Anda di halaman 1dari 5

D.

UPAYA PEMULIHAN DAN PERBAIKAN LINGKUNGAN

Pandemi corona yang ikut melanda Indonesia sudah barang tentu berdampak hampir seluruh
aspek kehidupan masyarakat, diantaranya aspek kesehatan, sosial budaya dan ekonomi yang
memiliki dampak yang cukup signifikan.

Presiden Joko Widodo mengeluarkan sejumlah kebijkan untuk menangani wabah Covid-19
yang saat ini sedang melanda Indonesia. Penyakit yang diakibatkan oleh virus ini tidak hanya
mendatangkan masalah di aspek kesehatan masyarakat, namun juga geliat perekonomian mulai
dari ranah mikro hingga makro. Untuk itu, sejumlah kebijakan termasuk stimulus ekonomi
dicetuskan oleh Pemerintah, dan berikut ini rinciannya.

1. Keringanan biaya listrik

Presiden Joko Widodo mengumumkan pembebasan serta diskon tarif listrik sebagai bantuan
pemerintah atas dampak pandemi virus corona yang menyebabkan penyakit Covid-19.
Pembebasan tarif berlaku selama tiga bulan bagi pelanggan 450 VA yang jumlahnya sekitar 24
juta. Sementara itu, diskon 50 persen diberikan kepada para pelanggan 900 VA yang jumlahnya
7 juta rumah tangga.

Diskon juga diberikan selama tiga bulan. Jokowi menyebutkan, pembebasan dan diskon tarif
listrik ini diberikan sebagai bantuan atas dampak kebijakan pembatasan sosial skala besar yang
diterapkan pemerintah untuk mencegah penyebaran virus corona. Selain penurunan tarif listrik,
sejumlah bantuan lain juga dikucurkan lewat Program Keluarga Harapan, Kartu Sembako, Kartu
Pra-Kerja, hingga relaksasi kredit. Presiden Jokowi dalam kesempatan ini juga menyatakan
bahwa pemerintah telah memutuskan kebijakan pembatasan sosial berskala besar dalam
mengatasi Covid-19.

2. Pembatasan sosial berskala besar

Meski sebelumnya sudah masyarakat sudah diimbau untuk melakukan penjarakan sosial dan
fisik, namun Presiden Jokowi merasa pemberlakuan imbauan tersebut harus diperluas dan
dipertegas. Presiden meminta untuk dilakukan pembatasan sosial skala besar yang didampingi
dengan kebijakan darurat sipil.
Akan disiapkan payung hukum untuk aturan ini sehingga pemerintah daerah dapat
mengimplementasikan kebijakan yang sama di wilayahnya masing-masing. Jokowi pun meminta
jajarannya segera menyiapkan payung hukum untuk menjalankan pembatasan sosial skala besar
ini sebagai pegangan bagi pemerintah daerah.

Dalam kesempatan tersebut, Jokowi juga kembali menegaskan bahwa kekarantinaan


kesehatan, termasuk karantina wilayah, adalah kewenangan pemerintah pusat, bukan
kewenangan pemerintah daerah.

3. Aturan mudik

Kapastian soal mudik Lebaran 2020 di tengah pandemi corona ( Covid-19), masih dalam
tahap penyelesaian. Pemerintah saat ini dikabarkan tengah berupaya menyelesaikan peraturan
pemerintah (PP) terkait mudik. Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengatakan PP tersebut akan
mengatur pergerakan orang saat pulang kampung untuk guna mencegah penyebaran wabah
corona.

Lebih lanjut Ma'ruf menjelaskan bila dalam anjuran agama Islam saat melakukan sesuatu
yang diyakini dapat menimbulkan bahaya bagi diri sendiri atau orang lain, adalah dilarang
bahkan cenderung diharamkan.

Ma'ruf berharap masyarakat juga memiliki pengertian dan kesadaran sendiri. Pemerintah pun
sudah melakukan tindakan seperti pengurangan transportasi umum hingga tidak ada lagi mudik
gratis. Bahkan Ma'ruf mengatakan bila pemerintah akan menyiapkan bantuan kepada masyarakat
yang tida mudik. Bukan hanya dari pemerintah pusat, tapi juga daerah. Pemerintah bersama DKI
Jakarta juga bersaam menanggulangi bencana ini agar tak ada episentrum baru Covid-19. Salah
satu upayanya melakukan pengetesan terhadap yang belum dites dan penanganan ODP dan PDP.

Saat mengkonfirmasikan soal kebijakan dari Kementerian Perhunungan (Kemenhub),


Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kemenhub Budi Setiyadi megatakan, statusnya kini masih
menunggu dari aturan tadi.

4. Keringanan kredit

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebut bakal memberikan berbagai kemudahan untuk
sejumlah sektor usaha dan masyarakat yang terkena dampak wabah virus corona (Covid-19).
Salah satu kelonggaran yang diberikan ditunjukkan kepada tukang ojek, sopir taksi, serta nelayan
dalam pembayaran cicilan kredit kendaraan bermotor selama satu tahun. Aturan ini akan
diaplikasikan mulai April 2020 mendatang. Hal tersebut disampaikan Jokowi dalam video
conference dari Istana Merdeka, Bogor, Selasa (31/3/2020).

Sebelumnya Jokowi mengaku bahwa tengah menerima keluhan dari pekerja di sektor
informal yaitu tukang ojek dan sopir taksi yang mengalami kesulitan ekonomi di tengah ancaman
virus corona.

Tak hanya itu, ia juga menyatakan akan memberikan keringanan bagi pengusaha sektor kecil
dan menengah. Para pengusaha yang melakukan kredit dengan nilai di bawah Rp 10 miliar akan
diberi penundaan cicilan selama 1 tahun dan penurunan bunga. Asosiasi ojek online (ojol) yang
tergabung dalam Gabungan Aksi Roda Dua (Garda) Indonesia menyambut baik rencana tersebut.
Hanya saja, diharapkan pemerintah dan perusahaan pembiayaan segera merilis skema teknisnya.

5. Menggelontarkan anggaran untuk penanggulangan wabah

Presiden Joko Widodo menggelontorkan anggaran untuk mengatasi Covid-19 melalui APBN
2020 sebesar Rp 405,1 triliun. Besaran anggaran tersebut ditetapkan melalui Peraturan
Pemerintah Pengganti Undang-undang (Perppu) tentang Stabilitas Perekonomian di masa
pandemi corona. Total anggaran tersebut salah satunya akan dialokasikan untuk belanja di sektor
kesehatan sebesar Rp 75 triliun. Serangkaian kebijakan juga telah diambil guna meringankan
masyarakat dan pelaku usaha menghadapi Covid-19.

Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Piter Abdullah menilai
kebijakan pemerintah yang tertuang dalam stimulus fiskal itu memiliki tiga tujuan.

Pertama, meningkatkan pelayanan kesehatan dalam rangka menanggulangi wabah. Kedua,


memberikan bantuan kepada masyarakat kecil yang terdampak. Ketiga, meningkatkan ketahanan
dunia usaha dalam menghadapi wabah covid-19.

Ketua Indonesia Budget Center (IBC) Arif Nur Alam mengatakan kebijakan ekonomi ini
merupakan salah satu instrumen antisipasi resesi ekonomi. “Kebijakan ini perlu diapresiasi, agar
tujuan dan manfaatnya tepat, kebijakan anggaran mesti dikelola secara efektif, efisien,
transparan, dan akuntabel,” ujarnya.
Kebijakan pemerintah ini akan membantu masyarakat kurang mampu. Salah satunya adalah
kebijakan pembebasan biaya listrik dengan daya 450 VA dan pemotongan 50% dengan daya 900
VA. “Walau memang, kebijakan ini belum mampu menghapus kekhawatiran masyarakat untuk
tetap berada di rumah sesuai anjuran pemerintah,” katanya. Hal ini terkait dengan pekerjaan
masyarakat dengan kategori ini merupakan pekerja infomal seperti pedagang kaki lima, sopir,
dan buruh/pekerja harian.

Di satu sisi, Arif menilai kebijakan pemerintah juga turut menguntungkan badan usaha. Pada
sektor fiskal pemerintah menanggung PPh 21 atau pajak penghasilan pekerja pada sektor industri
pengolahan dengan penghasilan maksimal Rp200 juta per tahun. Pemerintah juga membebaskan
PPh impor untuk 19 sektor tertentu yang juga menyasar Wajib Pajak Kemudahan Impor Tujuan
Ekspor (KITE) dan Wajib Pajak KITE Industri Kecil Menengah.

Kebijakan fiskal ini dapat menolong perekonomian Indonesia untuk mengantisipasi resesi,
dan mengoptimalkan serta menjaga stabilitas ekonomi Indonesia. Insentif dan kebijakan ini juga
akan mendorong daya beli masyarakat.

Selain itu, dari total anggaran Rp 405,1 triliun tadi, sebesar Rp 70,1 triliun untuk insentif
perpajakan dan stimulus kredit usaha rakyat. Sisanya, Rp 110 trilliun, akan dialokasikan untuk
perlindungan sosial.

Program perlindungan sosial mencakup anggaran Kartu Prakerja, cadangan logistik sembako,
dan subsidi listrik bagi pelanggan dengan 450 VA dan 900 VA. Presiden Jokowi juga
menyampaikan, pemerintah menganggarkan Rp 25 triliun untuk persediaan logistik dan sembako
di tengah wabah Covid-19. Jokowi berharap penambahan anggaran ini dapat efektif menangani
masalah Covid-19, baik dari sisi kesehatan masyarakat maupun terkait sosial ekonomi.

6. Kebijakan multisektoral

Sejumlah kebijakan terbaru pemerintah dalam menghadapi covid 19 atau virus corona di
Indonesia. Pemerintah Indonesia mengeluarkan kebijakan di berbagai bidang. Bidang kesehatan,
ekonomi dan sosial. Inilah kebijakan-kebijakan tersebut, disampaikan oleh Menteri Kordinator
Bidang Politik Hukum dan Keamanan Mahfud MD.
Menteri Kordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Mahfud MD menjelaskan
kebijakan pemerintah dalam perang melawan pandemi covid-19 di bidang kesehatan, ekonomi,
dan sosial yang dilakukan pemerintah.

Di bidang kesehatan, Mahfud mengatakan pemerintah tegas mengikuti dan mengadopsi


protokol WHO terkait penanganan covid-19 seperti yang ditetapkan oleh WHO. Mahfud
menjelaskan kebijakan itu di antaranya imbauan penggunaan masker di luar rumah, cuci tangan,
phsyical distancing, serta penguraian kerumunan yang menyebabkan terjadinya kontak fisik
secara dekat.

Di bidang ekonomi Mahfud mengatakan pemerintah tidak menghendaki kegiatan ekonomi


tetap berjalan namun tetap mengikuti protokol kesehatan yang sudah ditentukan. Hal itu
disampaikan Mahfud dalam keterangannya yang dibagikan Tim Humas Kemenko Polhukam
pada Minggu (3/5/2020).

Di bidang sosial, Mahfud mengatakan, pemerintah menerapkan kebijakan bantuan sosial.


Mengacu pada arahan Presiden RI Joko Widodo kepadanya, Mahfud mengatakan, bantuan sosial
terutama untuk masyarakat miskin perkotaan tersebut harus diberikan secara cepat dan tepat.
Namun menurutnya jika dalam suatu kondisi tertentu memaksa pemerintah memilih satu di
antara cepat atau tepat, maka Jokowi meminta agar bantuan sosial tersebut diberikan secara cepat
lebih dulu.

Anda mungkin juga menyukai