Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Salah satu permasalahan pendidikan yang di hadapi oleh bangsa Indonesia adalah
rendahnya mutu pendidikan pada setiap jenjang dan satuan pendidikan khususnya pendidikan
dasar dan menengah. Dalam rangka mencapai tujuan Pendidikan Nasional, yakni
mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia seutuhnya, maka sangat di
butuhkan peran pendidik yang professional. Sesuai dengan Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 20 tahun 20003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, jabatan guru sebagai
pendidik merupakan jabatan profesional. Untuk itu, profesionalisme guru di tuntut agar terus
berkembang sesuai dengan perkembangan zaman, ilmun pengetahuan dan teknologi, serta
kebutuhan masyarakat termasuk kebutuhan terhadap sumber daya manusia yang berkualitan
dan memiliki kapabilitas untuk mampu bersaing di forum regional nasional maupn
internasional.

Pasal 8 UU Guru dan Dosen, secara eksplisit menyebutkan bahwa guru wajib memiliki
kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta
memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidik nasional. Kompetensi adalah
seperangkat pengetaahuan keterampilan, dan perilaku yang harus dihayati, dimiliki, dan di
kuasai pleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan. Kompetensi terdiri
atas 4 bagian, yaitu kompetensi pedagodik, kompetensi kepribadian, kompetensi professional,
kompetensi sosial.

Kompetensi pedagodik adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik,


perancangan dan pelaksanaan, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk
mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. Kompetensi kepribadian mencakup
kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi beserta
didik dan juga berahl;ak mulia. Kompetensi sosial yaitu kemampuan pendidik sebagai bagian
dari masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama

1
pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik, ddan masyarakat sekitar.
Sedangkan kompetensi profesial adalah kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara
luas dan mendalam yang memungkinkannya membimbing peserta didik untuk memenuhi
standar kompetensi.

Saat ini mahasiswa belum mempunyai gambaran tentang kompetensi tersebut dan
baagaimana cara melaksanakan kompetnsi tersebut, sehingga mahaasiswa perlu melakukan
atau melaksanakan magang di sekolah yang sesuai. Magang adalah bagian penting yang
merupakan bagian pra kondisi dari sistem penyiapan guru professional.kegiatan magang di
laksanakan secara terstruktur dan merupakan bahan ajar yang sekurang-kurangnya 1 sks.

Dalam kegiatan magang 1 ini mahasiswa hana melakukan observasi atau pengamatan
saja. BPKP Jayagiri Lembang (1990:3) mengatakan bahwa :Magang adalah proses belajar
dmana seseorang memperoleh dan menguasai dimana seseorang memperoleh dan menguasai
keteampilan dengan jalan melibatkan diri salam proses pekerjaan tanpa atau dengan petunjuk
orang yang sudah terampil dalam pekerjaan itu.

Kegiatan magang 1 yang di lakukan oleh Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa


merupakan sarana untuk meningkatkan pemahaman dan penghayatan dan keterampilan di
bidang keguruan. Hal tersebut dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan mahasiswa,
serta upaya untuk membentuk sikap dan keterampilan sebagai calon guru yang professional.

B. RUMJUSAN MASALAH

1. Bagaimana kompetensi jati diri/kepribadian pendidik di SMK PIRI 2 Yogyakarta ?


2. Bagaimana dasar-dasar kompetensi akademik kependidikan di SMK PIRI 2 Yogyakarta?
3. Bagaimana kompetensi sosial guru di SMK PIRI 2 Yogyakarta ?
4. Bagamaimana budaya sekolah di SMK PIRI 2 Yogyakarta?

2
C. TUJUAN LAPORAN HASIL OBSERVASI

1. Agar mahasiswa dapat mengetahui bagaimana kompetensi jati diri/kepribadian pendidik.


2. Agar mahasiswa dapat mengetahui bagaimana dasar-dasar kompetensi akademik
kependidikan.
3. Agar mahasiswa dapat mengetahui bagaimana kompetensi sosial guru.
4. Agar mahasiswa dapat mengetahui bagamaimana budaya sekolah di SMK PIRI 2
Yogyakarta.

3
BAB II

HASIL OBSERVASI

PROFIL SMK PIRI 2 YOGYAKARTA.

A. KOMPETENSI JATI DIRI/KEPRIBADIAN GURU.

Kompetensi kepribadian menurut pasal 28 ayat 3 butir b adalah kemampuan


kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta
didik, dan berakhlak mulia. Dengan demikian kompetensi kepribadian guru sangat
dibutuhkan untuk keberhasilan pendidikan khususnya dalam kegiatan pembelajaan.

Jika kepribadian diartikan sebagai sekumpulan kualitas sifat dan prilaku seseorang,
sedangkan kompetensi diartikan sebuah kemampuan dan kecakapan yang rasional untuk
memenuhi spesifikasi tertentu di dalam pelaksanaan tugastugas tertentu, maka kompetensi
kepribadian adalah kemampuan dan kecakapan dalam meningkatkan kualitas sifat dan
perilaku seseorang melalui sebuah usaha yang rasional. Arti rasional dalam pengertian ini
adalah mempunyai arah dan tujuan. Sebagaimana yang dijelaskan sebelumnya kerpibadian
mempunyai sifat integratif dan konfiguratif yang mempunyai tahap perkembangan.

Kunandar mendefinisikan kompetensi kepribadian sebagai perangkat perilaku yang


berkaitan dengan kemampuan individu dalam mewujudkan dirinya sebagai pribadi yang
mandiri untuk melakukan transfomasi diri, identitas diri dan pemahaman diri.

4
Dalam hasil pengamatan saat melakukan magang selama kurang lebih 2 minggu di
SMK PIRI 2 Yogyakarta, menyangkut kompetensi kepribadian guru ada 10 jenis aspek yang
harus diamati. Adapun aspek-spek tersebut adalah sebagai berikut:

1. Penampilan.
Dari hasil observasi penampilan guru di SMK PIRI 2 terlahit rapi, bersih dan
sopan, serta dapat di jadikan cintoh oleh warga di sekolah. Dalam berpakaian guru
menggunakan pakaian yang sesuai dengan peraturan sekolah dan peraturan dari
pemerintah.

2. Kepercayaan Diri.
Menyangkut dalam aspek ini, guru terlihat mempunyai kepercayaan diri yang
kuat sebagai pendidik, hal ini sangat terlihat pada saat proses belajar mengajar sedang
berlangsung. Guru terlihat siap saat mengajar dan mentransferkan ilmu pengetahuan
kepada peserta didik.

3. Satunya Kata dan Tindakan.


Guru bertindak dengan sopan dan santun kepada semua peserta didiknya tanpa
terkecuali, hal ini terbukti dengan kata dan tindakan yang selaras yang telah di tunjukan
guru selama observasi berlangsung.

4. Kewibawaan.
Saat pembelajaran sedang berlangsung guru dapat mengendalikan
mengkondisikan peserta didiknya yang tengah mengikuti pelajaran, dari cara pembawaan
diri sang guru dapat terlihat sosok yang patut di teladani oleh peserta didik. Guru sangat
ramah dan mengayomi semua peserta didiknya. Membuat muridnya menjadi sangat
nyaman menerima pelajaran di dalam kelas.

5. Keariifan.
Guru sangat bijaksana,telaten dan teliti dalam mengajarkan mata pelajarannya.
Guru juga membuat keputusan yang bijaksana untuk kebaikan seluruh peserta didiknya,

5
banyak nilai-nilai positif yang bisa di jadikan contoh pada diri guru sebagai bahan
pembaelajaran untuk peserta didik.

6. Tanggung Jawab, Disiplin, Cermat dan Semangat Dalam Mengerjakan Tugas.


Guru terlihat memiliki rasa tanggjung jawa yang tinggi dalam menjalankan
tugasnya sebagai pamong, terbuktu dengan guru selalu masuk kelas tepat waktu di setiap
mata pelajarannya. Guru juga cermat dalam menyiapkan bahan ajara untuk peserta
didiknya, dan juga guru terlihat sangat senang dalam mengerjakan tugasnya (mengajar).

7. Memiliki Sikap Ramah dan Empati pada Lingkungan.


Guru terlihat memiliki sikap ramah dan empati dalam dirinya, ini trbukti keyika
guru bertinteraksi dengan warga sekolah guru saling bertegur sapa, dan tekadang guru
terlihat bercanda dengan rekan sejawatnya. Guru juga sangat peduli dengan peserta
didiknya, guru selalu menasehati beberapa muridnya dan mendekati muridnya yang
mungkin sedang mempunyai masalah, guru tidak membiarkannya sendiri. Guru terlihat
dapat di jadikan sebagai teman dan pendidik dalam waktu yang bersamaan.

8. Menjadi Teladan/Contoh Bagi Sesama guru, karyawan, Maupun Peserta didik.


Guru dapat di jaadikan salah satu telaadan bagi sesama guru, karyawan di
sekolah, hingga peserta didik. Hal yang dapat diteladani dari guru adalah kesabaran dan
ketelatenannya dalam menjalankan peran s\dan tugasnya sebagai guru disekolah.

9. Pengendalian Diri Dalam Berbagai Situasi dan Kondisi.


Guru bersikap tegas kepaada murid dan mampu mengkondisikan siswa yang
kurang memperhatikan paada saat pelajaran berlangsung. Namun di samping itu guru
memiliki pengendalian diri yang baik terhadap peserta didiknya, guru mampu
mengendalikan diri dadn menjaga emosinya.

10. Adil Dalam Merlakukan Siswa.


Guru terlihat berlaku adil kepada semua peserta didiknya, dan guru juga tidak
terlihat melakukan diskrimunasi ataupun membedak0bedakan antar sesama peserta

6
didiknya. Namun dalam proses pembelajaran, untuk mengajar murid yang bandel guru
kerap menegur anak tersebut jika sedang bermain di kelas dan tidak memperhatikan
pelajaran dari guru.

B. DASAR-DASAR KOMPETENSI AKADEMIK KEPENDIDIKAN.

Kompetensi pedagogik menurut pasal 28 ayat 3 butir a adalah kemampuan mengolah


pembelajaran, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar dan
pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.
Menurut Mulyasa kompetensi pedagogik merupakan kemampuan guru dalam pengolaan
pembelajaran siswa yang sekurang-kurangnya meliputi hal- hal sebagai berikut:

a. Pemahaman wawasan atau landasan kependidikan.


b. Pemahman terhadap siswa.
c. Pengembangan kurikulum/silabus.
d. Perancangan pembelajaran.
e. Pemanfaatan teknologi pembelajaran.
f. Evaluasi hasil belajar (EHB)
g. Pengembangan siswa untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki

Secara pedagogis, kompetensi guru dalam mengelola pembelajaran perlu mendapat


perhatian yang serius. Hal ini penting mengingat pendidikan di Indonesia dinyatakan kurang
berhasil oleh sebagian masyarakat, dinilai kurang dalam aspek pedagogis, dan sekolah
nampak lebih mekanis sehingga siswa cenderung kerdil karena tidak mempunyai dunianya
sendiri.

Dalam hasil pengamatan saat melakukan magang selama kurang lebih 2 minggu di
SMK PIRI 2 Yogyakarta, menyangkut kompetensi akademik kependidikan ada 7 jenis aspek
yang harus diamati. Adapun aspek-spek tersebut adalah sebagai berikut:

1. Kesiapan Mengajar dan Perangkat Pembelajarannya.


Sebelum proses belajar mengajar dimulai, terlebih dahulu guru telah enyiapkan
bahan ajar yang akan disampaikan kepada peserta didiknya lalu setelah itu guru memberi

7
penjelaaan materinya. Namun sebelum memulai proses pembelajaran guru terlebih
dahulu menyapa siswa dan mengabsen para siswa.

2. Kemampuan Menggunakan Teknologi Komunikasi dan Informasi.


Sebenarnya guru mampu menggunakan alat teknologi dan informasi, namun pada
saat penyampaian materi pembelajaran dan mengajar guru tidak menggunakannya. Tetapi
guru memakai media lain sebagai alat pembelajaran yaitu buku paket dan modul.

3. Mengenali Keunggulan dan Kelemahan Peserta Didik.


Guru mampu mengenali keunggulan dan kelemahan peserta didik dengan melihat
hasil nilai yang di dapat setelah melaalui proses latihan atau penugasan yang di berikan
oleh guru. Guru juga melakukan Tanya jawab didalam kelas, untuk melihat sampai di
mana pemahaman pesert didik dalam materi pembelajaran yang telah diajarkan oleh guru.

4. Penguasaan Materi, Pendekatan, Strategi, Metode dan Media Pembelajaran.


Guru terlihat menguasai meteri pembelajaran dan ketika menyampaikan materi
pembelajaran mudah untuk dipahami oleh peserta didik. Guru menyampaikan materi
ajarnya dengan jelas, dan guru juga menggunakan metode ceramah didalam
pembelajarannya, serta media yang digunakan sebagai alat bantu pembelajarannya adalah
buku paket.

5. Kemampuan Mengevaluasi Hasil Pembelajaran.


Guru mampu mengevaluasi hasil pembelajaran peserta didik, sehingga guru dapat
mengetahui tolak ukur setiap setiap siswaya dalam menerima materi pembelajaran. Guru
mengevaluasi proses pembelajaran dengan cara memeriksa hasil kerja tugas dari masing-
masing peserta didik yang telah di berikan sebelumnya.

6. Kemampuan Mengelola Kelas.


Guru melakukan pengkondisian kelas dengan bagus sehingga tercipta suasana
kelas yang kondusif dan nyaman selama pembelajaran berlangsung. Guru juga dapat

8
mengelola dengan sabar walaupin di dalam kelas terdapat beberapa siswa yang terkadang
membuat kelas dan jalannya pembelajaran menjadi tidak kondusif.

7. Kemaampuan Menyampaikan Materi Pembelajaran.


Dalam menyampaikan materi pembelajarannya guru terlihat mampu
melakukannya dengan jeals sebab guru telah menguasai bahan materi ajar yang
disampaikannya. Guru juga menggunakan bahasa yang baik dan benar ketika
menjelaskan materi, hal ini membuat peserta didik mudah untuk memahami dan
menyerap materi pembelajaran.

C. KOMPETENSI SOSIAL GURU.

Kompetensi Sosial menurut pasal 28 ayat 3 butir d adalah kemampuan pendidik sebagai
bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik,
sesama pendidik, tenaga kependidikan, orangtua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar.
Menurut Mulyasa kompetensi sosial merupakan kemampuan guru sebagai bagian dari
masyarakat, yang sekurangkurangnya memiliki kompetensi untuk:

a. Berkomunikasi secara lisan, tulisan dan isyarat.


b. Menggunakan teknologi komunikasi dan informasi secara fungsional.
c. Bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang
tua/ wali peserta didik.
d. Bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar.

Dalam hasil pengamatan saat melakukan magang selama kurang lebih 2 minggu di SMK
PIRI 2 Yogyakarta, menyangkut kompetensi sosial guru ada 6 jenis aspek yang harus diamati.
Adapun aspek-spek tersebut adalah sebagai berikut:

1. Kemampuan Berkomunikasi Baik Lisan Maupun Tulisan.


Guru mampu melakukan komunikasi yang baik kepada seluruh warga di sekolah
SMK PIRI 2 Yogyakarta, baik secara lisan maupun tertulis. Hal ini membuat guru dapat
membangun hubungan tyang baik dengan semua yang ada di sekolah.

9
2. Pemahaman dan Penyesuaian Diri Dengan Kondisi Peserta Didik.
Guru maampu menyesuaikan diri dengan kondisi peserta didiknya , mulai dari
yang bandel hingga oeserta didik yang baik. Guru juga terlihat mampu memahami peserta
didiknya jika sedang ada kesulitan yang tengah di hadapinya baik dalam masalah
pembelajaran ataupun yang lainnya. Guru dapat mendekatkan diri dengan peserta
didiknya.

3. Kerja Sama Dengan Pejabat Sekolah, Sesama Guru, Peserta Didik dan Karyawan.
Guru terlihat mampu untuk membentuk kerjasama yang baik dengan seluruh
warga sekolah, sehingga hal ini menyebabkan terbentuknya sistem kerja yang baik
dilingkungan sekolah. Hal ini dapat mebuan suasan sekolah terasa aman, tentram dan
nyaman untuk semua warga disekolah.

4. Kemampuan Menghargai Pendapar dan Hak-Hak Orang Lain Termasuk Peserta Didik.
Guru menghargai pendapat serta jawaban dari setiap murid tanpa terkecuali, baik
itu yang benar maupun yang salah. Akan tetapi, untuk pendapat atau jawaban yang salah
guru kembali mengkoreksinya dengan memberikan penjelasan yang benar. Guru sangat
memberi kebabasan untuk semua peserta didiknya untuk mengutarakan pendapat mereka,
namun kebebasan yang dirikan buykan berarti kebabasan yang liar tanpa memperhatikan
etika dan moral, tentunya dengan mengingat tetap ada batasan antara guru dan peserta
didik dan ini menjadi acuan untuk mengingatkan peserta didik agar tidak terlalu frontal
dalam berpendapat. Guru juga terlihat menampung berbagai pendapat dan hak orang lain
sehingga tercipta toleransi terhadap hak dan pendapat orang lain. Guru juga tidak terlihat
menutup diri.

5. Kemampuan Memotivasi Peserta Didik dan Teman Sejawat.


Guru mampu memotivasi peserta didiknya, dengan tujuan untuk mendongkrak
semangat belajar dari peserta didiknya untuk berkembang menjadi lebih baik lagi dari
sebelumnya. Guru sudah memiliki sifat sebagai motivator, terbukti dengan guru dapat
mendongkrak semangat belarar dari peserta didiknya saat kegiatan belajar mengajar
berlangsung.

10
6. Toleransi Terhadap Keragaman Siswa.
Dalam hal ini guru sama sekali tidak terlihat memiliki sifat membeda-bedakan
keragaman peserta didiknya disekolah, baik dari suku, ras antar golongan, dan latar
belakang siswa, serta ingkat kecerdasan dari setiap siswa. Tidak ada perlakuan speasial
untuk setiap peserta didik, semua didik guru dengan perhatian dan kasih sayang yang
sama. Guru memperlakukan semua anak didiknya selayaknya anak dari guru itu sendiri.

D. BUDAYA SEKOLAH

Terdapat beberapa definisi mengenai budaya sekolah menurut pendapat beberapa


pakar. Short and Greer mendefinisikan bahwa budaya sekolah merupakan keyakinan,
kebijakan, norma dan kebiasaan dalam sekolah yang dapat di bentuk, diperkuat dan dipelihara
melalui pimpinan dan guru-guru disekolah. Uteach juga memberi definisi sendiri bahwa
“School culture is the behind –the-scenes context that reflects the values, beliefs, norma,
traditions, and ritual that build up over time as people in a school work together”. Kultur
sekolah bisa juga di sebut budaya sekolah karena selalu menetukan bagaiman orang bekerja
ddan beraksi. Dengan demikian istilah budaya sekolah adalah pemindahan norma, nilai, dan
tradisi dari satu generaasi ke generasi berikutnya, sehingga budaya sekolah dapat mengalami
perubahan baik secara senhaja maupun tanpa di sengaja.

Budaya sekolah adalah suasana kehidupan sekolah dimana peserta didik


berinteraksi dengan sesama, guru dengan guru, konselor dengan peserta didik, antar tenaga
kependidikan dengan pendidik dan peserta didik , dan antar anggota kelompok masyarakat
dengan warga sekolah.

Dalam hasil pengamatan saat melakukan magang selama kurang lebih 2 minggu
di SMK PIRI 2 Yogyakarta, menyangkut budaya sekolah ada 10 jenis aspek yang harus
diamati. Adapun aspek-spek tersebut adalah sebagai berikut:

1. AKTIVITAS DAN RUTINITAS GURU DIKELAS.


Sebelum guru memasuki kelas dan memulai ta pelajaran, terlebih dahulu guru
mengucapkan salam dan menyapa para peserta didik yang telah berada didadlam kelas,
kemudian setelah itu guru mulai memimpon doa sebelum belajar, lanjutnya guru

11
mengabsen siswa dan menanyakan siapa saja yang tidak hadir mengikuti pelajaran siswa
yang lain dan apa alasannya hingga tidak bisa hadir. Setelah itu barulah guru masuk ke
dalam materi pelajaran dan mengajar para peserta didik. Setelah selesai pelajaran, guru
menutup pembelajaran dengan memberikan tugas dan berdoa bersama mengakhiri
pelajaran pada hari itu.

2. AKTIVITAS DAN RUTINITAS WARGA SEKOLAH DILINGKUNGAN SEKOLAH.


Aktivitas dan rutinitas lingkungan sekolah berjalan dengan lancer, terlihat pada
waktu pagi hari sebelum bel yanda masuk kelas di bunyikan, guru menyambut murud di
halam sekolah.

3. INTERAKSI GURU DAN SISWA DI DALAM KELAS.


Guru dan siswa terlihat selalu berinteraksi dengan ramah dan akrab baik di dalam
maupun diluar kelas. Dimana interaksi ini sangta bergunu untuk mempererat ikatan antara
guru dan peserta didik.

4. INTERAKSI WARGA SEKOLAH DENGAN LINGKUNGAN SEKOLAH.


Interaksi warga di lingkuan sekolah terlihat terjalin dengan lancer, karena dengan
hal ini dapat memudahkan guru untuk menyampaikan beberapa materi ajar tanpa
menunggu KBM berlangsung di dalam kelas.

5. AKTIVITAS WARGA SEKOLAH DALAM MENDISIPLINKAN SISWA BAIK


DIDALAM MAUPUN DILUAR KELAS.
Aktivitas warga sekolah dalam menetirbakan soswanya yaitu dengan mewajibkan
kepada setiap siswa untuk nggunakan seragam yang sesuai dengan peraturan sekolah yang
berlaku. Dan memberikan sanksi kepada siswa yang sudah sering terlambat datang ke
sekolah setiap harinya.

12
6. AKTIVITAS WARGA SEKOLAH DALAM MENERTIBKAN SISWA BAIK
DIDALAM MAUPUN DILUAR KELAS.
Aktivitas sekolah dalam menertibkan yaitu jika ada siswa yangvterlambat, pada
saat itu pula namanya akan di catat di buku keterlamabtan yang telah disediakan oleh guru
piket.

7. PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER.


Penguatan karakter di SMK PIRI 2 Yogyakarta yaitu dengan menerapkan 3S
(Senyum, Sapa, Salam). Dan juga SMK PIRI 2 menerapkan sholat dhuha berjama’ah pada
setiap pagi disekolah.

8. BUDAYA LITERASI.
Seluruh siswa dan semua warga tanpa terkecuali sekolah menerapkan budaya
literasi yaitu dengang membudayakan pembacaan/tadarus Al-qur’an didalam lingkungan
sekolah.

9. KEGIATAN DALAM MELESTARIKAN BUDAYA DAN SENI.


Setiap kamis pahing, seluruh warga sekolah di wajibkan untuk memakai kebaya
nasional/pakaian adat nasional. Hal ini berlaku untuk semuanya tanpa terkecuali.

10. KEGIATA EKSTRAKURIKULER.


Kegiatan ekstrakurikuler yang tersedia di SMK PIRI 2 Yogyakarta yaitu bulu, tata
busana, dan pramuka. Naman untuk ekskul tata busana dan pramuka sudah tidak
lancer dijalankan di sekolah, dikarenakan sekolah kekurangan tenaga guru yang mau
untuk menjadi coordinator/pembimbing pada ekskul tersebut. Hanya ekskul bulu tangkis
saja yang masih aktif berjalan, namun ekskul tersebut tidak pernah diikutkan dalam
perlombaan apapun.

13
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan.

B. Saran.

Saran penulis yaitu sekolah perlu ditingkatkan lagi dalam penyediaan fasilitasnya,
agar peserta didik dan guru dapat menjalankan kegiatan belajar dengan mengikuti era
perkembangan teknologi. Dan juga sekolah bisa mengaktifkan kembali beberapa
ekstrakurikuler yang tidak dilaksanakan disekolah.

14
DAFTAR PUSTAKA

Faturohman, Pupuh. Suryana, AA. 2012. GURU PROFESIONAL. Bandung : PT Refika


Aditama.

Chotimah, Chusnul. Faturohman, Muhammad. 2018. PARADIGMA BARU SISTEM


PEMBELAJARAN. Yogyakarta : Ar-ruzz media.

Buku PEDOMAN PELAKSANAAN MAGANG, 2018. UNIVERSITAS SARJANAWIYATA


TAMANSISWA.

15
L
A
M
P
I
R
A
N

16
17
18
19
20
21
22

Anda mungkin juga menyukai