PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Salah satu permasalahan pendidikan yang di hadapi oleh bangsa Indonesia adalah
rendahnya mutu pendidikan pada setiap jenjang dan satuan pendidikan khususnya pendidikan
dasar dan menengah. Dalam rangka mencapai tujuan Pendidikan Nasional, yakni
mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia seutuhnya, maka sangat di
butuhkan peran pendidik yang professional. Sesuai dengan Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 20 tahun 20003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, jabatan guru sebagai
pendidik merupakan jabatan profesional. Untuk itu, profesionalisme guru di tuntut agar terus
berkembang sesuai dengan perkembangan zaman, ilmun pengetahuan dan teknologi, serta
kebutuhan masyarakat termasuk kebutuhan terhadap sumber daya manusia yang berkualitan
dan memiliki kapabilitas untuk mampu bersaing di forum regional nasional maupn
internasional.
Pasal 8 UU Guru dan Dosen, secara eksplisit menyebutkan bahwa guru wajib memiliki
kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta
memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidik nasional. Kompetensi adalah
seperangkat pengetaahuan keterampilan, dan perilaku yang harus dihayati, dimiliki, dan di
kuasai pleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan. Kompetensi terdiri
atas 4 bagian, yaitu kompetensi pedagodik, kompetensi kepribadian, kompetensi professional,
kompetensi sosial.
1
pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik, ddan masyarakat sekitar.
Sedangkan kompetensi profesial adalah kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara
luas dan mendalam yang memungkinkannya membimbing peserta didik untuk memenuhi
standar kompetensi.
Saat ini mahasiswa belum mempunyai gambaran tentang kompetensi tersebut dan
baagaimana cara melaksanakan kompetnsi tersebut, sehingga mahaasiswa perlu melakukan
atau melaksanakan magang di sekolah yang sesuai. Magang adalah bagian penting yang
merupakan bagian pra kondisi dari sistem penyiapan guru professional.kegiatan magang di
laksanakan secara terstruktur dan merupakan bahan ajar yang sekurang-kurangnya 1 sks.
Dalam kegiatan magang 1 ini mahasiswa hana melakukan observasi atau pengamatan
saja. BPKP Jayagiri Lembang (1990:3) mengatakan bahwa :Magang adalah proses belajar
dmana seseorang memperoleh dan menguasai dimana seseorang memperoleh dan menguasai
keteampilan dengan jalan melibatkan diri salam proses pekerjaan tanpa atau dengan petunjuk
orang yang sudah terampil dalam pekerjaan itu.
B. RUMJUSAN MASALAH
2
C. TUJUAN LAPORAN HASIL OBSERVASI
3
BAB II
HASIL OBSERVASI
Jika kepribadian diartikan sebagai sekumpulan kualitas sifat dan prilaku seseorang,
sedangkan kompetensi diartikan sebuah kemampuan dan kecakapan yang rasional untuk
memenuhi spesifikasi tertentu di dalam pelaksanaan tugastugas tertentu, maka kompetensi
kepribadian adalah kemampuan dan kecakapan dalam meningkatkan kualitas sifat dan
perilaku seseorang melalui sebuah usaha yang rasional. Arti rasional dalam pengertian ini
adalah mempunyai arah dan tujuan. Sebagaimana yang dijelaskan sebelumnya kerpibadian
mempunyai sifat integratif dan konfiguratif yang mempunyai tahap perkembangan.
4
Dalam hasil pengamatan saat melakukan magang selama kurang lebih 2 minggu di
SMK PIRI 2 Yogyakarta, menyangkut kompetensi kepribadian guru ada 10 jenis aspek yang
harus diamati. Adapun aspek-spek tersebut adalah sebagai berikut:
1. Penampilan.
Dari hasil observasi penampilan guru di SMK PIRI 2 terlahit rapi, bersih dan
sopan, serta dapat di jadikan cintoh oleh warga di sekolah. Dalam berpakaian guru
menggunakan pakaian yang sesuai dengan peraturan sekolah dan peraturan dari
pemerintah.
2. Kepercayaan Diri.
Menyangkut dalam aspek ini, guru terlihat mempunyai kepercayaan diri yang
kuat sebagai pendidik, hal ini sangat terlihat pada saat proses belajar mengajar sedang
berlangsung. Guru terlihat siap saat mengajar dan mentransferkan ilmu pengetahuan
kepada peserta didik.
4. Kewibawaan.
Saat pembelajaran sedang berlangsung guru dapat mengendalikan
mengkondisikan peserta didiknya yang tengah mengikuti pelajaran, dari cara pembawaan
diri sang guru dapat terlihat sosok yang patut di teladani oleh peserta didik. Guru sangat
ramah dan mengayomi semua peserta didiknya. Membuat muridnya menjadi sangat
nyaman menerima pelajaran di dalam kelas.
5. Keariifan.
Guru sangat bijaksana,telaten dan teliti dalam mengajarkan mata pelajarannya.
Guru juga membuat keputusan yang bijaksana untuk kebaikan seluruh peserta didiknya,
5
banyak nilai-nilai positif yang bisa di jadikan contoh pada diri guru sebagai bahan
pembaelajaran untuk peserta didik.
6
didiknya. Namun dalam proses pembelajaran, untuk mengajar murid yang bandel guru
kerap menegur anak tersebut jika sedang bermain di kelas dan tidak memperhatikan
pelajaran dari guru.
Dalam hasil pengamatan saat melakukan magang selama kurang lebih 2 minggu di
SMK PIRI 2 Yogyakarta, menyangkut kompetensi akademik kependidikan ada 7 jenis aspek
yang harus diamati. Adapun aspek-spek tersebut adalah sebagai berikut:
7
penjelaaan materinya. Namun sebelum memulai proses pembelajaran guru terlebih
dahulu menyapa siswa dan mengabsen para siswa.
8
mengelola dengan sabar walaupin di dalam kelas terdapat beberapa siswa yang terkadang
membuat kelas dan jalannya pembelajaran menjadi tidak kondusif.
Kompetensi Sosial menurut pasal 28 ayat 3 butir d adalah kemampuan pendidik sebagai
bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik,
sesama pendidik, tenaga kependidikan, orangtua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar.
Menurut Mulyasa kompetensi sosial merupakan kemampuan guru sebagai bagian dari
masyarakat, yang sekurangkurangnya memiliki kompetensi untuk:
Dalam hasil pengamatan saat melakukan magang selama kurang lebih 2 minggu di SMK
PIRI 2 Yogyakarta, menyangkut kompetensi sosial guru ada 6 jenis aspek yang harus diamati.
Adapun aspek-spek tersebut adalah sebagai berikut:
9
2. Pemahaman dan Penyesuaian Diri Dengan Kondisi Peserta Didik.
Guru maampu menyesuaikan diri dengan kondisi peserta didiknya , mulai dari
yang bandel hingga oeserta didik yang baik. Guru juga terlihat mampu memahami peserta
didiknya jika sedang ada kesulitan yang tengah di hadapinya baik dalam masalah
pembelajaran ataupun yang lainnya. Guru dapat mendekatkan diri dengan peserta
didiknya.
3. Kerja Sama Dengan Pejabat Sekolah, Sesama Guru, Peserta Didik dan Karyawan.
Guru terlihat mampu untuk membentuk kerjasama yang baik dengan seluruh
warga sekolah, sehingga hal ini menyebabkan terbentuknya sistem kerja yang baik
dilingkungan sekolah. Hal ini dapat mebuan suasan sekolah terasa aman, tentram dan
nyaman untuk semua warga disekolah.
4. Kemampuan Menghargai Pendapar dan Hak-Hak Orang Lain Termasuk Peserta Didik.
Guru menghargai pendapat serta jawaban dari setiap murid tanpa terkecuali, baik
itu yang benar maupun yang salah. Akan tetapi, untuk pendapat atau jawaban yang salah
guru kembali mengkoreksinya dengan memberikan penjelasan yang benar. Guru sangat
memberi kebabasan untuk semua peserta didiknya untuk mengutarakan pendapat mereka,
namun kebebasan yang dirikan buykan berarti kebabasan yang liar tanpa memperhatikan
etika dan moral, tentunya dengan mengingat tetap ada batasan antara guru dan peserta
didik dan ini menjadi acuan untuk mengingatkan peserta didik agar tidak terlalu frontal
dalam berpendapat. Guru juga terlihat menampung berbagai pendapat dan hak orang lain
sehingga tercipta toleransi terhadap hak dan pendapat orang lain. Guru juga tidak terlihat
menutup diri.
10
6. Toleransi Terhadap Keragaman Siswa.
Dalam hal ini guru sama sekali tidak terlihat memiliki sifat membeda-bedakan
keragaman peserta didiknya disekolah, baik dari suku, ras antar golongan, dan latar
belakang siswa, serta ingkat kecerdasan dari setiap siswa. Tidak ada perlakuan speasial
untuk setiap peserta didik, semua didik guru dengan perhatian dan kasih sayang yang
sama. Guru memperlakukan semua anak didiknya selayaknya anak dari guru itu sendiri.
D. BUDAYA SEKOLAH
Dalam hasil pengamatan saat melakukan magang selama kurang lebih 2 minggu
di SMK PIRI 2 Yogyakarta, menyangkut budaya sekolah ada 10 jenis aspek yang harus
diamati. Adapun aspek-spek tersebut adalah sebagai berikut:
11
mengabsen siswa dan menanyakan siapa saja yang tidak hadir mengikuti pelajaran siswa
yang lain dan apa alasannya hingga tidak bisa hadir. Setelah itu barulah guru masuk ke
dalam materi pelajaran dan mengajar para peserta didik. Setelah selesai pelajaran, guru
menutup pembelajaran dengan memberikan tugas dan berdoa bersama mengakhiri
pelajaran pada hari itu.
12
6. AKTIVITAS WARGA SEKOLAH DALAM MENERTIBKAN SISWA BAIK
DIDALAM MAUPUN DILUAR KELAS.
Aktivitas sekolah dalam menertibkan yaitu jika ada siswa yangvterlambat, pada
saat itu pula namanya akan di catat di buku keterlamabtan yang telah disediakan oleh guru
piket.
8. BUDAYA LITERASI.
Seluruh siswa dan semua warga tanpa terkecuali sekolah menerapkan budaya
literasi yaitu dengang membudayakan pembacaan/tadarus Al-qur’an didalam lingkungan
sekolah.
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan.
B. Saran.
Saran penulis yaitu sekolah perlu ditingkatkan lagi dalam penyediaan fasilitasnya,
agar peserta didik dan guru dapat menjalankan kegiatan belajar dengan mengikuti era
perkembangan teknologi. Dan juga sekolah bisa mengaktifkan kembali beberapa
ekstrakurikuler yang tidak dilaksanakan disekolah.
14
DAFTAR PUSTAKA
15
L
A
M
P
I
R
A
N
16
17
18
19
20
21
22