan oleh bidan
3.      Menurunnya angka kematian ibu melahirkan
4.      Menurunnya angka kematian neonatal
5.      Cakupan penanganan resiko tinggi
6.      Meningkatnya cakupan pemeriksaan neonatal
Bidan sebagai tenaga, pemberi pelayanan kebidanan, harus menyiapakan diri untuk
mengantisipasi perubahan kebutuhan masyarakat akan pelayanan kebidanan.
1. Pelayanan Kebidanan yang Adil
Keadilan dalam memberikan kebidanan adlah aspek yang poko dalam pelayanan bidan di
Indonesia. Keadilan dalam pelayanan ini dimulai dengan :
a.       Pemenuhan kebutuhan klien yang sesuai
b.      Keadaan sumber kebidanan yang selalu siap untuk melayani
c.       Adanya penelitian untuk mengembangkan/meningkatkan pelayanan
d.      Adanya keterjangkauan ke tingkat pelayanan
Tingkat keersediaan tersebut adalah syarat utama untuk terlaksananya pelayanan kebidanan yang
aman. Selanjtnya diteruskan dengan sikap bidan yang tanggap dengan klien, sesuai dengan
kebutuhan klien, dan tidak membedakan pelayanan kepada siapapun.
2. Metode Pemberi Pelayanan Kebidanan
Pelayanan kebidanan diberikan secara holistik , yaitu : memperhatikan aspek bio, psiko,
sosio dan kultural sesuai dengan kebutuhan pasien. Pelayanan tersebut diberikan dengan tujuan
kehidupan dan kelangsungan pelayanan. Pasien memerlukan pelayanan dari provider yang
memiliki kharakteristik sebagai berikut:
a.       Semangat untuk melayani
b.      Simpati
c.       Emoati
d.      Tulus ikhlas
e.       Memberi kepuasan
Selain itu bidan sebagai pemberi pelayanan harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a.       Aman
b.      Nyaman
c.       Privacy
d.      Alami
e.       Tepat.
Semua aspek managemen kebidanan didokumentasikan sebagai aspek legal dan informasi dalam
asuhan kebidanan.
3.  Menjaga Mutu Pelayanan Kebidanan
Pelayanan kebidanan yang bermutu adalah pelayanan kebidanan yang dapat
Memuaskan setiap jasa pelayanan kebidanan yang sesuai dengan tingkat kepuasan rata-rata
penduduk, serta yang penyelenggaranya sesuai dengan kode etik dan standar pelayanan profesi
yang telah ditetapkan.
Dimensi kepuasan pasien dapat dibedakan atass dua macam :
1) Kepuasan yang mengacu pada penerapan kode etik serta standar pelayanan profesi kebidanan,
mencakup :
a.       Hubungan bidan dengan klien
b.      Kenyamanan pelayanan
c.       Kebebasan melakukan pilihan
d.      Pengetahuan dan kompetensi teknis
e.       Efektivitas pelayanan
2) Kepuasan yang mengacu pada penerapa semua persyaratan pelayanan kebidanan.
Suatu pelayanan dikatakan bermutu bila penerapan semua persyaratan pelayanan kebidanan
dapat memuaskan pasien dengan ukuran pelayanan kebidanan yang bermutu. Mencakup :
a.       Ketersediaan pelayanan kebidanan
b.      Kewajaran pelayanan kebidanan
c.       Kesinambungan pelayanan kebidanan
d.      Penerimaan jasa pelayanan kebidanan
e.       Ketercapaian pelayanan kebidanan
f.       Keterjangkauan pelayanan kebidanan
g.      Efisiensi pelayanan kebidanan
h.      Mutu pelayanan kebidanan

2.3. Contoh Penerapan Etika Moral dan Nilai dalam Praktik Kebidanan

Bidan dalam menjalankan tugasnya wajib mengutamakan kepentingan pasien.


Contoh: Bidan sedang berdinas di Rumah Sakit. Pasien baru datang membutuhkan pertolongan
segera, bidan wajib memberi pertolongan meskipun pada saat itu adalah jam pergantian dinas.
Bila tenaga bidan diperlukan, bidan menunda jam pulang dinasnya demi menolong keselamatan
pasien tersebut.

BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Bidan merupakan bentuk profesi yang erat kaitannya dengan etika karena lingkup
kegiatan bidan sangat berhubungan erat dengan masyarakat. Oleh karena itu, selain mempunyai
pengetahuan dan keterampilan, agar dapat diterima di masyarakat  bidan juga harus memiliki
etika yang baik sebagai pedoman bersikap atau bertindak dalam memberikan suatu pelayanan
khususnya pelayanan kebidanan.  Agar mempunyai etika yang baik dalam pendidikannya bidan
dididik etika pada mata kuliah Etikolegal dalam Praktik Kebidanan namun semuanya mata
kuliah tidak ada artinya jika peserta didik tidak mempraktekannya dalam kehidupannya di
masyarakat.
      Derasnya arus globalisasi yang semakin mempengaruhi kehidupan sosial yang semakin
mempengaruhi munculnya masalah atau penyimpangan etik sebagai akibat kemajuan teknologi
atau ilmu pengetahuan yang menimbulkan konflik terhadap nilai. Penerapan kode etik dan etika
profesi sangat dibutuhkan oleh bidan dalam pelayanan kebidanan yang dilakukannya agar bidan
tidak terjerat masalah hukum berkaitan dengan etik yang akan merugikan bidan itu sendiri.
      Sikap profesional dalam pelayanan sangat penting untuk menjaminnya keamanan dan
kenyamanan klien. Jabatan profesional bidan berbeda pekerjaan yang menuntut dan dapat
dipenuhi melalui pembiasaan melakukan keterampilan tertentu. Menguasai visi yang mendasari
keterampilannya yang menyangkut wawasan, dan memiliki sikap yang positif dalam
melaksanakan serta mengembangkan mutu kerja.

3.2. Saran

         Pasien diberikan pelayanan kebidanan sesuai dengan profesi bidan tanpa diskriminasi
      Bidan berhak mematuhi peraturan rumah sakit sesuai dengan hubungan hukum antara bidan
tersebut dengan rumah sakit bersalin dan sarana pelayanan dimana ia bekerja.
    Bidan wajib memberikan pelayanan asuhan kebidanan sesuai dengan standar profesi dengan
menghormati hak-hak pasien.

DAFTAR PUSTAKA
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1464/Menkes/Per/X/2010
Wahyuningsih, Heni Puji.2008.Etika Profesi Kebidanan;Fitramaya,Yogyakarta.
Marimbi, Hanum.2008.Etika dan Kode Etik Profesi Kebidanan; Mitra Cendikia,  Yogyakarta.\

Anda mungkin juga menyukai