Anda di halaman 1dari 14

“Latar Belakang Perlunya Bimbingan Konseling di Sekolah”

Dosen Pembimbing : Dr.Muh.Shaleh M.Pd

DISUSUN OLEH:

Nama : Yesi Septian


Nim : 18010104028

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN


PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KENDARI
2020

1
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Bismillahirrahmanirrahiim.

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan


rahmat, taufik serta hidayah-nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul “Latar Belakang Perlunya Bimbingan Konseling di Sekolah”.

Sholawat berserta salam semoga selamanya tetap tercurah limpahkan kepada


junjungan Nabi Muhammad SAW karena beliaulah yang membawa kita dari alam
kebodohan menuju alam yang penuh ilmu pengetahuan .

Salah satu tujuan dalam penulisan makalah ini adalah guna memenuhi tugas mata
kuliah “Pengantar Bimbingan Konseling“ penulis menyadari bahwa dalam penulisan
makalah ini masih banyak kekurangan dan kelemahan. Karena itu, saran dan kritikan
maupun sumbangan pikiran yang sifatnya membangundemi kesempurnaan isi
makalah ini sangat penulis harapkan. Akhirnya penulis berharap semoga makalah ini
bermanfaat bagi semua golongan. Amiin.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Kendari ,6 Oktober 2020

Penulis

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ......................................................................................................................2

Daftar Isi ................................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................4

A. Latar Belakang .............................................................................................................4


B. Rumusan Masalah .......................................................................................................4
C. Tujuan ...........................................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................................5

A. Latar Belakang Perlunya Bimbingan Konseling di Sekolah....................................2


B. Faktor-Faktor Yang Melatarbelakangi perlunya Bimbingan Konseling ...............4

BAB III PENUTUP................................................................................................................13

A. KESIMPULAN...............................................................................................................13
B. SARAN............................................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................14

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Menurut pakar bimbingan, bimbingan yaitu suatu proses pemberian bantuan


yang terus menerus dan sistematis dari pembimbing kepada yang dibimbing agar
tercapai kemandirian dalam pemahaman diri, penerimaan diri, pengarahan diri dan
perwujudan diri dalam mencapai tingkat perkembangan yang optimal dan
penyesuaian diri dengan lingkungan.

Sedangkan konseling merupakan bagian dari bimbingan, baik sebagai


pelayanan maupun sebagai teknik. Konseling menurut Rochman Natawidjaja yaitu
satu jenis pelayanan yang merupakan bagian terpadu dari bimbingan. Konseli
merupakan bagian terpadu dari bimbingan dua orang individu, dimana konselor
berusaha membantu konseli untuk mencapai pengertian tentang dirinya sendiri dalam
hubungan dengan masalah-masalah yang dihadapinya pada waktu yang akan datang.

Bimbingan Konseling merupakan salah satu komponen penyelenggaraan


pendidikan di sekolah yang keberadaannya sangat dibutuhkan, khususnya untuk
membantu peserta didik dalam pengembangan pribadi, kehidupan sosial, kegiatan
belajar, serta perencanaan dan pengembangan karir.

B. Rumusan Masalah

1. Mengapa bimbingan dan konseling diperlukan di sekolah?

2. Faktor apa sajakah yang melatarbelakangi perlunya bimbingan dan konseling?

C. Tujuan

1. Mahasiswa mengetahui latar belakang perlunya bimbingan dan konseling di


sekolah.

2. Mahasiswa mengetahui factor-faktor yang melatarbelakangi perlunya bimbingan


konseling di sekolah.

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Latar Belakang Perlunya Bimbingan Konseling

Bimbingan dan konseling merupakan kegiatan yang bersumber pada kehidupan


manusia. Manusia di dalam kehidupannya selalu menghadapi persoalan-persoalan
yang silih berganti. Persoalan yang satu dapat diatasi, persoalan yang lain muncul,
demikian seterusnya. Manusia tidak sama satu dengan yang lain, baik dalam sifat
maupun kemampuannya. Manusia perlu mengenal dirinya sendiri dengan sebaik-
baiknya. Karena dengan mengenal dirinya sendiri, mereka akan dapat bertindak
dengan tepat sesuai dengan kemampuan yang ada pada pada dirinya.

Adapun latar belakang perlunya Bimbingan Konseling dapat dibedakan menjadi


beberapa faktor diantaranya.

1. BERDASARKAN FAKTOR PSIKOLOGIS

Dalam proses pendidikan di sekolah, siswa sebagai subjek didik, merupakan


pribadi-pribadi yang unik dengan segala karakteristiknya. Siswa sebagai individu
yang dinamis dan berada dalam proses perkembangan, memiliki kebutuhan dan
dinamika dalam interaksinya dengan lingkungannya. Sebagai pribadi yang unik,
terdapat perbedaan individual antara siswa yang satu dengan lainnya. Di samping itu,
siswa sebagai pelajar, senantiasa terjadi perubahan tingkah laku sebagai hasil proses
belajar.

Perlunya BK berdasarkan aspek psikologis bimbingan dan konseling sangat


perlu sekali karena pada dasarnya dapat memberikan penjelasan bahwa individu
merupakan pribadi yang unik seperti menyangkut aspek kecerdasan, emosional,
sosiabilitas, sikap, kebiasaan, dan kemampuan penyesuaian diri, individu tidak sama
dan pasti memiliki perbedaan, dapat memberikan pemahaman tentang tingkah laku
individu seiring perkembangannya yang selalu berubah sesuai dengan tugas
perkembangannya kearah kematangan, tingkah laku yang perlu diubah atau
dikembangkan untuk mengatasi masalah yang dihadapi, serta dapat memberikan
pemahaman tentang masalah-masalah psikologis.

5
Selanjutnya akan diuraikan masalah psikologis yang merupakan latar belakang
perlunya Bimbingan dan Konseling di sekolah.

a. Masalah perkembangan individu

1. Hasil proses belajar tergantung pada tingkat kematangan yang telah dicapai

2. Tempo perkembangan berlangsung cepat pada tahun- tahun permulaan

3. Setiap individu memiliki tempo perkembangan masing-masing

4. Perkembangan individu mengikuti pola umum Faktor pembawaan dan


lingkungansama pengaruhnya terhadap proses perkembangan individu

5. Masalah perbedaan individu di sekolah siswa dibentuk oleh lingkungan guru dan
materi pelajaran yang yang sama, akan tetapi hasilnya berbeda, ada siswa yang cepat,
lambat, ada yang cerdas, dan malas dalam belajar.

Kenyataan ini menunjukkan pelayanan bimbingan dan konseling diperlukan,


mengingat bahwa yang menjadi tujuan pendidikan adalah perkembangan yang
optimal dari setiap murid, maka masalah perbedaan individu perlu mendapatkan
perhatian dalam pelayanan pendidikan di sekolah.

b. Masalah Perbedaan Individu

Keunikan individu berarti tidak ada dua orang individu yang sama persis di
dalam aspek-aspek pribadinya, baik aspek jasmaniah maupun rohaniah. Individu yang
satu berbeda dan individu yang lainnya.

Faktor pembawaan dan lingkungan sebagai komponen utama bagi


terbentuknya keunikan individu. Perbedaan pembawaan akan memungkinkan
perbedaan individu meskipun dengan lingkungan sama. Dan sebaliknya lingkungan
yang berbeda akan memungkinkan timbulnya perbedaan individu meskipun
pembawaannya sama.

Di sekolah seringkali tampak masalah perbedaan individu ini, misalnya ada


siswa yang sangat cepat dan ada yang lambat belajar, ada yang cerdas, dan ada yang
berbakat dalam bidang tertentu, dan sebagainya.

6
Kenyataan ini akan membawa konsekwensi bagi pelayanan pendidikan, khususnya
yang menyangkut bahan pelajaran, metode mengajar, alat-alat pelajaran, penilaian,
dan pelayanan lain. Di samping itu, perbedaan perbedaan ini seringkali banyak
menimbulkan masalah-masalah baik bagi siswa itu sendiri maupun bagi lingkungan.
Siswa akan menghadapi kesulitan dalam penyesuaian diri antara keunikan dirinya
dengan tuntutan dalam lingkungannya.

Beberapa segi perbedaan individual yang perlu mendapat perhatian ialah perbedaan
dalam:

 Kecerdasan
 Kecakapan
 Hasil belajar
 Bakat
 Sikap
 Kebiasaan
 Pengetahuan
 Kepribadian
 Cita-cita
 Kebutuhan
 Minat
 Pola-pola dan tempo perkembangan
 Ciri-ciri jasmaniah
 Latar belakang lingkungan

Data tentang perbedaan-perbedaan tersebut akan besar sekali manfaatnya bagi usaha
bantuan yang diberikan kepada siswa di sekolah.

c. Masalah Kebutuhan Individu

Kebutuhan merupakan dasar timbulnya tingkah laku individu. Individu


bertingkah laku karena ada dorongan untuk memenuhi kebutuhannya. Pemenuhan
kebutuhan ini sifatnya mendasar bagi kelangsungan hidup individu itu sendiri. Jika
individu berhasil dalam memenuhi kebutuhannya, maka dia akan merasa puas, dan
sebaliknya kegagalan dalam memenuhi kebutuhan ini akan banyak menimbulkan
masalah baik bagi dirinya maupun bagi lingkungan.

7
Dengan berpegang kepada prinsip bahwa tingkah laku individu merupakan cara
dalam memenuhi kebutuhannya, maka kegiatan belajar pada hakikatnya merupakan
perwujudan usaha pemenuhan kebutuhan tersebut.

Sekolah hendaknya menyadari hal tersebut, baik dalam mengenal kebutuhan-


kebutuhan pada diri siswa, maupun dalam memberikan bantuan yang sebaik-baiknya
dalam usaha memenuhi kebutuhan tersebut.

Seperti telah dikatakan di atas, kegagalan dalam memenuhi kebutuhan ini


akan banyak menimbulkan masalah-masalah bagi dirinya. Pada umumnya secara
psikologis dikenal ada dua jenis kebutuhan dalam diri individu yaitu kebutuhan
biologis dan kebutuhan sosial/psikologis.

Beberapa diantara kebutuhan-kebutuhan yang harus kita perhatikan ialah kebutuhan:

 Memperoleh kasih saying


 Memperoleh harga diri
 Untuk memperoleh pengharapan yang sama
 Ingin dikenal
 Memperoleh prestasi dan posisi
 Untuk dibutuhkan orang lain
 Merasa bagian dari kelompok
 Rasa aman dan perlindungan diri
 Untuk memperoleh kemerdekaan diri

Pengenalan terhadap jenis dan tingkat kebutuhan siswa sangat diperlukan bagi
usaha membantu mereka. Program bimbingan dan konseling merupakan salah satu
usaha kearah itu.

d. Masalah Penyesuaian Diri dan Kelainan Tingkah Laku

Kegiatan atau tingkah laku pada hakikatnya merupakan cara pemenuhan


kebutuhan. Banyak cara yang dapat ditempuh individu untuk memenuhi
kebutuhannya, baik cara-cara yang wajar maupun yang tidak wajar, cara-cara yang
disadari maupun yang tidak disadari. Yang penting untuk dapat memenuhi kebutuhan
ini, individu harus dapat menyesuaikan antara kebutuhan dengan segala kemungkinan
yang ada dalam lingkungan, disebut sebagai proses penyesuaian diri. Individu harus
menyesuaikan diri dengan berbagai lingkungan baik lingkungan sekolah, rumah
maupun masyarakat.

8
Proses penyesuaian diri ini banyak sekali menimbulkan berbagai masalah
terutama bagi diri individu sendiri. Jika individu dapat berhasil memenuhi
kebutuhannya sesuai dengan lingkungannya dan tanpa menimbulkan gangguan atau
kerugian bagi lingkungannya, hal itu disebut “adjusted” atau penyesuaian yang baik.
Dan sebaliknya jika individu gagal dalam proses penyesuaian diri tersebut, disebut
“maladjusted” atau salah sesuai.

Dalam hal ini sekolah hendaknya memberikan bantuan agar setiap siswa dapat
menyesuaikan diri dengan baik dan terhindar dan timbulnya gejala gejala tidak
sesuai. Sekolah hendaknya menempatkan diri sebagai suatu lingkungan yang
memberikan kemudahan-kemudahan untuk tercapainya penyesuaian yang baik.

Sebagaimana telah dikatakan bahwa jika individu gagal dalam memperoleh


penyesuaian diri, maka ia akan sampai pada suatu situasi tidak sesuai. Gejala-gejala
tidak sesuai ini akan dimanifestasikan dalam bentuk tingkah laku yang kurang wajar
atau yang sering disebut sebagai bentuk kelainan tingkah laku.

Kenyataan kelainan tingkah laku ini sering tampak seperti tingkah laku
agresif, rasa rendah diri, bersifat bandel, haus perhatian, mencuri dan sebagainya.
Gejala-gejala semacam itu seringkali banyak menimbulkan berbagai masalah.

e. Masalah belajar

Secara psikologis belajar dapat diartikan sebagai suatu proses memperoleh


perubahan tingkah laku untuk memperoleh pola-pola respons yang baru yang
diperlukan dalam interaksi dengan lingkungan secara efisien. Dalam proses belajar
dapat timbul berbagai masalah baik bagi pelajar itu sendiri maupun bagi pengajar.
Beberapa masalah belajar, misalnya bagaimana menciptakan kondisi yang baik agar
perbuatan belajar berhasil, memilih metode dan alat-alat yang tepat sesuai dengan
jenis dan situasi belajar, membuat rencana belajar bagi siswa, menyesuaikan proses
belajar dengan keunikan siswa, penilaian hasil belajar, diagnosis kesulitan belajar,
dan sebagainya.

Beberapa masalah belajar, misalnya:

1. Bagaimana menciptakan kondisi yang baik agar perbuatan belajar berhasil,

2. Memilih metode dan alat-alat yang tepat sesuai dengan jenis dan situasi belajar,

9
3. Membuat rencana belajar bagi siswa, menyesuaikan proses belajar dengan
keunikan siswa, penilaian hasil belajar, diagnosis kesulitan belajar, dan sebagainya.

Bagi siswa sendiri, masalah belajar yang mungkin timbul misalnya:

1. Pengaturan waktu belajar

2. Memilih cara belajar

3. Menggunakan buku-buku pelajaran

4. Belajar berkelompok

5. Mempersiapkan ujian, memilih mata kuliah yang cocok, dsb

Jadi jelas bahwa dalam kegiatan belajar ini banyak masalah-masalah yang
timbul terutama yang dirasakan oleh si pelajar. Sekolah mempunyai tanggung jawab
yang besar dalam membantu siswa agar mereka berhasil dalam belajar. Untuk itu
hendaknya sekolah memberikan bantuan kepada siswa dalam mengatasi masalah-
masalah yang timbul dalam kegiatan belajar. Di sinilah letak penting dan perlunya
program bimbingan dan konseling untuk membantu agar mereka berhasil dalam
belajar.

2. BERDASARKAN FAKTOR SOSIAL-BUDAYA

Perkembangan zaman (globalisasi) menimbulkan perubahan dan kemajuan


dalam masyarakat. Aspek perubahan meliputi: sosial, politik, ekonomi, industri,
informasi dan sebagainya. Akibatnya ialah berbagai permasalahan yang dihadapi oleh
peserta didik misalnya, pelanggaran tata tertib sekolah, tawuran, minum-minuman
keras, penyalahgunaan narkoba, menonton video porno dll.

Tanggung jawab sekolah ialah membantu para siswa baik sebagai pribadi
maupun sebagai calon anggota masyarakat, dengan mendidik dan menyiapkan siswa
agar berhasil menyesuaikan diri di masyarakat dan mampu menyelesaikan berbagai
masalah yang dihadapinya.

Berbagai permasalahan yang dihadapi oleh individu diantaranya:

 Pengangguran
 Syarat-syarat pekerjaan

10
 Gangguan penyesuaian diri, jenis dan kesempatan pendidikan,
 Perencanaan dan pemilihan pendidikan
 Masalah hubungan sosial
 Masalah keluarga
 Keuangan, masalah pribadi dsb.

Walaupun pada umumnya masing-masing individu berhasil mengatasi dengan


sempurna, sebagian lain masih perlu mendapatkan bantuan. Contoh Tanggung jawab
sekolah, membantu para siswa baik sebagai pribadi maupun sebagai calon anggota
masyarakat, dengan mendidik dan menyiapkan siswa agar berhasil menyesuaikan diri
di masyarakat dan mampu menyelesaikan berbagai masalah yang dihadapinya dengan
demikian Program bimbingan dan konseling bisabmembantu berhasilnya program
pendidikan pada umumnya.

3. BERDASARKAN FAKTOR PAEDAGOGIS

Sesuai dengan kebijaksanaan pemerintah, pendidikan diartikan sebagai suatu


usaha sadar untuk mengembangkan kepribadian yang berlangsung di sekolah maupun
di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup. Sedangkan tujuan pendidikan
sebagaimana dikemukakan dalam GBHN adalah: “Untuk meningkatkan ketaqwaan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa, kecerdasan, keterampilan, mempertinggi budi
pekerti, memperkuat kepribadian, mempertebal semangat kebangsaan dan cinta tanah
air, agar dapat menumbuhkan manusia-manusia pembangunan yang dapat
membangun dirinya sendiri serta bersama-sama bertanggung jawab atas
pembangunan bangsa”. Dan pengertian dan tujuan di atas, jelas bahwa yang menjadi
tujuan inti dari pendidikan adalah perkembangan kepribadian secara optimal dan
setiap anak didik sebagai pribadi. Dengan demikian setiap kegiatan proses pendidikan
diarahkan kepada tercapainya pribadi-pribadi yang berkembang optimal sesuai
dengan potensi masing-masing.

Tujuan inti dari pendidikan adalah perkembangan kepribadian secara optimal


dan setiap anak didik sebagai pribadi. Dengan demikian setiap kegiatan proses
pendidikan diarahkan kepada tercapainya pribadi-pribadi yang berkembang optimal
sesuai dengan potensi masing-masing. Untuk menuju tercapainya pribadi yang
berkembang, maka kegiatan pendidikan hendaknya bersifat menyeluruh yang tidak
hanya berupa kegiatan instruksional (pengajaran), akan tetapi meliputi kegiatan yang
menjamin bahwa setiap anak didik secara pribadi mendapat layanan sehingga
akhirnya dapat berkembang secara optimal.

11
Dalam hubungan inilah bimbingan mempunyai peranan yang amat penting
dalam pendidikan, yaitu membantu setiap pribadi anak didik agar berkembang secara
optimal. Dengan demikian maka hasil pendidikan sesungguhnya akan tercermin pada
pribadi anak didik yang berkembang baik secara akademik, psikologis, maupun
sosial.

Ada tiga hal pokok yang menjadi latar belakang perlunya bimbingan konseling;
dilihat dan segi pendidikan.

1. Dilihat dari hakikat pendidikan sebagai suatu usaha sadar dalam mengembangkan
kepribadian. Maka dalam hal ini proses pendidikan menuntut adanya pendekatan
yang lebih luas dari pada sekedar pengajaran; yaitu dengan pendekatan pribadi
melalui layanan bimbingan dan konseling.

2. Pendidikan senantiasa berkembang secara dinamis dan karenanya selalu terjadi


perubahan perubahan dan penyesuaian dalam komponen-komponennya. Siswa
sebagai subjek didik memerlukan bantuan dalam penyesuaian diri melalui layanan
bimbingan.

3. Guru mempunyai peranan yang tidak hanya sebagai pengajar, tetapi lebih luas lagi
yaitu sebagai pendidik g uru seyogyanya dapat menggunakan pendekatan pribadi
dalam mendidik para siswanya diwujudkan melalui layanan bimbingan.

12
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

1. Perlunya layanan bimbingan dan konseling di sekolah tidak terlepas kaitannya


dengan beberapa aspek yang menjadi latar belakangnya, yaitu aspek sosial-kultural,
pedagogis, dan psikologis. Latar belakang sosial-kultural berhubungan dengan
masalah perkembangan sosial yang juga erat kaitannya dengan perkembangan
kebudayaan khususnya ilmu pengetahuan dan teknologi. Perkembangan tersebut
mempengaruhi sekolah sebagai lembaga pendidikan dan juga mempengaruhi siswa
sebagai individu.

2. Latar belakang pedagogis berhubungan dengan masalah hakikat pendidikan


sebagai usaha mengembangkan kepribadian, dinamika dan perkembangan
kepribadian, dan hakikat peranan guru sebagai pendidik. Hal itu berkaitan erat dengan
perlunya layanan pribadi para siswa dalam upaya mencapai perkembangan optimal.

3. Latar belakang psikologis, berhubungan dengan hakikat siswa sebagai pribadi


yang unik, dinamik dan berkembang, dalam upaya mencapai perwujudan diri. Secara
psikologis setiap siswa memerlukan adanya layanan yang bertitik tolak dari kondisi
keunikan masing-masing.

B. SARAN

Untuk menuju tercapainya pribadi yang berkembang, maka kegiatan


pendidikan hendaknya bersifat menyeluruh yang tidak hanya berupa kegiatan
instruksional (pengajaran), akan tetapi meliputi kegiatan yang menjamin bahwa setiap
anak didik secara pribadi mendapat layanan sehingga akhirnya dapat berkembang
secara optimal. Kegiatan pendidikan yang diinginkan seperti tersebut di atas, adalah
kegiatan pendidikan yang ditandai dengan pengadministrasian yang baik, kurikulum
beserta proses belajar mengajar yang memadai, dan layanan pribadi kepada anak
didik melalui bimbingan.

13
DAFTAR PUSTAKA

Amti,Erman.,majohan. 1991. Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Departemen


Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek
Pembinaan Tenaga Kependidikan

http://izubed.blogspot.co.id/2011/12/latar-belakang-bimbingan-dan-konseling.html

http://pemimpixcil.blogspot.co.id/2013/03/latar-belakang-dan-pentingnya-
bimbingan.html

http://lailansakinah.blogspot.co.id/2015/03/latar-belakang-perlunya-bimbingan.html

14

Anda mungkin juga menyukai